Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA SAFETY, SECURITY, SERVICE

di BIDANG TRANSPORTASI UDARA


2021

DIREKTORAT JEDERAL
PERHUBUNGAN UDARA

BAHAN PRESENTASI

Jakarta, Februari 2021


Sistem Pemerintahan RI
1 TUJUAN NEGARA 2 SISTEM PEMERINTAHAN 3 KEMENTERIAN NEGARA

• kekuasaan eksekutif,  1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri negara.


• Melindungi segenap bangsa Indonesia • kekuasaan legislatif, dan  2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
dan seluruh tumpah darah Indonesia; • kekuasaan yudikatif 3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
• Memajukan kesejahteraan umum; 4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
• Mencerdaskan kehidupan bangsa; “Negara Indonesia adalah negara diatur dalam undang-undang.
• Mewujudkan ketertiban dunia kesatuan yang berbentuk republik.”
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian (Sumber: UUD 1945 Pasal 17)
abadi, dan keadilan sosial. Presiden Republik Indonesia

Sumber: Pembukaan UUD 1945


memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar 4TUGAS FUNGSI KEMENHUB
(Sumber: UUD 1945 Ayat 4) mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

5
Fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan,
TUGAS FUNGSI DJPU keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas,
konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi;
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pelayanan, keselamatan, dan
penerbangan. keamanan transportasi, serta peningkatan operasi, aksesabilitas, konektivitas sarana
dan prasarana transportasi;
fungsi:
c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan penyelenggaraan
a. perumusan kebijakan di bidang pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara dan bandar pelayanan, keselamatan, dan keamanan transportasi, serta peningkatan aksesabilitas,
udara, penyelenggaraan angkutan udara dan navigasi penerbangan, peningkatan konektivitas, dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di daerah;
keselamatan, keamanan, dan kualitas lingkungan hidup penerbangan, serta pemanfaatan d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang transportasi;
fasilitas penunjang dan fasilitas umum penerbangan; e. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia transportasi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang… (sesuai butir a) f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang … (sesuai butir a) lingkungan Kementerian Perhubungan;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang … (sesuai butir a) g. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang … (sesuai butir a) Perhubungan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; dan h. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perhubungan; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
i. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan.

(Sumber: Perpres 40 Tahun 2015 dan Permenhub 122 Tahun 2018) (Sumber: Perpres 40 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian perhubungan)
Bisnis Proses Penyelenggaraan Penerbangan
PENERBANGAN DIKUASAI OLEH NEGARA DAN PEMBINAANNYA DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
(DILAKSANAKAN MENTERI DAN DAPAT DIDELEGASIKAN KEPADA UNIT DI BAWAH MENTERI)

TUGAS FUNGSI KINERJA ORGANISASI STAKEHOLDER

• PERATURAN
• NSPK OPERATOR (Badan Usaha)
1 Keselamatan 1. AIRPORT (AP I / II, UPTD, Private)
Safety 2. AIRLINES
3. NAVIGATION (AIRNAV)
4. GROUND HANDLING
2 Keamanan 5. AIRCRAFT MAINTENANCE
PRASARANA Security 6. REGULATED AGENT
7. SEKOLAH PENERBANG
Ruang Udara 8. LEMBAGA TRAINING
Airspace
3 Pelayanan
Service

PRASARANA
PUBLIK
Bandar Udara 4 Lingkungan
Airport Environment
• SERTIFIKASI PERALATAN
• LISENSI PERSONEL
• PERSETUJUAN DOKUMEN
MANUAL OPERASI
5 Penegakan
OPERATOR (UPT)
SARANA Enforcement
1. KANTOR UPBU
Pesawat Udara 2. BALAI BESAR KALIBRASI FASILITAS
Aircraft PENERBANGAN
Ekonomi Bisnis
3. BALAI KESEHATAN PENERBANGAN
6 4. BALAI TEKNIK PENERBANGAN
Economics
• AUDIT
• INSPEKSI
• PENGAMATAN
• PEMANTAUAN (MONEV) 7 Pembangunan
Development
• SURVEY
• PENGUJIAN
Profil Organisasi DJPU

PM.122 Tahun 2018

• PM.40 Tahun 2014


Jo PM. 83 Tahun
2015, Jo PM. 118
Fungsi: regulator Fungsi: operator Fungsi: operator Fungsi: operator Fungsi: operator Tahun 2016, Jo
PM.56 Tahun 2019
• PM.41 Tahun 2014
PM. 41 Tahun 2011 PM.122 Tahun 2016 PM.55 Tahun 2017 PM. 33 Tahun 2012

Penguatan Identitas Organisasi berbudaya Safety, Security, Services:


Values: 3S 1C Motto: Selamanya PIN: 3S 1C bersayap Maskot: Dirga Film Pendek & Lagu:
Selamanya
www.youtube.com/watch?v=-
B3dV7TOgaE&ab_channel=DJPU151
Sasaran, IKU, dan IKP DJPU 2020-2024

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN 2020 2021 2022 2023 2024
Terwujudnya konektivitas Rasio konektivitas
SS1 IK1 Rasio 0.76 0.77 0.78 0.79 0.8
transportasi udara transportasi udara
Indeks kepuasan pengguna
SS2 Meningkatnya kinerja pelayanan IK2 jasa layanan transportasi Nilai 82 83 84 85 86
transportasi udara udara
Persentase capaian On Time
    IK3 Performance (OTP) sektor % 86 87 88 89 90
transportasi udara

SS3 Meningkatnya keselamatan dan IK4 Rasio kecelakaan penerbangan Rasio 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15
keamanan transportasi udara per 1.000.000 departure
Rasio gangguan keamanan
    IK5 pada pelayanan jasa Rasio 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12
transportasi udara

NO SASARAN STRATEGIS PENUNJANG INDIKATOR KINERJA PENUNJANG SATUAN 2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya tata kelola Nilai AKIP Ditjen
SSP4 IKP6 Nilai 85 86 87 88 89
pemerintahan yang baik Perhubungan Udara
Tingkat maturitas SPIP
    IKP7 Tingkat 3 3 3 3 4
Ditjen Perhubungan Udara
Persentase penurunan
SSP5 Meningkatnya kualitas transportasi IKP8 emisi GRK sektor % 76.43   91.12 93.42  95.70  100 
udara yang ramah lingkungan
transportasi udara
8 Critical Element

CE-1. Primary aviation legislation


Ketentuan hukum penerbangan yang komprehensif, efektif dan konsisten/
CE-2. Specific operating regulations
Ketentuan peraturan yang memadai untuk mengatasi, meminimalisir,
memuat persyaratan serta menyediakan prosedur operasional standar,
peralatan dan infrastruktur..
CE-3. State system and functions
Pembentukan Otoritas Penerbangan Sipil yang dipimpin oleh seorang
Chief Executive Officer (CEO), didukung oleh staf teknis dan non-teknis CE-6. Licensing, certification, authorization and approval obligations
yang sesuai dan memadai. Implementasi proses dan prosedur untuk memastikan bahwa personel dan
CE-4. Qualified technical personnel organisasi yang melakukan aktivitas penerbangan memenuhi persyaratan.
Membentuk pengetahuan dasar dan persyaratan pengalaman untuk CE-7. Surveillance obligations
personel teknis yang melakukan fungsi Implementasi proses, seperti inspeksi dan audit, untuk secara proaktif
CE-5. Technical guidance, tools and provision of critical information memastikan bahwa lisensi penerbangan, sertifikat, otorisasi dan / atau
Menyediakan bimbingan teknis (termasuk proses dan prosedur), alat pemegang persetujuan terus memenuhi persyaratan.
(termasuk fasilitas dan peralatan) dan informasi CE-8. Resolution of safety issues
Implementasi proses dan prosedur untuk menyelesaikan identifikasi
defisiensi yang berdampak.
Keselamatan Penerbangan
Pengertian:
Keselamatan Penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
(Sumber: UU Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan)

Keselamatan (Safety): Keadaan dimana risiko yang terkait dengan aktivitas penerbangan, terkait dengan, atau dalam mendukung
langsung pengoperasian pesawat udara, dikurangi dan dikendalikan ke tingkat yang dapat diterima. (Sumber: ICAO Annex 19)

SAFETY MANAGEMENT SYSTEM


A systematic approach to managing safety, including the necessary organizational structures,
KESELAMATAN (SEFETY) accountabilities, policies, and procedures.
 Continually identify safety hazards
 Ensures the associated safety risks have been managed properly through risk assessment
and mitigation process
* Safety Managemen untuk Organisasi Pemerintah = State Safety Program (SSP)

Komponen SSP:
 State Safety policy and objectives:
PKPN; Tanggung Jawab & Akuntabilitas; Kebijakan Keselamatan Penerbangan Nasional; Penegakan Hukum.
 State Safety Risk Management:
Persyaratan SMS pada operator; Menetapkan ALoS operator.
 State Safety assurance:
Pengawasan Keselamatan Penerbangan Nasional; Pengumpulan, analisis ,dan pertukaran data keselamatan;
 Pada tahun 1950 : keselamatan dipengaruhi oleh Data Keselamatan yang perlu perhatian; identifikasi bahaya (Hazard) dan Risiko.
faktor teknis  State Safety promotion:
 Pada tahun 1970 : keselamatan dipengaruhi oleh Pelatihan internal, komunikasi, dan penyebaran informasi keselamatan penerbangan;
faktor manusia
 Pada tahun 1990 – saat ini : keselamatan Hazard adalah potensi yang dapat mengancam keselamatan penerbangan.
dipengaruhi oleh faktor organisasi, yang sangat Risiko Keselamatan adalah kemungkinan dan tingkat keparahan yang dapat diperkirakan sebagai
berperan besar dalam identifikasi bahaya dan konsekuensi atau akibat dari munculnya potensi bahaya.
manajemen resiko Sumber: ICAO Annex 19 dan PM.93 Tahun 2016 tentang Pogram Keselamatan Penerbangan Nasional
Keamanan Penerbangan
Pengertian:
Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum
melalui keterpaduan pemanfaatan sumberdaya, fasilitas, dan prosedur. (Ref:UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan).
Keamanan (Security): Menjaga penerbangan sipil dari tindakan campur tangan yang melanggar hukum, yang dicapai dengan
kombinasi tindakan dan sumber daya manusia dan material. (Ref: ICAO Annex 17).

Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN) adalah dokumen tertulis yang memuat peraturan, prosedur dan langkah-langkah
pengamanan yang diambil untuk melindungi penerbangan dari tindakan melawan hukum. (Ref:KM.211 Tahun 2020 tentang PKPN)

Ruang Lingkup Keamanan Penerbangan Implementasi Keamanan Penerbangan


Pelayanan : On Time Performance Penerbangan

ON TIME PERFORMANCE (OTP)*


Tahun 2015 - 2020 Ditjen Perhubungan
100% Udara senantiasa
BASELINE
menjaga capaian
75% 80 % On Time Performance
(OTP) diatas 80%
50%
(above baseline)
% OTP

25% Rata Rata OTP Perioda Renstra


78,02 %

78,60 %

82,57 %
78,78 %

83,07 %

81,90%
2015 - 2020
JAN – 31 DES 2020
0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020 80,49 %
OTP 7 MASKAPAI PADA RUTE DALAM NEGERI TAHUN 2020
*) Data OTP seluruh Badan Usaha
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Yang
Melayani Rute Dalam Negeri
*) Transnusa dan Express Air menunda
94,14 74,73 83,23 85,42 90,74 83,74 87,32 sementara kegiatan penerbangan
karena pandemi Covid-19
Januari s.d Desember 2020
Pelayanan: Program Konektifitas
Kampanye: Sosialisasi Budaya 3S

Follow me:
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Terima Kasih djpu151 @djpu_151 djpu151 djpu151

Anda mungkin juga menyukai