Buku Teks Muna
Buku Teks Muna
PRESS
MATEMATIKA
INTEGRAL
O L EH:
D UR R O T UL M UNA
XII
SE M E STE R GA NJIL
UNISSULA
PRESS
MATEMATIKA
INTEGRAL
O L EH:
D UR R O T UL M UNA
XII
SE M E STE R GA NJIL
IDENTITAS BUKU
Buku Teks
INTEGRAL
Pendekatan Discovery Learning
SMA/MA Kelas XII Semester Ganjil
Penyusun:
Durrotul Muna
Editor:
Durrotul Muna
Illustrator:
Durrotul Muna
Pembimbing:
Dr. Mochammad Abdul Basir, S. Pd, M. Pd
INTEGRAL i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Allah SWT atas
semua petunjuk, kemudahan dan berbagai nikmatnya sehingga
penyusunan buku ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita semua mendapatkan syafa‟at beliau nanti dihari
akhir, amin ya robbal „alamin.
Penyusun
Durrotul Muna
INTEGRAL ii
DAFTAR ISI
IDENTITAS BUKU………………………………………..................i
KATA PENGANTAR……….………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………….……………………………………….iii
CAPAIAN PEMBELAJARAN……………………………………..1
PENGALAMAN BELAJAR ……………………………………….1
DISCOVERY LEARNING…………………………………………4
TOKOH MATEMATIKAWAN…………………………………….6
PETA KONSEP...……………………………………………………8
INSPIRASI KONTEKSTUAL……………………………………..9
BAB I…………………………………………...……………………10
Menentukan Jarak Yang Ditempuh Dari Kecepatan..…....10
Luas Area Dibawah Kurva Fungsi Kecepatan…………….12
2 Pendekatan: Area Dan Antiturunan…………....………..17
Ketika Kecepatan Negatif…………………………………..20
Ayo Berlatih…………………………………………….……25
BAB II…………………………………………………………….…31
Integral Tentu………………………………………………..31
Sifat Integral Tentu………………………………………….33
Teori Dasar Kalkulus ……………………………………….38
Integrasi Dengan Substitusi …………...……………………44
Integral Parsial……………………………….……………...51
Aplikasi Integral………..……………….………………...…54
GLOSARIUM………………………………………………………55
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….....56
PROFIL PENULIS…………………………………………………57
INTEGRAL iii
CAPAIAN PEMBELAJARAN
KALKULUS
Di akhir fase F, peserta didik dapat memahami laju perubahan
dan laju perubahan rata-rata, serta laju perubahan sesaat sebagai
konsep kunci derivatif (turunan), baik secara geometris maupun
aljabar. Mereka dapat menentukan turunan dari fungsi
polinomial, eksponensial, dan trigonometri, dan menerapkan
derivatif (turunan) untuk membuat sketsa kurva, menghitung
gradien dan menentukan persamaan garis singgung, menentukan
kecepatan sesaat dan menyelesaikan soal optimasi. Mereka dapat
memahami integral, baik sebagai proses yang merupakan
kebalikan dari derivatif (turunan) dan juga sebagai cara
menghitung luas. Mereka memahami teorema dasar kalkulus
sebagai penghubung antara derivatif (turunan) dan integral.
Tujuan Pembelajaran
Kata Kunci
INTEGRAL 4
DISCOVERY LEARNING
PENGERTIAN
Model discovery learning pertama kali dikembangkan oleh
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang lahir di New York pada
tahun 1915. Bruner mengungkapkan bahwa belajar penemuan
(discovery learning) sesuai dengan proses pencarian pengetahuan
yang dilakukan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya akan
memberikan hasil yang paling baik. Bruner mengungkapkan bahwa
seharusnya peserta didik belajar berpartisipasi secara aktif dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan terlibat langsung dalam
melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan siswa untuk
menemukan konsep dan prinsip itu sendiri.
Discovery learning berasal dari dua kata yaitu discovery
(penemuan) dan learning (pengajaran). Menurut Sund kata discovery
(penemuan) merupakan proses mental dimana siswa mampu
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut
meliputi mengamati, mencerna, memahami, mengolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan
sebagainya. Sedangkan menurut Bruner, discovery (penemuan)
adalah suatu proses atau cara mendekati permasalahan bukan suatu
produk atau item pengetahuan tertentu. Berdasarkan pandangan
Bruner mengungkapkan belajar dengan penemuan adalah belajar
untuk menemukan, dimana siswa dihadapkan pada suatu
permasalahan sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahannya.
Dalam model pembelajaran ini, guru berperan sebagi fasilitator
, artinya guru membimbing siswa dalam kegiatan penemuan. Dalam
model pembelajaran ini, siswa dituntut untuk mandiri, yakni berpikir
sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat menemukan konsep atau
prinsip umum berdasarkan data yang telah dipersiapkan dan
disediakan oleh guru.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa discovery
learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
menemukan sendiri pemahaman atau pengetahuan yang ingin dicapai
dengan bimbingan dan pengawasan guru.
Tujuan dari model discovery learning adalah untuk
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses dan
perolehan pengalaman belajar serta mendorong siswa untuk
mengeksplorasi pengetahuan mereka melaui lingkungan sekitarnya
sebagai sumber ilmu pengetahuan.
INTEGRAL 4
SINTAKS
Langkah-langkah penerapan model discovery learning di
kelas yaitu:
5. Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
INTEGRAL 4
untuk membuktikan kebenaran hipotesis dari jawaban
alternative dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
INTEGRAL 4
INTEGRAL
Key word:
Integral Tak Tentu
Integral Tentu
Integral Trigonometri
Fungsi Aljabar
Derivative
Antiderivatif
Pengalaman Belajar
Peserta didik mampu
Capaian Pembelajaran
menemukan konsep integral
Peserta didik dapat memahami laju perubahan dan laju dengan mengkonstruksi dari
perubahan rata-rata, serta laju perubahan sesaat sebagai kehidupan sehari-hari dengan
konsep kunci derivatif (turunan), baik secara geometris benar.
maupun aljabar. Mereka dapat menentukan turunan dari
fungsi polinomial, eksponensial, dan trigonometri, dan Peserta didik mampu
menerapkan derivatif (turunan) untuk membuat sketsa menyelidiki dan
kurva, menghitung gradien dan menentukan persamaan mengaplikasikan konsep
garis singgung, menentukan kecepatan sesaat dan
menyelesaikan soal optimasi. Mereka dapat memahami
integral dalam menyelesaikan
integral, baik sebagai proses yang merupakan kebalikan masalah.
dari derivatif (turunan) dan juga sebagai cara
menghitung luas. Mereka memahami teorema dasar
kalkulus sebagai penghubung antara derivatif (turunan)
dan integral.
TOKOH MATEMATIKA
Nama:
Augustin Louis Cauchy
Meninggal:
Sceanux, 23 Mei 1857 M
INTEGRAL
6
Dalam Dunia Matematika
INTEGRAL
7
PETA KONSEP
INTEGRAL
INTEGRAL
8
INSPIRASI KONTEKSTUAL
Jembatan Tacoma
Jembatan Tacoma merupakan
salah satu jembatan yang berada
di kota Washington, Amerika
Serikat. Jembatan ini dibuka
pada tanggal 1 Juli 1940 dengan
panjang jembatan 1,8 km.
Dinding jembatan Tacoma
berbentuk pilar-pilar yang terbuat
dari tali baja. pilar jembatan
dibangun oleh ahli teknik dengan
menggunakan konsep integral.
Pilar-pilar tersebut berbentuk
seperti partisi-partisi, dimana
untuk menentukan luas pilar
tersebut digunakan konsep
integral.
9
INTEGRAL
LET’S REMEMBER!
INTEGRAL
10
tenis yang dilempar ke udara memiliki ketinggian s (dalam meter)
pada waktu t (secon) dengan fungsi
( ) ( )
Dari titik awal ini kita menyelidiki kecepatan rata-rata bola pada
( ); ( )
interval [ ], yang dihitung dengan rumus sehingga kita
;
dapat menentukan kecepatan sesaat bola pada waktu t dengan
menggunakan fungsi turunan dari fungsi posisinya, ()
( : ); ( )
jadi dengan adanya fungsi posisi yang berbeda
tersebut, kita dapat mengetahui kecepatan suatu benda yang bergerak
pada suatu waktu tertentu.
Dengan demikian, dari permasalahan mendasar yang telah
melibatkan posisi (jarak) dan kecepatan ini, kita telah mendapatkan
ilmu yang berharga. Dengan adanya fungsi turunan f, kita dapat
menentukan laju perubahan atau kecepatan sesaat fungsi tersebut di
titik manapun pada domain, serta mencari dimana fungsi turun atau
naik, cekung ke atas atau ke bawah.
AKTIVITAS 1.1
INTEGRAL 11
mil mil
8 8
4 4
jam jam
1 2 1 2
Gambar 1.3 Bidang koordinat dengan Gambar 1.4 Bidang koordinat dengan
sumbu x dalam satuan jam dan sumbu sumbu x dalam satuan jam dan sumbu
y dalam satuan meter. y dalam satuan mil.
INTEGRAL
12
m Seperti yang terlihat
pada gambar
disamping, jika kita
misalkan sebuah benda
bergerak dengan
kecepatan 2 km/jam
3 selama interval waktu
[1, 1.5], maka luas A
v (t) = 2 yang merupakan daerah
yang diarsir dibawah
kurva y = v(t) pada
1 𝐴1 selang [1, 1.5] adalah
Jam
𝑘𝑚
𝐴1 2 𝑗𝑎𝑚
𝑗𝑎𝑚 2
1 2 3
𝑘𝑚
Gambar 1.5 luas area 𝐴 1 yang dibatasi oleh kurva v(t)
= 2 dan sumbu x.
Prinsip ini berlaku secara umum karena jarak sama dengan laju
perubahan/kecepatan dikali waktu,
( )( ) ( )
sehingga kita cukup dengan mengambil nilai v(t) pada titik a diawal
interval. Situasi jelas akan berbeda dan menjadi lebih rumit ketika
fungsi kecepatan tidak konstan seperti grafik dibawah ini.
INTEGRAL
13
km
𝐴
1
Jam
1 2 3
Gambar 1.6 Luas area 𝐴 yang dibatasi oleh
fungsi v(t) dan sumbu x.
( )
1
2
INTEGRAL
14
masing- masing persegi dan menjumlahkan totalnya.
km
3 y = v(t)
1
Jam
1 2 3
Gambar 1.7 Luas area di bawah kurva yang
terdiri atas beberapa persegi panjang
AKTIVITAS 1.2
INTEGRAL
15
Tabel 1.1 Data kecepatan orang berjalan
1 2
Gambar 1.8
INTEGRAL
16
2 Pendekatan: Area Dan Antiturunan
Gambar 1.9 Sebuah benda yang bergerak di sepanjang jalur lurus dengan
kecepatan tertentu.
Untuk saat ini, kita akan berfokus pada fungsi kecepatan yang
bernilai positif. Dalam situasi ini, kita telah menetapkan bahwa setiap
kecepatan yang konstan, maka jarak yang ditempuh pada interval
tertentu adalah luas area dibawah kurva kecepatan. Sedangkan jika
kecepatan tidak konstan, kita dapat memperkirakan total jarak yang
ditempuh dengan mencari luas persegi panjang yang membantu
memperkirakan luas area dibawah kurva kecepatan pada interval
tertentu. Oleh karena itu, kita melihat pentingnya mencari luas antara
kurva dengan sumbu horizontal. Kita dapat memperkirakan luas
tersebut kapan pun selagi kita memiliki grafik fungsi atau tabel data
kecepatan yang memberitahu kita beberapa nilai fungsi yang relevan.
INTEGRAL
17
bahwa fungsi tersebut pasti merupakan turunan dari fungsi posisi
yang relevan. Jika kita dapat menemukan rumus s (jarak) dari rumus
v (kecepatan), maka kita akan mengetahui posisi benda pada waktu t.
km km
8 8
𝑠 (𝑡 ) 𝑡
4
4 y = v(t)
A=3∙ 2 𝑠( )
𝑠( 2 )
1 2 Jam 1 2
Jam
Gambar 1.9 kecepatan konstan (kiri) dan kecepatan tidak konstan (kanan)
Untuk saat ini, hal yang perlu kita perhatikan adalah jika kita
mengetahui rumus fungsi kecepatan v, itu akan sangat membantu kita
mencari fungsi yang memenuhi s‟ = v. Dalam konteks ini, kita
katakan bahwa s merupakan antiturunan dari v. Secara umum,
dikatakan bahwa f‟ adalah turunan dari fungsi tertentu F. Jika G
adalah suatu fungsi, sehingga G‟ = g, maka G merupakan anti
turunan dari g. Misalnya jika ( ) 2 maka
antiturunannya adalah G(x) + x, karena G‟(x) = g(x).
INTEGRAL
18
AKTIVITAS 1.3
m/s
24 a. Berapa nilai t saat kecepatan
bernilai positif? Apa yang terjadi
12 v(t) = 32 – 32t
s dengan bola yang bergerak pada
saat interval waktu tertentu?
1 2
-12 b. Tentukan antiturunan s dari v
-24 yang memenuhi s(0) = 0!
Gambar 1.11
1
a. Hitung nilai s(1) – s( ) dan apa arti dari nilai yang anda temukan?
19
Jelaskan hasil pemenuanmu!
c. Jawablah pertanyaan yang sama seperti pada (c) dan (d) namun
pada interval [0,1]!
d. Berapa nilai s(2) – s(0)? Apa yang anda ketahui dari hasil ini
tentang geraknya bola? Bagaimana hubungan nilai ini dengan
grafik y = v(t) yang tersedia? Jelaskan!
CONTOH
INTEGRAL
20
Kecepatan yang terlibat adalah konstan pada setiap interval
waktu dari 0 sampai 1.5, orang tersebut melakukan perjalanan
[ 1 ] ∙
[1 ] ∙ 2
[ ] ∙
[ 1 ] [1 ] [ ] 2
Karena kecepatan pada selang waktu 1.5 sampai 2 jam
sebenarnya adalah -4, bernilai negative karena menunjukkan gerakan
ke arah barat, maka hal ini menunjukkan bahwa orang itu mula-mula
berjalan 7.5 mil ke arah timur, lalu 2 mil ke arah barat, kemudian
dilanjut lagi berjalan 3 mil ke arah timur. Jadi perubahan posisi orang
itu adalah
2
Meskipun kita menjawab pertanyaan ini dengan mudah , perlu
diperhatikan pula penyelesaian masalah ini secara grafis sehingga kita
dapat mengeneralisasi solusi yang lebih baik lagi ketika kecepatan
tidak konstan, serta memperhatikan dampak dari kecepatan yang
bernilai negatif.
Gambar 1.12 grafik dengan persegi (kiri) dan grafik garis (kanan)
INTEGRAL
21
Pada gambar diatas, kita dapat melihat bagaimana jarak yang
kita hitung dapat dipandang sebagai luas: 1 yang diperoleh
dari perhitungan jarak yang telah dibahas diatas ( [ 1 ] ), begitu
pula dengan dan . Suatu masalah baru yang muncul adalah
karena merupakan luas dengan kecepatan negative, maka luasnya
INTEGRAL
22
Aktivitas
Gambar 1.14
Gambar 1.13
INTEGRAL
23
d. Tentukan posisi benda pada waktu t = 1, 2, 3, ….., 8 dan buatlah
grafiknya di sumbu koordinat pada gambar 1. . bagaimana anda
menggunakan informasi yang telah diberikan mengenai y = v(t)
untuk menentukan kecekungan s pada setiap interval yang
bersesuaian?
RINGKASAN
INTEGRAL
24
AYO BERLATIH!
A. STIMULUS
Gambar 1.15 Grafik kecepatan pengendara motor (y = v(t)) di sebelah kiri, dan bidang
koordinat untuk membuat sketsa perkiraan y = s(t) di sebelah kanan.
INTEGRAL 25
B. AYO MENGIDENTIFIKASI !
Catatan:
- t = waktu (jam)
- v = kecepatan (mil/jam)
- s = jarak
C. AYO MENGOLEKSI !
Barat Timur
- 30 - 20 - 10 0 10 20 30 M il/jam
Keterangan:
- Perubahan arah kecepatan dinyatakan dalam satuan mil/jam.
- Gunakan anak panah berwarna biru untuk
menunjukkan arah kecepatan positif (ke
arah timur)
INTEGRAL
26
D. AYO BERPIKIR !
∙ ∙( ) (a)
INTEGRAL
27
Total jarak yang ditempuh = ….. +….. +….. = ….. mil
E. AYO MEMBUKTIKAN !
Total jarak = 1
Total perubahan posisi = 1
INTEGRAL
28
F. AYO MENYIMPULKAN !
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
SOAL HOTS
t 0 6 12 18 24 30
p(t) 7 8 10 13 18 35
Keterangan:
t = hari
INTEGRAL
29
p(t) = laju polusi dalam satuan partikel/hari
jawab:…………………………………………………………………
……………………………………........................................................
EVALUASI DIRI
INTEGRAL
30
INTEGRAL TENTU
INTEGRAL TENTU
BAB
2
Gambar 2.1
31
DEFINISI Integral tentu adalah suatu fungsi kontinu f pada interval
[a,b], yang dinyatakan dengan ∫ ( ) , untuk setiap
bilangan real dinyatakan dengan:
∫ ( ) ∑ ( )
<1
;
Dimana , ( ) dan
Simbol merupakan tanda integral, a dan b adalah batas integraldan
fungsi f adalah integran. Hal penting yang kita ketahui adalah
∫ ( ) menghitung luas area
CONTOH
( ) ( ) ∫ ( )
32
terkadang bernilai negatif pada interval [a,b], maka luas area yang
dibatasi oleh fungsi pada interval dimana v tidak berubah tanda dapat
dicari dengan menggunakan integral , dan jumlah dari nilai-nilai ini
akan memberikan total jarak yang ditempuh.
CONTOH
33
Selanjutnya kita akan
mempertimbangkan hasil
pembagian interval
tertentu. Pada gambar 2.4
kita melihat bahwa
∫ ( ) 1 ,
∫ ( ) dan
∫ ( ) 1
Meskipun aturan ini jelas terlihat pada situasi ketika a < b < c,
namun sebenarnya secara umum berlaku untuk setiap a, b, dan c.
Ketika hasil ini dihubungkan dengan sifat lain dari integral tertentu,
yang menyatakan bahwa jika kita membalik urutan batas integrasi,
maka kita mengubah tanda nilai integral tersebut.
34
ATURAN KELIPATAN KONSTAN
Gambar 2.5: luas area yang dibatasi oleh y = f(x) (kiri) dan y = 2 f(x) (kanan) pada interval
[a,b]
35
Aturan Kelipatan
Gambar 2.6: Luas area yang dibatasi oleh y = f(x) dan y = g(x) pada [a,b], serta luas
area yang dibatasi oleh y = f(x) + g(x)
Aturan Penjumlahan
Jika f dan g adalah fungsi kontinu, maka
𝑏 𝑏 𝑏
∫ [ 𝑓( 𝑥 ) 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥 ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎
36
Secara lebih umum, aturan perkalian konstan dan penjumlahan dapat
dikombinasikan untuk setiap fungsi kontinu f dan g serta setiap
konstanta c dan k,
∫ [ ( ) ( )] ∫ ( ) ∫ ( )
AYO BERLATIH!
∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 ; ∫ 𝑔 (𝑥) 𝑑𝑥
8 117
∫ 𝑥 𝑑𝑥 ; ∫ 𝑥 𝑑𝑥
6 9
∫ 𝑥 𝑑𝑥 ; ∫ 𝑥 𝑑𝑥
4
b) ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
c) ∫ (𝑓(𝑥 ) 𝑔(𝑥 )) 𝑑𝑥
d) ∫ ( 𝑥 𝑥 ) 𝑑𝑥
e) ∫ (2𝑥 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥
37
Teori Dasar Kalkulus
Kedua, jarak yang ditempuh adalah luas area dibawah kurva kecepatan,
yang dinyatakan dengan integral tentu, jadi
∫ ()
( ) ( ) ∫ ( )
38
∫ () ∫ ( ) ( )
1 1
∫1 ( ) ∫1 ( ) ( )
|1 (( ) ∙ ) ( ) ∙ )
28
39
LATIHAN
I. STIMULUS
Pada suatu hari, terjadi kebocoran tangki di salah satu pabrik kota
Semarang. Gas keluar dari tangki penyimpanan bawah tanah dengan
laju ( ) , dimana t menunjukkan waktu dalam satuan
hari. Diperkirakan laju gas yang keluar dinyatakan dengan fungsi
() 2 selama periode 12 hari.
Tentukanlah banyaknya gas yang keluar dan rata-rata laju keluarnya
polutan dari tangki pada selang waktu ?
Kita mengetahui bahwa telah terjadi kebocoran tangki gas. Gas yang
keluar dari tangki memiliki laju r (t) =…………… selama
………hari.
( 1) ( ) ( )
( ( 1) ( ) ( ))
;
Karena , maka diperoleh
( ( 1) ( ) ( ))
( ( 1) ( ) ( )) ∙
40
( ( 1) ( ) ( ))
( )∙
t ( ) 2
0 11.079
1
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
12
Gallon/hari
12
10
8
6
4
2
hari
2 4 6 8 10 12
Gambar 2.9 bidang koordinat untuk grafik dengan kecepatan y = r(t)
41
Setelah kita mendapatkan gambar grafik dari laju polutan, kita
dapat memperkirakan banyak polutan yang keluar sama dengan luas
area dibawah kurva y = r(t) pada selang waktu [4,10] menggunakan
konsep integral tentu, sehingga diperoleh
1 1
∫ () ∫ ( 2 )
4 4
( )|14
( )
dari perhitungan integral diatas, maka diperoleh banyak polutan yang
keluar adalah … gallon.
V. AYO MENYIMPULKAN!
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
42
SOAL HOTS
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
EVALUASI DIRI
43
INTEGRASI DENGAN SUBSTITUSI
1 ⁄ 1 1
(4 ( ) 4 ( ) ( )
1
) ( )
4
1
44
AKIVITAS 2.2
[ ( ( ))] ( ( )) ∙ ( )
1) ( )
2) ( ) (2 )7
3) ( ) ( )
( ) 4;11
4)
5) ( ) 2
1) ( )
2) ( ) ( )
1
3) ( )
1:4
45
4) ( ) (2 )7
( ) 4;11
5)
1) ( ) ( )11
2) ( )
( ) ( ( )),
( ) ( )6
6
dimana fungsi luarnya ( ) dan fungsi dalamnya (
1 7
). Karena antiturunan dari f adalah ( ) 7 , jadi kita
mendapatkan antiturunan dari h adalah
( ) ( )7 ∙ ( )7
1
Memasukkan konstanta sangatlah penting, karena turunan dari
fungsi dalamnya ( ) . Sekarang kita menghitung H’(x), dengan
menggunakan aturan rantai, diperoleh:
( ) ∙ ( )7 ∙ ( )6 ( )
46
Jadi H merupakan antiturunan dari h.
Oleh karena itu, dalam kasusu ini dimana fungsi luar sudah
diketahui dan fungsi dalam berupa fungsi linear. Maka kita dapat
melakukan antiturunan fungsi gabungan sesuai aturan berikut.
[ ( )]
∫ ( )
∫( )6 ( )7
47
fungsi dari x yang turunannya adalah ( ).
( ) ( )
[ ] 4
4
∫
[ ( ( ))] ( ( )) ∙ ( )
∫ ( ( )) ∙ ( ) ( ( ))
48
Dengan melihat persamaan diatas menunjukkan bahwa kita dapat
mengambil fungsi tertentu dan memandang struktur aljabarnya
sebagai ( ( )) ∙ ( ), sehingga kita dapat melakukan antiturunan
dari fungsi tersebut dengan membalikkan atura rantai.
∫ ( ( )) ∙ ( ) ∫ ( )
CONTOH
49
< <
∫ ∫ ∙
< < 2
<
|
2 <4
4
2 2
AKTIVITAS 2.4
1 ; ;
2) ∫ (2 )9
RINGKASAN
[ ( )] ( ) ∫ ( ) ( )
∫ ( ( )) ∙ ( ) ∫ ( )
50
Dalam menerapkan teknik ini, perlu diperhatikan bahwa
fungsi dalam g(x) merupakan bagian dari fungsi komposit,
sementara g‟(x) sebagai perkalian faktor integral.
3)
INTEGRAL PARSIAL
4)
MEMBALIKKAN ATURAN PRODUK:
INTEGRAL PARSIAL
51
∫ [ ( ) ( )] ∫ ( ) ( ) ∫ ( ) ( )
Pada ruas kiri kita punya integral tak tentu suatu fungsi yang
merupaan fungsi asal itu sendiri , dengan menghilangkan konstanta
sementara yang mungkin muncul, kita dapatkan
( ) ( ) ∫ ( ) ( ) ∫ ( ) ( )
Dengan persamaan diatas, sekarang kita mempunyai pilihan dari 2
integral yang harus diselesaikan.dalam keadaan ini,kita dapat
mengidentifikasi dua fungsi f dan g, jika kita mengintegralkan
f(x)g‟(x), maka kita akan mengetahui integral tak tentu g(x)f‟(x) dan
sebaliknya. Untuk itu kita memilih integral tak tentu pertama
disebelah kiri, sehingga diperoleh
∫ ( ) ( ) ( ) ( ) ∫ ( ) ( )
∫ 𝑢 𝑑𝑣 𝑢𝑣 ∫ 𝑣 𝑑𝑢
CONTOH
52
Solusi: Disini kita akan melalukan antiturunan dari fungsi tersebut
dengan teknik integral parsial, kita nyatakan fungsi tersebut
ke dalam bentuk u dan dv. Dalam kasusu ini, kita dapat
memilih antara u = t dan dv = sin (t) dt atau x = sin (t) dan dv
= t dx. Karena tidak ada aturan khusu untuk memilih mana
yang u dan dv, maka solusinya adalah: memilih u dan dv
disesuaikan dengan aturan integral parsial yang menyatakan
∫
∫ ∙( ( )) ∫( ( )) ∙ |
( )) ( )|
( ( ) ( ))
2 2 2
( ( ) ( ))
∫ () ( )| ∫ ( ( ))
( )| ( )|
( ( ) ( ))
2 2 2
( ( ) ( ))
53
Perlu diingat, dalam menyelesaiakan suatu soal perlu
diperhatikan notasi yang sesuai dan lengkap, serta memeriksa
kembali hasil akhir untuk memastikan bahwa notasi tersebut
sudah sesuai dengan konteks soal yang dijawab.
54
GLOSARIUM
cosinus persamaan
cosinus suatu sudut dalam kalimat matematika yang
segitiga siku-siku adalah dihubungkan dengan
perbandingan antara sisi tanda sama dengan (=).
yang berseberangan
dengan sudut itu terhadap sinus
hipotenusa. sinus suatu sudut
merupakan perbandingan
fungsi aljabar antara sisi yang
fungsi yang terdiri dari berhadapan dengan sudut
fungsi polinomial,fungsi dengan hipotenusa pada
rasional, dan fungsi akar. segitiga siku-siku.
55
DAFTAR PUSTAKA
https://ernisusii.wordpress.com/2013/01/12/penerapan-integral-dalam-
bidang-ilmu-keteknikan/
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Augustin-
Louis_Cauchy?_x_tr_sl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
56
PROFIL PENULIS
Nama:
Durrotul Muna
Alamat:
Jln. Abdurrosyid Bugen
Tlogosari Wetan RT 08/RW
03 Pedurungan Semarang.
57