Penyusunan alur dan tujuan pembelajaran fase A ini dilakukan dengan dasar pemikiran:
● Anak yang masuk ke kelas 1 belum mengikuti pendidikan formal (TK)
● Menghitung dengan estimasi dilakukan di semua aktivitas menghitung, membandingkan, mengurutkan, penjumlahan dan pengurangan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyebutkan lebih banyak atau lebih sedikit dari angka acuan
● Bagian catatan diberikan agar dapat menjadi penjelasan mengenai maksud penulis dan juga untuk memberikan ide-ide tambahan bagi guru yang ingin mengadopsi ATP
ini.
● Pada setiap materi yang diajarkan pada anak, diharapkan agar (a) anak bukan hanya dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tetapi juga dapat memeriksa
kembali jawabannya dan memastikan bahwa jawaban yang diberikan masuk akal; (b) anak dapat mengkomunikasikan cara pemecahan masalah melalui gambar, kalimat
atau campuran antara gambar dan kalimat.
Jam Pembelajaran
Kelas 1 = 144 JP
Kelas 2 = 180 JP
No Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Kelas Catatan, referensi, dan/atau alasan penurunan Tujuan
Capaian Silakan menuliskan tujuan pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran yang lebih granular yang jika seluruhnya
dipenuhi secara berurutan, dapat membantu
murid mencapai capaian pembelajaran yang
dimaksudkan
1 Bilangan 1. Memahami makna simbol angka 0- 1 Di kelas 1 anak diperkenalkan menghitung sampai 40
20 mewakili jumlah objek tertentu karena merupakan dobel dari 20. Pembagian susunan
materinya adalah menghitung 0-10, 11-20, dilanjutkan
dengan menggunakan angka dengan 21-40.
terakhir sebagai jumlah dari objek
yang dihitung Di kelas 2, anak belajar menghitung 41 -100
Pada akhir fase A, Aktivitas number sense diberikan setiap hari maksimal 5
peserta didik menit. (Teaching Mathematic-Van de Wall, Number Sense-
menunjukkan Stanislas Dehaene, Number Sense Routine-Jessica F
pemahaman dan Shumway)
memiliki intuisi bilangan
(number sense) pada
bilangan cacah sampai 2. Memperkirakan jumlah benda yang 1 Aktivitas memperkirakan jumlah benda ini dapat dilakukan
100, ditunjukkan dengan menunjukkan benda/gambar kemudian meminta
mereka dapat anak menebak jumlahnya dengan menggunakan angka
membaca, menulis, acuan 5 (jumlahnya lebih dari 5 atau lebih sedikit dari 5)
menentukan atau 10 setelah itu untuk mengetahui jumlah sebenarnya
nilai tempat, benda/gambar dihitung.
membandingkan,
mengurutkan, Angka acuan untuk menebak dapat menggunakan setengah
serta melakukan atau seperempat dari jumlah angka yang dipelajari. Contoh:
komposisi (menyusun) Mempelajari 1-10 angka acuannya 5 dan 10
dan Mempelajari 11-20 angka acuannya 10 dan 20
dekomposisi Mempelajari 1-40 angka acuannya 10, 20, 30, 40
(mengurai) bilangan.
3. Mengenal ten frame dan polanya 1 Tahapan belajar ten frame yaitu dari five frame ke ten frame
untuk membantu dalam menyusun hal ini dilakukan agar anak belajar pola yang ada pada five
frame kemudian dilanjutkan ke ten frame.
dan mengurai bilangan
Saat belajar five frame penting bagi anak belajar tentang
pola kerangka persegi (frame) yang ada isinya dan yang
kosong. Contoh:
4. Mengurai dan menyusun bilangan 1 Pada aktivitas mengurai dan menyusun tahapannya anak
sampai 10 dengan menggunakan melihat hal konkret yaitu jari tangan, gambar, dan terakhir
angka.
benda di sekitarnya
Kegiatan mengurai dan menyusun bilangan dapat dilakukan
dengan menggunakan jari tangan dan gambar lingkaran
untuk membantu anak melihat bentuk konkretnya. Contoh
mengurai bilangan dapat dilihat di bawah ini:
1. Jari
3. Linking cube
Melalui aktivitas ini anak belajar
bahwa 4 terdiri dari
4 dan 0 d. 1 dan 3
3 dan 1 e. 0 dan 4
2 dan 2
10 20 27
8. Menyebutkan urutan (membilang) 2 Guru dapat menggunakan urutan 1-100 berupa gambar
maju dan mundur bilangan sampai (tabel) seperti di bawah ini untuk membantu anak melihat
pola yang ada pada bilangan 1-100.
100
9. Memahami makna simbol angka 41- 2 Tahapan pembelajarannya dari yaitu dari angka 41-60, 61-
100 mewakili jumlah objek tertentu 80, dan 81-100.
dengan menggunakan angka
terakhir sebagai jumlah dari objek
yang dihitung
10. Mengurai dan menyusun bilangan 2 Pada saat mengurai dan menyusun bilangan 11-20 aktivitas
11 sampai 20 yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan linking
cube, ten frame, dan gambar puluhan dan satuan hal ini
dipakai karena dapat menggambarkan mengurai bilangan
dengan lebih konkret.
11. Menjelaskan nilai tempat puluhan 2 Pembelajaran ini secara informal telah dipelajari pada
sebagai kumpulan dari 10 satuan mengelompokkan gambar menjadi kelompok isi 10.
digabung
menjadi 1 puluhan
10 cube
12. Menyatakan bilangan secara 2 Contoh menggambarkan nilai tempat ke beberapa bentuk
fleksibel dengan berbagai cara 35 digambarkan sebagai:
- 3 puluhan dan 5 satuan
- 2 puluhan dan 15 satuan
- 1 puluhan dan 25 satuan
- 35 satuan
19. Mengurai dan menyusun bilangan 2 Mengurai dan menyusun bilangan dapat dilakukan dengan
11 sampai 100 dengan gambar tahapan sebagai berikut:
lingkaran, ten frame, dan gambar a. 11-20 dapat dilakukan dengan ten frame
puluhan satuan b. 21-40 dilakukan dengan menggunakan gambar
puluhan satuan dilanjutkan dengan angka
c. 41-80 dilakukan dengan menggunakan gambar
puluhan satuan dilanjutkan dengan angka
d. 81-100 dilakukan dengan menggunakan gambar
puluhan satuan dilanjutkan dengan angka
3. Memilih operasi yang digunakan 1 Saat diberikan masalah, anak dapat memilih operasi yang
dalam memecahkan masalah tepat untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Menuliskan persamaan dari operasi 1 Persamaan ini dituliskan setelah anak belajar mengenai
penjumlahan atau pengurangan simbol “=” pada bagian aljabar
5. Menyelesaikan soal penjumlahan 2 Permasalahan yang diberikan disini dapat berupa konteks
dan pengurangan dalam kehidupan cerita panjang. Pemecahan masalah yang dikomunikasikan
oleh anak dengan jelas melalui cara yang digunakan.
keseharian mereka dengan memilih Setelah anak memecahkan masalah, anak memeriksa
cara yang paling efektif kembali jawabannya dan dapat memastikan bahwa
jawabannya masuk akal.
1. Mengenal konsep pecahan melalui 1 Tahapan pengajarannya:
membagi benda konkret ke dalam 2 1. Dari benda konkret (misalnya makanan yang
dibawa) yang dibagi 2 atau 4 bagian sama besar
dan 4 bagian yang sama besarnya 2. Menyebutkan istilah setengah dan seperempat
3. Membagi gambar menjadi 2 atau 4 bagian sama
besar
Peserta didik 4. Menuliskan simbol ½ dan ¼
menunjukkan
pemahaman pecahan
sebagai bagian dari
keseluruhan melalui
konteks membagi
sebuah benda atau
kumpulan benda
sama banyak, pecahan
yang diperkenalkan 2. Mengenal istilah setengah dan 1 Perkenalkan setengah sebagai 1 bagian dari 2 bagian yang
adalah setengah dan merupakan keseluruhannya.
seperempat
seperempat.
5. Menentukan bagian utuh dari 2 Pada bagian ini diberikan gambar ½ atau ¼ kemudian anak
pecahan ½ atau ¼ yang diketahui diminta untuk menggambarkan bentuk utuhnya.
Contoh:
½
½
Gambar utuh
Gambar awal yang
diberikan
2 Aljabar 1. Menyatakan jumlah yang lebih 1 Awalnya anak menggunakan jari. Jari digunakan untuk
sedikit, lebih banyak, atau sama menggambarkan suatu bilangan karena merupakan bagian
tubuh dan dapat dilihat kapanpun saat diperlukan
Kelas 1
Penjumlahan dan pengurangan sampai 10
Pada akhir Fase A,
peserta didik dapat Kelas 2
menunjukan Penjumlahan dan pengurangan sampai 20
pemahaman makna
simbol matematika "="
dalam suatu kalimat
matematika yang
terkait dengan
penjumlahan dan
pengurangan bilangan
cacah sampai 20
menggunakan gambar.
Contoh:
2. Membuat gambar/representasi yang 1 Melalui merepresentasikan angka dengan jari atau gambar
jumlahnya sama tetapi dengan yang berbeda anak belajar tentang bilangan yang dapat
gambar/representasi yang berbeda disusun dan diurai menjadi angka lain. Contoh representasi
dapat dilihat pada bagian Mengurai dan menyusun bilangan
sampai 10 dengan menggunakan benda di sekitarnya.
3. Membuktikan simbol matematika ‘=” 1 Anak mencoba membuktikan dengan bantuan benda
menunjukkan jumlah yang sama di konkret seperti balance scale, bar model
kiri dan kanannya dengan Contoh balance scale
menggunakan benda konkret
4 2 6
6
4 2
1. Mengenal pola berulang yang bukan 1 Anak melihat pola yang ada pada gambar atau tepukan
bilangan tangan yang diberikan oleh guru.
Contoh:
…….
……
3 Pengukuran 5. Mengenal istilah berat dan ringan 1 Anak memberitahukan suatu benda berat atau ringan
dengan menggunakan benda melalui mengangkatnya secara langsung.
konkret
6. Mengukur berat benda secara 1 Pengukuran dilakukan dengan satuan tidak baku
langsung
7. Membandingkan berat 2 benda 1 Membandingkan dilakukan melalui 2 cara yaitu
membandingkan secara langsung dan setelah benda diukur
beratnya.
8. Mengenal kegiatan lama atau 2 Anak mengenal kegiatan lama atau sebentar melalui
sebentar membandingkan kegiatan keseharian yang dialami contoh:
membandingkan antara gosok gigi dengan tidur malam.
9. Mengurutkan kegiatan berdasarkan 2 Setelah mengenal lama dan sebentar anak mengurutkan
durasi waktu (lama atau sebentar) kejadian berdasarkan durasi waktu lama atau sebentar.
10. Membaca jam kelipatan 1 jam 2 Contoh: membaca jam yang menunjukkan pukul 09.00,
10.00, 11.00, dll.
Pada akhir Fase A, 1. Mengestimasi panjang benda 1 Salah satu aktivitas pada pembelajaran estimasi panjang
peserta didik dapat adalah menentukan estimasi panjang dengan acuan 5 atau
membandingkan 10 satuan (angka acuan bebas) kemudian setelah itu
panjang dan berat membuktikan dengan pengukuran menggunakan satuan
benda secara satuan tidak baku. Kegiatan ini dapat dilakukan juga pada
langsung, dan kegiatan mengukur panjang benda dengan satuan tidak
membandingkan durasi baku (tidak memerlukan waktu khusus tersendiri)
waktu.
Mereka dapat
mengukur dan
mengestimasi
panjang benda
menggunakan satuan
tidak baku.
1. Mengidentifikasi tentang bangun 1 Bangun ruang diperkenalkan lebih dulu karena merupakan
ruang bentuk yang biasa dilihat oleh anak dalam keseharian
2. Mengenal bangun ruang balok, 1 Pada bagian ini anak belajar tentang nama balok, kubus,
kubus, kerucut, bola kerucut dan bola melalui melihat bendanya secara
langsung.
3. Membedakan balok, kubus, kerucut, 1 Aktivitas yang dapat dilakukan misalnya menentukan bola
bola dan bukan bola, kubus dan bukan kubus, dll.
4. Menyebutkan nama bangun ruang 1 Pada bagian ini guru menyebutkan ciri-ciri dari suatu
berdasarkan ciri-ciri yang diberikan bangun ruang kemudian anak menyebutkan nama dari
bangun ruang tersebut.
5. Memahami istilah kiri, kanan, depan, 1 Pada bagian ini anak memahami istilah kiri, kanan, depan,
belakang belakang melalui melakukan aktivitas praktik langsung
6. Memahami posisi relatif 1 Pada bagian ini anak belajar bahwa posisi benda/orang
yang menjadi referensi menentukan letaknya di sebelah kiri,
kanan, depan, belakangnya
7. Menentukan posisi benda terhadap 1 Aktivitas menentukan posisi ini dapat dilakukan bersamaan
benda yang lain (kanan, kiri, depan, dengan aktivitas mengenal, membedakan, menyebutkan
bangun ruang (dapat dilihat pada bagian tabel sebelumnya).
belakang) Guru dapat menunjukkan minimal 2 bangun ruang yang
berbeda bentuk, ukuran, atau warnanya kemudian meminta
anak menyebutkan posisinya ada di mana.
Contoh:
4 Geometri Pada akhir Fase A, 8. Mengenal garis lurus, melengkung 2 Mengenal garis lurus dan melengkung diperlukan agar anak
peserta didik dapat dapat mengidentifikasi bangun datar melalui ciri-ciri yang
mengenal berbagai dipelajari.
bangun datar (segitiga,
segiempat,
segibanyak, lingkaran) 9. Membedakan bangun datar (poligon 2 Bangun datar diperkenalkan setelah bangun ruang.
tertutup) dan bukan bangun datar Anak perlu mengenal bahwa bangun datar merupakan
poligon tertutup. Contoh aktivitas yang diberikan yaitu
membedakan bangun datar dan bukan bangun datar.
10. Mengenal bangun datar segitiga, 2 Bangun datar yang diberikan bentuk, posisi dan warnanya
segiempat, segi banyak, lingkaran macam-macam
dan bangun ruang
Contoh segitiga yang diperkenalkan:
(balok, kubus, kerucut,
dan bola). Mereka
dapat menyusun
(komposisi) dan
mengurai
(dekomposisi) suatu
bangun datar (segitiga,
segiempat, dan
segibanyak). Peserta
Melalui mengenal bentuk-bentuk segitiga di atas secara
didik juga
tidak langsung anak mengenal ciri-ciri segitiga.
dapat menentukan
11. Menyusun bentuk tertentu 2 Menyusun beberapa bangun datar menjadi suatu bentuk
berdasarkan bangun datar yg yang baru.
diberikan
12. Mengurai bentuk tertentu dengan 2 Dapat menguraikan bentuk yang diberikan dengan
menyebutkan bangun datar menyebutkan bangun datar penyusunnya.
penyusunnya
13. Membedakan karakteristik atau 2 Pada pembelajaran ini anak dapat membedakan bahwa
atribut yang menentukan bentuk bangun ruang merupakan bentuk 3 dimensi sedangkan
bangun datar 2 dimensi
bangun datar dan bangun ruang
14. Menggambarkan bangun datar 2 -
berdasarkan ciri-ciri yang diberikan
1. Mengklasifikasi benda dalam 1 Anak diberikan berbagai macam bangun ruang kemudian
kategori berdasarkan atribut diminta mengelompokkannya
Contoh:
misalnya nama dan warna diberikan gambar
2
1 3
4
5 Analisis Data 3. Menentukan jumlah yang lebih 1,2 Contoh menentukan jumlah yang lebih sedikit atau lebih
dan Peluang sedikit atau lebih banyak dari suatu banyak dari suatu data: jumlah anak laki-laki dibandingkan
dengan jumlah anak perempuan di kelas
data contoh: jumlah anak laki-laki
Pada akhir fase A, dibandingkan dengan jumlah anak Kelas 1:
peserta didik dapat perempuan di kelas Menyajikan data menggunakan turus
mengurutkan,
menyortir, Kelas 2:
mengelompokkan, Menyajikan data menggunakan turus dan piktogram
membandingkan, dan
menyajikan data dari
banyak benda dengan
menggunakan turus
dan piktogram paling
banyak 4 kategori.
4. Membaca/menginterpretasi data 1
yang disajikan dalam turus
5. Menyajikan data menggunakan turus 1 Anak menampilkan data dirinya dan teman sekelasnya
dengan turus
6. Membaca/menginterpretasi data 2
yang disajikan dalam piktogram
7. Menyajikan data menggunakan 2 Anak menampilkan data dirinya dan teman sekelasnya
piktogram dengan piktogram
8. Membandingkan data yang paling 1,2 Anak melihat data keseluruhan kelas kemudian
banyak atau paling sedikit membandingkan dengan menyatakan data yang paling
banyak atau paling sedikit
1 Memahami makna simbol angka 0-20 mewakili jumlah objek tertentu dengan menggunakan angka terakhir sebagai jumlah dari 1
objek yang dihitung
2 Memperkirakan jumlah benda yang ditunjukkan 1
3 Mengenal ten frame dan polanya untuk membantu dalam menyusun dan mengurai bilangan 1
6 Membuat gambar/representasi yang jumlahnya sama tetapi dengan gambar/representasi yang berbeda 1
7 Membuktikan simbol matematika ‘=” menunjukkan jumlah yang sama di kiri dan kanannya dengan menggunakan benda konkret 1
8 Memahami penjumlahan sebagai jumlah keseluruhan dari beberapa bagian dan memahami pengurangan sebagai bagian yang 1
hilang dari keseluruhan berdasarkan fakta. (penjumlahan dan pengurangan yang dipelajari sampai 10)
18 Menentukan posisi benda terhadap benda yang lain (kanan, kiri, depan, belakang) 1
20 Mengklasifikasi benda dalam kategori berdasarkan atribut misalnya nama dan warna 1
22 Menghitung banyaknya benda dalam masing-masing kategori (dengan turus dan bilangan) 1
23 Menentukan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari suatu data contoh: jumlah anak laki-laki dibandingkan dengan jumlah 1
anak perempuan di kelas
29 Memahami makna simbol angka 11-40 mewakili jumlah objek tertentu dengan menggunakan angka terakhir sebagai jumlah dari 1
objek yang dihitung
32 Mengurutkan bilangan sampai 40 dari yang paling sedikit ke paling banyak dan sebaliknya 1
Unit Pecahan
33 Mengenal konsep pecahan melalui membagi benda konkret ke dalam 2 dan 4 bagian yang sama besarnya 1
42 Memahami makna simbol angka 41-100 mewakili jumlah objek tertentu dengan menggunakan angka terakhir sebagai jumlah dari 2
objek yang dihitung
47 Mengurutkan bilangan sampai 100 dari yang paling sedikit ke paling banyak dan sebaliknya 2
48 Mengurai dan menyusun bilangan 11 sampai 100 dengan gambar lingkaran, ten frame, dan gambar puluhan satuan 2
49 Memahami penjumlahan dan pengurangan sampai 20 dengan pengelompokkan menggunakan benda konkret contohnya dengan 2
menggunakan ten frame
50 Menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan keseharian mereka dengan memilih cara yang paling efektif 2
Unit Pecahan
52 Mengenal istilah panjang, pendek, tinggi, dan rendah dengan menggunakan benda konkret 2
64 Membedakan karakteristik atau atribut yang menentukan bentuk bangun datar dan bangun ruang 2
66 Menentukan jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari suatu data contoh: jumlah anak laki-laki dibandingkan dengan jumlah 2
anak perempuan di kelas
70 Menyajikan data dalam piktograf sampai empat kategori (dan menggunakannya untuk membandingkan informasi) 2