Anda di halaman 1dari 88

ANALISIS TEKNIK BUDIDAYA DENGAN SISTEM

AGROFORESTRI PADA KELOMPOK TANI


HUTAN DI DESA TAMIAI WILAYAH
KPHP KERINCI UNIT I

TRIA WIRANDA AHMAD

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
ANALISIS TEKNIK BUDIDAYA DENGAN SISTEM
AGROFORESTRI PADA KELOMPOK TANI
HUTAN DI DESA TAMIAI WILAYAH
KPHP KERINCI UNIT I

TRIA WIRANDA AHMAD

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Program Studi Kehutanan Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanjan Universitas Jambi

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
RINGKASAN

Analisis Teknik Budidaya dengan Sistem Agroforestri pada


Kelompok Tani Hutan di Desa Tamiai Wilayah KPHP Kerinci Unit I (Skripsi
oleh Tria Wiranda Ahmad dibawah bimbingan Bapak Ir. Itang Ahmad Mahbub.
M.P. dan Bapak Ir. Richard R.P Napitupulu, S.Hut., M.Sc).
Penelitian ini dilatar belakangi oleh salah satu hutan kemasyarakatan yang berada
di Provinsi Jambi yaitu terletak di Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin
Kabupaten Kerinci yang berada di sekitar kawasan hutan Produksi Desa Tamiai.
Salah satu daerah yang melaksanakan sistem agroforestri yaitu Desa Tamiai yang
melalui aksebilitas KPHP Kerinci Unit I. Desa Tamiai memiliki 4 Kelompok Tani
Hutan (KTH) yang terdiri atas 180 KK yaitu KTH Bukit Lumut, KTH Ranah
Sako, KTH Bukit Tengah, KTH Bukit Sebetung (RPHJP KPHP Kerinci Unit I,
2016). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya
dan pola agroforestri yang diterapkan oleh Kelompok Tani Hutan di Desa Tamiai.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tamiai Kecamatan Batang Merangin
Kabupaten Kerinci. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
deskriptif kualitatif dan pengambilan sampel dilakukan menggunakan Simple
Random Sampling yang diperoleh sebanyak 65 responden. Teknik analasis data
dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk agroforestri yang diterapkan
oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Tamiai ditinjau dari komponen yang
menyusunnya terdiri atas agrosilvofishery, agrosilvopastular, agrisilvikultur.
Pada umumnya pola agroforestry yang diterapkan oleh masyarakat di Desa
Tamiai berdasarkan komponen yang menyusunnya adalah agrisilvikultur
(Agrisilviculture System). KTH Bukit Lumut dan KTH Ranah Sako menerapkan
pola alternative rows, KTH Bukit Tengah menerapkan pola random mixture,
sedangkan KTH Bukit Sebetung menerapkan pola trees along border.
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Punai Merindu pada tanggal 9 April


1998. Penulis merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara, dari pasangan Bapak Mat Akhir dan Ibu
Walidarni. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri (SD) 137/III Tanjung Pauh Mudik pada
tahun 2010.
Setelah itu melanjutkan pendidikan di Madrasah
Tsanaiyah Negeri (MTSN) Mpdel Kota Sungai Penuh dan
lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 penulis diterima di SMA N 1 Kota Sungai Penuh Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan menyelesaikan pendidikan disekolah tersebut pada tahun
2016. Tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Jurusan
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi melalui jalur Seleksi Mandiri
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN).
Penulis mendapatkan peminatan kuliah Silvikultur. Penulis melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada semester ganjil tahun akademik
2019/2020 di KPH Pemalang. Penulis memulai penyusunan proposal skripsi
pada semester ganjil tahun akademik 2019/2020 dan melaksanakan penelitian
hingga penyusunan skripsi pada semester ganjil 2022/2023 dengan judul
“Analisis Teknik Budidaya Dengan Sistem Agroforestri Pada Kelompok Tani
Hutan Di Desa Tamiai Wilayah KPHP Kerinci Unit I” yang dibimbing oleh
bapak Ir. Itang Ahmad Mahbub, M.P dan bapak Ir. Richard R. P Napitupulu,
S.Hut., M.Sc. Penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penulis
melaksanakan ujian skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 23 Juni 2023.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Analisis Teknik Budidaya dengan Sistem Agroforestri
pada Kelompok Tani Hutan di Desa Tamiai Wilayah KPHP Kerinci Unit I”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan di Jurusan
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua saya Bapak Mat Akhir dan Ibu Walidarni, abang saya
Netra Kurniaan dan Yudhistira Ahmad serta adik saya Faras Novitriani yang
tak henti-henti memberikan do'a dan dukungan berupa moril maupun
materil agar senantiasa bersyukur dan tetap berusaha demi masa depan yang
lebih baik.
2. Bapak Ir. Itang Ahmad Mahbub. M.P selaku dosen pembimbing skripsi I
dan Bapak Ir. Richard R.P Napitupulu, S.Hut., M.Sc selaku dosen
pembimbing skripsi II yang telah memberikan arahan dan bimbingan,
kritikan dan saran yang bermanfaat untuk membantu menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak Dr. Forst, Ir. Bambang Iraan, SP., M.Sc, I.PU selaku dosen penguji
skripsi I, Ibu Suci Ratna Puri, S.P., M.Si selaku dosen penguji skripsi II, dan
Ibu Rizky Ayu Hardianti, S.Hut., M.Si selaku dosen penguji skripsi III yang
telah memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat dalam
perbaikan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Gindo Tampubulon selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis sejak awal perkuliahan.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staff Program Studi Kehutanan, Jurusan
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi yang telah memberikan
ilmu dan motivasi selama perkuliahan.
6. KPHP Kerinci Unit I beserta staff yang telah memberikan informasi, data-
data yang diperlukan, serta izin kepada penulis untuk dapat melakukan

i
penelitian.
7. Ketua KTH Bukit Lumut, Ranah Sako, Bukit Tengah dan Bukit Sebetung
beserta anggota yang telah memberikan informasi, data-data yang
diperlukan, serta izin kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian.
8. Partner terbaik Umi Nurul Wahyuni yang telah membantu dan memberikan
motivasi serta dukungan untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat terbaik penulis ketika masa perkuliahan di jurusan Kehutanan
Manda Rizki Putra, Willi Alfarizi, Bimbo Yeperta dan Rahma Yuni
Simanungkalit yang telah memberikan kebahagian dan motivasi selama
masa perkuliahan dan penulisan skripsi.
10. Serta teman-teman angkatan 2016, senior dan adik tingkat yang telah
memberikan semangat, motivasi dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyelasaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan maupun penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, 13 Juli 2023

Tria Wiranda Ahmad

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4
2.1 Definisi Hutan dan Fungsi Hutan ..........................................................4
2.2 Agroforestri ............................................................................................4
2.3 Pola Agroforestri ....................................................................................5
2.4 Sistem Agroforestri ................................................................................7
2.5 Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kerinci Unit I..............8
2.6 Hutan Kemasyarakatan ..........................................................................9
2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 10
2.8 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 11
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 12
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 12
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 12
3.3 Jenis Data ............................................................................................. 13
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 13
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................14
3.6 Metode Pengambilan Sampel...............................................................14
3.6.1 Penentuan Responden .............................................................. 14
3.6.2 Penentuan Plot ......................................................................... 16
3.7 Analisis Data ........................................................................................ 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ......................................... 18
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................18
4.1.1 Kondisi Geografi dan Tropografi Desa Tamiai ...................... 18
4.1.2 Gambaran Kondisi Fisik Desa Tamiai ....................................18
4.1.3 Kondisi Geografi dan Tropografi HKm Desa Tamiai ............. 18
4.1.4 Aksebilitas .............................................................................. 19
4.2 Teknik Budidaya Lahan Agroforestri Desa Tamiai ............................. 19
4.2.1 Persiapan ................................................................................. 19
4.2.2 Jarak Tanam ........................................................................... 21
4.2.3 Pemeliharaan Tanaman ........................................................... 21
4.2.4 Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................... 23
4.2.5 Pemanenan .............................................................................. 24

iii
4.3 Sistem Agroforestri di Desa Tamiai ..................................................... 24
4.4 Pola Tanam Agroforestri di Desa Tamai.............................................. 25
4.4.1 Pola Tanam KTH Bukit Lumut ............................................... 26
4.4.2 Pola Tanam KTH Ranah Sako ................................................. 27
4.4.3 Pola Tanam KTH Bukit Tengah .............................................. 29
4.4.4 Pola Tanam KTH Bukit Sebetung ........................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................33
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 33
5.2 Saran ....................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34
LAMPIRAN .......................................................................................................... 37

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penelitian Terdahulu .....................................................................................10


2. Jumlah responden masing-masing KTH.......................................................16
3. Ada tidaknya kolam atau ternak di lahan responden ....................................25
4. Jenis Tanaman KTH Bukit Lumut ................................................................27
5. Jenis Tanaman KTH Ranah Sako .................................................................29
6. Jenis Tanaman KTH Bukit Tengah ..............................................................29
7. Jenis Tanaman KTH Bukit Sebetung ...........................................................31

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kerangka Pemikiran .....................................................................................11
2. Peta Lokasi Desa Tamiai ..............................................................................12
3. Persiapan Bibit Kopi (a) Persiapan Bibit Cabe (b) .......................................20
4. Persiapan Lahan ............................................................................................20
5. Proses Penanaman .......................................................................................20
6. Jarak Tanam Kayu Manis dan Kopi (a) Jarak Tanam Cabe (b) ...................21
7. Kegiatan Pemangkasan Tanaman .................................................................21
8. Kegiatan Pengendalian Gulma .....................................................................22
9. Permasalahan Penyakit di Tanaman Kopi ....................................................23
10. Pola tanam alternative rows pada KTH Bukit Lumut ..................................26
11. Pola tanam alternative rows pada KTH Ranah Sako ...................................28
12. Pola tanam random mixture pada KTH Bukit Tengah........................... ......30
13. Pola tanam trees along border pada KTH Bukit Sebetung ..........................32

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Identitas Responden ......................................................................................38


2. Wawancara terkait lahan KTH .....................................................................41
3. Wawancara terkait teknik budidaya..............................................................46
4. Jenis-jenis tanaman .......................................................................................60
5. Dokumentasi Penelitian ................................................................................64
6. Peta Lokasi Penelitian...................................................................................70
7. SK Anggota Kelompok Tani Hutan Desa Tamiai ........................................72

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Provinsi Jambi merupakan salah satu aset hutan yang ada di Indonesia,
dengan luas 2.117.386 Ha yang terdiri dari hutan konservasi seluas 685.471 Ha,
hutan lindung 179.588 Ha dan hutan produksi 122.077 Ha, BPS (2018). Pada saat
ini, kawasan hutan Provinsi Jambi telah mengalami degradasi akibat berbagai
gangguan hutan baik yang bersifat alamiah maupun akibat perbuatan manusia.
Kerusakan hutan Provinsi Jambi mencapai 40% dari 2,2 juta hektar luas hutan,
dan lahan kritis akibat penggundulan hutan mencapai 1,1 juta hektar perlu
diselamatkan (Triy S & Riza A, 2013).
Melihat kondisi dari degradasi hutan di Provinsi Jambi yang diikuti juga
dengan terbatasnya kuantitas tanah yang dimiliki petani, berdasarkan surat
keputusan Menteri Kehutanan peraturan nomor P.83/MENLHK/SETJEN/KUM
1/10/2016, KLHK membuat suatu program yang berupa perhutanan sosial dimana
sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara
atau hutan hak/hutan adat. Perhutanan sosial mempunyai skema dalam bentuk
hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan
kemitraan kehutanan. Perhutanan sosial diyakini bisa mengurangi degradasi,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat serta meningkatkan
keseimbangan lingkungan.
Skema perhutanan sosial salah satunya adalah Hutan Kemasyarakatan atau
yang disingkat dengan Hkm. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.88/Menhut-II/2014 Hutan Kemasyarakat adalah hutan negara
yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat
setempat dengan cara memanfaatkan sumberdaya hutan secara optimal serta
berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestariannya sehingga dapat mencegah
kerusakan hutan serta mengembalikan fungsi kawasan hutan. Hutan
kemasyarakatan merupakan salah satu skema perhutanan sosial yang dalam
pengelolaan area kerjanya menerapkan sistem agroforestri (Mulyadin et al, 2016).

1
Agroforestri merupakan pemanfaatan lahan secara optimal dengan cara
mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengelolaan
lahan yang sama dengan memperhatikan kondisi lingkungan fisik, sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat (Mayrowani Henny & Ashari, 2011).
Agroforestri menjadi sebuah pilihan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan.
Menurut Suryani Erna (2012) sistem agroforestri berperan sebagai tindakan
konservasi tanah untuk menghindari dan mengatasi degradasi lahan dan
penggunaan lahan yang berkelanjutan melalui penciptaan penutupan tanah oleh
vegetasi agroforestri yang melindungi tanah dan erosi.
Freenstra (2000) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan sistem
agroforestri perlu memperhatikan beberapa hal salah satunya adalah pengelolaan
lahan untuk memperluas dan menjaga kualitas tanah. Pengelolaan lahan dengan
sistem agroforestri tidak terlepas dari teknik budidaya yang dilakukan seperti
bagaimana petani mengambil keputusan dalam pemilihan jenis tanaman,
pengaturan ruang tumbuh, dan pola tanam yang diterapkan sehingga tidak terjadi
persaingan antar jenis tanaman kayu-kayuan dan tanaman semusim (Tiusmasari et
al, 2016).
Salah satu daerah yang melaksanakan sistem agroforestri yaitu Desa Tamiai
yang melalui aksebilitas KPHP Kerinci Unit I. Desa Tamiai memiliki 4 Kelompok
Tani Hutan (KTH) yang terdiri atas 180 KK yaitu KTH Bukit Lumut, KTH Ranah
Sako, KTH Bukit Tengah, KTH Bukit Sebetung (RPHJP KPHP Kerinci Unit I,
2016).
Berdasarkan hasil observasi menyatakan bahwa komoditas tanaman
unggulan di dalam kawasan KPHP Kerinci Unit I adalah kayu manis (Cinamomun
zeylanicum), kopi (Coffea conephora) dan cabe (Capsicum frutescens). Untuk
mengetahui bagaimana teknik budidaya dan pengelolaannya pada sistem
agroforstri maka peneliti tertarik mengambil judul skripsi tentang “Analisis
Teknik Budidaya dengan Sistem Agroforestri pada Kelompok Tani Hutan di
Desa Tamiai Wilayah KPHP Kerinci Unit I”.

2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana teknik budidaya tanaman agroforestri di KTH Desa Tamiai?
2. Bagaimana pola agroforestri yang diterapkan oleh KTH Desa Tamiai?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui teknik budidaya tanaman agroforestri di KTH Desa Tamiai.
2. Mengetahui pola agroforestri yang diterapkan oleh KTH Desa Tamiai.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum pola
agroforestri dan teknik budidaya tanaman di kelompok tani hutan (KTH) di desa
tamiai. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu menambah wawasan bagi
masyarakat, pemerintah dan para pihak terkait dan dapat digunakan sebagai
sumber referensi dan informasi yang dapat berguna bagi peneliti selanjutnya.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Hutan dan Fungsi Hutan


Pengertian hutan dapat ditinjau dari faktor-faktor berupa wujud biofisik lahan
dan tumbuhan, fungsi ekologi, kepentingan kegiatan operasional pengelolaan atau
kegiatan tertentu lainnya, dan status hukum lahan hutan. Hutan menurut Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan
yang lainnya tidak bisa dipisahkan.

Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan membagi hutan


berdasarkan fungsi pokoknya menjadi 3, yaitu :
a. hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya.
b. hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata 13 air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
c. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
Hutan mempunyai banyak fungsi dan berperan penting dalam pelestarian
tanah dan air, memelihara atmosfir yang sehat dan memelihara keanekaragaman
hayati tumbuh-tumbuhan dan hewan. Kelangsungan dan keberadaan hutan
tergantung sejauh mana kita mengakui dan melindungi nilai-nilai ekologi dan nilai
sosial serta ekonominya (Yusuf et al,2011).

2.2 Agroforestri
Agroforestri adalah sistem usaha tani yang mengombinasikan antara berbagai
jenis tanaman, baik tanaman tahunan maupun tanaman semusim (Winarni et al.,
2016). Menurut Hairiah et al (2003) agroforestri adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan di bidang pertanian dan kehutanan yang mencoba menggabungkan
unsur tanaman dan pepohonan, sedangkan menurut pendapat Senoaji (2012)

4
mendefinisikan agroforestri sebagai suatu sistem pengelolaan lahan yang
merupakan kombinasi antara produksi pertanian, termasuk pohon, buah-buahan
dan atau peternakan dengan tanaman kehutanan.
Sistem agroforestri digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan
dengan spesies pohon multiguna yang memberikan manfaat secara ekonomi,
ekologi dan sosial (Mardiana et al., 2017). Agroforestri memiliki dampak positif
pada aspek konservasi tanah diantaranya untuk mempertahankan produktivitas
dan kesuburan tanah (Fahruni, 2017). Menurut Kassa et al. (2017) tanah pada
lahan agroforestri memiliki kesuburan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tanah pada lahan pertanian. Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa
agroforestri secara ekologi mampu memperbaiki kualitas lahan, karena dapat
meningkatkan kandungan komponen yang mudah terurai secara alami dalam
bahan organik (Fitri et al., 2018).
Menurut University of Missouri Center for Agroforestry (2015),
agroforestri merupakan peluang baru yang memberikan pertanian yang
memperhatikan kelestarian iklim secara cerdas, penataan lahan, habitat bagi satwa
liar, meningkatkan kualitas udara dan air, diversifikasi pendapatan dan
meningkatkan kesejahteraan petani. Klasifikasi agroforestri berdasarkan
kombinasi komponen pohon, tanaman, padang rumput/makanan ternak dan
komponen lain yang ditemukan dalam agroforestri (Sa’ad 2002), Agrosilvikultur:
Campuran tanaman dan pohon, dimana penggunaan lahan secara sadar untuk
memproduksi hasil-hasil pertanian dan kehutanan. Silvopastoral : Padang
rumput/makanan ternak dan pohon, pengelolaan lahan hutan untuk memproduksi
hasil kayu dan sekaligus memelihara ternak. Agrosilvopastoral: tanaman, padang
rumput/makanan ternak dan pohon, pengelolaan lahan hutan untuk memproduksi
hasil pertanian dan kehutanan secara bersamaan dan sekaligus memelihara hewan
ternak. Sistem lain yang meliputi, Silvofishery : pohon dan ikan, Apiculture :
pohon dan lebah, Sericulture: pohon dan ulat sutera.

2.3 Pola Agroforestri


Sistem yang digunakan agroforestri memiliki pola-pola tertentu dalam
mengombinasikan komponen tanaman penyusunnya satu ruang dan waktu. Pola
ini dibentuk agar tidak terjadi interaksi negatif antara komponen penyusun.

5
Interaksi negatif yang terjadi bisa berupa kompetisi yang tidak sehat dalam
memperebutkan unsur hara, cahaya matahari, air serta ruang tumbuh. Akibat dari
kompetisi tersebut adalah salah satu tanaman bisa tertekan bahkan mati karena
pengaruh tanaman lainnya. Tajuk pohon yang terlalu lebat menyebabkan cahaya
matahari tidak sampai ke strata dibawahnya yang merupakan tempat tumbuh
tanaman pertanian sehingga terjadi perebutan unsur hara (nutrisi) yang akhirnya
merugikan tanaman lainnya (Junaidi dan yonky, 2018).
Pola agroforestri dapat terbagi ke beberapa kategori yaitu sebagai berikut
(Naharuddin, 2018):
a. Pola agroforestri alternaterows yaitu model penanaman model agroforestri
yang menempatkan pohon dan tanaman pertanian secara berselang-seling.
Pola agroforestri ini mungkin dilakukan pada tanah yang relatif datar. Pola
baris 7 merupakan bentuk penyusunan pola tanam setiap satu baris tanaman
berkayu diselingi dengan tanaman pertanian secara bergantian. Model
penyusunan tanaman pada pola baris terlihat sistematis. Tanaman pertanian
yang ditanam adalah jagung dan ketela, beberapa ada yang menanam pisang
sebaris dengan tanaman berkayu. Tanaman berkayu yang ditanam adalah
jenis-jenis tanaman perkebunan, yaitu kakao ( Theobroma cacao L.) dan
kemiri ( Aleurites moluccana L.).
b. Pola agroforestri alley cropping yaitu pola tanaman agroforestri yang
menempatkan pohon di pinggir kanan dan kiri tanaman pertanian. Larikan
pohon membujur ke timur/barat. Hal ini dimaksudkan agar tanaman
mendapatkan cahaya matahari penuh di pagi maupun sore hari. Pola alley
cropping sering disebut dengan bentuk lorong karena apabila dilihat dari
ujung lahan menyerupai lorong goa.
c. Pola agroforestri random mixture yaitu pola penanam acak, artinya antara
tanaman pertanian dan pohon ditanam tidak teratur. Pola acak ini terbentuk
karena tidak adanya perencanaan awal dalam menata letak tanaman.
Penempatan tanaman berkayu pada suatu lahan terlihat tidak sistematis.
Variasi pola campur adalah pada jenis penyusun, baik penyusun tanaman
kehutanan, maupun tanaman pertanian. Tanaman pertanian pada pola campur
ditanam pada sela-sela tanaman berkayu yaitu tanaman pisang (Musa

6
paradisiaca L.). Tanaman berkayu yang mendominasi penyusunan pola
campur adalah jenis-jenis tanaman kehutanan dan perkebunan, yaitu kemiri (
Aleurites moluccana (L.) Willd.), nyatoh ( Palaquium sp) dan aren ( Arenga
pinnata Merr.).
Pola agroforestri alternate rows , alley cropping , trees along border, random
mixture tersebut tidak terlepas dari pemikiran pemilik lahan dan tingkat
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, desakan kebutuhan akan bahan pangan
menjadi pertimbangan mendasar terbentuknya sistem ini. Bagi masyarakat
subsistem, kebutuhan pangan didapat dari lahan pertanian yang dimilikinya.
Desakan kebutuhan ini mendorong terbentuknya ruang yang dibutuhkan untuk
tanaman pertanian lebih dominan daripada ruang yang dibutuhkan untuk
kehutanan.

2.4 Sistem Agroforestri


Pola tanam merupakan hal yang penting didalam pengelolaan hutan
agroforestri. Pemilihan jenis tanaman yang akan dikembangkan dalam suatu areal
atau lahan hutan sangat penting karena kesalahan dalam memilih jenis dari segi
ekologi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan jenis terpilih di lapangan.
Selain itu persyaratan utama dalam pemilihan jenis adalah kecocokan antara
persyaratan ekologis jenis tanaman dengan sifat tempat tumbuhnya seperti
ketinggian tempat, iklim (suhu, curah hujan, toleransi jenis pohon terhadap sinar
matahari) dan sifat - sifat tanah.
Hairiah et al. (2003) berpendapat bahwa sistem usaha tani agroforestri secara
garis besarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Sistem agroforestri sederhana
Sistem agroforestri sederhana merupakan perpaduan satu jenis tanaman
tahunan dan satu atau beberapa jenis tanaman semusim. Jenis pohon yang ditanam
bisa bernilai ekonomi tinggi seperti kelapa, karet, cengkeh, jati dan atau pohon
yang bernilai ekonomi rendah seperti dadap, lamtoro dan kaliandra. Tanaman
semusim biasanya padi, jagung, palawija, sayur-mayur dan rerumputan atau jenis
tanaman lain seperti pisang, kopi, coklat. Contoh pola tanamnya adalah budidaya
pagar (alley cropping) lamtoro dengan padi atau jagung, pohon kelapa ditanam
pada pematang mengelilingi sawah dan lain-lain.

7
b. Sistem agroforestri kompleks
Sistem agroforestri kompleks merupakan suatu sistem pertanian menetap
yang berisi banyak jenis tanaman (berbasis pohon) yang ditanam dan dirawat
oleh penduduk setempat, dengan pola tanam dan ekosistem menyerupai dengan
yang dijumpai di hutan. Sistem ini mencakup sejumlah besar komponen
pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau rumput. Penampakan fisik dan
dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam baik primer maupun
sekunder.
Silvikultur merupakan rangkaian kegiatan berencana mengenai pengelolaan
hutan yang meliputi penebangan, peremajaan, dan pemeliharaan tegakan hutan
untuk menjamin kelestarian produksi kayu atau hasil hutan lainya.Teknik
silvikultur diterapkan untuk memperbaiki kuantitas (misal produksi m3 kayu) dan
kualitas (mendapatkan kayu yang lurus, bulat, panjang bebas cabang, bebas hama
penyakit dan lain lain) dari hutan yang ada. Teknik silvikultur juga mencakup
pengumpulan benih, persemaian, dan penanaman.
Menurut Indriyanto (2008), di dalam teknik sistem silvikultur ada dua aspek
penting yang perlu diperhatikan, pertama yaitu teknik penerapan sistem silvikultur
itu sendiri termasuk cara penebangan, cara regenerasi tegakan hutan dan
pemeliharaan tegakan hutan, kedua yaitu kerangka umum dari bagian pengelolaan
hutan, termasuk pembagian area dan daur penebangan.

2.5 Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kerinci Unit I


Dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dengan menjaga
keseimbangan aspek produksi, ekologi, serta dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan masyarakat, maka dibentuk wilayah pengelolaan
hutan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan unit pengelolaan, yang
selanjutnya disebut dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) (RPHJP KPHP
Kerinci Unit I, 2016). KPH adalah perwujudan nyata dalam organisasi
pengelolaan hutan yang menjalankan fungsi manajemen (pengelolaan) kawasan
hutan di tingkat tapak (Lestaria, 2015). KPH terbagi 3 fungsi pokok yaitu
kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP), kesatuan pengelolaan hutan
lindung (KPHL) dan kesatuan pengelolaan hutan konservasi (KPHK).

8
Berdasarkan SK Menhut No 77/Menhut-II/2010 tanggal 10 Februari 2010
telah ditetapkan wilayah KPH di provinsi Jambi sebanyak 17 unit kelola KPH
yang terdiri dari 16 (enam belas) unit KPHP dan 1 (satu) unit KPHL. Selanjutnya
untuk mempercepat pembangunan KPH di Provinsi Jambi, maka melalui SK
Menteri Kehutanan Nomor: SK.960/Menhut-II,2013 tanggal 27 Desember 2013
menetapkan KPHP Kerinci (Unit I) dengan luas ± 34.250 Ha dan di dalamnya
masih termasuk kawasan hutan produksi kota Sungai penuh ± 941 Ha sehingga
luas KPHP Kerinci Unit I tanpa kawasan hutan Kota Sungai Penuh adalah ±
33.309 Ha. Secara geografis KPHP Kerinci Unit I terletak diantara 101°5’0” –
101° 45’ 0” BT dan 1° 40’ 0” - 2° 20’ 0” LS. KPHP Kerinci Unit I dikelilingi oleh
Taman Nasional Seblat.

2.6 Hutan Kemasyarakatan


HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk
memberdayakan masyarakat setempat (Kementrian Kehutanan, 2014). HKm
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui
pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal, adil dan berkelanjutan dengan
tetap menjaga kelestarian fungsi hutan dan lingkungan hidup (Kaskoyo et al.,
2017). Pemanfaatan hutan adalah kegiatan memanfaatkan kawasan hutan dalam
bentuk hasil hutan kayu atau bukan kayu melalui pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan pemasaran berdasarkan asas
kelestarian hutan, sosial dan lingkungan (Permenhut, 2016).
Menurut Waznah (2006), ada beberapa manfaat HKm yang dapat diperoleh
bagi masyarakat, pemerintah dan terhadap fungsi hutan yaitu:
1. Bagi masyarakat, HKm dapat memberikan keuntungan yaitu:
a. Memberikan kepastian akses untuk turut mengelola kawasan hutan
b. Menjadi sumber mata pencarian
c. Ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk rumah tangga dan
pertanian terjaga
d. Hubungan yang baik antara pemerintah dan pihak terkait lainnya.

9
2. Bagi pemerintah, HKm dapat menjadi:
a. Sumbangan tidak langsung oleh masyarakat melalui rehabilitasi yang
dilakukan secara swadaya dan swadana
b. Kegiatan HKm berdampak kepada pengamatan hutan.
3. Bagi fungsi hutan dan restorasi habitat, HKm dapat memberikan keuntungan
yaitu:
a. Terbentuknya keanekaragaman tanaman
Terjaganya fungsi ekologis dan hidrorologis, melalui pola tanam campuran
dan teknis konservasi lahan yang diterapkan.

2.7 Penelitian Terdahulu


Tabel 1: Penelitian terdahulu
No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian

1 Deselina et al 2016 Teknik Budidaya dan Pola Teknik budidaya pada lahan
Pemanfaatan Pohon Pada agroforestri yang dilakukan oleh
Lahan Kebun dengan masyarakat Cirebon Baru masih
Sistem Agroforestri di bersifat tradisional dan jenis
Desa Cirebon Baru pohon yang dimanfaatkan dilahan
Kecamatan Seberang Mus agroforestri desa tersebut adalah
Kabupaten Kepahiang sengon, kayu afrika, rambutan,
kapuk, nangka, jengkol, durian,
kayu res dan jambu bol.

2 Safrin Titdoy et 2014 Sistem agroforestri di Sistem agroforestri yang


al Desa Tolok Satu dilakukan oleh masyarakat desa
Kecamatan Tompaso Tolok Satu yaitu pola sistem
Kabupaten Minahasa agrosilvopastoral dan
agrisilvikultur.

3 Aditya Hani & 2018 Pertumbuhan Tanaman Perlakuan jarak tanam manglid
Levina Pieter Semusim dan Manglid belum memberikan perbedaan
(Magnolia champaca) pertumbuhan sampai umur 9
pada Pola Agroforesty bulan. Pola agroforestri yang
memberikan pendapatan tertinggi
bagi petani diperoleh pada pola
tanam manglid + jagung manis +
kedelai dengan jarak 3m x 6 m.

4 Yulius A. 2018 Sistem Pengelolaan Penerapan sistem pengelolaan


Latue et al Agroforestri di Negeri agroforestri yang paling sesuai di
Riring Kecamatan Taniwel Negeri Riring berdasarkan
Kabupaten Seram Bagian komponen penyusunnya adalah
Barat tipe agrisilvikultur yaitu
kombinasi pohon kayu, tanaman
buah-buahan, tanaman
perkebunan dan tanaman
semusim.

10
2.8 Kerangka Pemikiran

UPTD KPHP KERINCI UNIT 1

DESA SEKITAR HUTAN


(DESA TAMIAI)

KELOMPOK TANI HUTAN


(KTH)

AGROFORESTRI

Pengamatan Langsung Wawancara dan kuesioner

1. Teknik Budidaya
2. Sistem Agroforestri 1. Masyarakat
3. Pengukuran tinggi, kelompok tani hutan
diameter dan jumlah di Desa Tamiai
tanaman

Pengumpulan data

Analisis Data

Teknik Budidaya dengan Sistem Agroforestri


pada Kelompok Tani Hutan di Desa Tamiai
Wilayah Kphp Kerinci Unit I

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

11
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Hutan Kemasyarakatan (Hkm) di Desa Tamiai,
Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi selama ±2
bulan. Desa Tamiai dipilih secara Purposive Sampling karena desa tersebut
merupakan desa yang berlokasi di KPHP Kerinci Unit I yang telah melakukan
kegiatan agroforestri dan dikelola oleh kelompok tani hutan (KTH). Pemilihan
lokasi mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas.

Gambar 2: Peta Lokasi Agroforestri Desa Tamiai

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data,
yaitu:
a) Forestry Pro II, untuk mengukur tinggi pohon.
b) Kamera, digunakan untuk dokumentasi berupa gambar saat proses
penelitian..

12
c) Meteran roll, parang, tali rapiah dan patok, untuk pengukuran dan
pembuatan plot penelitian.
d) Pita meter, digunakan untuk mengukur diameter pohon.
e) Alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat hasil pengukuran dan hasil
wawancara.

3.3 Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu
data primer dan data sekunder
a) Data primer adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti dilapangan,
seperti data yang diambil melalui wawancara, kuesioner dan observasi. Data
primer berupa, pola tanam agroforestri, profil tanaman, teknik budidaya
pohon, pengelolaan agroforestri, jumlah tanaman, tinggi tanaman dan
diameter tanaman.
b) Data Sekunder merupakan data penunjang dari data primer yang diperoleh
melalui informasi dari studi literatur dengan cara pencarian di internet, studi
pustaka dari laporan dan hasil-hasil penelitian sejenisnya yang berkaitan
dengan topik penelitian.

3.4 Variabel Penelitian


a) Jenis tanaman
Melihat jenis tanaman apa saja yang terdapat pada setiap plot ukur yang
dibuat disetiap KTH untuk mengetahui kombinasi kelompok jenis tanaman
yang dapat menggambarkan pola agroforestry yang diterapkan di KTH
tersebut.
b) Jumlah tanaman
Menghitung jumlah masing-masing dari setiap jenis tanaman yang ada pada
setiap plot ukur disetiap KTH sehingga diketahui tanaman penyusun utama
pola agroforestry di KTH tersebut.
c) Tinggi tanaman dan diameter tanaman
Mengukur tinggi dan diameter tanaman untuk mengetahui tinggi dan
diameter tanaman pada setiap plot ukur

13
3.5 Metode Pengumpulan Data
a) Observasi Lapangan
Observasi Lapangan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai lokasi
penelitian yang meliputi luasan, data Penduduk dan data lain yang berhubungan
dengan tujuan penelitian dan yang tidak dapat diperoleh baik dengan wawancara
maupun dengan kuesioner. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data yang
tidak bisa diperoleh dengan cara wawancara, karena terdapat hal-hal yang bersifat
rahasia,sehingga peneliti harus belajar mengamati secara cermat kondisi yang ada
di wilayah penelitian, yang sangat mungkin itu merupakan jawaban yang
diharapkan.
b) Kuesioner
Kuesioner hanya diajukan kepada responden terpilih, dimana responden yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki lahan
agroforestri yang terdapat dalam lokasi penelitian. Masing-masing responden
diberikan pertanyaan (kuesioner) yang sama sesuai dengan keperluannya.
c) Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dengan mangajukan
pertanyaan sesuai dengan kuesioner dan melengkapi informasi lainnya sesuai
dengan tujuan penelitian. Wawancara ini terstruktur menggunakan kuesioner yang
ditanyakan kepada beberapa responden, tokoh yang ada pada desa tersebut dan
aparat desa setempat. Selain itu, wawancara juga dilakukan pada dinas pemerintah
daerah yang dianggap perlu untuk memperoleh informasi pendukung lainnya.
d) Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto yang dapat menghasilkan data deskriptif yang
cukup berharga dan sering digunakan sebagai data pelengkap untuk meyakinkan
keadaan sebenarnya di lapangan.

3.6 Metode Pengambilan Sampel


3.6.1 Penentuan Responden
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple
Random Sampling. Tujuan Simple Random Sampling untuk pengambilan data
sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata didalam suatu

14
populasi (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini jumlah sampel atau responden
ditentukan dengan menggunakan perhitungan Slovin, yaitu :
𝑁
n=
1+𝑁 (𝑒)2

Keterangan :
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih
bisa ditolerir, e= 0,1
Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
𝑛= 182
1 + 182(0,1)2

𝑛= 182 = 64,5 disesuaikan menjadi 65 responden


2,82
Berdasarkan perhitungan, maka sampel yang menjadi responden dalam
penelitian ini disesuaikan menjadi sebanyak 65 orang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia tahun 2018 HKm Desa Tamiai memiliki 4 kelompok tani
hutan (KTH), maka rumus untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil
pada masing-masing kelompok tani hutan sebagai berikut:
𝑛i = Ni 𝑛
N
Keterangan :
ni = Jumlah total sampel setiap kelompok tani hutan
Ni = Jumlah total populasi masing-masing kelompok tani hutan
n = Jumlah total sampel kelompok tani hutan
N = Jumlah seluruh populasi kelompok tani hutan

15
Tabel 2: Jumlah responden masing-masing KTH
No
Nama KTH Jumlah Masyarakat KTH Jumlah responden
1 Bukit Lumut 36 13
2 Ranah Sako 40 14
3 Bukit Tengah 44 16
4 Bukit Sebetung 62 22

Total 182 65

Sumber : Data primer diolah, 2022

3.6.2 Penentuan Plot


Berdasarkan jumlah kelompok tani hutan dalam Hkm Desa Tamiai
ditetapkan sebanyak 4 golongan kelompok yang berbeda yaitu KTH Bukit
Lumut, KTH Ranah Sako, KTH Bukit Tengah dan KTH Bukit Sebetung.
Pada setiap golongan kelompok yang berbeda diambil sebanyak masing-
masing 3 plot contoh setiap KTH, sehingga jumlah plot contoh sebanyak 12
plot. Penentuan plot ini berdasarkan keragaman dan jumlah individu jenis
tanaman yang paling banyak ditemukan. Ukuran luas plot adalah 20 x 20
meter. Pada setiap plot penelitian tersebut dilakukan pencatatan nama jenis
tanaman, pengukuran tinggi pohon dan diameter pohon.
Pengukuran parameter-parameter dalam setiap plot yaitu sebagai
berikut :
a) Pengukuran Tinggi pohon
⅀𝑥
ᾱ= 𝑛

Keterangan :
ᾱ = Nilai Rata-rata
⅀x = Jumlah nilai individu varameter (tinggi dan diameter)
n = Jumlah individu pengamatan
b) Diameter pohon
Pengukuran diameter tanaman (> 2 meter ) dilakukan menggunakan
diameter tape (pita ukur) pada titik 1,3 meter dari perumkaan tanah yang
sering disebut DBH (Diameter Breast Height) (Jumani, 2014).

16
𝑘
𝐷=𝜋

Keterangan :
K = keliling lingkaran (cm)
D = diameter lingkaran (cm)

3.7 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data
deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Talaku et al, 2020).
Data yang didapat melalui hasil wawancara dan pengamatan lapangan yang
meliputi ( cara penanaman, nama jenis, jumlah individu perjenis, tinggi dan
diameter pohon) ditabulasi dan kemudian dianalisis secara deskriptif, sehingga
melalui anaisis ini akan menggambarkan bagaimana pola agroforestri dan teknik
budidaya yang diterapkan.

17
IV. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


4.1.1 Kondisi Geografi dan Tropografi Desa Tamiai
Desa Tamiai merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah
Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Beberapa
desa yang ada disekitar Desa Tamiai diantaranya yaitu, Desa Pasar Tamiai,
Pematang Lingkung, Batang Merangin dan Muaro Emat yang dahulunya
merupakan bagian dari Desa Tamiai.
Secara Geografis Desa Tamiai berada diantara 101o36’0’’ - 101o48’0’’
Bujur Timur dan 2o1’0’’ - 2o12’0’’ Lintang Selatan, terletak didataran tinggi
dengan topografi perbukitan dan terletak di ketinggian 700 mdpl - 1.600
dengan tingkat kelerengan 8 - 15% (landai), 15 - 25% (agak curam), 25-40%
(curam) dan >40% (sangan curam) dengang ketinggian 700 mdpl - 1.780
mdpl, dengan suhu rata-rata 20o – 26o C.
Secara administratif, Desa Tamiai memiliki luas sebesar ± 34.810,68
ha, dengan batas wilayah Sebelah Utara yaitu TNKS dan Kecamatan Danau
Kerinci, Sebelah Selatan Desa Pasar Tamiai, Sebelah Barat Desa Pematang
Lingkung dan Desa Muaro Emat (Kecamatan Batang Merangin), sedangkan
Sebelah Timur yaitu Desa Pasar Tamiai.

4.1.2 Gambaran Kondisi Fisik Desa Tamiai


Berdasarkan peta induktif wilayah administrasi Desa Tamiai memiliki
luas ± 34.810,68 ha. Jika dianalisis lebih jauh, tipe penggunaan lahan dalam
wilayah administrasi Desa Tamiai terdiri dari hutan, hutan kemasyarakatan,
kebun, kebun campuran, ladang atau tegalan, rawa, semak belukar dan sawah,
sedangkan pada lahan pemukiman terdiri dari rumah masyarakat dan fasilitas
umum desa.

4.1.3 Kondisi Geografi dan Topografi HKm Desa Tamiai


Secara administratif wilayah Desa Tamiai termasuk dalam wilayah
Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci yang memiliki luas 532 Ha
dan terbagi menjadi 4 kelompok tani hutan yaitu KTH Bukit Lumut, KTH
Ranah Sako, KTH Bukit Tengah, dan KTH Bukit Sebetung.

18
Secara geografis HKm Desa Tamiai terletak dibagian Barat Kabupaten
Kerinci, berada diantara 211o – 215o Lintang Selatan dan 10160 – 10170
Bujur Timur, dengan batas wilayah sebelah timur yaitu TNKS, sebelah barat
Desa Pasar Tamiai, sebelah utara TNKS, dan sebelah selatan Dusun Sako
Tengah.

4.1.4 Aksebilitas
Jarak Desa Tamiai dengan ibu kota Kecamatan Batang Merangin
sekitar 500 m yang ditempuh selama 5 menit dan jarak dengan ibu kota
Kabupaten Bukit Tengah (Siulak) lebih kurang 70 km, dengan waktu tempuh
sekitar 60 menit.
Aksebilitas menuju HKm Desa Tamiai dapat ditempuh melalui jalan
darat baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

4.2 Teknik Budidaya Lahan Agroforestri KTH Desa Tamiai


4.2.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti bersama
responden, terdapat beberapa hal-hal yang sangat penting untuk disiapkan
untuk memulai teknik budidaya tanaman ini, yaitu sebagai berikut:
1. Pengadaan Benih
Pengadaan benih ini dilakukan pada tahap pertama sebelum adanya
persiapan lahan dan yang lainnya. karena benih ini merupakan komponen
utama yang akan digunakan pada saat penanaman berlangsung. Pengadaan
benih yang terdapat pada lahan Hkm di Desa Tamiai relatif sama pada empat
Kelompok Tani Hutan (KTH) yang ada. Benih pada empat KTH tersebut
dibeli.
2. Persiapan Bibit
Pada empat Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Tamiai bibit
diperoleh dengan cara membeli dan bantuan dari pihak pemerintah setempat,
bibit disiapkan dengan cara memasukkannya ke dalam polybag. Persiapan
bibit dilakukan dikebun langsung dan harus sudah disiapkan jika lahan sudah
dibersihkan.

19
.
(a) (b)
Gambar 3. Persiapan bibit kopi (a) Persiapan bibit cabe (b)
3. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan terlebih dahulu
sebelum penanaman menggunakan peralatan-peralatan kebersihan yaitu
cangkul dan parang. Pembersihan lahan dilakukan agar terbebas dari gulma
dan mempermudah proses penanaman.

Gambar 4. Persiapan lahan


4. Penanaman
Setelah semua tahapan-tahapan awal dilakukan, maka selanjutnya
adalah tahap penanaman. Penanaman dilakukan dengan melepas terlebih
dahulu polybag pada bibit kemudian bibit ditanam kedalam lubang tanam
yang telah disiapkan sebelumnya.

Gambar 5. Proses penanaman

20
4.2.2 Jarak Tanam
Kopi dan kayu manis merupakan tanaman utama yang menjadi
kekhasan lahan garapan KTH Desa Tamiai. Kayu manis ditanam dengan jarak
3 x 3 m sedangkan kopi ditanam dengan jarak 1,5 x 1,5 m. Jarak tanam ini
diyakini akan memberikan keuntungan yang lebih karena jarak tanam yang
semakin lebar dipercaya dapat meningkatkan produksi buah yang dihasilkan,
sebaliknya jarak tanam yang sempit akan menurunkan produksi buah yang
dihasilkan. Petani percaya bahwa produktivitas tanaman salah satunya
dipengaruhi jarak tanam yang ditentukan. Oleh karena itu pengaturan jarak
tanam menjadi keharusan sebagai usaha meningkatkan keberhasilan budidaya
tanaman. Seperti menurut (Sudarko, 2012), tanah yang subur memerlukan
jarak tanam yang lebih lebar daripada tanah yang kurang subur. Berbeda
dengan tanaman pertanian lain seperti cabe diberi jarak tanam < 1 m.

(a) (b)

Gambar 6. Jarak tanam kayu manis dan kopi (a) Jarak tanam cabe (b)

4.2.3 Pemeliharaan Tanaman


Petani melakukan pemeliharaan tanaman sebagai upaya menjaga
produktivitas tanaman. Budaya ini dilakukan meliputi berbagai kegiatan, baik
pemangkasan, penyiangan dan pemupukan.

Gambar 7. Kegiatan pemangkasan tanaman

21
Pemangkasan tanaman merupakan kegiatan mengurangi cabang tajuk
tinggi pada tanaman dengan maksud untuk mengurangi penutupan tajuk agar
cahaya matahari sampai ke tanaman bawah. Pemangkasan juga dimaksudkan
untuk mengurangi beban tanaman dikarenakan tajuk yang terlalu rimbun
membuat tanaman tidak tumbuh tegak. Secara umum, tujuan pemangkasan
untuk menjaga agar tanaman tidak tumbuh terlalu tinggi dan cabang antar
tanaman tidak bersinggungan (Oktaviyani et al, 2017). Pemangkasan pada
tunas-tunas tanaman dilakukan pada tanaman pertanian seperti kopi. Kopi
merupakan tanaman yang memiliki tunas vegetatif, sehingga petani perlu
membersihkan cbang yang tidak dikehendaki agar kopi tumbuh optimal.
Pemangkasan dilakukan menggunakan parang atau langsung menggunakan
tangan tanpa menggunakan alat yang dilakukan setiap 2-3 bulan sekali
menyesuaikan kebutuhan tanaman.

Gambar 8. Kegiatan pengendalian gulma


Petani melakukan penyiangan gulma untuk mengurangi persaingan
antara tanaman pokok dengan tanaman yang tidak dikehendaki. Penyiangan
gulma secara ilmiah dilakukan untuk menghilangkan tanaman pengganggu
yang bersaing dengan tanaman pokok agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Seperti menurut (Pratama et al, 2015) gulma mengganggu
pertumbuhan tanaman karena menjadi pesaing tanaman untuk memperoleh
cahaya, air dan unsur hara dalam tanaman. Penyiangan gulma dilakukan
dengan memebersihkan gangguan mengelilingi tanaman pokok
menggunakan sabit atau parang dengan waktu sekitar 1-4 bulan sekali.
Pemupukan dilakukan menggunakan pupuk kimia dan menggunakan
pupuk kandang. Pemupukan ini dipahami petani sebagi sesuatu yang bernilai
yang harus dikorbankan untuk mendapatkan hasil yang yang optimal.

22
Pemupukan dilakukan pada awal musim hujan tiba, dilakukan dengan cara
menyebarkan pupuk mengelilingi tanaman dengan takaran satu piring pupuk
untuk satu tanaman. Waktu pemupukan yang tidak tepat dipercaya dapat
menurunkan hasil produksi pada tanaman, sehingga dilakukan pada waktu
tertentu saja. Jenis tanamanan yang dipupuk meliputi, kopi, kayu manis, cabe,
durian, kacang, bacang, surian, jengkol, petai, nangka, dan pinang.

4.2.4 Pengendalian Hama dan Penyakit


Berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara peneliti terhadap
Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Tamiai menunjukkan bahwa terdapat
beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman yaitu penyakit
penggerek, kriting, virus dan goreng. Sedangkan jenis hama yang dominan
menyerang tanaman yaitu belalang, semut dan ulat. Hama ini hampir tersebar
keseluruh tanaman yang terdapat di dalam kebun Kelompok Tani Hutan
(KTH) ini.

(a) (b)

(c)
Gambar 9 . Permasalahan penyakit di tanaman kopi
Penggerek daun (a) Penggerek buah (b) Penggerek batang (c)

23
Pengendalian penyakit dan hama pada tanaman yang terdapat di lahan
agroforestry di Desa Tamiai dikendalikan secara fisik dan biologis. Secara
fisik dilakukan dengan memotong dan membuang bagian tanaman yang
terserang hama, sedangkan secara biologis menggunakan bahan kimiawi yaitu
pestisida jenis cyrux 50 ec yang disemprotkan langsung pada tanaman yang
teserang hama dan penyakit. Pengendalian hama dilakukan dua minggu
setelah tanaman di tanam dan dua bulan selanjutnya.

4.2.5 Pemanenan
Pemanenan tanaman yang dilakukan dalam setiap Kelompok Tani
Hutan (KTH) dilakukan dalam jangka waktu yang berbeda-beda antara
tanaman, untuk tanaman kopi dilakukan pemanenan setelah berumur 3-5
tahun dan kayu manis setelah berumur 5-10 tahun, sedangkan tanaman cabe
dipanen dalam jangka waktu 3,5 bulan - 6 bulan. Setelah pemanenan, kayu
manis dan kopi tidak langsung dijual ke pengepul atau toke tetapi dibersihkan
dahulu kulit luarnya untuk kayu manis dan kopi dijemur terlebih dahulu
hingga kering, sedangkan tanaman pertanian seperti cabe, kacang, pepaya,
pisang dan yang lainnya langsung djual kepasar dan untuk konsumsi sendiri.

4.3 Sistem Agroforestri di Desa Tamiai


Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, sistem agroforestri yang
diterapkan oleh keempat KTH di Desa Tamiai berdasarkan komponen yang
menyusunnya yaitu Agrisilvikultur (Agrisilviculture system). Agrisilvikultur
merupakan sistem agroforestri yang mengkombinasikan tanaman kehutanan
dengan tanaman pertanian dalam ruang dan waktu yang sama (Mahendra, 2009).
Tanaman kehutanan yang ditanam seperti kayu manis, kopi, surian, pinang,
nangka, alpukat, durian, bacang, petai dan jengkol, sedangkan tanaman pertanian
yang ditanam yaitu cabe, pisang, pepaya, kacang, dan jahe. Selain
Agrisilviculture, terdapat juga beberapa responden yang menerapkan
agrosilvofishery dan agrosilvopastural dapat dilihat pada Tabel 13.
Agrosilvofishery merupakan sistem agroforestri yang mengkombinasikan tanaman
kehutanan, tanamanan pertanian, dan perikanan (Syafa, 2015) sedangkan
agrosilvopastural adalah sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen
tanaman kehutanan, tanaman pertanian dan peternakan (Mahendra, 2009).

24
Tabel 13. Keberadaan kolam dan ternak di lahan responden
No Keberadaan kolam dan Bukit Ranah Bukit Bukit Total %
ternak Lumut Sako Tengah Sebetung
1 Kolam Ada 0 1 0 0 1 1,5

Tidak ada 13 13 16 22 64 98,5

2 Ternak Ada 0 1 0 1 2 3,1

Tidak ada 13 13 16 21 63 96,9

Sumber: Data primer diolah, 2022


Tabel 13 menunjukkan bahwa terdapat satu responden yang mempunyai
kolam di lahannya dengan persentase 1,5 % yaitu pada KTH Ranah Sako,
sedangkan yang mempunyai ternak sebanyak 3,1% dengan jumlah total 2
responden yaitu pada KTH Ranah Sako dan Bukit Sebetung. Ternak yang dikelola
pada KTH Ranah Sako dan Bukit Sebetung adalah ternak madu. Berdasarkan data
pada tabel 13 dapat disimpulkan bahwa dari jumlah total 65 responden terdapat
satu responden yang menerapkan agrosilvofishery dan terdapat dua responden
yang menerapkan agrosilvopastular, namum sebagian besar responden dari
keempat KTH di Desa Tamiai menerapkan agrisilvikultur.

4.4 Pola Tanam Agroforestri di Desa Tamiai


Pola tanam agroforestri adalah suatu sistem pertanian dimana pepohonan
ditanam secara tumpang sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim.
Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman pangan
yang biasa disebut pola tanam pagar, secara acak dalam petak lahan yang biasa
disebut pola acak, atau dengan pola lain misalnya berbaris dalam lahan sehingga
membentuk lorong atau pagar (Alandi Farli, 2022).

25
4.4.1 Pola Tanam KTH Bukit Lumut
Tabel 14. Jenis Tanaman KTH Bukit Lumut

Jenis Tanaman

Plot Kehutanan Pertanian


Nama Tinggi Diameter Nama Nama
Nama Latin Jumlah Jumlah
Lokal (m) (m) Lokal Latin
Plot Kayu Cinnamomun
4,3 0,08 40 - - -
I manis zeylanicum
Coffea
Kopi 2,7 0,06 80 - - -
canephora
Durio
Durian 16,66 0,29 2 - - -
zibethinus
Plot Kayu Cinnamomun
3 0,08 35 - - -
II manis zeylanicum
Coffea
Kopi 2,8 0,05 68 - - -
canephora
Plot Kayu Cinnamomun
5,5 0,09 30 - - -
III manis zeylanicum
Sumber: Data primer diolah, 2022
Berdasarkan komposisi jenis tanaman yang ditemukan pada plot, sistem
agroforestri yang diterapkan oleh KTH Bukit Lumut adalah sistem
agroforestri sederhana karena dari segi komoditi terdapat dua komponen
penyusun yaitu tanaman tahunan seperti kayu manis dan tanaman semusim
seperti kopi dan durian, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Prihatiningtyas Eva et al, 2017) apabila komoditas yang ditanam sebanyak 2
komponen penyusun maka disebut agroforestri sederhana.
Sedangkan pola tanam yang diterapkan pada KTH Bukit Lumut adalah
pola alternative rows. Penerapan pola tanaman tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah.

Keterangan :

26
: Kayu manis

: Kopi
: Durian
Gambar 10. Pola tanam alternative rows pada KTH Bukit Lumut.
Dilihat dari gambar 10 bahwa KTH Bukit Lumut menerapkan pola
alternative rows dengan mengkombinasikan jenis tanaman kayu manis dan
kopi. Pola alternative rows adalah pola dengan pengaturan bentuk baris. Pada
pola ini tanaman kayu manis ditanam dalam larikan yang diselang seling
dengan tanaman kopi. Hal ini sejalan dengan pendapat (Idris Andi et al,
2019) bahwa pola tanam alternative rows dilakukan dengan menempatkan
pohon dan tanaman pertanian atau tanaman semusim secara berselang seling.
Penerapan pola ini dilakukan oleh petani dengan pemahaman bahwa melalui
tanaman kehutanan yang ditanam akan memilki nilai produksi kayu yang
tinggi dan akan memberi keuntungan yang lebih karena akan dijual sebagai
bahan bangunan dimasa yang akan datang. Meskipun petani belum
memahami betul baha cara atau pola tanam yang mereka lakukan adalah pola
agroforestri, namun pemahaman dan tujuan mereka melakukan pola tanam ini
adalah sebuah cara yang sangat mereka rasakan manfaatnya.

4.4.2 Pola Tanam KTH Ranah Sako


Tabel 15. Jenis tanaman KTH Ranah Sako
Jenis Tanaman

Plot Kehutanan Pertanian


Nama Tinggi Diameter Nama
Nama Latin Jumlah Nama Latin Jumlah
Lokal (m) (m) Lokal
Plot Kayu Cinnamomun Capsicum
2,8 0,04 40 Cabe 2500
I manis zeylanicum frutescens
Toona
Musa
Surian sinensis 13,42 0,17 7 Pisang 12
paradisiacal
Roem
Archidendron
Jengkol 4 0,08 1 - - -
pauciflorum
Plot Kayu Cinnamomun Zingiber
1,3 - 45 Jahe 60
II manis zeylanicum officinale
Toona
Carica
Kopi sinensis 0,5 - 169 Pepaya 4
papaya L
Roem
Vigna
Areca Kacang unguiculata
Pinang 6,8 0,14 10 100
cathecu L panjang sesquipedalis
(L.) Verdc
Plot Kayu Cinnamomun
5 0,08 25 - - -
III manis zeylanicum

27
Toona
Surian sinensis 13,09 0,2 1 - - -
Roem
Artocarpus
Nangka 8,75 0,23 1 - - -
heterophyllus
Sumber: Data primer diolah, 2022
Dilihat dari komposisi jenis tanaman yang ditemukan pada plot
tersebut, KTH Ranah Sako juga menerapkan sistem agroforestri sederhana
karena dari segi komoditi terdapat dua komponen penyusun yaitu tanaman
tahunan seperti kayu manis, surian, pinang, jengkol dan tanaman semusim
seperti kopi, cabe, jahe, pepaya, pisang, dan kacang panjang. Sejalan dengan
pendapat (Prihatiningtyas Eva et al, 2017) apabila komoditas yang ditanam
sebanyak 2 komponen penyusun maka disebut agroforestri sederhana.
Sedangkan pola tanam yang diterapkan pada KTH Ranah Sako adalah
pola alternative rows. Penerapan pola tanaman tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah.

******************

******************

1.2
******************

Keterangan :
: Kayu manis : Pinang : Surian

: Kopi * : Cabe

28
Gambar 11. Pola alternative rows pada KTH Ranah Sako.

Dilihat dari gambar 11 bahwa KTH Ranah Sako juga menerapkan pola
alternative rows yang mengkombinasikan jenis tanaman kayu manis dengan
kopi dan cabe, sedangkan pinang ditanam dibagian pinggir lahan sebagai
pembatas dengan lahan lainnya . Pola alternative rows adalah pola dengan
pengaturan bentuk baris. Pada pola ini tanaman kayu manis ditanam dalam
larikan yang diselang seling dengan tanaman kopi dan cabe. Hal ini sejalan
dengan pendapat (Idris Andi et al, 2019) bahwa pola tanam alternative rows
dilakukan dengan menempatkan pohon dan tanaman pertanian atau tanaman
semusim secara berselang seling.

4.4.3 Pola Tanam KTH Bukit Tengah


Tabel 16. Jenis tanaman KTH Bukit Tengah

Jenis Tanaman

Plot Kehutanan Pertanian


Nama Tinggi Diameter Nama Nama
Nama Latin Jumlah Jumlah
Lokal (m) (m) Lokal Latin
Plot Kayu Cinnamomun
2,2 0,04 27 - - -
I manis zeylanicum
Parkia
Petai 18 0,25 1 - - -
speciosa
Toona
Surian sinensis 15 0,21 1 - - -
Roem
Mangifera
Bacang 21 0,43 1 - - -
foetida
Durio
Durian 19 0,3 1 - - -
zibethinus
Plot Kayu Cinnamomun
1,6 - 22 - - -
II manis zeylanicum
Coffea
Kopi 1,9 0,04 30 - - -
canephora
Durio
Durian 6 0,04 1 - - -
zibethinus
Plot Kayu Cinnamomun
2,4 0,05 37 - - -
III manis zeylanicum
Coffea
Kopi 1,1 - 168 - - -
canephora
Toona
Surian sinensis 14,91 0,19 3 - - -
Roem
Durio
Durian 18 0,29 1 - - -
zibethinus
Sumber: Data primer diolah, 2022

29
Dilihat dari komposisi jenis tanaman yang ditemukan pada plot
tersebut, KTH Bukit Tengah juga menerapkan sistem agroforestri sederhana
karena dari segi komoditi terdapat dua komponen penyusun yaitu tanaman
tahunan seperti kayu manis, surian, dan tanaman semusim seperti kopi,
bacang, durian dan petai. Sejalan dengan pendapat (Prihatiningtyas Eva et al,
2017) apabila komoditas yang ditanam sebanyak 2 komponen penyusun maka
disebut agroforestri sederhana.
Sedangkan pola tanam yang diterapkan pada KTH Bukit Tengah adalah
pola random mixture. Penerapan pola tanaman tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah.

Keterangan :
: Kayu manis : Petai
: Durian : Jengkol
: Bacang : Surian
1.3
Gambar 12. Pola random mixture pada KTH Bukit Tengah.
Dilihat dari gambar 12 bahwa KTH Bukit Tengah menerapkan pola
random mixture atau pola acak dimana pohon dan tanaman pertanian ditanam
tidak teratur. Hal ini terlihat dari penempatan tanaman yang yang tidak
sistematis antara pohon satu dengan lainnya, tanaman durian, petai dan
bacang ditanam disela sela tanaman kayu manis. Hal ini sejalan dengan
penjelasan Naharuddin (2018) yaitu pola random mixture ditandai dengan
penanaman tanaman pertanian yang dilakukan pada sela-sela tanaman
berkayu dengan bentuk tanam yang tidak beraturan satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, keadaan lahan dengan pola
tanam acak memang telah terbentuk sebelumnya karena merupakan lahan

30
warisan sehingga mereka hanya melanjutkan pengelolannya. Selain itu,
bentuk pengelolaan ini didasarkan pada kebiasaan masyarakat dalam memilih
bibit dengan pertimbangan tanaman yang mudah tumbuh dan memiliki nilai
jual sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya
untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Penerapan ini juga didasarkan
pada kurangnya pemahaman masyarakat tentang persaingan unsur hara pada
setiap jenis tanaman.

4.4.4 Pola Tanam KTH Bukit Sebetung


Tabel 17. Jens tanaman KTH Bukit Sebetung
Jenis Tanaman

Plot Kehutanan Pertanian


Nama Tinggi Diameter Nama
Nama Latin Jumlah Nama Latin Jumlah
Lokal (m) (m) Lokal
Plot Kopi Coffea Capsicum
0,3 - 165 Cabe 2000
I canephora frutescens
Surian Toona
10 0,17 2 - - -
sinensis Roem
Plot Kopi Coffea
1 - 152 - - -
II canephora
Kayu Cinnamomun
2 0,11 35 - - -
manis zeylanicum
Surian Toona
11 0,17 2 - - -
sinensis Roem
Plot Kopi Coffea Carica
1 - 160 Pepaya 2
III canephora papaya L
Kayu Cinnamomun Cymbopogon
3,4 0,08 36 Serai 6
manis zeylanicum citrates
Durian Durio
18,16 0,33 3 - - -
zibethinus
Surian Toona
10,27 0,16 1 - - -
sinensis Roem
Bacang Mangifera
17,71 0,27 1 - - -
foetida
Sumber: Data primer diolah, 2022
Dilihat dari komposisi jenis tanaman yang ditemukan pada plot
tersebut, KTH Bukit Sebetung juga menerapkan sistem agroforestri sederhana
karena dari segi komoditi terdapat dua komponen penyusun yaitu tanaman
tahunan seperti kayu manis, surian, dan tanaman semusim seperti kopi, cabe,
bacang, dan durian. Sejalan dengan pendapat (Prihatiningtyas Eva et al,
2017) apabila komoditas yang ditanam sebanyak 2 komponen penyusun maka
disebut agroforestri sederhana.

31
Sedangkan pola tanam yang diterapkan pada KTH Bukit Sebetung
adalah pola trees along border. Penerapan pola tanaman tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah.

********************

********************

Keterangan :

: Kayu manis : Kopi


: Durian * : Cabe
: Bacang : Surian
Gambar 13. Pola trees along border pada KTH Bukit Sebetung.
Dilihat dari gambar 13 bahwa KTH Bukit Sebetung menerapkan pola
trees along border atau pola bentuk pagar dimana tanaman kayu manis,
surian, durian dan bacang ditanam pada pinggiran lahan mengelilingi
tanaman cabe dan kopi yang berada pada tengah lahan, tetapi tanaman kopi
pada lahan tersebut sudah dlakukan penebangan.
1.4 Hal ini sejalan dengan
penjelasan (Lahjie, 2001) yang menyatakan bahwa salah satu pola
agroforestri adalah bentuk pagar yaitu komponen pepohonan diatur pada
bagian pinggir lahan dan tanaman lainnya berada pada bagian tengah. Dari
hasil wawancara terhadap responden bahwa pola tanam bentuk pagar
diterapkan dengan alasan lahan yang dimiliki sudah lama ditanami tanaman
kehutanan dan setelah melihat lahan tersebut sudah mengalami peningkatan
kesuburan tanah maka tanah yang dibagian lembah, pohonnya ditebang
sebagai bahan bangunan dan sebagian sebagai kayu bakar, kemudian lahan
yang sudah ditebang pohonnya ditanami tanaman pertanian.

32
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada tanaman agroforestri di Desa Tamiai
Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci, maka dapat dirumuskan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Budidaya tanaman pada lahan agroforestri Kelompok Tani Hutan (KTH) di
Desa Tamiai dilaksanakan dengan beberapa kegiatan dimulai dari pengadaan
benih, persiapan bibit, persiapan lahan, dan penanaman. Kegiatan berikutnya
adalah pemeliharaan tanaman dan pemanenan.
2. Bentuk agroforestri yang diterapkan oleh Kelompok Tani Hutan Desa Tamiai
jika ditinjau dari komponen penyusunnya terdiri atas agrisilvikulture,
Agrosilvofishery dan Agrosilvopastural. Jenis tanaman kehutanan yang
ditanam adalah kayu manis yang dikombinasikan dengan kopi, surian,
pinang, nangka, alpukat durian, bacang, petai dan jengkol sedangkan tanaman
pertaniannya terdiri dari cabe, pisang, papaya, kacang dan jahe.
3. Pola agroforestri yang diterapkan oleh KTH .Bukit Lumut dan KTH Ranah
Sako adalah pola alternative rows, KTH Bukit Tengah menerapkan pola
random mixture sedangkan KTH Bukit Sebetung menerapkan pola trees
along border.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberi saran bahwa perlu
dilakukan penelitian lanjutan sehingga lebih memaksimalkan informasi yang
diinginkan. Selain itu, Kelompok Tani Hutan Desa Tamiai masih memerlukan
banyak ilmu pengetahuan mengenai teknik budidaya dan pola agroforestri yang
tepat untuk diterapkan agar pemanfaatan lahan yang dimiliki lebih maksimal dan
meningkatkan pendapatan petani.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aldafiana S & Agustina Murniyati. 2021. Pertumbuhan Tinggi dan Diameter


Serta Volume Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria) Umur 10 Tahun
di Desa Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara. Jurnal
Eboni. Vol 3(2) : 2715-6451
Alwandi Farli. 2022. Analisis Pola dan Jenis Tanaman Agroforestry Pada
Kelompok Tani Hutan Sipatuo Sipatokkong Di Hutan Kemasyarakatan
Talabangi Kabupaten Bone. Skripsi.
BPS Povinsi Jambi . 2018. Luas kawasan hutan di provinsi jambi menurut
fungsinya.html.
Fahruni. 2017. Karakteristik lahan agroforestri. J. Daun. 4(1) : 1-6.
Fitri, R., Tarigan, D.S., Sitorus, P.R.S, Rachman, M.L. 2018. Perencanaan
penggunaan lahan untuk pengembangan agroforestri di DAS Ciliwung Hulu
Provinsi Jawa Barat. TATA LOKA. 20(2) : 148-159
Freenstra,O. 2000. What is sustainable agriculture.
http://www.sarep.ucdavis.edu/concept. Htm
Hairiah, K, Sardjono M.A. dan Sabarnurdin. S. 2003. Pengantar Agroforestri.
Buku. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Office.
Bogor, Indonesia.31 hlm.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Idris Andi Irmauanti, Andi Arafat, Fatmaati. 2019. Pola dan Motivasi
Agroforestry Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Petani Hutan
Rakyat Di Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Hutan dan Masyarakat
11(2) : 92-113.
Junaidi, E., Yonky. 2018. Respon Hidrologi Akibat Penerapan Pola Agroforestri
Pada Penggunaan Lahan yang Tidak Sesuai dengan Kesesuaian Lahan.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Vol 7 (1): 69-81.
Kaskoyo, H., Mohammed, A., Inoue, M. 2017. Impact of community forest
program in protection forest on livelihood outcomes: a case study of
Lampung Province, Indonesia. J. Sustainable Forestry. 36(1) : 250-263.
Kassa H., Dondeyne S., Poesen J., Frankl A., Nyssen, J. 2017. Impact of
deforestation on soil fertility, soil carbon and nitrogen stocks: the case of
the gacheb catchment in the White Nile Basin, Ethiopia. Agriculture,
Ecosystems and Environment Journal. 247 : 273-282.
Keputusan Menteri Kehutanan. 2010. Keputusan Nomor SK. 77/Menhut-II/2010
tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
di Provinsi Jambi.
KPHP Unit I Kerinci. 2019. Perubahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang (RPHJP) Pada UPTD KPHP Kerinci Unit I Periode 2016-2025.
Jambi

34
Lahjie.A.M. 2001. Teknik Agroforestry. Grafika UPNV. Jakarta.
Lestari, W, Mustamu, N. E. & Maxwell. 2015. Respon Pemberian Pupuk Organik
Cair (poc) Limbah Sayuran terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
tomat. Jurnal: Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu.
Mardiana, L., Susdiyanti, T., Salampessy, L.M. 2017. Tingkat kapasitas petani
dalam penerapan sistem agroforestri di Desa Tamansari Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor. J. Nusa Sylva. 17(1) : 10-18.
Mahendra, F. 2009. Agroforestri. Sistem Agroforestri dan Aplikasinya. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Mulyadin, R., Surati., Ariawan K. 2016. Kajian Hutan Kemasyarakatan Sebagai
Sumber Pendapatan: Kasus di Kabupaten Kidul, Yogyakarta. Penelitian
Sosial Ekonomi Kehutanan. Vol 3(2): 67-730 : 83-98.
Mayrowani Henny & Ashari. 2011. Pengembangan Agroforestry Untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Dan Pemberdayaan Petani Sekitar Hutan.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 29 (2)
Naharuddin, N. 2018. Sistem Pertanian Konservasi Pola Agroforestri dan
Hubungannya dengan Tingkat Erosi di Wilayah Sub DAS Palu, Sulawesi
Tengah. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. Vol 6 (3): 183-192.
Oktaviyani ES, Indriyanto, Surnayanti. 2017. Identifikasi jenis tanaman hutan
rakyat dan pemeliharaannya di Hutan Rakyat Desa Kelungu Kecamatan
Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sylva Lestari 5(2) : 63-77.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Peraturan Nomor.
83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial
Peraturan Menteri Kehutanan. 2014. Peraturan Nomor. 88/Menhut-II/2014
tentang Hutan Kemasyarakatan
Peraturan Menteri Kehutanan. 2013. Surat Keputusan Menhut RI
No.SK.960/Menhut-II/2013 tentang Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi Model (Kerinci Unit I).
Pratama AR, Yuwono SB, Hilmanto R. 2015. Pengelolaan hutan rakyat oleh
kelompok pemilik hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Sylva Lestari 3(2) : 99-112.
Prihaningtyas Eva, Khairunnisa dan Yuniarti. 2017. Pola Agroforestri Dan Potensi
Karbon Kebun Campuran Di Desa Telaga Langsat Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Hutan Tropis Vl 5 (1) : 64-68
Sa’ad, Asmadi. 2002, Agroforestry Sebagai Salah Satu Alternatif Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia. Makalah Falsafah Sains, Program
Pasca Sarjana /S3 Institute Pertanian Bogor, 2007. 60 DAS di Indonesia
Minta Prioritas Penanganan.
Syafa. 2015. Analisis Komposisi Jenis dan Struktur Tegakan Pola Agroforestri di
desa Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.

35
Senoaji Gunggung, M.Fajri Hidayat, Guswarni Anwar, Agung Hasan Lukman,
Elvi Susanti. 2022. Revegetasi Lahan Miring dengan Agroforestri Tanaman
Unggulan Lokal Untuk Mengurangi Erosi dan Peningkatan Ekonomi di
Desa Arga Indah I Bengkulu Tengah. Indonesian Journal of Community
Empowerment and Service, 2(1) : 36-41.
Sudarko. 2012. Tingkat Kemampuan Anggota Kelompok Tani Dalam Penerapan
Inovasi Teknologi Usahatani Kopi Rakyat. JSEP 6 (1) : 1-11
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Suryani Erna & Ai Dariah. 2012. Peningkatan Produktivitas Tanah Melalui
Sistem Agroforestri. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol.6 (2) : 101-109
Triy Susanti, Riza Amriyanto, Keanekaragaman Pohon Paku (Pteridophyta) di
“Taman Hutan Kenali Kota Jambi. Juranal online Fakultas Tarbiyah IAIN
Sulthan Thaha Saifudin Jambi (2013).
Talakua Yani, Saiful Anas DAN Muhammad Aqil. 2020. Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyaan Pada Bhakti Rahayu Ambon. Jurnal Inovasi
Penelitian. Vol 1 (7) : 1253-1270
Tiusmasari, S., Hilmanto, R., dan Hermawati., S. 2016. Analisis Vegetasi dan
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pengelola Agroforestri di Desa Sumber
Agung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Jurnal Sylva Lestari.
4(03) : 71-82
Waznah. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Jurnal
Lingkungan Hidup. 6 (1) : 1— 6
Winarni, S., Yuwono, B.S., Herwanti, S. 2016. Struktur pendapatan, tingkat
kesejahteraan dan faktor produksi agroforestri kopi pada kesatuan
pengelolaan hutan lindung Batutegi. J. Sylva Lestari. 4(1) : 1-10.
Yusuf, M. A. dan Makarawo, T. M. 2011. Hukum Kehutanan di Indonesia. Buku.
Rineka Cipta. Jakarta. 19 hlm.

36
43
LAMPIRAN

KUESIONER TEKNIK BUDIDAYA DENGAN SISTEM


AGROFORESTRI PADA KELOMPOK TANI
HUTAN DI DESA TAMIAI WILAYAH
KPHP KERINCI UNIT I

Nama Peneliti : Tria Wiranda Ahmad


Nomor Induk Mahasisa : D1D016218
Jurusan : Kehutanan
Peminatan : Silvikultur

37
Lampiran 1. Identitas Responden
Lampiran 1.1 KTH Bukit Lumut

NO NAMA UMUR SUKU PENDIDIKAN ALAMAT PEKERJAAN


TERAHIR
1 Mulyadi 49 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani
2 Hengki Hermansah 30 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
3 Efrizal 45 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
4 Abdul Mubin 61 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
5 Mesran 45 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
6 Yasir Anas 39 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
7 Zamri 44 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Pedagang
8 Muklis 60 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
9 Banasro 44 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
10 Aisah 39 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
11 Iswadi 40 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
12 Bur 47 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
13 Lia Atria 33 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani

Lampiran 1.2 KTH Ranah Sako

NO NAMA UMUR SUKU PENDIDIKAN ALAMAT PEKERJAAN


TERAHIR
1 Saprijon 50 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai

22 Harmoko 39 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

3 Zami 51 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani

4 Joni Aprinal 41 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

5 Asmadi 58 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

6 Aladin 45 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani

7 Nahjudin 62 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani

8 Darmah 60 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

9 Ennita 48 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

10 Zethadi 44 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

11 Nurhayati 47 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani

12 Pirdaus 38 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

13 Marlis 47 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani

14 Entina 41 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

38
Lampiran 1.3 KTH Bukit Tengah

NO NAMA UMUR SUKU PENDIDIKAN


ALAMAT PEKERJAAN
TERAHIR
Bambang
1 33 Tahun Melayu SARJANA Desa Tamiai Honorer
Firmansyah
2 Admi 43 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
3 Basrul 49 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
4 Asmedi 42 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
5 Saipul 42 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
6 Dedi Irawan 30 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani
7 Meki Saputra 35 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
8 Zakiah 45 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
9 Anton Fredy 42 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
10 Sapriadi 39 Tahun Melayu SMP Pasar Tamiai Pedagang
11 Jailani Naro 30 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
12 Surlaina 51 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
13 Kasiman 37 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
14 Dasman 53 Tahun Melayu SMP Pasar Tamiai Petani
15 Hanafi 32 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
16 Endri Pebrianto 35 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
Lampiran 1.4 KTH Bukit Sebetung
PENDIDIKAN
NO NAMA UMUR SUKU ALAMAT PEKERJAAN
TERAHIR
1 Deko Safriadi 32 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
2 Munapri 54 Tahun Melayu SARJANA Desa Tamiai PNS
3 H.Rahimin 57 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
4 M.Karim 49 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
5 Anton 38 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
6 Sepri Joni 40 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani
7 Aliman 62 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
8 Sudirman 32 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
9 Andi Putra 39 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
10 Hasasni 61 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
11 Hendri 56 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
12 Deka Suswandi 37 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Pedagang
13 Rusi 36 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
14 Afri Pungki 28 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani
15 Hasan Basrian 62 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
16 Arpan 41 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
17 Hermanto 45 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
18 Sastri 56 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani
19 Saidina Umar 32 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani
20 Astuti 49 Tahun Melayu SMP Desa Tamiai Petani
21 Robi Sugara 38 Tahun Melayu SMA Pasar Tamiai Petani

39
22 Aspendi 35 Tahun Melayu SMA Desa Tamiai Petani

40
Lampiran 2. Wawancara Terkait Lahan KTH
Lampiran 2.1 KTH Bukit Lumut
Siapa Saja
Kapan Jenis Tanaman Apa yang Ada di KTH Tenaga
yang Adakah Perbedaan
Jarak Mulai Anda Kerja Keberadaan
Luas Teribat Pengelolaan di
Nama Lokasi Melakukan yang Kolam atau
No Lahan Dalam Lahan Datar dan
Lahan Kegitan Ikut Ternak
Kehutanan Pertanian Pengelolaan Miring
KTH Serta
KTH
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
1 Mulyadi 1,5 Ha 2 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pepaya - kacang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
2 Hengki Hermansah 1 Ha 1 Km 2018 3 orang Tidak ada Ada
surian pepaya - jahe Keluarga
Anggota
3 Efrizal 2 Ha 3 Km 2018 kayu manis - kopi cabe - jahe 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
4 Abdul Mubin 1 Ha 2 Km 2018 cabe - jahe - pepaya 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
Anggota
5 Mesran 1 Ha 2 Km 2018 kayu manis - kopi cabe - kacang - jahe 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
Keluarga
kayu manis – cabe - pisang - jahe Anggota
6 Yasir Anas 2 Ha 2 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
kopi - surian - Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
7 Zamri 1 Ha 3 Km 2018 cabe - jahe - pepaya 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
8 Muklis 1,5 Ha 5 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian jahe - pisang Keluarga
Anggota
9 Banasro 3 Ha 2 Km 2018 kayu manis - kopi cabe - pisang -jahe 2 orang Tidak ada Ada
Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
10 Aisah 2 Ha 4 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang - jahe Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
11 Iswadi 2 Ha 5 Km 2018 cabe - jahe - pisang 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
cabe - pepaya - Anggota
12 Bur 1 Ha 4 Km 2018 kayu manis - kopi 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
pisang - jahe Keluarga
41
kayu manis - kopi - cabe - kacang - jahe Anggota
13 Lia Atria 1 Ha 3 km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - pisang Keluarga
Lampiran 2.2 KTH Ranah Sako
Siapa Saja
Kapan Jenis Tanaman Apa yang Ada di KTH Tenaga
yang Adakah Perbedaan
Jarak Mulai Anda Kerja Keberadaan
Luas Teribat Pengelolaan di
Nama Lokasi Melakukan yang Kolam atau
No Lahan Dalam Lahan Datar dan
Lahan Kegitan Ikut Ternak
Kehutanan Pertanian Pengelolaan Miring
KTH Serta
KTH
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
1 Saprijon 2 Ha 2 Km 2018 3 orang Ada Tidak Mengetahui
surian pepaya Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
2 Harmoko 2 Ha 3 Km 2018 2 orang Tidak ada Ada
alpukat- pinang pepaya Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
3 Zami 1 Ha 2 Km 2018 cabe - 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - alpukat Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - jahe - Anggota
4 Joni Aprinal 1,5 Ha 2 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pepaya Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
5 Asmadi 1 Ha 1 Km 2018 cabe - kacang 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian – jengkol Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
6 Aladin 1 Ha 3 Km 2018 cabe - pisang - 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
alpukat Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - jahe - Anggota
7 Nahjudin 2 Ha 2 Km 2018 3 orang Ada Tidak Mengetahui
surian - nangka pepaya Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
8 Darmah 1,5 Ha 1 Km 2018 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
9 Ennita 2 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - petai Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
10 Zethadi 1 Ha 3 Km 2018 2 orang Tidak ada Ada
surian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
11 Nurhayati 2 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian – alpukat Keluarga
12 Pirdaus 2 Ha 1 Km 2018 kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
42
surian - pinang pisang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacang - Anggota
13 Marlis 1 Ha 2 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
14 Entina 3 Ha 2 Km 2018 cabe - pepaya 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
alpukat Keluarga
Lampiran 2.3 KTH Bukit Tengah
Siapa Saja
Kapan Jenis Tanaman Apa yang Ada di KTH Tenaga
yang Adakah Perbedaan
Jarak Mulai Anda Kerja Keberadaan
Luas Teribat Pengelolaan di
Nama Lokasi Melakukan yang Kolam atau
No Lahan Dalam Lahan Datar dan
Lahan Kegitan Ikut Ternak
Kehutanan Pertanian Pengelolaan Miring
KTH Serta
KTH
Bambang kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
1 1 Ha 2 Km 2018 3 orang Tidak ada Ada
Firmansyah surian- durian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
2 Admi 1,5 Ha 1 Km 2018 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pepaya - kacang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
3 Basrul 2 Ha 1 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian- durian pepaya Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
4 Asmedi 1 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - bacang Keluarga
cabe - jahe – Anggota
5 Saipul 2 Ha 2 Km 2018 kayu manis - kopi 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
papaya Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
6 Dedi Irawan 2 Ha 1 Km 2018 cabe - kacang 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - durian Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
7 Meki Saputra 2 Ha 1 Km 2018 cabe - pisang - 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
8 Zakiah 1,5 Ha 1 Km 2018 cabe - jahe - pepaya 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - nangka Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
9 Anton Fredy 1 Ha 1 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
10 Sapriadi 1 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - petai Keluarga
43
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
11 Jailani Naro 2 Ha 2 Km 2018 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
durian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
12 Surlaina 2 Ha 1 Km 2018 cabe - pisang 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
13 Kasiman 1,5 Ha 2 Km 2018 2 orang Tidak ada Ada
surian - bacang pisang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacang - Anggota
14 Dasman 1 Ha 2 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
Anggota
15 Hanafi 1 Ha 1 Km 2018 kayu manis - kopi cabe - pepaya 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
16 Endri Pebrianto 2 Ha 1 Km 2018 cabe - jahe - pepaya 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - nangka Keluarga
Lampiran 2.4 KTH Bukit Sebetung
Jenis Tanaman Apa yang Ada di KTH Siapa Saja
Kapan Tenaga
Anda yang Adakah Perbedaan
Jarak Mulai Kerja Keberadaan
Luas Teribat Pengelolaan di
Nama Lokasi Melakukan yang Kolam atau
No Lahan Dalam Lahan Datar dan
Lahan Kegitan Kehutanan Pertanian Ikut Ternak
Pengelolaan Miring
KTH Serta
KTH
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
1 Deko Safriadi 2 Ha 1 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
2 Munapri 2 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 4 orang Ada Tidak Mengetahui
bacang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
3 H.Rahimin 1 Ha 2 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian- durian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
4 M.Karim 1,5 Ha 3 Km 2018 3 orang Tidak ada Ada
surian pepaya - kacang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pisang - Anggota
5 Anton 2 Ha 1 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian- durian pepaya Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
6 Sepri Joni 1 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - bacang Keluarga
7 Aliman 3 Ha 2 Km 2018 kayu manis - kopi - cabe - jahe - pepaya Anggota 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
44
Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
8 Sudirman 2 Ha 2 Km 2018 cabe - kacang 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - durian Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
9 Andi Putra 2 Ha 1 Km 2018 cabe - pisang - 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
10 Hasasni 1 Ha 1 Km 2018 cabe - jahe - pepaya 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - nangka Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
11 Hendri 2,5 Ha 3 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
12 Deka Suswandi 1 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 3 orang Tidak ada Ada
surian - petai Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
13 Rusi 2 Ha 2 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
Anggota
14 Afri Pungki 1 Ha 2 Km 2018 kayu manis - kopi - cabe - pisang 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
15 Hasan Basrian 3 Ha 1 Km 2018 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - bacang pisang Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacang - Anggota
16 Arpan 2 Ha 1 Km 2018 4 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian pisang Keluarga
Anggota
17 Hermanto 2 Ha 3 Km 2018 kayu manis - kopi cabe - pepaya 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
18 Sastri 1,5 Ha 2 Km 2018 cabe - jahe - pepaya 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - nangka Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - pepaya - Anggota
19 Saidina Umar 2 Ha 1 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - petai pisang Keluarga
cabe - pisang - Anggota
20 Astuti 2 Ha 3 Km 2018 kayu manis - kopi 4 orang Tidak ada Ada
pepaya - kacang Keluarga
kayu manis - kopi - Anggota
21 Robi Sugara 2,5 Ha 2 Km 2018 cabe - pisang 2 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian Keluarga
kayu manis - kopi - cabe - kacamg - Anggota
22 Aspendi 2 Ha 2 Km 2018 3 orang Tidak ada Tidak Mengetahui
surian - bacang pisang Keluarga
45
Lampiran 3. Wawancara Terkait Teknik Budidaya
Lampiran 3.1 KTH Bukit Lumut
KTH BUKIT LUMUT
Pengadaan Benih Persiapan Bibit Persiapan Lahan Penanaman
Nama Berapa
Kapan Bagaimana Kegiatan
No Nama Bibit Dimana Alat Apa Bagaimana Kapan Jenis
Asal Proses dilakukan Cara Kapan Bibit Apa Saja
diperoleh Lokasi yang Cara Penanaman Tanaman
Benih Pengadaan Pengadaan Persiapan dipersiapkan yang
darimana Pembibitan Digunakan Penanaman dilakukan yang
Benih Bibit dilakukan
Ditanamn
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
1 Mulyadi Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Hengki Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
2 Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 6 jenis
Hermansah Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
3 Efrizal Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Bibit Bibit ditanam Ketika lahan,
Sebelum Setelah Parang,
Abdul Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang bibit, jarak
4 Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 6 jenis
Mubin Bantuan dalam Lahan tanam yang tanam dan
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan lubang tanam
46
sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
5 Mesran Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
6 Yasir Anas Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 7 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
7 Zamri Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 4 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
8 Muklis Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
9 Banasro Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Sebelum Beli dan Bibit Setelah Pembersihan Parang, Bibit ditanam Ketika lahan,
10 Aisah Beli Tabur Dikebun 5 jenis
Persiapan Bantuan dimasukkan lahan Lahan cangkul, dalam lubang bibit, jarak
47
Lahan dalam dibersihkan kapak tanam yang tanam dan
polybag telah disiapkan lubang tanam
sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
11 Iswadi Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
12 Bur Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 4 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
13 Lia Atria Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Lampiran 3.2 KTH Ranah Sako
KTH RANAH SAKO
Pengadaan Benih Persiapan Bibit Persiapan Lahan Penanaman
Berapa
Kapan Bagaimana Kegiatan
No Nama Bibit Dimana Alat Apa Kapan Jenis
Asal Proses dilakukan Cara Kapan Bibit Apa Saja Bagaimana Cara
diperoleh Lokasi yang Penanaman Tanaman
Benih Pengadaan Pengadaan Persiapan dipersiapkan yang Penanaman
darimana Pembibitan Digunakan dilakukan yang
Benih Bibit dilakukan
Ditanamn
Sebelum Beli dan Bibit Setelah Pembersihan Parang, Bibit ditanam Ketika lahan,
1 Saprijon Beli Tabur Dikebun 5 jenis
Persiapan Bantuan dimasukkan lahan Lahan cangkul, dalam lubang bibit, jarak
48
Lahan dalam dibersihkan kapak tanam yang tanam dan
polybag telah disiapkan lubang tanam
sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
2 Harmoko Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
3 Zami Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Joni Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
4 Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 7 jenis
Aprinal Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
5 Asmadi Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 7 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
6 Aladin Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
49
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
7 Nahjudin Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
8 Darmah Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 4 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
9 Ennita Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
10 Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
11 Nurhayati Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Bibit Bibit ditanam Ketika lahan,
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang bibit, jarak
12 Pirdaus Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 7 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang tanam dan
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan lubang tanam
50
sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
13 Marlis Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukkan Pembersihan dalam lubang tanam dan
14 Entina Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Lampiran 3.3 KTH Bukit Tengah
KTH BUKIT TENGAH
Pengadaan Benih Persiapan Bibit Persiapan Lahan Penanaman
Berapa
Kapan Bagaimana Kegiatan
No Nama Bibit Dimana Alat Apa Kapan Jenis
Asal Proses dilakukan Cara Kapan Bibit Apa Saja Bagaimana Cara
diperoleh Lokasi yang Penanaman Tanaman
Benih Pengadaan Pengadaan Persiapan dipersiapkan yang Penanaman
darimana Pembibitan Digunakan dilakukan yang
Benih Bibit dilakukan
Ditanamn
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Bambang Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
1 Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 5 jenis
Firmansyah Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Bibit Bibit ditanam Ketika lahan,
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang bibit, jarak
2 Admi Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang tanam dan
Lahan kapak
polybag telah disiapkan lubang tanam
51
sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
3 Basrul Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
4 Asmedi Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 4 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
5 Saipul Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Dedi Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
6 Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 6 jenis
Irawan Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Meki Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
7 Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 6 jenis
Saputra Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Sebelum Beli dan Bibit Setelah lahan Pembersihan Parang, Bibit ditanam Ketika lahan,
8 Zakiah Beli Tabur Dikebun 7 jenis
Persiapan Bantuan dimasukkan dibersihkan Lahan cangkul, dalam lubang bibit, jarak
52
Lahan dalam kapak tanam yang tanam dan
polybag telah disiapkan lubang tanam
sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Anton Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
9 Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 5 jenis
Fredy Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
10 Sapriadi Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 4 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Jailani Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
11 Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 7 jenis
Naro Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
12 Surlaina Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
13 Kasiman Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
53
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
14 Dasman Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 6 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
15 Hanafi Beli Tabur Persiapan Dirumah cangkul, 5 jenis
Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Ketika lahan,
Bibit Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Parang,
Endri Beli dan dimasukkan Setelah lahan Pembersihan dalam lubang tanam dan
16 Beli Tabur Persiapan Dikebun cangkul, 7 jenis
Pebrianto Bantuan dalam dibersihkan Lahan tanam yang lubang tanam
Lahan kapak
polybag telah disiapkan sudah
dipersiapkan
Lampiran 3.4 KTH Bukit Sebetung
KTH BUKIT SEBETUNG
Pengadaan Benih Persiapan Bibit Persiapan Lahan Penanaman
Kapan Bagaimana Kegiatan
No Nama Bibit Dimana Alat Apa Bagaimana Kapan Berapa Jenis
Asal Proses dilakukan Cara Kapan Bibit Apa Saja
diperoleh Lokasi yang Cara Penanaman Tanaman yang
Benih Pengadaan Pengadaa Persiapan dipersiapkan yang
darimana Pembibitan Digunakan Penanaman dilakukan Ditanamn
n Benih Bibit dilakukan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Deko Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
1 Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 6 jenis
Safriadi Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
54
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
2 Munapri Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 5 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
H.Rahimi Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
3 Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 6 jenis
n Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
4 M.Karim Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 6 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
5 Anton Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, lubang 7 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit Ketika lahan,
Bibit ditanam bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukka Pembersiha dalam tanam dan
6 Sepri Joni Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, 7 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak
polybag tanam yang sudah
telah dipersiapkan
55
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
7 Aliman Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 5 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
8 Sudirman Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 4 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Andi Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
9 Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, lubang 7 jenis
Putra Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
10 Hasasni Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 5 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit Bibit Ketika lahan,
Sebelum Setelah Parang,
Beli dan dimasukka Pembersiha ditanam bibit, jarak
11 Hendri Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, 5 jenis
Bantuan n dalam n Lahan dalam tanam dan
Lahan dibersihkan kapak
polybag lubang lubang tanam
56
tanam yang sudah
telah dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Deka Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
12 Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, lubang 6 jenis
Suswandi Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
13 Rusi Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 7 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Afri Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
14 Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 5 jenis
Pungki Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Hasan Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
15 Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 5 jenis
Basrian Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Sebelum Bibit Setelah Parang, Bibit Ketika lahan,
Beli dan Pembersiha
16 Arpan Beli Tabur Persiapan dimasukka lahan Dirumah cangkul, ditanam bibit, jarak 4 jenis
Bantuan n Lahan
Lahan n dalam dibersihkan kapak dalam tanam dan
57
polybag lubang lubang tanam
tanam yang sudah
telah dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
17 Hermanto Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, lubang 6 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
18 Sastri Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 5 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Saidina Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
19 Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 7 jenis
Umar Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
20 Astuti Beli Tabur Persiapan lahan Dirumah cangkul, lubang 8 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
Robi Sebelum Beli dan Bibit Setelah Pembersiha Parang, Bibit Ketika lahan,
21 Beli Tabur Dirumah 6 jenis
Sugara Persiapan Bantuan dimasukka lahan n Lahan cangkul, ditanam bibit, jarak
58
Lahan n dalam dibersihkan kapak dalam tanam dan
polybag lubang lubang tanam
tanam yang sudah
telah dipersiapkan
disiapkan
Bibit
Ketika lahan,
ditanam
Bibit bibit, jarak
Sebelum Setelah Parang, dalam
Beli dan dimasukka Pembersiha tanam dan
22 Aspendi Beli Tabur Persiapan lahan Dikebun cangkul, lubang 7 jenis
Bantuan n dalam n Lahan lubang tanam
Lahan dibersihkan kapak tanam yang
polybag sudah
telah
dipersiapkan
disiapkan
59
Lampiran 4. Jenis-Jenis Tanaman
Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Lumut ( plot 1 20 m x 20 m)
Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 4,3 0,08 40 - - -
2 Kopi Coffea canephora 2,7 0,06 80 - - -
3 Durian Durio zibethinus 16,66 0,29 2 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Lumut ( plot 2 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 3 0,08 35 - - -
2 Kopi Coffea canephora 2,8 0,05 68 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Lumut ( plot 3 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 5,5 0,09 30 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Ranah Sako ( plot 1 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
60
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 2,8 0,04 40 Cabe Capsicum frutescens 2500
2 Surian Toona sinensis Roem 13,42 0,17 7 Pisang Musa paradisiaca 12
3 Jengkol Archidendron pauciflorum 4 0,08 1 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Ranah Sako ( plot 2 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 1,3 - 45 Jahe Zingiber officinale 60
2 Kopi Toona sinensis Roem 0,5 - 169 Pepaya Carica papaya L 4
Vigna unguiculata
3 Pinang Areca cathecu L 6,8 0,14 10 Kacang panjang 100
sesquipedalis (L.) Verdc

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Ranah Sako ( plot 3 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 5 0,08 25 - - -
2 Surian Toona sinensis Roem 13,09 0,2 1 - - -
3 Nangka Artocarpus heterophyllus 8,75 0,23 1 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Tengah ( plot 1 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 2,2 0,04 27 - - -
2 Petai Parkia speciosa 18 0,25 1 - - -
3 Surian Toona sinensis Roem 15 0,21 1 - - -
4 Bacang Mangifera foetida 21 0,43 1 - - -
5 Durian Durio zibethinus 19 0,3 1 - - -
61
Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Tengah ( plot 2 20 m x 20 m)
Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 1,6 - 22 - - -
2 Kopi Coffea canephora 1,9 0,04 30 - - -
3 Durian Durio zibethinus 6 0,04 1 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Tengah ( plot 3 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 2,4 0,05 37 - - -
2 Kopi Coffea canephora 1,1 - 168 - - -
3 Surian Toona sinensis Roem 14,91 0,19 3
4 Durian Durio zibethinus 18 0,29 1 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Sebetung ( plot 1 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kopi Coffea canephora 0,3 - 165 Cabe Capsicum frutescens 2000
2 Surian Toona sinensis Roem 10 0,17 2 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Sebetung ( plot 2 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
62
1 Kopi Coffea canephora 1 - 152 - - -
2 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 2 0,11 35 - - -
3 Surian Toona sinensis Roem 11 0,17 2 - - -

Jenis- jenis tanaman yang ada di KTH Bukit Sebetung ( plot 3 20 m x 20 m)


Jenis Tanaman
No Kehutanan Pertanian
Nama Lokal Nama Latin Tinggi Diameter Jumlah Nama Lokal Nama Latin Jumlah
1 Kopi Coffea canephora 1 - 160 Pepaya Carica papaya L 2
2 Kayu manis Cinnamomun zeylanicum 3,4 0,08 36 Serai Cymbopogon citratus 6
3 Durian Durio zibethinus 18,16 0,33 3 - - -
4 Surian Toona sinensis Roem 10,27 0,16 1 - - -
5 Bacang Mangifera foetida 17,71 0,27 1 - - -
63
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

1. Pertemuan dengan kepala desa untuk meminta izin penelitian

2. Perkenalan diri dan pembagian kuesioner

3. Mengikuti kegiatan rehabilitasi dari KPH

64
4. Wawancara kepada anggota Kelompok Tani Hutan

65
5. Pembuatan Plot

6. Pengukuran tinggi pohon

66
7. Pengukuran diameter pohon

67
8. KTH Bukit Lumut

Plot I Plot II Plot III

9. KTH Ranah Sako

Plot I Plot II Plot III

68
10. KTH Bukit Tengah

Plot I Plot II Plot III

11. KTH Bukit Sebetung

Plot I Plot II Plot III

69
Lampiran 6. Peta Lokasi Penelitian
1. Peta Lokasi KTH Bukit Lumut

2. Peta Lokasi KTH Ranah Sako

70
3. Peta Lokasi KTH Bukit Tengah

4. Peta Lokasi KTH Bukit Sebetung

71
Lampiran 7. SK Anggota Kelompok Tani Hutan Desa Tamiai

1. SK Anggota KTH Bukit Lumut

72
2. SK Anggota KTH Bukit Sebetung

3. SK Anggota KTH Ranah Sako

73
4. SK Anggota KTH Bukit Tengah

74

Anda mungkin juga menyukai