YANG DI MODIFIKASI
Disusun Oleh :
Nurlayalia Ramadhini
Guru Pengajar :
Yasmin Khairina
Puji Syukur kehadiran allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
kepada kita, dan tidak lupa solawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW, Keluarganya kerabatnya, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Laporan ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Prakarya yang berjudul "Modifikasi Makanan Khas Daerah Ayam Geprek",
khususnya kepada Ibu Yasmin selaku guru pkwu kami yang telah membimbing baik dalam
praktik maupun materi. Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
penyusunan, bahasa, dan penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pembaca, guna menjadi acuan dalam hal bekal
pengalaman penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga Makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan manfaat untuk
pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan makanan khas daerah.
4 Febduari 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
B. Manfaat ................................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 6
A. Sumber Daya yang Dibutuhkan ............................................................................................. 6
a. Bahan Pangan Hewani .............................................................................................. 6
b. Tenaga Kerja ............................................................................................................ 7
c. Modal Usaha ............................................................................................................ 7
d. Kewirausahaan ......................................................................................................... 7
B. Jenis-jenis Makanan Khas yang Dimodifikasi Dari Bahan Hewani ........................................ 8
C. Menentukan Produk yang Dipilih .......................................................................................... 9
D. Menentukan Lokasi Usaha .................................................................................................. 11
E. Pemasaran Produk............................................................................................................... 11
F. Media Promosi.................................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk, terdiri atas
berbagai suku bangsa, bahasa dan budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi positif
dengan keberagaman makanan khas daerah. Setiap daerah mempunyai makanan khas
yang menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut dan dapat menjadi bagian dari daya
tarik untuk pariwisata selain kekayaan alam dan kesenian. Makanan khas daerah dapat
dibagi berdasarkan bahan utamanya yaitu bahan nabati dan hewani. Makanan khas
daerah bahan hewani adalah makanan dengan cita rasa tertentu suatu daerah dengan
bahan utama hewan. Seperti daging sapi, daging ayam, daging ikan, kulit sapi, dan
sebagainya. Makanan khas daerah hewani menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
nilai jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas yang dinikmati di tempat
maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang. Makanan khas daerah hewani masih
dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan wisatawan atau pendatang.
Beberapa terobosan dapat dilakukan untuk mengangkat citra dan cita makanan khas
daerah hewani. Upaya terobosan membuka peluang makanan khas daerah hewani untuk
didistribusikan ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi
promosi yang positif untuk meningkatkan nilai jual makanan khas daerah hewani dan
pariwisata daerah.
Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat makanan
khas daerah hewani menjadi pilihan potensial untuk wirausaha. Pengembangan
makanan khas daerah hewani selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar,
juga otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan
kesempatan berusaha masyarakat khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan
menumbuhkan perekonomian masyarakat daerah.
Kreativitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan khas daerah
hewani agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk lebih
awet serta upaya promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan. Pengembangan
makanan khas daerah hewani dapat dilakukan dengan memodifikasi cara pengolahan
dan pengemasan. Modifikasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.
Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga
keberadaannya, juga tentu menjadi peluang bisnis yang sangat baik.
B. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan serta wawasan mengenai makanan khas daerah
hewani yang di modifikasi dan cara pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
o Alat
1. Panci/pan 6. Serokan
2. Spatula 7. Sendok
3. Kompor 8. Mangkok
4. Pisau 9. Piring
5. Cobek 10. Tatakan
Langkah Pembuatan
o Cuci ketan kemudian tiriskan.
o Pertama, siapkan adonan kering untuk bumbu Ayam Geprek Mozarella,
yakni masukkan tepung terigu, tepung sagu tani, bubuk bawang putih,
bubuk paprika, garam dan lada putih ke dalam wadah dan aduk hingga
merata.
o Kedua bersihkan ayam terlebih dahulu lalu bumbui ayam dengan bubuk
kunyit, lada, bubuk bawang putih, bubuk paprika, dan garam secukupnya.
Kemudian, marinasi selama 30 menit agar bumbu meresap sempurna ke
dalam daging ayam.
o Ketiga, siapkan adonan basah untuk bumbu Ayam Geprek Mozarella
dengan memasukkan telur, susu cair, air, lada dan garam ke dalam wadah
dan diaduk hingga semua bumbu tersebut tercampur dengan merata.
o Kemudian, lumuri ayam dengan adonan kering, adonan basah, dan akhiri
dengan melumurkan adonan kering pada daging ayam.
o Setelah itu, siapkan wajan/panci dan masukkan minyak goreng lalu
panaskan
o Selanjutnya, masukkan ayam yang sudah diberi adonan tersebut ke dalam
wajan dan goreng ayamnya hingga kecoklatan, setelah itu angkat dan
sisihkan sejenak
o Sekarang, kita siapkan bumbu untuk Sambal di Ayam Geprek tersebut.
Pertama, masukkan bahan-bahan Sambal yakni bawang putih, bawang
merah, dan cabai rawit ke dalam wajan dan tumis hingga wangi, lalu
tiriskan.
o Setelah itu, tuangkan garam, bawang putih, kacang tanah, bawang merah,
cabai rawit merah, gula, jeruk limau ke dalam ulekan dan ulek-ulek
semuanya hingga tercampur dengan halus.
o Sekarang waktunya bikin Ayam Geprek Mozarella deh! Ambil dan letakkan
ayam yang sudah digoreng tadi ke dalam sambal yang diulek, lalu geprek
hingga menjadi hancur, lalu tuangkan keju mozzarella yang sudah
dilelehkan diatas ayam yang sudah digeprek.
o Ayam geprek mozzarella sudah siap!!!
E. Pemasaran Produk
Ketepatan memilih, dan menentukan sistem pemasaran menjadi salah satu
penentu keberhasilan dari penerimaan produk tersebut di tangan konsumen. Salah satu
sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk makanan khas daerah
adalah sistem konsinyasi. Sistem konsinyasi adalah suatu bentuk kerja sama antara dua
pihak ketika salah satu pihak sebagai pemilik barang (consignor) menyerahkan
barangnya kepada pihak tertentu untuk dititipi atau menjual barang (consignee).
Consignor akan menitipkan barang kepada consignee di toko yang dimikinya.
Consignee mendapat keuntungan dari penjualan barang dengan menjual barang di atas
harga yang diberikan oleh consignor atau dengan mendapatkan komisi dari consignor
atas barang yang telah terjual.
a. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Konsinyasi
Keungulan Sistem Konsinyasi
a) Bagi pemilik produk (consignor)
Dapat memperluas pasar dan menghemat biaya promosi, menghemat
penggunaan tenaga kerja dan biaya pelayanan, serta dapat fokus terhadap
produk yang diproduksinya sehingga dapat melakukan inovasi agar produk
yang dijual lebih unggul.
b) Bagi penjual (consignee)
Dapat memeroleh keuntungan tanpa mengeluarkan modal terlebih dulu.
Jika barang tidak laku atau rusak consignee tidak akan mengalami kerugian atas
produk tersebut display produk yang dijualnya menjadi bertambah tanpa
mengeluarkan modal.
Kelemahan Sistem Konsinyasi
a) Bagi pemilik produk (consignor)
Adanya risiko kerugian jika salah memilih consignee, promosi yang
dilakukan consignee tidak sesuai yang diharapkan consignor, hasil penjualan
produk tidak dapat langsung diterima oleh consignor karena biasanya
pembayaran dilakukan secara berkala yakni perminggu atau perbulan.
b) Bagi penjual (consignee)
Sistem konsinyasi hampir tidak memiliki kelemahan bagi consignee
karena produk yang dijual bukan produk mereka sendiri.
b. Penerapan Sistem Konsinyasi Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan sistem konsinyasi makanan khas
daerah yang di modifikasi yaitu jangka waktu penjualan. Jangka waktu penjualan
menjadi hal yang penting karena berkaitan dengan makanan karena terdapat masa
kedaluwarsa.
Consignor harus memberikan jangka waktu penjualan pada consignee, dengan
cara memberi label kedaluwarsa pada produk makanan yang dijual.
Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh seorang consignor dalam sistem konsinyasi,
yaitu:
1. Periklanan (Advertising)
Promosi melalui iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti
pemasangan billboard di jalan atau lokasi yang strategis, pencetakan brosur untuk
ditempel atau disebarkan di berbagai tempat yang dianggap strategis, pemasangan
spanduk, iklan melalui media cetak (koran, majalah, tabloid, dan buku), iklan
melalui media elektronik (elevisi, radio, internet, dan film). Hal yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan promosi melalui iklan adalah sebagai berikut :
Jangkauan media yang akan digunakan.
Sasaran atau konsumen yang akan dituju.
Besarnya biaya yang akan dikeluarkan.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi ini dilakukan dengan tujuan menarik perhatian konsumen agar
segera membeli produk yang ditawarkan. Dengan begitu, promosi penjualan harus
dibuat menarik.
Jenis promosi penjualan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Pembelian harga khusus (special price) atau diskon untuk produk tertentu.
Pemberian undian kepada setiap konsumen yang membeli dalam jumlah
tertentu.
Pemberian cendera mata atau kenang-kenangan kepada konsumen yang loyal.
3. Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah kegiatan promosi untuk memancing konsumen melalui
kegiatan, seperti pameran, pundi amal, bazar serta kegiatan lainnya sehingga dapat
meningkatkan pamor perusahaan.
4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Penjualan pribadi merupakan penjulan yang berinteraksi langsung dengan
konsumen, dengan menjelaskan tentang manfaat produk perusahaan. Mereka dapat
menawarkan produknya dengan cara door to door di rumah calon konsumen atau di
kantor-kantor atau pun di tempat yang dianggap strategis. Namun, kelemahan dari
penjualan pribadi, yaitu tingginya biaya yang diperlukan untuk mempromosikan
produk perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan khas daerah bahan hewani adalah makanan dengan cita rasa tertentu
suatu daerah dengan bahan utama hewan. Seperti daging sapi, daging ayam, daging
ikan, kulit sapi, dan sebagainya.
Sumber daya yang harus tersedia dalam usaha pengolahan makanan khas daerah
yakni bahan produksi dari bahan pangan hewani, tenaga kerja, modal usaha dan
kewirausahaan.
Jenis-jenis Makanan Khas yang Dimodifikasi dari Bahan Hewani seperti Bakso
Solo, Ayam Geprek Mozarella, Mie Ayam, Rendang, dan Tamoyaki.
Sarana promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk mempromosikan
produk yang dihasilkan, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales
promotion), publisitas (publicity) dan penjualan pribadi (personal selling).
Salah satu sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk makanan
khas daerah adalah sistem konsinyasi. Sistem konsinyasi adalah suatu bentuk kerja
sama antara dua pihak ketika salah satu pihak sebagai pemilik barang (consignor)
menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu untuk dititipi atau menjual barang
(consignee).
DAFTAR PUSTAKA