Anda di halaman 1dari 27

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN MIE ACEH SEBAGAI

PRODUK KULINER LOKAL

KELAS : XI.2
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Agha Maulana
2. Alfi Alfarizi
3. Ariva Wirmasari
4. Evania Cleodora Ariqah
5. Ihsan Abdul Hadi
6. Reisya Nurul Qolbi

Guru Pembimbing : Yusriana, S.Sos


SMA NEGERI 1 TUALANG
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih karena
telah memudahkan kami dalam membuat makalah ini. Tak lupa kami sampaikan
terimakasih atas hidayah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Pengolahan dan Pemasaran Mie Aceh sebagai Produk Kuliner Lokal”
Makalah ini telah kami buat secara maksimal dan mendapatkan data yang
cukup sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik. Untuk itu kami berterima
kasih kepada Ibu Yusniana, S.Sos. sebagai guru pembimbing mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan, kepada orang tua yang sudah memberi dukungan
materi, dan kepada anggota kelompok yang telah berusaha mendapatkan data-data
dengan baik dan telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah kami ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca
sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tualang, 16 Januari 2024.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Permasalahan ..................................................................... 1
B. Ide dan Analisa Peluang .............................................................................. 1
C. Sumber Daya Pengolahan Makanan ........................................................... 2
D. Administrasi dan Pemasaran ....................................................................... 4
E. Komponen dan Penyusunan Perencanaan Usaha ........................................ 5
F. Bahan dan Alat Pengolahan Khas Asli Daerah ........................................... 8
G. Teknik Pengolahan dan Pengemasan Makanan Khas Asli Daerah ........... 11
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................. 13
A. Pengertian Mie Aceh ................................................................................. 13
B. Sejarah Mie Aceh ...................................................................................... 13
C. Pengolahan Mie Aceh ............................................................................... 15
D. Langkah-Langkah Pembuatan Mie Aceh .................................................. 17
E. Penyajian dan Pemasaran Mie Aceh ......................................................... 19
F. Keunikan dan Manfaat Mie Aceh ............................................................. 20
G. Glosarium .................................................................................................. 21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 22
A. Kesimpulan................................................................................................ 22
B. Saran .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Indonesia merupakan negara yang kaya dengan Kuliner tradisional.
Kekayaan jenis kuliner ini mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.
Setiap daerah di Indonesia memiliki cita rasa kuliner yang khas. Hal ini
merupakan salah satu kekayaan budaya kuliner Indonesia yang harus tetap
dijaga dan dilestarikan.
Salah satu kuliner traditional yang kita adalah Mie Aceh. Mie Aceh
merupakan kuliner khas dari Aceh. Berbentuk mie dan memiliki cita yang khas
dan berbeda dengan mie pada umumnya. Kuliner ini aman untuk dikonsumsi
karena tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna atau pun zat kimia yang
lainnya yang sering digunakan pada mie pada umumnya. Selain untuk
mendapatkan profit, usaha ini juga turut menjaga dan mengembangkan
keberadaan Mie Aceh.
Untuk melestarikan kekayaan budaya kuliner Indonesia, pengembangan
Mie Aceh mempunyai potensi yang besar dalam dunia usaha melestarikan
budaya kuliner Indonesia. Keberadaan makanan cepat saji membuat persaingan
penjual makanan semakin ketat. Usaha ini memiliki beberapa keunggulan
diantaranya makanan yang dihasilkan sangat aman untuk dikonsumsi, tidak
menimbulkan efek samping karena dibuat dengan bahan yang alami, laba yang
dihasilkan lumayan besar.

B. Ide dan Analisa Peluang


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide adalah rancangan
yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan gagasan atau cita-cita. Ide dalam
sebuah kajian Filsafat Yunani merupakan gambaran imajinasi yang terlintas
dalam pikiran kita, misalnya: ide tentang sebuah gelas, maka dalam pikiran kita
muncul sebuah bentuk gelas. Nah, Selama ide itu belum dituangkan menjadi
suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka ide masih
berada di dalam pikiran kita.

1
Menurut Gorys Keraf, analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan
sesuatu ke dalam bagian-bagian kecil yang saling berkaitan. sedangkan
menurut Komarrudin, analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk
menguraikan sesuatu menjadi komponen-komponen kecil sehingga mudah
untuk dipahami. Jadi analisa dapat disimpulkan sebagai sebuah proses berfikir
untuk menguraiakan sesuatu yang besar menjadi bagian bagian kecil yang
saling berkaitan sehingga akan lebih mudah untuk dipahami. Peluang usaha ini
menjadi hal yang paling penting sebelum kita membuka sebuah bisnis. Peluang
Usaha terdiri dari dua kata, yaitu; Peluang yang artinya kesempatan, dan Usaha
yang artinya upaya dengan berbagai daya untuk mencapai tujuan atau sesuatu
yang diinginkan. Secara sederhana, pengertian peluang usaha adalah
kesempatan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan (keuntungan,
uang, kekayaan) dengan cara melakukan usaha yang memanfaatkan berbagai
sumber daya yang dimiliki.
Analisa peluang usaha adalah sebuah proses mengidentifikasi dan
mengevaluasi peluang usaha yang memungkinkan seseorang atau prusahaan
mampu mengambil keputusan untuk memlai suat bisnis ataupun
mengembangkannya. Melansir dari betbagai sumber yang ada analisis peluang
yang usaha sangat penting demi keberangsungan suatu bisnis. Analisis peluang
usaha anda nantinya dapat berjaan dengan baik. Ada banyak keuntungan yang
bisa anda dapatkan dengan menganalisis pelang bisnis yang ada. Antara lain
yaitu memahami berbagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah
usaha, seperti model, resiko, kompetitor, dan lain sebagainya.

C. Sumber Daya Pengolahan Makanan


Sumber daya adalah suatu potensi yang dimiliki oleh materi atau unsur
lain dalam kehidupan dimana ia dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Sumber daya pengolahan makanan merujuk pada segala hal yang digunakan
dalam proses pengolahan makanan, termasuk bahan baku, tenaga kerja,
peralatan, dan pengetahuan teknis yang diperlukan untuk menghasilkan produk
makanan. Sumber daya pengolahan makanan melibatkan beberapa elemen

2
kunci yang memainkan peran penting dalam menciptakan produk makanan
yang berkualitas. Berikut penjelasan singkat tentang setiap elemen tersebut:
a. Bahan Pangan
 Bahan pangan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari
tanaman (bisa berupa akar, batang, dahan, daun, bunga, buah atau
beberapa bagian dari tanaman bahkan keseluruhannya) atau bahan
makanan yang diolah dari bahan dasar dari tanaman. Sumber bahan
nabati dapat kita produksi sendiri disekolah maupun dirumah. Salah
satu contohnya adalah dengan berkebun hidroponik dimana kita dapat
memperoleh bahan nabati seperti sayur dan buah yang segar dan sehat
karena tidak menggunakan pestisida.
 Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal
dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hewan. Kedua bahan
pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan
penanganan dan pengolahan yang berbeda pula. Contoh dari bahan
pangan hewani seperti daging, susu, telur dan ikan. Adapaun contoh
produk olahan dengan bahan dasar hewan adalah krim, keju, susu
bubuk, sosis, dendeng, ikan beku, ikan pindang, bandeng asap, telur
pindang, telur asin, bubuk telur dan sebagainya.
b. Tenaga Kerja
Melibatkan keahlian manusia dalam proses pengolahan makanan.
Keterampilan, pengetahuan, dan kepatuhan terhadap prosedur sangat
penting, tenaga kerja yang terlatih dapat meningkatkan efisiensi dan
kualitas.
c. Peralatan
Termasuk mesin, perangkat khusus, dan peralatan lain yang
digunakan dalam proses produksi. Peralatan yang baik dapat
meningkatkan produktivitas dan menghasilkan produk dengan konsistensi
tinggi.
d. Teknologi

3
Penerapan teknologi modern dapat meningkatkan efisiensi dan
keamanan pengolahan makanan. Sensor, otomatisasi, dan sistem
pengendalian kualitas dapat memperbaiki proses produksi.
e. Bahan Tambahan
Termasuk bahan tambahan seperti bahan pengawet, pewarna, dan
perasa. Digunakan untuk meningkatkan rasa, penampilan, dan daya tahan
produk.
f. Sistem Manajemen
Proses pengolahan makanan membutuhkan perencanaan,
pengawasan, dan pengelolaan yang baik. Sistem manajemen yang efektif
dapat mengoptimalkan seluruh rantai pasokan.
g. Waktu dan Energi
Efisiensi waktu dan energi penting dalam produksi makanan. Proses
pengolahan yang cepat dan efisien dapat meningkatkan produktivitas.
Pemahaman yang komprehensif tentang semua elemen ini diperlukan
untuk mencapai standar kualitas dan keamanan dalam industri pengolahan
makanan.

D. Administrasi dan Pemasaran


Administrasi adalah suatu bentuk usaha dan aktivitas yang berhubungan
dengan pengaturan kebijakan agar dapat mencapai target/ tujuan. Administrasi
secara sempit diartikan sebagai bentuk aktivitas yang meliputi catat-mencatat,
surat-menyurat, pembukuan sederhana, ketik-mengetik, dan kegiatan lain yang
sifatnya teknis ketatausahaan. Sedangkan pengertian administrasi secara luas
adalah semua proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang bertujuan
untuk mencapai target dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.
Pengertian Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan
terencana, yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau institusi dalam
melakukan usaha agar mampu mengakomodir permintaan pasar dengan cara
menciptakan produk bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan,
menyampaikan, dan saling bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen,

4
klien, mitra, dan masyarakat umum. Secara sederhana, definisi pemasaran lebih
diidentikan dengan proses pengenalan produk atau servis kepada konsumen
yang potensial. Aspek-aspek untuk pemasaran ini meliputi periklanan, public
relation, promosi dan penjualan.

E. Komponen dan Penyusunan Perencanaan Usaha


Sebelum memulai usaha ada baiknya sebagai wirausahawan atau
pengusaha, memahami terlebih dahulu komponen perencanaan usaha agar
usaha berjalan lancar. Secara umum, ada 8 komponen perencanaan usaha, yaitu
:
1. Membuat Deskripsi Usaha
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mendeskripsikan
keseluruhan komponen dari usaha yang akan dibangun. Pastikan semua
pihak yang ada didalamnya, mengetahui dengan jelas dan pasti tentang
rancangan masa depan usaha. Sebagai pemilik usaha, kita dituntut untuk
mengetahui tentang potensi produk dan potensinya di masa datang. Selain
itu, kita juga harus memahami perencanaan inovasi dan evaluasi dari
produk kita.
2. Strategi Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan
produk dan menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Sedangkan
Strategi yakni teknik atau cara khusus yang dilakukan untuk mengomandoi
suatu kegiatan, dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk itu, sebuah
pemasaran di awal usaha sangat memerlukan yang namanya strategi.
3. Memahami Kompetitor dan Tingkat Persaingan
Cara mengenali dan mengetahui pergerakan komprtitor ialah,
dengan mencari dan mengumpulkan informasi mengenai kelemahan serta
kekuatan dari produk-produk milik pesaing, dengan melihat bagaimana
otoritas pesaing di pasar yang jadi target anda tersebut. Dengan memahami
kekuatan dan kelemahan dari kompetitor, kita dapat membuat rancangan
strategi pemasaran bagi usaha atau produk kita.

5
4. Implementasi Tahap Produksi
Setelah komponen-komponen perencanaan usaha diatas sudah
diterapkan, selanjutnya adalah menjalankan beberapa tahap dalam proses
produksi produk. Hal ini penting karena hasil akhir yang akan dipasarkan
harus sesuai dengan semua rencana.
5. Memantau Pengembangan Produk
Pemantauan terhadap pergerakan dan perkembangan produk kalian
di pasar sangat besar manfaatnya. Dengan menerapkannya, kalian bisa
mengetahui apa saja yang jadi kendala dan kekuatan. Sehingga bisa segera
melakukan pembenahan dini.
6. Rencana Operasional dan Manajemen
Komponen Perencanaan Usaha selanjutnya yakni menyusun
planning operasional dan kegiatan manajemen. Dua hal ini sangat penting
karena lingkupnya sangat luas dalam perjalanan sebuah usaha. Rencana
Operasional dan Manajemen akan menjelaskan bagaimana kinerja usaha
kalian agar tetap bisa eksis dan berkelanjutan.
7. Perhitungan Biaya
Modal awal merupakan sarat utama yang harus ada sebelum
memulai usaha baru, kalian harus mampu mengatur ketersediaan keuangan
secara efisien, supaya penggunaannya tidak sia-sia. Beberapa elemen
penting sebagai bahan pencatatan keuangan antara lain adalah laporan
keuangan perencanaan, laporan arus kas perencanaan, laporan Neraca
perencanaan dan analisis pengembalian modal.
8. Simpulkan Semuanya
Langkah terakhir yang harus kalian lakukan adalah membuat
kesimpulan dari seluruh perencanaan bisnis yang sudah anda susun diatas.
Tentukan kapan waktu terbaik memulai bisnis, serta Melengkapi segala
persiapan yang masih berhubungan dengan bisnis anda.
Penyusunan perencanaan usaha merupakan tahap awal yang harus dilalui
oleh setiap Wirausahawan yang ingin memulai bisnis dengan sukses. Berikut
4 Langkah Penyusunan Perencanaan Usaha:

6
1. Melakukan Penelitian
Penelitian yang dimaksud adalah menganalisa berbagai indikator
inti sebelum memulai usaha, antara lain adalah menentukan ide yang
cocok berdasarkan analisa. Analisa yang dilakukan adalah Riset Pasar,
yakni menyimpulkan berbagai sampel penelitian tentang keadaan berbagai
pasar, seperti demografi penduduk, keadaan wilayah, daya beli calon
konsumen, tingkat persaingan (kompetitor) dan lain-lain.
2. Menyusun Tujuan Usaha
Semua pebisnis baru harus memiliki tujuan. Dengan adanya tujuan
yang direncanakan, sebuah perjalanan awal usaha akan bisa berjalan
dengan baik dan sistematis, serta tetap pada jalur yang semestinya. Selain
itu, tujuan juga akan menjaga dan terus meningkatkan semangat pebisnis,
dikarenakan adanya sesuatu yang ingin dicapai pada periode tertentu.
Seorang pebisnis harus menyusun tujuan dalam skala pendek, menengah
dan panjang. Skala pendek umumnya diusahakan terwujud dalam jangka
waktu 1 atau 2 tahun, sedangkan jangka panjang adalah yang menaungi
visi dan misi perusahaan tersebut.
3. Membuat Profil Perusahaan
Branding pengaruhnya sangat besar, salah satunya dengan membuat
profil perusahaan. Selain sebagai teknik marketing, juga akan menciptakan
awareness atau kesan di hati pembeli terhadap produk anda. Untuk itu,
sebuah brand harus dibuat se-unik dan se-menarik mungkin, Beberapa cara
membuat brand yang unik antara lain : merek yang mudah diingat,
gampang diucapkan, mengkombinasikan huruf dengan angka, tidak
panjang dan logo.
4. Membuat Kategori Perencanaan
Yang terakhir dalam langkah menyusun rencana usaha adalah
dengan membuat kategori-kategori perencanaan seperti, produksi,
pemasaran, keuangan dan sebagainya. Dalam menyusun strategi prosuksi,
yang harus dilakukan antara lain : pembelian bahan baku ke distributor,

7
mencari sumber daya manusia, pembelian peralatan produksi, desain awal,
analisis produk jadi, testing processing, desain akhir dan implementasi.

F. Bahan dan Alat Pengolahan Khas Asli Daerah


a. Bahan Pengolahan Khas Asli Daerah
Makanan khas asli daerah terbuat dari bahan pangan nabati dan hewani.

 Bahan pangan nabati, bahan pangan nabati adalah bahan pangan yang
bersumber dari tumbuhan seperti kedelai, gandum, kacang-kacangan,
tahu, tempe, sayur – sayuran. Buah-buahan dan sayur-mayur
merupakan sumber vitamin dan mineral, serat makanan, dan sejumlah
zat non-nutrisi bermanfaat lainnya seperti sterol, flavonoid, dan sterol.
Kacang-kacangan serta biji-bijian mengandung banyak serat yang
dapat membantu melancarkan serta membersihkan saluran
pencernaan. Kandungan utama umbi-umbian pada umumnya adalah
karbohidrat.
 Bahan pangan hewani, semua bahan makanan yang berasal dari
hewan, meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing,
daging rusa), daging (daging ayam, daging bebek), seafood, serta telur
dan susu. Bahan pangan hewani memberikan manfaat berupa sumber
protein hewani yang penting untuk pertumbuhan otot, zat besi untuk
pembentukan sel darah, serta vitamin B12 yang mendukung sistem
saraf. Selain itu, lemak yang terdapat dalam bahan pangan hewani
juga menyediakan sumber energi yang diperlukan oleh tubuh.
 Perbedaan karakteristik bahan pangan nabati dan hewani adalah
memiliki perbedaan karakteristik yang mencakup asal sumber,
kandungan nutrisi, dan tekstur. Bahan pangan hewani berasal dari
hewan, seperti daging, ikan, dan produk susu. Mereka cenderung
mengandung protein lengkap, zat besi heme, dan vitamin B12.
Sebaliknya, bahan pangan nabati diperoleh dari tumbuhan, termasuk
buah, sayuran, dan biji-bijian. Mereka umumnya kaya serat, vitamin
C, dan antioksidan, tetapi seringkali tidak menyediakan protein
lengkap atau vitamin B12. Selain itu, tekstur makanan hewani

8
cenderung lebih padat, sementara makanan nabati seringkali memiliki
tekstur yang lebih ringan dan renyah. Perbedaan ini memungkinkan
konsumen untuk memilih variasi makanan yang sesuai dengan
preferensi diet dan kebutuhan nutrisi mereka.
b. Alat Pengolahan Makanan Khas Asli Daerah
1. Tungku, Tungku merupakan bagian yang paling utama pada dapur
tradisional. Ada beberapa penyebutan lokal untuk tungku, di
antaranya orang Jawa menyebutnya pawon. Tungku dibuat dari batu
cadas, tanah liat, atau dari batu bata. Bahan bakar untuk memasak
menggunakan tungku adalah kayu.
2. Dandang, Dandang adalah alat tradisional yang digunakan untuk
memasak atau mengukus makanan dalam proses memasak tradisional.
Dandang umumnya terbuat dari logam, seperti aluminium, besi, atau
tembaga. Alat ini terdiri dari bagian yang dapat menampung air di
bagian bawahnya dan tempat untuk menaruh bahan makanan di
bagian atasnya. Dandang merupakan alat tradisional yang sebagian
besar digunakan untuk menanak nasi, singkong, ketela rambat, serta
umbi-umbian yang lain.
3. Kendi, Kendi adalah alat tradisional berbentuk botol atau wadah air
yang biasanya terbuat dari tanah liat atau keramik. Alat ini memiliki
leher yang panjang dan tangan pegang di satu sisi. Kendi digunakan
untuk menyimpan dan menyajikan air atau minuman tradisional.
4. Cobek dan Ulekan, Cobek dan ulekan adalah alat tradisional yang
digunakan untuk menumbuk atau menghaluskan bahan makanan.
Cobek adalah wadah datar dan cekung, biasanya terbuat dari batu,
kayu, atau keramik, sedangkan ulekan adalah batang atau alat
pemukul yang digunakan untuk menumbuk bahan di dalam cobek.
Proses ini biasanya dilakukan dengan menaruh bahan makanan di
dalam cobek dan menggunakan ulekan untuk menghancurkan atau
menggilingnya. obek dan ulekan sering digunakan dalam berbagai
budaya untuk menyiapkan rempah-rempah, bumbu, atau adonan.

9
c. Macam-Macam Makanan Khas Asli Daerah dari Bahan Pangan Nabati dan
Bahan Pangan Hewani
1. Rendang
Rendang adalah masakan daging asal Minangkabau, Indonesia,
yang dimasak dalam santan kelapa dan rempah-rempah, sehingga
menghasilkan daging yang lembut dengan rasa kaya dan pedas.
Rendang sering dianggap sebagai salah satu hidangan daging yang
paling lezat di dunia.
2. Pempek
Pempek berasal dari Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia. Ini
adalah makanan yang terbuat dari ikan yang digiling halus, tepung
sagu, dan bumbu-bumbu. Pempek umumnya disajikan dengan kuah
cuko, saus kental berwarna coklat yang terbuat dari cuka, gula, cabai,
dan bumbu-bumbu lainnya.
3. Bika Ambon
Bika Ambon adalah kue tradisional Indonesia, khususnya dari
daerah Medan, Sumatra Utara. Terbuat dari telur, gula, santan. Kue
ini terkenal karena teksturnya yang lembut dan berlubang, serta
memiliki rasa manis dan aroma pandan yang khas.
4. Gudeg
Gudeg adalah masakan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah,
Indonesia. Ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan,
gula kelapa, dan berbagai rempah-rempah, sehingga menghasilkan
rasa manis dan gurih. Gudeg sering disajikan dengan nasi, ayam, telur,
dan sambal.
5. Papeda
Papeda adalah makanan khas Maluku dan Papua, Indonesia. Ini
terbuat dari sagu yang dimasak hingga menjadi bubur kental dan
biasanya disajikan dengan lauk ikan atau daging. Papeda sering
dimakan dengan kuah ikan yang kaya rempah dan bumbu, seperti
kuah kuning atau kuah rica-rica.

10
G. Teknik Pengolahan dan Pengemasan Makanan Khas Asli Daerah
a. Moist Heat (Pengolahan Makanan Panas Basah)
 Merebus (Boiling)
Mengolah bahan makanan dengan cairan yang sudah mendidih.
Cairan yang dapat digunakan yaitu air, kaldu, dan susu.

 Merebus dengan Menutup Bahan Pangan (Poaching)


Teknik memasak makanan dalam bahan cair sebatas menutupi
bahan pangan dengan api dibawah titik didih 92°-96°C. Makanan
yang diolah berupa makanan lunak.

 Merebus dengan Sedikit Cairan (Braising)


Merebus dengan cakupan cairan yang digunakan setengah dari
bahan makanan, dalam sebuah panci tertutup dan api dikecilkan.
Berfungsi agar aroma makanan keluar lebih menyatu dan lebih lunak.

 Menyetup/Menggulai (Stewing)
Mengolah bahan makan dengan terlebih dahulu ditumis, dan
dilajutkan direbus dengan sedikit cairan bertujuan agar aroma yang
keluar bersatu padu dengan makanan.

 Mengukus (Steaming)
Memasak makanan dengan uap air mendidih. Sebelum
mengukus, alat pengukus yang sudah berisi air harus dipanaskan
terlebih dahulu hingga mengeluarkan uap. Makanan akan menjadi
lebih lembut, serta tetap menjaga nilai gizi bahan makanan.

 Mendidihkan (Simmering)
Memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair yang
terlebih dahulu didihkan dengan api dikecilkan di bawah titik didih
serta direbus dalam waktu lama. Biasanya untuk membuat kaldu
untuk mengeluarkan ekstrak daging yang direbus.

 Mengetim

11
Memasak bahan makanan pada dua panci berbeda, satu besar dan
satu kecil. Biasanya untuk membuat cokelat.
b. Dry Heat Cooking (Pengolahan Makanan Panas Kering)
 Menggoreng dengan Minyak Basah (Deep Frying)
Memasak bahan makanan dengan minyak banyak dan suhu yang
tinggi, supaya makanan terasa crispy.
 Menggoreng dengan minyak sedikit (Shallow Frying)
Proses menggoreng cepat dengan sedikit minyak dan hanya satu
kali dibalik. Bahan makanan menjadi tidak terlalu matang, asam
amino pada bahan makanan tetap, protein dan beberapa vitamin B
sedikit menyusut.
 Menumis (Sauteing)
Teknik mengolah bahan makanan dengan sedikit minyak dan
diaduk cepat dalam waktu singkat. Cairan yang digunakan adalah
saus, krim, dan lainnya.

 Memanggang (Baking)
Teknik pengolahan melalui oven dengan panas dari segala arah
dibantu minyak atau air.

 Membakar (Grilling)
Teknik mengolah bahan makanan di atas lempengan besi panas
secara langsung. Suhu yang digunakan sekitar 92°C. Biasanya
diberikan sedikit minyak dalam pengolahan jenis ini.
Pengemasan merupakan salah satu tahapan yang memegang peranan
penting dalam usaha pengolahan makanan. Makanan khas daerah pada masa
lampau biasanya dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti
kendil dari tanah liat, daun pisang, anyaman daun kelapa, dan kelobot jagung.
Seiring perkembangan jaman dan teknologi, kemasan makanan pun
berkembang terus menerus. Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas
menggunakan kertas, plastik, gelas/kaca, alumunium foil, dan ada pula yang
dikemas dengan mengkombinasikan dengan kemasan tradisional.

12
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mie Aceh


Mie aceh adalah masakan mi pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning
tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan
cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie aceh biasanya
ditaburi dengan bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan
bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis. Mie aceh biasanya disajikan dalam
tiga bentuk yaitu mi kuah, mi goreng basah, dan mi goreng kering. Di Aceh,
karena ekslusivitas makanan di setiap daerah, mie Aceh hanya merujuk pada
mie goreng, sedangkan istilah mie Aceh hanya digunakan di luar provinsi
Aceh. Mie Aceh menggunakan mie yang khas dengan bentuk tebal dan pipih.
Tidak seperti mie lainnya, warna mie Aceh cenderung berwarna kuning cerah,
sehingga menambah keindahan pada hidangan tersebut. Bumbu yang
digunakan adalah bumbu semacam kari yang merupakan bumbu khas yang
memberikan cita rasa khas pula dalam sajian kuliner satu ini.

B. Sejarah Mie Aceh


Aceh adalah sebuah provinsi di ujung barat Indonesia yang terkenal
dengan sejarahnya yang kaya, budaya yang unik, serta pemandangan alam
yang menakjubkan. Provinsi ini memiliki peranan penting dalam sejarah Islam
di Indonesia dan dikenal dengan syariat Islam yang diterapkan di sana. Aceh
juga memiliki kekayaan alam seperti minyak dan gas, serta merupakan rumah
bagi spesies langka seperti orangutan Sumatra. eberapa hidangan khasnya
antara lain nasi goreng Aceh, mie Aceh, serta hidangan laut seperti ikan bakar
Aceh dan pepes ikan. Aceh juga terkenal dengan kopi Gayo yang terkenal akan
kelezatannya.
Mie Aceh menunjukkan sejarah budaya masyarakat Aceh dengan yang
mendapat banyak pengaruh budaya asing yang membentuk wilayah Aceh.
Kuah berbahan dasar kari adalah pengaruh masakan India, sedangkan mi
adalah pengaruh masakan Tionghoa. Preferensi pada daging kambing dan

13
daging sapi menunjukkan nilai Islam yang mengharuskan memakan makanan
yang halal. Sedangkan preferensi pada seafood menunjukkan letak geografis
Aceh yang dikelilingi perairan seperti Selat Malaka, Laut Andaman dan
Samudra Hindia, juga cara hidup mayoritas penduduk Aceh sebagai pedagang,
petani dan nelayan. Saat ini, tempat makan mie Aceh dapat ditemukan di
sebagian besar kota-kota di Indonesia, dan juga negara tetangga seperti
Malaysia dan Australia.
Saat itu, pelabuhan Kerajaan Aceh merupakan salah satu pelabuhan
tersibuk yang banyak disinggahi para pedagang asing.Para pedagang ini
kemudian berasimilasi dengan penduduk lokal, yang selain menyebarkan
agama Islam juga membawa cita rasa baru dalam masakan. Dalam buku
berjudul "Kuliner Bergizi Berbasis Budaya" karya Sunarto Kadir (2022), kaldu
kental dalam mie Aceh merupakan pengaruh dari masakan India. Sementara
mie sendiri berasal dari masakan Tiongkok.Penyajian Mie Aceh yang
menggunakan daging kambing dan sapi, tidak lepas dari pengaruh nilai-nilai
Islam di tanah Aceh. Sedangkan penambahan aneka hewan laut atau seafood
di dalam Mie Aceh dipengaruhi terletak geografis Aceh yang dikelilingi oleh
lautan. Perpaduan budaya-budaya ini akhirnya melahirkan Mie Aceh sebagai
kuliner khas ibu kota Banda Aceh.
Rumah makan Mie Razali lah yang disebut-sebut sebagai pelopor mie
Aceh yang melegenda hingga saat ini. Dilansir dari buku "Sejarah Makanan
dan Bumbu Khas Aceh yang Melegenda" karya Analisa Tempo (2019)
menyebutkan, Mie Razali sudah berjualan sejak tahun 1967.
Meskipun tidak menggunakan nama ‘mie Aceh’, hidangan mie racikan
Razali dikenal masyarakat sebagai pelopor kuliner mie Aceh yang masih
bertahan hingga saat ini. Perpaduan kuliner mie Tiongkok dengan bumbu
rempah khas Aceh menjadi menu primadona di tempat ini.
Mie yang dipakai sebagai bahan utama adalah mie hokkian atau mie lidi
yang bentuknya seperti silinder kecil, layaknya spaghetti. Mie Razali disajikan
dengan daging, udang, cumi, ayam, atau kepiting.Mie kepiting tentu menjadi
menu favorit para pelanggannya. Kuah yang menjadi ciri khas mie Aceh
kemerahan mengilap sedikit kecokelatan menggenang. Tersohornya tempat

14
makan ini sebagai pelopor mie Aceh, membuat tempat ini ramai diserbu
pengunjung dari berbagai daerah.
Kuliner mie Aceh sendiri semakin dikenal luas seiring dengan
perkembangan jalur perdagangan dunia saat itu. Para pedagang membawa mie
Aceh ke tanah jawa bahkan hingga semenanjung Malaysia. Mie Aceh sendiri
kini menjadi kuliner yang dapat ditemukan dimana saja, khususnya rumah
makan Melayu atau Aceh.

C. Pengolahan Mie Aceh


a. Teknik Pengolahan Mie Aceh
 Rebus Mie (Teknik Boiling)
Didihkan air dalam panci besar. Setelah air mendidih, masukkan
mie Aceh ke dalam air dan aduk perlahan untuk memastikan mie
terendam sepenuhnya. Rebus mie selama 3-5 menit atau sesuai
petunjuk kemasan hingga teksturnya menjadi kenyal. Setelah matang,
tiriskan mie dan bilas dengan air dingin untuk menghentikan proses
memasak.
 Menyiapkan Bumbu dan Kuah (Teknik Sauteing)
Sementara mie direbus, siapkan bumbu dan kuah. Bumbu
umumnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, jahe,
kemiri, dan rempah-rempah lain sesuai selera. Tumis bumbu-bumbu
tersebut hingga harum dan matang. Tambahkan kaldu ayam atau
daging sesuai selera untuk membuat kuah. Letakkan mie dalam
mangkuk saji, lalu tuangkan kuah dan bumbu yang telah disiapkan di
atas mie. Mie Aceh umumnya disajikan dengan irisan daging sapi,
daging kambing, atau seafood sesuai selera. Tambahkan potongan
tahu goreng, telur rebus, dan irisan daun bawang serta seledri sebagai
hiasan.
b. Alat dan Bahan Pembuatan Mie Aceh
 Alat Untuk Membuat Mie Aceh Kuah
- Panci besar untuk merebus kaldu
- Wajan untuk menumis bumbu dan daging

15
- Pisau dan talenan untuk persiapan bahan
 Bahan Untuk Membuat Mie Aceh Kuah
- 500 gr mie basah
- 150 gr udang segar yang sudah dikupas dan dibuang kulitnya
- 150 gr daging (sapi/kambing) yang sudah direbus sebelumnya
dan kemudian diiris kecil
- 1 buah tomat, potong panjang berbentuk segitiga
- 5 siung bawang merah iris tipis
- 4 siung bawang putih, iris tipis
- 100 gr kol putih, iris halus
- 100 gr toge segar, buang ekornya
- 25 gr daun bawang, iris halus
- 10 gr daun seledri, iris halus
- 600 ml kaldu sapi
- 2 sdm kecap manis
- 2 sdm kecap asin
- 4 sdm minyak goreng
- 7 buah cabai
- ½ ruas jahe
- 3 buah kemiri
- ½ cm kunyit
- 1 sdm merica bubuk
- 5 siung bawang putih
- ¼ sdt jinten
- ¼ sdt ketumbar
- 3 butir kapulaga
- 3 butir adas manis (anis)
- Acar
- Emping
 Alat Untuk Membuat Mie Aceh Goreng
- Wajan untuk menggoreng
- Pisau dan talenan untuk persiapan bahan

16
 Bahan Untuk Membuat Mie Aceh Goreng
- 300 gram lomi
- 1 buah tomat yang sudah dipotong-potong
- 100 gr ayam fillet potong kotak-kotak kecil
- 150 gr taoge
- 1 batang daun bawang potong-potong
- 1 sdt bumbu kari
- 1 sdm kecap manis
- 1 sdt cabai bubuk
- 2 sdm saus cabai
- 1/2 sdt garam
- 1/2 sdt gula pasir
- 100 ml kaldu
- 1 sdm minyak
- 3 siung bawang putih
- 1/2 sdt merica
- 3 butir kemiri
- 1 ruas kunyit yang sudah dibakar

D. Langkah-Langkah Pembuatan Mie Aceh


 Mie Aceh Kuah
- Siapkan bahan-bahan bumbu halus, kemudian haluskan menggunakan
ulekan atau blender.
- Siapkan wajan dan juga minyak kemudian panaskan di atas kompor.
- Masukan irisan bawang merah dan bawang putih ke dalam wajan yang
telah panas kemudian tumis sebentar.
- Masukkan bumbu yang telah dihaluskan, kemudian tumis kembali
hingga merata dan tercium wangi dari masakan.
- Siapkan daging dan udang yang telah dikupas kulitnya, kemudian
masukan ke dalam tumisan. Aduk rata.
- Masukan air kaldu secara perlahan.
- Tambahkan kol, seledri, serta garam. Koreksi rasa.

17
- Masak hingga air kaldunya menyusut dan tidak terlalu banyak.
Masukan tomat dan juga toge bersama dengan kecap manis dan kecap
asin.
- Siapkan wadah yang cukup besar dengan air yang cukup panas.
- Masukan air panas ke dalam wadah tersebut bersama dengan mie
basah. Tunggu hingga mie basah tersebut cukup matang, kemudian
angkat dan tiriskan.
- Siapkan piring atau mangkok saji.
- Tempatkan mie yang telah matang di atas piring saji. Siram dengan
kuah kaldu.
- Campurkan bumbu dan mie tersebut sampai merata dan tercampur
dengan baik.
- Tata emping dan acar sebagai pemanis dan pelengkap. Sajikan selagi
hangat.
 Mie Aceh Goreng
- Haluskan bumbu-bumbu halus yang sudah dipersiapkan seperti
bawang putih, merica kemiri dan kunyit dengan menggunakan blender
atau ulekan sesuai selera masing-masing.
- Panasakan wajan dan minyak, kemudian masukan bumbu halus dan
tumis hingga wangi.
- Masukan ayam fillet yang sudah dipotong-potong kecil. Kemudian
aduk hingga berubah warna.
- Masukan tomat dalam tumisan anda kemudian aduk hingga merata.
- Tambahkan lomi, daun bawang, bumbu kari, kecap manis, saus cabai
dan cabai bubuk kemudian aduk hingga semua bahan tercampur
dengan merata.
- Jangan lupa untuk memasukkan garam dan gula pasir. Aduk rata.
- Tuang kaldu secara perlahan dan masak sampai matang.
- Ketika menjelang matang, tambahkan tauge ke dalam tumisan anda,
aduk sebentar hingga merata, kemudian angkat.
- Mie Aceh goreng siap untuk disajikan kepada teman dan keluarga
anda. Sajikan selagi hangat agar lebih nikmat.

18
E. Penyajian dan Pemasaran Mie Aceh
Mie Aceh dapat disajikan kapan saja sesuai selera, namun biasanya
banyak dinikmati sebagai hidangan utama pada waktu makan siang atau
malam. Keberagaman bumbu dan cita rasa kuah Mie Aceh membuatnya cocok
untuk dinikmati sebagai hidangan hangat dan penuh kenikmatan saat cuaca
sedang dingin. Jadi, waktu penyajian Mie Aceh dapat disesuaikan dengan
preferensi masing-masing. Mie aceh disajikan di piring, dimakan dengan acar
dan kerupuk emping.
Untuk membuat Mie Aceh diminati banyak orang, perlu dilakukan
beberapa strategi agar produk Anda menarik perhatian dan memenuhi selera
pelanggan. Berikut beberapa langkah pemasaran yang dapat diambil:
1. Rasa yang Khas dan Konsisten
Pastikan rasa Mie Aceh Anda autentik dan khas. Konsistensi rasa
yang baik akan membuat pelanggan kembali untuk mencicipi lagi.
2. Pelayanan Pelanggan yang Baik
Sediakan pelayanan pelanggan yang ramah dan responsif.
Pengalaman positif dapat meninggalkan kesan baik pada pelanggan.
3. Kebersihan dan Keamanan
Jaga kebersihan dan keamanan dalam proses pembuatan dan
penyajian Mie Aceh. Standar kebersihan yang tinggi menciptakan
kepercayaan pelanggan.
4. Inovasi Menu
Eksplorasi inovasi pada menu Mie Aceh, tambahkan variasi atau
sajian unik yang dapat membedakan produk Anda dari yang lain.
5. Promosi dan Pemasaran Aktif
Lakukan promosi aktif melalui media sosial, iklan online, atau
bahkan promosi offline. Gunakan visual yang menarik dan deskripsi yang
menggugah selera.
6. Kolaborasi dengan Partner Lokal

19
Jalin kerjasama dengan restoran atau kafe lokal untuk menyajikan
Mie Aceh di menu mereka. Ini dapat memperluas jangkauan dan mencapai
pelanggan yang berbeda.
7. Partisipasi dalam Event Kuliner
Ikut serta dalam event kuliner, festival makanan, atau pameran
kuliner lokal. Ini dapat memberikan eksposur tambahan dan menciptakan
kesempatan untuk memperkenalkan produk.
8. Diskon atau Program Loyalitas
Tawarkan diskon khusus atau program loyalitas untuk pelanggan
setia. Ini dapat menjadi insentif bagi pelanggan untuk kembali dan
mencoba berbagai menu.
9. Bekerja sama dengan Influencer Kuliner
Kolaborasi dengan influencer kuliner yang memiliki pengikut yang
banyak. Ulasan positif dan rekomendasi dari influencer dapat membantu
meningkatkan popularitas Mie Aceh.
10. Feedback dan Evaluasi
Terima umpan balik pelanggan dengan terbuka. Evaluasi terus-
menerus dapat membantu Anda memahami preferensi pelanggan dan
membuat penyesuaian jika diperlukan.
11. Penggunaan Media Visual yang Menarik
Gunakan media visual yang menarik, seperti foto atau video appetizing
yang memperlihatkan proses pembuatan dan sajian Mie Aceh.
Dengan kombinasi dari aspek rasa, pelayanan, promosi, dan inovasi,
Anda dapat menciptakan daya tarik yang kuat bagi Mie Aceh Anda,
menjadikannya diminati oleh banyak orang.

F. Keunikan dan Manfaat Mie Aceh


Mie Aceh memiliki keunikan karena berasal dari daerah Aceh, Indonesia,
dan memiliki cita rasa khas yang dihasilkan dari rempah-rempah lokal, seperti
serai, jahe, dan cabai. Keunikan ini memberikan sentuhan pedas dan aromatik
pada mie tersebut. Keunikan lainnya adalah bahan tambahan yang digunakan
yaitu daging sapi, daging kambing, atau masakan laut. Pada umumnya masakan

20
mie yang ada Indonesia banyak menggunakan daging ayam sebagai bahan
tambahan dalam penyajian mie nya. Selain itu kuah yang di gunakan adalah
kuah sejenis kari yang kental dan gurih. Pada umumnya masakan mie di
Indonesia cenderung menggunakan kuah yang bening dan lembut. Keunikan
tersebut memberikan cita rasa yang khas yang ada di di dalamnya.
Manfaat Mie Aceh antara lain memberikan pengalaman kuliner yang
unik dengan cita rasa yang berbeda, serta mengandung nutrisi dari bahan-bahan
seperti daging, sayuran, dan rempah-rempah yang digunakan dalam
pembuatannya. Mie Aceh juga dapat menjadi bagian dari diversifikasi
konsumsi makanan dan mendukung ekonomi lokal di Aceh.

G. Glosarium
Ide : adalah rancangan yang tersusun di pikiran
Peluang usaha : adalah kesempatan yang dimiliki seseorang untuk
mencapai tujuan
Bahan pangan nabati : adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari
tanaman atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar dari tanaman.
Bahan pangan hewani : merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari
hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan.
Braising : Metode memasak bahan makanan dengan sedikit
air kaldu.
Menggoreng (frying) : Memasak bahan makanan di dalam minyak.
Menumis : Memasak bahan makanan dengan minyak atau
lemak sedikit sambil diaduk.

21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian tentang pengolahan mie Aceh menghasilkan berbagai
kesimpulan yang bersifat krusial bagi industri kuliner lokal. Pertama-tama,
melalui pemahaman mendalam terhadap teknik pengolahan tradisional,
ditemukan bahwa menjaga keaslian dan kualitas bahan baku merupakan faktor
utama dalam menciptakan mie Aceh yang autentik dan lezat.
Selanjutnya, pelibatan komunitas lokal dalam rantai pasok dan produksi
memberikan dampak positif tidak hanya pada aspek sosial ekonomi tetapi juga
dapat meningkatkan citra merek mie Aceh. Dari segi pemasaran, strategi digital
dan peningkatan visibilitas online dapat menjadi kunci kesuksesan, mengingat
tren konsumen yang semakin mengandalkan platform daring dalam mencari
dan membeli produk makanan.
Selain itu, penelitian menyoroti pentingnya diversifikasi produk dan
penyesuaian dengan preferensi konsumen modern untuk menjaga daya tarik
mie Aceh di pasar yang terus berkembang. Keseluruhan, kesimpulan penelitian
ini menekankan perlunya pendekatan holistik yang menggabungkan tradisi,
kualitas, dan adaptasi terhadap perkembangan pasar global agar industri mie
Aceh dapat berkembang secara berkelanjutan dan memenangkan hati
konsumen.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait pengolahan mie
Aceh, beberapa saran dapat diusulkan untuk meningkatkan industri ini.
Pertama, perlu dilakukan upaya serius dalam meningkatkan kualitas produk
mie Aceh agar dapat memenuhi standar yang lebih tinggi dan bersaing di pasar
yang semakin kompetitif. Inovasi produk juga dapat menjadi kunci kesuksesan,
dengan eksplorasi varian rasa atau jenis mie baru untuk menarik minat
konsumen. Adopsi sertifikasi halal menjadi penting untuk memperluas pangsa
pasar, terutama di pasar internasional.

22
Pemasaran digital perlu diperkuat untuk meningkatkan visibilitas
produk, sementara kerja sama erat dengan petani lokal dapat memastikan
pasokan bahan baku yang berkualitas. Pelatihan pengusaha mie lokal akan
memberikan dampak positif terhadap standar produksi, sementara diversifikasi
distribusi melalui kemitraan dengan berbagai saluran dapat memperluas
jangkauan produk. Penting juga untuk mempromosikan elemen budaya Aceh
dalam pemasaran, menciptakan nilai tambah yang unik. Survei konsumen
secara rutin dapat menjadi alat efektif untuk memahami preferensi pasar,
sedangkan pemantauan terus-menerus terhadap persaingan akan
memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan industri mie secara
keseluruhan. Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan
industri pengolahan mie Aceh dapat mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan dan berhasil menembus pasar yang lebih luas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Materi Pengolahan 1-4, Bahan Bacaan Guru dan Siswa


Kasmini, L., & Mulyani, I. (2023). ANALISIS KANDUNGAN, PENAMAAN,
DAN MAKNA DARI MAKANAN TRADISIONAL ACEH. Jurnal
Metamorfosa, 11(2), 145-161.
Sartika, F., Nadiya, N., & Ruyanti, R. W. (2019). Strategi Pemasaran Mie Khas
Aceh Pada Restoran Mie Aceh Razali. Jurnal Manajemen Inovasi, 10(1).
https://www.matchware.com/examples/mind-map/teknik-pengolahan-
makanan/2133
https://www.orami.co.id/magazine/resep-mie-aceh
https://www.bfi.co.id/id/blog/apa-itu-analisis-peluang-usaha
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mi_aceh

24

Anda mungkin juga menyukai