Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MAKANAN KHAS DAERAH HEWANI

YANG DI MODIFIKASI

Disusun Oleh :

Kaysa Adzkia Khaira

Nurlayalia Ramadhini

Muhammad Alvin Hidayat

Kelas : XII IPA-2

Guru Pengajar :

Yasmin Khairina

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 HULU SUNGAI SELATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Puji Syukur kehadiran allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
kepada kita, dan tidak lupa solawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW, Keluarganya kerabatnya, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Laporan ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Prakarya yang berjudul "Modifikasi Makanan Khas Daerah Ayam Geprek",
khususnya kepada Ibu Yasmin selaku guru pkwu kami yang telah membimbing baik dalam
praktik maupun materi. Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
penyusunan, bahasa, dan penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pembaca, guna menjadi acuan dalam hal bekal
pengalaman penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga Makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan manfaat untuk
pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan makanan khas daerah.

4 Febduari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
B. Manfaat ................................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 6
A. Sumber Daya yang Dibutuhkan ............................................................................................. 6
a. Bahan Pangan Hewani .............................................................................................. 6
b. Tenaga Kerja ............................................................................................................ 7
c. Modal Usaha ............................................................................................................ 7
d. Kewirausahaan ......................................................................................................... 7
B. Jenis-jenis Makanan Khas yang Dimodifikasi Dari Bahan Hewani ........................................ 8
C. Menentukan Produk yang Dipilih .......................................................................................... 9
D. Menentukan Lokasi Usaha .................................................................................................. 11
E. Pemasaran Produk............................................................................................................... 11
F. Media Promosi.................................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk, terdiri atas
berbagai suku bangsa, bahasa dan budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi positif
dengan keberagaman makanan khas daerah. Setiap daerah mempunyai makanan khas
yang menjadi bagian dari ciri khas daerah tersebut dan dapat menjadi bagian dari daya
tarik untuk pariwisata selain kekayaan alam dan kesenian. Makanan khas daerah dapat
dibagi berdasarkan bahan utamanya yaitu bahan nabati dan hewani. Makanan khas
daerah bahan hewani adalah makanan dengan cita rasa tertentu suatu daerah dengan
bahan utama hewan. Seperti daging sapi, daging ayam, daging ikan, kulit sapi, dan
sebagainya. Makanan khas daerah hewani menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
nilai jual pariwisata suatu daerah, baik sebagai makanan khas yang dinikmati di tempat
maupun sebagai oleh-oleh yang dibawa pulang. Makanan khas daerah hewani masih
dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan wisatawan atau pendatang.
Beberapa terobosan dapat dilakukan untuk mengangkat citra dan cita makanan khas
daerah hewani. Upaya terobosan membuka peluang makanan khas daerah hewani untuk
didistribusikan ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi
promosi yang positif untuk meningkatkan nilai jual makanan khas daerah hewani dan
pariwisata daerah.
Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat makanan
khas daerah hewani menjadi pilihan potensial untuk wirausaha. Pengembangan
makanan khas daerah hewani selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar,
juga otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan
kesempatan berusaha masyarakat khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan
menumbuhkan perekonomian masyarakat daerah.
Kreativitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan khas daerah
hewani agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk lebih
awet serta upaya promosi dan sosialisasi yang lebih ditingkatkan. Pengembangan
makanan khas daerah hewani dapat dilakukan dengan memodifikasi cara pengolahan
dan pengemasan. Modifikasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.
Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga
keberadaannya, juga tentu menjadi peluang bisnis yang sangat baik.
B. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan serta wawasan mengenai makanan khas daerah
hewani yang di modifikasi dan cara pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Daya yang Dibutuhkan


Guna menjalankan usaha pengolahan makanan khas Daerah terdapat beberapa
sumber daya yang harus tersedia yakni bahan produksi dari bahan pangan hewani.
Selain itu, ketersediaan rempah-rempah di Indonesia merupakan unsur penunjang untuk
memenuhi kebutuhan bahan produksi makanan khas daerah yang dimodifikasi dari
bahan hewani.
a. Bahan Pangan Hewani
Bahan pangan hewani umumnya dibagi menjadi dua yaitu hewan darat dan
hewan air. Hewan air yang dijadikan sebagai pangan contohnya adalah ikan, udang,
cumi, kerang, terimpang dan gurita. Sementara itu, kelompok hewan di darat terdiri
atas dua kelompok yakni kelompok ternak besar (sapi, kerbau dan kambing), dan
kelompok ternak kecil (ayam, bebek, burung, angsa) yang dapat dimanfaatkan telur
dan dagingnya.
Bahan pangan hewani memiliki karakter karakter. Pertama, bahan pangan
hewani tidak memiliki struktur jaringan. Kedua, bahan pangan hewani mudah
terpenetrasi oleh faktor luar, terutama bahan hewani susu karena memiliki globula
lemak, telur pada kuning telur sehingga mempengaruhi daya tahan menjadi rendah
dan mudah rusak.
a) Daging
Daging merupakan sumber gizi bahan pangan hewani terutama sumber protein
dan lemak. Berdasarkan warnanya daging dibedakan menjadi dua yaitu daging
merah (sapi, kerbau, domba, kuda, babi, dan kambing) dan daging putih
(unggas).
b) ikan
Manfaat ikan sangat besar untuk kehidupan manusia, sebagai sumber energi,
membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, memperkuat daya tahan
tubuh, dan memperlancar proses fisiologis dalam tubuh.
c) telur
Sumber bahan telur berasal dari hewan ternak jenis unggas. Telur kaya akan
protein, mineral, dan vitamin yang berperan penting dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak serta membantu dalam meningkatkan
kecerdasan otak serta menjaga kesehatan tubuh manusia.
d) susu
Susu mengandung berbagai zat yang berguna bagi pertumbuhan manusia
terutama untuk balita. Beberapa olahan susu yang menjadi makanan khas yaitu
dangke (makanan khas Enrekang, Sulawesi Selatan), kerupuk susu (terkenal di
boyolali, Jawa Tengah, dan Jawa Barat).
b. Tenaga Kerja
Guna menghasilkan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari bahan hewani,
diperlukan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bergantung skala
usaha yang direncanakan. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan atau kompetensi dalam bidang masak memasak. Selain juru
masak, diperlukan pula tenaga penunjang lain, seperti asisten juru masak, tenaga
kebersihan, tenaga administrasi, dan pelayan.
c. Modal Usaha
Modal usaha untuk makanan khas daerah yang dimodifikasi dari bahan hewani
tidak berbeda dengan usaha-usaha lain. Model usaha tersebut berupa barang, modal
tenaga kerja, dan juga modal penunjuang. Akan tetapi, yang menjadi modal utama
suatu usaha adalah dana atau biaya. Biaya dibutuhkan untuk mengadakan peralatan,
tempat usaha, dan biaya saluran aktivitas usaha.
d. Kewirausahaan
Menggeluti usaha pengolahan makanan khas daerah tidak harus dilakukan oleh
seseorang yang pandai mengolah makanan khas daerah. Seseorang yang memiliki
minat di bidang kuliner terutama kuliner kuliner khas daerah-daerah Indonesia
dapat mengembangkan usaha tersebut. Usaha ini bisa juga dilakukan oleh orang
yang pandai membaca situasi dan keadaan masyarakat terutama di bidang kuliner.
Hal-hal lain yang diperlukan seorang pelaku usaha makanan khas daerah adalah
kemampuan memimpin. Seorang pelaku usaha harus mampu membuat rencana
kegiatan, dan mengatur Seluruh aktivitas usaha, seperti mengatur pembiayaan
produksi, penjualan, dan upah pegawai. Karakter kepemimpinan sangat dibutuhkan
untuk mengatur banyak bidang kegiatan produksi dan membangun sinergi antar
bidang demi menghasilkan produk makanan yang berkualitas.
B. Jenis-jenis Makanan Khas yang Dimodifikasi dari Bahan Hewani
1. Bakso Solo
Bakso Solo merupakan sajian bakso khas kota Solo,
Jawa Tengah. Ciri khas dari bakso ini terdapat pada
rasanya. Bakso Solo memiliki cita rasa khas yang kuat
karena menggunakan 90 persen daging sapi sebagai
adonannya. Bakso Solo di kota aslinya dijual bersama
balungan iga, gorengan tahu, dan bakwan.
2. Ayam Geprek Mozarella
Ayam goreng tepung khas Indonesia yang diulek
atau dilumatkan bersama sambal bajak. Sebagian besar
sumber menyebut bahwa ayam geprek berasal dari Kota
Yogyakarta.Pada dasarnya cara membuat ayam geprek
mozarella sama dengan ayam geprek lainnya. Hanya saja
perlu menambahkan parutan keju mozarella di atasnya.
3. Mie Ayam
Mi ayam adalah hidangan khas Indonesia yang
terbuat dari mi gandum yang dibumbui dengan daging
ayam yang biasanya dipotong dadu. Hidangan ini
banyak terpengaruh dengan teknik penyajian kuliner
yang digunakan dalam hidangan Tionghoa. Di
Indonesia, mi ayam merupakan hidangan Tionghoa-
Indonesia yang sangat terkenal.
4. Rendang
Rendang atau randang dalam bahasa Minangkabau
adalah Masakan Minangkabau yang berbahan dasar
daging yang berasal dari Sumatra Barat, Indonesia.
Masakan merupakan olahan daging atau telur yang
dimasak dalam suhu rendah dalam waktu lama dengan
menggunakan aneka rempah-rempah dan santan.
5. Takoyaki
Takoyaki adalah makanan asal daerah Kansai di
Jepang. berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3–5
cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan
gurita di dalamnya. Takoyaki merupakan adaptasi
makanan pancake yang dimodifikasi menjadi makanan
gurih dengan isian gurita.

C. Menentukan Produk yang Dipilih


Produk yang kami pilih atau yang akan kami bahas dari Makanan Khas Daerah
yang Dimodifikasi adalah dari Bahan Pangan Hewani adalah “Ayam Geprek
Mozarella”.
Ayam geprek adalah makanan ayam goreng tepung khas Indonesia yang diulek
atau dilumatkan bersama sambal. Asal mula ayam geprek berasal dari kota Yogyakarta.
Geprek adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti "dipukul". Hidangan ini mirip
dengan ayam goreng gaya barat (lazim disebut fried chicken amerika) yakni ayam
goreng tepung yang renyah yang dilapisi dengan adonan tepung terigu sebelum
digoreng.
Asal mula ayam geprek muncul ketika seorang mahasiswa meminta Ruminah
untuk menggeprek ayam sekaligus menambahkan dengan sambal. Sebelum terkenal
dengan ayam geprek, banyak orang menyebut dengan ayam gejrot atau ayam ulek.
Namun perempuan yang akrab disapa Bu Rum itu, memberi nama ayam geprek.
Ayam geprek tidak hanya dipukul dan ditekan namun di ulek hingga dagingnya
terlepas dari tulangnya dan bercampur bersama dengan sambalnya. Ayam geprek
biasanya hanya disajikan dengan sambal dan nasi putih akan tetapi kini terdapat variasi
terbaru yang menambahkan keju mozarella. Modif modifikasi tersebut adalah hasil
perpaduan dari makanan khas daerah Yogyakarta dan negara Italia.
 Cara Pembuatan
o Bahan
1. Dada Ayam 10. Bawang Putih
2. Telur 11. Susu Fullcream
3. Tepung Terigu 12. Air Bersih
4. Tepung Tapioka 13. Jeruk Limau
5. Garam 14. Cabai
6. Minyak Goreng 15. Gula Pasir
7. Keju Mozarella 16. Tomat
8. Lada Putih 17. Selada
9. Kunyit

o Alat
1. Panci/pan 6. Serokan
2. Spatula 7. Sendok
3. Kompor 8. Mangkok
4. Pisau 9. Piring
5. Cobek 10. Tatakan

 Langkah Pembuatan
o Cuci ketan kemudian tiriskan.
o Pertama, siapkan adonan kering untuk bumbu Ayam Geprek Mozarella,
yakni masukkan tepung terigu, tepung sagu tani, bubuk bawang putih,
bubuk paprika, garam dan lada putih ke dalam wadah dan aduk hingga
merata.
o Kedua bersihkan ayam terlebih dahulu lalu bumbui ayam dengan bubuk
kunyit, lada, bubuk bawang putih, bubuk paprika, dan garam secukupnya.
Kemudian, marinasi selama 30 menit agar bumbu meresap sempurna ke
dalam daging ayam.
o Ketiga, siapkan adonan basah untuk bumbu Ayam Geprek Mozarella
dengan memasukkan telur, susu cair, air, lada dan garam ke dalam wadah
dan diaduk hingga semua bumbu tersebut tercampur dengan merata.
o Kemudian, lumuri ayam dengan adonan kering, adonan basah, dan akhiri
dengan melumurkan adonan kering pada daging ayam.
o Setelah itu, siapkan wajan/panci dan masukkan minyak goreng lalu
panaskan
o Selanjutnya, masukkan ayam yang sudah diberi adonan tersebut ke dalam
wajan dan goreng ayamnya hingga kecoklatan, setelah itu angkat dan
sisihkan sejenak
o Sekarang, kita siapkan bumbu untuk Sambal di Ayam Geprek tersebut.
Pertama, masukkan bahan-bahan Sambal yakni bawang putih, bawang
merah, dan cabai rawit ke dalam wajan dan tumis hingga wangi, lalu
tiriskan.
o Setelah itu, tuangkan garam, bawang putih, kacang tanah, bawang merah,
cabai rawit merah, gula, jeruk limau ke dalam ulekan dan ulek-ulek
semuanya hingga tercampur dengan halus.
o Sekarang waktunya bikin Ayam Geprek Mozarella deh! Ambil dan letakkan
ayam yang sudah digoreng tadi ke dalam sambal yang diulek, lalu geprek
hingga menjadi hancur, lalu tuangkan keju mozzarella yang sudah
dilelehkan diatas ayam yang sudah digeprek.
o Ayam geprek mozzarella sudah siap!!!

D. Menentukan Lokasi Usaha


Kami memutuskan lokasi usaha Produk Makanan Khas Daerah yang
Dimodifikasi dari Bahan Pangan Hewani Dari Ayam Geprek Mozarella di “Ayam
Geprek Fajar” yang berlokasi di Kandangan, Hamalau Seberang RS Hasan Basri, Jalan
Jend. Sudirman, Hulu Sungai Selatan, Kandangan, Kalimantan Selatan, Indonesia.

E. Pemasaran Produk
Ketepatan memilih, dan menentukan sistem pemasaran menjadi salah satu
penentu keberhasilan dari penerimaan produk tersebut di tangan konsumen. Salah satu
sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk makanan khas daerah
adalah sistem konsinyasi. Sistem konsinyasi adalah suatu bentuk kerja sama antara dua
pihak ketika salah satu pihak sebagai pemilik barang (consignor) menyerahkan
barangnya kepada pihak tertentu untuk dititipi atau menjual barang (consignee).
Consignor akan menitipkan barang kepada consignee di toko yang dimikinya.
Consignee mendapat keuntungan dari penjualan barang dengan menjual barang di atas
harga yang diberikan oleh consignor atau dengan mendapatkan komisi dari consignor
atas barang yang telah terjual.
a. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Konsinyasi
 Keungulan Sistem Konsinyasi
a) Bagi pemilik produk (consignor)
Dapat memperluas pasar dan menghemat biaya promosi, menghemat
penggunaan tenaga kerja dan biaya pelayanan, serta dapat fokus terhadap
produk yang diproduksinya sehingga dapat melakukan inovasi agar produk
yang dijual lebih unggul.
b) Bagi penjual (consignee)
Dapat memeroleh keuntungan tanpa mengeluarkan modal terlebih dulu.
Jika barang tidak laku atau rusak consignee tidak akan mengalami kerugian atas
produk tersebut display produk yang dijualnya menjadi bertambah tanpa
mengeluarkan modal.
 Kelemahan Sistem Konsinyasi
a) Bagi pemilik produk (consignor)
Adanya risiko kerugian jika salah memilih consignee, promosi yang
dilakukan consignee tidak sesuai yang diharapkan consignor, hasil penjualan
produk tidak dapat langsung diterima oleh consignor karena biasanya
pembayaran dilakukan secara berkala yakni perminggu atau perbulan.
b) Bagi penjual (consignee)
Sistem konsinyasi hampir tidak memiliki kelemahan bagi consignee
karena produk yang dijual bukan produk mereka sendiri.
b. Penerapan Sistem Konsinyasi Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan sistem konsinyasi makanan khas
daerah yang di modifikasi yaitu jangka waktu penjualan. Jangka waktu penjualan
menjadi hal yang penting karena berkaitan dengan makanan karena terdapat masa
kedaluwarsa.
Consignor harus memberikan jangka waktu penjualan pada consignee, dengan
cara memberi label kedaluwarsa pada produk makanan yang dijual.

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh seorang consignor dalam sistem konsinyasi,
yaitu:

Melakukan perjanjian atau kesepakatan jangka waktu pembayaran jika produk


sudah terjual; menyampaikan sistem keuntungan yang akan diterima oleh consignee
mencatat jumlah produk yang disetorkan dan berhasil dijual oleh consignee
mengambil produk sebelum masa kadaluwarsa makanan yang dijual memberikan
bonus jika consignee berhasil menjual seluruh produk agar dia lebih giat dalam
mempromosikan produk yang dijual.
F. Media Promosi
Strategi promosi merupakan suatu proses perencanaan dari perusahaan dengan
tujuan untuk meraih peningkataan omzet dan volume penjualan sehingga dapat
memengaruhi target konsumen yang dijadikan sasaran penjualan.
Ada empat jenis sarana promosi yang dapat di gunakan, yaitu :

1. Periklanan (Advertising)
Promosi melalui iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti
pemasangan billboard di jalan atau lokasi yang strategis, pencetakan brosur untuk
ditempel atau disebarkan di berbagai tempat yang dianggap strategis, pemasangan
spanduk, iklan melalui media cetak (koran, majalah, tabloid, dan buku), iklan
melalui media elektronik (elevisi, radio, internet, dan film). Hal yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan promosi melalui iklan adalah sebagai berikut :
 Jangkauan media yang akan digunakan.
 Sasaran atau konsumen yang akan dituju.
 Besarnya biaya yang akan dikeluarkan.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi ini dilakukan dengan tujuan menarik perhatian konsumen agar
segera membeli produk yang ditawarkan. Dengan begitu, promosi penjualan harus
dibuat menarik.
Jenis promosi penjualan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
 Pembelian harga khusus (special price) atau diskon untuk produk tertentu.
 Pemberian undian kepada setiap konsumen yang membeli dalam jumlah
tertentu.
 Pemberian cendera mata atau kenang-kenangan kepada konsumen yang loyal.
3. Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah kegiatan promosi untuk memancing konsumen melalui
kegiatan, seperti pameran, pundi amal, bazar serta kegiatan lainnya sehingga dapat
meningkatkan pamor perusahaan.
4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Penjualan pribadi merupakan penjulan yang berinteraksi langsung dengan
konsumen, dengan menjelaskan tentang manfaat produk perusahaan. Mereka dapat
menawarkan produknya dengan cara door to door di rumah calon konsumen atau di
kantor-kantor atau pun di tempat yang dianggap strategis. Namun, kelemahan dari
penjualan pribadi, yaitu tingginya biaya yang diperlukan untuk mempromosikan
produk perusahaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makanan khas daerah bahan hewani adalah makanan dengan cita rasa tertentu
suatu daerah dengan bahan utama hewan. Seperti daging sapi, daging ayam, daging
ikan, kulit sapi, dan sebagainya.
Sumber daya yang harus tersedia dalam usaha pengolahan makanan khas daerah
yakni bahan produksi dari bahan pangan hewani, tenaga kerja, modal usaha dan
kewirausahaan.
Jenis-jenis Makanan Khas yang Dimodifikasi dari Bahan Hewani seperti Bakso
Solo, Ayam Geprek Mozarella, Mie Ayam, Rendang, dan Tamoyaki.
Sarana promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk mempromosikan
produk yang dihasilkan, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales
promotion), publisitas (publicity) dan penjualan pribadi (personal selling).
Salah satu sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk makanan
khas daerah adalah sistem konsinyasi. Sistem konsinyasi adalah suatu bentuk kerja
sama antara dua pihak ketika salah satu pihak sebagai pemilik barang (consignor)
menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu untuk dititipi atau menjual barang
(consignee).
DAFTAR PUSTAKA

Ayam Geprek. id.wikipedia.org. 3 Februari 2023.


https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_geprek
dkk, Sugianto. Prakarya dan kewirausahaan, Erlangga, Jakarta, 2019
Makalah wirausaha Pengolahan Modifikasi Pangan Khas Daerah
doc.lalacomputer.com. 3 Februari 2023
https://doc.lalacomputer.com/makalah-wirausaha-pengolahan-modifikasi-pangan-khas-
daerah/,
Resep Ayam Geprek Mozarella Jaman Now. sweetrip.id. 3 Februari 2023.
https://sweetrip.id/kuliner/resep-ayam-geprek-mozarella-jaman-now/

Anda mungkin juga menyukai