Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PROFESI HUKUM

HUBUNGAN ANTARA ETIKA DENGAN NILAI,


MORAL, NORMA, TRADISI, DAN HUKUM
MENURUT PENDAPAT AHLI

Disusun Oleh :
AYON DINIYANTO
8111413146

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2016

PENDAHULUAN
Jika kita mendengar kata etika, maka yang ada dipikiran kita tentu
berkaitan dengan perilaku, sopan santun, kebiasaan atau adat istiadat, norma dan
moral. Namun sebenarnya etika lebih cenderung sama dengan moral walaupun
pada hakikatnya juga mempunyai kesamaan dengan norma, nilai dan tradisi atau
kebiasaan. Secara etimologis etika dapat pula disamakan dengan moral. Moral
berasal dari bahasa latin mos yang juga berarti sebagai adat kebiasaan.
Lawrence Konhberg (1927-1987) juga menyatakan bahwa, etika dekat dengan
moral. Lawrence juga menyatakan bahwa pendidikan moral merupakan integrasi
berbagai ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi budaya, filsafat, ilmu
pendidikan, bahkan ilmu politik. Itu yang dijadikan dasar membangun sebuah
etika. Sedangkan jika dikaji lebih dalam lagi, beberapa ahli membedakan etika
dengan moralitas. Menurut Sony Keraf (1991), moralitas adalah sistem nilai
tentang bagaimana kita harus hidup dengan baik sebagai manusia. Nilai-nilai
moral mengandung petuah-petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah turuntemurun melalui suatu budaya tertentu. Sedangkan etika merupakan refleksi kritis
dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud
dalam sikap dan perilaku hidup manusia. Sehingga tidak jarang jika etika juga
merupakan suatu pengetahuan.
Telaah etika sebagai suatu pengetahuan dapat ditelusuri sampai kurang
lebih 2500 tahun silam pada saat Socrates (seorang filsuf) mengungkapkan etika
itu sebagai sesuatu yang diatur oleh prinsip-prinsip yang mendapat pengakuan
umum masyarakat, yaitu bahwa sesuatu yang dianggap baik oleh seseorang
juga baik bagi semua orang, dan apa yang menjadi kewajiban tetangga juga
menjadi kewajiban saya (Socrates 470-347 SM adalah ahli pikir/filosof Yunani
yang meletakkan dasar-dasar filsafat). Bukan berarti bahwa pada zaman Yunani
kuno itu diciptakan pengetahuan tentang etika. Telah diketahui pula bahwa jauh
sebelum zaman itu masyarakat kuno telah mengenal kebiasaan-kebiasaan,
peradaban, ritus dan upacara-upacara yang menunjukkan bahwa mereka telah
menyadari adanya ketentuan-ketentuan alam dan masalah perilaku individu,
kelompok atau suku bangsa. Masyarakat zaman dahulu telah mempelajari bahwa
kelangsungan hidup, kedamaian dan kebahagiaan bagi setiap individu atau

kelompok hanya dapat dijamin dengan cara hidup sesuai aturan yang telah
ditetapkan oleh kelompok itu. Adanya berbagai ritus dan upacara membuktikan
bahwa mereka telah mempunyai aturan perilaku dan moral yang dianggap perlu
demi untuk kesejahteraan masyarakat secara umum. Oleh karena itu etika sangat
berkaitan baik dengan nilai, moral, norma, tradisi atau kebiasaan dan hukum.
Kemudian apa hubungan antara etika dengan nilai, moral, norma, tradisi atau
kebiasaan dan hukum khususnya berdasarkan dari pendapat para ahli?
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Telah dijelaskan diatas bahwa etika sangat berkaitan dengan nilai, moral,
norma, tradisi atau kebiasaan dan hukum. Oleh karena itu maka perlu dijelaskan
khususnya menurut pendapat para ahli.
Hubungan Etika dengan nilai
1. Menurut K.Bertens bahwa etika adalah norma, nilai atau pola tingkah laku
kelompok profesi tertentu dalam memberikan jasa pelayanan kepada
Masyarakat Hubungannya sangat erat dan sama-sama mengandung unsur
nilai (Bertens K 2007).
2. Menurut Fraenkel, sebagaimana dikutip oleh Soenarjati Moehadjir dan
Cholisin nilai pada dasarnya disebut sebagai standar penuntun dalam
menentukan sesuatu itu baik, indah, berharga atau tidak (Soenarjati dan
Colisin 1989).
3. Robert W. Richey sebagaimana dikutip oleh T. Sulistyono membagi nilai
menjadi tujuh macam, yaitu (1) nilai intelektual, (2) nilai personal dan fisik,
(3) nilai kerja, (4) nilai penyesuaian, (5) nilai sosial, (6) nilai keindahan, dan
(7) nilai rekreasi (Sulistiyono 1991).

Analisis
Nila pada dasarnya merupakan cikal bakal terbentuknya etika dimana nilai
merupakan suatu kaidah dan indikator untuk terciptanya sebuah etika.
Berbagai macam nilai yang ada akan terbentuk menjadi sebuah etika. Jadi
seseorang dapat mempunyai etika manakala seseorang tersebut telah
mempunyai nilai baik nilai-nilai yang saling berkaitan maupun nilai-nilai yang
tergabung untuk membentuk etika.

Hubungan etika dengan moral


1. Menurut Hermian Hadiati Koeswadji bahwa etika atau ethos (baik/layak);
ethikes (moral), ethos (tabiat/kelakuan). Jadi hubungan antara etika dengan
moral sangat berkaitan erat karena etika pada dasarnya merupakan moral.
(Koeswadji 1984)
2. Menurut Bahder J. Nasution bahwa mores (kesopanan dalam suatu
masyarakat), ethos (akhlak manusia). Bahder juga berpendapat sama
bahwa etika adalah moral, jadi hubungan etika dengan moral adalah
berkaitan karena etika sendiri lahir dari moral. (Nasution 2005)
3. Menurut Lawrence Kohlberg bahwa hubungan etika dengan moral adalah
moral mengatur benar-salah menjadi landasan dalam bersikap secara
etis. Namun kebenaran etika, tidak hanya tergantung moral, ada faktorfaktor lain:
a. Faktor internal:
1) Kepercayaan/keimanan seorang.
2) Pendidikan
3) Keperibadian (psikologi)
b. Faktor eksternal:
1) Situasi&kondisi yang dialami
2) Aspek politik
3) Aspek ekonomi
4) Aspek Teknologi dan ilmu pengetahuan
5) Aspek hukum& adat istiadat
6) Aspek sosial (Kohlberg 1981).
Analisis
Hubungan antara moral dan etika yang saling berkaitan tentu akan mudah
dipahami yang mana ketika seseorang mempunyai moral maka orang tersebut
mempunyai etika. Jadi etika seseorang baik salah ataupun benar akan sama
dengan seseorang yang mempunyai moral salah atau benar. Oleh karena itu moral
dapat mempengaruhi etika, karena etika lahir daro moral seseorang.
Hubungan antara etika dengan norma
1. Menurut Keraf bahwa hubungan antara etika dengan norma adalah bahwa
etika juga merupakan norma-norma yang menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai kaidah
atau norma yang disepakati oleh masyarakat. Jadi etika dapat

memepengaruhi norma untuk menuntun manusia bertindak baik di dalam


kehidupan bermasyarakat yang telah menyepakati kaidah norma-norma
yang berlaku (Keraf 1998).
2. Menurut John C. Merill bahwa hubungan etika dengan norma adalah etika
menetapkan norma pada akibat yang diperoleh oleh pelakunya sendiri.
Artinya, tindakan diketegorikan etis atau baik, apabila menghasilkan yang
terbaik bagi diri sendiri (Merill 1996).
3. Menurut Widjaja hubungan etika dengan norma adalah dimana etika yang
membicarakan tata susila dan tata sopan santun atau norma kesopanan. Tata
susila atau norma mendorong untuk berbuat baik, karena hati kecilnya
menganggap baik, atau bersumber dari hati nuraninya, lepas dari hubungan
dan pengaruh orang lain. Tidak jarang ketentuan-ketentuan norma agama juga
menjadi ketentuan-ketentuan norma kesusilaan, sebab pada hakikatnya nilainilai keagamaan dan kesusilaan itu berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa
(Wdjaja 1994).

Analisis
Norma-norma yang berlaku didalam kehidupan bermasyarakat juga
merupakan etika kehidupan bermasyarakat. Dalam tatanan kehidupan masyarakat
seseorang dituntut untuk mempunyai etika. Oleh karenanya seseorang tersebut
harus mempunyai norma-norma yang ada didalam kehidupan bermasyarakat. Agar
etika yang lahir dari norma-norma tersebut dapat diterima dalam kehidupan
bermasyarakat. Jadi ketika norma-norma telah menjadi sebuah etika maka normanorma tersebut harus dijalnkan melalui sebuah etika.
Hubungan antara etika dengan tradisi atau kebiasaan
1. Menurut Sumaryono bahwa hubungan antara etika dengan kebiasaan atau
adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap
masyarakat yang memilikinya. Adat istiadat dapat dimaksudkan dengan
etika perangai yang diartikan sebagai kebiasaan yang menggambarkan
perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di daerah-daerah
tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan

berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku


(Sumaryono 1995).
2. Menurut Aristoteles didalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia
bahwa etika juga membahas mengenai dengan tata cara dan kebiasaan
(adat/tradisi) yang melekat dalam kodrat manusia yang terkait dengan
pengertian baik dan buruk suatu tingkah laku manusia.
3. Menurut Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Jadi etika
merupakan suatu kebiasaan oleh karena itu maka hubungan etika sangat
dekan dan hampir sama karena ketika berbicara etika maka akan berbicara
tentang kebiasaan (Simorangkir 2003).
Analisis
Kebiasaan atau tradisi merupakan sebuah keniscayaan, di dalam kehidupan
yang selalu dijalani tentu terdapat kebiasaan atau tradisi yang sering dilakukan
tanpa pernah diperhatikan ataupun diamati secara mendalam. Seolah-olah
kebiasaan tersebut merupakan sebuah kewajiban yang harus dilkukan. Maka
ketika akan dilanggar akan timbul rasa bersalah walaupun sebenarnya hal tersebut
belum tentu salah. Dari sini akan timbul etika yang berhubungan dengan
kebiasaan atau tradisi bahwa ketika kita tidak menjalankan suatu kebiasaan atau
tradisi maka seolah kita telah melanggar etika yang berlaku dan kita telah
menyalahi etika dalam kehidupan yang telah melekat. Walaupun sebenarnya kita
tidak pernah tahu apakah kebiasaan atau tradisi yang sedang kita jalani itu benar
atau salah.
Hubungan antara etika dengan hukum
1. Menurut Maslow bahwa etika dengan hukum tidak dapat dipisahkan
(needs theory) dimana yang paling pokok adalah pemenuhan kebutuhan
jasmaniah terlebih dahulu agar dapat merasakan urgensi kebutuhan
ekstrim dan aktualisasi diri sebagai professional (Maslow 1943) .
2. Menurut F A Moleok bahwa hubungan etika dengan hukum adalah sama
dimana etika

dan hukum sama-sama mempunyai

tujuan

untuk

memanusiakan manusia menjadi manusia yang beradab (F A Moleok


2002).

3. Menurut pendapat Brandels yang dikutip oleh A.Pattern Jr, dikutip dari
Supriadi, dimana hubungan antara etika dengan hukun adalah sebuah
hukum berhasil menentukan berbagai ketentuan yang merupakan kode
etik, serta pula bertanggung jawab dalam memajukan dan penyebaran
profesi yang bersangkutan yang distandarisasai melalui aturan hukum
(Supriadi 2006).
Analisis
Ketika hukum dikaitkan dengan etika maka yang harus dilakukan adalah
bagaimana keduanya dapat saling bersinergi untuk menciptakan kebenaran.
Karena ketika kita melanggar hukum belum tentu melanggar etika, begitupula
sebaliknya ketika kita mlanggar etika belum tentu kita melanggar hukum. Oleh
karena itu etika dan hukum harus saling bersama-sama agar menciptakan sebuah
kemanfaatan. Penggabungan antara etika dengan hukum atau transformasi
menjadi sebuah kode etik merupakan sesuatu yang amat baik, dimana seseorang
dapat dikatakan berselah ketika tidak menjalankan hukum saja melainkan juga
karena tidak menjalankan etika yang berlaku. Jadi hukum akan bekerja manakala
terjadi pelanggaran terhadap etika. Begitu pula dengan etika yang akan bekerja
untuk menegakan hukum.
SIMPULAN
Norma memiliki sebuah nilai yang mempunyai arti atau bobot yang sangat
berharga. Dimana dalam norma memuat sebuah aturan dasar yang mengatur tata
cara dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu nilai dan norma dapat
membentuk suatu etika. Maka adanya nilai dan norma yang merupakan kelanjutan
dari suatu budaya ini dapat membuat lingkungan yang menganut nilai dan norma
tersebut bertindak sesuai dengan apa yang telah diatur. Dengan kata lain dapat
bertindak sesuai etika yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Kaitan antara
etika dengan nilai dan norma akan sangat terindikator pada sifat positif dan
negatif. Seseorang yang besifat positif akan memiliki etika yang benar, dimana
dalam melakukan tindakan berupa tindakan positif. Begitu sebaliknya seseorang
yang bersifat negaatif akan memeiliki etika yang tidak benar atau akan melakukan
tindakan yang bersifat negatif. Kemudian terkait etka dengan moral bahwa etika

itu hampir sama dengan moral, dengan kata lain ketika seseorang beretika maka
seseorang tersebut bermoral. Selanjutnya hubungan etika dengan kebiasaan yang
mana sangat berkaitan karena etika merupakan kebiasaan, jadi etika lahir dari
tradisi atau kebiasaan atau budaya. Sedangkan hubungan antara etika dengan
hukum adalah

etika dan hukum terdapat dalam tujuan sosialnya. Sama-

samamenghendaki agar manusia melakukan perbuatan yang baik/benar. Oleh


karena itu, dapat dikatakan bahwa pelanggaran hukum merupakan perbuatan yang
tidak etis.
DAFTAR PUSTAKA
A Theory of Human Motivation; Abraham Maslow; 1943; aslinya dipublikasikan
dalam
Psychological
Review,
50,
370-396
http://www.deepermind.com/Theory%20of%20Human
%20Motivation.pdf.
A.W.Widjaja. 1994. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Edisi Baru. Jakarta:
Penerbit Kanisius.
Koeswadji, Hermien Hadiati. Beberapa Permasalahan Mengenai Kode Etik
Kedoktern. Ceramah Dalam Forum Diskusi oleh IDI Jawa Timur, tanggal
11 Maret 1984.
Kohlberg, Lawrence. 1981. Essay on Moral Development, The Philosophy of
Moral Development. (Volume I) San Fransisco: Harper and Row
Publisher.
Merrill, John C. 1996. Overview Foundation in Media Ethics dalam buku
Controversies in Media Ethics.
Nasution, Bahder Johan. 2005. Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter.
Jakarta: Rineka Cipta.
Simorangkir, O. P. 2003. Etika: Bisnis, Jabatan dan Perbankan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soenarjati dan Cholisin. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Pancasila
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sumaryono, E. 1995. Etika Profesi Hukum, Yogyakarta: Kanisius.

Supriadi. 2006. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika.
Sulistyono, T. 1991. Pendidikan Nilai Untuk Sekolah Dasar. Cakrawala
Pendidikan. Majalah Ilmiah Kependidikan Nomor 2 Tahun X Juni 1991.
Yogyakarta : Pusat Pengabdian Masyarakat IKIP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai