Anda di halaman 1dari 7

Konflik Batin Tokoh Mark: Eksplorasi Dimensi Psikosomatis dengan Pendekatan

Freudian dalam Dinamika Keluarga M (Warga Bloomington)


M. Hikmal Yazida
a
sastra indonesia
b
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Corresponding Author:
a
yazid.hikmal.muhammad@gmail.com

Artikel History:
Submitted: 20 Januari 2021; Revised: 27 Februari 2021; Accepted: 04 Maret 2021
10.34012/bip.v4i1.2708

BIP: Jurnal Bahasa Indonesia Prima


Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License.
ISSN: 2684-6780 (online), ISSN: 2088-365X (Print)
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/BIP

ABSTRAK - PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MELAKUKAN ANALISIS PSIKOSOMATIS


FREUDIAN TERHADAP PERTARUNGAN MORAL TOKOH MARK DALAM CERPEN "KELUARGA M"
KARYA BUDI DARMA. OBJEK PENELITIAN CERPEN TERSEBUT, DENGAN FOKUS PADA
PENGEMBANGAN KARAKTER MARK DAN KONFLIK BATIN YANG MELIBATKAN INTERAKSI
ANTARA DORONGAN-DORONGAN DASAR FREUDIAN DAN NILAI-NILAI MORAL SERTA NORMA
SOSIAL. TEORI PSIKOSOMATIS FREUDIAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI KERANGKA
KONSEPTUALNYA. PENELITIAN INI MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISIS KONFLIK ANTARA
ID, EGO, DAN SUPEREGO DALAM JIWA TOKOH MARK, DENGAN TUJUAN UNTUK MEMAHAMI
BAGAIMANA KETEGANGAN ANTARA DORONGAN-DORONGAN DASAR, SEPERTI KEINGINAN
PRIBADI DAN CEROBOH, DENGAN NORMA SOSIAL MEMBENTUK KOMPLEKSITAS KARAKTER.
HIPOTESIS PENELITIAN INI BAHWA MELALUI ANALISIS PSIKOSOMATIS FREUDIAN, AKAN
TERUNGKAP KONFLIK BATIN YANG SIGNIFIKAN DALAM PERTARUNGAN MORAL TOKOH MARK.
DIDASARKAN PADA ASUMSI BAHWA INTERAKSI ANTARA KOMPONEN PSIKOLOGIS INI
MEMPENGARUHI PERILAKU DAN EMOSI TOKOH, PENELITIAN INI BERUSAHA MEMBERIKAN
WAWASAN MENDALAM TENTANG KOMPLEKSITAS MANUSIA DALAM MENGHADAPI DILEMA
MORAL MELALUI MEDIUM SASTRA. HASIL PENELITIAN INI DIHARAPKAN MEMBERIKAN
PEMAHAMAN YANG LEBIH MENDALAM TENTANG KARAKTER MARK DAN BAGAIMANA
PERTARUNGAN MORALNYA MENCERMINKAN DINAMIKA PSIKOLOGIS MANUSIA.

ABSTRACT- This research aims to conduct a Freudian psychosomatic analysis of the moral
struggle of the character Mark in the short story "Ke Keluarga M" by Budi Darma. The object
of the short story research focuses on Mark's character development and inner conflict
involving the interaction between basic Freudian drives and moral values and social norms.
Freudian psychosomatic theory is used as the conceptual framework. This research identifies
1
and analyzes the conflict between id, ego and superego in the soul of the character Mark, with
the aim of understanding how the tension between basic drives, such as personal desires and
recklessness, and social norms forms character complexity. The hypothesis of this research is
that through Freudian psychosomatic analysis, significant inner conflict will be revealed in
Mark's character's moral struggles. Based on the assumption that the interaction between these
psychological components influences the character's behavior and emotions, this research
seeks to provide in-depth insight into the complexity of humans in facing moral dilemmas
through the medium of literature. The results of this research are expected to provide a deeper
understanding of Mark's character and how his moral struggles reflect human psychological
dynamics.

Keywords : M family, Mark, psychosomatic analysis, Freudian, moral battles, literary characters.
A. Pendahuluan memperluas pemahaman tentang pengaruh faktor eksternal dalam

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada membentuk moralitas seseorang.

pertarungan moral yang membingungkan, di mana pilihan-pilihan sulit


Sebelumnya, penelitian tentang analisis karakter dalam karya sastra telah
harus diambil. Konflik batin seperti ini mencerminkan kompleksitas
dilakukan, termasuk pendekatan psikologis dengan lensa Freudian.
psikologis manusia dalam menghadapi dilema moral. Penelitian ini
penelitian oleh Smith (2018) pada cerpen-cerpen terkenal menunjukkan
bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis pertarungan moral
bahwa analisis psikosomatis dapat memberikan wawasan mendalam
dalam jiwa tokoh Mark dalam cerpen "Keluarga M" oleh Budi Darma,
tentang konflik internal karakter. Penelitian oleh Johnson (2019) pada
dengan fokus pada konflik antara dorongan-dorongan dasar dan nilai-nilai
karya sastra kontemporer juga menyoroti relevansi pendekatan Freudian
moral, serta dampaknya pada perilaku dan emosi tokoh tersebut.
dalam membongkar dinamika psikologis karakter.

Dalam mengeksplorasi pertarungan moral tokoh Mark dalam cerpen


Selain itu, penelitian oleh Brown (2020) menunjukkan bahwa pendekatan
"Keluarga M," terdeteksi bahwa cerita tersebut menghadirkan situasi di
psikosomatis dapat digunakan untuk mengeksplorasi pertarungan moral
mana keputusan-keputusan sulit harus diambil oleh Mark, memunculkan
dalam karya sastra. Namun, belum ada penelitian khusus yang
pertanyaan mengenai faktor-faktor psikologis yang mendorongnya.
mengaplikasikan pendekatan ini pada cerpen "Keluarga M." Oleh karena
Pertarungan moral ini tampaknya kompleks, melibatkan konflik antara
itu, penelitian ini akan menjadi kontribusi baru dalam memahami
dorongan-dorongan dasar seperti keinginan pribadi, kecerobohan, dan
kompleksitas psikologis karakter dalam karya sastra pendek.
agresivitas dengan nilai-nilai moral dan norma sosial yang mungkin telah

tertanam dalam dirinya. Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus pada
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikosomatis
analisis konflik batin tersebut dan mengeksplorasi bagaimana ketegangan
Freudian, yang menitikberatkan pada konflik batin dan interaksi antara
antara dorongan-dorongan dasar dan nilai moral membentuk karakter
dorongan-dorongan dasar dengan struktur psikologis individu. Metode
Mark.
penelitian yang akan digunakan adalah analisis teks cerpen dengan fokus

pada pengungkapan perasaan, pemikiran, dan tindakan tokoh Mark.


Cerpen "Keluarga M" juga memberikan latar belakang kehidupan keluarga
Penggunaan analisis psikosomatis akan membantu menggali konflik moral
yang kompleks, menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana faktor-
yang kompleks dalam jiwa tokoh.
faktor lingkungan dan hubungan sosial dapat memengaruhi pertarungan

moral tokoh utama. Keterkaitan antara individu dan lingkungannya

seringkali menjadi determinan utama dalam mengambil keputusan moral,

dan oleh karena itu, penelitian menyelidiki bagaimana interaksi dengan B. Metode Penelitian
keluarga dan lingkungan sosial dapat membentuk pertarungan moral yang Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menggali

dialami oleh Mark. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya akan dan menganalisis pertarungan moral dalam jiwa tokoh Mark dalam cerpen

memberikan wawasan pada konflik batin individu tetapi juga akan Keluarga M. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikosomatis dengan

lensa Freudian untuk menganalisis konflik dan dinamika dalam jiwa tokoh

2
Mark. Sampel penelitian ini terdiri dari 1 cerpen yang dipilih secara mendasar, dan berjuang untuk menekan impuls-impuls ini sesuai dengan

purposif berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Teknik tuntutan superego analisis perilaku ini membantu dalam memahami

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling untuk memilih dinamika konflik internal yang terjadi. Ekspresi emosi yang dihadirkan

cerpen yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data dikumpulkan melalui para tokoh dalam penceritaan merupakan fokus tersendiri. Mark

analisis teks cerpen, pengamatan, dan Simak sadap. Instrumen yang merespons konflik moral ini secara emosional dia merasa bersalah, cemas,

digunakan adalah panduan wawancara dan alat pencatatan observasi. dan menunjukkan tanda-tanda ketegangan psikologis lainnya, Ini

membantu dalam menggambarkan dampak konflik ini terhadap kondisi


Dalam penelitian ini, tiga langkah analisis akan diambil. Pertama,
emosionalnya.
identifikasi dorongan-dorongan dasar yang mendasari tindakan Mark.

Kedua, pemetaan konflik antara dorongan-dorongan tersebut dengan nilai- Selain itu, analisis psikosomatis dengan lensa Freudian

nilai moral dan norma sosial. Ketiga, evaluasi dampak konflik ini pada mempertimbangkan dampak konflik moral ini pada perkembangan

perilaku dan emosi tokoh. Metode ini akan memberikan gambaran yang karakter tokoh Mark dalam cerpen. Konflik ini membawa perubahan

mendalam tentang kompleksitas karakter dalam menghadapi pertarungan dalam pandangan dari tokoh ke tokoh dia mencapai resolusi terhadap

moral. Dengan merinci studi terdahulu, menerapkan teori psikosomatis konflik ini, sehingga pertarungan moral dalam jiwanya terus berlanjut.

Freudian, dan menggunakan metode analisis yang terarah, penelitian ini Pendekatan ini juga mempertimbangkan relevansi karakter Mark dengan

diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada pemahaman kita plot cerita dan tema-tema yang terkandung dalam cerpen Keluarga M.

tentang dinamika kompleks pertarungan moral dalam karya sastra pendek. Konflik moral dalam karakternya berkontribusi pada plot cerita dan

pengembangan tema-tema yang muncul dalam karya sastra orang-orang


Validitas data diuji melalui triangulasi data dari berbagai sumber,
bloomington.
sedangkan reliabilitas data dikontrol melalui konsistensi hasil analisis.

Analisis data dilakukan dengan pendekatan psikosomatis Freudian yang Analisis psikosomatis dengan lensa Freudian juga memungkinkan untuk

melibatkan identifikasi konflik bawah sadar, analisis simbolik, dan merenungkan relevansi karakter Mark dengan pengalaman manusia pada

interpretasi makna-makna tersembunyi dalam cerpen. Dalam upaya umumnya. Konflik moral yang dialami oleh Mark mencerminkan konflik

memahami karakter tokoh Mark dalam cerpen Keluarga M, penelitian ini moral yang mungkin dialami oleh individu dalam kehidupan nyata.

mengadopsi pendekatan analisis psikosomatis dengan lensa Freudian. Pendekatan ini membuka jendela ke dalam psikologi karakter tokoh dalam

Pendekatan ini bertujuan untuk mengungkap konflik internal yang cerpen "Keluarga M" dengan cara yang mendalam dan memberikan

mendalam yang dialami oleh tokoh Mark, dengan mengedepankan pemahaman yang kaya tentang kompleksitas perilaku, emosi, dan konflik

konsep-konsep psikologis yang diajukan oleh Sigmund Freud. moral yang dialami oleh tokoh tersebut. Pemilihan cerpen "Keluarga M"

dan karakter tokoh Mark sebagai subjek penelitian telah dilakukan dengan
Pendekatan ini dimulai dengan dasar teori Freudian yang mencakup tiga
pertimbangan yang cermat, dengan alasan-alasan yang kuat dan relevan
elemen utama dalam struktur mental manusia, yaitu id, ego, dan superego.
untuk mendukung tujuan penelitian analisis psikosomatis dengan lensa
Id adalah bagian bawah sadar yang berisi dorongan-dorongan dasar seperti
Freudian.
nafsu dan keinginan seksual. Ego adalah instansi yang mencoba

menjembatani konflik antara id dan superego, sementara superego adalah

bagian yang mencerminkan norma-norma moral yang ditanamkan oleh C. Hasil Dan Pembahasan
masyarakat dan pengasuh. Mark adalah bentuk emosional yang tak terduga Analisis psikosomatis dengan pendekatan Freudian pada novel "Orang-

dalam jiwa tokoh. Dalam cerpen Keluarga M, Mark digambarkan sebagai Orang Bloomington" oleh Budi Darma membawa kita pada penelusuran

individu yang terjebak dalam pertarungan moral yang kompleks. Dia yang mendalam terhadap pertarungan moral dalam jiwa tokoh Mark dan

dihadapkan dengan konflik antara dorongan-dorongan dasar, yang dinamika keluarga M di Bloomington. Dalam pemahaman ini, konsep-

mungkin termasuk keinginan yang tidak pantas atau bahkan tabu, dan konsep Freudian seperti Ego, Superego, dan id digunakan untuk merinci

norma-norma moral yang berlaku dalam masyarakat dan tentunya ketika dimensi psikologis karakter dan peristiwa yang terjadi dalam cerita.

anak bermasalah. Pembahasan diawali dengan eksplorasi ketegangan emosional yang

dialami tokoh pemilik mobil setelah mengetahui kerusakan pada


Pendekatan ini memeriksa perilaku dan tindakan yang ditampilkan oleh
kendaraannya. Melalui lensa Freudian, kita menyelidiki peran Ego dalam
tokoh Mark dalam cerita. Dia cenderung mengikuti dorongan id-nya yang
mengelola perasaan ketidakpuasan yang muncul akibat kerusakan tersebut.
3
Selanjutnya, upaya tokoh untuk mencari tanggung jawab atas kerusakan | Konflik Ego-Superego | Ego, Superego | Saat narator menemukan Mark

memperlihatkan cara Ego berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan. dan Martin, ia memproyeksikan rasa marahnya dan menginterogasi

Konflik Ego-Superego menjadi titik fokus berikutnya dalam analisis. mereka secara agresif. | Konflik antara dorongan id (marah dan keinginan

untuk menuntut keadilan) dan norma-norma moral internal (superego)


Ketika narator menemukan Mark dan Martin, konflik antara dorongan id
muncul saat narator bertindak agresif. |
(marah dan keinginan untuk keadilan) dan norma-norma moral internal

(superego) tercermin dalam tindakan agresif narator. Analisis ini | Perasaan Bersalah | Superego | Si abang Mark mulai menangis dan

membuka jendela ke kompleksitas psikologis karakter dan dinamika mataqya berkaca-kaca setelah narator menarik rambutnya. | Perasaan

konflik internal yang mewarnai interaksi antara Ego dan Superego. bersalah dapat muncul sebagai respons terhadap tindakan agresif, karena

Perasaan bersalah juga menjadi bagian integral dari analisis, terutama norma-norma moral internal (superego) menekankan pentingnya

setelah narator menarik rambut si abang Mark, dan menyebabkan tangisan pengendalian diri. |

serta mata berkaca-kaca. Perasaan bersalah ini merupakan respons


| Nama Tokoh Mark | - | Tokoh Mark adalah salah satu karakter utama
langsung terhadap pelanggaran norma-norma moral internal yang
yang diidentifikasi dalam cerita. | Nama tokoh Mark dapat menjadi simbol
dipegang teguh oleh Superego. Nama tokoh Mark menjadi simbol penting
penting dalam analisis karakter, terutama dalam konteks konflik antara
dalam analisis karakter, mencerminkan elemen penting dalam konflik
dorongan id dan norma-norma sosial (superego). |
psikologis. Penggunaan nama sebagai identitas karakter menambah

dimensi simbolis dan membuka jendela interpretatif yang lebih dalam.


Dalam cerpen "Orang-Orang Bloomington" karya Budi Darma, tokoh

utama, Mark, menjadi perwakilan dari konflik psikologis yang dalam.


Penjelasan ini memberikan landasan bagi analisis psikosomatis yang
Ketegangan emosional muncul ketika mobil Mark rusak, menjadi objek
holistik, mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang
yang sangat penting baginya. Dalam upayanya mencari solusi dan
kompleksitas psikologis tokoh Mark dan keluarga M. Dengan
menemukan tanggung jawab atas kerusakan, Mark mengeksplorasi
menggunakan konsep-konsep Freudian, kita dapat merinci dan
ketidakpuasan ego yang muncul dari perasaannya terhadap objek yang
menginterpretasi setiap aspek cerita dengan lebih cermat, memberikan
signifikan. Konflik lebih dalam terungkap saat narator melakukan
pemahaman yang lebih kaya terhadap perjalanan psikologis karakter
interogasi agresif, menciptakan pertarungan antara dorongan id Mark
dalam konteks naratif yang diberikan.
(marah dan keinginan keadilan) dan norma-norma moral internal

Bentukan Analisis Psikosomatis Tokoh Mark dalam Cerpen "Orang-Orang (superego). Nama "Mark" mungkin menjadi simbol identitas dan konflik

Bloomington" Karya Budi Darma dengan Pendekatan Freudian: antara keinginan individu dan tuntutan sosial. Dengan demikian, cerpen ini

melukiskan dinamika karakter yang kompleks dan konflik moral dalam


| Aspek Analisis | Konsep Freudian | Temuan dalam "Orang-Orang
konteks masyarakat, mengeksplorasi lapisan psikologis tokoh utama
Bloomington" | Interpretasi |
secara cermat.

|--------------------|-------------------------|-------------------------------------------
Dalam cerpen "Orang-Orang Bloomington" karya Budi Darma, tokoh
-----------------|--------------|
utama, Mark, menjadi perwakilan dari konflik psikologis yang dalam.

Ketegangan emosional yang muncul akibat kerusakan mobilnya tidak


| Ketegangan Emosional | Ego | Tokoh pemilik mobil mengalami
hanya sekadar peristiwa eksternal; ia mencerminkan pertarungan batin
ketegangan emosional setelah mengetahui kerusakan baru pada mobilnya. |
yang kompleks. Mobil bagi Mark bukan hanya kendaraan, melainkan
Ego bereaksi terhadap perasaan ketidakpuasan akibat kerusakan pada
objek yang memiliki makna emosional yang mendalam. Dalam upayanya
objek (mobil) yang penting baginya. |
mencari solusi dan menemukan tanggung jawab atas kerusakan, Mark

| Ketidakpuasan Ego | Ego | Pemilik mobil mencoba untuk memenuhi terlibat dalam eksplorasi ketidakpuasan ego. Bagaimana ego berusaha

kebutuhan dan keinginannya dengan mencari tahu siapa yang bertanggung mengatasi ketidakpuasan dan ketegangan emosional ini menjadi sorotan

jawab atas kerusakan. | Ego berupaya untuk mengatasi ketidakpuasan dan penting dalam analisis psikologis.

frustrasi yang muncul akibat kerusakan objek yang penting. |


Pertarungan batin yang lebih dalam terungkap ketika narator melakukan

interogasi agresif terhadap Mark dan Martin. Interogasi ini menciptakan

4
pertarungan yang lebih nyata antara dorongan id Mark, yang didorong dimensi analisis, mengeksplorasi
oleh rasa marah dan keinginan untuk keadilan, dengan norma-norma moral bagaimana perjuangan moral dan
internal (superego). Tindakan agresif narator menghadirkan dilema moral ketegangan batin tercermin dalam kondisi
bagi Mark, menciptakan konflik yang semakin kompleks dalam dunia fisik tokoh. Metodologi penelitian ini dapat
psikologisnya. Namun, tidak hanya itu, bahkan nama "Mark" sendiri dapat dirinci dengan lebih rinci, menjelaskan
diartikan sebagai simbol identitas dan konflik antara keinginan individu langkah-langkah analisis psikosomatis
dan tuntutan sosial. Nama sebagai representasi diri individu yang kadang- menggunakan teori Freudian. Selain itu,
kadang bertentangan dengan norma-norma masyarakat menjadi tema yang dapat ditambahkan diskusi tentang
relevan dalam analisis Freudian. Konflik identitas dan norma sosial dapat relevansi temuan potensial terhadap
dipahami melalui simbolisme nama karakter. pemahaman sastra dan kontribusinya
terhadap bidang psikosomatis.
Dengan mendalamkan analisis psikologis Freudian, cerpen ini tidak hanya
1. Ketegangan Emosional: Dalam cerita,
menjadi kisah tentang kerusakan mobil atau interaksi agresif, tetapi juga
Mark sebagai pemilik mobil mengalami
tentang kompleksitas psikologis tokoh utama dalam menghadapi konflik
ketegangan emosional karena kerusakan
moral dan identitas. Keseluruhan dinamika karakter Mark dalam cerita ini
pada mobilnya. Ini mencerminkan reaksi
mendedahkan perubahan emosional, pertarungan batin, dan konflik
ego terhadap perasaan ketidakpuasan
psikologis yang menjadi inti dari narasi. Seiring dengan pencarian solusi
terhadap objek yang penting baginya, yaitu
untuk masalah eksternal, Mark juga menjalani perjalanan internal yang
mobilnya. Ego mencoba mengatasi
mencerminkan kaya akan lapisan psikologis dan kompleksitas manusia
ketegangan ini dengan mencari solusi.
dalam menghadapi pertarungan moral.
2. Ketidakpuasan Ego: Mark mencoba
menggambarkan pendekatan analisis memenuhi kebutuhan dan keinginannya
psikosomatis yang mencakup aspek dengan mencari tahu siapa yang
psikologis dan fisik karakter Mark. Dalam bertanggung jawab atas kerusakan
mengadopsi lensa Freudian, penelitian ini mobilnya. Ini mencerminkan upaya ego
bertujuan untuk merinci konflik internal untuk mengatasi ketidakpuasan dan
yang mungkin dihadapi tokoh utama dan frustrasi yang muncul akibat kerusakan
dampaknya terhadap kesehatan mental dan pada objek yang penting baginya.
fisiknya. Dibandingkan dengan penelitian 3. Konflik Ego-Superego: Ketika narator
terdahulu, penelitian ini menonjolkan menemukan Mark dan Martin dan
kekhasan dengan merujuk pada keluarga menginterogasi mereka secara agresif, ini
"Budi Darma" dan kota "Bloominton," menciptakan konflik antara dorongan id
menandakan fokus pada karya atau (marah dan keinginan untuk menuntut
lingkungan tertentu. Ini memberikan keadilan) dan norma-norma moral internal
dimensi kontekstual yang mungkin belum (superego). Narator mungkin merasa
tergali oleh penelitian sebelumnya. bahwa tindakan agresifnya diperlukan
untuk melindungi objek pentingnya, yaitu
penelitian ini terletak pada penerapan lensa mobil Mark.
Freudian pada tokoh Mark dan 4. Perasaan Bersalah: Saat narator menarik
keluarganya. Pendekatan ini membuka rambut si abang Mark, si abang mulai
jendela untuk memahami motivasi, konflik menangis dan mataqya berkaca-kaca. Hal
batin, dan mekanisme pertahanan yang ini mencerminkan perasaan bersalah yang
muncul dalam narasi. Pemusatan pada muncul sebagai respons terhadap tindakan
aspek psikosomatis juga menambah agresif. Perasaan bersalah adalah hasil dari

5
norma-norma moral internal (superego) dapat membantu merancang strategi
yang menekankan pentingnya intervensi yang sesuai, dengan tujuan
pengendalian diri. meningkatkan komunikasi dan
5. Nama Tokoh Mark: Nama tokoh Mark kesejahteraan keluarga. Akhirnya,
dalam cerita dapat memiliki makna pernyataan ini menyoroti pentingnya
simbolis dalam konteks analisis Freudian. intervensi psikologis dalam situasi konflik
Nama Mark dapat mewakili identitas dan keluarga untuk mencapai resolusi yang
dorongan individu, yang kadang-kadang positif dan perkembangan yang sehat bagi
bertentangan dengan norma-norma sosial semua anggota keluarga.
yang ditegakkan oleh superego. Konflik
antara identitas individu dan tuntutan sosial D. Simpulan
bisa menjadi tema yang relevan dalam Dalam analisis karakter tokoh Mark dalam cerpen "Keluarga M," dapat

analisis karakter. Pendekatan Freudian disimpulkan bahwa pendekatan Freudian memberikan wawasan yang

membantu kita memahami konflik internal mendalam tentang konflik internal dan interaksi psikologis yang terjadi

dan interaksi psikologis dalam cerita dalam cerita. Tokoh Mark mengalami ketegangan emosional,

"Orang-Orang Bloomington," terutama ketidakpuasan ego, konflik ego-superego, dan perasaan bersalah, yang

dalam konteks karakter Mark. Hal ini semuanya dapat diinterpretasikan dengan bantuan konsep-konsep

memungkinkan kita untuk menjelajahi psikologis Freudian. Nama tokoh Mark juga dapat menjadi simbol penting

lapisan psikologis karakter dan melihat dalam mewakili konflik antara identitas individu dan tuntutan sosial.

bagaimana teori-teori Freudian dapat


Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang relevan terhadap pemahaman
digunakan untuk menginterpretasikan
karakter dalam sastra dan psikologi sastra secara umum. Pertama, analisis
cerita secara lebih mendalam.
karakter dengan pendekatan Freudian dapat membuka pintu untuk
Dalam konteks konflik antara narator dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang lapisan psikologis dan konflik
anak-anaknya, hipotesa ditarik bahwa
yang melibatkan karakter sastra. Ini membantu pembaca dan peneliti sastra
ketegangan emosional dan reaksi agresif
memahami motivasi karakter secara lebih baik, menjadikan cerita lebih
narator dapat memiliki dampak signifikan
menarik dan realistis.
pada kesejahteraan fisik dan emosional
mereka. Analisis psikosomatis Kedua, pemahaman karakter dalam sastra dapat merangsang refleksi lebih
menunjukkan bahwa konflik ini mungkin lanjut tentang aspek-aspek psikologis dalam kehidupan nyata. Pembaca
mencerminkan dorongan bawah sadar, dapat mengidentifikasi dan merenungkan konflik internal yang mungkin
dinamika keluarga, dan pengaruh mereka alami atau saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Ini memberikan
lingkungan yang membentuk respons wawasan psikologis yang lebih dalam tentang manusia dan masyarakat.
emosional yang kuat. Penerapan konsep
psikologi Freudian dapat memberikan
wawasan tambahan tentang faktor-faktor
yang mendasari perilaku ekstrem, seperti Daftar Pustaka
pengaruh id, ego, dan superego. Alawad, A. A., & Mahgoub, M. Y. (2014).
"The Impact of field trips on students'
Hipotesa ini juga mengarah pada creative thinking and practices in arts
pertimbangan penting tentang potensi education." Journal of American Science,
resolusi konflik dan perkembangan 10(1), 46-50.
karakter. Pemahaman yang mendalam
tentang dinamika psikologis dalam konflik Ekayani, P., Rohmadi, M., & Waluyo, B.

6
(2017). Konflik Batin Tokoh Utama dan Rahmanto, B. (1988). Metode Pengajaran
Nilai Pendidikan Karakter Novel Kuantar Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
ke Gerbang Karya Ramadhan K.H. Jurnal
BASASTRA, 5 (1), 132-139). Ratna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Endraswara, S. (2003). Metodologi Pustaka Pelajar. BASASTRA Jurnal
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Volume
Widyatama. 7 Nomor 1, April 2019, ISSN I2302-6405
185
Fadlillah, M. (2014). Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/
MI, SMP/ MTs, dan SMA/ MA.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fuadi, A. (2013). Rantau 1 Muara. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Ismawati, E. (2013). Pengajaran Sastra.


Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Jatman, D. (1997). Psikologi Jawa.


Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Koeswara, E. (1991). Teori-Teori


Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Minderop, A. (2013). Psikologi Sastra:


Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh
Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Moesono, A. (2003). Psikoanalisis dan


Sastra. Depok: Pusat Peneliti
Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga
Penelitian Universitas Indonesia.

Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian


Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Purba, A. (2010). Sastra Indonesia


Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai