C. TUJUAN
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yakni ethey. Bagi orang Yunani kata ethos
mengandung banyak arti, yakni tempat tinggal, padang rumpur, kebiasaan adat, akhlak,
warak dan pentsaan serta cara berpikir, Vara pakai etika mendefinisikan kata "etika" secara
beragam. Ronald E. Duska dan Brenda Shay Duska, misalnya, mengartikan etika dalam tiga
butir berikut:
a) Sebuah disiplin ilmu terkait dengan apa yang baik dan yang buruk dan kewajiban moral
b) Serangkaian prinsip-prinsip moral atau nilai
c) Teori mengenai sitem nilai moral dan prinsip perilaku yang mengatur Individu atau
kelompok.
Tokoh etika yang lain, Karel Sosipater, mempersempit arti etika dalam dua hal, yakni :
1) penilaian tentang apa yang benar dan apa yang salah dalam perilaku manusia
2) sebuah ilmu, tepatnya cabang filsafat, yakni pemikiran kefilsafatan tentang moralitas,
problem moral dan pertimbangan moral.
C. AJARAN MORAL
R.F. Atkinson mengaitkan kata ajaran moral dengan rangkaian sistem nilai dan
keyakinan dalam masyarakat. Kedua hal ini berfungsi untuk membentuk kualitas
perbuatan. Sistem nilai itu bersumber dari orang-orang bijaksana atau agamawan dan
dinyatakan berupa petuah-petuah, nasihat-nasihat, wejangan, peraturan, dan perintah yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Semua ini dijadikan sebagai
pegangan dalam berperilaku.
D. HUBUNGAN ETIKA DENGAN AJARAN MORAL
Kata moral dalam ajaran moral merupakan kata sifat dari moralitas, yang berasal dari kata Latin,
yakni mos- mores, artinya adat istiadat. Melihat berbagai pandangan tentang hubungan etika dan
ajaran moral pandangan itu terbagi dalam dua kelompok, yakni kelompok yang menyamakan etika
dan ajaran moral serta kelompok yang membedakan keduanya.
Yang pertama menurut pemikiran Aristoteles, kata ethos berarti suatu cara bertindak dan
bertingkah laku yang memberi ciri khas pada seseorang terhadap kelompok sekaligus merupakan
tugas. Dalam pengertian ini, moral dikaitkan dengan kewajiban khusus dan norma dalam bertindak.
Pandangan kedua adalah kelompok yang membedakan etika dari ajaran moral seperti Franz Magnis
Suseno dan A. Charis Zubair. Bagi Franz Magnis Suseno, etika bukan sumber tambahan bagi ajaran
moral, melainkan memberikan pemikiran kritis dan mendasar tentang pandangan moral. Karena itu
etika bersumber dari dalam diri seseorang.
E. ETIKET
Arti etiket sering disamakan dengan etika, padahal keduanya berbeda. Etiket berasal dari
bahasa Prancis, yakni etiquette, artinya kartu undangan. Dalam perkembangan selanjutnya, etiket
lebih dipahami sebagai tata cara atau sopan santun, yang merupakan isi yang tertulis dalam kartu
undangan.
Perbedaan Etika dan Etiket yaitu Etika memberikan norma, Aspasial & atemporal,
Absolut/universal, dan Batiniah. Sedangkan Etiket yaitu berkaitan dengan cara, Spasial dan
temporal, Relatif dan Lahiriah.
F. JENIS-JENIS NORMA
Dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan berbagai norma. Secara umum ada tiga jenis
norma, yakni norma sopan santun, norma hukum dan norma moral.
1) Norma sopan santun mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah seperti tata cara berpakaian, tata
cara bertamu dan lain sebagainya. Karena itu pula norma ini melihat ukuran tindakan dari segi
lahiriah.
2) Norma Hukum adalah seperangkat hukum yang dijadikan sebagai alat untuk mengatur perilaku
dalam hidup bersama. Norma hukum bersifat tegas dan lebih dengan norma sopan santun, karena
sanksinya yang jelas. Tujuannya adalah menciptakan ketertiban.
3) Norma moral merupakan aturan mengenai sikap dan perilaku securung Norma ini menjadi tolak
ukur untuk manilai tindakan secara etis. Cakupan penilaian norma moral jauh lebih luas dan
mendalam dibandingkan dengan penilaian norma sopan santun dan norma hukum.
KESIMPULAN
Berbagai sudut pandang yang bisa digunakan untuk mendefinisikan etika seperti didefinisikan sebagai nilai-nilai yang
berlaku dalam kelompok atau individu, atau diartikan sebagai disiplin ilmu, yakni ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk. Kendati sudut pandang yang digunakan berbeda-beda, namun kedua definisi ini membicarakan hal yang
sama, yakni perilaku baik atau buruk.Kita perlu membedakan etika dari etiket. Etika bersentuhan dengan hal-hal mendasar
dalam diri manusia, seperti motivasi, kesadaran pribadi dan kehendak, sementara etiket lebih menekankan aspek lahiriah
dan penampilan. Etiket sifatnya relatif, karena cakupan keberlakuannya terbatas, sedangkan etika bersifat universal dan
kategoris. Dikatakan universal karena beriaku di mana saja dan menjadi pegangan setiap orang. Dikatakan kategoris
karena setiap orang wajib menjadikannya sebagai dasar bertindak. Dalam membentuk pribadi yang baik seseorang perlu
menjalankan norma- norma. Norma-norma itu meliputi norma sopan santun, norma hukum dan norma moral. Dari antara
ketiga norma ini, norma moral mempunyai kedudukan lebih tinggi. Norma moral bersentuhan dengan dimensi mendasar
manusia dan melebihi lembaga manapun serta menentukan kualitas pribadi. Kendati demikian ketiganya sama-sama
dibutuhkan dalam relasi sosial.
Thanks