PROPOSAL PENELITIAN
ASPA
1351141010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca suatu karya sastra, baik berupa novel, drama, puisi ataupun
tersebut.Para tokoh rekaan ini menampilkan berbagai watak dan perilaku yang
Salah satu teori kepribadian atau psikologi ialah Teori psikodinamika yang
ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran psikologi
yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudian ikut
1
2
seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler , serta tokoh-tokoh lain seperti Anna
Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan . Teori
menjadi suatu bahan telaah yang menarik karena sastra bukan sekadar telaah teks
yang menjemukan tetapi menjadi bahan kajian yang melibatkan perwatakan atau
lengkap dan menyeluruh ketika mereka mencoba ingin menggali lebih dalam
mengapa para tokoh di dalam karya tersebut berperilaku demikian, apakah mereka
berupa konflik, kelainan perilaku, dan bahkan kondisi psikologis yang lebih
kondisi semacam ini dan apa pula akibatnya? Oleh karena itu perlua adanya
penelitian untuk memahami lebih jauh latar belakang kejiwaan serta akibat yang
perlindungan, misalnya pasal 39, pasal 40, dan pasal 16.Pasal 39 dan 40, berisi
kewenangan Dewan Hak Cipta untuk menentukan dapat tidaknya sebuah kaya
Demikian juga, pasal 30 tidak searah dengan pasal 2. Jadi, UU Hak Cipta selain
Oleh Karena itu, Novel Maryam karya Okky Madasari adalah sebuah
agama yang ada di daerah Lombok.Okky melahirkan novel ketiganya ini dengan
Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2012 ini menuturkan kisah tentang seorang
Novel yang telah sampai pada cetakan kedua ini memberi daya tarik pembaca-
pembaca karya sastra dengan tebal 280 halaman, Maryam mengangkat tema akan
Okky Madasari. Karya-karya Okky Madasari, selain menjadi salah satu sastra
yang merasa memiliki kebenaran dan berkuasa atas diri orang lain.
4
Salah satu sifat yang dapat dilihat dari kaca mata psikologi ialah sifat
realitas yang ada. Fanatisme adalah sebuah keadaan dimana seseorang atau sebuah
kelompok yang menganut sebuah paham, agama, kebudayaan, atau apapun itu
dengan cara yang berlebihan sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung
bentuk: fanatik warna kulit, fanatik etnik/kesukuan, dan fanatik kelas sosial.
fanatik agama sebenarnya bukan bersumber dari agama itu sendiri, tetapi biasanya
merupakan kepanjangan dari fanatik etnik atau kelas sosial (Mubarok, 2006: 3)
kisah nyata dengan latar penceritaannya Okky meniru kejadian yang pernah
yang terjadi pada novel Maryam karya Okky Madasari ini rupanya membayangi
Maryam dan masing–masing tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Terdapat
Dihalangi dan dilarang dengan segala cara. mereka terus melawan. Sampai
orangtua merasa tak punya pilihan . Keinginan mereka akhirnya dipenuhi dengan
satu syarat dari orang tua: tetap mempertahankan apa yang sejak kecil telah
Oleh karena itu untuk menjawab penggalan kalimat di atas yang terdapat
dalam novel, apakah itu termasuk representasidari sifat fanatisme pada diri tokoh
rohma dan Rifki? maka perlu suatu penelitian yang lebih untuk menjawab
subtansial untuk menganalis tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari
Sigmund Freud. Di dalam penelitian ini novel Maryam karya Okky Madasari
Penelitian tentang novel Maryam ini sudah dilakukan oleh tiga orang
peneliti skripsi yaitu dilakukan oleh Ika Novi Solekah Wardani (2014), skripsi
dengan judul Representasi Ideologi Pengarang dalam Novel Maryam Karya Okky
Perempuan dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari (Suatu Kajian Perspektif
laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryamkarya Okky
Madasari dan Susi Lailatul Musarrofah (2013) skripsi dengan judulKonflik Sosial
dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari penelitian ini menjelaskan perbedaan
sebuah konflik.
hanya berfokus pada unsur istrinsik. Sedangkan penelitian ini lebih jauh lagi akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
b. Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi dan bisa dilanjutkan oleh
fanatisme.
8
2. Manfaat Praktis
fanatisme, dan dampaknyapada tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari.
E. Sistematika Penulisan
dan kerangka pikir memuat tinjauan pustaka dan kerangka pikir.Bab III
dan sumber data, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.Bagian akhir
berisi daftar pustaka. Bab IV berisi pembahasan dari penelitian ini yang berisi
struktur kepribadian dan representasi fanatisme dan dampaknya pada tokoh dalam
novel Maryam karya Okky Madasari .Bab V berupa penutup dengan simpulan
dan saran.
9
A. Tinjauan Pustaka
Ilmu sastra terbagi dalam tiga kajian ilmu yang berbeda, yaitu sejarah
sastra, teori sastra, dan kritik sastra. Selanjutnya dalam penelitian ini akan
digunakan sebuah teori sebagai sebuah pisau bedah dalam melakukan sebuah
1. Sastra
Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta. Akar
tra biasanya menunjukkan alat, sarana.Oleh karena itu, sastra dapat diartikan
sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran.Kata
susastra adalah kata ciptaan Jawa dan Melayu.Kata itu mengandung arti pustaka,
buku atau naskah.Dalam bahasa-bahasa Barat, kata sastra itu diperikan sebagai
Setiap definisi sastra terikat pada waktu dan budaya, karena sastra adalah
hasil kebudayaan. Menurut Luxemburg (1991: 21-22) suatu teks disebut sastra
oleh pembaca dipengaruhi enam faktor, yaitu (1) kemampuan pengamatan atas
9
10
intelektual, (4) dapat dibaca pada berbagai tataran, (5) ada ketegangan antara
kreativitas dan tradisi, dan (6) disusun khusus untuk tujuan komunikasi langsung
atau praktis.
2. Prosa Fiksi
Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau
wacana naratif.Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita
khayalan.Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak
sebuah karya imajinatif, fiksi menawarkan manusia dan kemanusiaan, hidup dan
fiksi merupakan sebuah cerita, dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan
sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh
pengalaman kehidupan.
meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3) media penyampai isi
berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsic yang
membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain,
dalam rangka memaparkan isi tersebut, pengarang akan memaparkannya lewat (1)
11
penjelasan atau komentar, (2) dialog maupun monolog, dan (3) lewat lakuan atau
3. Novel
Novel berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman:
novella). Secara harfiah novella berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’ dan
kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa (Abrams dalam
Nurgiyantoro, 2013: 11).Novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang panjang
cakupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.novel merupakan
karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun yaitu unsur instrinsik dan
berisi unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar,
sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajinatif
(Nurgiyantoro, 2013:5).
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya
dalam bentuk cerita.Penulis novel disebut novelis.Kata novel berasal dari kata
novella yang berarti “sebuah kisah atau sepotong berita”.Penelitian ini merujuk
pada novel Maryam karya Okky Madasari dengan karakteristik distansiasi yang
Freud.
12
a. Tema
komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit mapun
itu, tema juga berfungsi untuk melayani visi atau response pengarang terhadap
menjadi beberapa macam, yaitu tema jasmaniah, yang berkaitan dengan moral
kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk sosial.Sayuti (dalam Wiyatmi, 2009:
42-43).
bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, ada
banyak makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita fiksi itu, maka
masalahnya adalah: makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai
tema itu.
b. Alur (Plot)
secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau
menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena
akan berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada
hal-hal yang fisik saja seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga mencakup
(Stanton, 2012:26).
mempergunakan istilah alur atau jalan cerita, sedangkan dalam teori-teori yang
berkembang lebih kemudian dikenal adanya istilah struktur naratif, susunan, dan
M. Saleh Saad (dalam Dola, 2007: 18) menamakan alur itu sebagai
c. Latar (setting)
35).
14
bahwa latar atau settingyang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada
d. Gaya Bahasa
dalam hubungan bahasanya, dan yang lainnya, memancarkan suatu kebiasaan dari
setengah sadar tentang itu. Kenikmtan adalah penting dalam kedua lapisan itu,
yang dihubungkan dengan gaya bahasa. Sebab, gaya bahasa mengatakan, bahwa
demikian, gaya bahasa ialah perwujudan keluar tentang diri penulis itu sendiri
penikmat dapat tertarik atau terpukau atasnya. Secara garis besar, gaya bahasa
15
dapat dibedakan atas empat kelompok, yaitu (1) gaya bahasa perbandingan, (2)
gaya bahasa sindiran, (3) gaya bahasa penegas, dan (4) gaya bahasa pertentangan
(Dola, 2007:8).
bahasa secara khusus yang ditandai oleh penulis, aliran, periode, dan genre.
Secara lebih khusus lagi wujud bahasa itu ditandai oleh diksi, sintaksis, citraan,
e. Sudut Pandang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams dalam
hubungan yang berbeda dengan tiap peristiwa dalam tiap cerita: di dalam atau di
luar satu karakter, menyatu atau terpisah secara emosional. ‘posisi’ ini, pusat
kesadaran tempat kita dapat memahami setiap peristiwa dalam cerita, dinamakan
sudut pandang.
Nurgiyantoro, 2013:338), yaitu bahwa sudut pandang adalah posisi atau sudut
16
1. Tokoh
dalam suatu karya naratif, atau drama yang ditafsirkan oleh pembaca ditafsirkan
247) ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan
tokoh adalah individu rekaan yang beraksi atau mengalami berbagai bentuk
peristiwa dalam cerita, baik peristiwa fisik maupun bersifat batiniah. Tokoh-tokoh
cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan dalam beberapa jenis penamaan
berdasarkan dari sudut nama penamaan itu dilakukan, yaitu: (1) berdasarkan
tingkat pentingnya, tokoh dibedakan atas tokoh utama dan tokoh tambahan; (2)
berdasarkan fungsi penampilan, tokoh dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan
mendapat perhatian. Tokoh utama adalah yang dibuat sinopsisnya, yaitu dalam
protagonist dan tokoh antagonis.Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi
yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero-tokoh yang merupakan
Lewis dalam Nurgiyantoro, 2013: 261).lain halnya dengan tokoh antagonis, tokoh
ini beroposisi dengan tokoh protagonist, secara langsung ataupun tidak langsung,
protagonis, ada juga yang disebut dengan tokoh sederhana dan tokoh
yang asli, adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu
sifat watak tertentu saja. sedangkan tokoh bulat atau biasa disebut tokoh
kompleks, adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi
2. Watak
Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah laku dan
dalam tokoh sederhana dan tokoh kompleks atau tokoh bulat. (Nurgiyantoro,
2013: 264-265).
3. Penokohan
Penokohan adalah jumlah tokoh yang terlibat dalam novel dan cerpen
tokoh cerita cerpen lebih lagi terbatas, baik yang menyagkut jumlah maupun data-
data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan dengan perwatakan, sehingga
(Nurgiyantoro, 2013:254).
g. Karakter Tokoh
yang meliputi kualitas nalar dan jiwa yang membedakannya dengan tokoh cerita
yang lain dan watak itulah yang menggerakkan tokoh untuk melakukan perbuatan
tertentu sehingga cerita menjadi hidup. sejalan dengan pendapat itu, Penggunaan
istilah karakter sendiri dalam berbagai literature bahasa Inggris menyaran pada
dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh cerita yang dtampilkan dan
sebagai sikap ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki
Karakter atau watak pelaku merupakan hal yang sangat mendasar karena
Melalui perwatakan pembaca karya sastra dapat menarik kesimpulan bahwa watak
19
dan tokohnya dapat digambarkan dengan berbagai cara oleh pengarang. Dapat
a. Struktur Kepribadian
adalah faktor historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor
sebagai prinsip kenikmatan.Ego sadar akan realitas. oleh karena itu, Freud
oleh orang tua dengan menggunakan hadiah dan hukuman (Wiyatmi, 2011:11).
20
yang cenderung kuat dalam diri setiap orang. Mekanisme pertahanan ini tidak
pertahanan diri ini peneliti fokuskan pada sifat agresi dan apatis sebagai bentuk
fanatisme.
Perasaan marah terkait erat dengan ketegangan dan kegelisahan yang dapat
kepada seseorang atau objek yang merupakan sumber frustrasi. Bagi orang
Dewasa, agresi semacam ini biasanya dalam bentuk verbal ketimbang fisikal si
korban yang tersinggung biasanya akan merespon. Agresi yang dialihkan adalah
bila seseorang mengalami frustasi namun tidak dapat mengungkapkan secara puas
kepada sumber frustasi tersebut karena tidak jelas atau tak tersentuh. Si pelaku
kepada orang yang tidak bersalah atau mencari ‘kambing hitam’ Hilgard et al.,
(dalam Minderop, 2010: 38). Apatis dalah bentuk lain dari reaksi terhadap
frustasi, yaitu sikap apatis dengan cara menarik diridan bersikap seakan-akan
pasrah.
21
6. Fanatisme
Menurut Ismail (2008: 28) Sering kali terdengar kata fanatik atau
fanatisme pada berita atau hal yang berhubungan dengan agama dan olahraga
tetapi jarang yang mengetahui deskripsi secara jelas mengenai fanatik atau
fanatisme. Jika ditelusuri lebih dalam, sebenarnya kata fanatisme berasal dari kata
fanatik, yang dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah teramat kuat
Ismail (2008: 31) menyatakan suatu perilaku tidak terlepas dari ciri yang
pada akal sehat melainkan pada emosi tidak terkendali.Ketiadaan akal sehat itu
fanatisme.
1. Fanatik organisasi, mengklaim yang paling benar dan yang lain salah.
22
lain dan merasa benar sendiri atau tidak menghormati orang lain.
B. Kerangka Pikir
Pemahaman dan apresiasi adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum kita
merupakan proses kreatif, memiliki sifat imajinatif, khayalan, bernilai estetik dan
pemakaian bahasa yang khas. karya sastra dalam hal ini terbagi atas empat genre
Bentuk karya sastra yang penulis teliti adalah novel. Novel disini dipahami
sebagai gambaran dari psikologi pengarang terkait dengan proses penulisan teks
kesastraan yang kreatif. Secara spesifik penulis akan meneliti novel tersebut
melalui pendekatan para tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel tersebut guna
Freud sebagai landasan karena hal ini dapat dijadikan sebagai landasan teori
tentang sifat agresif yaitu fanatisme dan mengingat novel Maryam karya Okky
Tokoh dan penokohan inilah yang menjadi tujuan utama penelitian untuk
representasi fanatisme beserta dampaknya pada tokoh dalam novel Maryam karya
Karya Sastra
Prosa Fiksi
Novel Maryam
Psikologi Sastra
Analisis Temuan
25
1. Fokus Penelitian
tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari pendekatan psikologi sastra
Sigmund Freud.
2. Desain Penelitian
pada tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari pendekatan psikologi
25
26
terdiri atas tiga sistem kepribadian yang saling berkaitan, yakni id,ego, dan
superego.
superego.
teramat kuat. Ciri yang menunjukkan perilaku fanatik pada suatu individu
dan kelompok yaitu adanya rasa antusiasme dan agresifitas yang tinggi
untuk memuaskan rasa cintanya terhadap suatu hal atau pemikiran yang
diyakininya.
6. agresi adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau
1. Data
dan dampaknya pada tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari
ditarik kesimpulan mengenai kepribadian para tokoh dalam novel Maryam karya
Okky Madasari.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Maryam karya Okky
Madasari, novel ini berukuran 20 x 13,5 cm, terdiri atas 280 halaman, terbitan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan teknik
pencatatan.
1. Teknik baca
dengan data.
2. Teknik Pencatatan
terdapat dalam novel Maryam karya Okky Madasari dengan cara membaca
novel tersebut dengan cermat sehingga dapat menemukan data yang sesuai
oleh sifat fanatisme pada tokoh dalam novel Maryam karya Okky
Freud.
Freud.
Daftar Pustaka
Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar: Badan
Penerbit UNM
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra (Karya Sastra, Metode, Teori, dan
Contoh Kasus). Jakarta: Yayasan Putaka Obor.
29
30
Musarofah, Susi Lailatul. 2013. Konflik Sosial dalam Novel Maryam.Karya Okky
Madasari. Surabaya: Universitas PGRI Adi Buana.
http://susinyainal.blogspot.co.id/2013/06/konflik-sosial-dalam-novel
maryam-karya-Okky-Madasari.html. Diakses, 21 September 2016.
Tang. Muhammad Rapi. 2008. Mozaik Dasar Teori Sastra dalam Penampang
Objektif. Makassar: Badan Penerbit UNM.