Anda di halaman 1dari 16

BUDAYA SAFETY, SECURITY, SERVICE

di BIDANG TRANSPORTASI UDARA


2022

DIREKTORAT JEDERAL
PERHUBUNGAN UDARA

BAHAN PRESENTASI

Jakarta, Juni 2022


Sistem Pemerintahan RI
1 TUJUAN NEGARA 2 SISTEM PEMERINTAHAN 3 KEMENTERIAN NEGARA

• kekuasaan eksekutif, 1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri negara.


• Melindungi segenap bangsa Indonesia • kekuasaan legislatif, dan 2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
dan seluruh tumpah darah Indonesia; • kekuasaan yudikatif 3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
• Memajukan kesejahteraan umum; 4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
• Mencerdaskan kehidupan bangsa; “Negara Indonesia adalah negara diatur dalam undang-undang.
• Mewujudkan ketertiban dunia kesatuan yang berbentuk republik.”
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian (Sumber: UUD 1945 Pasal 17)
abadi, dan keadilan sosial. Presiden Republik Indonesia

Sumber: Pembukaan UUD 1945


memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar 4TUGAS FUNGSI KEMENHUB
(Sumber: UUD 1945 Ayat 4) mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

5
Fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan,
TUGAS FUNGSI DJPU keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas,
konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi;
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
penerbangan. kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian perhubungan.
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
fungsi:
Kementerian Perhubungan
a. perumusan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar d. Pengawsaan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan;
udara, penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelkasanaan urusan Kementerian
keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup penerbangan, serta pemanfaatan Perhubungan di daerah;
fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan; f. Pelaksanaan analisis dan rekomendasi kebijakan transportasi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang… (sesuai butir a) g. Pelaksanaan pengembangan sumberdaya manusia transportasi; dan
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang … (sesuai butir a) h. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang … (sesuai butir a) lingkungan Kementerian Perhubungan.
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang … (sesuai butir a)
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

(Sumber: Perpres 23 Tahun 2022 dan Permenhub 67 Tahun 2021) (Sumber: Perpres 23 Tahun 2022 tentang Kementerian Perhubungan)
Bisnis Proses Penyelenggaraan Penerbangan
PENERBANGAN DIKUASAI OLEH NEGARA DAN PEMBINAANNYA DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
(DILAKSANAKAN MENTERI DAN DAPAT DIDELEGASIKAN KEPADA UNIT DI BAWAH MENTERI)

TUGAS FUNGSI KINERJA ORGANISASI STAKEHOLDER

• PERATURAN
• NSPK OPERATOR (Badan Usaha)
1 Keselamatan 1. AIRPORT (AP I / II, UPTD, Private)
Safety 2. AIRLINES
3. NAVIGATION (AIRNAV)
4. GROUND HANDLING
2 Keamanan 5. AIRCRAFT MAINTENANCE
PRASARANA Security 6. REGULATED AGENT
7. SEKOLAH PENERBANG
Ruang Udara 8. LEMBAGA TRAINING
Airspace 9. ORGANISASI RANCANG BANGUN
3 Pelayanan PESAWAT UDARA (DOA)
Service 10. PEMEGANG SERTIFIKAT PRODUKSI
PESAWAT UDARA (PAH)
PRASARANA
PUBLIK
Bandar Udara 4 Lingkungan
Airport Environment
• SERTIFIKASI PERALATAN
• LISENSI PERSONEL
• PERSETUJUAN DOKUMEN
MANUAL OPERASI
5 Penegakan
OPERATOR (UPT)
SARANA Enforcement
1. KANTOR UPBU
Pesawat Udara 2. BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS
Aircraft PENERBANGAN
Ekonomi Bisnis
3. BALAI KESEHATAN PENERBANGAN
6 4. BALAI TEKNIK PENERBANGAN
Economics
• AUDIT
• INSPEKSI
• PENGAMATAN
• PEMANTAUAN (MONEV) 7 Pembangunan
Development
• SURVEY
• PENGUJIAN
Profil Organisasi DJPU

PM.67 Tahun 2021

• PM.40 Tahun 2014


Jo PM. 83 Tahun
2015, Jo PM. 118
Fungsi: regulator Fungsi: operator Fungsi: operator Fungsi: operator Fungsi: operator Tahun 2016, Jo
PM. 8 Tahun 2018,
Jo PM.56 Tahun
PM. 41 Tahun 2011 PM.122 Tahun 2016 PM.55 Tahun 2017 PM. 33 Tahun 2012 2019, Jo PM. 118
Tahun 2021
• PM.41 Tahun 2014
Penguatan Identitas Organisasi berbudaya Safety, Security, Services:
Values: 3S 1C Motto: Selamanya PIN: 3S 1C bersayap Maskot: Dirga Film Pendek & Lagu:
Selamanya
www.youtube.com/watch?v=-
B3dV7TOgaE&ab_channel=DJPU151
Sasaran, IKU, dan IKP DJPU 2020-2024

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN 2020 2021 2022 2023 2024
Terwujudnya konektivitas Rasio konektivitas
SS1 IK1 Rasio 0.76 0.77 0.78 0.79 0.8
transportasi udara transportasi udara
Indeks kepuasan pengguna
Meningkatnya kinerja pelayanan
SS2 IK2 jasa layanan transportasi Nilai 82 83 84 85 86
transportasi udara
udara
Persentase capaian On Time
IK3 Performance (OTP) sektor % 86 87 88 89 90
transportasi udara
Meningkatnya keselamatan dan Rasio kecelakaan penerbangan
SS3 IK4 Rasio 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15
keamanan transportasi udara per 1.000.000 departure
Rasio gangguan keamanan
IK5 pada pelayanan jasa Rasio 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12
transportasi udara

NO SASARAN STRATEGIS PENUNJANG INDIKATOR KINERJA PENUNJANG SATUAN 2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya tata kelola Nilai AKIP Ditjen
SSP4 IKP6 Nilai 85 86 87 88 89
pemerintahan yang baik Perhubungan Udara
Tingkat maturitas SPIP
IKP7 Ditjen Perhubungan Tingkat 3 3 3 3 4
Udara
Persentase penurunan
Meningkatnya kualitas transportasi
SSP5 IKP8 emisi GRK sektor % 76.43 91.12 93.42 95.70 100
udara yang ramah lingkungan
transportasi udara
8 Element Utama Sistem Pengawasan Keselamatan Penerbangan Negara
“8 Critical Element”
CE-1. Primary aviation legislation
Ketentuan hukum penerbangan yang komprehensif, efektif dan konsisten/
CE-2. Specific operating regulations
Ketentuan peraturan yang memadai untuk mengatasi, meminimalisir,
memuat persyaratan serta menyediakan prosedur operasional standar,
peralatan dan infrastruktur..
CE-3. State system and functions
Pembentukan Otoritas Penerbangan Sipil yang dipimpin oleh seorang
Chief Executive Officer (CEO), didukung oleh staf teknis dan non-teknis CE-6. Licensing, certification, authorization and approval obligations
yang sesuai dan memadai. Implementasi proses dan prosedur untuk memastikan bahwa personel dan
CE-4. Qualified technical personnel organisasi yang melakukan aktivitas penerbangan memenuhi persyaratan.
Membentuk pengetahuan dasar dan persyaratan pengalaman untuk CE-7. Surveillance obligations
personel teknis yang melakukan fungsi Implementasi proses, seperti inspeksi dan audit, untuk secara proaktif
CE-5. Technical guidance, tools and provision of critical information memastikan bahwa lisensi penerbangan, sertifikat, otorisasi dan / atau
Menyediakan bimbingan teknis (termasuk proses dan prosedur), alat pemegang persetujuan terus memenuhi persyaratan.
(termasuk fasilitas dan peralatan) dan informasi CE-8. Resolution of safety issues
Implementasi proses dan prosedur untuk menyelesaikan identifikasi
defisiensi yang berdampak.
CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

SAFETY STANDARD
Safe flight use
Register and Certificated Aircraft,
Maintained by a Qualified Person
Flown by a Qualified Person
in Airspace Controled by a Qualified Person
In Aerodrome Controled by a Qualified Person
Civil Aviation Safety Regulation (CASR) SAFETY STANDARD
Safe flight use
register and certificated aircraft
Definition & Part
1
Part
Part
maintained by a qualified person
Abbreviation 121
135 flown by a qualified person
in airspace controled by
Part Part
33
Part
Part 119
Part a qualified person In Aerodrome
34 171
Part
Part 137
Part Part
Controled by a Qualified Person
31 Part 35 133
Part 172 Part

21
Part Part
29
CERTIFICATION
Part
36
91 170 139
GENERAL AIR TRAFFIC
PROCEDURES FOR AERODROME
Part PRODUCT AND PARTS
OPERATING AND Part RULES Part
27 Part FLIGHT RULES 107 Part
175
39 173
Part Part Part
Part
25 Part 129 101
22
23
Part Part MINISTRY OF
TRANSPORTATION
45 Part
Part Part
Part
141 69 Part
143
REGULATIONS
REALTED FOR PERSONNEL

Part
43 63
61
ATS
LICENSING
AERODROME

ICAO
Maintenance,
47 Preventive PILOT
Maintenance, Part LICENSING Part
Rebuilding, and
Alteration Part 60 142 Aviation Law 1/2009
Part Part
145
65 67
Omnibus Law
11/2020 Article 58
Part LICENSING OF
147 AIRCRAFT Part
MAINTENANCE
ENGINEER
67 PP 32/2021 Aviation
Part management
5 Part PM PP 5/2021 Risk-based business
Part Part PM
19 27/2021 licensing
183 830 2/2020
Keselamatan Penerbangan
Pengertian:
Keselamatan Penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
(Sumber: UU Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan)

Keselamatan (Safety): Keadaan dimana risiko yang terkait dengan aktivitas penerbangan, terkait dengan, atau dalam mendukung
langsung pengoperasian pesawat udara, dikurangi dan dikendalikan ke tingkat yang dapat diterima. (Sumber: ICAO Annex 19)

SAFETY MANAGEMENT SYSTEM


A systematic approach to managing safety, including the necessary organizational structures,
KESELAMATAN (SEFETY) accountabilities, policies, and procedures.
 Continually identify safety hazards
 Ensures the associated safety risks have been managed properly through risk assessment
and mitigation process
* Safety Managemen untuk Organisasi Pemerintah = State Safety Program (SSP)

Komponen SSP:
 State Safety policy and objectives:
PKPN; Tanggung Jawab & Akuntabilitas; Kebijakan Keselamatan Penerbangan Nasional; Penegakan Hukum.
 State Safety Risk Management:
Persyaratan SMS pada operator; Menetapkan ALoS operator.
 State Safety assurance:
Pengawasan Keselamatan Penerbangan Nasional; Pengumpulan, analisis ,dan pertukaran data keselamatan;
 Pada tahun 1950 : keselamatan dipengaruhi oleh Data Keselamatan yang perlu perhatian; identifikasi bahaya (Hazard) dan Risiko.
faktor teknis  State Safety promotion:
Pelatihan internal, komunikasi, dan penyebaran informasi keselamatan penerbangan;
 Pada tahun 1970 : keselamatan dipengaruhi oleh
faktor manusia Hazard adalah potensi yang dapat mengancam keselamatan penerbangan.
 Pada tahun 1990 – saat ini : keselamatan dipengaruhi Risiko Keselamatan adalah kemungkinan dan tingkat keparahan yang dapat diperkirakan sebagai
oleh faktor organisasi, yang sangat berperan besar konsekuensi atau akibat dari munculnya potensi bahaya.
dalam identifikasi bahaya dan manajemen resiko
Sumber: ICAO Annex 19 dan PM.93 Tahun 2016 tentang Pogram Keselamatan Penerbangan Nasional
Keselamatan Penerbangan
80.84% 82.04% Level 3
USOAP EI SSP Foundation PQ Level of SSP Implementation
Rencana Keselamatan Penerbangan Nasional
(RKPN) 2021-2023
KEPUTUSAN DIRJEN HUBUD NO. KP 180 TAHUN 2021
TENTANG “RENCANA KESELAMATAN PENERBANGAN NASIONAL TAHUN 2021-2023”
Rencana Keselamatan Penerbangan Nasional digunakan sebagai pedoman oleh
setiap unit kerja di lingkungan Diretorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) dan
penyedia jasa penerbangan dalam menyusun program kerja untuk meningkatkan
keselamatan penerbangan yang bertujuan secara berkelanjutan mengurangi tingkat
kematian, dan resiko kematian, melalui pengenmbangan dan penerapan strategi
keselamatan penerbangan nasional

Penyedia jasa penerbangan yang dimaksud adalah :


a. Badan usaha angkutan udara
b. Penyelenggara bandar udara
c. Penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan
d. Badan usaha pemeiliharaan pesawat udara
e. Penyelenggara Pendidikan dan pelatihan penerbangan; dan
f. Badan usaha rancang bangun dan pabrik pesawat udara, mesin pesawat udara, baling
baling pesawat terbang, dan komponenpesawat udara

RKPN dievaluasi sekurang-kurangnya 1 tahun sekali oleh DJPU untuk memastikan pencapaian tujuan
dan target keselamatan penerbangan nasional

Direktur Bandar Udara, Direktur Navigasi dan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara melakukan pengawasan pelaksanaan RKPN
STRATEGI DALAM MENGELOLA
KESELAMATAN PENERBANGAN
Ref. KEPUTUSAN DIRJEN HUBUD NO. KP 180 TAHUN 2021
TENTANG “RENCANA KESELAMATAN PENERBANGAN NASIONAL TAHUN 2021-2023”

Goal/Tujuan 1 :
Tercapainya penurunan terhadap risiko keselamatan operasional secara berkelanjutan

Goal/Tujuan 2 :
Memperkuat kemampuan pengawasan keselamatan penerbangan Indonesia

Goal/Tujuan 3 :
Mengimplementasikan Program Keselamatan Penerbangan
Nasional (SSP).

• Goal/Tujuan 1 untuk menjawab Isu Keselamatan Penerbangan Operasional (OPS) yang kemudian
dijabarkan pada SEI (Inisiatif Peningkatan Keselamatan) Lampiran I KP 180 Tahun 2021
• Sedangkan Goal/Tujuan 2 dan 3 untuk menjawab Isu Keselamatan Lainnya Organisasi (ORG)
kemudian dijabarkan pada SEI (Inisiatif Peningkatan Keselamatan) Lampiran II KP 180 Tahun 2021
Keamanan Penerbangan
Pengertian:
Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum
melalui keterpaduan pemanfaatan sumberdaya, fasilitas, dan prosedur. (Ref:UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan).
Keamanan (Security): Menjaga penerbangan sipil dari tindakan campur tangan yang melanggar hukum, yang dicapai dengan
kombinasi tindakan dan sumber daya manusia dan material. (Ref: ICAO Annex 17).

Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN) adalah dokumen tertulis yang memuat peraturan, prosedur dan langkah-langkah
pengamanan yang diambil untuk melindungi penerbangan dari tindakan melawan hukum. (Ref:KM.211 Tahun 2020 tentang PKPN)

Ruang Lingkup Keamanan Penerbangan Implementasi Keamanan Penerbangan


Pelayanan : On Time Performance Penerbangan

ON TIME PERFORMANCE (OTP)*


Tahun 2015 - 2020 Ditjen Perhubungan
100% Udara senantiasa
BASELINE
menjaga capaian
75% 80 % On Time Performance
(OTP) diatas 80%
50%
(above baseline)
% OTP

25% Rata Rata OTP Perioda Renstra

78,60 %
78,02 %
78,78 %

82,57 %
83,07 %

81,90%
2015 - 2020
JAN – 31 DES 2020
0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020 80,49 %
OTP 7 MASKAPAI PADA RUTE DALAM NEGERI TAHUN 2020
*) Data OTP seluruh Badan Usaha
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Yang
Melayani Rute Dalam Negeri
*) Transnusa dan Express Air menunda
94,14 74,73 83,23 85,42 90,74 83,74 87,32 sementara kegiatan penerbangan
karena pandemi Covid-19
Januari s.d Desember 2020
Pelayanan: Program Konektifitas
Kampanye: Sosialisasi Budaya 3S

Follow me:
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Terima Kasih djpu151 @djpu_151 djpu151 djpu151

Anda mungkin juga menyukai