Anda di halaman 1dari 87

Gondhelan Ulama

Kumpulan Hasil Bahtsul Masail

LBM MWCNU SIDAREJA


Sambutan:
Ky. Nasibun
(Rois Syuriyah MWCNU Sidareja)
Ust Zainul Bahri
(Ketua LBM MWCNU Sidareka)
Editor:
Dr. Akhmad Sulaiman
(Dosen UNU Purwokerto)

i
Gondhelan Ulama
Kumpulan Hasil Bahtsul Masail
Pentashih
Ky. Nasibun

Pengarah
KH Musoghir
Ky. Muhammad Hadirun

Tim Penyusun
Dr. Akhmad Sulaiman, M.Pd.
Zainul Bachri
Imam Subekti, S.Sos.I.
Sudirman
Waryanto, S.Pd.

Editor
Dr. Akhmad Sulaiman, M.Pd.

ii
Sambutan Rois Syuriah MWCNU Sidareja
‫السالم عليكم ورمحةاهلل وبركاته‬
‫احلمد هلل الذى ارسل سيدنا حممد ا صلى اهلل عليه وسلم رمحة للعاملني‬
‫وفّض ل العلماء باقامة حجج الدين واكرم االولياء بظهور الكرمة الىت هي‬
‫من معجزات سيد املرسلني والصالة والسالم على سيدنا وموالنا حممد‬
‫وعلى اله واصحابه ومن تبعهم اىل يوم الدين‬
LBMNU adalah lembaga formal yang dimiliki NU yang diberi
tugas untuk menyelenggarakan forum diskusi keagamaan untuk
merespon dan memberikan solusi hukum atas problematika aktual
yang muncul dalam kehidupan sosial masyarakat yang terus
berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya masyarakat.
Tradisi diskusi keagamaan di kalangan pesantren telah ada
sebelum NU lahir dan masih berjalan hingga sekarang, sehingga
LBMNU hanyalah pelembagaan formal atas tradisi yang sudah
mengakar lama di kalangan santri dan ulama.
NU sebagai jam’iyyah Islamiyyah dalam aqidah berbasis pada
ahlus sunnah wal jamaah (As’ariyah + Maturidiyyah) dan dalam
bersyariah mengakomodasi mazhahib al arbaah (Hanafi, Haliki,
Syafi’i, dan Hambali ) namun dalam prakteknya mayoritas ulama dan
warga NU adalah pengamal fiqih Syafi’i sehingga kitab kitab fiqih
yang di ajarkan di pesantren mayoritas adalah kitab fiqih syafi’iyah.
Ini semua berimbas pada putusan putusan LBMNU masih terlalu
Syafi’i sentris semestinya LBMNU sebagai lembaga di bawah
naungan NU yang nyata nyata mengakomodasi empat mazhab dalam
mengambil keputusan bisa lebih elastis, fleksibel dan akomodatif

iii
pada mazhab selain Syafi’I, khususnya dalam waqi’iah yang
membutuhkan solusi hukum asas hayat masyarakat
Dalam bermazhab Styafi’i pun mayoritas masih terlalu
berorientasi pada mazhab qauly yaitu hanya berpatokan pada aqwal
al ulama (pendapat-pendapat ulama) yang termaktub dala kutubu al-
Syafi’iyah (kitab-kitab mazhab Syafi’iyah). Yang menjadi pertanyaan
dalam hati banyak orang adalah “apakah hukum fiqih yang
dikonstrusikan ratusan tahun yang lalu yang tercatat dalam kutubu
al-Syafi’iyah masih memadai untuk menjawab persoalan persoalan di
era milenial hususnya di bidang sosial mu’amalah?
Untuk mengatasi persoalan persoalan di atas saya kira para
‘ulama kyai hususnya LBMNU perlu mulai mempertimbangkan
mazhab lain dan dalam bermazhab Syafi’i tidak selalu bermazhab
qauly tapi perlu mulai mempertimbangkan bermazhab secara manhaji
(metodologi) khususnya dalam muamalah sosial agar keputusan
keputusan LBMNU bisa lebih memenuhi kebutuhan sosial muamalah
masyarakat tanpa meninggalakan norma-norma hukum dari sumber
yang sudah disepakati keabsahannya yaitu mazhab arba’ah
Atas nama pengurus MWCNU dan warga NU Sidareja saya
haturkan banyak terima kasih pada para kyai ulama yg selama ini
aktif mengikuti kegiatan bahtsu al-masail semoga ilmu, tenaga ,
fikiran para kyai ulama menjadi bagian amal yang di terima oleh
Allah SWT dan terima kasih pada pengurus LBMNU MWCNU
sidareja atas terbitnya buku ini. Dan mohon maaf sebesar-besarnya
atas kekurangan kami MWCNU sidareja.
Ky. Nasibun
Rois Syuriah MWC NU Sidareja

iv
Sambutan Ketua LBM MWCNU Sidareja
‫ِبْس ِم اِهلل الَّر َمْحِن الَّر ِح ْيِم‬
‫الّس الم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬
‫ وأمرنا با االحتاد‬- ‫احلمد هلل الذي أنعم علينا بنعمة اإلميان واإلسالم‬
‫وصلة األرحام والصالة والسالم على سيدنا حممد خري األنام‬
‫وعلى آله واصحابه الكرام اما بعد‬
Salam silaturrahmi dengan memohon rohmat, inayah, taufiq,
dan ridho Allah Swt.. Semoga kita semua dalam lindungan Allah
Swt., Allahuma Aamin Yaa Robbal `Ngaalamin.
Yang terhormat Poro `Alim, Poro `Ulama, Poro Yai, Poro
Nyai Poro Gus / Ning-Ning, wabil akhos Rois Syuriah MWC NU
Sidareja beliau Bapak Kyai Muhammad Nasibun, Ketua Tanfidziyah
MWC NU Sidareja beliau H.M. Sunardi Iwan Susanto dan semua
pengurus lembaga MWC NU Sidareja, wabil khusus LBM MWC NU
Sidareja, dan juga kepada kaum muslimin – muslimat, mu`minin
mu`minat di manapun anda berada.
Sebelum kami menyambut panjang lebar terlebih dahulu mari
kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan satu rahmat dan beberapa kenikmatan kepada kita, di
antara ni`mat iman, ni`mat Islam, ni`mat sehat walngafiat sehingga
penulis bisa menulis sedikit sambutan atas tersusunnya terciptanya
buku hasil LBM MWC NU Sidareja.
Salawat beserta salam mari kita sanjungkan kepada Baginda
pemimpin ummat pemberi syafa`at Nabi Agung Muhammad Saw.,
dan para keluarganya, shohabat – shohabatnya, dan para pengikutnya
kelak besok dihari kiamat. Aamiin.

v
Para pembaca yang baik hati dan budiman, penulis merasa
bangga dan senang hati kepada pengurus MWC NU Sidareja, wabil
khusus kepada pengruus LBM MWC NU Sidareja ada di
kepengurusan MWC NU Sidareja yang mendukung tersusunnya
Buku Hasil LBM MWC NU Sidareja. Semoga bisa membantu
terhadap Poro Yai, Poro Nyai, Poro Gus-Gus, Poro Ning-Ning
khususnya, umumnya kepada warga masyarakat Sidareja dan lebih
luas lagi kepada semua lapisan – lapisan masyarakat Kecamatan
Sidareja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah untuk
menjawab/memberi solusi tantangan-tantangan kehidupan ubudiyah,
amaliyah setiap hari di masyarakat masing-masing.
Poro Yai –Poro Gus-Gus dan konco-konco semua, tanpa
dengan adanya kekompakan beliau-beliau kami atas nama pengurus
LBM MWC NU Sidareja tidak bisa berkutik apa – apa, semoga dan
disemogakan dengan kekompakan dan disiplinnya beliau-beliau
MWC NU Sidareja akan lebih maju, lebih semangat khususnya LBM
MWC NU Sidareja dan lain-lain.
Yang terakhir penulis sampaikan banyak terimakasih kepada
beliau-beliau wabil khusus kepada beliau Rois Syuriah MWC NU
Sidareja Bapak Kyai M. Nasibun yang telah mentashih Buku Hasil
Bahstul Masail tersebut, semoga beliau-beliau yang menyempatkan
waktunya untuk hadir disetiap acara Bahtsul Masail, semua jerih
payah yang digunakan kita gunakan untuk kemaslahatan, akan
menjadi amal sholeh, amal ibadah yang diterima disisi Allah SWT. .
Aamiin. Ya Robbal `ngalamin 3x.

vi
Akhirnya sedoyo lepat nyuwun agunge ngapunten.
Semangat Santri, Jayalah Santri! Berjuangalah Santri, Jayalah
Negeri!
MERAWAT JAGAD
MEMBANGUN PERADABAN
‫واهلل املوّفق إىل أقوم الّطريق‬
‫والّس ـ ـ ـ ـ ـ ــالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬

Sidamulya, 28 November 2023


14 Jumadil Awal 1445
Ketua LBM

ZAINUL BACHRI

vii
Pengantar Editor
Tradisi Tulis-Menulis sebagai Jalan Pelestarian dan
Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman

Terdapat sebuah maqolah yang cukup masyhur yang


dinisbatkan kepada Imam al-Syafi’i (w. 204/820) yakni:
‫ِك‬ ‫ِع‬
‫اْل ْلُم َصْيٌد َو اْل َتاَبُة َقْو ُدُه‬
“Ilmu adalah buruan dan kegiatan menulis pengikatnya.”
Kendati maqolah ini diucapkan oleh Imam al-Syafi’i yang hidup di
abad ke-2 dan ke-3 hijriah, prinsip ini sebenarnya sudah hidup sejak
Islam datang. Spirit ilmu pengetahuan telah hadir sejak wahyu
pertama diterima oleh Nabi Muhammad Saw. (w. 11/632) yakni surat
al-‘Alaq ayat 1-5. Kata qalam yang bermakna pena/alat untuk
menulis di ayat ke-4 menurut Abudin Nata mengisyaratkan
pentingnya sarana dan prasarana yang menunjang transmisi ilmu
pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan dapat diwariskan dari
generasi satu ke generasi lain.1
Sejarah telah menerangkan bahwa para sahabat di masa Nabi
Muhammad Saw. (12 SH-11 H) telah menulis al-Qur’an kendati
masih terpisah-pisah dengan media seadaannya seperti pelepah
kurma, batu tipis, kulit binatang, akar, dan kayu. Pada masa
kepemimpinan Abu Bakar (11-13 H) atas usulan ‘Umar ibn al-
Khattab (w. 23 H), al-Qur’an dikumpulkan menjadi satu buku yang
kemudian disebut sebagai mushaf dan pada masa kepemimpinan
Utsman ibn Affan (23-35 H) diperbanyak menjadi enam dan

1
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia, 4th ed. (Jakarta: Kencana, 2012), 321.
viii
diedarkan ke beberapa kota yakni Mekah, Madinah, Basrah, Kufah,
Syam. Adapun satu mushaf dipegang oleh Utsman sendiri.2
Dalam masalah penulisan hadis, sebagian sahabat juga telah
mulai mencatat hadis di masa Nabi Muhammad Saw. Sebagai contoh,
Abdullah ibn ‘Amr ibn al-Ash (w. 63 H) memiliki catatan-catatan
hadis yang disebut Ash-Shadiqah, ‘Ali ibn Abi Thalib (w. 40 H)
memiliki catatan-catatan hadis mengenai hukum-hukum diyat yang
diberatkan (al-Diyat al-Mugholadzah) kepada keluarga dan lain-
lainnya. Dalam perkembangannya, para imam-imam besar hadis
kemudian muncul seperri al-Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261 H),
Abu Dawud (w. 275 H), Ibnu Majah (w. 273 H), al-Tirmidzi (w. 279
H), dan al-Nasai (w. 330 H) yang menulis kitab-kitab kumpulan
hadis-hadis otoritatif.3
Fenomena penulisan seperti ini terjadi dalam semua cabang
ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu keislaman terus dilestarikan dan
dikembangkan melalui tradisi matn, syarh, hasyiyah, dan kitab-kitab
yang dibuat dengan format dan redaksi pengarang sendiri. Empat
mazhab suni bertahan dan berkembang salah satunya sebab tradisi ini.
Dalam mazhab Syafi’i misalnya, imam Syafi’i sebagai pendiri
mazhab menulis kitab al-Umm. Kemudian, pengikutnya menulis kitab
dalam kerangka mazhabnya seperti imam al-Muzani (w. 264 H) yang
menulis Mukhtashar al-Muzani, Imam Haramain al-Juwaini (w. 478
H) menulis Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab, Imam al-
Ghazali (w. 505 H) menulis al-Basith, al-Wasith, dan al-Wajiz, Imam
al-Rafi’i (w. 623 H) menulis Fathul ‘Aziz, Imam al-Nawawi (w. 676
H) menulis Raudhah al-Thalibin, Imam Ibnu Muqri (w 837 H)
menulis Raudhah al-Thalib, dan Imam Zakariya al-Anshori (w. 926

2
Muḥammad Sālim, Tārikh Al-Qur’ān al-Karīm (Da ‘wah al-Ḥaqq, 1406).
3
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu
Hadist (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), 34–36.
ix
H) menulis Asna al-Mathalib. Kitab-kitab mazhab Syafi’i terus
dikarang hingga era kontemporer sehingga ilmu mazhab ini terus
terlestarikan dan berkembang. Contoh kitab kontemporer mazhab
Syafi’i misalnya al-Ya’qut al-Nafis karya Habib Ahmad ibn ‘Umar
al-Syathiri (w. 1360/1941) dan al-Fiqh al-Syafi’i al-Muyassir yang
ditulis oleh Syaikh Dr. Wahbah al-Zuhaili (w. 2015).
Apa yang terjadi dalam mazhab Syafi’i ini tidak terjadi pada
sebagian mazhab dari imam-imam mujtahid lain. Pada abad ke-2 H
sampai ke-4 H sebenarnya terdapat banyak imam-imam mujtahid di
kalangan suni, namun yang bertahan hingga sekarang hanya 4
mazhab. Dede Supriyadi menyebut 13 nama, yakni imam Sufyan Ibn
‘Uyainah (w. 198 H) di Mekah, imam Malik ibn Anas (w. 179 H) di
Madinah, imam al-Hasan al-Bashri (w. 110 H) di Bashrah, imam Abu
Hanifah (150 H) di Kufah, imam Sufyan al-Tsauri (w. 161 H) di
Kufah, imam al-Auza’i (157 H) di Mesir, imam al-Laist ibn Sa’d (w.
175 H) di Mesir, imam al-Syafi’i di Mesir (w. 204 H), imam Ishaq
ibn Rahawaih w. (175 H) di Nisapur, imam Abu Tsaur (240 H) di
Baghdad, imam Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H) di Baghdad, imam
Dawud al-Dzahiri (w. 270 H) di Baghdad, imam Ibn Jarir al-Thabari
(w. 310 H). Menurut al-Suyuthi (w. 911 H), sebagaimana Mukhtar
Jawajah kutip, mazhab-mazhab yang kini disebut sebagai al-
madzahib ghair al-mudawwanah (mazhab-mazhab yang tidak
terkodifikasikan) ini hilang setelah 500 tahun sebab wafatnya para
ulamanya dan rendahnya tekad untuk melestarikan.4
4
‫بري‬RR‫ريون والط‬RR‫ّيعه المص‬RR‫ان والليث ض‬RR‫يحيو لبن‬RR‫ّيعه مس‬RR‫ام األوزاعي ش‬RR‫ “اإلم‬,‫ار َخواَج ة‬RR‫مخت‬
‫رة نت‬RR‫” الجزي‬,‫دثرة‬RR‫ذاهب الفقهية المن‬RR‫ة الم‬RR‫ قص‬..‫ه‬RR‫حاصره الحنابلة في بيت‬, accessed December 25,
2023,
https://www.aljazeera.net/turath/2021/12/14/%d8%a7%d9%84%d8%a3%d9%88%
d8%b2%d8%a7%d8%b9%d9%8a-%d8%b4%d9%8a%d9%91%d8%b9%d9%87-
%d9%85%d8%b3%d9%8a%d8%ad%d9%8a%d9%88-
%d9%84%d8%a8%d9%86%d8%a7%d9%86-
%d9%88%d8%a7%d9%84%d9%84%d9%8a%d8%ab.
x
Buku yang sedang anda pegang ini merupakan wujud upaya
para pemuda alumni pesantren di bawah arahan para kiai yang
tergabung dalam LBM MWCNU Sidareja yang ingin melestarikan
hasil-hasil diskusi mereka selama periode 2019-2024 agar tidak
lenyap dan bisa bermanfaat untuk masyarakat umum. Secara faktual,
kegiatan bahtsul masail yang diselengarakan oleh LBM MWCNU
Sidareja dihadiri oleh pengurus LBM MWCNU Sidareja, jajaran
Syuriyah MWC Sidareja, dan para delegasi dari ranting-ranting NU di
bawah naungan MWCNU Sidareja. Buku ini membahas isu-isu aktual
yang sering muncul di tengah-tengah masyarakat dari masalah ibadah
seperti thaharah, salat, puasa, dan zakat sampai masalah muamalah
dan adat seperti perlombaan, pernikahan, dan sembelihan.
Secara umum, hasil-hasil keputusan bahtsul masail ini
merujuk pada mazhab Syafi’i sebagai mazhab yang secara umum
dipraktikan oleh masyarakat Indonesia. Namun, dalam kasus-kasus di
mana penggunaan mazhab Syafi’i dirasa kurang relevan dengan
konteks budaya masyarakat Indonesia, pendapat-pendapat dari
mazhab-mazhab lain dirujuk, termasuk juga pendapat-pendapat ulama
kontemporer yang otoritatif. Dengan fleksibilitas dalam memilih
pendapat ulama ini, hasil-hasil bahtsul masail ini diharapkan bisa
memberikan kemaslahatan dan kemudahan bagi masyarakat.
Semoga buku ini bisa bermanfaat bagi tim penulis sendiri dan
bagi masyarakat pada umumnya. Kami juga berharap buku ini bisa
menjadi amal yang diterima oleh Allah Swt. Amin…

Penyarang, 26 Desember 2023


Dr. Akhmad Sulaiman
Dosen UNU Purwokerto

xi
Daftar Isi

Sambutan Rois Syuriah MWCNU Sidareja........................................iii


Sambutan Ketua LBM MWCNU Sidareja...........................................v
Pengantar Editor...............................................................................viii
Daftar Isi............................................................................................xii
BAGIAN I............................................................................................3
A. Cipratan Air Basuhan dalam Mensucikan Najis Mugholadzoh 3
B. Hukum Menghilangkan Najis dengan 2 Kain Pel Basah..........5
C. Hukum Seputar Wanita Istihadhoh...........................................9
D. Qadha Salat Bagi Perempuan Haid (1)...................................12
E. Qada Salat Bagi Perempuan Haid (2).....................................15
F. Memegang dan Membawa Ponsel yang Terdapat Muatan al-
Qur’an.............................................................................................16
G. Hukum-hukum Terkait Salat Jumat........................................17
H. Zakat Pertanian dari Pemanenan dengan Sistem Mbawon.....23
I. Zakat Pertanian dari Penggarapan dengan Sistem Maro (Bagi
Hasil) dan Panen 2 Kali dalam 1 Tahun.........................................25
J. Zakat Pertanian Yang Membutuhkan Biaya Irigasi................28
K. Problematika Zakat Fitrah.......................................................31
BAGIAN II.........................................................................................45
A. Hukum Memperlombakan Burung.........................................45

xii
B. Punjungan Nasi atau Mie Instan dalam Undangan Pernikahan
atau Khitanan..................................................................................47
C. Pernikahan Secara Tidak Islam dan Hukum Warisnya...........51
D. Hukum Pernikahan Lama Bagi Mualaf...................................54
E. Nikah Mut’ah..........................................................................59
F. Hukum Akad Nikah Secara Daring.........................................62
G. Hukum Sembelihan Binatang Sekarat yang Tertabrak Mobil 66

xiii
xiv
BAGIAN I
IBADAH

1
2
BAGIAN I
IBADAH

A. Cipratan Air Basuhan dalam Mensucikan Najis Mugholadzoh


Deskripsi Masalah
(Masjid Nurul Huda Gunungreja, 2/1/2022)
Telah diketahui secara umum bahwa sesuatu yang terkena
najis mugholadzoh hanya bisa suci ketika dibasuh dengan air
sebanyak tujuh kali yang mana salah satunya harus dicampur
dengan debu sebagaimana dijelaskan dalam hadis mengenai hal ini.
Dalam proses penyucian ini, tidak jarang air basuhan dalam proses
penyucian najis menciprat ke bagian tubuh atau barang lain.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa status hukum air bekas basuhan najis mugholadzoh yang
pertama sampai keenam mengingat dalam basuhan-basuhan
tersebut keadaan barang yang sedang disucikan statusnya masih
belum suci? apakah statusnya masih mugholadzoh atau hanya
musta'mal?
Hal yang menjadi catatan pertama adalah bahwa tujuh
basuhan yang dibicarakan dalam konteks mensucikan najis
mugholadzoh adalah setelah wujud najis dihilangkan dari mahal
(tempat terkena najis), bukan dalam keadaan najis masih ada
pada mahal. Ini sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Salim ibn
Sumair al-Khudromi dalam kitab Safinah al-Naja (47) sebagai
berikut.

‫املغلظة تطهر بسبع غسالت بعد إزالتها‬


“Najis Mughaladzah suci dengan tujuh kali basuhan setelah
menghilangkan najisnya”
3
Adapun mengenai hukum air basuhan pertama, kedua,
ketiga, keempat, kelima dan keenam, menurut pendapat yang
adzhar adalah bahwa hukumnya masih najis sehingga harus
dibasuh sesuai jumlah kekurangan basuhan. Jika seseorang telah
membasuh satu kali misalnya, dan anggota badannya terkena
cipratan air tersebut, maka anggota badan tersebut harus dibasuh
enam kali. Ini sebagaimana dijelaskan dalam Hasyiyata Qulyubi
wa ‘Umairah (1/75) sebagai berikut.
‫َذ ا ِب َأَّن ِلْلُغ اَلِة‬ ‫ِد‬
‫َس‬ ‫َقْو ُل الَّش اِر ِح (َو يِف اْلَق ِمي َأَّنَه ا َم ْطَه َر ٌة) ُيَعَّبُر َعْن َه‬
‫ْب‬ ‫ِّل‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ْك‬ ‫ا‬‫َهَل‬ ‫َّن‬‫َأ‬ ‫ َع الَّث ايِن ِب‬،‫ْك ْف ِس َه ا ْب اْل وِد‬
‫َل‬ ‫َق‬ ‫َح‬ ‫َم‬ ‫َم‬ ‫ُح‬ ‫َق َل ُوُر َو ْن‬ ‫ُح َم َن‬
‫ َلى ِذِه‬،‫اَأْلَّو ِل ِب َأَّن ا ْك اْل ِّل َد اْل وِد‬ ‫ِد‬
‫َهَل ُح َم َم َح َبْع ُوُر َو َع َه‬ ‫اْل ُوُر و َو َعْن‬
‫ِم‬ ‫ِت‬ ‫ِي ِم‬ ‫ِل‬
‫ َفَل ْو َتَط اَيَر ْن‬، ‫اَأْلْقَو ا َيْنَبيِن ُح ْك ُم اْلُم َتَط ا ِر ْن َغَس اَل اْلَكْلِب‬
‫ َو َعَلى اْلَق ِدِمي اَل‬،‫ َو َعَلى الَّثايِن َس ْبًعا‬،‫اُأْلوىَل َفَعَلى اَأْلْظَه ِر ُيْغَس ُل ِس ًّتا‬
.
‫َش ْي َء‬
“Perkataan pensyarah ‘Menurut pendapat qadim (pendapat
lama imam al-Syafi’i), air basuhan najis adalah suci
menyucikan’, dapat diungkapkan dari ini (qaul qadim) bahwa
‘bagi air basuhan najis adalah hukum dirinya sendiri sebelum
datang kepada mahal (tempat yang disucikan)’. Diungkapkan
dari qaul kedua (qaul yang menyatakan najis) bahwa ‘bagi air
basuhan adalah hukum tempat najis sebelum datangnya air’
dan diungkapkan dari qaul pertama (qaul adzhar/rajih di atas)
bahwa ‘Bagi air basuhan adalah hukum tempat najis sesudah
datangnya air kepada najis’ Berdasarkan pendapat-pendapat
ini, maka terbangun hukum mengenai percikan-percikan dari
bekas basuhan anjing. Maka seandainya percikan air itu datang
dari basuhan pertama kalinya, maka berdasarkan pendapat
adzhar, hendaknya (barang yang terkena) dibasuh enam kali,
4
berdasarkan pendapat kedua, maka (barang yang terkena)
dibasuh tujuh kali dan berdasarkan pendapat qadim tidak perlu
dibasuh sama sekali.”
Berdasarkan keterangan di atas, hukum air basuhan dari
proses pensucian najis mugholadzoh adalah:
a. Berdasarkan pendapat yang kuat dalam mazhab Syafi’i, air
percikan dari basuhan najis anjing adalah najis apabila
percikan itu datang dari membasuh pertama, kedua, ketiga,
keempat, kelima dan keenam. Najisnya ini karena mahalnya
belum dihukumi suci. Sebab, najis mugholadzoh baru
dihukumi suci setelah tujuh basuhan.
b. Air basuhan pensucian najis mugholadzoh yang ketujuh
adalah suci
c. Sesuatu yang terkena percikan air basuhan najis anjing yang
pertama wajib dibasuh enam kali, dan yang kedua wajib
dibasuh lima kali, yang ketiga wajib dibasuh empat kali, yang
keempat wajib dibasuh tiga kali, yang kelima wajib dibasuh
dua kali dan yang keenam wajib dibasuh satu kali.
B. Hukum Menghilangkan Najis dengan 2 Kain Pel Basah
(Masjid al-Mubarok Kunci, 13 Desember 2020)
Deskripsi Masalah
Masyarakat kerap kali mempermudah dalam urusan
kesucian. Dalam suatu kasus menghilangkan najis misalnya,
seseorang biasanya hanya menggunakan 2 kain pel yang basah.
Satu kain digunakan untuk menghilangkan najis (misalnya
kotoran ayam), dan satu kain yang lain digunakan untuk
membilasnya.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana hukumnya menghilangkan najis dengan 2 kain
basah, Satu kain digunakan untuk menghilangkan najis
5
(misalnya kotoran ayam), dan satu kain yang lain digunakan
untuk membilasnya?
Lantainya masih belum suci, sebab proses penyucian
najis dilakukan tidak sesuai prosedur yang benar. Prosedur
yang benar adalah: 1) Menghilangkan wujud najis sampai
benar-benar hilang, 2) Membasuh tempat yang telah
dibersihkan dengan air secukupnya yang mana tidak sampai
menggenang untuk menghilangkan kemungkinan rasa najis
masih tersisa, 3) mengelap tempat tadi sampai kering agar
menjadi najis hukmiyah, 4) mengaliri air secukupnya.
Kasus yang ditunjukan dalam deskripsi menjunjukan
bahwa keadaan najis semakin meluas. Sebab, menghilangkan
najis langsung menggunakan kain basah akan menyebabkan
najis semakin meluas secara hukum lantaran air tersebut.
Sebab, najis menular sebab air sedikit. Kemudian, kain basah
kedua yang dilapkan pada tempat yang masih basah justru akan
menjadikan kain pel tersebut terkena najis.
Perlu menjadi catatan bahwa air basuhan najis yang
kemudian terpisah dan keadaannya berubah (sebab najis yang
dibasuh dengan air tersebut), maka hukumnya menjadi najis.
Lap pertama yang basah (mewakili basuhan) berada pada
keadaan ini. Sedangkan air basuhan najis yang kemudian
airnya tidak berubah dan tempatnya telah suci, maka air
tersebut suci, tetapi tidak mensucikan sebab ia telah digunakan
untuk menghilangkan najis (musta’mal).
))40 ‫سفينة النجا‬
‫مغلظ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــة و خمففة و متوس ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــطة‬: ‫النجاس ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــات ثالث‬
‫ العيني ــة ال ــيت هلا‬، ‫ عيني ــة و حكمي ــة‬:‫واملتوس ــطة تنقس ــم على قس ــمني‬
6
‫لــون وريح وطعم فال بــد من إزالــة لوهنا ورحيهــا وطعمهــا واحلكميــة‬
‫اليت ال لون وال ريح وال طعم يكفيك جري املاء عليها‪.‬‬
‫‪Najis itu ada 3 (tiga) macam 1) Najis mughalladhah 2) Najis‬‬
‫‪Mutawassithah 3)Najis mukhaffafah. Najis mutawassithah ter‬‬
‫‪bagi menjadi 2 (dua) macam yaitu: 1. Najis ‘Ainiyyah 2,‬‬
‫‪Najis hukmiyyah. Najis ainiyyah adalah najis yang masih ada‬‬
‫‪warna, bau atau rasanya. Cara mensucikannya adalah harus‬‬
‫‪dengan menghilangkan warna, bau atau rasanya.‬‬
‫‪Najis hukmiyyah adalah najis yang sudah tidak ada warna,‬‬
‫‪bau atau rasanya. Cara mensucikannya cukup dengan‬‬
‫‪mengalirkan air pada tempat/benda yang terkena najis secara‬‬
‫‪merata.‬‬
‫حاشية إعانة الطالبين) ‪)116 /1‬‬
‫وحاص ــل الكالم عليه ــا أهنا إن ك ــانت قليل ــة حيكم عليه ــا بالطه ــارة‬
‫بقي ــود ثالث ــة ‪ :‬طه ــر احملل‪ ،‬وع ــدم تغريه ــا‪ ،‬وع ــدم زي ــادة وزهنا بع ــد‬
‫اعتب ــار مقدار م ــا يتشربه املغس ــول من املاء وم ــا ميج ــه من الوس ــخ‬
‫الطاهر‪ .‬فإن فقد واحد من الثالثة بــأن مل يطهــر احملل أو طهــر ولكن‬
‫كـ ــانت متغـ ــرية‪ ،‬أو مل تكن متغـ ــرية ولكن زاد وزهنا بعـ ــد م ــا ذك ــر‪،‬‬
‫فهي جنس ــة كاحملل الن البل ــل الب ــاقي يف احملل بعض الغس ــالة املنفص ــلة‬
‫واملاء القلي ــل ال يتبعض طه ــارة وجناس ــة ‪ .‬وإن ك ــانت كثرية حيكم‬
‫عليها بالطهارة بقيد واحـد وهـو عـدم التغـري فـإن كـانت متغـرية فهي‬
‫جنسة‪.‬‬

‫‪7‬‬
Kesimpulan pembahasan air bekas basuhan yang telah
digunakan untuk mensucikan tempat/benda yang terkena najis
adalah sebagai berikut: jika air bekas basuhan sedikit, maka
air bekas basuhan tersebut dihukumi suci namun tidak
mensucikan dengan tiga ketentuan sebagai berikut:
1. Tempat/benda yang dibasuh telah suci (sebab basuhan yang
dilakukan).
2. Air bekas basuhan tidak berubah.
3. Air bekas basuhan tidak bertambah bobotnya setelah
memperkirakan air yang diserap oleh tempat yang disiram
(dibasuh) dan memperkirakan kotoran (reget) suci yang
terbawa air.
Jika satu dari tiga ketentuan tersebut tidak terpenuhi, seperti
tempat/benda yang disiram air belum suci, atau sudah suci
tapi air bekas basuhannya berubah, atau air bekas
basuhannya tidak berubah namun bertambah bobotnya setelah
hal tersebut di atas, maka airnya dihukumi najis sebagaimana
masih najisnya tempat/benda yang terkena najis. Alasannya,
basah-basah air yang masih tersisa di tempat tersebut adalah
sebagian dari bekas air yang terpisah. Sedangkan air yang
sedikit (qalil) tidak bisa dibagi-bagi dengan ketentuan
sebagian suci dan sebagian lainya mutanajjis. Jika air bekas
basuhan adalah air yang banyak (katsir), maka air bekas
basuhan tersebut dihukumi suci dengan satu ketentuan, yakni
air bekas basuhannya tidak berubah. Jika air bekas basuhan
berubah, maka dihukumi mutanajjis.
)85 /1 )‫مغني المحتاج‬
‫واألظهــر طهــارة غســالة قليلــة تنفصــل بال تغــري وقــد طهــر احملل " ألن‬
‫البلـ ــل البـ ــاقي على احملل هـ ــو بعض املنفصـ ــل فلوكـ ــان املنفصـ ــل جنسـ ــا‬
‫لكان احملل كذلك فيكون املنفصل طاهرا ال طهورا ألنــه مســتعمل يف‬
8
‫ أما الكثرية فطاهرة مـا مل تتغـري وإن مل يطهـر احملل كمـا علم‬- ‫خبث‬
‫مما مر يف باب الطهارة‬
Qoul Al Adhhar menyatakan: ‘Sucinya air bekas basuhan yang
sedikit setelah air terpisah tanpa berubah, sedangkan
tempat/benda yang terkena najis telah suci, sebab basah-basah
air yang tersisa ditempat/benda tersebut adalah sebagian dari
air yang terpisah, maka apabila air yang telah terpisah itu
najis, tentunya tempat/benda yang dibasuh juga masih najis.
Oleh karenanya, air yang terpisah tersebut dihukumi suci
namun tidak mensucikan karena air tersebut telah dipakai untuk
menghilagkan najis. Adapun jika air bekas basuhan itu banyak
maka hukumnya suci selama air tidak berubah walaupun tempat
yang dibasuh belum suci.
2. Bagaimana cara mensucikannya kembali?
Mengeringkan lantainya kemudian membasuh dengan
air/menggunakan kain basah pada bagain yang sebelumnya
telah dikenai kain basah yang digunakan secara keliru.
C. Hukum Seputar Wanita Istihadhoh
(Musholla Muftahul Huda Sidareja, 13/11/2022)
Deskripsi Masalah
Seorang perempuan sudah terbiasa haid 7 hari, namun
bulan lalu ia mengeluarkan darah selama 10 hari dan bulan ini ia
mengeluarkan darah selama 17 hari dengan warna darah haid
yang sama dan tidak terputus-putus.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Dari fenomena tersebut, manakah yang termasuk darah haid
dan manakah yang darah istihadhoh?
Melihat pada deskripsi di atas, perempuan yang
dijelaskan dalam deskripsi termasuk kategori mu’tadah gair
mumayyizah. Mu’tadah gair mumayyizah merupakan
9
perempuan yang sudah pernah haid dan suci, kendati hanya
sekali, yang mana ia ingat akan kadar dan waktu haidnya.
Perempuan dengan kategori ini mengembalikan haid dan suci
pada kadar dan waktu haid, bukan warna darah sebagaimana
Syaikh Salim ibn Ahmad al-Khatib jelaskan dalam Izalah al-
Iltibas (68).
)68( ‫إزالة اإللتباس‬
‫ املعتادة غري املميزة‬:‫الصورة الرابعة‬
‫وهي ال ــيت س ــبق هلا حيض وطه ــر ول ــومرة ال ــذاكرة لقدر حيضها‬
‫ووقته فرتد هلما – أي احليض والطهر قدرا ووقتا‬
Jenis Keempat adalah Mu’tadah Gair Mumayyizah
Ia adalah perempuan yang pernah mengalami haid dan suci
walaupun hanya sekali dan ia ingat kadar/lama (berapa lama
haidnya) dan waktu (kapan haidnya) haid. Maka ia
mengembalikan haid dan suci pada kadar dan waktu.

Pada prinsipnya, status haid dan suci dari mu’tadah gair


mumayyizah adalah dikembalikan pada adat sedangkan apa
yang terjadi satu sekali, jika tidak berbeda, menurut Syaikh
Salim ibn Ahmad al-Khatib dan Syaikh Ibrahim al-Baijuri
sudah bisa dikatakan sebagai adat. Lebih jauh, Syaikh Salim
mencontohkan bahwa jika kebiasaan atau adat perempuan
dalam setiap bulannya haid selama lima hari, kemudian di
bulan berikutnya enam hari, lalu ia terkena istihadhah (kondisi
di mana perempuan mengeluarkan darah dari kelaminnya
melebihi 15 hari), maka perempuan ini mengembalikan haid
pada enam hari.

10
)68( ‫إزالة اإللتباس‬
‫وتثبت العــادة إن مل ختتلــف مبرة فمن حاضــت يف شهر مخســة أيــام‬
‫مث استحيضت ردت ايل اخلمســة أو كــانت عادهتا املســتمرة مخســة‬
‫من كل شهر مث صارت ستة يف شهر مث استحيضت ردت للستة‬
Adat berlaku dengan sekali terjadi jika adat tersebut tidak
berubah. Maka, seseorang yang haid di suatu bulan selama 5
haru, kemudian ia istihadoh, maka ia mengembalikan haid
pada 5 hari atau adat yang tetap (dari perempuan tersebut) di
setiap bulan adalah 5 hari, kemudian ia haid 6 hari di suatu
bulan, kemudian ia istihadhah, maka ia mengembalikan haid
pada 6 hari.
)1/111( ‫حاشية البيجوري‬
‫فلـ ــو حاضـ ــت يف شهر مخسـ ــة أيـ ــام من أولـ ــه مثال مث استحيضت‬
‫فحيضها ه ــو اخلمس ــةمن أول الشهر وطهره ــا بقي ــة الشهر عمال‬
‫بعدهتا وإن مل تكرر ألن العادة تثبت باملرة فـان اختلفت فال تثبت‬
‫باملرة‬
Maka, jika perempuan haid selama lima hari dari awal
bulannya misalnya, kemudian ia istihadoh, maka haidnya
adalah 5hari dari awal bulan dan sucinya adalah sisa
bulannya, dengan mengamalkan hitungannya, walaupun
tidak berulang. Sebab, sesungguhnya adat tetap dengan 1
11
kali. Maka, Jika adat berbeda, maka adat tidak tetap hanya
dengan 1 kali.
Kasus yang dijelaskan Syaikh Salim sangat mirip
dengan deskripsi masalah. Yang berbeda hanyalah masalah
jumlah harinya. Dengan demikian, perempuan yang
dijelaskan dalam deskripsi mengembalikan haidnya pada haid
terakhir. Maka, Perhitungannya adalah bahwa perempuan
tersebut haid selama 10 hari dan suci selama 7 hari.
D. Qadha Salat Bagi Perempuan Haid (1)
(Musholla Muftahul Huda Sidareja, 13/11/2022)
Deskripsi Masalah
Seorang perempuan mengeluarkan darah haid pada pukul
14.00 siang. Akan tetapi, dia belum melaksanakan salat zuhur.
Dua hari kemudian, darah haidnya berhenti di akhir waktu asar
yakni kurang setengah menit menjelang maghrib.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Sholat apa saja yang harus perempuan tersebut kerjakan atau
qada?
Permasalahan yang sedang perempuan tersebut alami adalah
permasalahan thuruw al-mani’ wa zawalihi (datangnya hal yang
mencegah seseorang melaksanakan salat –dalam hal ini adalah
haid- dan hilangnya hal yang mencegah seseorang melaksanakan
salat).
Masalah datangnya haid pada pukul 14.00 dari perempuan
tersebut adalah permasalahan thuruw al-mani’. Dalam konteks
ini, perempuan berkewajiban melaksanakan salat zuhur namun
kondisinya terlanjut terhalang oleh datangnya haid. Oleh sebab
itu, dia berkewajiban mengqada salat zuhur ketika haidnya telah

12
suci nanti. Syaikh Salim ibn Ahmad al-Khatib dalam Izalah al-
Iltibas menjelaskan:

)34-33( ‫إزالة اإللتباس‬


‫إذا كانت املرأة طاهرا من احليض والنفاس فطرأ عليهمــا أحــدمها‬
‫ كــأن يــدخل عليهــا‬,‫بعد دخول وقت الصالة ومتكنت من فعلهــا‬
‫وقت الظهــر مثال وهي خاليــة منهمــا فيطرأ عليهمــا أحــدمها بعــد‬
‫مضي زمن ميكنهـ ــا فيـ ــه فعـ ــل تلـ ــك الصـ ــالة بـ ــأخف ممكن مـ ــع‬
‫الطهــارة هلا – إذا مل ميكنهــا تقدميها على الــوقت كــالتيمم –فإنــه‬
‫جيب عليه ـ ــا إذا طه ـ ــرت أن تقضي ه ـ ــذه الص ـ ــالة ألهنا وجبت‬
...‫عليها لتمكنها منها ومل تفعلها‬
Ketika perempuan suci dari haid dan nifas, kemudian salah
satu dari keduanya terjadi padanya setelah masuknya waktu
salat dan dia memungkinkan melaksanakan salat, seperti
misalnya waktu zuhur telah masuk sedangkan perempuan ini
suci dari keduanya. Kemudian, salah satu dari keduanya
terjadi setelah lewatnya waktu yang memungkinkan
melakukan salat disertai dengan bersuci untuk salat –jika
memajukan bersuci atas waktu salat tidak memungkinkan
seperti tayamum- dengan kemungkinan waktu paling singkat
maka perempuan ini berkewajiban, setelah ia suci,
mengqada salat tersebut sebab ia berkewajiban
melaksanakan salat tersebut karena memungkinkan baginya
untuk melaksanakan namun dia belum melaksanakan.”
13
Adapun masalah kedua berupa berhentinya darah haid
setengah menit menjelang waktu magrib merupakan masalah
zawal al-mani’ (hilangnya penghalang salat). Dalam konteks
ini, perempuan tersebut berkewajiban melaksanakan salat asar
dan salat sebelumnya yakni salat zuhur sebagaimana Syaikh
Salim ibn Ahmad al-Khatib jelaskan dalam Izalah al-Iltibas.
Menurut imam al-Nawawi (w. 676 H) dalam kitab al-Majmu’
Syarh al-Muhadzab, ketentuan semacam ini merupakan
pendapat barunya (qaul jadid) imam al-Syafi’i (w. 204 H).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perempuan
dalam deskripsi berkewajiban mengqada salat zuhur yang
merupakan kewajiban sebelum haid datang dan mengerjakan
salat asar dan zuhur setelah dia bersuci dari haidnya.

)34-33( ‫إزالة اإللتباس‬


‫ول ــو ك ــانت حائضا أو نفس ــاء ف ــانقطع ال ــدم قب ــل خ ــروج وقت‬
‫صـ ـ ــالة من الصـ ـ ــلوات اخلمس وقـ ـ ــد بقي من وقتهـ ـ ــا زمن يسـ ـ ــع‬
‫تكب ــرية اإلح ــرام ف ــأكثر فيجب عليه ــا املب ــادرة بالص ــالة إن ك ــان‬
‫الوقت باقيا وإال لزمها قضاء هذه الصــالة إن ســلمت من املوانــع‬
‫ق ــدر م ــا يس ــع الص ــالتني م ــع الطه ــارة مثل أن تطه ــر آخ ــر وقت‬
‫العص ــر وق ــد بقي من وقته ــا ق ــدر تكب ــرية اإلح ــرام ف ــأكثر فيجب‬
‫عليه ــا ص ــالة العص ــر والظه ــر إلهنا جتم ــع معه ــا وك ــذلك املغ ــرب‬
‫والعشاء‬

14
Jika perempuan haid atau nifas kemudian darahnya berhenti
sebelum keluarnya waktu salah satu salat lima waktu,
sedangkan di waktu itu, masih tersisa zaman yang cukup
untuk melaksanakan takbiratul ikhram atau lebih lama lagi
maka perempuan ini berkewajiban melaksanakan salat
sesegera mungkin jiwa waktu memang masih tersisa. Jika
tidak tersisa, dia berkewajiban menqada salat ini selama dia
selamat dari pencegah-pencegah salat pada kadar waktu
yang cukup untuk melaksanakan dua salat beserta bersuci.
Sebagai contoh, seorang perempuan yang suci pada akhir
waktu asar dan waktunya masih tersisa untuk sekedar
melaksanakan takbiratul ihram atau lebih lama lagi, maka
dia berkewajiban melaksanakan salat asar dan zuhur sebab
ia bisa menjamaknya bersama salat asar. Ini juga berlaku
untuk salat magrib dan isya.
)3/64( ‫اجملموع شرح املهذب‬
‫وان كـ ـ ــان ذلـ ـ ــك يف وقت العصـ ـ ــر أو يف وقت العشاء قـ ـ ــال يف‬
‫اجلديــد يلــزم الظهــر مبا يلــزم بــه العصــر ويلــزم املغــرب مبا يلــزم بــه‬
‫العشاء‬
Dan jika itu terjadi di waktu asar atau di waktu isya, Imam al-
Syafi’i berkata dalam qoul jadid dzuhur wajib sebab sesutau
yang mewajibkan salat asar dan magrib wajib sebab sesuatu
yang mewajibkan salat isya.
E. Qada Salat Bagi Perempuan Haid (2)
(Musholla Muftahul Huda Sidareja, 13/11/2022)
Deskripsi Masalah
Seorang perempuan mengeluarkan darah haid pada pukul
21.00, sementara dia belum melaksanakan salat isya.Setelah 5
hari, haidnya berhenti di tengah-tengah waktu subuh.

15
Pertanyaan dan Jawaban
1. Sholat apa saja yang harus perempuan tersebut qada?
Masalah yang perempuan tersebut hadapi adalah masalah
thuruw al-mani’, merujuk pada kutipan-kutipan pendapat ulama
yang disebutkan di atas, perempuan tersebut hanya
berkewajiban mengqada salat isya.

F. Memegang dan Membawa Ponsel yang Terdapat Muatan al-


Qur’an
(Masjid Darussalam Sudagaran, 6/2/2022)
Deskripsi Masalah
Seiring dengan berkembangannya dunia digital, banyak di
antara kita yang membaca al-Qur’an dengan menggunakan aplikasi
yang ada di ponsel. Dalam menaruh ponsel/HP, kita terkadang
menaruh di saku celana baik di bagian depan maupun belakang,
bahkan sesekali membawanya ke kamar kecil atau WC.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana hukum membawa atau menaruh HP yang ada
muatan al-Qur’an di kantong celana?
Hukum membawa/menaruh HP yang ada muatan al-Qur’an di
kantong celana adalah boleh sebab HP tersebut bukanlah
mushaf. Adapun mushaf sendiri adalah istilah/nama dari benda
yang ditulisi kalam Allah yang diapit oleh dua sampul.
‫ سوال وجواب‬: ‫موقع اإلسالم‬
‫ ال تأخ ــذ‬، ‫ه ــذه اجلواالت ال ــيت وض ــع فيه ــا القرآن كتاب ــة أو تس ــجيال‬
‫ وجيوز دخ ـ ــول‬، ‫ فيج ـ ــوز ملس ـ ــها من غ ـ ــري طه ـ ــارة‬، ‫حكم املص ـ ــحف‬

16
‫ وذل ـ ـ ــك ألن كتاب ـ ـ ــة القرآن يف اجلوال ليس ككتابته يف‬، ‫اخلالء هبا‬
، ‫ فهي ذب ــذبات تع ــرض مث ت ــزول وليس ــت حروف ــا ثابتة‬، ‫املص ــاحف‬
‫واجلوال مشتمل على القرآن وغريه‬
Handphone atau Smartphone yang di dalamnya terdapat Al-
Qur’an baik yang tampak sebagai tulisan atau berupa rekaman
tidak dihukumi sebagai mushhaf. Oleh karena itu boleh
memegangnya dalam keadaan hadats dan juga boleh
membawanya ke dalam toilet. Ini disebabkan tulisan Al-
Qur’an yang tampak di HP/Smartphone tidak seperti tulisan
dalam Mushhaf, tulisan tersebut adalah getaran listrik atau
pancaran sinar yang bisa nampak dan bisa hilang serta bukan
merupakan huruf yang tetap. Lebih dari itu, dalam
HP/Smartphone terdapat Al-Qur’an dan program lainnya.
)15( ‫فتح القريب المجيب البن قاسم الغزي‬
‫والرابع مس املصحف وهو اسم للمكتوب من كالم اهلل بني الدفتني‬
“Yang kempat (dari hal-hal yang dilarang bagi orang yang hadas)
adalah menyentuh mushaf. Mushaf adalah nama dari benda
yang ditulisi kalam Allah yang diapit oleh dua sampul”
2. Bagaimana hukum membawa HP tersebut ke dalam WC?
Hukumnya boleh sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
kutipan pendapat ulama di soal sebelumnya.
3. Bagaimana hukum menyentuh hp yang sedang terbuka
bertuliskan al-Qur’an dalam keadaan hadas?
Hukumnya boleh sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
kutipan pendapat ulama di soal sebelumnya.
G. Hukum-hukum Terkait Salat Jumat
(Musholla al-Barokah Margasari, 31/7/2022)
Deskripsi Masalah
17
Terdapat antusias yang besar dari masyarakat perkotaan
dalam menjalankan salat Jumat sehingga takmir masjid pun
berusaha mencari imam dan khotib dari daerah lain. Sebagai
contoh, Takmir Masjid Istiqlal mengundang imam salat Jumat dari
UIN Samarinda dan Khotib dari UIN Surabaya. Di sisi lain, ibu-ibu
pun terkadang ikut melaksanakan salat Jumat. Ada juga orang yang
misalnya bertempat tinggal asli di desa Margasari namun salat
Jumatnya di desa Purwayasa sebab ia ingin mengunjungi (tawajuh)
dengan mursyid tarekatnya.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa hukum salat Jumat yang mana imamnya berasal dari daerah
lain?
Hukum salat jumat tetap sah (in‘iqad). Dalam literatur-
literatur fikih, kesahihan salat Jumat hanya disyaratkan bahwa
jamaah harus diisi oleh empat puluh orang laki-laki, merdeka,
mukalaf (orang yang balig dan berakal), dan mustauthin tanpa
disyaratkan imam atau khatibnya menyandang sifat-sifat
tersebut.
)23( ‫فتح القريب المجيب‬
‫والثاين (أن يكــون العــدد) يف مجاعــة‬..... )‫(وشرائط) فعلهــا (ثالثــة‬
‫اجلمع ــة (أربعني) رجال (من أه ــل اجلمع ــة) وهم املكلفون ال ــذكور‬
‫الألح ــرار املس ــتوطنني حبيث ال يظعن ــون عم ــا اس ــتوطنوه شتاء و ال‬
‫صيفا‬
Syarat-syarat melakukannya ada tiga… yang kedua adalah
jumlah jamaah jumat adalah 40 laki-laki dari ahli Jumah, yakni
para mukalaf, laki-laki, merdeka, mustauthinin sekiranya ia
18
tidak pergi dari sesuatu yang ia jadikan sebagai tanah
air/tempat tinggal permenen baik di musim panas maupun
musim dingin.

)43-42( ‫الياقوت النفيس‬


‫وك ـ ـ ــون مص ـ ـ ــليها أربعني من‬..... ‫شروط ص ـ ـ ــحة اجلمع ـ ـ ــة س ـ ـ ــتة‬
‫املستوطنني الذين جتب عليهم اجلمعة‬
Syarat-syarat sah Jumat ada 6… dan keberadaan orang yang
salat Jumat adalah 40 dari orang-orang mustauthinin yang
wajib melaksanakan salat Jumat.
2. Apakah imam tersebut menjadikan salat Jumat sah (in’iqad)?
Berdasarkan penjelasan kitab yang dinukil untuk
menjawab soal nomor 2, imam yang statusnya mukim gair
mustauthin (orang yang niat tinggal di suatu tempat tetapi tidak
menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggal permanennya)
atau imam yang statusnya musafir tidak bisa menjadikan salat
jumat sah. Kesahihan salat Jumat digantungkan pada jumlah
jamaahnya yaitu apakah mereka terdiri dari empat puluh orang
laki-laki, merdeka, mukalaf, dan mustauthin. Jika jamaah telah
memenuhi syarat ini, maka salat Jumahnya sah. Namun, jika
diandaikan jumlah jamaah yang memenuhi empat sifat ini
adalah 39 sedangkan status imamnya adalah mukim gair
mustauthin atau bahkan musafir, maka salat Jumatnya tidak sah.
3. Apa batasan mustauthin dalam pembahasan salat Jumat?
Berdasarkan beberapa referensi kitab fikih, mustauthin
dapat dibatasi sebagai berikut:
a. Orang yang menjadikan suatu tempat atau daerah sebagai
tanah airnya

19
b. Orang tersebut menjadikannya sebagai tempat tinggal
permanen
c. Orang tersebut tidak meninggalkan tempat tersebut baik di
musim kemarau maupun hujan kecuali sebab hajat.
)235( ‫شرح اليقوت النفيس‬
‫ ال يسـافر منهـا‬,‫ هو الذي يعترب البلد الذي هو فيه وطنـه‬:‫فاملستوطن‬
‫ وال حيدث نفس ـ ــه‬,‫ دائم اإلقام ـ ــة هبا‬,‫الص ـ ــيفا وال شتاء إال حلاج ـ ــة‬
.‫بفراقها‬

)299 :1( :‫الفقة على المذاهب األربعة‬


‫وهو اإلقامة على التأبيــد حبيث ال يرحلـون عن حملهم صـيفا أو شتاء‬
‫إال حلاجة كاملعتاد يف القاطنني ببلد‬
)324( ‫التقريرة السديدة‬
‫ هو الذي ال يظعن (ال يسافر) صيفا وال شتاء إال‬:‫ضابط املستوطن‬
.‫حلاجة‬
4. Di manakah status mustauthin dari orang yang memiliki dua
rumah di dua desa? Dengan kata lain, di desa manakah dia dapat
menjadi bagian dari orang yang mengesahkan salat Jumat?
Status mustauthin orang tersebut dinisbatkan pada tempat
tinggal yang lebih dominan ditinggali. Jika ternyata tingkat
dominasinya sama, maka statusnya diperhitungkan berdasarkan
tempat tinggal di mana keluarga dan hartanya berada. Jika

20
ternyata masih sama, maka statusnya diperhitungkan
berdasarkan tempat di mana dia sedang mendiami.
)1/215( ‫حاشية البيجوري‬
‫فلو استوطن يف بلدين بـأن كـان لـه مسـكنان هبمـا فـالعربة مبا كـثرت‬
‫فيه إقامته فان استوت إقامته فالعربة مبا فيه اهلــه و مالــه فــان كــان لــه‬
‫أه ــل وم ــال يف ك ــل منهم ــا ف ــالعربة باحملّل ال ــذي ه ــو في ــه حال ــة إقام ــة‬
‫اجلمعة‬
Maka, jika seseorang ‘istithon/menjadikan tempat tinggal
permanen’ dua daerah, yakni seseorang memiliki dua rumah di
dua daerah, maka yang diperhitungkan adalah tempat dimana
lebih dominan ditinggali. Maka, jika lama tinggalnya sama,
maka yang diperhitungkan adalah tempat dimana keluarga da
hartanya berada. Maka, jika keluarga dan dan hartanya ada di
dua tempat, maka yang diperhitungkan adalah tempat pendirian
salat Jumat dimana ia berada.
5. Apakah salat Jumat seorang perempuan dapat menggugurkan
kewajiban salat zuhur?
Salat Jumat seorang perempuan menggugurkan kewajiban
salat zuhurnya dan bahkan perempuan tersebut tidak boleh
mengerjakan salat zuhur sekiranya syarat-syarat salat Jumat
telah terpenuhi.
)79-78( ‫بغية المسترشدين‬

21
‫ِا‬
‫ُجَيْو ُز ِلَمْن َال َتْلَزُم ُه اُجْلْمَع ُة َك َعْب ٍد َو ُمَس اِفٍر َاْو ْم َر َاٍة ُيَص ِّلى اُجْلْمَع َة‬
‫َبَد ًال َعِن الُّظْه ِر َو ْجُيِز ُئُه َبْل ِه َي َاْفَض ل َالَّنَه ا َفْر ٌض ِ َالْه ِل اْلَك َم اِل َو َال‬
‫ُجَتْو ُز ِاَعاَدُتَه ا َبْع ُد َح ْيُث َك ُم َلْت ُش ُر ْو ُطَه ا‬
Orang yang tidak wajib salat Jumat seperti budak, musafir, atau
perempian boleh melaksanakan salat Jumat sebagai ganti dari
dzuhur dan itu mencukupi baginya. Bahkan, itu lebih utama,
sebab itu fardu bagi ahli sempurna (maksudnya orang-orang
yang memenuhi syarat sebagai ahli Jumat) dan mengulangnya
tidak diperbolehkan sekiranya syarat-syaratnya terpenuhi.

)21( ‫توشيع عل ابن قاسم‬


‫وال جتب على امراة وخنــثى لنقصــهما وال تنعقد هبمـا وتصــح منهمـا‬
‫و جتزئهما عن ظهرمها‬
Jumat tidak wajib bagi perempuan dan khuntsa sebab
kurangnya keduannya dan itu mencukupi bagi keduanya dari
salat dzuhur.
6. Apa hukum bepergian jauh pada hari Jumat setelah waktu subuh
bagi orang yang berkewajiban salat Jumat?
Menurut para ulama, hukum bepergian baik dekat maupun jauh
setelah terbitnya fajar (awal waktu subuh) di hari Jumat adalah
haram. Akan tetapi, keharaman ini berlaku jika Muslim tidak
mungkin melaksanakan salat jumat di perjalanan. Artinya, jika
Muslim dapat melaksanakan salat Jumat di perjalanan dengan
terdapatnya masjid di setiap dusun seperti sekarang, maka
keharaman ini tidak berlaku. Keharaman juga tidak berlaku jika
tidak perginya Muslim di hari Jumat dapat menimbulkan bahaya
22
atau kerugian seperti tertinggal rombongan. Jika keadaannya
seperti ini, maka dia tidak wajib melaksanakan salat Jumat di
perjalanan.
)212( ‫فتح المعين‬
‫وحرم على من تلزمه اجلمعـة وإن مل تنعقد بـه سـفر تفوت بـه اجلمعـة‬
‫كأن ظن أنه ال يدركها يف طريقه أو مقصـده ولـو كـان السـفر طاعـة‬
‫منـدوبا أو واجبابعـد فجرهـا أي فجـر يـوم اجلمعـة إال خشي من عـدم‬
‫سفره ضررا كانقطاعه عن الرفقة فال حيرم إن كان غـري سـفر معصـية‬
.‫ولو بعد الزوال‬
)186( ‫كفاية األخيار‬
‫وحيرم السفر ولو قصريا على من ثلزمه اجلمعـة بعـد طلـوع فجريومهـا‬
‫اال ان كــان ميكنــه أن يصــليها يف طريقه أو يتضرر بتخلفه عن رفقتة‬
‫فاذا سافر فينئذ ال جيب عليه فعلها يف طريقه‬

H. Zakat Pertanian dari Pemanenan dengan Sistem Mbawon


(Kunci, 20/8/2023 )
Deskripsi
Telah umum di masyarakat pedesaan bahwa dalam pemanenan
pertanian, dalam hal ini padi, menggunakan mekanisme mbawon.
Mbawon bermakna bahwa pemilik atau penggarap sawah
mempekerjaan orang-orang untuk memanen padinya yang mana
upahnya merupakan hasil bagi hasil dari padi-padi yang diperoleh

23
oleh pekerja. Sistem bagi hasil ini biasanya 1:6 atau 1:7 (1 bagian
untuk pemanen dan 6 atau 7 bagian untuk pemilik sawah). Dengan
kata lain, pembawon mendapat bagian 1/6 atau 1/7 dari perolehan
panen yang ia dapat. Sistem mbawon ini menyisakan pertanyaan
mengenai tata cara pengeluaran zakat, mengingat hasil panen padi
ketika perolehannya mencapai nisob maka perolehan padi tersebut
wajib dizakati.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah padi yang menjadi upah pemanenan masuk dalam
hitungan jumlah zakat?
Upah pemanenan boleh tidak masuk dalam hitungan zakat
asalkan segala hal yang mengurangi harta wajib zakat tidak
mencapai 1/3 atau1/4. Imam Ibnu Hajar al-Haitami, salah satu
ulama mazhab Syafi’i, memperbolehkan mengamalkan
ketentuan hukum ini dengan taklid kepada mazhab Imam
Ahmad Ketika mengikuti aturan mazhab Syafi’i menambah
masyaqqat (kesulitan).

)294/4-293( ‫تحفة المحتاج‬


‫َف ِإَذا ا اْل َّق ُة يِف اْلِت اِم ِه ا َفاَل ْت َلى اْل ِّلِص ِب ْق ِليـ ـِد‬
‫َت‬ ‫َع َب َع ُم َتَخ‬ ‫َز ُه َن‬ ‫َز َدْت َم َش‬
‫َم ْذ َه ٍب آَخ َر َك َم ْذ َه ِب َأَمْحَد َفِإَّن ُه ِجُي يُز الَّتَص ُّرَف َقْب اَخْلْر ِص‬
‫َل‬

24
،‫ َو اَل ْحُيَس ُب َعَلْي ِه‬،‫ َو َأْن َيْأُك َل ُه َو َو ِعَياُل ُه َعَلى اْلَع اَدِة‬، ‫َو الَّتْض ِم ِني‬
‫َك َذ ا ا ِديِه ِم َذ ا يِف َأ اِنِه‬
‫َو‬ ‫َو َم ُيْه ْن َه‬
Jika kesulitan bertambah dalam menetapinya (mengikuti aturan
zakat dalam Madzhab Imam Syafi’i yang tidak memperbolehkan
membelanjakan harta sebelum zakatnya dikeluarkan) di sini
maka tidak tercela bagi orang yang terbebas (dari kepentingan
dan hawa nafsu) untuk taklid (mengikuti) mazhab lain seperti
mazhab imam Ahmad. Sebab, mazhab ini memperbolehkan
membelanjakan harta sebelum memperkirakan dan
mengumpulkan (bayaran zakatnya) dan memperbolehkan
seseorang dan keluarganya memakannya sesuai kebiasaan dan
pembelajaan ini tidak dihitung. Begitu pula sesuatu yang
seseorang hadiahkan dari harta ini dalam waktunya.

( ‫تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي‬


)256 /3

‫ َفِإَّن ُه ِجُي يُز الَّتَص ُّرَف إْخَل) َو اْلُم َص َّر ُح ِب ِه يِف ُك ُتِب اَحْلَناِبَل ِة َأَّن‬:‫َقْو ُل ُه‬
‫َش ْر َطُه َأْن اَل َجُياِو َز الُّر ُبَع َأْو الُّثُلَث‬
(Ucapan pengarang: Sebab, mazhab ini memperbolehkan
membelanjakan dst.) Sesuatu yang diterangkan dalam kitab-
kitab mazhab Hanbali adalah bahwa syaratnya adalah tidak
melewati ¼ atau 1/3 dari harta wajib zakat.

I. Zakat Pertanian dari Penggarapan dengan Sistem Maro


(Bagi Hasil) dan Panen 2 Kali dalam 1 Tahun
(Kunci, 20/8/2023)
25
Deskripsi
Sebab masyarakat entah dengan alasan kesibukan,
ketidakmampuan, ingin menolong, atau alasan-alasan lain kerap
kali tidak menggarap sawahnya sendiri, tetapi meminta orang agar
menggarapkan sawahnya. Yang maklum terjadi di masyarakat
Sidareja dan sekitarnya adalah bahwa upah diperoleh dari bagi
hasil, yakni setengah (1/2) hasil untuk pemilik sawah dan setengah
(1/2) hasil yang lain untuk penggarap. Di sisi lain dalam konteks
zakat, hasil panen 1 panenan bisa tidak sampai nisab, namun jika
dua panenan digabungkan dalam satu tahun maka mencapai nisab.
Pertanyaan dan jawaban
1. Siapakah yang berkewajiban mengeluarkan zakat, dan
bagaimana tata caranya?
Dalam hal ini, terdapat beberapa pendapat. Melihat bahwa
kelaziman masyarakat kita (Sidareja) adalah bahwa setelah
panen biasannya padi langsung dibagi tanpa dizakati terlebih
dahulu. Maka, dengan mengikuti pendapat Syekh al-Qaradhawi,
yang berkewajiban zakat adalah masing-masing orang yang
jatahnya mencapai satu nisab -ini bisa ditambah dengan
perolehan panenan dari garapan lain untuk perhitungan
nisabnya-, baik ia adalah pemilik tanah maupun penggarap
sawah. Namun menurut imam al-Syafi’i, kedua orang ini
(pemilik dan penggarap sawah) berdiri layaknya satu orang,
sehingga ketika harta keduanya mencapai nisab, maka keduanya
wajib mengeluarkan zakat dari bagiannya masing-masing.
)4061-405/( ‫فقه الزكاة للشيخ يوسف القرضاوي‬
‫املالك والشريك يف املزارعة يشرتكان يف الزكاة‬

26
‫وإما أن يزارع عليها مزارعة صحيحة بربع ما خيرج منها أو ثلثه أو‬
‫ فالزكــاة على كــل واحــد من الطرفني يف‬-‫حســب اتفاقهمــا‬- ‫نصــفه‬
‫حصــته إذا بلغت النصــاب أو كــان لــه زرع آخــر إذا ضــم اليهــا بلــغ‬
‫نصابا‬
‫ فعلى من بلغت‬,‫وإن بلغت حص ـ ــة أح ـ ــدمها النص ـ ــاب دون ص ـ ــاحبه‬
‫ فال‬.‫ ألنه مالــك دون النصــاب‬.‫النصاب زكاهتا وال شيئ على آلخر‬
‫ والزكـ ــاة إمنا تؤخـ ــذ من األغنيـ ــاء وقـ ــد جـ ــاء عن‬,‫يعـ ــد غنيـ ــا شرعا‬
‫ أهنم ـ ــا يع ـ ــامالن معامل ـ ــة‬-‫كم ـ ــا رويت رواي ـ ــة عن أمحد‬- ‫الشافعي‬
,‫شخص واحــد فيلزمهــا العشر إذا بلــغ الــزرع مجيعــه مخســة أوســق‬
‫وخيرج كل واحد منهما عشر نصيبه‬
Pemilik dan Sekutunya dalam Muzaraah (Akad Bagi Hasil
Penggarapan Pertanian) Bersekutu dalam Zakat
Ada kalanya seseorang berakad muzaraah yang sah (dengan
penggarap) dengan upah 1/4, 1/3, atau ½ -sesuai kesepakatan
keduanya-, maka zakat itu wajib bagi masing-masing dari
kedua belah pihak dalam bagiannya, ketika bagiannya
mencapai nisab, atau seseorang memiliki tanaman lain yang
jika digabungkan degan bagian tanaman ini mencapai nisab.
Dan jika bagian salah satunya mencapai nisab sedangkan yang
lainnya tidak mencapai nisab, maka zakat wajib bagi salah
satunya, tidak bagi yang lainnya. Sebab, ia memiliki harta
kurang dari nisab, maka ia tidak diperhitungkan sebagai orang
kaya dalam kacamata agama, sedangkan zakat diambil dari
27
‫‪orang-orang kaya. Namun, ada pendapat dari imam al-Syafi’i -‬‬
‫‪sebagaimana riwayat dari imam Ahmad- bahwa keduanya‬‬
‫‪bermuamalah sebagaimana orang yang tunggal, maka 1/10‬‬
‫‪wajib bagi keduanya jika seluruh tanamannya mencapai 5‬‬
‫‪wasaq (nisab) dan masing-masing dari keduanya mengeluarkan‬‬
‫‪1/10 dari bagiannya.‬‬
‫‪2. Padi yang belum genap satu nisob di setiap panen, apakah‬‬
‫?‪wajib dizakati ketika mencapai satu nisob dalam 1 tahun‬‬
‫‪Padi panen pertama dikumpulkan dengan padi panen kedua.‬‬
‫بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي (‪)166‬‬
‫فائدة ‪ :‬حاصل كالمهم يف انضمام الزروع بعضها إىل بعض أنه إذا‬
‫زرع ص ــيفًا مث شتاء وكم ــل األول بالثاين وك ــان حص ــادمها يف ع ــام‬
‫واح ــد زكامها باالتفاق ‪ ،‬فل ــو زرع ص ــيفًا آخ ــر وك ــان حص ــاده م ــع‬
‫الثاين يف عـام وجمموعهمـا نصـابًا مل يضم الثالث إىل الثاين عنـد عبـد‬
‫اهلل بلح ــاج وابن ــه أمحد وعب ــد اهلل بن عم ــر خمرم ــة ‪ ،‬ويضم إلي ــه عن ــد‬
‫عب ـ ـ ــد اهلل بن أمحد خمرم ـ ـ ــة وص ـ ـ ــاحب القالئ ـ ـ ــد وعلي بايزي ـ ـ ــد وه ـ ـ ــو‬
‫الصـ ـ ــواب ومقتضى كالم األصـ ـ ــحاب ‪ ،‬اهـ منتخب اهـ من خ ـ ـ ــط‬
‫بعضهم‪ .‬واشرتط يف التحفة والفتح يف التم ــر ك ــون القطع يف ع ــام‬
‫واحـ ـ ــد أيضًا كـ ـ ــالزرع ‪ ،‬وخالفه يف اإلمـ ـ ــداد والنهايـ ـ ــة واملغـ ـ ــين‬
‫واإلرشاد ‪ ،‬فاشرتطوا كون اإلطالع يف عام ال القطع‪.‬‬
‫‪(Faidah) Kesimpulan dari perkataan para ulama mengenai‬‬
‫‪penggabungan sebagian hasil pertanian ke hasil pertanian yang‬‬
‫‪lain adalah bahwa ketika seseorang menanam di musim panas‬‬
‫‪28‬‬
kemudian di musim dingin dan tanaman pertama sempurna
(nisabnya) dengan yang kedua, sedangkan panennya dalam satu
tahun, maka ia menzakati keduanya berdasarkan kesepakatan
ulama (ittifaq). Lalu, jika seseorang menanam di musim panas
yang lain dan panennya dengan tanaman yang kedua dalam satu
tahun sedangkan kumpulan dari keduannya mencapai nisab,
maka tanaman ketiga ini tkdak digabung dengan yang kedua
menurut Abdullah Baljah, anaknya yakni Ahmad, Abdullah ibn
‘Umar Makhramah. Namun, tanaman ketiga ini digabungkan ke
tanaman kedua menurut Abdullah ibn Ahmad Makhramah,
pengarang kitab al-Qalaid, Ali Bayazid. Ini adalah pendapat
yang benar. Implikasi perkataan ashhab... dipilih... selesai dari
tulisan sebagian ulama. Pengarang kitab Tuhfah, dan pengarang
kitab al-fath menyaratkan proses pemotongan/panen dilakukan
dalam satu tahun dalam masalah kurma dan pertanian.
Pengarang kitab al-Imdad, Pengarang kitab al-Nihayah,
Pengarang kitab al-Mughi, dan pengarang kitab al-Irsyad
berbeda dengan pendapat tadi. Mereka menyaratkan adanya
kebersamaan dalam satu taun adalah dalam munculnya buah
(kurma), bukan dalam pemetikannya

J. Zakat Pertanian Yang Membutuhkan Biaya Irigasi


(Setberdikpuswah MWC NU Sidareja, 20/8/2023 )
Deskripsi
Air merupakan keniscayaan dari pertanian. Tanpa adanya air,
kemungkinan hidup tanaman kecil. Dalam konteks pertanian
padi sekarang, ada sebagian petani yang terbantu sebab sawahnya
berdekatan dengan sungai sehingga ia tidak memerlukan biaya
untuk irigasi. Ada sebagian petani yang terbantu dengan adanya
29
irigasi (sier) yang dibuat oleh pemerintah sebab sawahnya
terjangkau oleh irigasi tersebut. Biaya irigasi yang harus petani
tersebut adalah 10 kg padi untuk 100 ubin sawah setiap panennya
atau jika diuangkan sekitar 80.000 rupiah. Ada pula sebagian
petani yang harus menyedot air menggunakan mesin sebab
sawahnya jauh dari sungai maupun sier. Penyedotan ini dilakukan
dalam waktu-waktu yang dibutuhkan. Biaya yang dibutuhkan oleh
oleh kelompok ketiga ini lebih besar dari biaya irigasi sier.
Umumnya, biaya sedot satu jam 35.000. Padahal, satu kali sedot
membutuhkan waktu beberapa jam. Jika satu kali sedot
membutuhkan 3 jam, maka biaya yang dikeluarkan adalah 105.000.
Padahal penyedot bisa tidak cukup dilakukan sekali. Dalam
ketentuan zakat, Islam membedakan pertanian dalam kaitannya
dengan masalah irigasi. Ada yang zakatnya 10% (1/10) dan ada
yang zakatnya 5% (1/20).
Pertanyaan dan Jawaban
1. Berapakah zakat pertanian padi yang pengairannya
menggunakan irigasi (sier) sebagaimana dijelaskan dalam
deskripsi?
Zakat yang wajib dikeluarkan oleh petani yang pengairan
sawahnya menggunakan irigasi (sier) adalah sebesar 10%.
Sebab biaya pengairannya tergolong ringan. Yang menjadi ilat
pembeda antara besaran zakat 10% dan 5% adalah besar
kecilnya biaya, bukan ada dan tidaknya biaya. Maka, kewajiban
zakat pertanian yang biaya pengairannya ringan adalah 10%
sedangkan yang biayanya berat adalah 5%.

)285 /1( ‫المهذب في فقة اإلمام الشافعي للشيرازي‬


‫وزكاته العشر فيما سقى بغري مؤنة ثقيلة كماء السـماء واألهنار ومـا‬
30
‫يشرب بــالعروق ونصــف العشر فيمــا ســقى مبؤنــة ثقيلــة كالنواضــح‬
‫والــدواليب ومــا أشبههما ملا روى ابن عمــر رضــي اهلل عنــه أن النــيب‬
‫صلى اهلل عليه وســلم فــرض فيمـا ســقت الســماء واألهنار والعيــون أو‬
‫ك ــان بعًال وروى عثري ـًا العشر وفيم ــا س ــقى بالنضح نص ــف العشر‬
‫والبعــل الشجر الــذي يشرب بعروقــه والعــثري الشجر الــذي يشرب‬
‫من املاء ال ــذي جيتم ــع يف موض ــع فيج ــري كالس ــاقية وألن املؤن ــة يف‬
‫أحدمها ختف ويف اآلخر تثقل ففرق بينهم‬
Zakatnya adalah 1/10 (10%) dalam tanaman yang dialiri air
tanpa membutuhkan biaya berat, seperti air langit, sungai-
sungai, dan air yang diserap dengan urat kayu dan 1/20 (5%)
dalam tanaman yang dialiri air dengan biaya berat seperti
menggunakan hewan-hewan pembawa air, mesin yang diputar
oleh hewan, dan yang serupa dengan keduanya. Hukum ini
mengacu pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a.
bahwa sesungguhnya Nabi Saw. Mewajibkan dalam tanaman
yang dialiri dengan air langit, sungai-sungai, dan mata air-
mata air, atau itu merupakan ba’l -diriwayakan juga lafaz
‘atsariyy- sebesar 1/10 dan dalam tanaman yang dialiri
dengan pengambilan air dengan binatang sebesar 1/20. Ba’l
adalah pohon yang menyerap air dengan urat kayu sedangkan
atsariyy adalah pohon yang menyerap air yang terkumpul
dalam suatu tempat kemudian mengalir seperti anak sungai.
Sebab, biaya dalam salah satunya ringan, dan dalam yang lain
berat, maka perbedaan diperlakukan dalam keduanya.

K. Problematika Zakat Fitrah


(Setberdikpuswah MWC NU Sidareja, 20/8/2023 )
Deskripsi Masalah
31
Di suatu daerah ada banyak sekali warganya yang kurang faham
tentang siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah sehingga
banyak sekali kekeliruan yang mengakibatkan zakat fitrah tidak
diberikan kepada orang yang berhak menerima (mustahiq) akan
tetapi diberikan kepada orang yang tidak berhak menerima. Untuk
mèmpermudah dan supaya tidak salah dalam menunaikan zakat
fitrah kepada yang berhak menerima maka dibentuklah panitia
zakat. Setelah beberapa tahun kemudian panitia zakat tersebut
mendapatkan SK dari BAZNAS.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah panitia zakat fitrah termasuk Amil sehingga berhak
menerima zakat?
Untuk menentukan apakah panitia zakat fitrah adalah
amil atau bukan, kita perlu merujuk pada definisi amil. Dalam
mazhab Syafi’i, amil didefinisikan sebagai orang yang imam
pekerjakan untuk mengambil dan mendistribusikan zakat
kepada mustahiknya, mencatat apa yang diberikan oleh para
pemilik harta, mengumpulkan mereka dan para mustahiq,
menjaga dan menghitung harta-harta (zakat). Ini sebagaimana
Syaikh Nawawi al-Bantani jelaskan dalam Tausyi’ ‘ala Ibn
Qasim
‫التوسيع على ابن قاسم‬
‫(والعام ــل) على الزك ــاة (من اس ــتعمله األم ــام على أخ ــذ الص ــدقات‬
‫ودفعهـ ــا ملس ــتحقيها) وكتابـ ــة مـ ــا أعطاه أربـ ــاب األمـ ــوال ومجعهم‬
‫واملستحقني وحفظ األموال وحماسبتها‬
Amil zakat adalah orang yang imam pekerjakan untuk
mengambil sodaqah-sodaqah, menyerahkannya pada para
32
mustahik, mencatat apa yang para pemilik harta berikan,
mengumpulkan mereka dan para msutahik, menjaga dan
menghitung harta-harta tersebut.
Jika mengacu pada definisi di atas, maka yang disebut
sebagai amil adalah orang-orang yang diberitugas oleh
pemerintah untuk mengelola zakat. Dalam konteks di
Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 23 Tahun
2011 dan PP No 14 tahun 2014, amil adalah BAZNAS (Badan
Amil Zakat Nasional) yang ditugasi oleh pemerintah dan LAZ
(Lembaga Amil Zakat) yang dibentuk masyarakat untuk
membantu tugas BAZNAS yang mendapatkan legalitas dari
pemerintah.
Hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa
menarik zakat adalah kewajiban imam/pemerintah, maka
batasan amil sebagai orang yang diberi mandat oleh pemerintah
adalah definisi yang benar. Syaikh Wahbah al-Zuhaili dalam
al-Tafsir al-Munir mengatakan:
)10/268( ‫التفسير المنير‬
‫جيب على اإلمـ ــام أن يبعث السـ ــعاة ألخـ ــذ الصـ ــدقة (الزكـ ــاة) ألن‬
،‫ وبعضهم قد يبخل‬،‫بعض من ميلك املال ال يعرف ما جيب عليه‬
Wajib bagi imam mengirim para pekerja untuk mengambil
zakat, sebab sebagian orang yang memiliki harta tidak
mengetahui apa yang wajib baginya dan sebagian dari mereka
terkadang bakhil
Dalam kasus sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi
masalah, panitia zakat yang mendapat SK adalah panitia yang
diberi mandat oleh BAZNAS untuk membantu pengelolaan
zakat melalui lembaga yang disebut sebagai UPZ (Unit
Pengumpul Zakat). Jadi kasus panitia zakat setelah mendapat
33
SK sebagai UPZ merupakan amil yang boleh menerima zakat
selagi mereka tidak menerima bayaran dari pemerintah.
Adapun panitia zakat yang tidak atau belum mendapat
SK dari BAZNAS tidak bisa dikategorikan sebagai amil zakat
sehingga ia tidak bisa mendapatkan zakat dari jatah amil, sebab
ia tidak mendapat mandat dari pemerintah/imam. Akan tetapi,
pemerintah memberikan kelonggaran yang mana kelonggaran
ini dijelaskan dalam PP No 14 tahun 2014 yang berbunyi:
Pasal 66
(1) Dalam hal di suatu komunitas dan wilayah tertentu belum
terjangkau oleh BAZNAS dan LAZ, kegiatan Pengelolaan
Zakat dapat dilakukan oleh perkumpulan orang, perseorangan
tokoh umat Islam (alim ulama), atau pengurus/takmir
masjid/musholla sebagai amil zakat.
(2) Kegiatan Pengelolaan Zakat oleh amil zakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memberitahukan
secara tertulis kepada kepala Kantor Urusan Agama
kecamatan.
Pasal di atas menunjukan bahwa panitia yang dibentuk
oleh masyarakat bisa dikatakan sebagai amil dan diberi ruang
oleh pemerintah dengan syarat panitia ini harus melapor
kepada Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan.
Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, panitia zakat yang
dibentuk oleh masyarakat sebenarnya dapat dikategorikan
menjadi 3, yaitu:
a. Panitia zakat yang mendapat SK dari BAZNAS untuk
membantu pengelolaan zakat dengan menjadi anggota UPZ.
Panitia zakat ketegori ini tergolong amil yang berhak
menerima zakat.
b. Panitia zakat yang tidak mendapatkan SK dari BAZNAS
namun melaporkan kegiatan pengelolaan zakat kepada KUA

34
kecamatan. Panitia zakat ketegori ini juga tergolong amil
yang berhak menerima zakat.
c. Panitia zakat yang tidak atau belum mendapat SK dari
BAZNAS namun juga tidak melaporkan kegiatan
pengelolaan zakat kepada KUA kecamatan. Panitia zakat ini
tidak tergolong amil yang berhak menerima zakat.
LBM MWC NU Sidareja merekomendasikan agar panitia
zakat di masjid-masjid atau musala-musala melakukan
pengurusan SK dari BAZNAS. Pengurusan SK ini bisa
didampingi oleh Penyuluh Agama Islam di kecamatan/desa
masing-masing.
Hal yang perlu dipahami adalah bahwa bagian amil zakat
bukanlah 1/8 dari total zakat yang dikumpulkan. Bagian amil
zakat diberikan sesuai dengan kontribusi/pekerjaan yang
mereka lakukan. Dalam terminologi fikih, ini disebut ujrah al-
mitsli (bayaran standar). Persoalan bagian amil ini dijelaskan
dalam kitab-kitab otoritatif (mu’tabarah) seperti Hasyiyah al-
baijuri karya Syaikh Ibrahim al-Baijuri dan al-Tafsir al-Munir
karya Syaikh Dr Wahbah al-Zuhaili.
)396/1( ‫حاشية البيجوري‬
‫(قوله وإن حصلت به الكفاية) فإن مل حتصــل بــه الكفايــة زيــد عليــه‬
‫ما حتصل به الكفاية وال يعطى ولو متعددا اال قدر أجرة املثل فهــو‬
‫مستثين من وجوب التسوية بني األصناف‬
(Ucapan pengarang berupa ‘dan jika kecukupan pengelolaan
zakat tercapai dengan satu amil’) Maka jika kecukupan
pengelolaan zakat tidak tercapai dengan satu amil, maka
jumlah amil ditambahkan sesuai dengan kecukupan. Amil tidak
diberi, walaupun jumlahnya banyak, kecuali kadar bayaran
35
standar. Amil dikecualikan dari kewajiban penyamarataan
(bagian) di antara asnaf-asnaf zakat.
)268/10( ‫التفسير المنير للزحيلي‬
‫ فيعطاهــا ولــو‬،‫والذي يعطى للعامل هــو مبثابــة األجــرة على العمــل‬
‫ ل ـ ــذا فإن ـ ــه يعطاه ـ ــا ول ـ ــو ك ـ ــان هامشيا يف رأي مال ـ ــك‬،‫ك ـ ــان غني ـ ــا‬
‫والشافعي‬
Sesuatu yang diberikan kepada amil adalah senilai bayaran
pekerjaannya. Maka amil tetap diberi bayaran ini walaupun ia
kaya dan walaupun dia merupakan keturunan Bani Hasyim
dalam pandangan Imam Malik dan Imam al-Syafi’i.
Jadi, bagian amil adalah upah standar dari pekerjaannya
sedangkan dana zakat sisanya dibagi secara sama rata kepada
para mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).
2. Bolehkah zakat fitrah dikumpulkan oleh panitia zakat untuk
dibagi-bagi dan kemudian diserahkan kepada mustahiq?
Boleh. Jika status panitia zakat adalah amil, sebagaimana
telah dijelaskan dalam jawaban soal nomor 1, maka berarti
penyerahan harta zakat kepada panitia zakat telah
menggugurkan kewajiban. Namun jika status panitia zakat
bukan amil, maka hukumnya masih boleh. Namun status
transaksinya adalah taukil (pembayar zakat mewakilkan
penyerahan zakat kepada panitia zakat untuk menyampaikan
zakatnya kepada mustahiq) sehingga kewajibannya baru gugur
setelah harta zakatnya telah diserahkan oleh panitia kepada
mustahiq.
Kebolehan menyerahkan zakat kepada amil dapat
diambil dari pemahaman terhadap kutipan-kutipan kitab
sebelumnya. Bahkan keberadaan amil adalah kewajiban bagi
36
pemerintah untuk mengirimkannya. Seperti penjelasan dalam
kitab al-Tafsir al-Munir.
)10/268( ‫التفسير المنير‬
‫جيب على اإلم ـ ــام أن يبعث الس ـ ــعاة ألخ ـ ــذ الص ـ ــدقة (الزك ـ ــاة) ألن‬
،‫ وبعضهم قد يبخل‬،‫بعض من ميلك املال ال يعرف ما جيب عليه‬
Wajib bagi imam mengirim para pekerja untuk mengambil
zakat, sebab sebagian orang yang memiliki harta tidak
mengetahui apa yang wajib baginya dan sebagian dari
mereka terkadang bakhil
Kebolehan menyerahkan zakat kepada panitia zakat
yang bukan amil diambil keterangan-keterangan kitab yang
memperbolehkan taukil dalam semua akad seperti penjelasan
kitab Fath al-Mu’in karya Syaikh Zainuddin al-Malibari.
)359 :‫فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين (ص‬
‫وهي تفويض شخص أم ــره إىل آخ ــر فيم ــا يقب ــل النياب ــة ليفعل ــه يف‬
‫ كبيع ونكاح وهبة ورهن وطالق منجز‬:‫حياته فتصح يف كل عقد‬
Wakalah adalah penyerahan seseorang atas urusannya
kepada orang lain dalam sesuatu yang bisa digantikan agar
orang lain kerjakan semasa hidup orang yang menyerahkan
tersebut. Maka wakalah sah dalam setiap akad seperti jual
beli, pernikahan, hibah, gadai, dan talak yang lestari.

Hal yang menjadi catatan adalah bahwa jika pembayar


zakat (muzaki) menyerahkan zakatnya kepada amil, maka
kewajibannya gugur meskipun hartanya rusak sebelum
sampai kepada mustahiq dan zakat akan tetap sah andai kata
zakatnya ternyata kembali kepada muzaki. Namun, apabila

37
muzaki menyerahkan zakatnya kepada panitia yang bukan
amil, maka zakatnya baru gugur ketika zakatnya telah sampai
kepada mustahiq dan zakat tidak boleh kembali kepadanya.
Atas dasar ini, panitia zakat yang bukan amil tidak boleh
mencampurkan zakat sebab kekhawatiran kembalinya zakat
kepada muzaki.
٢٠٦ ‫ صحيفة‬٢ ‫حاشية إعانة الطالبين جز‬
‫ف ــإن أخ ــذ اإلم ــام من رج ــل زكات ــه وك ــان ال ــدافع مس ــتحقا ألخ ــذ‬
‫الزك ــاة ف ــدفع اإلم ــام إلي ــه زكات ــه بعين ــه أج ــزءه ألن ذمته ق ــد ب ــرئت‬
..‫بتسليمها إىل اإلمام وإمنا رجعت بسبب آخر‬
“Jika imam (atau yang diberitugas oleh imam/amil , pen)
mengambil zakat dari seseorang, sedangkan pembayar zakat
merupakan mustahiq zakat, kemudian imam memberikan
zakat tersebut kepada orang tersebut, maka zakat tersebut
tetap mencukupi. Sebab, tanggungannya telah gugur dengan
menyerahkan zakat kepada imam. Adapun kembalinya zakat
adalah sebab yang lain.” (I’anah al-Thalibin)
178 : ‫نهاية الزين صحـ‬
‫وتكفي النية إعطاء إمام الزكاة ألن اإلمــام نــائب املســتحقني فالــدفع‬
‫إليه كالدفع إليهم وهلذا أجزأت وإن تلفت عنده خبالف الوكيل‬
(Seseorang) cukup berniat menyerahkan zakat kepada imam.
Sebab, imam merupakan pengganti dari mustakiq. Maka,
menyerahkan zakat kepadanya seperti menyerahkan zakat
kepada mustahiq. Oleh sebab itu, zakat telah mencukup
walaupun zakat itu rusak di sini imam. Ini berbeda dengan
menyerahkan zakat kepada wakil.

38
125 : ‫ صحـ‬2 ‫المنثور الجزء‬
‫ِل ِح ِم‬ ‫ِع‬ ‫ِل ِة ِذ ِة‬
‫َو ُيْش َتَر ُط َبَر اَء َّم اْلُم َو ِّكِل اْل ْلُم ِبُو ُصْو َهِلا ْلُمْس َت ِّق َو ْث ُل الَّص ِّيِب‬
‫اْلُمَم ِّيُز الَّس ِف ْيُه َو الَّر ِقْيُق ْيِف َذِلَك اهـ‬
Mengetahui bahwa zakat telah sampai pada
mustahiq disyaratkan untuk gugurnya tanggungan
orang yang mewakilkan (menyerahkan urusan).
Seperti halnya anak kecil, anak yang tamyis, safih,
dan budak memiliki hukum yang sama dalam urusan
ini.
‫ مكتبة دار المعرفة‬84 : ‫ صحـ‬2 ‫األم الجزء‬
‫ِم‬
‫َو َال ُجَيْو ُز َلَك إَذا َك اَنْت الَّز َك اُة َفْر ًض ا َعَلْيَك َأْن َيُعْو َد إَلْيَك ْنَه ا َش ْي ٌء‬
Jika zakat adalah fardu bagimu, maka sedikitpun zakat tidak
boleh kembali kepadamu.
3. Bolehkah panitia menjual sebagian zakat fitrah untuk
operasional panitia seperti plastik karung dan lain-lain ?
Belum ditemukan penjelasan kitab mengenai
persoalan ini. Namun, ada beberapa penjelasan kitab yang
bisa disamakan (ilhaq) dengan persoalan ini. Persoalan
menjual sebagian zakat fitrah untuk operasional seperti
membeli plastik atau karung bisa disamakan dengan
persoalan menggunakan sebagian zakat fitrah untuk
membayar tukang takar. Keduanya sama-sama bagian dari
hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan zakat. Jika dilihat
dari biaya yang dikeluarkan, mengeluarkan dana zakat untuk
membeli plastik atau karung bahkan lebih murah daripada
mengeluarkannya untuk membayar tukang takar.
Mengenai hal ini, ada dua wajah dalam mazhab
39
Syafi’i. Imam al-Syairazi dalam kitab al-Muhadzab
menjelaskan bahwa Abu Ali ibn Abi Hurairah tidak
memperbolehkan menggunakan dana zakat untuk tukang
takar sementara Abu Ishaq memperbolehkannya.
)314/1( ‫المهذب‬
‫ويعطي احلاشر والعريــف من ســهم العامــل ألهنم من مجلــة العمــال‬
‫ على رب‬:‫ قال أبــو علي بن أيب هريــرة‬:‫ويف أجرة الكيال وجهان‬
‫املال ألهنا جتب لإليفاء واإليفاء ح ـ ـ ــق على رب املال فك ـ ـ ــانت‬
‫ تكـون من الصـدقة ألنـا لـو أوجبنـا‬:‫أجرته عليه وقـال أبـو إسـحاق‬
‫ذل ـ ــك على رب املال زدن ـ ــا على الفرض ال ـ ــذي وجب علي ـ ــه يف‬
‫الزكاة‬
Orang yang mengumpulkan dan orang bertanggungjawab
diberi dari bagian amil sebab mereka termasuk dalam
golongan amil. Adapun mengenai masalah upah untuk
tukang takar, maka terdapat dua wajah. Ali ibn Abi Hurairah
mengatakan bahwa hal itu wajib bagi pemilik harta sebab itu
wajib/harus ada untuk kepentingan penunaian, sedangkan
penunaian merupakan kewajiban pemilik harta. Maka,
bayarannya pun wajib baginya. Adapun Abu Ishaq berkata
bahwa bayaran tukang takar itu diambil dari zakat. Sebab,
andai kita mewajibkan itu bagi pemilik harta, maka berarti
kita telah menambahkan kewajiban dalam persoalan zakat.
Syaikh Nawawi al-Bantani dalam konteks ini setuju
dengan pendapat yang kedua. Namun dalam hal ini, dia

40
membuat batasan bahwa bagian yang diambil untuk
operasional adalah bagian untuk amil.

)109( ‫التوسيع على ابن قاسم‬

‫(والعامــل) على الزكــاة )من اســتعمله اإلمــام على أخــذ الصــدقات‬


‫ودفعهـ ـ ــا ملسـ ـ ــتحقيها) وكتابـ ـ ــة مـ ـ ــا أعطاه أربـ ـ ــاب املال ومجعهم‬
‫واملس ــتحقني وحفظ األم ــوال وحماس ــبتها وشرطه أهلي ــة الشهادة‬
‫واإلس ـ ــالم وأن ال يك ـ ــون هامشيا وال مطلبي ـ ــا وال م ـ ــوىل هلمـ ــا وال‬
‫مرتزقـا نعم الكيـال واحلمـال واحلافـط وحنوهم جيوز كـوهنم كفارا‬
‫مستأجرين من سهم العامل ألن ذلك أجرة ال زكاة‬
Amil zakat adalah orang yang imam pekerjakan untuk
menarik zakat dan menyerahkannya kepada para mustahiq
zakat, menulis apa yang para pemilik harta berikan,
mengumpulkan mereka dan para mustahik, menjaga harta
zakat, dan menghitungnya. Syarat amil adalah harus
memiliki kompetensi untuk bersaksi di pengadilan, beragama
Islam, bukan Bani Hasyim dan Bani Muthallib, bukan orang
yang dimerdekakan oleh keduanya, dan tidak digaji. Benar,
tukang takar, tukang junjung, penjaga, dan sepadannya
boleh dari orang-orang kafir yang dibayar dari bagian amil.
Sebab, itu semua upah, bukan zakat.
Jadi, bagi panitia zakat yang ingin menggunakan dana
zakat untuk operasional seperti membeli plastik dan karung,
maka panitia zakat harus menentukan dan memisahkan dulu
41
bagian amil. Ia tidak boleh mengambil untuk kepentingan
operasional ketika bagian amil belum dipisahkan. Kebolehan
ini hanya berlaku bagi panitia yang statusnya sebagai
amil. Sebab, jika panitia zakat yang bukan amil mengambil
dana zakat untuk kepentingan operasional, maka akan ada
pembayar zakat yang zakatnya tidak (sepenuhnya) sampai
pada mustahiq sebab zakatnya telah dikurangi oleh panitia.
Padahal, tugas panitia sebagai wakil dari muzaki
berkewajiban menyampaikan zakat sampai kepada mustahiq
secara penuh.
4. Bolehkah panitia mendistribusikan zakat fitrah ke daerah lain?
Pendapat masyhur dalam mazhab Syafi’i tidak
memperbolehkan memindah zakat keluar dari daerah muzaki.
Ini misalnya dijelaskan dalam kitab al-Taqrirat al-Sadidah dan
I’anah al-Thalibin.

‫التقريرات السديدة‬

‫ال جيوُز نقل الزكاة ِم ن بلد ا زّك ي إىل بلٍد آَخ ر َعلى املْش هور‬
‫ُمل‬
“Memindah zakat dari daerah muzaki ke daerah lain tidak
boleh menurut pendapat yang masyhur”

)223 /2( ‫إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين‬

‫ صـدقة‬:‫ وال جيوز ملالك نقل الزكـاة) أي خلرب الصـحيحني‬:‫(قوله‬


.....‫ فرتد على فقرائهم‬،‫تؤخذ من أغنيائهم‬

42
“(Ucapan pengarang berupa: memindahkan zakat bagi
pemilik harta tidak boleh) itu diambil dari khabar dari
Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim yaitu ‘Sadakah
diambil dari orang-orang kaya mereka (penduduk Yaman)
kemudian dikembalikan kepada orang-orang fakir mereka
(penduduk Yaman)’”
Pendapat yang memperbolehkan memindah zakat ke luar
daerah muzaki adalah bertentangan dengan pendapat masyhur
mazhab Syafi’i sebagaimana dijelaskan dalam kitab I’anah al-
Thalibin.

‫إعانة الطالبين‬
‫ إن مس ــألة نقل الزك ــاة فيه ــا اختالف كثري‬- ‫ رمحك اهلل‬- )‫(اعلم‬
‫ واملشهور يف مــذهب الشافعي امتنــاع نقلهــا إذا وجــد‬،‫بني العلمــاء‬
.‫املستحقون هلا يف بلدها‬
- ‫ وه ــو م ــذهب اإلم ــام أيب حنيفة‬،‫ومقاب ــل املشهور ج ــواز النقل‬
،‫ منهم االمام البخاري‬،‫ وكثري من اجملتهدين‬- ‫رضي اهلل عنه‬
“Ketahuilah –Semoga Allah merahmatimu- bahwa
sesungguhnya masalah memindahkan zakat di dalamnya
terdapat banyak perselisihan di antara para ulama.
Pendapat Masyhur dalam mazhab Syafi’i melarang
memindahkan zakat ketika para mustahiq zakat masih ada di
negara zakat muzaki. Pendapat yang bertentangan dengan
pendapat masyhur memperbolehkannya. Ini adalah mazhab

43
Imam Abu Hanifah dan banyak dari para mujtahid seperti
imam al-Bukhari.

44
45
BAGIAN II
MUAMALAH DAN ADAT

46
47
BAGIAN II
MUAMALAH DAN ADAT

A. Hukum Memperlombakan Burung


(Mushola al-Barokah Margasari, 3/7/2022)
Deskripsi Masalah
Burung termasuk hewan yang banyak diminati oleh masyarakat.
Sebagian masyarakat bahkan memelihara di dalam sangkar. Ada
beberapa alasan yang membuat mereka memelihara burung. Segian
orang memelihara burung sebab suaranya yang indah seperti
burung Perkutut dan sebagian lagi memelihara sebab kecepatanya
seperti burung Merpati. Sebab kesukaan-kesukaan ini, di daerah-
daerah sebagian masyarakat mengadakan perlombaan burung baik
yang diperlombakan adalah kicau burungnya maupun
kecepatannya.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana hukum memperlombagakan kicau dan kecepatan
burung dalam Islam?
Secara umum, hukum perlombaan adalah boleh asalkan
memiliki ketentuan yang jelas. Akan tetapi, hukum
mempermainkan burung, termasuk juga memperlombakannya
adalah makruh. Hukum perlombaan akan berubah statusnya
menjadi haram ketika di dalamnya terdapat unsur judi. Ada atau
tidak adanya unsur judi dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Jika semua hadiah berasal dari panitia terlepas dari apakah
peserta lomba membayar biaya pendaftaran atau tidak, maka
hukumnya adalah boleh sebab tidak ada unsur judi.

48
b. Jika hadiah berasal dari uang pendaftar peserta baik segian
maupun secara keseluruhan, maka hukumnya adalah haram
sebab termasuk judi.
)44( ‫الغاية والتقريب‬
‫وتصــح املســابقة على الــدواب واملناضــلة بالســهام إذا كــانت املســافة‬
‫معلومة وصفة املناضلة معلومة وخيرج العــوض أحــد املتســابقني حــىت‬
‫إنه إذا سبق اسرتده وإن سبق أخذه صاحبه له‬
“Perlombaan di atas binatang dan perlombaan dengan anak
panah, jika jaraknya pasti dan sifat perlombaannya jelas, dan
yang mengeluarkan hadiah hanya salah satu orang saja,
sehingga jika orang tersebut menang, maka ia meminta
hadiahnya, dan jika temannya yang menang, maka temannya
tersebut yang mengambil hadiah, maka itu sah.”
)344/4( ‫أسنى المطالب‬
‫اِم ) ِلْلَبْيِض َأْو اْلَف ِخ َأْو اُأْلْنِس َأْو ْمَحِل اْلُك ُتِب‬
‫ْر‬ ‫(َفْر ٌع اَخِّتاُذ اَحْلَم‬
‫(ُمَب اٌح َو ُيْك َر ُه الَّلِعُب ِب ِه) ِب الَّتْطِيِري َو اْلُم َس اَبَق ِة َو اَل ُتَر ُّد ِب ِه الَّش َه اَدُة‬
‫(َفِإْن اْن َّم إَل ِه ِق ا ) َأ ْحَن ( َّد الَّش ا ُة) ِبِه‬
‫َض ْي َم ٌر ْو ُو ُه ُر ْت َه َد‬
"Cabang, mengambil burung dara untuk diambil telurnya,
kesenangan, hiburan, dan membawa surat-surat
diperbolehkan. Menjadikan burung untuk permainan dengan
menerbangkannya dan memperlombakannya dimakruhkan.
(Orang yang berlaku seperti ini) kesaksiannya tidak ditolak.
Maka jika perjudian atau yang sejenis tercampur dalam
perlombaan itu, maka kesaksian orang tersebut ditolak.”
2. Perlombaan burung tersebut termasuk kategori akad apa?

49
Perlombaan ini dalam fikih masuk dalam akad
musabaqah.

)44( ‫الغاية والتقريب‬


‫وتصــح املســابقة على الــدواب واملناضــلة بالســهام إذا كــانت املســافة‬
‫معلومة وصفة املناضلة معلومة وخيرج العــوض أحــد املتســابقني حــىت‬
‫إنه إذا سبق اسرتده وإن سبق أخذه صاحبه له‬
“Perlombaan di atas binatang dan perlombaan dengan anak
panah, jika jaraknya pasti dan sifat perlombaannya jelas, dan
yang mengeluarkan hadiah hanya salah satu orang saja,
sehingga jika orang tersebut menang, maka ia meminta
hadiahnya, dan jika temannya yang menang, maka temannya
tersebut yang mengambil hadiah, maka itu sah.”

B. Punjungan Nasi atau Mie Instan dalam Undangan Pernikahan


atau Khitanan
(Masjid Al Mubarok Kunci, 13/12/2020)
Deskripsi Masalah
Telah masyhur di masyarakat bahwa pemberian udangan
pernikahan atau khitanan untuk orang-orang tertentu misalnya
kerabat, tokoh masyarakat, atau yang lainnya ditambah dengan
punjungan nasi beserta lauk dan sayurnya. Untuk Sebagian orang-
orang tertentu, punjungan juga bisa berupa mie instan. Biasanya
penyerahan punjungan tersebut tidak disebutkan sebagai hibah
ataupun lainnya. Saat acara dilaksanakan, orang-orang yang diberi
punjungan bisa datang dan bisa pula tidak datang.
Pertanyaan dan Jawaban

50
1. Bagaimana hukum punjungan tersebut bila orang yang diberi
secara sengaja atau tidak sengaja tidak hadir?
Punjungan tersebut statusnya adalah sodaqoh. Dalam konteks
mualamalah, akad menentukan status dari barang yang
dipindahkan kepemilikannya. Pemindahan kepemilikan bisa
melalui akad jual beli, hibah, atau yang lainnya. Dalam hibah,
ulama mensyaratkan adanya ijab dan Kabul. Sedangkan dalam
sodaqoh (pemberian yang tidak disyaratkan adanya ijab dan
kabul) dan hadiah (pemberian yang tidak disyaratkan adanya
ijab dan Kabul untuk memberikan penghargaan/penghormatan),
ulama tidak mensyaratkannya. Sedangkan dalam kasus
punjungan, pengantar punjungan hanya memberikannya
bersamaan dengan pemberian undangan. Jadi dengan statusnya
sebagai sodaqoh, keberadaan punjungan tidak mempengaruhi
hukum dari mendatangi walimah, yakni wajib mendatangi
walimah pernikahan (bila memenuhi syarat-syaratnya) dan
sunah dalam walimah selain pernikahan. Hanya saja, secara
moral, kehadiran dari undangan yang menyertakan punjungan
memiliki penekanan yang lebih daripada undangan tanpa
punjungan.
)391 :‫فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين (ص‬
‫باب يف اهلبة‬
,‫ متليك عني بال عوض بإجياب كوهبتك وقبول كقبلت‬:‫اهلبة‬
‫ متليـك عني يصـح بيعهـا‬:‫اهلبـة‬.‫ الشامل للصـدقة واهلديـة‬:‫أي مطلقهـا‬
‫واحرتز بقولنا بال عوض عن‬.‫غالبا أو دين من أهل تربع بال عوض‬
.‫البيع واهلبة بثواب فإهنا بيع حقيقة‬
51
‫وقبول متصل به كقبلت‬.‫ كوهبتك هذا وملكتكه ومنحتكه‬:‫بإجياب‬
‫وباملعاطاة على‬.‫ كلك هذا أو كسوتك هذا‬:‫وتنعقد بالكتابة‬.‫ورضيت‬
.‫املختار‬
Bab Hibah
Hibah adalah penyerahan kepemilikan barang tanpa adanya bayaran
dengan ijab seperti ‘aku menghibahkan/memberikan padamu’ dan
Kabul seperti ‘aku menerimanya’.
Memutlakan hibah berarti mencakup sodaqoh/sedekah dan hadiah.
Hibah adalah penyerahan kepemilikan barang yang sah
diperjualbelikan secara umum atau penyerahan kepemilikan hutang
dari ahli tabarru’ tanpa adanya bayaran. Dikecualikan dari ucapan
kami ‘tanpa adanya bayaran’ adalah jual beli dan hibah bi tsawab
(hibah dengan tukaran ganti tertentu), karena sesungguhnya hibah ini
sejatinya termasuk jual beli.
Dengan ijab contohnya ‘aku menghibahkan ini kepadamu,’ ‘aku
menyerahkan kepemilikan barang ini padamu,’ ‘aku memberikan ini
padamu’ dan Kabul yang tersambung dengan ijab seperti ‘saya
terima’ dan ‘saya ridho’. Hibah sah dengan tulisan seperti ‘Bagi
barang ini’ atau ‘pakaiannmu adalah ini’dan sah juga dengan
muathoh (tanpa adanya akad) menurut pendapat yang dipilih.

)393 :‫فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين (ص‬


‫وال يشرتط اإلجياب والقب ـ ــول قطع ـ ــا يف الص ـ ــدقة وهي م ـ ــا أعطاه‬
‫حمتاجا وإن مل يقصد الثواب أو غنيا ألجل ثـواب اآلخـرة بـل يكفي‬
‫فيهــا اإلعطاء واألخــذ وال يف اهلديــة ولــو غــري مــأكول وهي مــا نقلــه‬

52
‫إىل مك ـ ــان املوه ـ ــوب ل ـ ــه إكرام ـ ــا ب ـ ــل يكفي فيه ـ ــا البعث من ه ـ ــذا‬
‫والقبض من ذاك وكلها مسنونة وأفضلها الصدقة‬
Ijab dan Kabul tidak disyaratkan secara pasti dalam sodaqoh,
yakni memberikan sesuatu pada orang yang membutuhkan
walaupun tidak mengharapkan pahala, atau kepada orang
kaya untuk mencari pahala akhirat, bahkan dalam keduanya
cukup hanya memberikan dan menerima. (Ijab dan kabul juga
tidak disyaratkan) dalam hadiah walaupun hadiahnya berupa
selain makanan. Hadiah adalah sesauatu yang diberikan
kepada orang yang dikasih sebagai bentuk penghargaan.
Bahkan, hadiah cukup dikirim dari seseorang dan diteriam
oleh orang yang lain. Semua ini adalah pekerjaan yang
disunahkan dan yang paling utama adalah sodaqoh.

)2/61( ‫منهج الطالب في فقه اإلمام الشافعي‬


‫ الوليمة سنة واإلجابة لعــرس فــرض عني ولغــريه ســنة بشروط‬:‫فصل‬
‫منهــا إســالم داع ومــدعو وعمــوم وأن يــدعو معينــا ولعــرس يف اليــوم‬
‫األول وتسن هلما يف الثاين مث تكره وأن ال يدعوه لنحــو خــوف وال‬
‫يعـ ــذر كـ ــأن ال يـ ــدعوه أخـ ــر وال يكـ ــون مث من يتأذى بـ ــه أو تقبح‬
‫جمالسته وال منكر كفرش حمرمة وصور حيوان مرفوعة إن مل يزل‬
(Fasal) Walimah hukumnya sunah dan mendatangi walimah
pernikahan adalah wajib ain sedangkan (mendatangi)
walimah yang lain sunah dengan memenuhi beberapa syarat.
Di antaranya adalah 1) Islamnya pengundang dan orang yang

53
diundang, 2) Undangan bersifat umum (tidak terkhusus pada
orang-orang kaya), 3) Undangannya bersifat personal, 4)
Undangannya adalah untuk resepsi hari pertama, sementara
menghadiri hari kedua adalah sunah sedangkan hari ketiga
adalah makruh, 5) Pengundang tidak mengundang seseorang
sebab seumpama takut, 6) Orang yang diundang tidak
memiliki uzur seperti orang yang diundang telah diundang
oleh orang lain (di waktu yang sama), 7) Di tempat respesi
tidak terdapat orang yang tersakiti sebab kedatangan orang
yang diundang atau buruknya majelis/acara resepsi 8) Tidak
adanya hal mungkar, seperti karpet yang diharamkan
(misalnya terbuat dari sutera padahal acara diperuntukan
untuk laki-laki) atau gambar-gambar binatang yang
ditinggikan, jika hal mungkar ini tidak bisa hilang sebab
orang yang diundang. (Note: beberapa penjelasan tambahan
diambil dari syarahnya).

C. Pernikahan Secara Tidak Islam dan Hukum Warisnya


(Masjid Baitul Muhsinin Penyarang, 16/7/2023)
Deskripsi Masalah
Banyak pernikahan beda agama di Indonesia dilakukan
secara diam-diam dan ada pula yang terang–terangan. Pernikahan
ini bahkan dicatatkan dalam data kependudukan sebagai pasangan
yang terdaftar sebagaimana sebuah kasus di salah satu daerah yang
mana seorang laki-laki Muslim menikahi seorang perempuan
kristen, dan melangsungkan akad nikah dengan cara kristen dan
kemudian pernikahaannya dianugrahi dua orang anak. Namun di
tengah pernikahannya, terjadi perceraian yang mana (mantan) istri
tersebut kemudian menjadi mualaf dan kedua anaknya pun
beragama Islam.

54
Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana hukum pernikahan kedua orang tuanya?
Keberadaan suami tersebut dimungkinkan memiliki dua
macam status, yaitu bahwa 1) statusnya adalah murtad atau 2)
statusnya masih dalam keadaan Islam tetapi melaksanakan
pernikahan secara Kristen. Namun dari dua status ini, hukum
pernikahan suami tersebut tetap tidak sah.
Jika Statusnya Murtad
Hukum pernikahan orang yang murtad tidak dihukumi sah
sebagaimana dijelaskan dalam kitab Sullam al-Taufiq,
)15-14(‫شرح سلم التوفيق‬
‫)وال يصح نكاحه(أى تزوجه بأحد او تزوج أحد به فإضافة نكاح‬
‫اىل الضمري من إض ــافة املص ــدر لفاعل ــه أو مفعول ــه وذل ــك ألن ــه غ ــري‬
‫مبقي خبالف الكـ ـ ــافر األصـ ـ ــلي فـ ـ ــإن نكاحـ ـ ــه صـ ـ ــحيح أي محك ـ ــوم‬
‫بصحته‬
“Nikahnya orang murtad, maksudnya pernikahannya dengan
seseorang atau pernikahan seseorang dengannya tidak sah.
Penyambungan (idhofah) kata ‘nikah’ dengan kata ganti
termasuk idhofah masdar kepada fail-nya atau maf’ul-nya.
Hal ini sebab pernikahan tersebut tidak menetapkan, berbeda
dengan pernikahan orang kafir asli. Maka pernikahannya
adalah sah, maksudnya dihukumi sah”
Jika Statusnya Muslim
Hukum pernikahan seorang Muslim dengan tata cara
agama Kristen tidak sah sebab aturan (syarat rukun) pernikahan
dalam agama Islam dan agama kristen jelas berbeda. Pernikahan
di dalam Islam mengharuskan adanya ijab kabul, wali
55
perempuan dan dua saksi yang harus Islam, baligh, berakal,
merdeka, laki-laki, dan adil.
)31(‫متن أيب شجاع المسمى بالغاية والتقريب‬
‫وال يصـ ــح عقد النكـ ــاح إال بـ ــويل وشاهدي عـ ــدل ويفتقر الـ ــويل‬
:‫والشاهدان إيل ستة شرائط‬
‫اإلسالم والبلوغ والعقل واحلرية والذكورة والعدالة‬
Akad nikah tidak sah kecuali dengan (kehadiran) wali dan dua
orang saksi yang adil. Wali dan dua orang saksi harus
memenuhi enam syarat, yaitu Islam, baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, dan adil. (Matn al- Ghayah wa al-Taqrib)

Di sisi lain, pernikahan beda agama antara lelaki Muslim dan


perempuan Kristen yang bukan keturunan ahli kitab asli
sebelum agamanya dinaskh oleh Islam adalah tidak sah.
Sedangkan orang-orang kristen yang ada di Indonesia
bukanlah keturunan ahli kitab asli sebelum agamanya dinaskh
oleh Islam.
‫تحفة الطالب بشرح التحرير‬
‫(ونكــاح املســلم كــافرة غــري كتابيــة خالصــة) كــأن كــانت وثنيــة أو‬
‫جموســية أو أحــد أبويهــا كــذلك (فــإن كــانت) كتابيــة (خالصــة وهي‬
)‫إسرائلية) (إن مل يدخل أصوهلا يف ذلك الدين بعد نسخه‬
[Pernikahan-pernikahan yang batal adalah]…(dan
pernikahan Muslim dengan perempuan non Muslim yang
bukan Kitabi murni) seperti perempuan Watsani, atau Majusi
atau salah satu kedua orang tuanya beragama seperti itu.
56
(Maka jika perempuan tersebut) adalah kitabi (murni, yakni
Israiliyyat) -Maka Wanita tersebut halal bagi lelaki Muslim-
(jika leluhur-leluhurnya tidak masuk agama tersebut setelah
dinaskhnya agama tersebut)
2. Apakah mantan istri dan kedua anaknya berhak mendapatkan
waris dan bapaknya?
Baik mantan istri maupun kedua anaknya tidak dapat
mendapat warisan. Sebab, keduanya tidak memiliki sebab
mendapatkan warisan. Sebab- sebab mendapat warisan ada
empat, yaitu kekerabatan, pernikahan, wala, dan arah-arah Islam
(sebab ini berlaku untuk setiap Muslim dalam memperoleh harta
fai, misalnya). Mantan istri sudah tidak memiliki sebab
‘pernikahan’ sebab telah bercerai secara faktual (dan bahkan
pernikahnya tidak dihukumi sah secara fikih) dan dua anaknya
tidak memiliki sebab ‘kekerabatan’ sebab pernikahan bapak dan
ibunya tidak sah sehingga secara fikih sehingga dua anak
tersebut tidak memiliki status ‘kekerabatan’/‘nasab’. Mantan
istri dan atau dua anak tersebut bisa mendapat harta peninggalan
bapak tersebut. Namun, jika para ahli waris yang sah ingin
memberikannya dengan jalan hibah atas dasar kerelaan hati
sebagai bentuk kepedulian sosial maka itu diperbolehkan.
)382 /2( ‫اإلقناع يف حل ألفاظ أيب شجاع‬
‫َفَأما اَأْلْسَباب َفَأْر َبَعة قَر اَبة َو ِنَك اح َو َو اَل ء وجهة اِإْل ْس اَل م‬
“Adapun sebab-sebab waris ada empat, yaitu kekerabatan,
pernikahan, wala, dan arah-arah Islam”

D. Hukum Pernikahan Lama Bagi Mualaf


(Masjid Baitul Muhsinin Penyarang, 16/7/2023)
Deskripsi Masalah
57
Ada sepasang suami istri menikah/kawin atas dasar agama
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan melahirkan anak
hingga tiba masanya anak tersebut harus masuk sekolah. Namun
ketika anak masuk sekolah, pihak sekolah menyuruh orang tua
untuk memilih salah satu agama yang diakui di Indonesia (Islam,
Kristen, Khatolik Hindu, Budha, Konghuchu) dan kebanyakan
memilih agama Islam dan biasanya yang masuk Islam baru
suaminya saja sebagai kepala keluarga dengan ikrar masuk Islam di
KUA dan mendapat sertifikat, sedangkan istri masih memeluk
agama kepercayaan.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apakah mereka harus akad nikad lagi secara Islam ?
Pada prinsipnya, pernikahan orang kafir asli ketika
kemudian mereka masuk Islam dihukumi sah. Maksudnya,
mereka tidak wajib mengulangi pernikahan kecuali sebab
keadaan-keadaan yang akan dijelaskan di soal nomor 2. Ini
sebagaimana diterangkan dalam kitab Sullam al-Taufiq.
)15-14(‫شرح سلم التوفيق‬
‫)وال يصح نكاحه(أى تزوجه بأحد او تزوج أحد به فإضافة نكاح‬
‫اىل الضمري من إض ــافة املص ــدر لفاعل ــه أو مفعول ــه وذل ــك ألن ــه غ ــري‬
‫مبقي خبالف الكـ ـ ــافر األصـ ـ ــلي فـ ـ ــإن نكاحـ ـ ــه صـ ـ ــحيح أي محك ـ ــوم‬
‫بصحته‬
Nikahnya orang murtad, maksudnya pernikahannya dengan
seseorang atau pernikahan seseorang dengannya tidak sah.
Penyambungan (idhofah) kata ‘nikah’ dengan kata ganti
termasuk idhofah masdar kepada fail-nya atau maf’ul-nya. Hal
ini sebab pernikahan tersebut tidak menetapkan, berbeda
58
dengan pernikahan orang kafir asli. Maka pernikahannya
adalah sah, maksudnya dihukumi sah
2. Kalau yang baru masuk Islam hanya suaminya saja, sedangkan
istrinya belum. Apakah hukumnya suami istri tersebut?
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai status pernikahan
orang kafir asli yang kemudian masuk Islam, ada baiknya bagi
kita untuk memahami aturan umum pernikahan lintas agama.
Secara umum, aturan pernikahan lintas agama adalah sebagai
berikut.

Keterangan Ketentuan Umum Nikah Lintas Agama


Suami Istri Hukum
Islam Islam Boleh
Islam Kitabi(Yahudi/Nasrani) Boleh
Islam Watsani(SelainYahudi/Nasrani)Haram
Kitabi Islam Haram
Watsani Islam Haram

Tabel 2.1
Ketika suami dan istri yang kafir asli bersama-sama masuk
Islam, maka pernikahannya tetap lestari (dilegalkan dalam
Islam), tanpa perlu mengulang pernikahan. Tetapi, jika yang
masuk Islam hanya salah satu saja dan yang lainnya tidak, maka
ada ketentuan terperinci, yakni, jika keadaan pasangan itu
berimplikasi pada hukum boleh (lihat tabel), misalnya suami

59
mualaf dan istri tetap menjadi kafir kitabi, maka pernikahan
mereka tetap lestari, namun jika keadaan pasangan itu
berimpilkasi pada hukum haram, seperti misalnya suami
menjadi mualaf tetapi istrinya masih tetap menganut aliran
kepercayaan (kafir watsani), maka pernikahnnya mengikuti
hukum sebagai berikut.
a. Jika masuk Islamnya salah satu dari suami istri terjadi
sebelum dukhul/jimak, maka pernikahannya diceraikan.
b. Jika masuk Islamnya terjadi setelah dukhul, maka istri berada
dalam masa idah dan tidak boleh dijimak. Jika selama masa
idah keadaan tidak berubah, yakni salah satu dari pasangan
tersebut tidak ikut masuk Islam, maka pasangan tersebut
diceraikan. Namun jika salah satunya ikut masuk Islam, maka
pernikahan mereka tetap lestari.
Konteks yang dijelaskan dalam deskripsi menunjukan
bahwa istri telah didukhul. Oleh sebab itu, jika istri tidak masuk
Islam selama kurun waktu idah (3 kali suci), maka pernikahan
mereka diceraikan. Jika mereka tetap ingin bersama, maka istri
harus ikut masuk Islam dan melakukan akad pernikahan baru
secara Islam.
)460( ‫ألفاظ فتح المعين‬
‫ولو أسلم كتايب وحتته كتابيـة دام نكاحـه وإن كـان قبـل الـدخول‬
‫أو وثـين وحتته وثنيـة فتخلفت قبـل الـدخول تنجـزت الفرقـة أو بعـده‬
‫ ول ـ ــو‬.‫ وإال فالفرق ـ ــة من إس ـ ــالمه‬،‫وأس ـ ــلمت يف الع ـ ــدة دام نكاح ـ ــه‬
‫ فـ ــإن دخـ ــل هبا وأسـ ــلم يف العـ ــدة دام‬:‫أسـ ــلمت وأصـ ــر على الكفر‬
.‫ وإال فالفرقة من إسالمها‬،‫النكاح‬
60
“Jika seorang laki-laki kafir kitabi (Nasrani atau Yahudi)
masuk Islam, dan dia memiliki istri kafir kitabi juga, maka
pernikahannya tetap lestari, walaupun masuk Islamnya itu
sebelum dukhul (jimak), atau seorang kafir watsani (selain
Yahudi dan Nasrani) masuk Islam dan dia memiliki istri kafir
watsani, kemudian istrinya tersebut tertinggal (keislamannya)
dalam kondisi sebelum jimak/dukhul, maka
pemisahan/penceraiannya berlaku, atau masuk Islamnya
suami dalam keadaan sudah jimak, dan Istrinya itu masuk
Islam dalam masa idah, maka pernikahnya lestari. Jika tidak,
maka penceraian keduannya diberlakukan sebab masuk
Islamnya suami.
Jika perempuan kafir masuk Islam dan suaminya tetap dalam
kekufuran (tidak masuk Islam), maka jika suami telah
menjimaknya dan suami masuk Islam dalam masa idah, maka
pernikahannya lestari. Jika tidak, maka perceraian
diberlakukan sebab keislaman istrinya tersebut.”
3. Apakah anak-anaknya harus bersyahadat baik yang baligh atau
yang masih kecil?
Anak yang kecil mengikuti agama orang tuanya sehingga
dia tidak berkewajiban melafazkan syahadat berdasarkan kaidah
al-tābi’u tābi (Yang mengikuti hukumnya mengikuti).
Sementara anak yang sudah baligh merupakan insan yang
merdeka dan bertanggung jawab atas hukumnya sendiri
(mukallaf) sehingga dia wajib bersyahadat jika dia ingin masuk
Islam.
)270 /4( ‫املوسوعة الفقهية الكويتية‬
:‫ِإْس َالُم الَّص ِغِري ِبِإْس َالِم َأَح ِد َأَبَو ْيِه‬

61
‫ َأْو َمْن يِف‬، ‫اَّتَف َق اْلُفَق َه ا َعَلى َأَّن ُه ِإَذا َأْس َل اْألُب َو َل ُه َأْو َالٌد ِص َغاٌر‬
‫َم‬ ‫ُء‬
‫ِء‬ ‫ِإ‬ ‫ِن ِإ‬ ‫ِم ِه‬
‫ َف َّن َه ُؤ َال ْحُيَك ُم‬- ‫ َك اْلَم ْج ُنو َذا َبَل َغ ْجَمُنوًن ا‬- ‫ُح ْك ْم‬
. ‫ِبِإْس َالِم ِه ْم َتَبًعا ِأل ِبيِه ْم‬
‫َذَه ا و (ا َنِف َّي ُة الَّش اِفِعَّيُة ا َناِبَل ُة) ِإىَل َأَّن اْلِعْب َة ِبِإْس َالِم‬
‫َر‬ ‫َو َحْل‬ ‫َو َب ُجْلْمُه ُر َحْل َو‬
‫ ِأل َّن‬،‫ َفُيْح َك ُم ِبِإْس َالِم الِّص َغاِر ِبالَّتَبِعَّي ِة‬،‫ َأًبا َك اَن َأْو ُأًّم ا‬، ‫َأَح ِد اْألَبَو ْيِن‬
.‫ ِأل َّن ُه ِديُن الَّل ِه اَّل ِذي اْر َتَض اُه ِلِعَب اِدِه‬،‫اْإلْس َالَم َيْع ُل و َو َال ُيْع َلى َعَلْي ِه‬
‫ ِأل َّن اْلَو َل َد َيْش ُر ُف‬،‫ َال ِعْبَر َة ِبِإْس َالِم اْألِّم َأِو اَجْلِّد‬: ‫َو َق ال َم اِل ٌك‬
‫ِبَش ِف َأِبيِه ْنَتِس ِإىَل َقِبيَلِتِه‬
‫َو َي ُب‬ ‫َر‬
“Islamnya Anak Kecil Mengikuti Islamnya Salah Satu dari
Kedua Orang Tuanya
Para fukaha sepakat bahwa sesungguhnya jika seorang
ayah masuk Islam dan ia memiliki beberapa anak kecil,
atau orang yang dalam hukum anak kecil -seperti orang
gila ketika dewasa dalam keadaan gila-, maka mereka itu
dihukumi Islam sebab diikutkan pada ayahnya. Jumhur ulama
(Hanafiah, Syafi’iyah, dan hanabilah) berpendapat bahwa
yang diperhitungkan adalah salah satu dari kedua orang
tuanya baik itu bapak maupun ibu. Maka anak dihukum Islam
atas dasar mengikuti orang tuanya. Sebab, Islam itu unggul
dan tidak diungguli, karena Islam adalah agama yang Allah
ridhoi bagi hamba-hambanya. Imam Malik berkata: ‘Tidak
ada perhitungan mengenai keislaman ibu atau kakek, sebab
anak menjadi mulia sebab kemuliaan ayahnya dan
ternisbatkan pada kabilah ayahnya’”
E. Nikah Mut’ah
(Masjid Nurul Huda Gunungreja, 2/1/2022)
62
Deskripsi Masalah
Seiring dengan simpang siurnya berita tentang adanya kasus
seorang yang dikatakan berstatus ustaz dan mengelola sebuah
Lembaga berbasis agama di Bandung yang mana ia telah
menghamili 14 santrinya. Salah satu media mengabarkan bahwa
pelaku melakukan hubungan dengan 14 santrinya tersebut dengan
jalan nikah mut’ah sedangkan pelaku sendiri beraliran Syiah.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa sebenarnya definisi dari nikah mut’ah?
Nikah mut’ah adalah nikah yang mana di dalam akadnya
menyebutkan batas waktu.
)6612 /9( ‫الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي‬
.....،‫ أمهها تسعة‬،‫واألنكحة الباطلة للنهي عنها كثرية‬
‫ وإن تــزوج بشرط اخليــار‬.‫ وهو النكــاح إىل أجـل‬:‫ نكاح املتعة‬- 2ً
‫ فبطل باخليار كالبيع‬،‫بطل العقد؛ ألنه عقد يبطله التوقيت‬
Pernikahan-pernikahan yang batal sebab adanya larangan
terhadapnya ada banyak. Yang terpenting diantarannya ada
9…(2) Nikah mut’ah yaitu nikah yang dibatasi dengan waktu.
Jika seseorang menikan dengan syarat khiyar, maka akadnya
batal, sebab ia adalah akad yang dibatalkan oleh pembatasan
waktu. Maka akad tersebut batal sebab khiyar.
)6551 /9( ‫الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي‬
:‫الشرط الثاين ـ أن تكون صـيغة اإلجياب والقبــول مؤبــدة غــري مؤقتة‬
‫ متتعت‬:‫ بــأن يكــون بصــيغة التمتع مثل‬،‫فــإن أِّقت الــزواج مبدة بطل‬
63
‫ أو بالتأقيت إىل مـدة معلومـة أو‬،‫ قبلت‬:‫ فتقول‬،‫بـك إىل شهر كـذا‬
‫ أو م ــدة إق ــاميت يف‬،‫ تزوجتك إىل شهر أو س ــنة ك ــذا‬:‫ مثل‬،‫جمهول ــة‬
‫ والثاين يعـ ــرف‬،‫ والنـ ــوع األول يعـ ــرف بنكـ ــاح املتعـ ــة‬.‫هـ ــذا البلـ ــد‬
‫بالنكاح املؤقت‬
Syarat kedua adalah bahwa sigot ijab da Kabul harus
menujukan selamanya, tidak dibatasi dengan waktu. Maka,
jika pernikahan dibatasi dengan waktu,hukumnya batal.
Gambarannya seperti sigot bersenang-senang (tamattu’),
seperti ’aku bersenang-senang denganmu sampai bulan ini’,
lalu perempuannya mengatakan: ‘saya menerima’, atau
dengan dibatasi waktu sampai waktu yang jelas atau tidak
jelas, seperti’aku menikahimu sampai bulan atau tahun ini
atau selama aku tinggal di negara ini’ Macam yang pertama
disebut nikah mut’ah sedangkan macam yang kedua disebut
nikah muaqqat (dobatasi waktu).
2. Bagaimana hukum nikah mut’ah?
Menurut Jumhur ulama, hukumnikah mut’ah adalah batal atau
tidak sah.
)6612 /9( ‫الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي‬
.....،‫ أمهها تسعة‬،‫واألنكحة الباطلة للنهي عنها كثرية‬
‫ وإن تــزوج بشرط اخليــار‬.‫ وهو النكــاح إىل أجـل‬:‫ نكاح املتعة‬- 2ً
‫ فبطل باخليار كالبيع‬،‫بطل العقد؛ ألنه عقد يبطله التوقيت‬
Pernikahan-pernikahan yang batal sebab adanya larangan
terhadapnya ada banyak. Yang terpenting diantarannya ada
9…(2) Nikah mut’ah yaitu nikah yang dibatasi dengan waktu.
64
Jika seseorang menikan dengan syarat khiyar, maka akadnya
batal, sebab ia adalah akad yang dibatalkan oleh pembatasan
waktu. Maka akad tersebut batal sebab khiyar, sebagaimana
jual beli.
)6558 /9 ( ‫الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي‬
:‫أدلة اجلمهور‬
‫اس ــتدل اجلمه ــور على حترمي نك ــاح املتع ــة ب ــالقرآن والس ــنة واإلمجاع‬
‫واملعقول‬
Jumhur ulama mengambil dalil keharaman nikah mut’ah dari
al-Qur’an, sunah, ijmak, dan penalaran.
)31 /2( ‫الموسوعة الفقهية الكويتية‬
:‫ِنَك اُح اْلُم ْتَعِة‬
‫ َأَمَتَّتُع ِبِك ُمَّد َة َك َذ ا َو َقْد‬: ‫ َو ُه َو َأْن َيُقول ِال ْم َر َأٍة َخ اِلَيٍة ِم َن اْلَمَو اِنِع‬-
‫ِث ِم‬ ‫ِب‬ ‫ِفِع‬ ‫ِلِك‬ ‫ِت ِه ِف‬ ‫ِإ‬
‫َذَه َب ىَل ُحْر َم اَحْلَن َّي ُة َو اْلَم ا َّي ُة َو الَّش ا َّيُة َو اَحْلَنا َل ُة َو َك ٌري َن‬
ِ‫الَّس َلف‬
Nikah Mut’ah adalah seseorang berkata pada perempuan
yang tidak memiliki penghalang-penghalang nikah (misalnya
idah atau masih memiliki suami): ‘Aku bersenang-senang
denganmu selama sekian (minggu/bulan,dll)’. (mengenai hal
ini), mazhab Hanafiah, Malikiah, Syafi’iah, Hanabilah, dan
kebanyakan ulama salaf berpendirian mengharamkannya.
F. Hukum Akad Nikah Secara Daring
Deskripsi masalah

65
Di masa pandemi banyak persoalan hukum baru yang
terjadi di tengah masyarakat, di antaranya berkaitan dengan
pelaksanaan akad perkawinan. Salah satu isu yang menarik dan
membutuhkan solusi hukum adalah adanya kasus di mana
seseorang yang akan melaksanakan akad nikah tiba-tiba menjelang
hari H akad pernikahan di diagnosa positif Covid-19. Padahal
semua kebutuhan dan aksesoris pernikahan sudah siap semua (sewa
tenda, konsumsi, rias pengantin, dan lain sebagainya). Dalam
kondisi yang seperti ini, melaksanakan akad secara langsung jelas
berbahaya secara medis. Belum lagi akan sulit menemukan
penghulu yang bersedia menikahkan. Sedangkan jika akad nikah di
tunda sama habis masa karantina pasien covid (+ 14 hari), tentu
pihak pengantin akan mengalami banyak kerugian, baik dari sisi
moril, apalagi materiil.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Bolehkan melaksanakan akad nikah secara daring (video
call/telepon)?
Tidak boleh. Akad nikah harus dihadiri oleh 4 orang, yaitu
mempelai laki-laki, wali, dan dua orang saksi. Akad nikah
memiliki aturan yang lebih ketat dari akad muamalah, sebab
akad ini berkaitan dengan mengambil kenikmatan dan
melestarikan keturunan. Ini berbeda dengan akad muamalah
yang tujuannya adalah harta. Oleh sebab itu, dasar dari
mengambil kenikmatan dan melestarikan keturunan
(pernikahan) adalah kehati-hatian. Solusi dari ini adalah orang
yang berakad (calon suami dan wali)
mewakilkan/memasrahkan urusannya pada wakil.
)358 :‫كفاية األخيار في حل غاية االختصار (ص‬

66
‫(ف ــرع) يْش رَت ط يِف ِص َح ة عقد الِّنَك اح ُح ُض ور َأْر َبَع ة ويل َو زوج‬
‫وشاهدي ع ــدل َو جيوز َأن ُيوك ــل اْل َو ّيِل َو الـ ـَّز ْو ج َفَل و وك ــل اْل َو ّيِل‬
‫َو الـَّز ْو ج َأو َأحــدَمها َأو حضر اْل َو ّيِل ووكيلــه َو عقد اْلَو ِكيــل مل َيصــح‬
‫الِّنَك اح َأِلن اْلَو ِكيل َناِئب اْلَو ّيِل َو اهلل أعلم‬
‫‪(Cabang) Kehadiran 4 orang, yakni wali, calon suami, dan 2‬‬
‫‪orang saksi adil disyaratkan dalam akad nikah. Wali dan‬‬
‫‪calon suami boleh mewakilkan (akadnya). Maka, jika wali dan‬‬
‫‪calon suami atau salah satu dari keduanya, atau wali dan‬‬
‫‪wakilnya sama-sama hadir, maka pernikahannya tidak sah.‬‬
‫‪Sebab, wakil adalah pengganti dari wali. Wallahu A’lam.‬‬
‫المهذب في فقة اإلمام الشافعي للشيرازي (‪)436 /2‬‬
‫وال يصـ ــح النكـ ــاح إال بشاهدين وقـ ــال أبـ ــو ثـ ــور‪ :‬يصـ ــح من غـ ــري‬
‫شهادة ألنه عقد فصـح من غـري شهادة كـالبيع وهـذا خطأ ملا روت‬
‫عائشة رض ــي اهلل عنه ــا أن الن ــيب ص ــلى اهلل علي ــه وس ــلم ق ــال‪" :‬ك ــل‬
‫نك ـ ــاح مل حيضره أربع ـ ــة فه ـ ــو س ـ ــفاح خ ـ ــاطب وويل وشاهدان"‬
‫وخيالف الــبيع فــإن القصــد منــه املال والقصــد من النكــاح االســتمتاع‬
‫وطلب الولد ومبنامها على االحتياط‬
‫‪Pernikahan tidak sah kecuali dengan 2 orang saksi. Abu Tsaur‬‬
‫‪berkata: Pernikahan sah tanpa adanya persaksian. Sebab,‬‬
‫‪pernikahan adalah akad. Maka ia sah tanpa persaksian‬‬
‫‪sebagaimana jual beli. Ini adalah pendapat yang keliru‬‬
‫‪berdasarkan apa yang ibu ‘Aisyah r.a. riwayatkan yaitu‬‬

‫‪67‬‬
bahwa Nabi Saw. bersabda: “Setiap pernikahan yang tidak
dihadiri 4 orang itu adalah zina. 4 orang yang dimaksud
adalah pelamar, wali, dan 2 saksi. Pernikahan berbeda
dengan jual beli. Sebab tujuan jual beli adalah adalah
mengambil kenikmatan dan melestarikan keturunan. Dasar
dari keduanya adalah kehati-hatian”
‫الفوائد المختارة لسالك طريق األخرة المستفادة من كالم‬
‫ جمع وترتيب الحبيب‬246 ،‫الحبيب زين بن إبراهيم بن سميط‬
‫علي حسن باهارون‬
‫ِل‬ ‫ِد‬
‫الِّتْلُف ْو ُن ِكَناَي ٌة يِف اْلُعُق ْو َك اْلَبْيِع َو الَّس َلِم َو ْاإلَج اَر ِة َفَيِص ُّح َذ َك‬
‫ أَّم ا الِّنَك ا َفَال ِص ُّح ِب الِّتْلُف ِن ِ ألَّن ْش ُط ِف ِه‬. ‫ِب اِس َطِة الِّتْلُف ِن‬
‫ُه ُي َتَر ْي‬ ‫ْو‬ ‫ُح َي‬ ‫ْو‬ ‫َو‬
‫ َو أْن َيْنُظَر الَّش اِه ُد إىَل اْلَعاِق َد ْيِن َو َفَق َد‬،‫َلْف ٌظ َص ِر ْيٌح َو الِّتْلُف ْو ُن ِكَناَيٌة‬
.‫َذِلَك إَذا َك اَن ِبالِّتْلُفْو ِن أْو َم ا َه َذ ا َم ْع َناُه إهــ‬
Telepon adalah kinayah dalam akad-akad seperti jual beli,
salam, sewa-menyewa. Maka, itu semua sah dengan perantara
telepon. Adapun pernikahan tidak sah dengan telepon. Sebab,
di dalam pernikahan disyaratkan lafaz yang jelas, sedangkan
telepon adalah kinayah dan saksi hendaknya melihat 2 orang
yang berakad, akad dengan telepon kehilangan ini jika akad
menggunakan telepon atau sesuatu yang semakna dengan
telepon.
2. Bolehkan mewakilkan/memasrahkan urusan akad kepada wakil
melalui telepon/video call?
Boleh. Di dalam kitab-kitab fikih, memasrahkan urusan bisa
melalui lisan, tulisan, atau surat-menyurat. Kebolehan
68
memaserahkan urusan melalui telepon/video call terwakili oleh
kata ‘lisan’ sedangkan jarak jauh dari telepon terwakili oleh
surat-menyurat. Bahkan, telepon lebih utama dari surat-
menyurat, sebab pemasrahan urusan menggunakan telepon
tidak memiliki jeda sebagaimana surat-menyurat.

)2/10( ‫الشرقاوي‬
‫ِل‬
‫(َقْو ُلُه َو ِص ْيَغًة) َك َو َّك ْلُتَك ىِف َك َذ ا او َفَّو ْض ُت ِإَلْيَك َك َذ ا َس َو اٌء َك اَن َذ َك‬
‫َم َش اَفَه ًة او ِكَتاَبًة او ُمَر اَس َلًة َو ُيْش َتَر ُط َع َد ُم َر ِّدَه ا َك َم ا َيْأِتى َو َال ُيْش َتَر ُط‬
‫ِعْلِم ِه‬ ‫ِع‬
‫ َفَل و َو َّك َل ُه َو ُه َو َالَيْع َلُم َص َّح ْت َح ىَّت َل ْو َتَص َّرَف َقْب َل‬.‫ال ْلُم َهِبا‬
.‫َص َّح َك َبْيِع َم اِل َأْبْيِه َيُظُّن َحَياِتِه‬
(Ucapan mushannif “dan shighat”) seperti: Aku mewakilkan
kepadamu dalam masalah demikian, atau aku menyerahkan
kepadamu demikian. Baik penyerahan itu secara lisan, secara
tertulis atau surat-penyurat. Disyaratkan pula tidak ada penolakan
terhadap wakalah (perwakilan) tersebut sebagaimana keterangan
yang akan datang, dan tidak disyaratkan mengetahui wakalah.
Andaikata seseorang mewakilkan kepadanya sedang dia tidak
tahu, maka sah wakalah tersebut; sehingga andaikata dia
mentasarufkan sebelum mengetahui ada wakalah,
tasaruf(distribusi)-nya sah, seperti menjual harta ayahnya yang
dia sangka ayahnya masih hidup.
G. Hukum Sembelihan Binatang Sekarat yang Tertabrak Mobil
(Masjid Darussalam Sudagaran, 6/2/2022)
Deskripsi masalah
Telah diketahui bersama bahwa di dalam agama Islam,
daging hewan itu halal dimakan jika hewan tersebut disembelih
sesuai tuntutan syariat. Dengan kata lain, hewan yang halal
69
dimakan oleh seorang Muslim adalah hewan yang matinya sebab
disembelih, bukan sebab lainnya –pengecualiannya adalah mati
sebab hewan buruan dengan ketentuannya-. Keadaan menjadi
problem ketika seekor hewan, misalnya ayam, tertabrak oleh mobil
dan kemudian sekarat hampir mati. Orang jawa biasanya menyebut
keadaan ini dengan istilah klepek-klepek (gerak kejang hampir
mati). Padahal di dalam fikih Islam dikenal istilah hayah
mustaqirrah (kehidupan yang tetap) yang mana menjadi salah satu
syarat dalam pembicaraan dalam fikih sembelihan.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa batasan hayah mustaqirrah yang menjadi syarat dalam
proses penyembelihan?
Di dalam pembicaraan fikih penyembelihan terdapat tiga
istilah, yakni hayah mustaqirrah (kehidupan yang tetap), hayah
mustamirrah (kehidupan sisa), dan hayah ‘aisy al-madzbuh
(kehidupan binatang yang sedang disembelih) sebagaimana
Salim ibn Sa’id jelaskan dalam Ta’liqat wa Taqyidat dari kitab
al-Yaqut al-Nafis karangan Ahmad ibn ‘Umar al-Syathiri (302-
303).
‫واحلياة املسـتقرة هي ان تكــون الــروح يف اجلســد ومعهــا ابصــار ونطق‬
‫وامــا احليــاة املســتمرة مبيمني فهي الباقيــة ايل انقضاء‬.‫وحركــة اختياريــة‬
‫وامــا حيــاة عيش املذبوح ويقال هلا حركــة‬.‫االجــل إمــا مبوت او بقتل‬
.‫مذبوح فهي اليت اليبقى معها ابصار وال نطق وال حركة اختيارية‬
“Hayah mustaqirroh berarti bahwa ruhnya hewan masih ada di
jasadnya, hewan tersebut masih bisa melihat, berbicara dan
bergerak yang bersifat ikhtiyari (bergerak sesuai
keinginannya/bukan reflek atau kejang-kejang). Adapun hayah
70
mustamirroh (dengan dua huruf mim) berarti kehidupan sisa
hingga datangnya ajal, adakalanya sebab mati atau dibunuh.
Sedangkan hayah ‘aisy madzbuh, bisa juga dikatakan: gerakan
hewan yang disembelih (harakah madzbuh): yaitu kehidupan
yang mana penglihatan, pengucapan, dan gerak ikhtiyari dari
hewan sudah tidak ada lagi.”
2. Apakah penyembelihan dalam keadaan hewan sekarat itu sah
atau menghalalkan hewan tersebut?
Sembelihan dalam keadaan ini tidak menghalalkan
hewan yang disembelih. Sebab, syarat dari hewan yang
disembelih yang mana keadaan hewan tersebut memiliki sebab
kematian adalah hayah mustaqirrah. Ini sebagaimana dijelaskan
oleh Salim ibn Sa’id jelaskan dalam Ta’liqat wa Taqyidat dari
kitab al-Yaqut al-Nafis karangan Ahmad ibn ‘Umar al-Syathiri
(302-303).
‫فتشرتط احلي ــاة املس ــتقرة اول ال ــذبح فيم ــا اذا وج ــد س ــبب حيال علي ــه‬
‫ وكمــا لــو جــرح ســبع صــيدا او شاة او‬، ‫اهلالك كاكــل نبــات مضر‬
‫ فيشرتط يف ذلـك ان يـذبح‬...‫اهندم عليه بنـاء او جـرحت هـرة محامـة‬
‫ مل حيل‬...‫ واال‬،‫وفيه حياة مستقرة اول الذبح‬
.‫ فال تشرتط‬...‫واما اذا مل يوجد سبب حيال عليه اهلالك‬.
Maka hayah mustaqirroh disyaratkan dalam awal
penyembelihan jika di dalam itu hewan terdapat sebab-sebab
kematian, seperti hewan itu habis makan tanaman berbahaya,
dan sebagaimana jika hewan buas melukai hewan buruan
atau kambing, atau hewan itu tertimpa bangunan, atau kucing
telah melukai merpati… maka disyaratkan hayah mustaqirroh
dalam masalah ini saat awal penyembelihan, maka jika tidak

71
ada hayah mustaqirroh ketika seseorang menyembelih, maka
hewan itu tidak halal.
Adapun jika tidak didapati sebab-sebab kematian pada hewan
tersebut, maka tidak disyaratkan adanya hayah mustaqirroh,

(Untuk Sampul Belakang)


Tentang Buku
Buku yang sedang anda pegang ini merupakan wujud upaya
para pemuda alumni pesantren di bawah arahan para kiai yang
tergabung dalam LBM MWCNU Sidareja yang ingin melestarikan
hasil-hasil diskusi mereka selama periode 2019-2024 agar tidak
lenyap dan bisa bermanfaat untuk masyarakat umum. Buku ini
membahas isu-isu aktual yang sering muncul di tengah-tengah
masyarakat dari masalah ibadah seperti thaharah, salat, puasa, dan
72
zakat sampai masalah muamalah dan adat seperti perlombaan,
pernikahan, dan sembelihan. Secara umum, hasil-hasil keputusan
bahtsul masail ini merujuk pada mazhab Syafi’i sebagai mazhab yang
secara umum dipraktikan oleh masyarakat Indonesia. Namun, dalam
kasus-kasus di mana penggunaan mazhab Syafi’i dirasa kurang
relevan dengan konteks budaya masyarakat Indonesia, pendapat-
pendapat dari mazhab-mazhab lain dirujuk, termasuk juga pendapat-
pendapat ulama kontemporer yang otoritatif. Dengan fleksibilitas
dalam memilih pendapat ulama ini, hasil-hasil bahtsul masail ini
diharapkan bisa memberikan kemaslahatan dan kemudahan bagi
masyarakat.

Disampul belakang disematkan logo LBM MWCNU Sidareja


dan UNU Purwokerto

73

Anda mungkin juga menyukai