BAB. III Sambungan Kayu.
BAB. III Sambungan Kayu.
III
SAMBUNGAN KAYU
15
1. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas,
artinya tidak boleh terlalu longgar, karena akan mudah lepas atau
bergeser dan juga tidak boleh terlalu kencang (sesak) karena kalau
dipaksakan akan ada bagian yang rusak dan pecah.
2. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh merusak kayunya, misal
kayu tidak boleh dipukul langsung tapi harus diberi bantalan pelindung,
salah bor akan terjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini dapat
merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas
penampang kayu.
3. Sebelum kedua kayu yang kan disambung disatukan, lebih dahulu
bidang-bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah
lapuk (meni, tir) karena biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air
dan air yang tertinggal akan menyebabkan pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan terlihat dari luar untuk mempermudah
kontrol dan perbaikan.
16
c. Lantai
d. Dinding dan interior lainnya.
Ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penyambungan
papan ini, adalah sebagai berikut :
1. Pengikatan, kwalitas lem yang baik harus digunakan untuk menjamin
ketahanan umur sambungan.
2. Kekuatan, untuk memperkokoh sambungan terhadap gaya, kiranya
perlu diperkuat dengan pen dowel, alur dan lidah, lidah lepas atau
dengan pengokoh lainnya.
3. Penjajaran/pengaturan arah serat, pengaturan arah serat sangat penting
untuk mencegah akibat akibat penyusutan juga untuk keindahan papan-
papan diletkkan sedemikian rupa sehingga penampang serat ujung kayu
dalam posisi berselang-seling.
Jenis sambungan papan arah lebar dibedakan menjadi 4 (empat) :
1. Sambungan arah lebar tegak (The Butt Edge Joint).
Papan/kayu hanya dihubungkan sisi-sisi tegaknya saja, pengokohannya
hanya menggunakan lem, untuk memperbesar kekuatan sambungan
dapat digunakan paku, syaratnya hanya diperlukan tegak lurusnya sisi-
sisi yang akan disambung.
2. Sambungan arah lebar dengan sekrup (Screwed Butt Edge Joint).
Sama dengan sambungan arah lebar tegak, hanya pengokoh
sambungannya menggunakan sekrup. Sambungan ini digunakan dimana
salah satu muka kayu tidak akan diperlihatkan, misalnya untuk daun
meja.
3. Sambungan alur dan lidah (Tongued and Grooved Joint).
Sambungan ini umumnya dipakai untuk konstruksi papan lantai,
penutup dinding ataupun pekerjaan lainnya. Satu sisi papan dibuat alur
dan satu sisi papan lainnya dibuatkan lidah sehingga lidah tersebut bisa
dimasukkan persis ke dalam alur.
4. Sambungan alur dan lidah lepas (The Feathered/Slip Tongued
Joint).
17
Pada kedua sisi papan yang akan disambung dibuat alur, sebelum
dipasang disisipi sebilah papan kecil yang dinamai lidah lepas. Lidah
lepas harus dipasang melintang terhadap bidang sambungan (tidak
boleh sejajar), sehingga didapat sambungan yang kokoh.
18
3.3 Gambar Macam-Macam Sambungan
3.3.1 Sambungan Arah Memanjang
A. Sambungan Bibir Lurus (SBL)
▪ SBL. Tekan dada Mulut Ikan
19
▪ Sambungan Perpanjangan (Tekan)
20
▪ SBL Tarik/Berkait Dada Mulut Ikan
21
▪ SBL Tekan Dengan Balok Pengunci Atas
22
B. Sambungan Bibir Miring (SBM)
▪ SBM Tekan Dada Mulut Ikan
23
▪ SBM Tekan Dengan Balok Pengunci Atas
24
3.3.2 Sambugan Arah Vertikal (Tiang)
▪ Sambungan Takikan Miring
25
▪ Sambungan Takikan Lurus
26
▪ Sambungan Purus Lurus
27
▪ Sambungan Purus Miring Dada Mulut Ikan
28
3.3.3 Sambungan Arah Menyudut
▪ Sambungan Purus Dengan Lubang Terbuka
29
▪ Sambungan Purus dan Lubang Terbuka Dengan Sponing
30
▪ Sambungan Tarikan Lurus
31
▪ Sambungan Tarikan Setengah Ekor Burung Sudut # 90o
32
▪ Sambungan Tarikan Sudut # 90o
33
▪ Sambungan Revelling Ekor Burung
34
▪ Sambungan Purus Lubang Pada Sudut Tumpul
35
▪ Sambungan Sudut Siku Dengan Purus dan Lubang
36