Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS HIERARKI KEBUTUHAN BERTINGKAT TOKOH UTAMA PADA NOVEL

DAMAR KAMBANG KARYA MUNAWARO MASYARI : KAJIAN HUMANISME


ABRAHAM MASLOW
(HIERARCHY OF NEEDS ANALYSIS IN DAMAR KAMBANG NOVEL By MUNAWARO
MASYARI : ABRAHAM MASLOW’S STUDY OF HUMANISM)
Khoirul Ummah
Universitas Muhammadiyah Malang
Ummah3434@gmail.com

ABSTRAK
Analisis Kebutuhan Bertingkat Tokoh “Cebbhing” Dalam Novel berjudul “Damar Kambang”
karya Munawaro Masyari yang terbit pada tahun 2020 (Kajian Psikologi Humanistik Abraham
Maslow). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kebutuhan bertingkat tokoh
Cebbhing dalam Novel “Damar Kambang” karya Munawaro Masyari. penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi kepribadian
humanistik Abraham Maslow. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Damar Kambang karya
Munawaro Masyari. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi.
Dengan menggunakan teknik ini, penulis mencari data yang terdapat dalam novel Damar kambang.
Apabila telah menemukan data yang dibutuhkan, penulis akan mencatat data tersebut pada kartu data
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Adapun hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan
menggunakan teknik analisis mengalir. Terdapat tiga komponen dalam teknik analisis mengalir, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil analisis dan pembahasan dalam Novel “Damar
Kambang” karya Munawaro Masyari ditemukan berbagai bentuk kebutuhan bertingkat yang dialami
oleh tokoh Cebbhing yaitu (1) kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan makan, minum, istirahat
dan beraktivitas, (2) kebutuhan rasa aman terdiri dari kebutuhan perlindungan dan tidak takut, (3)
kebutuhan cinta dan kepemilikan terdiri dari kebutuhan kasih sayang keluarga dan menikah, (4)
kebutuhan harga diri terdiri dari kebutuhan status dan kebangaan, (5) kebutuhan aktualisasi diri terdiri
dari kebutuhan meraih prestasi dan mencapai kesuksesan. Dari kelima kebutuhan tersebut semua
kebutuhan bertingkat tokoh Cebbhing telah terpenuhi semua meskipun ada kebutuhan fisiologis yang
terlarang yaitu melakukan hubungan seksual dengan mantan calon suaminya yaitu tokoh Kacong.
Kata Kunci: Psikologi sastra, kebutuhan bertingkat, psikologi humanistik Abraham Maslow

ABSTRACT
Analysis of Hierarchy Needs for the character "Cebbhing" in a novel "Damar Kambang" by
Munawaro Masyari which is published in 2020 (Abraham Maslow's Humanistic Psychology Study).
This study aims to describe the hierarchy needs of the character Cebbhing in Novel Munawaro
Masyari's Damar Kambang. This research is qualitative research. The approach in this study uses
Abraham Maslow's humanistic personality psychology approach. The source of the data in this study
is the novel Damar Kambang by Munawaro Masyari. The data collection technique used is the
documentation technique. The writer looks for the data contained in novel Damar Kambang using
documentation technique. when the required data has been found, the writer will record the data on a
data card that has been prepared previously. The results of data analysis in this research are presented
using flow analysis techniques. There are three components in the flow analysis technique, namely
data reduction, data presentation, and verification. The results of the analysis and discussion in the
novel "Damar Kambang" by Munawaro Masyari found various hierarchy needs experienced by the
character Cebbhing, (1) physiological needs consisting of the need to eat, drink, rest and activities, (2)
the need for security consists of the need for protection and not fear, (3) love and belonging needs
consist of family affection and marriage needs, (4) self-esteem needs consist of status and pride needs,
(5) self-actualization needs consist of the need for achievement and success. From the results of the
analysis of the five Hierarchy Needs, all of the hierarchy needs of the character Cebbhing have been
fulfilled, although there is a forbidden physiological need, character Cebbhing having sexual relations
with her ex future husband, the character “Kacong”.
Keywords: Psychology literature, multilevel needs, humanistic psychology of Abraham Maslow

PENDAHULUAN
Sastra ialah manifestasi batin dan pemikiran individu melalui keindahan bahasa. Sastra bisa
diperoleh dari hasil imajinasi seseorang terhadap realitas kehidupan. Sastrowardoyo (1992:10), sastra
senantiasa berhubungan dengan pengalaman manusia yang lebih luas daripada sekadar hal-hal yang
berhubungan dengan keindahan semata. Sastra selalu mengadopsi perspektif kehidupan sosial, moral,
psikologi, dan agama. Aspek kehidupan yang beragam tersebut meresap dalam dunia yang dibangun
melalui karya sastra. Karya sastra yang dianggap sebagai fenomena psikologis, akan menunjukkan
sisi-sisi psikis melalui tokoh-tokoh jika teksnya berupa drama maupun prosa. Walaupun karya sastra
bersifat kreatif dan imaginatif, penulis tetap sering menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk
mengembangkan karakter tokoh-tokohnya.
Sehubungan dengan pandangan bahwa sastra dapat dianggap sebagai fenomena psikologis,
Endraswara (2003:96) menyatakan bahwa psikologi sastra adalah studi sastra yang memandang karya
sastra sebagai kegiatan batiniah. Penulis akan menggunakan imajinasi, perasaan, pemikiran, dan karya
dalam mencipta karya sastra. Demikian juga, pembaca dalam menanggapi karya sastra juga tidak
dapat lepas dari keadaan psikologisnya masing-masing. Bahkan, seperti sosiologi refleksif, psikologi
sastra juga mengakui sastra sebagai cermin dari keadaan psikologis.
Novel berjudul “Damar Kambang” karya Munawaro Masyari yang terbit pada tahun 2020,
bercerita tentang tokoh bernama Cebbing yang menjadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya
yang menjalankan tradisi secara kaku. Cebbing dan tunangannya yang bernama Kacong urung
menikah hanya karena hantaran yang kurang. Batalnya pernikahan tersebut kemudian memunculkan
banyak permasalahan dimana Cebbing terus saja menjadi korban. Cebbing hanya menjadi
pelampiasan kesombongan, nafsu, dan amarah dari orang-orang di sekitarnya. Di dalam novel ini kita
diajak untuk mengikuti beberapa sudut pandang dari para tokoh wanita. Sudut pandang yang berbeda
tersebut kemudian berhubungan satu dan lainnya.
Penelitian ini memilih novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari karena menarik untuk
dikaji. Novel ini mengambil latar budaya Madura. Selain unsur budaya, Damar Kambang
menceritakan mengenai kehidupan keluarga, lingkungan, dan persahabatan yang dilengkapi dengan
nilai agama, serta menghadirkan berbagai macam konflik dengan penyelesaian yang menarik dan
kaya akan nilai moral yang patut diteladani.
Novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari, psikologi dan kebutuhan adalah dua hal
yang menjadi pokok penceritaan dan menjadi pokok masalah dalam karya tersebut. Dua hal tersebut
menarik bagi penulis untuk dijadikan sebagai wadah dalam pembuatan artikel dengan menggunakan
pendekatan psikologi humanisme yang lebih memfokuskan kepada pakar Abraham Maslow.
Dalam artikel yang ditulis oleh Amalia dan Yulianingsih (2020) yang mengkaji psikologi
humanistic Abraham Maslow pada tokoh novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Penelitian ini
berusaha mendeskripsikan data-data yang telah didapatkan dari berbagai referensi bacaan berupa
kutipan kata atau kalimat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena data yang
digunakan berupa kutipan kata atau kalimat dari tulisan berbentuk cerita pada novel Surat Dahlan
karya Khrisna Pabichara, yang kemudian dianalisis sesuai dengan konteks penelitian secara deskriptif.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara
cetakan pertama tahun 2013, terbitan PT Mizan Publika yang berjumlah 377 halaman, terdiri dari 31
bab. Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dianalisis berdasarkan lima tingkatan atau hierarki
kebutuhan yang terdiri dari the physiological needs (kebutuhan fisiologis), the safety needs
(kebutuhan rasa aman), the belongingness and love needs (kebutuhan cinta dan rasa memiliki-
dimiliki), the esteem needs (kebutuhan harga diri), dan the need for self-actualization (kebutuhan
aktualisasi diri).
Dalam penelitian yang ditulis oleh Utari (2022) Kajian Psikologi Humanistik Tokoh Utama
Dalam Novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi E. Novel tersebut memiliki sebuah nilai
perjuangan Khadija ketika memilih masuk Islam sebagai minoritas di tengah negara yang
penduduknya muslim sedikit. Pertentangan terjadi diantara keluarganya. Keluarganya tidak menerima
bahwa Khadija telah menjadi mualaf. Oleh karena itu, Khadija terus berjuang dengan penuh
keyakinan dalam menempuh kehidupan sebagai mualaf. Selain itu, konflik yang ditawarkan oleh
Arumi E. sangat menarik untuk dikaji seperti konflik dengan keluarganya atau terhadap tokoh-tokoh
lain di dalam novel. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Merindu Cahaya de Amstel karya
Arumi E. cetakan pertama tahun 2015, terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta yang berjumlah
271 halaman. Data penelitian ini adalah seluruh isi novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi E.
yang di dalamnya menggambarkan kebutuhan psikologi humanistik teori Abraham Maslow yang
terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan cinta,
kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri pada tokoh Khadija dan Nico novel Merindu Cahaya
de Amstel karya Arumi E.
Dalam penelitian yang ditulis oleh Yuliana (2020) Analisis Kebutuhan Bertingkat Tokoh “Adit”
Dalam Novel Semangkuk Rendang Di Negeri Paman Sam Karya Ryan Maulana (Kajian Psikologi
Humanistik Abraham Maslow). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk kebutuhan
bertingkat tokoh Adit dalam novel Semangkuk Rendang di Negeri Paman Sam karya Ryan Maulana
(2) cara tokoh Adit menyelesaikan kebutuhan bertingkat yang tidak dapat terpenuhi dalam novel
Semangkuk Rendang di Negeri Paman Sam karya Ryan Maulana. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu psikologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini yaitu
menggunakan novel Semangkuk Rendang di Negeri Paman Sam karya Ryan Maulana. Data penelitian
berupa kutipan-kutipan kalimat yang terdapat dalam novel. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu menggunakan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis
isi. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian. Hasil analisis dan pembahasan dalam novel Semangkuk Rendang di Negeri Paman Sam
karya Ryan Maulana ditemukan berbagai bentuk kebutuhan bertingkat yang dialami oleh tokoh Adit
yaitu (1) kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan makan, minum, istirahat dan beraktivitas, (2)
kebutuhan rasa aman terdiri dari kebutuhan perlindungan dan tidak takut, (3) kebutuhan cinta dan
kepemilikan terdiri dari kebutuhan kasih sayang keluarga dan menikah, (4) kebutuhan harga diri
terdiri dari kebutuhan status dan kebangaan, (5) kebutuhan aktualisasi diri terdiri dari kebutuhan
meraih prestasi dan mencapai kesuksesan. Dari kelima kebutuhan tersebut ada yang dapat dipenuhi
dan tidak dapat dipenuhi oleh tokoh Adit sehingga terdapat beberapa cara tokoh Adit dalam
menyelesaikan kebutuhan bertingkat yang tidak dapat terpenuhi yaitu dengan cara (1) kerja keras
yang terdiri dari berusaha dan tidak mengeluh, (2) bangkit dari masalah yang terdiri dari melawan
keterpurukan dan dukungan dari teman, (3) pantang menyerah yang terdiri dari mampu menghadapi
masalah dan terus berjuang.
Selanjutnya, pembahasan pada artikel ini akan mengacu pada 5 rumusan masalah yang meliputi
(1) Bagaimana Penerapan Kebutuhan Dasar Fisiologis Tokoh dalam Novel Damar Kambang karya
Munawaro Masyari? (2) Bagaimana Penerapan Kebutuhan Keamanan Tokoh dalam Novel Damar
Kambang karya Munawaro Masyari? (3) Bagaimana Penerapan Kebutuhan Cinta Dan Kepemilikan
Tokoh dalam Novel Damar kambang karya Munawaro Masyari? (4) Bagaimana Penerapan
Kebutuhan Harga Diri Tokoh dalam Novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari dan (5)
Bagaimana Penerapan Kebutuhan Aktualisasi Diri Tokoh dalam Novel Damar Kambang karya
Munawaro Masyari?.
Adapun tujuan dalam penulisan artikel ini yaitu (1) Menjelaskan Penerapan Kebutuhan Dasar
Fisiologis tokoh dalam Novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari (2) Menjelaskan Penerapan
Kebutuhan Keamanan Tokoh dalam Novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari (3)
Menjelaskan Penerapan Kebutuhan Cinta Dan Kepemilikan Tokoh dalam Novel Damar Kambang
karya Munawaro Masyari (4) Menjelaskan Penerapan Kebutuhan Harga Diri Tokoh dalam Novel
Damar Kambang karya Munawaro Masyari dan (5) Menjelaskan Penerapan Kebutuhan Aktualisasi
Diri Tokoh dalam Novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari.
Maslow dalam Friedman dan Miriam (2008: 353) membagi kebutuhan organisme menjadi dua
kategori. Pertama, ia mengidentifikasi beberapa kategori kebutuhan “D” atau disebut juga dengan
“motif D” yaitu kebutuhan yang penting dalam pertahanan hidup. Kebutuhan “D” teridiri atas
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta, dan
kebutuhan akan penghargaan. Adapun penjelasan dari empat kebutuhan tersebut sebagai berikut. 1.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan biologis utama seperti makan, minum, seks, dan tempat
tinggal. 2. Kebutuhan akan rasa aman adalah mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya bisa
diprediksi, yang membuat dunia menjadi masuk akal. 3. Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta
mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. 4. Kebutuhan akan penghargaan
yaitu mencakup penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Kategori kedua yaitu kategori
kebutuhan “B” (being need) disesbut juga kebutuhan lebih bermakna atau disebut juga dengan “motif
B”. Kebutuhan “B” sebagai berikut. 1. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan proses bawaan di mana
orang cenderung untuk tumbuh secara spiritual dan menyadari potensinya.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan psikologi kepribadian humanistik Abraham Maslow. Dalam praktiknya
pendekatan psikologi ini mengkaji mengenai kepribadian tokoh utama dalam novel Damar kambang
karya Munawaro Masyari untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupannya.
Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif.
Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kata, kalimat, paragraf dan kutipan dialog
yang mencerminkan kepribadian tokoh utama novel Damar kambang karya Munawaro Masyari.
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Damar Kambang karya Munawaro Masyari. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Dengan menggunakan teknik
ini, penulis mencari data yang terdapat dalam novel Damar kambang. Apabila telah menemukan data
yang dibutuhkan, penulis akan mencatat data tersebut pada kartu data yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Adapun hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan teknik
analisis mengalir. Terdapat tiga komponen dalam teknik analisis mengalir, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian terhadap Novel berjudul “Damar Kambang” karya Munawaro Masyari yang
terbit pada tahun 2020 terdapat the physiological needs (kebutuhan fisiologis), the safety needs
(kebutuhan rasa aman), the belongingness and love needs (kebutuhan cinta dan rasa memiliki-
dimiliki), the esteem needs (kebutuhan harga diri), dan the need for self-actualization (kebutuhan
aktualisasi diri). Hasil analisis kebutuhan bertingkat akan dijelaskan lebih detail sebagai berikut.
1. the physiological needs (kebutuhan fisiologis)
kebutuhan fisiologis memiliki makna khusus bahwa pada diri manusia yang ingin
segala hal dalam hidup, besar kemungkinan motivasi utamanya adalah kebutuhan fisiologis
daripada kebutuhan lainnya. Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik yakni
usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik seperti makan, minum, gula, garam,
protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Berikut ini adalah data yang menunjukkan
kebutuhan Fisiologis tokoh Cebbhing.
(1) Bayanganku terpantul di cermin ketika pintu lemari dibuka dan permukaan
cermin menghadap ke ranjang. Dia mengambil sarung laki-laki hijau daun, lalu
diserahkan padaku.

"Mandilah! Kau pasti lelah dan merasa panas. Setelah mandi, bisa istirahat
dengan tenang. Pakai sarung ini!"

Aku ragu sejenak. Karena dia terus mendesak, akhirnya aku tak bisa menolak.
Tubuhku memang terasa lengket dan panas. Kuikuti langkahnya menuju kamar
mandi di ujung koridor yang membatasi dua induk rumah, tepat di sebelah barat
kamarnya. Sudah ada handuk di dalam yang bisa kugunakan.

(2) "Oh, ya, kau pasti haus. Sebentar, kuambilkan air minum dulu." Dia bergegas
keluar.

Tak lama, dia kembali dengan segelas air putih. Aku meminumnya hingga
separuh. Dari tadi memang sangat haus.

"Apa kau mau makan? Kuambilkan nasi?"

Aku menggeleng cepat. Berhasil pergi dari rumah sudah membuatku kenyang.

"Kalau begitu istirahatlah. Kau pasti capek. Kita bisa makan berdua
setelah kau istirahat."
Berdasarkan dua data di atas menjelaskan bahwa tokoh Cebbhing telah memenuhi
kebutuhan fisiologisnya seperti mandi, minum, dan pemuasan rasa laparnya. Dalam data
kedua, menurut Cebbhing kabur dari rumah sudah membuatnya kenyang. Hal tersebut
merupakan usaha yang dilakukan Cebbhing dalam pemuasan rasa lapar. Pemuasan yang
dimaksud ialah pemuasan yang dapat menerima serta memberikan efek, kecerdasan, daya
ingatan, kebiasaan, semuanya dapat dianggap sebagai alat pemuas rasa lapar.
(3) Kutarik bibirku setelah merasa sesak. Napas kami sengal Bibir kami basah. Mata
kami saling tatap dalam bahasa tak terucap. Kata-kata jadi tak berharga ketika
bahasa tubuh sudah mewakili apa yang bergemuruh dalam dada.

(4) "Seharusnya ini menjadi malam pertama kita waktu itu…,”

Selain itu kebutuhan fisiologis lainnya yaitu kebutuhan tokoh Cebbhing akan
kebutuhan seksual yang telah terpenuhi. Dalam data ketiga dan keempat merupakan awal
mula tokoh Cebbhing memenuhi kebutuhan seksual dengan tokoh Kacong. Meskipun
kebutuhan seksual Cebbhing terpenuhi namun hal tersebut terlaran dan harusnya tidak
boleh dilakukan karena tokoh Kacong hanyalah mantan calon suaminya.

2. the safety needs (kebutuhan rasa aman)


Kebutuhan akan rasa aman muncul dengan alami jika kebutuhan fisiologisnya telah
terpenuhi. Jika kebutuhan fisiologis sudah relatif terpenuhi maka kemudian munculah
kebutuhan baru yang dapat dikategorikan sebagai kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan
ini dapat meliputi keamanan, stabilitas, ketergantungan, perlindungan; kebebasan dari rasa
takut, cemas, dan kekacauan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, dan batasan;
kekuatan pelindung dan lain sebagainya (Maslow dalam terjemahan Fawaid & Maufur,
2017:74). Berikut ini adalah data yang menunjukkan tokoh Cebbhing memiliki kebutuhan
rasa aman.
(5) Aku menggeleng ragu. Padahal, ada sesuatu yang membuatku cemas. Merasa ada
sesuatu yang salah. Sekamar dengan lelaki yang gagal jadi suami di rumah sepi?
Ah....

"Tak perlu khawatir, ada aku. Aku tak akan ke mana-mana."

Senyumnya bagai upaya menyingkirkan kecemasanku.

(6) Hatiku merasa lebih tenang jika siang hari. Selesai mandi, sering timbul
keinginan berdandan, karena teringat bisikan Kacong kemarin yang memuji
kecantikanku Belum pernah kudapati pujian semanis itu dari seorang lelaki.

(7) Duduk di pangkuan Ke Bulla membuatku merasa nyaman dan aman, dan
kutemukan sosok seorang Ayah yang sebenarnya. Apakah sekarang beliau harus
menjadi suamiku?

(8) Aku menunduk diam. Di dekapan dada itulah aku merasa aman ketika istri kedua
beliau memarahiku sehabis sembarangan memoleskan kosmetiknya ke wajahku.
Beliau mendekapku yang mengerut ketakutan, membelaku dengan alasan masih
anak-anak, belum bisa membedakan mana yang boleh dan tak boleh kulakukan.

Dari data diatas menunjukkan bahwa tokoh Cebbhing merasa tidak nyaman, cemas,
dan tidak aman. Tokoh Cebbhing akan merasa aman dan nyaman ketika dia mendapatkan
perhatian seperti pujian akan kecantikannya, diperlakukan seperti layaknya anak kecil
dengan ayahnya seperti ketika dia duduk di pangkuan Ke Bulla dan juga ketika dalam
dekapan Ke Bulla setelah istri keduanya memarahi tokoh Cebbhing.

3. the belongingness and love needs (kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki)
Manusia memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang digambarkan dengan pola serta
tingkah laku saling mengerti dan mengasihi terhadap sesama. Kebutuhan rasa cinta ini
sangat diperlukan guna membangkitkan gairah hidup manusia itu sendiri dan rasa cinta
membuat seseorang ingin memiliki ataupun dimiliki. Kebutuhan rasa cinta ini melibatkan
pemberian dan penerimaan kasih sayang.

(9) "Ya sudah, sekarang istirahatlah."


Dia menutup pintu dan membuka kait tirai jendela hingga tertutup penuh.
Jantungku berdegup tak karuan ketika tangannya meraih tanganku, membawaku
ke tepi ranjang.

"Kau terlihat segar!”

Aku tersipu.

Data di atas menjelaskan bahwa tokoh Cebbhing sudah memenuhi kebutuhan cinta
dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan itu terpenuhi ketika tokoh Kacong memegang
tangannya dan membawanya kedalam kamar. Selain itu, tokoh Cebbhing merasa
diperhatikan oleh tokoh Kacong sehingga Cebbhing memiliki rasa memiliki-dimiliki.

4. the esteem needs (kebutuhan harga diri)


Menurut Maslow setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan,
diantaranya harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri mencakup kebutuhan
akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan
dan kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain mencakup prestise, pengakuan,
penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan.
(10) "Kau sendiri juga tahu, dengan sejumlah hantaran, mempelai wanita akan terlihat
lebih berharga. Semakin mahal harga hantaran yang dibawa mempelai pria,
semakin tinggilah harga. mempelai wanita! Berapa harga anakku jika hanya
dibawakan kue dan bantal-tikar?"

(11) "Tidak hanya itu. Orangtua yang menikahkan anak perempuannya tanpa rumah
hantaran akan jadi cemoohan orang. Dianggap menjual anaknya dengan harga
murah. Walau pernikahan bukan perdagangan, tapi memang seperti itu cibiran
yang akan kami telan. Mau ditaruh di mana muka kami?"

Dalam data yang diperoleh di atas dapat diketahui bahwa tokoh Cebbhing terpenuhi
kebutuhan harga dirinya melalui tokoh bapak (Madlawi) dan ibu dari tokoh Cebbhing.
Kedua orang tua Cebbing sangat khawatir ketika hantaran kepada Cebbhing hanya berupa
kue dan bantal-tikar bahkan jika tanpa rumah hantaran. Dalam tradisi yang ada di Karang
Penang hantaran berupa rumah beserta isinya tetap dibawa kalau tidak ingin dicibir
tetangga.

5. the need for self-actualization (kebutuhan aktualisasi diri)


Aktualisasi diri adalah keinginan manusia untuk memperoleh kepuasan dengan diri
sendiri, untuk menyadari semua potensi diri, untuk menjadi apa saja yang dia dapat
melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak prestasi
potensinya (Alwisol, 2014:206). Orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya dapat
mempertahankan harga diri mereka, bahkan ketika mereka dimaki, ditolak dan diremehkan
orang lain.

(12) "Setelah pernikahan digagalkan, apa kehidupan seperti ini yang kalian harapkan
untukku? Setelah dipasung mirip orang gila, lalu dinikahkan dengan lelaki yang
sudah beristri dua?"
Dari data diatas, tokoh Cebbhing telah mengaktualisasi diri untuk mempertahankan
harga dirinya. Dengan perlakuan orangtuanya, rasa ingin berontak Cebbhing memuncak
setelah sekian lama Cebbhing patuhi apa saja keinginan orangtuanya.
KESIMPULAN
Kebutuhan dalam teori Abraham Maslow sudah nampak pada diri semua tokoh yang ada di
dalam Novel berjudul “Damar Kambang” karya Munawaro Masyari yang terbit pada tahun 2020.
Tokoh pada cerita dalam kehidupan sehari-harinya pastinya memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam rangka untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasaan. Bebas merupakan salah contoh kebutuhan
kebebasan yang diinginkan oleh tokoh Cebbhing. Cebbhing tercermin sebagai sosok wanita yang
patuh kepada kedua orangtuanya. Meskipun ia sebagai wanita yang patuh tetapi ia juga memiliki
keinginan untuk tetap bersama dengan sesorang yang ia cintai sehigga membuatnya berubah menjadi
tidak patuh kekedua orangtuanya. Semenjak tokoh Cebbhing gagal dinikahi oleh tokoh Kacong ia
selalu merasa sedih. Namun, tokoh Cebbing tidak mudah putus asa, ia tetap menunggu hingga 15
tahun lamanya lalu ia akhirnya menikah dengan Kacong. Jika kebutuhan tidak terpenuhi maka,
akibatnya tidak ada keberlangsungan hidup dalam diri tokoh. Kebutuhan menurut Abraham Maslow
meliputi kebutuhan biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta,
kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Terpenuhnya kebutuhan tersebut dapat
mengubah kehidupan tokoh terutama pada tokoh Cebbhing menjadi individu yang agresif,
pembangkang, dan selalu murung.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Nur, dan Sinta Yulianingsih. 2020. “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow Pada
Tokoh Utama Dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara”
Endraswara, S. 2003. "Metodologi Penelitian Sastra". Yogyakarta: Pustaka Widyatama
Maslow, Abraham H. 2017. "Motivation and Personality". Diterjemahkan oleh: Fawaid dan Maufur.
Yogyakarta: Cantrik Pustaka
Utari, Wiji. 2022. “KAJIAN PSIKOLOGI HUMANISTIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL
MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA ARUMI E.”
Yuliana, Baiq T. 2020. “ANALISIS KEBUTUHAN BERTINGKAT TOKOH ‘ADIT’ DALAM
NOVEL SEMANGKUK RENDANG DI NEGERI PAMAN SAM KARYA RYAN
MAULANA (Kajian Psikologi Humanistik Abraham Maslow).”

Anda mungkin juga menyukai