Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem perpajakan merupakan fondasi yang penting bagi ekonomi suatu

negara karena merupakan sumber utama pendapatan pemerintah untuk

mendukung pembangunan infrastruktur, layanan publik, dan program

kesejahteraan masyarakat. Namun, dalam era dinamika ekonomi yang terus

berubah, sistem perpajakan menghadapi tantangan yang membutuhkan

penyesuaian cepat dan inovatif. Perpajakan sekunder, yang melibatkan

penyesuaian dan inovasi dalam regulasi dan kebijakan perpajakan, menjadi sangat

krusial dalam menjaga relevansi dan efektivitas sistem perpajakan dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Tantangan yang dihadapi

oleh sistem perpajakan modern meliputi kompleksitas regulasi yang seringkali

sulit dipahami oleh masyarakat, tingkat kepatuhan pajak yang rendah, serta

adanya kesenjangan antara sektor formal dan informal. Di samping itu, globalisasi

telah menciptakan persaingan antarnegara dalam menarik investasi dan basis

pajak, yang dapat mengganggu stabilitas sistem perpajakan. Dalam mengatasi

tantangan ini, peran inovasi dalam perpajakan menjadi sangat penting.

Inovasi dalam perpajakan bukan hanya opsi, melainkan menjadi kebutuhan

yang mendesak. Langkah-langkah inovatif seperti restrukturisasi kebijakan

perpajakan yang responsif terhadap perubahan, pemanfaatan teknologi dalam

administrasi perpajakan untuk meningkatkan efisiensi, serta pendekatan yang


inklusif untuk mengurangi kesenjangan dalam penerimaan pajak antarsektor dan

antarnegara, menjadi kunci untuk memperkuat basis pajak dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Proposal ini bertujuan untuk

menyelidiki lebih dalam mengenai dinamika perpajakan sekunder dan peran

inovasi dalam meningkatkan efektivitas sistem perpajakan. Fokus penelitian akan

ditempatkan pada identifikasi inovasi terkini dalam perpajakan, evaluasi

dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta penyusunan

rekomendasi kebijakan untuk penerapan inovasi tersebut guna mendukung

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat secara

menyeluruh.Dalam konteks global yang terus berubah, pemahaman yang lebih

dalam tentang dinamika perpajakan sekunder dan peran inovasi diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan kebijakan

perpajakan yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan. Penelitian ini

diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi-solusi inovatif yang dapat diterapkan

secara efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta

peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Melalui pemahaman

yang lebih mendalam tentang perpajakan sekunder dan peran inovasi, diharapkan

akan tercipta kerangka kerja yang dapat mengarah pada pengembangan kebijakan

perpajakan yang lebih adaptif, responsif, dan inklusif. Penelitian ini juga

diharapkan mampu memberikan landasan yang kokoh untuk strategi inovasi

dalam sistem perpajakan yang dapat diadopsi oleh negara-negara untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Dalam kerangka kerja ini, penelitian terkait dinamika perpajakan sekunder

dan peran inovasi menjadi semakin penting untuk memandu pembuat kebijakan

dalam menghadapi dinamika perubahan ekonomi global. Hal ini diperlukan guna

mengembangkan solusi-solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi sistem

perpajakan, meningkatkan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran

fiskal, serta merangsang pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan

berkelanjutan.

Pemahaman mendalam mengenai perpajakan sekunder dan peran inovasi

diharapkan dapat memberikan landasan yang kokoh bagi pembentukan kebijakan

yang adaptif dan responsif terhadap perubahan, serta dapat memunculkan solusi-

solusi inovatif yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat.Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan wawasan yang

mendalam tentang peran inovasi dalam perpajakan serta memberikan kontribusi

yang signifikan terhadap diskusi dan pengembangan kebijakan yang lebih efektif

dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.Dengan demikian, pemahaman yang

lebih dalam mengenai dinamika perpajakan sekunder dan peran inovasi dapat

memainkan peran yang signifikan dalam membentuk landasan kebijakan yang

lebih adaptif, responsif, dan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif

dan berkelanjutan.
Rumusan Masalah:

1. Bagaimana kompleksitas regulasi perpajakan mempengaruhi pemahaman dan

kepatuhan masyarakat terhadap kewajiban pajak?

2. Apa dampak dari kesenjangan antara sektor formal dan informal terhadap

penerimaan pajak dan stabilitas sistem perpajakan?

3.Bagaimana globalisasi memperumit isu perpajakan dan mengancam stabilitas

sistem perpajakan di tingkat nasional?

4.Bagaimana keterbatasan dalam responsivitas sistem pajak menghadapi

perubahan sosial, teknologi, dan ekonomi?

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai inovasi kebijakan dan regulasi

perpajakan yang dapat mengatasi kompleksitas regulasi dan meningkatkan

pemahaman serta kepatuhan masyarakat terhadap kewajiban pajak.

2. Menilai dampak dari penerapan inovasi dalam perpajakan terhadap

kesenjangan antara sektor formal dan informal, serta stabilitas dan

penerimaan pajak.

3. Mengevaluasi sejauh mana inovasi dalam perpajakan dapat meningkatkan

responsivitas sistem pajak terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh

globalisasi dan perubahan dinamika ekonomi.


4. Menyusun rekomendasi kebijakan yang konkret berdasarkan inovasi-inovasi

dalam perpajakan guna memperkuat responsivitas sistem perpajakan dalam

menghadapi tantangan globalisasi dan dinamika ekonomi yang cepat.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis:

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perpajakan terkait inovasi

kebijakan dan regulasi, menyediakan landasan teoritis yang lebih kuat untuk

pemahaman dinamika perpajakan.

Manfaat Praktis:

1. Pemerintah dan Pembuat Kebijakan: Memberikan wawasan yang mendalam

tentang inovasi dalam perpajakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan

untuk pengembangan kebijakan perpajakan yang lebih adaptif, responsif, dan

efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak, mengurangi kesenjangan

antara sektor formal dan informal, serta merangsang pertumbuhan ekonomi

yang inklusif.

2. Masyarakat dan Warga Negara: Memberikan pemahaman yang lebih baik

tentang pentingnya kepatuhan pajak dan peran inovasi dalam membantu

memperkuat sistem perpajakan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat


meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pajak di kalangan masyarakat secara

umum.

3. Perguruan Tinggi dan Peneliti: Menjadi sumber referensi dan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang perpajakan. Hasil penelitian

ini dapat menjadi bahan studi lanjutan bagi mahasiswa, serta menginspirasi

penelitian-penelitian mendatang dalam bidang inovasi perpajakan.

4. Dunia Usaha dan Industri: Menawarkan pandangan yang lebih jelas tentang

dampak inovasi dalam perpajakan terhadap lingkungan bisnis. Memberikan

wawasan mengenai dampak perubahan perpajakan terhadap strategi bisnis

dan memahami cara-cara untuk memanfaatkan inovasi pajak dalam

lingkungan bisnis yang berubah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Dinamika Perpajakan Sekunder adalah istilah yang mengacu pada

serangkaian perubahan, modifikasi, atau adaptasi yang terjadi dalam sistem

perpajakan suatu negara, yang umumnya tidak mengubah prinsip-prinsip

fundamental atau struktur dasar dari sistem perpajakan yang sudah ada. Dinamika

ini mencakup inovasi, penyesuaian, atau perubahan tertentu dalam kebijakan,

regulasi, atau prosedur administratif perpajakan yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi, responsivitas, atau efektivitas dari sistem perpajakan yang

ada.

Perpajakan sekunder sering kali mencakup modifikasi dalam regulasi

perpajakan yang ada, seperti perubahan tarif pajak, pengenalan insentif pajak

baru, atau penyesuaian prosedur administrasi. Ini bisa juga melibatkan penerapan

teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan dan pemrosesan

informasi perpajakan.

Dalam konteks praktis, perpajakan sekunder sering kali terjadi sebagai

respons terhadap perubahan lingkungan ekonomi, sosial, atau teknologi. Tujuan

utamanya adalah untuk mengoptimalkan atau meningkatkan sistem perpajakan

yang sudah ada tanpa merombak struktur dasarnya.Ini bisa meliputi:

1. Penyesuaian Tarif Pajak: Misalnya, penyesuaian tarif pajak untuk pendapatan

tertentu atau pengenalan tarif pajak baru bagi sektor-sektor ekonomi tertentu.
2. Pengenalan Insentif Pajak Baru: Memberikan insentif pajak bagi investasi di

sektor tertentu untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

3. Perubahan Administrasi: Penerapan teknologi baru dalam administrasi

perpajakan untuk mempercepat dan meningkatkan keakuratan pengumpulan

data.

4. Pengurangan Beban Administratif: Meringankan beban administratif bagi

wajib pajak dengan penyederhanaan prosedur perpajakan.

5. Perubahan Kepatuhan dan Penegakan Hukum: Meningkatkan kepatuhan dan

penegakan hukum perpajakan melalui penggunaan strategi baru atau

pendekatan yang lebih efektif.

6. Kebijakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) dan Penyalahgunaan Pajak

(Tax Evasion): Perubahan dalam regulasi untuk mengatasi masalah

penghindaran pajak dan penyalahgunaan pajak.

"Dinamika Perpajakan Sekunder" memberikan kesempatan bagi pemerintah

untuk melakukan penyesuaian dan inovasi dalam kebijakan perpajakan yang

sudah ada, dengan tujuan untuk memperbaiki efisiensi, keadilan, dan responsivitas

sistem perpajakan terhadap perubahan lingkungan yang terus berkembang.

Pajak bukan hanya alat untuk pengumpulan dana bagi negara, tetapi juga

instrumen yang dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, perpajakan sekunder menjadi fokus

utama sebagai area inovasi untuk menciptakan dampak yang lebih positif terhadap

perekonomian.Perpajakan sekunder merujuk pada kebijakan-kebijakan yang


melengkapi sistem perpajakan utama. Ini mencakup insentif pajak, keringanan

pajak, serta restrukturisasi sistem untuk mendukung sektor-sektor tertentu atau

tujuan sosial-ekonomi yang lebih luas.

Inovasi dalam kebijakan perpajakan merupakan langkah krusial dalam

meningkatkan kepatuhan pajak. Kompleksitas aturan pajak seringkali menjadi

kendala utama bagi wajib pajak dalam memahami dan mematuhi kewajiban

mereka. Oleh karena itu, penyederhanaan regulasi pajak menjadi fokus utama.

Langkah ini melibatkan penyederhanaan aturan, pengurangan jumlah jenis pajak,

serta peningkatan transparansi untuk memudahkan pemahaman dan pemenuhan

kewajiban pajak. Selain itu, pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi perpajakan

dan sistem pelaporan online, dapat mempermudah proses pelaporan dan

membayar pajak, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kepatuhan.

Pendidikan dan kesadaran pajak juga memegang peran penting dalam

meningkatkan kepatuhan pajak. Program edukasi yang efektif tentang manfaat

dan tujuan pajak, serta dampaknya terhadap pembangunan masyarakat, dapat

membentuk sikap positif terhadap kewajiban pajak. Kesadaran akan peran penting

pajak dalam layanan publik dan pembangunan infrastruktur dapat meningkatkan

motivasi masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajak mereka dengan sukarela.

Selain penyederhanaan regulasi pajak dan pemanfaatan teknologi, kebijakan

yang mengarah pada pemahaman dan kesadaran pajak yang lebih baik juga

diperlukan. Program edukasi yang intensif tentang pentingnya pembayaran pajak


dan implikasinya terhadap pembangunan ekonomi dan sosial perlu diperluas.

Langkah ini mencakup menyediakan informasi yang jelas tentang bagaimana

pajak digunakan untuk membiayai layanan publik, seperti pendidikan dan layanan

kesehatan. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kontribusi

positif pajak terhadap masyarakat secara keseluruhan, kesadaran mereka akan

kewajiban pajak dapat ditingkatkan.

Selanjutnya, penting untuk memperkuat kerjasama antara pemerintah,

sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam mengembangkan strategi yang lebih

holistik untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Kemitraan ini dapat mencakup

kampanye publik bersama, penyuluhan, dan penerapan praktik terbaik untuk

mendorong ketaatan pajak. Kolaborasi lintas sektor ini juga dapat membantu

dalam menyusun kebijakan yang lebih komprehensif yang dapat meningkatkan

keterlibatan masyarakat dalam mematuhi kewajiban pajak mereka.

Terakhir, transparansi dalam penerapan kebijakan perpajakan juga penting.

Keterbukaan dan akuntabilitas dalam proses pembuatan kebijakan pajak serta

pelaksanaannya dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem

perpajakan. Melibatkan masyarakat dalam pembuatan kebijakan dan proses

pengambilan keputusan dapat membantu menciptakan peraturan yang lebih adil

dan dapat diterima oleh berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem pajak.

Inovasi dalam kebijakan perpajakan memiliki potensi besar untuk

mengurangi kesenjangan antara sektor formal dan informal dalam perekonomian.


Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah melalui insentif pajak yang

dapat mendorong pengusaha informal untuk beralih ke sektor formal.

Memberikan insentif, seperti pemotongan pajak atau fasilitas keuangan lainnya,

mungkin merangsang pengusaha informal untuk mendaftarkan bisnis mereka

secara resmi, menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan seimbang antara

kedua sektor ini.

Selain insentif, pengawasan yang ketat terhadap sektor informal juga

memainkan peran penting dalam mengurangi kesenjangan. Menguatkan

pengawasan terhadap sektor informal dapat membantu mengurangi praktik-

praktik ilegal dan penghindaran pajak yang sering kali memberikan keuntungan

tidak adil bagi bisnis informal. Langkah ini akan menciptakan lingkungan usaha

yang lebih adil bagi para pelaku usaha formal yang telah mematuhi regulasi pajak.

Pemahaman mendalam tentang tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh

pengusaha informal juga penting. Studi mendalam tentang alasan-alasan mengapa

sebagian pengusaha memilih untuk tetap beroperasi di sektor informal dapat

memberikan wawasan berharga bagi pembuat kebijakan. Dengan memahami

secara lebih baik masalah yang dihadapi oleh sektor informal, strategi kebijakan

yang lebih terarah dan efektif dapat dirumuskan untuk mendorong transisi ke

sektor formal.
Perlu juga untuk menyadari bahwa kesenjangan antara sektor formal dan

informal tidak hanya terkait dengan aspek perpajakan, melainkan juga terkait

dengan berbagai faktor lain seperti akses terhadap sumber daya, regulasi usaha,

akses ke pasar, dan akses ke layanan keuangan. Oleh karena itu, pendekatan yang

holistik dan berkelanjutan melalui kebijakan yang lintas sektor akan lebih efektif

dalam mengurangi kesenjangan antara sektor-sektor tersebut.

Pengembangan pelatihan dan program dukungan untuk pengusaha kecil dan

informal juga perlu diperhatikan. Membantu pengusaha informal meningkatkan

kapasitas mereka dalam mengelola bisnis, pemahaman akan kewajiban

perpajakan, dan meningkatkan akses mereka ke layanan keuangan formal akan

membantu memperkuat posisi mereka untuk beralih ke sektor formal.

Tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi dan perubahan dinamika

ekonomi menuntut sistem perpajakan yang responsif dan adaptif. Dalam era

globalisasi, perlu adanya inovasi dalam regulasi pajak untuk menyesuaikan diri

dengan perkembangan ekonomi yang semakin terhubung secara global. Ini

termasuk penyesuaian kebijakan perpajakan terhadap ekonomi digital dan

transaksi lintas batas yang semakin kompleks. Perlu adanya kajian mendalam

mengenai implikasi perubahan ini terhadap struktur pajak dan bagaimana sistem

pajak dapat lebih responsif terhadap fenomena ini.

Kerjasama internasional menjadi krusial dalam mengatasi penghindaran

pajak lintas batas. Kolaborasi antar negara dalam pertukaran informasi keuangan
dan kebijakan pajak membantu mencegah praktik penghindaran pajak oleh

perusahaan multinasional. Dengan adanya kerjasama ini, batasan-batasan praktik

penghindaran pajak dapat diperkuat, mengurangi kesenjangan dan kebocoran

dalam penerimaan pajak global.

Perubahan dinamika ekonomi juga memerlukan revisi kebijakan pajak yang

berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat, inovasi teknologi, dan

perubahan struktural dalam cara bisnis dilakukan memerlukan kebijakan pajak

yang dapat beradaptasi dengan cepat. Pemerintah harus bersiap untuk

mengidentifikasi perubahan ini dan menyesuaikan regulasi pajak untuk

mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, serta mengurangi potensi

ketimpangan yang dihasilkan oleh perubahan ekonomi.

Kesiapan pemerintah dalam menghadapi tantangan globalisasi dan

perubahan ekonomi juga melibatkan peningkatan kapasitas dalam mengelola

pajak lintas batas dan memahami dinamika ekonomi global. Diperlukan

pengembangan keahlian dalam analisis kebijakan pajak yang responsif terhadap

perubahan global agar dapat merumuskan kebijakan yang sesuai dengan

perkembangan dinamika ekonomi saat ini.

Akhirnya, keterbukaan untuk menerima masukan dan rekomendasi dari

berbagai pihak, seperti akademisi, pakar pajak, dan pelaku bisnis, menjadi penting

dalam meningkatkan responsivitas sistem pajak. Kolaborasi ini dapat


menghasilkan ide-ide inovatif dan solusi terbaik dalam menghadapi perubahan

ekonomi yang cepat, sehingga sistem pajak dapat tetap relevan dan efektif dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam menyusun rekomendasi kebijakan untuk memperkuat sistem

perpajakan, langkah pertama adalah melakukan evaluasi mendalam terhadap

regulasi perpajakan yang ada. Peninjauan dan penyederhanaan aturan pajak yang

terlalu rumit atau tidak lagi relevan merupakan langkah awal yang penting. Proses

evaluasi ini dapat membantu mengidentifikasi celah dan memperbaiki

ketidaksempurnaan dalam sistem perpajakan yang mungkin menghambat

kepatuhan dan penerimaan pajak.

Rekomendasi kebijakan yang konkret juga harus memperhatikan aspek

keadilan dan kesetaraan dalam sistem perpajakan. Diperlukan penyesuaian tarif

pajak, insentif investasi, dan pengurangan beban pajak bagi sektor tertentu untuk

memastikan sistem perpajakan memberikan kesempatan yang setara bagi semua

pemangku kepentingan. Pendekatan ini penting untuk menjaga keseimbangan

antara keadilan dan keberlanjutan penerimaan pajak.

Selanjutnya, rekomendasi kebijakan harus mempertimbangkan

responsivitas terhadap perubahan dinamika ekonomi. Perkembangan ekonomi

yang cepat dan inovasi teknologi memerlukan kebijakan yang dapat beradaptasi

dengan cepat. Pemerintah perlu mempertimbangkan fleksibilitas dalam aturan


pajak untuk mengakomodasi perkembangan ekonomi yang terjadi, sambil tetap

menjaga stabilitas dan keadilan dalam sistem perpajakan.

Dalam menyusun rekomendasi kebijakan, kolaborasi dan dialog yang

efektif antara pemerintah, pakar pajak, pelaku bisnis, dan masyarakat sipil

menjadi krusial. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini dalam proses

perumusan kebijakan dapat menghasilkan rekomendasi yang lebih komprehensif

dan berkelanjutan. Dialog yang terbuka juga dapat memperkuat legitimasi

kebijakan perpajakan di mata masyarakat.

Terakhir, evaluasi terus-menerus terhadap implementasi kebijakan yang

diusulkan sangat penting. Proses ini memungkinkan pemantauan dan penyesuaian

terhadap kebijakan perpajakan yang telah diterapkan untuk memastikan

keberhasilannya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan adanya evaluasi

yang terencana dan kontinu, sistem perpajakan dapat lebih responsif terhadap

perubahan yang terjadi di tingkat nasional dan global.


BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengumpulkan dan

menganalisis data terkait dengan dinamika perpajakan sekunder dan inovasi dalam

perpajakan. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh pemahaman yang

mendalam tentang pengaruh inovasi terhadap sistem perpajakan, responsivitasnya

terhadap perubahan, serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber. Pengumpulan data akan

melibatkan analisis dokumen kebijakan perpajakan, literatur terkait inovasi dalam

perpajakan, laporan penelitian, serta data sekunder yang relevan dari lembaga-

lembaga terkait dengan perpajakan. Selain itu, wawancara mendalam dengan para

pakar, praktisi perpajakan, serta perwakilan pemerintah terkait juga akan menjadi

sumber data yang signifikan.


3. Teknik Pengumpulan Data

a. Analisis Dokumen: Dokumen-dokumen kebijakan perpajakan, jurnal, laporan

riset, serta literatur terkait akan dianalisis secara teliti untuk memperoleh wawasan

tentang tren inovasi perpajakan.

b. Wawancara Mendalam: Wawancara akan dilakukan dengan pakar perpajakan,

pejabat pemerintah, dan praktisi perpajakan untuk mendapatkan pandangan

mereka tentang peran inovasi dalam perpajakan, serta evaluasi terhadap

dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.

c. Observasi: Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kebijakan perpajakan,

implementasi inovasi dalam administrasi pajak, dan efeknya terhadap sektor

ekonomi juga akan dilakukan untuk memperoleh data yang komprehensif.

4. Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif melalui proses pengkodean,

kategorisasi, dan temuan-temuan akan diinterpretasikan untuk menggambarkan

dinamika perpajakan sekunder, efektivitas inovasi, serta dampaknya terhadap

pertumbuhan ekonomi. Teknik analisis kualitatif seperti analisis isi dan analisis

tematik akan digunakan untuk mengelompokkan data dan menemukan pola-pola

atau tema-tema yang relevan.


5. Validitas dan Reliabilitas

Keabsahan data akan diperkuat melalui triangulasi data dari berbagai sumber,

yaitu dokumen resmi, wawancara, dan observasi lapangan. Selain itu, ketelitian

dan objektivitas peneliti dalam pengumpulan dan analisis data akan ditekankan

untuk memastikan kredibilitas dan reliabilitas hasil penelitian.


KUISIONER PENELITIAN

1. Seberapa familiar Anda dengan kebijakan perpajakan yang berlaku di negara

ini?

 Sangat tidak familiar

 Sangat familiar

2. Apakah Anda merasa bahwa kebijakan perpajakan saat ini cukup responsif

terhadap perubahan ekonomi dan teknologi?

 Sangat tidak responsif

 Sangat responsif

3. Apakah Anda mengetahui adanya inovasi terkini dalam bidang perpajakan

yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir?

 Ya

 Tidak

4. Sejauh mana Anda yakin bahwa inovasi perpajakan telah membantu dalam

memperbaiki sistem perpajakan?

 Tidak membantu sama sekali

 Sangat membantu
5. Menurut Anda, apakah inovasi perpajakan memengaruhi kesenjangan antara

sektor formal dan informal?

 Tidak berpengaruh

 Sangat berpengaruh

6. Bagaimana pendapat Anda tentang kontribusi inovasi perpajakan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat?

 Tidak memberikan kontribusi

 Memberikan kontribusi besar

7. Apakah Anda merasa bahwa penggunaan teknologi dalam administrasi

perpajakan telah mempermudah kewajiban perpajakan?

 Tidak mempermudah sama sekali

 Sangat mempermudah

8. Sejauh mana Anda yakin bahwa kebijakan perpajakan saat ini memungkinkan

pemerintah untuk menghadapi perubahan-perubahan ekonomi yang cepat?

 Sangat tidak yakin

 Sangat yakin

9. Apakah Anda setuju bahwa adopsi teknologi baru dalam administrasi

perpajakan dapat mengurangi birokrasi dan meningkatkan efisiensi?

 Sangat tidak setuju


 Sangat setuju

10. Menurut Anda, sejauh mana inovasi dalam perpajakan dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah?

 Tidak meningkatkan sama sekali

 Meningkatkan sangat besar

Anda mungkin juga menyukai