Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Film merupakan sarana hiburan masyarakat yang sudah sangat

umum saat ini. Hampir seluruh masyarakat di dunia sangat menyukai

sarana hiburan yang satu ini. Film adalah sebuah karya seni yang

menggabungkan gambar bergerak dengan suara, yang bertujuan

menyuguhkan suatu cerita dengan makna didalamnya. Film tidak terlahir

begitu saja, melainkan melalui perkembangan bertahap dari sebuah

kombinasi fotografi hingga menjadi kemasan utuh film seperti yang kita

kenal selama ini. Awalnya film dimaksudkan hanya untuk menampilkan

serangkaian gambar yang bergerak. Cook dan Bonnelli adalah tokoh-tokoh

dibalik awal mula film. Mereka mengembangkan alat bernama

photobioscope pada tahun 1860, sebuah alat yang memiliki kemampuan

untuk memperlihatkan gambar-gambar yang dapat bergerak. Hal ini

berlanjut pada penemuan kamera dan teknik editing. Pada tahun 1920-an,

film-film tanpa dialog, yang lebih dikenal dengan istilah ‘film bisu’ mulai

menjamur. Pada masa ini aktor-aktor seperti Charlie Chaplin sangat

merajai dunia film. Selang beberapa tahun, orang-orang mulai merasa film

akan lebih bagus bila dibumbui dengan dialog, maka era film bisu berakhir

dan dengan ditemukannya teknik penyuaraan. Film-film ‘modern’ mulai

mengambil alih. Masa ini didominasi oleh film aksi koboi dan film

musical, dan semua orang di berbagai belahan dunia tergila-gila oleh aktor

2
2

tampan Fred Astaire serta aktris cantik Ginger Rongers dalam film

fenomenal mereka Shall We Dance ditahun 1937. Penulis memilih film

Guardians of The Galaxy, karena karakter tokoh dalam film ini memiliki

keunikan tersendiri pada tiap karakter yang ditampilkan.

Film juga merupakan salah satu bagian dari kesenian yang sangat

penting keberadaannya karena selain dapat memberikan hiburan, film juga

dapat digunakan sebagai metode pendidikan, alat propaganda ataupun

sebagai kritik sosial. Film tidak hanya berkaitan dengan kebudayaan masa

dan selebriti saja, tetapi film juga dapat digunakan sebagai media untuk

mengekspresikan diri. Elemen visual dalam film memberikan gambar

yang hidup sebagai dasar untuk berkomunikasi secara universal. Beberapa

film menjadi terkenal diseluruh dunia dengan menggunakan tambahan

suara atau judul tambahan yang dapat menerjemahkan dialog kedalam

bahasa yang diinginkan. Banyak teori yang menyatakan bahwa film

sebaiknya menjadi cerminan seluruh atau sebagian masyarakatnya, alias

ada kritik sosial disana. Film sebaiknya mempresentasikan wajah

masyarakatnya. Fungsinya sebagai arsip sosial yang menangkap jiwa pada

saat itu, agar penonton merasa dekat dengan tema yang hadir dan bahkan

serasa melihat dirinya sendiri.

Film Guardians of The Galaxy merupakan salah satu film yang

diproduksi Marvel Studio dan disutradarai oleh James Gunn yang pernah

bertanggung jawab dalam pembuatan remake Dawn of the Dead karya

George A. Romero, film ini dipenuhi oleh bintang-bintang Hollywood


3

ternama seperti Chris Pratt, Zoe Saldana, Vin Diesel, Bradley Cooper, dan

Dave Bautista. Hanya segelintir orang, kebanyakan adalah penggemar

komik yang tahu betul soal tim yang terdiri atas sekawanan kriminal

berhati keras ini. Jika ada yang menarik minat penonton terhadap

Guardians of The Galaxy, hampir bisa dipastikan itu dipicu oleh brand

dari Marvel Studios yang telah begitu menjual, setelah rangkaian film

produksinya sukses menjerat hati penonton maupun kritikus.

Hal menarik yang diteliti dari Film Guardians of The Galaxy

adalah terdapat cukup banyak tokoh dengan karakter-karakternya yang

ditampilkan. Di dalamnya lebih dari sepuluh tokoh dengan karakter-

karakter pribadinya yang cukup bervariasi antara toko satu dengan tokoh-

tokoh lainnya. Dari sekian tokoh yang ada, peneliti hanya mengambil

enam karakter tokoh untuk dijadikan objek penelitian ini. Tokoh-tokoh

tersebut adalah Peter Quill, Gamora, Rocket, Drax dan Groot. Peneliti

hanya ngambil lima karakter tokoh, karena kelima tokoh tersebut itu

sangatlah berpengaruh besar dalam membangun alur cerita film tersebut.

Bedasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul Analisis Tokoh

Utama dalam Film Guardians of The Galaxy.


4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

lebih lanjut meneliti tentang masalah berikut :

1. Seperti apa sifat tokoh utama dalam film Guardians of The

Galaxy?

2. Bagaimana karakter tokoh utama pada film Guardians of The

Galaxy?

3. Apa gaya bahasa yang digunakan pada setiap tokoh utama pada

film Guardians of The Galaxy?

4. Apa kemampuan yang dimiliki oleh setiap tokoh utama pada

film Guardians of The Galaxy?

5. Apa saja latar belakang dari setiap tokoh utama dalam film

Guardians of The Galaxy?

6. Apa senjata atau peralatan tempur yang digunakan oleh setiap

tokoh utama dalam film Guardians of The Galaxy?

C. Pembatasan Masalah

Dikarenakan luasnya cakupan masalah yang ada pada penulisan

ini, maka penulis membatasi analisis karakter dan sifat hanya pada

karakter protagonis utama saja, yaitu Peter Quill, Gamora, Rocket, Drax

dan Groot.
5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang diangkat dalam karya tulis ini adalah untuk

menganalisa kelima tokoh utama tersebut adalah sebagai berikut:

A. Apa saja sifat dan karakter yang dimiliki oleh kelima tokoh

dalam Film tersebut?

B. Apa latar belakang tokoh utama dalam film tersebut?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang

berubungan dengan hal–hal berikut :

1. Untuk mengetahui karakter dan sifat yang dimiliki oleh tokoh

dalam Film Guardians of The Galaxy.

2. Untuk mengetahui latar belakang setiap tokoh dalam Film

Guardians of The Galaxy.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari karya tulis ini adalah untuk menggambarkan

kerjasama yang terbentuk dari latar belakang dan karakter yang berbeda-

beda yang tercerminkan dengan keadaan sosial masyarakat Indonesia yang

sangat beragam. Selain itu bagi penulis, karya tulis ini dibuat sebagai salah
6

satu syarat kelulusan. Dengan harapan penelitian ini dapat bermanfaat bagi

yang lainnya.

G. Sistematika Penulisan

Penulis akan membagi tulisan ilmiah ini menjadi beberapa bagian.

Rinciannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

Berisi tentang landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka

berfikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metodologi penelitian yang terdiri dari waktu dan

tempat penelitian, metode penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan karakter dan sifat yang dimiliki oleh

tokoh dalam Film Guardians of The Galaxy.

BAB V KESIMPULAN

Berisi tentang penyajian kesimpulan bedasarkan hasil pembahasan

pada Analisis Tokoh Utama dalam Film Guardians of The Galaxy.


7

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

a) Landasan Teori

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi

sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. (Aminudin, 2002 :

79). Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah

laku atau watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya

oleh sastrawan disebut perwatakan.

Istilah tokoh menunjuk pada pelaku cerita. Adapun istilah

penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita (Damayanti, 2006 :

17). Karena yang menjadi titik kajian dalam penulisan ini adalah tokoh

dan penokohan; maka untuk itu penulis menggunakan teori tentang tokoh

dan penokohan. Namun demikian, bukan berarti aspek lain seperti tema

dan latar belakang tidak disinggung. Akan tetapi pembahasannya hanya

sekedar mendukung tokoh dan penokohan saja.

Tak berbeda jauh dengan Damayanti, menurut Abrams (dalam

Nurgiyantoro, 2007: 165) tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan

dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

7
8

Menurut Nurgiyantoro (2007: 176-178) tokoh-tokoh cerita dalam

sebuah fiksi dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal meliputi:

(a) Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, maka tokoh cerita

dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya

dalam novel yang bersangkutan, sedangkan tokoh tambahan

adalah tokoh yang hanya sebagai pelengkap saja.

(b) Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, yaitu tokoh protagonis

dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita

kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero.

Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

pandangan pembaca, harapan-harapan pembaca. Sedangkan

tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik.

(c) Berdasarkan perwatakan, tokoh dibagi menjadi dua, yaitu

tokoh sederhana (simple atauflat character) dan tokoh bulat

(compleks character). Tokoh sederhana adalah tokoh yang

hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat tertentu

saja. Sedangkan tokoh bulat atau tokoh kompleks adalah tokoh

yang memiliki kompleksitas yang diungkap dari berbagai

kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati

dirinya.

Dalam kaitannya dengan keseluruhan cerita, peranan setiap tokoh

tidak sama. Ada tokoh yang dapat digolongkan sebagai tokoh sentral atau
9

tokoh utama dan tokoh yang dapatdigolongkan sebagai tokoh tambahan.

Menurut Stanton (dalam Sugihastuti, 2003: 16) bahwa hampir setiap cerita

memiliki tokoh sentral yaitu tokoh yang berhubungan dengan setiap

peristiwa dalam cerita.

Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat dilakukan

dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema,

tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, tokoh itu

yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Pembaca dapat

menentukan tokoh utama dengan jalan melihat keseringan pemunculannya

dalam suatu cerita. Selain lewat memahami peranan dan keseringan

pemunculannya, dalam menentukan tokoh utama dapat juga melalui

petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya. Tokoh utama umumnya

merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan oleh

pengarangnya. Selain itu lewat judul cerita juga dapat diketahui tokoh

utamanya (Aminudin, 2002:80)

Akhirnya penulis sampai pada kesimpulan akhir bahwa penulis

akan menjelaskan mengenai hakikat film, menceritakan tentang latar

belakang pengarang film dan akan menggunakan teori strukturalis yang

akan dipakai sebagai landasan dalam menganalisis tokoh utama dalam

film Guardians of The Galaxy karya James Gunn.

Latar Belakang Singkat Pengarang Film Guardians of The Galaxy,

James Gunn.
10

James Gunn lahir pada tanggal 5 Agustus 1970 di St.Louis adalah

seorang penulis Amerika, sutradara, produser, aktor, dan musisi. Saudara-

saudaranya termasuk Sean seorang aktor dan Matt Gunn seorang aktor dan

penulis politik. Gunn memulai karirnya sebagai penulis naskah di akhir

1990-an, dan telah menulis skrip untuk Tromeo and Juliet (1996), Scooby-

Doo (2002), sekuel Scooby-Doo 2: Monsters Unleashed (2004), dan versi

2004 Dawn of the Dead.

Kemudian Gunn mulai bekerja juga sebagai direktur, dimulai

dengan Slither pada tahun 2006. Ia kemudian menulis dan menyutradarai

film Superhero (2010) dan Guardians of The Galaxy (2014). Ayah Gunn,

James F. Gunn, adalah mitra dan pengacara perusahaan dengan firma

hukum Thompson Coburn di St Louis. Nama Gunn adalah berasal dari

bahasa Irlandia Mac Gil Gunn.

Sejak kecil ia mulai banyak terpengaruh dengan film-film dengan

anggaran rendah seperti Night of the Living Dead dan Friday the 13th. Dia

membaca majalah seperti Fangoria dan menghadiri pemutaran film

bergenre di Teater Tivoli di St Louis. Pada usia 12 tahun, ia mulai

membuat film zombie dengan saudara-saudaranya di hutan dekat rumah

mereka.

Gunn dan saudara-saudaranya semua lulusan dari Saint Louis

University High School, sebuah sekolah tinggi Jesuit yang terletak di

Kings Oak, St. Louis. James pergi untuk menghadiri Saint Louis
11

University, juga didirikan oleh para Yesuit, di mana ia lulus dengan

Bachelor of Arts dalam Psikologi pada tahun 1992. Ia belajar film di

Loyola Marymount University di Los Angeles selama dua tahun. Ia

kemudian meraih gelar Master of Fine Arts dari Universitas Columbia

pada tahun 1995.

Selain itu dalam bermusik, Gunn mulai membuat band pada tahun

1989 saat ia masih tinggal di St Louis disebut “The Icons”, sebuah gothic

rock dan kelompok gelombang baru di mana ia menjabat sebagai vokalis.

Kelompok ini mencapai beberapa keberhasilan daerah ditahun 1994 album

Mom, We Like It Here on Earth, dan lagu-lagu mereka "Sunday" dan

"Walking Naked" yang ditampilkan dalam film Tromeo and Juliet.

“The Icons” menyebutkan beberapa personil yang berganti di

pertengahan 1990-an dan anggotanya pergi dengan cara mereka sendiri.

Gunn terus bekerja dalam musik, menulis lagu untuk Scooby-Doo,

Scooby-Doo 2: Monsters Unleashed. Gunn memulai karirnya dalam

pembuatan film dengan Troma Entertainment pada tahun 1995, untuk

siapa ia menulis film independen Tromeo dan Juliet.

Bekerja bersama mentornya Lloyd Kaufman, co-founder dari

Troma, Gunn belajar menulis skenario, memproduksi film, lokasi

pramuka, pelaku langsung, mendistribusikan film, dan bahkan cara

membuat seni poster sendiri. Setelah berkontribusi terhadap beberapa film

Troma lainnya.
12

Pada tahun 2000 Gunn menulis, diproduksi dan dilakukan dalam

Superhero komedi sendiri, The Specials, disutradarai oleh Craig Mazin

dan menampilkan Rob Lowe, Thomas Haden Church, Paget Brewster,

Judy Greer dan Jamie Kennedy. Skenario Hollywood Gunn yang utama

adalah Scooby-Doo pada tahun 2002. Pada tahun 2004, ia menulis

skenario untuk remake dari “Dawn of the Dead dan Scooby-Doo 2:

Monsters Unleashed”.

Dengan film ini, Gunn menjadi skenario pertama yang memiliki

dua film top box office di minggu berturut-turut. Pada tahun yang sama, ia

menjadi eksekutif produser dan membintangi “Lollilove Mockumentary”,

disutradarai dan dibintangi oleh Jenna Fischer. Debut Film sutradara

adalah 2006 horor komedi “Slither”. Slither termasuk dalam daftar Rotten

Tomatoes 'dari 50 Best Ever pada Film Horror.

Proyek berikutnya Gunn termasuk film komedi pendek

“Humanzee!” yang awalnya ditujukan khusus untuk Horror Xbox Live

yang memenuhi seri film komedi pendek oleh direksi horor, digantikan

dengan Sparky dan Mikaela yang memulai debutnya di Xbox Live pada

tanggal 31 Desember 2008.

Dalam sebuah wawancara di April 2009 The Jace Balai Show,

Gunn dijelaskan Sparky dan Mikaela sebagai "tentang tim memerangi

kejahatan racoon manusia dan mereka memerangi kejahatan baik di dunia

hutan, di antara binatang berbulu, dan di dunia manusia". Pada tahun 2008,
13

Gunn adalah seorang hakim di VH1 reality show televisi, Scream Queens

dimana 10 aktris diketahui bersaing untuk peran dalam film Saw VI,

dimana ia diarahkan kontestan selama tantangan bertindak.

Pada tahun 2010, Gunn merilis film super, komedi dan satir

superhero gelap dibintangi Rainn Wilson dan Ellen Page. Gunn co-

menulis dan mengarahkan Marvel Studios untuk merilis sebuah film yang

berjudul “Guardians of The Galaxy”, yang dirilis pada tanggal 1 Agustus

2014. Saudaranya, Sean Gunn memiliki "bagian integral" dalam film ini.

1) Hakikat Kesusastraan

Sastra berasal dari bahasa sansakerta shastra yang artinya

adalah "tulisan yang mengandung intruksi" atau "pedoman". Dalam

masyarakat Indonesia definisi sastra masih bersifat kabur,

pengertiannya kadang menjadi bias. Pengertian sastra merujuk pada

kesusastraan yang diberi imbuhan ke-an. “Su” artinya baik atau indah

dan “sastra” artinya tulisan atau lukisan. Jadi, kesusastraan artinya

tulisan atau lukisan yang mengandung kebaikan atau keindahan. Sastra

terbagi menjadi sastra lisan dan tulisan. Sastra lisan berkaitan dengan

berbagai macam karya dalam bentuk tulisan sedang sastra lisan adalah

karya sastra yang diekspresikan langsung secara verbal. Dalam

perkembangannya istilah sastra dengan sastrawi mempunyai perbedaan

makna. Sastra diartikan lebih terbatas pada bahasa tulisan sedangkan

sastrawi memiliki makna dan ruang lingkup lebih luas. Istilah sastrawi

merujuk pada sastra yang bersifat lebih puitis dan abstrak. Sastrawan
14

adalah istilah yang berasal dari istilah sastrawi, yaitu orang yang

berkecimpung dan mempunyai keahlian di bidang sastrawi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra

adalah “karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain,

memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan,

keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan

yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa

yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah

manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang khas.

Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra

sesuai dengan wawasannya sendiri.

Menurut Ratna (2005:16) bahasa dan sastra mengikat seluruh

aspek kehidupan, untuk kemudian disajikan dengan cara yang khas dan

unik agar peristiwa yang sesungguhnya dipahami secara lebih

bermakna, lebih intens, dan dengan sendirinya lebih luas dan lebih

mendalam.

Sedangkan Saryono (2009:16-17) mendefinsisikan bahwa

sastra bukan sekedar artefak (barang mati), tetapi sastra merupakan

sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra berkembang

dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik,

ekonomi, kesenian, dan kebudayaan.Sastra dianggap mampu menjadi

pemandu menuju jalan kebenaran karena sastra yang baik adalah sastra

yang ditulis dengan penuh kejujuran, kebeningan, kesungguhan,


15

kearifan, dan keluhuran nurani manusia. Sastra yang baik tersebut

mampu mengingatkan, menyadarkan, dan mengembalikan manusia ke

jalan yang semestinya, yaitu jalan kebenaran dalam usaha menunaikan

tugas-tugas kehidupannya.

2) Hakikat Tokoh dan Penokohan

Menurut Sayuti (2000: 74) tokoh merupakan individu yang

melakoni suatu peranan yang telah diciptakan oleh pengarang dan

lewat tokoh tersebut dapat tergambarkan watak, sifat, dan sikap tokoh.

Tokoh tersebut akan melakoni peran pada cerita sehingga

menggambarkan tiap-tiap pengalaman lewat peristiwa-peristiwa yang

terdapat dalam cerita. Tokoh sendiri dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh

yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral

dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1)Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan

perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

(2)Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan

perwatakan yang bertentangan dengan protagonist atau

menyampaikan nilai-nilai negatif.

Sedangkan menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku

yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu


16

mampu mampu menjalin satu cerita, sedangkan menurut Rahmanto

dan Haryanto (2001:13) bahwa istilah tokoh menunjuk pada orangnya,

pelaku cerita. Watak dan perwatakan menunjuk pada kualitas pribadi

seorang tokoh. Dengan berdasarkan kedua teori tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa tokoh adalah pelaku cerita yang mengalamai

peristiwa dalam cerita tersebut.

Dalam menganalisis tokoh pada film dikenal juga istilah

penokohan, menurut Waluyo (2000:30) bahwa penokohan ialah cara

pengarang menampilkan tokoh-tokohnya, jenis-jenis tokoh, hubungan

tokoh dengan unsur cerita yang lain, watak, tokoh-tokoh, dan

bagaimana ia menggambarkan watak tokoh-tokoh itu. Lebih lanjut

Boulton (2000:42) mengemukakan, untuk mempelajari tokoh dalam

fiksi dapat dilakukan melalui kegiatannya, apa yang dikatakannya

tentang dirinya, dan apa yang dikatakan orang (tokoh) lain tentang

tokoh itu. Dengan demikian, berdasarkan kedua pendapat tersebut

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penokohan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah proses penampilan tokoh dengan

pemberian watak, sifat atau tabiat (kebiasaan) tokoh pemeran suatu

cerita.

Dalam melakukan penokohan (menampilkan tokoh-tokoh dan

watak tokoh dalam suatu cerita), ada beberapa cara yang dilakukan

pengarang, antara lain melalui


17

(a) Penggambaran fisik. Pada teknik ini, pengarang

menggambarkan keadaan fisik tokoh itu, misalnya

wajahnya, bentuk tubuhnya, cara berpakaiannya, cara

berjalannya, dan lain-lain. Dari penggambaran itu, pembaca

bisa menafsirkan watak tokoh tersebut.

(b) Dialog. Pengarang menggambarkan tokoh lewat percakapan

tokoh tersebut dengan tokoh lain. Bahasa, isi pembicaraan,

dan hal lainnya yang dipercakapkan tokoh tersebut

menunjukan watak tokoh tersebut.

(c) Penggambaran pikiran dan perasaan tokoh. Dalam karya

fiksi, sering ditemukan penggambaran tentang apa yang

dipikirkan dan dirasakan tokoh. Penggambaran ini

merupakan teknik yang juga digunakan pengarang untuk

menunjukan watak tokoh.

(d) Reaksi tokoh lain. Pada teknik ini pengarang

menggambarkan watak tokoh lewat apa yang diucapkan

tokoh lain tentang tokoh tesebut.

(e) Narasi. Dalam teknik ini, pengarang (narator) yang

langsung mengungkapkan watak tokoh itu.

3) Hakikat Fiksi

Fiksi adalah sebuah narasi yang sebagian atau seluruhnya berkaitan

dengan peristiwa yang tidak faktual melainkan imajiner dan diciptakan oleh

seseorang berdasarkan imajinasinya. Baik itu berbentuk tontonan,


18

pendengaran ataupun tulisan. Secara kasar bahasa, fiksi bermakna sebuah

tipuan.

Menurut Nurgiyantoro (2007:2-3), fiksi dapat diartikan sebagai

prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan

mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan

antar manusia. Sedangkan menurut Aceng Hasani (2005:21) Fiksi

adalah karangan yang di dalamnya terdapat unsur khayal atau

imajinasi pengarang.

Di lain pihak, Sudjiman dalam Ratna (2004:17) yang menyebut fiksi

ini dengan istilah cerita rekaan juga memaparkan mengenai pengertian fiksi,

yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh

daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Dalam hal ini, Sudjiman

menjelaskan bahwa karangan fiksi merupakan hasil imajinasi seorang

pengarang yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti tokoh, alur, dan

lainnya. Unsur-unsur tersebut saling berkesinambungan agar terjadinya

sebuah cerita.

Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam

interaksinya dengan diri sendiri, sesama, lingkungan, dan interaksi

dengan Tuhan. Meskipun fiksi sebagai cerita rekaan atau khayalan,

tetapi di dalamnya dibalut dengan suatu keadaan yang dapat dikatakan

nyata. Fiksi dibuat dengan berlandaskan rasa kesadaran dan tanggung

jawab pengarang dari segi kreativitas sebagai karya seni. Oleh karena

itu, sebagai sebuah cerita, fiksi tidak hanya memiliki tujuan untuk

memberikan hiburan tetapi juga memiliki tujuan estetik. Sebuah karya


19

fiksi mempunyai unsur pembangun karya fiksi tersebut, diantaranya

unsur intrinsik, ekstrinsik, cerita dan wacana.

(a) Unsur intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri. Unsur intrinsik terdiri dari tema dan

amanat, fakta cerita, dan sarana cerita. Fakta cerita

merupakan hal-hal yang akan diceritakan di dalam sebuah

karya fiksi. Fakta cerita terdiri atas tokoh, alur (plot), latar

(setting). Sarana cerita merupakan hal-hal yang dimanfaatkan

oleh pengarang dalam memilih dan menata detil-detil cerita.

Sarana cerita terdiri atas judul, sudut pandang (point of view),

gaya dan nada. Tema merupakan makna cerita, gagasan

sentral, atau dasar cerita.

(b) Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya

sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi

bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur

ekstrinsik terdiri dari unsur biografi, psikologi, keadaan

lingkungan pengarang, pandangan hidup bangsa, dan lain-

lain.

(c) Cerita dan wacana

Cerita merupakan isi dari ekspresi naratif, sedang

wacana merupakan bentuk dari sesuatu (cerita, isi) yang di


20

ekspresikan (Chatman dalam Nurgiantoro, 2003:). Pihak lain

mengatakan bahwa wacana merupakan sarana untuk

mengungkapkan isi. Atau secara singkat dapat dikatakan,

unsur sarana adalah apa yang ingin dilukiskan dalam teks

naratif itu, sedang wacana adalah bagaimana cara

melukiskannya.

Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir


sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai
jika orang membaca karya sastra.

4) Hakikat Film

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan

dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput

tipis berbahan seluloid yang digunakan untuk menyimpan gambar

negatif dari sebuah objek. Yang kedua, film diartikan sebagai lakon

atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film diartikan sebagai

lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan dalam

media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif.

Sedangkan pengertian secara harafiah film (sinema) adalah

Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) +

graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis

gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita

harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
21

Menurut Arsyad (2002: 49), film atau gambar hidup merupakan

gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan

melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar

hidup. Lebih lanjut menurut Arsyad (2002: 49) film pada umumnya

digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.

Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,menjelaskan

konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat dan

memeperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Meskipun kini film bukan hanya dapat disimpan dalam media

selaput seluloid saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali

dalam media digital. Sejarah film tidak bisa lepas dari sejarah

fotografi. Dan sejarah fotografi tidak bisa lepas dari peralatan

pendukungnya, seperti kamera. Kamera pertama di dunia ditemukan

oleh seorang Ilmuwan Muslim, Ibnu Haitham.

Fisikawan ini pertama kali menemukan Kamera Obscura dengan

dasar kajian ilmu optik menggunakan bantuan energy cahaya matahari.

Mengembangkan ide kamera sederhana tersebut, mulai ditemukan

kamera-kamera yang lebih praktis, bahkan inovasinya demikian pesat

berkembang sehingga kamera mulai bisa digunakan untuk merekam

gambar gerak. Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak

sengaja.

Pada tahun 1878 ketika beberapa orang pria Amerika berkumpul

dan dari perbincangan ringan menimbulkan sebuah pertanyaan :

“Apakah keempat kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat
22

bersamaan ketika kuda berlari?" Pertanyaan itu terjawab ketika

Eadweard Muybridge membuat 16 frame gambar kuda yang sedang

berlari. Dari 16 frame gambar kuda yang sedang berlari tersebut,

dibuat rangkaian gerakan secara urut sehingga gambar kuda terkesan

sedang berlari.

Dan terbuktilah bahwa ada satu momen dimana kaki kuda tidak

menyentuh tanah ketika kuda tengah berlari kencang Konsepnya

hampir sama dengan konsep film kartun. Gambar gerak kuda tersebut

menjadi gambar gerak pertama di dunia. Dimana pada masa itu belum

diciptakan kamera yang bisa merekam gerakan dinamis.

Setelah penemuan gambar bergerak Muybridge pertama kalinya,

inovasi kamera mulai berkembang ketika Thomas Alfa Edison

mengembangkan fungsi kamera gambar biasa menjadi kamera yang

mampu merekam gambar gerak pada tahun 1888, sehingga kamera

mulai bisa merekam objek yang bergerak dinamis.

Maka dimulailah era baru sinematografi yang ditandai dengan

diciptakannya sejenis film dokumenter singkat oleh Lumière

Bersaudara. Film yang diakui sebagai sinema pertama di dunia tersebut

diputar di Boulevard des Capucines, Paris, Prancisdengan judul

Workers Leaving the Lumière's Factory pada tanggal 28 Desember

1895 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi.

Film inaudibel yang hanya berdurasi beberapa detik itu

menggambarkan bagaimana pekerja pabrik meninggalkan tempat kerja


23

mereka disaat waktu pulang. Pada awal lahirnya film, memang tampak

belum ada tujuan dan alur cerita yang jelas. Namun ketika ide

pembuatan film mulai tersentuh oleh ranah industri, mulailah film

dibuat lebih terkonsep, memiliki alur dan cerita yang jelas.

Meskipun pada era baru dunia film, gambarnya masih tidak

berwarna alias hitam-putih, dan belum didukung oleh efek audio.

Ketika itu, saat orang-orang tengah menyaksikan pemutaran sebuah

film, akan ada pemain musik yang mengiringi secara langsung gambar

gerak yag ditampilkan di layar sebagai efek suara.

5) Klasifikasi Film

Seiring berkembangnya dunia perfilman, semakin banyak film

yang diproduksi dengan corak yang berbeda-beda. Secara garis besar,

film dapat diklasifikasikan berdasarkan cerita, orientasi pembuatan,

dan berdasarkan genre. Berdasarkan cerita, film dapat dibedakan

antara film Fiksi dan Non-Fiksi. Fiksi merupakan film yang dibuat

berdasarkan imajinasi manusia, dengan kata lain film ini tidak

didasarkan pada kejadian nyata.

Kemudian film Non-Fiksi yang pembuatannya diilhami oleh

suatu kejadian yang benar-benar terjadi yang kemudian dimasukkan

unsur-unsur sinematografis dengan penambahan efek-efek tertentu

seperti efek suara, musik, cahaya, komputerisasi, skenario atau naskah

yang memikat dan lain sebagainya untuk mendukung daya tarik film
24

Non-Fiksi tersebut. Contoh film non-fiksi misalnya film The Iron Lady

yang diilhami dari kehidupan Margaret Thatcher.

Kemudian berdasarkan orientasi pembuatannya, film dapat

digolongkan dalam film komersial dan nonkomersial. Film komersial,

orientasi pembuatannya adalah bisnis dan mengejar keuntungan.

Dalam klasifikasi ini, film memang dijadikan sebagai komoditas

industrialisasi. Sehingga film dibuat sedemikian rupa agar memiliki

nilai jual dan menarik untuk disimak oleh berbagai lapisan khalayak.

Film komersial biasanya lebih ringan, atraktif, dan mudah

dimengerti agar lebih banyak orang yang berminat untuk

menyaksikannya. Berbeda dengan film non-komersial yang bukan

berorientasi bisnis. Dengan kata lain, film non-komersial ini dibuat

bukan dalam rangka mengejar target keuntungan dan azasnya bukan

untuk menjadikan film sebagai komoditas, melainkan murni sebagai

seni dalam menyampaikan suatu pesan dan syarat akan tujuan.

Karena bukan dibuat atas dasar kepentingan bisnis dan

keuntungan, maka biasanya segmentasi penonton film non-komersial

juga terbatas. Contoh film non-komersial misalnya berupa film

propaganda, yang dibuat dengan tujuan mempengaruhi pola pikir

massal agar sesuai dengan pesan yang berusaha disampaikan. Di

Indonesia sendiri contoh film propaganda yang cukup melegenda

adalah film G30S/PKI. Atau film dokumenter yang mengangkat suatu

tema khusus, misalnya dokumentasi kehidupan flora dan fauna atau


25

dokumentasi yang mengangkat kehidupan anak jalanan, dan lain

sebagainya. Selain itu, beberapa film yang memang dibuat bukan

untuk tujuan bisnis, justru dibuat dengan tujuan untuk meraih

penghargaan tertentu di bidang perfilman dan sinematografi.

Film seperti ini biasanya memiliki pesan moral yag sangat

mendalam, estetika yang diperhatikan detail-detailnya, dengan

skenario yang disusun sedemikian rupa agar setiap gerakan dan

perkataannya dapat mengandung makna yang begitu kaya. Film seperti

ini biasanya tidak mudah dicerna oleh banyak orang, karena memang

sasaran pembuatannya bukan berdasarkan tuntutan pasar. Seni,

estetika, dan makna merupakan tolak ukur pembuatan film seperti ini.

Contohnya di Indonesia seperti film Pasir Berbisik yang di produseri

oleh Christine Hakim dan Daun di Atas Bantal yang berkisah

mengenai kehidupan anak jalanan.

Kemudian klasifikasi berdasarkan genre film itu sendiri.

Terdapat beragam genre film yang biasa dikenal masyarakat selama

ini, diantaranya: Action, Komedi, Drama, Petualangan, Epik, Musikal,

Perang, Science Fiction, Pop, Horror, Gangster, Thriller, Fantasi,

Disaster/Bencana.

6) Pengertian Teori Strukturalis

Historical Overview Structuralism (menyingkap struktur

berbagai aspek pemikiran, ungkapan dan tingkah laku). Pada awal ini
26

penulis ingin memaparkan terlebih dahulu bagaimana suatu kajian

kualitatif terhadap film ini muncul dan berbagai teori-teori yang terkait

dengan sejarah dan teori analisis di dalam itu sendiri.

Jadi kemunculan awal suatu kajian strukturalis terhadap film

diawali bukan terhadap analisis film tetapi film adalah suatu bentuk

yang dikemas dari berbagai unsur seperti bahasa dan cara pengambilan

gambar. Teori strukturalis diawali oleh kajian terhadap ilmu bahasa,

yang muncul pada zaman pertengahan di Eropa dengan nama gerakan

kritis (abad 20 pertengahan) yang didasarkan pada teori-teori ilmu

bahasa adalah suatu sistim yang disatukan dari tanda-tanda.

Jadi mereka berusaha untuk melihat bagaimana suatu sistem

bahasa ini terbentuk yang dimunculkan dengan tanda-tanda yang

bersatu. Gebrakan ilmu ini terlihat jelas ketika seorang tokoh bernama

Levi-Strauss yang memaparkan bagaimana tanda-tanda dari suatu

sistem bahasa yang dibahas secara budaya.

Kultur-kultur, seperti bahasa-bahasa, dapat dipandang sebagai

sistem dari tanda-tanda dan yang diteliti dalam kaitan dengan

menggunakan istilah hubungan-hubungan yang struktural antar unsur-

unsur mereka.

Muncullah gerakan Central binary oppositions yang

mengungkapkan tentang logika yang tak sadar atau “tatabahasa” dari

suatu sistim pandang teks-teks sebagai sistem dari tanda-tanda yang

saling berhubungan dan mencari untuk membuat logika eksplisit


27

mereka yang tersembunyi dengan tokoh-tokohnya: Foucault, Lacan,

Barthes dengan bidang-bidang dari studi: semiotik & narratology.

Dari kemajuan bidang analisis tata bahasa inilah suatu kajian

terhadap film mulai berkembang dengan menggunakan analisi

semiotik yaitu tanda-tanda yang digunakan atau analisis secara

narratology, mengungkap makna narasi di balik teks dan percakapan

suatu pertunjukan yang lebih sering silakukan pada suatu teater.

Perkembangan suatu naratif dan semiotik analisis membawa

hawa segar di dalam dunia ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan

mengangkat suatu cara berpikir, suatu cara pengawasandian dan

mengerti, di dalam film dan teater.Suatu cara melakukan (gerakan seni

di dalam yang terlambat; almarhum enam puluh bahwa menemukan

suatu rumah terutama di dalam teater dan film). Pengertian tidak

dimasukkan oleh berbagai hal tetapi diberikan kepada mereka yaitu

penonton, melalui struktur-struktur yang membentuk konteks-konteks

mereka.

Bagaimana film-film menyampaikan maksud (arti melalui

pemakaian mengkode dan konvensi-konvensi bukan berbeda kepada

jalan bahasa-bahasa digunakan untuk membangun arti komunikasi.

Adapun elemen-elemen dasar semiotika yang adalah : Komponen

tanda (penanda dan petanda), Aksis tanda (paradigma dan sintagma),

Tingkatan tanda (denotasi dan konotasi), Relasi antar tanda (metafora

dan metonimi).
28

Melalui keempat hal dia atas kita dapat memaknakan suatu

tanda-tanda yang ada di dalam suatu film, seperti contohnya film Devil

Wears Prada di sana sang sutradara menampilkan sesosok bos yang

memiliki kelakuan seperti setan.

Untuk memperkuat nilai bagaimana perilaku dari sang bos yang

begitu sadis terhadap bawahannya, ia menggunakan tanda sepatu

warna merah yang dipakai oleh bos tersbut juga di dalam promosi film

yang menurut budaya Amerika warna merah dan merupakan lambang

setan, di sana bila mera menggambarkan setan sering menggunakan

warna merah. Dengan melihat elemen-elemen dasar ini kita dapat

membelah-belah film menjadi komponen kecil untuk melihat makna

dari film itu sendiri.

b) Penelitian Relevan

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran

terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Untuk mengetahui keaslian

penelitian ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian ini.

Penelitian Mei Ambar Sari (2012) dengan judul “Analisis Karakter

dan Konflik Tokoh Utama dalam Novel Bocchan Karya Natsume

Nouseki”. Penelitian tersebut menganalisiskarakter tokoh Bocchan yang

jujur, baik, konsisten, berhati mulia, tidak sabar, selalu bertindak sesuka
29

hati, polos dan ceroboh. Karakter tokoh Akashatsu adalah lemah, jahat,

tidak bertanggung jawab, pembohong, licik dan munafik. Bentuk

permasalahan yang ditimbulkan oleh tokoh Akashatsu terhadap Bocchan

yaitu, pertengkaran Bocchan dengan Yamaarashi dan terlibatnya Bocchan

dalam perkelahian para murid SMP. Bentuk konflik yang terjadi antara

Bocchan dan Akashatsu yaitu, perang dingin. Bentuk penyelesaian konflik

yang terjadi antara Bocchan dan Akashatsu yaitu, kekerasan.

Nella Nabilla (2011) dengan judul “AnalisisTokoh dan Penokohan

Dalam Film ИВАН. ГРОЗНЫЙ Ivan IV Vasilyevich Yang Mengerikan

Bagian 1-2 (1944-1945) Karya Sergei Mikhailovich Eiseintein”. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis seluruh penokohan dan tokoh utama pada

film tersebut.

Novi Lestari (2012) dengan judul “Analisis Karakter Tokoh Utama

Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita Dengan Teori Kepribadian Psikoanalisis

Sigmund Freud”. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepribadian

yang mendominasi tokoh utama dalam film 7 hati 7 cinta 7 wanita secara

garis besar adalah unsur kepribadian super ego karena sikapnya yang

peduli dengan sesama (pasiennya) dan melakukan hal-hal yang terbaik

untuk menyelamatkan hidup pasiennya.lalu konflik yang dihadapi tokoh

utama adalah konflik intern dan ekstern dan sikap tokoh utama

menyelesaikan konflik yang dialaminya dilakukan dengan cara baik-baik

tidak dengan bertengkar atau berakhir bahagia.


30

Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul “Analisis Tokoh

Utama dalam Film Guardians of The Galaxy” ini belum pernah dilakukan

oleh penulis terdahulu. Akan tetapi, jenis penelitian yang menganalisis

karakter tokoh utama sudah banyak dilakukan oleh peneliti yang

terdahulu. Dengan demikian, penelitian terdahulu tersebut dapat dijadikan

sebagai referensi terhadap penelitian ini.

c) Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori di atas, maka penulis menyusun

kerangka berfikir sebagai berikut:

Film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks

khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang

biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar

negatif.

Tokoh utama dalam film ini digambarkan sebagai seseorang yang

lahir dengan nama Peter Quill, ia adalah seorang astronot dari NASA yang

menyadarai kalau ayahnya, sebenarnya adalah seorang alien. Kenyataan

tersebut kemudian membawanya dalam sebuah petulangan keluar angkasa.

Dengan pesawat sentient-nya, ia kemudian menjadi Star-Lord, seorang

polisi intergalaksi yang menjadi pimpinan dari Guardians of The Galaxy.


31

Penulis tertarik untuk menganalisa karakter tokoh utama dalam

film ini karena penulis melihat sosok Quill sebagai manusia yang pantang

menyerah, kehidupannya yang digambarkan dalam film adalah suatu

bentuk dari imajinasi sutradara terhadap suatu realita kehidupan yang sulit.

Semenjak masih kecil Peter Quill telah menjadi korban penculikan

mahluk ruang angkasa, ia bertahan hidup tanpa orang yang ia kenal di sana

sampai dua puluh enam tahun, sampai Quill dewasa akhirnya berusaha

untuk melarikan diri dari tempat dimana dia tinggal sekarang. Sosok Quill

juga digambarkan sebagai seorang dengan jiwa kepemimpinan yang besar,

terbukti pada saat Quill berhasil mengadakan negosiasi dengan orang-

orang yang sebenarnya berniat untuk membahayakan keselamatan Quill.

Quill juga tergambar sebagai sosok yang bijaksana, hal ini

dibuktikan pada adegan saat dimana Quill mencoba untuk menyelamatkan

nyawa Gamora yang notabene adalah pembunuh mematikan yang dikirim

oleh Ronan untuk menghabisi nyawa Quill.

Ronan adalah tokoh antagonis dalam film ini, dia adalah sosok

yang sangat berhasrat untuk dapat menguasai batu berkekuatan tak terukur

yang terdapat dalam bola atau orb yang dicuri oleh Quill, dalam

perjalannya untuk menyelamatkan batu itu dari kekuasaan yang tidak

bertanggung jawab, Quill berjumpa dengan orang-orang yang tidak

disangka akan menjadi orang-orang yang justru akan membantunya dalam

proses penyelamatan galaksi dari si jahat Ronan.


32

Quill dan ketiga rekan yang baru dia jumpai akhirnya harus

berakhir di dalam Kyln, itu adalah tempat dimana para Nova Corps yaitu

adalah pasukan polisi ruang angkasa memenjarakan mereka berempat.

Tanpa di sengaja Quill dan ketiga rekan barunya yaitu Gamora, Rocket,

dan Groot, berjumpa dengan Drax yang ternyata adalah tawanan terkuat di

tempat itu, seakan membuka masa lalu, Drax yang berjumpa dengan

Gamora langsung beritikat untuk membunuhnya.

Hal ini disebabkan karena persekongkolan Gamora dengan Ronan

yang telah menghabisi seluruh keluarga Drax, berniat balas dendam

dengan membunuh Gamora, namun sayangnya hal ini digagalkan oleh

Quill. Dengan cerdik dan bijaksana Quill mencoba untuk meyakinkan

Drax bahwa, Gamora bisa digunakan sebagai alat untuk membawa Ronan

kepadanya.

Kecerdasan tokoh Quill banyak tergambar dalam film ini, Quill

adalah sosok pemimpin yang cerdas, pandai membuat kesepakatan,

bijaksana, pantang menyerah dan dapat diandalkan. Pada akhirnya penulis

dengan menggunakan teori strukturalis akan menganalisa tokoh utama

untuk dikaji lebih dalam lagi.


33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

a) Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif dengan menggunakan data sekunder dan

menggunakan studi pustaka. Dengan bersandar pada teori di atas yaitu

teori strukturalis dengan memfokuskan pada gaya bahasa tokoh utama,

sikap dan perilaku, watak, dan interaksi sosial. Penulis menjadikan faktor-

faktor ini sebagai landasan dalam menganalisa tokoh utama dalam film

Guardians of The Galaxy karya James Gunn.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apapun

yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang terjadi

atau ada. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.

b) Tehnik Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan teknik

kepustakaan di ruang perpusatakaan Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.

Penelitian tergolong penelitian perpustakaan (Library Research), yakni

33
34

penelitian yang dilakukan di dalam ruang bekerja dan di ruang

perpustakaan dimana penelitian memperoleh data atau informasi tentang

objek penelitian lewat buku-buku, internet, dan referensi yang relevan.

Cara lain yaitu dengan menonton berulang-ulang dan dengan membaca

novel.

Selain itu juga penulis menggunakan metode deskriftif yaitu

menggambarkan peristiwa-peristiwa yang nyata atau kejadian yang ada

dalam cerita.

c) Populasi dan Sampel

Populasi diawali dengan penelitian terhadap unsur intrinsik dan

dihubungkan dengan unsur ekstrinsik berupa fenomena sosial, budaya,

biografi, sejarah, dan ekonomi yang melatar belakangi pencipta karya

yang diteliti. Karena proses penangkapan makna dalam penelitian ini tidak

hanya didasarkan pada anlisi unsur intrinsic Guardians of The Galaxy saja,

tetapi juga beberapa unsur ekstrinsik, maka pendekatan yang digunakan

bukanlah struktural murni, tetapi strukturalisme dinamik. Dan sampel

menggunakan unsur moral.

Matriks Table Karakter


35

Tokoh Karakter
Utama Pemberani Penolong Pemarah Baik Hati Cerewet
Peter Quill
Gamora
Rocket
Drax
Groot

d) Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Peneliti atau penulis itu sendiri , karena kegiatan pengumpulan data

tidak bisa dilakukan oleh orang lain.

b. Data-data yang diperoleh dari dalam film berupa adegan, tokoh-

tokoh, karakter tokoh, dan konflik-konflik yang ada.

e) Tehnik Anlisis Data

Dalam menganalisis karakter tokoh utama dalam film

Guardians of The Galaxy karya James Gun, penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menonton dengan seksama dan memahami isi cerita dalam film

Guardians of The Galaxy karya James Gun secara berulang-ulang.


36

b. Menonton film secara teliti untuk memperoleh gambaran tentang

aspek yang akan diteliti, yaitu karakter tokoh utama dalam film

Guardians of The Galaxy karya James Gun.

c. Mencari naskah lengkap dari film Guardians of The Galaxy karya

James Gun.

d. Mengumpulkan dan menyusun data-data tertulis berupa teori-teori

para ahli dalam menganalisa film yang diperoleh dari studi

kepustakaan

e. Membuat ringkasan cerita dari film Guardians of The Galaxy

karya James Gun.

f. Membuat kesimpulan akhir tentang karakter tokoh utama yang

terdapat dalam film Guardians of The Galaxy karya James Gun.

f) Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis teknik data, yaitu deskripsi

eksploratif dan deskripsi analitis. Deskripsi eksploratif digunakan dalam

tahap menonton film secara intensif untuk menjaring data yanng

dibutuhkan. Deksripsi analitis digunakan dalam pengkajian,

mengeksplisitan, dan mensistematikan data yang telah terjaring.


37

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Informasi Penelitian

Film Guardians of The Galaxy merupakan terbitan dari Marvel Studio.

Pada Bab ini, peneliti akan menganalisis karakter dari tokoh utama film

Guardians of The Galaxy. Peneliti memilih menganalisis karakter tokoh dari film

ini karena antara satu tokoh dengan tokoh yang lain memiliki karakter yang

berberda, namun dari perbedaan karakter tersebut mereka dapat bersama-bersama

menjaga kedamaian seluruh Galaxy dari kejahatan Thanos melalui Ronan.

Peter Quill atau yang terkenal dengan sebutan Star Lord, merupakan

manusia dari bumi, yang diculik saat Peter Quill berumur 8 tahun oleh para kaum

elien atau yang disebut dengan “Ravagers” dengan pimpinan bernama Yondu dan

kemudian membesarkannya. Peter Quill memiliki pengetahuan mengenai

berbagai budaya di seluruh galaxy dan menggunakan pengetahuan itu untuk

mencari harta karun yang selanjutnya dijual kepada kolektor demi keuntungan

pribadinya.

Gamora adalah seorang pembunuh dan petarung berkulit hijau yang

terlatih, yang dididik oleh ayah angkatnya yaitu Thanos. Walaupun Gamora

dibesarkan dan didik oleh Thanos, namun ia bermaksud ingin berkhianat dan

melawan Thanos. Itu semua karena seluruh keluarga dan rasnya telah dibunuh

semua oleh Thanos, dan itu membuat ia dendam kepada Thanos.

Rocket Raccoon merupakan makhluk berwujud seekor rakun yang cerdas

hasil dari eksperimen laboraturium dan rekayasa genetik yang menggabungkan

37
38

kepintaran dan pengalaman manusia dengan kecepatan dan refleks seperti rakun.

Ia juga penembak jitu, terlatih menjadi pilot, ahli taktik, serta ahli dalam merakit

senjata.

Drax yang terkenal sebagai Drax The Destroyer yang merupakan tahanan

dari Nova Corp memiliki tujuan untuk membunuh Thanos, Drax menyimpan

dendam kepada Thanos karena Thanos telah membunuh semua keluarganya.

Groot merupakan makhluk luar angkasa yang wujudnya seperti pohon

dan merupakan partner setianya Rocket Raccoon. Dalam film ini Groot hanya

bisa mengucapkan tiga kata saja, yaitu I am Groot. Walau Groot hanya bisa

menugucapkan tiga kata itu saja, namun ia memiliki karakter yang sangat baik

dan mengerti apa yang temannya perlukan.

Tidak disangka mereka dipertemukan sebagai tahanan Nova Corps. Pada

awalnya, Drax yang mempunyai dendam terhadap Ronan ingin membunuh

Gamora sebagai gantinya, namun dihentikan oleh Peter Quill karena hanya

Gamora yang bisa membantu untuk mengalahkan Ronan. Mereka pun bekerja

sama dengan Rocket dan Groot juga agar bisa keluar dari penjara Nova Corps

dan menjual Orb kepada kolektor yang hasil dari penjualan tersebut akan dibagi

empat. Oleh karena itu, mereka bekerja sama untuk keluar. Namun setelah

mengetahui kekuatan dari Orb tersebut bisa menghancurkan Galaxy mereka,

mereka mencoba untuk menaruh Orb tersebut di markas Nova agar aman.

Namun, di tengah perjalanan mereka mengalami masalah karena diserang oleh

pasukan Ronan. Akhirnya merekapun bekerja sama untuk melindungi Galaxy

dari kehancuran.
39

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Dalam film Guardians of The Galaxy, terdapat 5 (lima) tokoh utama

yang memiliki karakter berbeda-beda, maka dari itu para tokoh utama tersebut

harus dianalisis untuk mengetahui karakter masing-masing, sebagai berikut:

1) Peter Quill / Star Lord

Peter Quill/ Star Lord memiliki beberapa karakter dalam film Guardians

of The Galaxy, antara lain:

(a) Peter Quill / Star Lord Memiliki Karakter Tepat Janji

(00:17:39 – 00:17:58)

Peter :” What? What about my bad side?”

(Apa? Bagaimana dengan urusanku? )

Broker : “Farewell Mr. Quill”

(Selamat jalan Mr. Quill)

Peter : “Hey, we had a deal bro!”

(Hey, kita punya kesepakatan bro! )

Gamora : “What happened?”

(Apa yang terjadi? )

Peter :”This guy just backed out of a deal on me, if there’s

one thing I hate. It’s a man without integrity”

(Orang itu mundur dari kesepakatan kami. Satu-satunya

hal yang ku benci. Orang yang ingkat janji)


40

Gambar 4.1

Percakapan dan adegan (00:17:39 – 00:17:58)

Pembahasan:

Peter Quill benci dengan orang yang tidak bisa menepati

janjinya. Ini terlihat saat Peter Quill berhasil mendapatkan Orb (barang

yang diinginkan oleh Broker) yang dia dapatkan di Planet Morag dan

pergi ke tempat seorang kolektor bernama Broker. Namun setelah Broker

mengetahui bahwa Orb itu ada kaitannya dengan Ronan, Broker

membatalkan perjanjian dengan Peter. Broker mengusir Peter untuk

keluar dan saat keluar Gamora yang sudah menunggu di luar pintu

bertanya mengenai apa yang sedang terjadi dan Peter memberitahukan

bahwa dia benci dengan orang yang tidak menepati janjinya.

(b) Peter Quill / Star Lord Memiliki Karakter Pemberani

(00:24:09 – 00:24:20)
41

Peter : “Hey, put that way. Hey! Listen to me, you big blue

bastard. Take those headphones off. That’s mine, those

belong to impound. That tape and that player is mine!”

(Hey, letakkan itu. Dengarkan aku! Dasar makhluk biru

brengsek. Lepaskan headphone itu. Itu milikku,

seharusnya kau menyitanya. Kaset dan pemutarnya

milikku!)

Gambar 4.2
Percakapan dan adegan (00:24:09 – 00:24:20)

Pembahasan:

Peter Quill pemberani namun terkadang bodoh. Ini dapat dilihat

pada gambar. Peter Quill yang mengetahui bahwa walkmannya dipakai

oleh penjaga Nova Corps, Peter Quill langsung mendatangani penjaga

tersebut. padahal Peter Quill dalam keadaan terbogol dan tidak

memegang senjata. Alhasil, Peter Quill diserang oleh penjaga tersebut

dengan senjata listrik.


42

(c) Peter Quill / Star Lord Memiliki Karakter Ambisius

(00:31:23 – 00:31:30)

Peter : “You know where to sell my orb”

(Kamu tahu dimana tempat untuk menjual orb saya)

Gamora : “How are we gonna sell it when we and it are still

here?”

(Bagaimana kita akan menjualnya jika kita dan itu saja

masih di sini

Peter : “My friend Rocket here. Has escaped 22 prisons”

(Temanku Rocket di sini. Telah kabur dari 22 penjara)

Gambar 4.3
Percakapan dan adegan (00:31:23 – 00:31:30)

Pembahasan:

Peter Quill juga memiliki karakter ambisius. Ini terlihat pada

percapakan dan adegan pada gambar . Peter menolong Gamora agar tetap
43

hidup karena Gamora mengetahui tempat yang bisa menjual orbnya.

Walaupun masih dipenjara Peter meyakini bahwa dirinya dan temannya

bisa keluar dari penjara karena ada Rocket yang bisa kabur dari 22

penjara.

(d) Peter Quill / Star Lord Memiliki Karakter Penolong

(01:06:58 – 01:07:08)

Rocket : “Quill. Don’t be ridiculous. Get back into your

pod! You can’t fit two people in there. You’re

gonna die. You’ll die in seconds”

(Quill, jangan bodoh. Cepat kembali ke pesawatmu!

Pesawatmu tidak bisa menampung dua orang. Kau bisa

mati. Kau bisa mati seketika)

Gambar 4.4
44

Percakapan dan adegan (01:06:58 – 01:07:08)

Pembahasan :

Peter Quill memiliki sifat penolong dapat dilihat pada gambar

4.4 di atas. Peter Quill yang melihat Gamora berada di luar pesawat tidak

bisa meninggalkan Gamora begitu saja. Dia pun keluar dari pesawatnya

untuk menolong Gamora, walau dia tahu jika beberapa lama berada di

luar tanpa bantuan alat dia akan mati seperti yang dikatakan oleh Rocket.

Tapi dia lebih memilih untuk menolong Gamora.

(e) Peter Quill / Star Lord Memiliki Karakter Bijaksana

(00:29:36 – 00:29:43)

Drax : “Woman, your words mean nothing to me!“

(Wanita, kata-kata kamu tidak berarti buat saya )

Peter : “Hey! Hey hey hey hey!”

(Hey hey hey hey! )

Rocket : “Crap”

(Omong kosong )

Peter : “You know if killing Ronan is truly your sole purpose,

I don’t think this is the best way to go about it”

(Kamu tahu jika membunuh Ronan adalah satu-satunya

tujuanmu, kurasa ini bukan jalan terbaik untuk

melakukannya)
45

Gambar 4.5

Percakapan dan adegan (00:29:36 – 00:29:43)

Pembahasan:

Peter Quill memiliki sifat yang bijaksana terlihat pada saat Peter

Quill mencoba untuk melerai pertengkaran Drax dengan Gamora, dimana

Drax yang sedang mencoba untuk membunuh Gamora karena dendam.

Peter Quill mencoba menenangkan Drax dengan cara memberitahukan

jika ingin membunuh Ronan Drax harus membiarkan Gamora tetap

hidup.

2) Gamora

Dalam film ini, Gamora memiliki beberapa karakter, antara lain:

(a) Gamora Memiliki Karakter Pemberani

(00:37:24 – 00:37:27)

Gamora :”I’ll need this”

(Saya membutuhkan ini)


46

Polisi Nova : “Good luck. It’s internally wired”

(Semoga beruntung. Ini terhubung dengan kabel

internal)

Gamora : “I’ll figure something out”

(Akan kupikirkan sesuatu)

Gambar 4.6
Percakapan dan adegan

Pembahasan:

Gamora memiliki difat pemberani. Ini dapat dilihat dari gamba

4.6, dimana Gamora melawan polisi Nova Corps demi mendapatkan pita

keamanan yang ada dilengan polisi tersebut, yang akan digunakan untuk

membantu Rocket mengeluarkan mereka dari penjara ini.

(b) Gamora Memiliki Karakter Penolong

(01:43:13 – 01:43:37)

Gamora : “Peter! Take my hand”!

(Peter pegang tanganku!)


47

Alm. Ibu Peter : “Take my hand, Peter”

(Pegang tanganku Peter)

Peter Quill : “Mom”

(Ibu)

Gamora : “Take my hand Peter!”

(Pegang tanganku Peter!)

Gambar 4.7
Percakapan dan adegan (01:43:13 – 01:43:37)

Pembahasan :

Gamora memiliki sifat penolong dapat dilihat pada gambar 4.7.

setelah mengetahui bahwa Peter Quill memegang orb yang mempunyai

kekuatan besar, Gamora tahu jika tidak dibantu Peter Quill akan hancur.

Gamorapun langsung memanggil Peter Quill untuk memegang tangannya

agar kekuatan dari orb tersebut bisa dikendalikan.

(c) Gamora Memiliki Karakter Ambisius

(00:14:51 -00:15:20)
48

Ronan : “Nebula, go to Xandar and get me the orb”

(Nebula, pergi ke Xandar dan bawakan aku orb itu)

Nebula : “It will be my honor”

(Itu kehormatan bagiku)

Gamora : “It will be your doom. It this happens again, you’ll be

facing our father without his prize”

(Itu akan menjadi akhirmu. Jika ini terjadi lagi, kau

akan menghadapi ayah kita tanpa penghargaan

darinya)

Nebula : “I’m daughter of Thanos, just like you”

(Saya puteri Thanos, sama seperti kamu)

Gamora : “But I know Xandar”

(Tetapi aku tahu Xandar)

Nebula : “Ronan has already decreed that i..”

(Ronan sudah menyatakan bahwa aku..)

Ronan : “Don’t speak for me. You will not fail”

(Jangan mengatakan seperti itu. Kau tak boleh gagal)

Gamora : “Have I ever?”

(Pernahkah aku?)
49

Gambar 4.8
Percakapan dan adegan (00:14:51 -00:15:20)

Pembahasan:

Gamora memiliki karakter ambisius terlihat saat Ronan

menyuruh Nebula untuk pergi ke Xandar. Menyadari ini adalah

kesempatan besar untuk bisa menghancurkan Ronan, Gamora bersilat

lidah dengan Nebula agar Gamoralah yang dikirim untuk ke Xandar.

Gamora menggunakan alasan bahwa Gamoralah yang lebih mengerti

Xandar, dan Ronanpun menyetujuinya.

3. Rocket Raccoon

Dalam ini film ini Rocket Raccoon memiliki beberapa karakter, antara

lain:

(a) Rocket Memiliki Karakter Ambisius

(00:16:21 – 00:16:33)
50

Rocket : “Looks like we got one. Okey humie, how bad does

someone wanna find you? 40.000 units? Groot, we’re

gonna be rich”.

(Sepertinya ktia mendapatkan satu. Oke seberapan buruk

seseorang mencarimu? 40.000 unit. Groot kita akan

menjadi kaya)

Gambar 4.9
Percakapan dan adegan (00:16:21 – 00:16:33)

Pembahasan:

Rocket memiliki karakter ambisius. Ini terlihat pada saat Rocket

sedang melihat-lihat menggunakan alat pelacak, tiba-tiba alat tersebut

bunyi dan menginformasikan mengenai harga yang akan dibayar jika

mendapatkan target. Disitu terlihat bahwa Rocket sangat ambisius untuk

mendapatkan Peter Quill, karena Peter Quill sedang diburu oleh Yondu

Udonta dan siapa yang mendapatkan dirinya akan menerima imbalan

uang 40,000 unit dari Yondu. .


51

(b) Rocket Memiliki Karakter Cerdas

(00:34:01 – 00:34:10)

Rocket : “If we’re gonna go out of here, we’re gonna need to get

into the watchtower. And to do that I’m gonna need a

few things. The guards wear security bands to control ins

and outs. I need one”

(Jika kita ingin keluar dari sini, kita harus menyusup ke

menara pengawas itu. Dan untuk melakukan itu, aku

memerlukan beberapa benda. Para penjaga

menggunakan pita keamanan untuk mengontrol masuk

dan keluar. Aku butuh satu)

Gamora : “Leave it to me”

(Serahkan padaku)

Gambar 4.10
Percakapan dan adegan (00:34:01 – 00:34:10)
52

Pembahasan:

Rocket memiliki karakter cerdas, dapat dilihat dari percakapan

dan adegan pada gambar. Pada gambar itu terlihat Rocket sedang

mengatur strategi untuk keluar dari penjara tersebut dan membagii tugas

ke Gamora dan Peter untuk menjalani strateginya tersebut. Rocket bisa

melakukan itu karena dia ahli dalam taktik.

(c) Rocket Memiliki Karakter Pemberani

(01:14:55 – 01:15:09)

Rocket : “Attention, idiots. The lunatic on top of this craft is

holding a Hadron Enforcer. It’s weapon of my own

design.”

(Perhatian makhluk idiot. Orang gila di atas pesawat ini

memegang Hadroen Enforcer. Ini senjata yang buat aku

sendiri)

Yondu :” What the hell..”

(Apa-apaan itu?)

Rocket :” If you don’t hand over our companions now, he’s

gonna tear your ship a new one”

(Jika kau tak serahkan teman-teman kami sekarang juga,

dia akan meledakknya pesawat kamu)


53

Gambar 4.11
Percakapan dan adegan (01:14:55 – 01:15:09)

Pembahasan:

Rocket memiliki sifat berani dapat dilihat pada gambar 4.12.

Rocket beserta Drax dengan berani dan suara lantang mendatangi

pesawat Yondu yang besar demi menolong Peter dan Gamora. Selain itu

Rocket juga merakit senjatanya sendiri yang digunakan apabila Yondu

tidak menyerahkan teman-temannya.

(d) Rocket Memiliki Karakter Sensitif

(00:54:02 – 00: 54:10)

Peter : “Rocket, you’re drunk. All right?. No one’s laughing at

you.”

(Rocket, kamu mabuk, tak ada yang menertawaimu)


54

Rocket : “He thinks I’m some stupid thing! He does! Well, I

didn’t ask to get made. I didn’t ask to torn apart”.

(Dia berpikir, aku sesuatu yang bodoh! Itu benar! Aku

tidak minta untuk diciptakan. Aku tidak minta untuk

dibedah)

Gambar 4.12
Percakapan dan adegan (00:54:02 – 00: 54:10)

Pembahasan:

Rocket memiliki sifat sensitif terlihat pada gambar di atas. Dia

mengira orang-orang menertawainya karena bentuknya yang aneh dan

Drax juga menganggapnya bodoh. Lalu dia bilang ke Peter dan semua

orang yang ada di sana sambil nangis bahwa dia sebenarnya juga tidak

ingin diciptakan seperti itu, dibedah dan disambung berulang-ulang kali.

4. Drax

Pada film ini Drax memiliki beberapa karakter, antara lain:


55

(a) Drax Memiliki Karakter Pemberani

(01:00:44 – 00:00:48)

Drax :” I shall meet my foe and destroy him”

(Aku akan bertemu musuhku dan menghancurkan dia)

Peter :”You called Ronan?”

(Kamu memanggil Ronan?)

Gambar 4.13
Percakapan dan adegan (01:00:44 – 00:00:48)

Pembahasan:

Drax memiliki sifat pemberani. Ini dapat dilihat pada gambar

4.13. Pada gambar terlihat Drax sangat senang akan bertemu dengan

Ronan, karena ingin membalaskan dendamnya. Dan diapun tidak merasa

takut sedikitpun, bahkan dia sendiri yang memanggil Ronan untuk

datang.

d) Drax Memiliki Karakter Ambisius

(00:45:22 – 00:45:27)

Peter : “Because I’m guessing it’s some kind of weapon”

(Karena aku menebak ini semacam senjata)

Gamora : “I don’t know what it is”

(Aku tidak tahu ini apa)

Drax : “If it’s a weapon, we should use it against Ronan”


56

(Jika bola ini senjata, kita bisa menggunakannya untuk

melawan Ronan)

Gambar 4.14
Percakapan dan adegan (00:45:22 – 00:45:27)

Pembahasan:

Drax memilki sifat ambisius terlihat pada gambar. Pada saat

Peter bertanya kepada Gamora mengenai bola apa yang ia punya dan

peter menebak bahwa bola itu adalah senjata. Drax langsung mengambil

bola tersebut dan ingin menggunakan bola orb tersebut untuk

menghancurkan Ronan.

e) Drax Memiliki Karakter Pemarah dan Pendendam

(00:28:33 – 00:29:07)

Drax : “You know who I am, yes?”

(Kamu tahu siapa saya?)

Tahanan Nova : “You’re Drax The Destroyer”


57

Corp (Kamu adalah Drax si Penghancur)

Drax : “And you why they call me this?”

(Dan kamu tahu mengapa mereka menmanggilku ini?)

Tahanan Nova : “You slayed Dozens of Ronan’s minions”

Corps (Kau membantai lusinan anak buah Ronan)

Drax : “Ronan murdered my wife, Ovette, and my daughter,

Camaria. He slaughtered them where they stood. And he

laugh!. Her life is not your to take. He killed my family,

I shall kill one of his in return”

(Ronan membunuh istriku Ovette dan puteriku Camaria.

Dia membantai mereka ditempat mereka berdiri. Dan dia

tertawa! Nyawanya bukan kamu yang mencabut. Ronan

membunuh keluargaku. Akan ku bunuh dia sebagai

gantinya)
58

Gambar 4.15
Percakapan dan adegan (00:28:33 – 00:29:07)

Pembahasan:

Drax memilki karakter pemarah dan pendendam. Ini terlihat pada

saat tahanan- tahanan Nova Corp ingin membunuh Gamora, tiba-tiba

Drax datang mendatangani beberapa tahanan tersebut yang ingin

mencoba membunuh Gamora. Drax marah dan tidak ingin mereka

membunuh Gamora, karena Drax lah yang seharusnya membunuh

Gamora. Karena Ronan telah membunuh keluarganya, maka dari itu

Drax berpikir bahwa dirinyalah yang pantas untuk membunuh Gamora

untuk membalaskan dendamnya terhadap Ronan melalui Gamora.

5. Groot

Dalam film ini Groot memiliki beberapa karakter, antara lain:

(a) Groot Memiliki Karakter Pemberani

(01:33:30 – 00:33:33)
59

Gambar 4.16
Adegan (01:33:30 – 00:33:33)
Pembahasan:

Groot memiliki sifat pemberani. Ini terlihat pada gambar 4.16.

Dimana Groot menghadapi begitu banyaknya musuh hanya seorang diri.

Tanpa diduga Groot memilki kemampuan yang hebat untuk melawan

musuhnya.

(b) Groot Memiliki Karakter Penolong

(00:26:26 - 00:26:38)

Tahanan Nova : “Check out the new meet. I’m gonna slather you up in

Gunavian jelly and go to town”

(Lihatlah tahanan baru ini. Akan kulumat kau seperti jeli

Gunavian, dan pergi ke kota…)

Gambar 4.17
Percakapan dan adegan (00:26:26 - 00:26:38)

Pembahasan:
60

Groot memiliki sifat penolong. Ini dapat dilihat dari percakapan

dan adegan pada gambar. Mengetahui bahwa Peter sedang terancam oleh

perkataan tahanan tersebut, tanpa disuruh Groot langsung memberikan

pelajaran pada tahanan tersebut agar tidak menganggu teman-temannya.

(c) Groot Memiliki Karakter Penyayang

(01:37:50 – 00:39:28)

Rocket :”No. Groot! You can’t. You’ll die. Why are you doing

this?”

(Tidak Groot. Kamu tidak bisa. Kamu akan mati. Kenapa

kamu melakukan ini?)

Groot :”We are Groot)

(Kita adalah Groot)


61

Gambar 4.18
Percakapan dan adegan (01:37:50 – 00:39:28)

Pembahasan:

Groot memiliki sifat penyayang. Ini terlihat pada saat Groot

melihat keadaan teman-temannya yang sekarat dan pesawat milik Ronan

akan jatuh, Groot merasa sedih. Maka dari itu, Groot merelakan dirinya

dengan mengubah dirinya sebagai pelindung teman-temannya agar saat

pesawat jatuh ke Xandar mereka dalam keadaan baik-baik saja, walau

harus merelakanya nyawa Groot.

(d) Groot Memiliki Karakter Baik Hati

(00:34:57 – 00:35:12)

Rocket : “Now, this is important. Once the battery Is removed,

everything is gonna slam into emergency mode. Once we

have it, we gotta move quickly, so you definitely need to

get the last.”

(Sekarang yang terpenting, setelah baterainya diambil,

segalanya akan berubah menjadi mode darurat. Setelah


62

kita ambil, kita harus bergerak cepat. Jadi baterai itu

harus diambil terakhir kali)

Gambar 4.19
Percakapan dan adegan (00:34:57 – 00:35:12)

Pembahasan :

Groot memiliki sifat baik hati, terlihat dari setelah Groot

mendengar Rocket membahas strategi untuk keluar dan dia memerlukan

battery, Groot tanpa ada yang menyuruh langsung mendekati tempat

dimana baterai itu berada tanpa sepengetahuan Rocket. Setelah berhasil

mendapatkan baterai tersebut Groot menunjukkannya kepada Rocket.

C. Penafsiran dan Uraian Penelitian

Untuk memudahkan pembaca, penulis merangkum hasil analisis karakter

pada kelima tokoh utama dalam film Guardians of The Galaxy ke dalam bentuk

tabel, yaitu sebagai berikut:


63

Tabel 4.1
Analisis Karakter Tokoh Utama Film Guardians of The Galaxy

Tokoh Utama Total


Karakter
Peter Quill Gamora Rocket Drax Groot Pemain

Pemberani √ √ √ √ √ 5

Penolong √ √ √ 3

Baik Hati √ 1

Penyayang √ 1

Cerdas √ 1

Ambisius √ √ √ √ 4

Sensitif √ 1

Pemarah √ 1

Pendendam √ 1

Tepat Janji √ 1

Bijaksana √ 1

Total 11 karakter 5 3 4 4 4
64

Tabel 4.2
Tabel data total presentase Analisis Karakter Tokoh Utama Film
Guardians of The Galaxy

No. Karakter Jumlah Data Presentasi (%)


1. Pemberani 5 25%
2. Penolong 3 15%
3. Baik hati 1 5%
4. Penyayang 1 5%
5. Cerdas 1 5%
6. Ambisius 4 20%
7. Sensitif 1 5%
8. Pemarah 1 5%
9. Pendendam 1 5%
10. Tepat janji 1 5%
11. Bijaksana 1 5%
Total 20 100%

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, dapat diketahui beberapa karakter

yang dimiliki masing-masing kelima tokoh utama dalam film Guradian of The

Galaxy. Ada 11 karakter yang ditemukan pada film tersebut, yaitu pemberani,

penolong, baik hati, penyayang, cerdas, amibisius, sensitif, pemarah, pendendam,

tepat janji, dan bijaksana. Namun tidak semua para tokoh utama memiliki semua

karakter tersebut, hanya beberapa karakter dari 11 karakter yang ada.

Tokoh Peter Quill dalam film Guardians of The Galaxy memiliki 5

karakter utama, yaitu pemberani, penolong, ambisius, tepat janji dan bijaksana.

Tokoh gamora dalam film Guardians of The Galaxy memiliki 3 karakter, yaitu

pemberani, penolong dan ambisius. Tokoh Rocket dalam film Guardians of The

Galaxy memiliki 4 karakter, yaitu pemberani, ambisius, sensitif, dan cerdas.

Tokoh Drax dalam film Guardians of The Galaxy memiliki 4 karakter, yaitu

pemberani, ambisius, pemarah dan pendendam. Tokoh Groot dalam film


65

Guardians of The Galaxy memiliki 4 karakter, yaitu pemberani, penolong,

penyayang, dan baik hati.

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan juga bahwa dari tokoh Peter

Quill, Gamora, Rocket, Drax dan Groot ada yang memiliki beberapa karakter

yang sama antara satu dengan yang lainnya dan ada juga karakter yang sama dari

mereka semua. Total karakter pemberani ada 5, itu berarti semua tokoh utama

memiliki karakater pemberani. Total karakter penolong ada 3, yaitu hanya

terdapat pada tokoh Peter Quill, Gamora, dan Groot. Totak karakter baik hati ada

1, yaitu terdapat pada tokoh Groot. Total karakter penyayang ada 1 terdapat pada

tokoh Groot.. Total karakter cerdas ada 1, yaitu terdapat pada tokoh Rocket. Total

karakter ambisius ada 4, yaitu terdapat pada tokoh Peter Quill, Gamora, Rocket

dan Drax. Totak karakter sensitif ada 1, yaitu terdapat pada tokoh Rocket. Total

karakter pemarah ada 1, yaitu terdapat pada tokoh Drax. Total karakter

pendendam ada 1, yaitu terdapat pada tokoh Drax. Total karakter tepat janji ada

1, yaitu terdapat pada tokoh Peter Quill. Total karakter bijaksana ada 1, yaitu

terdapat pada tokoh Peter Quill.


66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Karakter adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan dan sangat penting

dalam sebuah film, tanpa suatu karakter yang tepat sebuah film akan terasa sangat

hampa. Dalam skripsi ini ditemukan 11 karakter yang pada tokoh utamanya, yaitu

yaitu pemberani, penolong, baik hati, penyayang, cerdas, amibisius, sensitif,

pemarah, pendendam, tepat janji, dan bijaksana. Tokoh utama dalam film tersebut

adalah Peter quil yang memiliki karakter pemberani, penolong, ambisius, tepat janji

dan bijaksana, Gamora yang memiliki karakter pemberani, penolong dan ambisius,

Rocket Racoon pemberani, cerdas, ambisius dan sensitif, kemudian Groot

pemberani, penolong, baik hati dan penyayang, terakhir Drax yang memiliki karakter

pemberani, ambisius, pemarah dan pendendam.

Total keseluruhan karakter tokoh utama dalam skripsi ini adalah 20 (dua

puluh) data, yaitu karakter pemberani terdapat 5 (lima) data atau 25% dari presentase

100%, karakter penolong terdapat 3 (tiga) data atau sebanyak 15% dari prsentase

100%, kemudian karakter ambisius terdapat 4 (empat) data atau sebanyak 20% dari

total presentase 100%, dan terakhir karakter baik hati, penyayang, cerdas, sensitif,

pemarah, pendendam, tepat janji dan bijaksana masing-masing terdapat 1 (satu) data

atau maisng-masing presentase 5% dari 100%.

Film dengan genre aksi ini banyak sekali menayangkan tema persahabatan dan

masing-masing tokoh utama memiliki karakter yang berbeda dan tentunya sangat

baik dan tepat, banyak juga pelajaran yang dapat diambil dalam film ini seperti

66
67

pentingnya persahabatan, keberanian dan kebaikan hati untu menolong sesama

makhluk hidup.

B. Saran

Skripsi ini hanya membatasi penelitian pada karakter tokoh utama dalam

dalam film Guardians of The Galaxy. Masih sangat banyak hal yang dapat diteliti

pada film tersebut yang tentunya juga dapat berkaitan dengan karakterpada masing-

masing tokoh utama tersebut, seperti nilai moral, gaya bahasa tubuh dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai