Anda di halaman 1dari 22

BAB.

III
SAMBUNGAN KAYU

Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat :


1. Memahami, mengerti dan menjelaskan dasar teori sambungan kayu.
2. Memahami, mengerti dan menjelaskan macam-macam sambungan kayu.
3. Memahami, mengerti dan menjelaskan gambar sambungan arah memanjang.
4. Memahami, mengerti dan menjelaskan sambungan arah vertikal.
5. Memahami, mengerti dan menjelaskan sambungan arah menyudut.

3.1 Dasar Teori Sambungan Kayu.


Kayu disambung satu dengan lainnya untuk memperoleh panjang yang
dibutuhkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang. Sebuah sambungan
pada suatu konstruksi bangunan, baik beton, baja dan kayu adalah merupakan titik
terlemah pada konstruksi tersebut.
Syarat-syarat ukuran sambungan dapat dilihat pada gambar-gambar di
halaman berikut, sedangkan gaya-gaya yang harus diperhatikan adalah :
1. Gaya Tarik, Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang
kayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudah lepas (misalnya
menggunakan sambungan bibir miring berkait).
2. Gaya Tekan, Bila yang bekerja gaya tekan, maka diusahakan agaragar
permukaan batang yang disambung saling menempel rapat (misalnya
menggunakan sambungan bibir lurus tekan).
3. Gaya Puntir, Bila yang bekerja gaya puntir, maka sambungan kedua
batang harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas
(misalnya menggunakan sambungan takikan lurus rangkap untuk tiang,
sambungan purus dan lubang untuk sambungan sudut).
4. Gaya Lintang dan Momen, Gaya lintang akan menyebabkan sambungan
akan saling bergeser, momen akan menyebabkan suatu lenturan, maka
sambungan harus kuat dan kaku (misalnya menggunakan sambungan
pengunci) .
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan
sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

15
1. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas,
artinya tidak boleh terlalu longgar, karena akan mudah lepas atau
bergeser dan juga tidak boleh terlalu kencang (sesak) karena kalau
dipaksakan akan ada bagian yang rusak dan pecah.
2. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh merusak kayunya, misal
kayu tidak boleh dipukul langsung tapi harus diberi bantalan pelindung,
salah bor akan terjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini dapat
merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas
penampang kayu.
3. Sebelum kedua kayu yang kan disambung disatukan, lebih dahulu
bidang-bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah
lapuk (meni, tir) karena biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air
dan air yang tertinggal akan menyebabkan pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan terlihat dari luar untuk mempermudah
kontrol dan perbaikan.

3.2 Macam-Macam Sambungan Kayu.


3.2.1 Sambungan Arah Panjang
Sambungan ini untuk memperoleh panjang kayu yang dibutuhkan dapat
menghubungkan dua batang atau lebih batang kayu.
3.2.2 Sambungan Menyudut
Sambungan ini terdiri dari beberapa batang kayu yang posisinya tidak
dalam satu garis lurus, misalnya untuk membentuk konstruksi rangka
batang.
3.2.3 Sambungan Arah Lebar
Sambungan ini banyak dipakai untuk menyambung papan-papan pada arah
lebarnya, untuk memperoleh bidang permukaan yang luas. Misalnya untuk
papan lantai atau dinding penyekat.
Kegunaan utama dari kayu/papan yang disambung melebar, adalah sebagai
berikut :
a. Permukaan atas meja
b. Barang-barang furniture

16
c. Lantai
d. Dinding dan interior lainnya.
Ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penyambungan
papan ini, adalah sebagai berikut :
1. Pengikatan, kwalitas lem yang baik harus digunakan untuk menjamin
ketahanan umur sambungan.
2. Kekuatan, untuk memperkokoh sambungan terhadap gaya, kiranya
perlu diperkuat dengan pen dowel, alur dan lidah, lidah lepas atau
dengan pengokoh lainnya.
3. Penjajaran/pengaturan arah serat, pengaturan arah serat sangat penting
untuk mencegah akibat akibat penyusutan juga untuk keindahan papan-
papan diletkkan sedemikian rupa sehingga penampang serat ujung kayu
dalam posisi berselang-seling.
Jenis sambungan papan arah lebar dibedakan menjadi 4 (empat) :
1. Sambungan arah lebar tegak (The Butt Edge Joint).
Papan/kayu hanya dihubungkan sisi-sisi tegaknya saja, pengokohannya
hanya menggunakan lem, untuk memperbesar kekuatan sambungan
dapat digunakan paku, syaratnya hanya diperlukan tegak lurusnya sisi-
sisi yang akan disambung.
2. Sambungan arah lebar dengan sekrup (Screwed Butt Edge Joint).
Sama dengan sambungan arah lebar tegak, hanya pengokoh
sambungannya menggunakan sekrup. Sambungan ini digunakan dimana
salah satu muka kayu tidak akan diperlihatkan, misalnya untuk daun
meja.
3. Sambungan alur dan lidah (Tongued and Grooved Joint).
Sambungan ini umumnya dipakai untuk konstruksi papan lantai,
penutup dinding ataupun pekerjaan lainnya. Satu sisi papan dibuat alur
dan satu sisi papan lainnya dibuatkan lidah sehingga lidah tersebut bisa
dimasukkan persis ke dalam alur.
4. Sambungan alur dan lidah lepas (The Feathered/Slip Tongued
Joint).

17
Pada kedua sisi papan yang akan disambung dibuat alur, sebelum
dipasang disisipi sebilah papan kecil yang dinamai lidah lepas. Lidah
lepas harus dipasang melintang terhadap bidang sambungan (tidak
boleh sejajar), sehingga didapat sambungan yang kokoh.

3.2.4 Sambungan Bersusun


Sambungan ini terdiri dari beberapa batang kayu yang disusun menjadi
satu kesatuan untuk memperoleh tinggi (h) dan kekakuan yang besar.
Sebaiknya sambungan bersusun tidak lebih dari 3 (tiga) batang kayu.
Sambungan ini biasanya menggunakan pasak dan baut, pasak untuk
melawan gaya geser agar susunan batang tidak bergeser, baut untuk
menyatukan susunan batang agar tidak lepas.

3.2.5 Sambungan Pengunci


Sambungan dengan pengunci dibuat apabila pada satu titik sambungan ada
lebih dari dua batang kayu. Sambungan dengan pengunci juga
dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan yang besar, untuk
melawan gaya lintang dan gaya momen. Sambungan dengan pengunci
membutuhkan alat sambung umumnya yang dipakai adalah mur dan baut.
Sambungan pengunci dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pengunci di atas, apabila menghendaki sisi bawah rata atau ada
batang lain datang dar atas.
2. Pengunci di bawah, apabila menghendaki sisi atas rata atau ada
batang lain datang dari bawah.
3. Pengunci atas dan bawah, apabila menghendaki sambungan
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang besar. Batang pengunci yang
terletak diatas atau dibawah harus mempunyai ukuran penampang yang
sama dengan ukuran penampang kayu yang akan disambung.
4. Pengunci disamping, bila pengunci di samping, maka batang
pengunci harus terdiri dari dua batang yang diletakkan di kanan kiri
batang yang akan disambung. Ukuran penampang batang pengunci
boleh tidak sama dengan ukuran batang kayu yang akan disambung.

18
3.3 Gambar Macam-Macam Sambungan
3.3.1 Sambungan Arah Memanjang
A. Sambungan Bibir Lurus (SBL)
▪ SBL. Tekan dada Mulut Ikan

▪ SBL. Tekan Dada Miring

19
▪ Sambungan Perpanjangan (Tekan)

▪ Sambungan Perpanjangan (Tarik)

20
▪ SBL Tarik/Berkait Dada Mulut Ikan

▪ SBL Tarik/Berkait Dada Miring

21
▪ SBL Tekan Dengan Balok Pengunci Atas

▪ SBL Tarik Dengan Balok Pengunci Atas

22
B. Sambungan Bibir Miring (SBM)
▪ SBM Tekan Dada Mulut Ikan

▪ SBM Tarik/Berkait Dada Tegak

23
▪ SBM Tekan Dengan Balok Pengunci Atas

▪ SBM Tarik Dengan Balok Pengunci Atas

24
3.3.2 Sambugan Arah Vertikal (Tiang)
▪ Sambungan Takikan Miring

▪ Sambungan Takikan Rangkap

25
▪ Sambungan Takikan Lurus

▪ Sambungan Takikan Lurus Rangkap

26
▪ Sambungan Purus Lurus

▪ Sambungan Purus Miring

27
▪ Sambungan Purus Miring Dada Mulut Ikan

▪ Sambungan Purus Lurus Dada Mulut Ikan

28
3.3.3 Sambungan Arah Menyudut
▪ Sambungan Purus Dengan Lubang Terbuka

▪ Sambungan Purus dan Lubang Terbuka Dengan Verstek

29
▪ Sambungan Purus dan Lubang Terbuka Dengan Sponing

▪ Sambungan Purus Dengan Lubang Tertutup

30
▪ Sambungan Tarikan Lurus

▪ Sambungan Tarikan Berkait (Tarik)

31
▪ Sambungan Tarikan Setengah Ekor Burung Sudut # 90o

▪ Sambungan Tarikan Ekor Burung Sudut # 90o

32
▪ Sambungan Tarikan Sudut # 90o

▪ Sambungan Tarikan Persilangan

33
▪ Sambungan Revelling Ekor Burung

▪ Sambungan Revelling Ekor Burung Tersembunyi

34
▪ Sambungan Purus Lubang Pada Sudut Tumpul

▪ Sambungan Takikan Berkait Pada Sudut Runcing

35
▪ Sambungan Sudut Siku Dengan Purus dan Lubang

▪ Sambungan Sudut Dengan Takikan dan Verstek

36

Anda mungkin juga menyukai