Anda di halaman 1dari 10

PPH PASAL 21 DOKTER DI RUMAH SAKIT

ASPEK PERPAJAKAN

Kewajiban Perpajakan Rumah Sakit Pemerintah


Pemotongan PPh Pasal 21 atas Remunerasi BLU
Berdasarkan Nota Dinas Direktur Jenderal Pajak Nomor ND-127/PJ/2019 tanggal 16 April 2019 hal Penegasan
Pengenaan PPh Pasal 21 atas Remunerasi Dokter di Rumah Sakit BLU, ketentuan pemotongan PPh Pasal 21 atas
penghasilan dokter di Rumah Sakit BLU, sebagai berikut:
a. Remunerasi bagi dokter di RS BLU berupa gaji dan insentif kinerja yang dibayarkan kepada para dokter
bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang merupakan bagian dari APBN. Penghitungan
PPh Pasal 21 atas:
1) Gaji dipotong dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah penghasilan bruto
setelah dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajak;
2) Insentif kinerja dipotong dengan mekanisme penghitungan sebagai bukan pegawai dengan menerapkan
tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah kumulatif penghasilan kena pajak (50% dari
penghasilan bruto)
b. Insentif kinerja yang dimaksud pada huruf a angka 2) merupakan bagian dari jasa pelayanan yang bersumber
dari pembayaran tagihan RS BLU kepada pengguna jasa pelayanan (pasien, BPJS Kesehatan, asuransi, dan
sebagainya).
c. Mengingat insentif kinerja adalah sebesar 80% dari jasa dokter yang dibayarkan pasien, maka penghasilan
bruto untuk kepentingan penghitungan PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2) dihitung
dengan melakukan gross up jumlah insentif kinerja yang diterima oleh dokter
2
Pemotongan PPh Pasal 21 atas Remunerasi BLU

3
Pemotongan PPh Pasal 21 atas Remunerasi BLU

4
ASPEK PERPAJAKAN

Kewajiban Perpajakan Rumah Sakit Swasta


a. Pemotongan Pajak Penghasilan atas penghasilan sehubungan pekerjaan,
jasa, dan kegiatan yang diterima oleh orang pribadi (PPh Pasal 21 dan PPh
Pasal 26);
b. Pemotongan Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa sewa
sehubungan dengan penggunaan harta, royalti, hadiah/ penghargaan, dan
imbalan sehubungan dengan jasa selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
(PPh Pasal 23);
c. Pemotongan Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa sewa tanah
dan/atau bangunan, pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
dan jasa konstruksi (PPh Pasal 4 ayat (2));
d. Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan BKP/JKP selain
penyerahan jasa pelayanan kesehatan medik; dan
e. Pajak atas Penghasilan Badan (PPh Pasal 25/29).

5
ASPEK PERPAJAKAN

Pasal 10 ayat (2) huruf c PER-16/PJ/2016


Regulasi Terkait PPh Pasal 21 Penghasilan Kena Pajak yang menjadi dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21, yang berlaku
bagi dokter yang melakukan praktik di rumah sakit dan/atau klinik , sebesar 50% (lima puluh persen)
dari jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP per bulan.

Pasal 13 ayat (1) huruf c PER-16/PJ/2016


Dokter yang melakukan praktik di rumah sakit dan/atau klinik memperoleh pengurangan berupa PTKP
sepanjang yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan hanya memperoleh
penghasilan dari hubungan kerja dengan satu Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta
tidak memperoleh penghasilan lainnya.

Pasal 10 ayat (6) PER-16/PJ/2016


Jumlah penghasilan bruto yang dibayarkan kepada dokter yang melakukan praktik di rumah sakit
dan/atau klinik adalah sebesar jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit dan/atau klinik
sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit dan/atau klinik.

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas jasa dokter yang praktik di rumah sakit dan/atau klinik
ada pada Lampiran V.1.a PER-16/PJ/2016

6
ASPEK PERPAJAKAN

Regulasi Terkait PPh Pasal 21


Lampiran V.1.a PER-16/PJ/2016

7
ASPEK PERPAJAKAN

Regulasi Terkait PPh Pasal 21


Lampiran V.1.a PER-16/PJ/2016

8
ASPEK PERPAJAKAN

PPh Pasal 21 Atas Dokter Praktek

Pasal 10 ayat (2) huruf c PER-16/PJ/2016


PPh Pasal 21, yang berlaku bagi dokter yang melakukan praktik di rumah sakit dan/atau klinik :

“Tarif Pasal 17 x 50% x (jumlah PENGHASILAN BRUTO dikurangi PTKP per bulan)”

❑ PTKP :
Dokter yang melakukan praktik di rumah sakit dan/atau klinik memperoleh pengurangan berupa
PTKP sepanjang yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan hanya
memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan satu Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya. (Pasal 13 ayat (1) huruf c PER-
16/PJ/2016)
❑ Penghasilan Bruto :
Jumlah penghasilan bruto yang dibayarkan kepada dokter yang melakukan praktik di rumah sakit
dan/atau klinik adalah sebesar jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit dan/atau
klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit dan/atau klinik. (Pasal
10 ayat (6) PER-16/PJ/2016)
9

Anda mungkin juga menyukai