Anda di halaman 1dari 11

BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01.

November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625

PENCAPAIAN KEBUTUHAN BERTINGKAT TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AL-


KHAITU AR-RAFĪ‘U KARYA IḤSĀN ‘ABDU AL-QUDDŪS: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

Nurul Istiqomah1,* dan Arwan2,


1&2,
STKIP Harapan Bima, Bima, Indonesia
*
Email: nurulistiqomah@habi.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjuangan yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel
al-Khaitu ar-Rafī‘u karya Iḥsān ‘Abdu al-Quddūs dalam memenuhi kebutuhan bertingkat berdasarkan teori
psikologi sastra. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teori psikologi
humanistic Abraham Maslow. Teori yang digunakan adalah teori struktural dan teori psikologi. Teori
struktural digunakan untuk mengetahui tokoh utama. Teori psikologi yang digunakan menitikberatkan pada
pemenuhan kebutuhan bertingkat berdasarkan teori humanistik Abraham Maslow. Dalam novel ini
ditemukan bahwa tokoh utama berjuang dan mengalami penderitaan dalam pencapaian kebutuhan
bertingkat dari yang paling mendasar, kebutuhan fisiologis, hingga yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.

Kata kunci: Novel, kebutuhan bertingkat & Psikologi Sastra.

Abstract
This research aims to describe the struggle of the protagonist in al-Khaitu ar-Rafī‘u novel written by Iḥsān
‘Abdu al-Quddūs to satisfy hierarchy of needs based on psychological theory. The method used was a
qualitative descriptive method with the theory of humanistic psychology of Abraham maslow. The theories
used in this research are structural and psychological theories. The structural theory is used to know the
main character in the novel. The psychological theory used emphasis on achieving hierarchy of needs based
on the humanistic theory of Abraham Maslow. It has been found that the main character struggles and
suffers in achieving the hierarchy of needs from the most basic, psychological needs, to the highest needs,
need for self-actualization.

Keywords: Novel, hierarchy of needs & psychology of literature.

PENDAHULUAN bank yang bernama Yūlanda. Berbagai usaha


Iḥsān „Abdu al-Quddūs adalah salah satu dilakukan „Ūdu aṣ-Ṣubbār untuk meraih cinta
sastrawan besar Mesir yang terkenal. Semasa Yūlanda. Awalnya, Yūlanda memilih untuk
hidupnya, Iḥsān „Abdu al-Quddūs telah menjalin hubungan dengan seorang rekan
menghasilkan banyak karya, yakni 49 novel bisnis „Ūdu aṣ-Ṣubbār. Hal ini semakin
yang kemudian diangkat menjadi film, lima membuat „Ūdu aṣ-Ṣubbār merasa terpuruk dan
novel yang diangkat menjadi drama, sembilan rendah diri. Keinginan untuk dicintai dan
novel yang diangkat menjadi program serial memiliki yang dialami oleh tokoh utama
radio, sepuluh novel diangkat menjadi cerita dalam novel ini dapat dianalisis menggunakan
televisi, dan sepuluh buku (Fathoni, 2007). analisis psikologi sastra karena secara definitif,
Novel al-Khaitu ar-Rafī‘u merupakan salah tujuan psikologi sastra adalah memahami
satu karya Iḥsān „Abdu al-Quddūs. Novel ini aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam
bercerita tentang seorang profesor yang sebuah karya (Ratna, 2013).
bernama „Ūdu aṣ-Ṣubbār yang memiliki postur Menurut Endraswara (2013), penelitian
tubuhnya yang pendek dan wajahnya yang psikologi sastra memiliki landasan pijak yang
jelek. Namun kondisi ini tidak membuatnya kokoh karena baik sastra maupun psikologi
rendah diri dan malu. Hingga suatu hari, dia sama-sama mempelajari hidup manusia.
bertemu dan jatuh cinta pada seorang pegawai Bedanya, sastra mempelajari manusia sebagai

12
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
ciptaan pengarang, sedangkan psikologi ketiga yang menjadi salah satu pilar teori
mempelajari manusia sebagai ciptaan Ilahi psikologi, yakni teori holistik-dinamis atau
secara riil. Karya sastra dipandang sebagai yang lebih dikenal dengan nama teori
ekspresi sastrawan, sebagai curahan perasaan humanistik. Maslow tidak menyetujui
atau luapan perasaan dan pikiran sastrawan, penelitian terhadap orang neurotik dan hewan
atau sebagai produk imajinasi sastrawan yang karena menurut Maslow manusia memiliki
bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran- dalam dirinya potensi untuk berkembang sehat
pikiran atau perasaan-perasaannya (Wiyatmi, dan kreatif (Alwisol, 2014). Maslow
2011). mengembangkan teori kebutuhan bertingkat
Novel atau cerpen sebagai bentuk karya karena Maslow beranggapan bahwa tingkah
sastra, merupakan jagad realita yang di laku manusia dimotivasi oleh kebutuhan-
dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang kebutuhan ini. Novel al-Khaitu ar-Rafī‘u akan
dialami dan diperbuat manusia (tokoh) dianalisis menggunakan teori humanistik
(Siswantoro, 2005). Meskipun sifat-sifat Abraham Maslow karena tokoh utama dalam
manusia dalam karya sastra bersifat imajiner, novel ini termotivasi untuk memenuhi
tetapi di dalam menggambarkan karakter kebutuhan bertingkatnya sesuai dengan teori
dan jiwanya pengarang menjadikan manusia Maslow.
yang hidup di alam nyata sebagai model di Berkaitan dengan novel al-Khaitu ar-
dalam penciptaannya. Lebih-lebih salah satu Rafī‘u dan pengarangnya, sejauh pengamatan
tuntutan karakter tokoh adalah adanya yang dilakukan, ditemukan novel ini pernah
dimensi psikologis tokoh, di samping diteliti oleh Irwan Diwan Nur Ridwan (2011)
dimensi sosial dan fisik (Wiyatmi, 2011). dengan judul skripsi “Musykilāt al-Takafū` Fi
Dalam ilmu psikologi, ada tiga mazhab Tarjamah Riwayah al-Khaitu ar-Rafī„u li Iḥsān
yang paling menonjol, yakni psikoanalis, „Abdu al-Quddūs”. Penelitian ini dilakukan
behaviorisme, dan humanistik. Aliran untuk mengungkapkan bentuk-bentuk
psikoanalisis dikembangkan oleh neurolog kesulitan padanan kata yang terdapat dalam
terkenal, Sigmund Freud. Pengalaman Freud novel al-Khaitu ar-Rafī‘u, seperti tarkīb
menghadapi problem mental membuatnya waṣfiy, tarkīb iḍāfiy, tarkīb isnādiy, dan tarkīb
mengembangkan teori ini. Dalam teori ini, ‘aṭfī.
Freud mengemukakan bahwa pikiran manusia Novel Iḥsān „Abdu al-Quddūs yang
dipengaruhi oleh keadaan bawah sadar berjudul Lā Tatrukūnī Hunā Waḥdīy telah
(unconscious mind) ketimbang alam sadar diteliti oleh Nasihin (2008). Novel ini bercerita
(conscious mind) (Minderop, 2013). Selain tentang seorang wanita Mesir yang memiliki
teori mimpi, Freud juga mengembangkan teori dua kepribadian, yakni sebagai wanita Yahudi
struktur kepribadian manusia, yaitu id, ego, bernama Luciana dan sebagai wanita
dan superego. Adapun mazhab kedua adalah muslimah bernama Zaenab. Novel ini diteliti
behaviorisme yang dikembangkan oleh B. F. menggunakan analisis kritik feminis karena di
Skinner. Skinner mengembangkan teori ini dalam novel ini banyak menyinggung tentang
dengan melakukan pengamatan terhadap nilai moral tokoh wanita, persamaan hak
hewan, seperti tikus, merpati, dan anjing. antara perempuan dan laki-laki, serta tujuan
Menurut Skinner, tingkah laku dapat dikontrol hidup tokoh perempuan.
dan mengikuti hukum tertentu. Selain novel, karya Iḥsān „Abdu al-
Berseberangan dengan kedua teori di atas, Quddūs yang telah diteliti adalah cerpen.
Abraham H. Maslow mengembangkan teori Zainurrahman (2014) meneliti cerpen dengan

13
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
judul penelitian “Unsur-Unsur Intrinsik memenuhi kebutuhan bertingkatnya, novel ini
Cerpen “Kullu Hażā al-Jamāli” dalam diurai menggunakan teori struktural untuk
Antologi Cerpen ‘Ulbatun min aṣ-Ṣafiḥ Karya mengetahui tokoh utama di dalamnya.
Iḥsān „Abdu al-Quddūs: Analisis Struktural Selanjutnya, kutipan-kutipan berbahasa Arab
Stanton”. Dalam penelitian ini, Zainurrahman tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa
mengungkapkan tema cerpen ini bahwa Indonesia. Setelah mencatat data yang
ketampanan dan kecantikan yang hakiki tidak diperlukan, data ini dianalisis menggunakan
dilihat dari fisik, melainkan dari akhlak dan teori humanistik Abraham Maslow. Hasil
perilaku. Selain tema, penelitian ini juga analisis data ini disajikan dalam bentuk
mengungkapkan unsur-unsur intrinsik lain, laporan.
yaitu tokoh (penokohan), alur, latar tempat dan
waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengamatan yang Dalam novel al-Khaitu ar-Rafī‘u,
mendalam, selain penelitian yang dilakukan pengarang memaparkan karakter tokoh
oleh Irwan Diwan Nur Ridwan, belum menggunakan metode langsung (telling)
ditemukan penelitian lain terkait novel al- karena pengarang secara langsung
Khaitu ar-Rafī‘u karya Iḥsān „Abdu al-Quddūs memaparkan sifat, sikap, dan tingkah laku
ini. Oleh karena itu, penelitian tentang novel tokoh utama dalam novel ini. Selain itu,
ini dengan menggunakan analisis psikologi pengarang juga menggunakan sudut pandang
sastra layak dilakukan. persona ketiga “dia” Mahatahu dalam
novelnya. Dalam sudut pandang ini, cerita
METODE PENELITIAN dikisahkan dari sudut pandang “dia”, namun
Penelitian ini menggunakan metode pengarang, narator, dapat menceritakan apa
deskriptif kualitatif dengan menggunakan data saja hal-hal yang menyangkut tokoh “dia”
kepustakaan dan analisis objek. Data tersebut (Nurgiyantoro, 2012).
kepustakaan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan penguraian yang dilakukan,
pemanfaatan sumber-sumber tertulis, seperti dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam
buku, laporan penelitian, artikel, jurnal, dan novel al-Khaitu ar-Rafī‘u karya Iḥsān „Abdu
dokumen tertulis lainnya. Kajian yang al-Quddūs adalah „Ūdu aṣ-Ṣubbār. Hal ini
digunakan untuk menganalisis objek adalah dibuktikan karena tokoh „Ūdu aṣ-Ṣubbār
kajian psikologi sastra dengan pencapaian adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya
kebutuhan bertingkat Abraham Maslow dalam novel al-Khaitu ar-Rafī‘u dan selalu
berdasarkan observasi terhadap tokoh utama hadir dalam setiap bab.
dalam novel al-Khaitu ar-Rafī‘u karya Iḥsān Setelah tokoh utama diketahui, hal yang
„Abdu al-Quddūs. dilakukan selanjutnya adalah analisis
Adapun teknik pengumpulan data dalam pemenuhan kebutuhan berdasarkan teori
penelitian ini adalah menentukan objek humanistik Abraham Maslow. Menurut
material penelitian berupa novel al-Khaitu ar- Maslow (via Minderop, 2013), semua manusia
Rafī‘u, membaca novel al-Khaitu ar-Rafī‘u, dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan
kemudian menentukan objek formal untuk instinktif. Kebutuhan-kebutuhan universal
menganalisis novel, yang berupa perjuangan yang mendorong kita untuk bertumbuh dan
tokoh utama dalam pencapaian kebutuhan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri,
bertingkat. Sebelum mencatat data yang untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan
berupa langkah-langkah tokoh utama untuk kita. Kebutuhan-kebutuhan ini terbentuk

14
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Hirarki ‫ فلم يشتو يوما طعاما‬،‫إىل الطعام مل تتحرك فيو‬
kebutuhan bertingkat ini terdiri dari kebutuhan
‫ إمنا كان يقبل على مائدة الطعام‬..‫أو شرابا‬
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan
rasa cinta dan memiliki, kebutuhan ‫كإقبالو على مائدة معمل كيمائي إلجراء عملية‬
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. ‫كيمائية البد منها أن تنتهى إىل عدة تفاعالت‬
Menurut Maslow, yang terpenting adalah
!‫فيسيولوجية‬
seseorang harus terlebih dahulu mencapai
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:12)
kebutuhan yang paling mendasar sebelum
„Dia seperti sekumpulan tulang yang
mampu memenuhi kebutuhan di atasnya kering dan keras, tidak ada nafsu yang
(Minderop, 2013). Tidak peduli seberapa mengalir dalam dirinya. Syaraf pun
tinggi jenjang yang sudah dilewatinya, kalau tidak bergerak dalam dirinya. Bahkan
jenjang di bawah mengalami ketidakpuasan nafsu pada makanan tidak bergerak.
atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, Hingga dia mampu tidak makan atau
dia akan kembali ke jenjang yang tidak minum dalam sehari. Ketika dia
mendatangi meja makan, dia
terpuaskan itu sampai memperoleh kebutuhan
mendatanginya seperti sedang
yang dikehendaki (Alwisol, 2014). mendatangi meja laboratorium kimia
Pencapaian kebutuhan bertingkat tokoh untuk melaksanakan percobaan kimia
utama dalam novel ini terbagi menjadi tiga yang akan berakhir pada salah satu
tahap, yakni sebelum dia bertemu dengan percobaan fisiologis.‟
tokoh Yūlanda, setelah bertemu dengan
Yūlanda, dan setelah Yūlanda „Ūdu aṣ-Ṣubbār mampu memenuhi
meninggalkannya. kebutuhan fisiologisnya karena mendapatkan
pekerjaan yang layak dari kepintarannya. Dia
1. Pencapaian Kebutuhan Bertingkat menjadi doktor di bidang hukum dan sangat
Sebelum Bertemu Yūlanda terkenal karena kepintarannya. Banyak
1.1 Pencapaian Kebutuhan Fisiologis politikus dan petinggi hukum yang
Dalam pemenuhan kebutuhan mendatanginya untuk berbagai keperluan.
bertingkat, menurut Maslow, kebutuhan pada
tingkat yang lebih rendah harus relatif 1.2 Pencapaian Kebutuhan Rasa Aman
terpuaskan sebelum orang menyadari atau Setelah kebutuhan fisiologis relatif
dimotivasi oleh kebutuhan yang lebih tinggi terpenuhi, kebutuhan yang muncul selanjutnya
(Alwisol, 2014). Karena itu, orang kaya atau adalah kebutuhan rasa aman. Menurut
berkecukupan yang mampu memenuhi Maslow, yang termasuk dalam kebutuhan rasa
kebutuhan fisiologis, tidak lagi termotivasi aman adalah keamanan fisik, stabilitas,
atau berusaha untuk mendapatkannya (Feist ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan
dan Feist, 2012). Dalam novel ini, tokoh „Ūdu dari kekuatan yang mengancam (Feist dan
aṣ-Ṣubbār telah mencapai penenuhan Feist, 2012). Pada orang dewasa, kebutuhan
kebutuhan fisiologis, sehingga tidak rasa aman berupa kebutuhan pekerjaan dan
diceritakan secara terperinci mengenai usaha gaji yang mantap, tabungan dan asuransi, dan
yang dilakukannya untuk pemenuhan memperoleh jaminan masa depan (Alwisol,
kebutuhan ini. Hal tersebut terlihat dalam 2014). Dalam novel ini, tokoh „Ūdu aṣ-Ṣubbār
kutipan berikut. tidak berusaha dengan keras untuk
‫ ال تتحرك‬،‫كان كلتة من العظام اجلافة اجلامدة‬ mendapatkan kebutuhan rasa aman ini. Dia
adalah seorang pemuda yang cerdas dan sangat
‫ حىت الشهوة‬..‫ وال خيتلج منو عصب‬،‫فيو شهوة‬
mendalami ilmunya. Karena itu, banyak orang
15
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
membeli ilmunya sehingga dia mempunyai „„Ūdu aṣ-Ṣubbār telah mendapatkan
tabungan yang cukup. „Ūdu aṣ-Ṣubbār juga penghormatan dari masyarakat dan
mendapat pekerjaan yang baik dan menjamin kepercayaan mereka.
Dia selalu lebih dekat dengan bapak-
masa depannya. Hal tersebut dapat dilihat dari
bapak daripada dengan anak-anak
kutipan berikut. seusianya. Bapak-bapak itu senang
‫وكان قد عاد من سويسرا منقوال إىل ديوان وزارة‬ berdiskusi dengan „Ūdu aṣ-Ṣubbār,
begitu juga sebaliknya. Mereka
...‫اخلارجية‬ memanggilnya dengan panggilan “pak
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:13) dosen” bahkan ketika dia masih
„Saat itu, dia baru saja kembali dari menjadi mahasiswa di usianya yang ke
Swiss karena dipindahkan ke kantor delapan belas tahun.‟
kementerian luar negeri.‟
1.4 Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
1.3 Pencapaian Kebutuhan Rasa Harga Diri Aktualisasi diri adalah keinginan untuk
Menurut Maslow, kebutuhan ini dapat memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri
berupa dua hal, yakni pertama, keinginan akan (self fulfilment), untuk menyadari semua
kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang
dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi
kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri
kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi
dalam menghadapi dunia serta kemerdekaan potensinya (Alwisol, 2014:206). Dalam novel
dan kebebasan. Kedua, kita memiliki apa yang ini, tokoh „Ūdu aṣ-Ṣubbār berhasil mencapai
disebut hasrat akan nama baik atau gengsi, kebutuhan tertinggi ini karena dia memperoleh
prestise (yang dirumuskan sebagai kepuasan diri akan potensi dan
penghormatan dan penghargaan dari orang kemampuannya dalam ilmu hukum. Hal ini
lain), status, ketenaran dan kemuliaan, terlihat dari kutipan berikut.
dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang ‫وقد قضى عمره كلو يستوعب ىذا العلم وحيشو بو‬
penting, martabat, atau apresiasi (Maslow, ‫ ومنذ أن وقع يف يده أول كتاب وىو مل يرفع‬،‫رأسو‬
1994:55). Dari awal cerita, tokoh utama telah ،‫ وكان األول دائما بني إقرانو‬..‫عينيو عن الكتب‬
berhasil mencapai kebutuhan rasa harga
dirinya karena masyarakat di sekitarnya ‫ كان وىو يف‬..‫ولكنو مل يكتف أبدا مبقررات الدراسة‬
menghargai dan menghormatinya. ‫ وكان يف‬،‫ادلدرسة السعيدية يقرأ مقررات احلقوق‬
Penghormatan ini didapatkan oleh tokoh ‫ عشرات من‬..‫ كتب‬..‫احلقوق يقرأ مقررات الدكتوراه‬
utama karena ia memiliki kecerdasan dan
pekerjaan yang bagus di usia yang cenderung ..‫الكتب‬
masih muda. Hal ini terlihat dari kutipan („Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:11)
berikut. „Dia telah menghabiskan seluruh
hidupnya untuk menguasai dan mengisi
‫وقد نال عود الصبار ىذا احرتام اجلميع واطمئناهنم‬ kepalanya dengan ilmu ini. Sejak buku
.‫إليو‬ pertama dia pegang, dia tidak pernah
mengangkat kepalanya dari buku.
‫ فكان‬،‫وكان دائما أقرب إىل اآلباء منو إىل األبناء‬ Awalnya, dia selalu mendalami ilmu
،‫ وكان يسرتيح إىل جلستو‬،‫اآلباء يسرتحيون إىل جلستو‬ itu, dia tidak merasa cukup dengan
membaca buku-buku sekolah. Ketika
‫وكانوا يدعون إليو بلقب "أستاذ" حىت وىو ال يزال‬ dia berada di sekolah as-Sa‘īdiyyah,
..‫طالبا يف اجلامعة يف الثامنة عشرة من عمره‬ dia membaca skripsi hukum. Ketika dia
di fakultas hukum, dia membaca tesis
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:13) dan disertasi. Dia juga menulis puluhan
buku.‟

16
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
Kesadaran akan potensi dan kemampuan „Dia kembali sekali lagi… lagi dan
ini mengantarkan „Ūdu aṣ-Ṣubbār kepada lagi…
posisi yang tinggi dalam masyarakat. Banyak Ketika rekeningnya telah diperbaiki,
pengusaha dan petinggi mendatanginya untuk dia mulai menciptakan alasan-alasan
meminta masukan untuk berbagai untuk datang ke bank itu. Dia kembali
permasalahan yang mereka hadapi. Namun untuk menghitung uangnya, kemudian
karakteristik aktualisasi diri tidak hanya dia kembali untuk menyimpan
terpusat pada kemampuan untuk mengenali uangnya. Lalu dia kembali untuk
potensi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri, menghitung uangnya sekali lagi.‟
dia harus mampu memenuhi kebutuhan yang
lebih rendah karena menurut Maslow
„Ūdu aṣ-Ṣubbār berusaha mendapatkan
(Minderop, 2013: 281-282), seseorang harus
dapat memenuhi kebutuhan yang lebih rendah cinta Yūlanda. Berbagai usaha dilakukan „Ūdu
dan mendasar sebelum memenuhi kebutuhan aṣ-Ṣubbār agar Yūlanda mencintainya. Dalam
yang tertinggi. Oleh karena itu, „Ūdu aṣ- usaha pencapaian kebutuhan rasa cinta dan
Ṣubbār kembali mundur pada kebutuhan yang memiliki ini, „Ūdu aṣ-Ṣubbār beberapa kali
belum terpuaskan dan terpenuhi, yakni mengalami kegagalan karena Yūlanda
kebutuhan rasa cinta dan memiliki. memiliki seorang kekasih yang merupakan
atasan „Ūdu aṣ-Ṣubbār. Kegagalan dalam
2. Pencapaian Kebutuhan Bertingkat Setelah
Bertemu Yūlanda memenuhi kebutuhan ketiga ini membuat
2.1 Pencapaian Kebutuhan Rasa Cinta dan tokoh utama merasa frustasi dan
Memiliki melampiaskannya dengan meminum-minuman
Dalam novel al-Khaiṭu ar-Rafī‘u ini, keras. Dalam hal ini, „Ūdu aṣ-Ṣubbār
pengarang lebih menjelaskan dan mengalami penurunan, yaitu dengan
memfokuskan pencapaian kebutuhan rasa cinta memenuhi kebutuhan fisiologis. Menurut
dan memiliki tokoh „Ūdu aṣ-Ṣubbār. Awalnya, Maslow, pemuas fisiologis dapat digunakan
„Ūdu aṣ-Ṣubbār menganggap kebutuhan rasa untuk memuaskan kebutuhan jenjang yang
cinta ini tidak mungkin karena dia tidak lebih tinggi, misalnya orang yang tidak
tertarik menjalin hubungan dengan wanita. terpuaskan cintanya, merasa kurang puas
Namun setelah bertemu dengan seorang secara fisiologis sehingga terus-menerus
pegawai bank yang bernama Yūlanda, dia makan untuk memuaskannya (Alwisol,
mulai berusaha untuk mencapai kebutuhan 2014:204). Hal tersebut dapat dilihat dari
ketiga ini, yakni kebutuhan rasa cinta dan kutipan berikut.
memiliki. „Ūdu aṣ-Ṣubbār selalu datang ke ‫إنو ال يزال ذيال من ذيول عبده بك وال يزال جيرى‬
bank Barclays untuk melihat wajah pegawai
bank yang cantik itu. „Ūdu aṣ-Ṣubbār datang ‫ وال يزال يشرب كل ليلة‬،‫وراء شهوة عينيو لرؤية يولند‬
kembali ke bank itu, bahkan setelah ‫ليعود خممورا يطلب رمحة اهلل لينقذه من ادلطارق الىت‬
rekeningnya selesai diperbaiki. Dia juga ..‫هتوى على رأسو والسكاكني الىت متزق أمعاءه‬
membuat-buat alasan untuk datang ke bank
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:48)
itu. Hal ini diterangkan oleh kutipan berikut. „Dia masih menjadi salah satu bawahan
...‫ وأخرى‬...‫وعاد مرة أخرى‬ „Abduh Bey. Dia juga masih mengikuti
keinginannya untuk memandangi
..‫ بدأ خيتلق األسباب ليعود‬،‫سوى حسابو‬ّ ‫وعندما‬ Yūlanda. Dia pun masih meminum
‫ مث يعود ليودع نفس‬،‫كان يعود ليحسب بعض النقود‬ minuman keras setiap malam dan
pulang dalam keadaan mabuk sambil
..‫ مث يعود مرة ثالثة ليحسبها مرة أخرى‬،‫النقود‬ memohon rahmat Allah untuk
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:17) membebaskannya dari palu-palu yang

17
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
memukul kepalanya dan pisau-pisau 2.2 Pencapaian Kebutuhan Rasa Harga
(rasa mual) yang merobek-robek organ Diri/Penghargaan
tubuhnya.‟ Keberadaan Yūlanda di rumahnya
membuat „Ūdu aṣ-Ṣubbār tidak lagi
Hingga akhirnya, Yūlanda mau termotivasi oleh kebutuhan ketiga, kebutuhan
menerimanya dan tinggal bersamanya. Karena rasa cinta dan memiliki. „Ūdu aṣ-Ṣubbār,
rasa kasihan, Yūlanda memutuskan untuk dengan bantuan Yūlanda, berusaha untuk
tinggal bersama „Ūdu aṣ-Ṣubbār di rumah mencapai kebutuhan yang lebih tinggi, yakni
lelaki itu. Hal ini terlihat dari kutipan berikut. kebutuhan harga diri. Menurut Maslow,
..‫ومن يومها أصبحت لو‬ kebutuhan ini dapat berupa dua hal, yakni
pertama, keinginan akan kekuatan, prestasi,
،‫ وتركت أصدقاءىا ونسيت عائلتها‬،‫تركت عبده بك‬ kecukupan, keunggulan dan kemampuan,
‫ ورقدت جبانبو‬،‫وجلست جبانب فراشو طول النهار‬ kepercayaan pada diri sendiri dalam
menghadapi dunia serta kemerdekaan dan
..‫على نفس الفراش طول الليل‬ kebebasan. Kedua, kita memiliki apa yang
..‫وأصبحت سيدة البيت‬ disebut hasrat akan nama baik atau gengsi,
prestise (yang dirumuskan sebagai
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:87) penghormatan dan penghargaan dari orang
„Kemudian dia menjadi milik „Ūdu aṣ- lain), status, ketenaran dan kemuliaan,
Ṣubbār. Dia telah meninggalkan dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang
„Abduh Bey. Dia juga meninggalkan penting, martabat, atau apresiasi (Maslow,
teman-temannya dan melupakan 1994:55). Untuk mencapai kebutuhan keempat
keluarganya. Dia duduk di samping ini, Yūlanda membantu „Ūdu aṣ-Ṣubbār
ranjang „Ūdu aṣ-Ṣubbār sepanjang dengan mengenalkannya dengan tokoh-tokoh
siang. Dia tidur di samping „Ūdu aṣ- penting dalam masyarakat. Dia juga membantu
Ṣubbār di ranjang yang sama sepanjang „Ūdu aṣ-Ṣubbār untuk menghilangkan rasa
malam. Dia telah menjadi nyonya di rendah dirinya seperti yang tertuang dalam
rumah itu.‟ kutipan berikut.
Maslow menerangkan bahwa ada dua ..‫ كانت تشجيعو‬..‫وبدأت تتدخل على عملو ىذا‬
jenis cinta (dewasa), yakni deficiency love (D- ‫ وكانت تدلو على األصدقاء الذين‬،‫وكانت تبصره‬
love) dan being love (B-love). Kebutuhan cinta ‫ وخلصتو‬،‫ وعلمتو كيف يستغل علمو وأحباثو‬،‫ينفعونو‬
karena kekurangan, itulah D-love; orang yang
mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, ‫ فعرف كيف‬،‫من حيائو ومن إنطوائو على نفسو‬
seperti harga diri, seks, atau seseorang yang ‫ وكيف يستغل‬،‫ وكيف يصادق الناس‬،‫يتحدث‬
membuat dirinya menjadi tidak sendirian. ...‫صداقتهم وكيف يرتفع هبم‬
Misalnya hubungan pacaran, hidup bersama
atau perkawinan yang membuat seseorang
‫ بل أصبح عادلا يبيع العلم‬..‫ومل يعد العامل ادلفرتغ لعلمو‬
terpuaskan kenyamanan dan keamanannya ..‫ويزن سطوره بالذىب‬
(Alwisol, 2014:205). Kondisi hubungan‘Ūdu („Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:89-
aṣ-Ṣubbār dengan Yūlanda memenuhi kriteria 90)
„Kemudian Yūlanda mulai ikut campur
kebutuhan D-love karena‘Ūdu aṣ-Ṣubbār
dalam pekerjaan „Ūdu aṣ-Ṣubbār. Dia
membutuhkan seseorang yang membuatnya menyemangati dan memberinya
merasa tidak sendirian dan merasa ada yang masukan. Dia juga menunjukkan pada
mau menerima dan mencintainya. Kehilangan „Ūdu aṣ-Ṣubbār teman-teman yang
Yūlanda membuatnya terpuruk dan sakit. dapat memberikan manfaat untuknya.
Dia mengajarkannya bagaimana
memanfaatkan ilmu dan artikelnya. Dia
juga menghentikan „Ūdu aṣ-Ṣubbār
18
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
dari rasa malu dan rendah dirinya. „Ūdu aṣ-Ṣubbār semakin giat mencapai
Kemudian „Ūdu aṣ-Ṣubbār tahu kesuksesan. Karirnya semakin menanjak.
bagaimana cara berbicara, berteman Masyarakat semakin mengenalnya. Dia juga
dengan orang lain, dan mengambil
diundang untuk menghadiri beberapa pesta
keuntungan dari pertemanan mereka
dan meningkatkan karir lewat mereka. bersama para petinggi dan tokoh-tokoh
Dia tidak lagi menjadi ilmuwan yang terkenal. Gadis-gadis mulai
menyia-nyiakan ilmunya, melainkan memperhatikannya dan berharap menjadi
menjadi ilmuwan yang menjual kekasihnya. „Ūdu aṣ-Ṣubbār tetap berusaha
ilmunya dan menimbang tulisannya mencapai kesuksesan dan posisi di hadapan
dengan emas.‟ masyarakat. Hingga akhirnya dia berhasil
mencapai kesuksesan yang dia inginkan
Dari kutipan di atas terlihat bahwa
seperti yang ditunjukkan oleh kutipan berikut.
tokoh Yūlanda membantu „Ūdu aṣ-Ṣubbār
untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya yakni
kebutuhan penghargaan dan apresiasi yang ،‫وكان خالل ذلك يرتفع ىف خطى سريعة حنو النجاح‬
didapatnya dari orang-orang di sekeliling ،‫ مث أصبح مسامها‬،‫فأصبح مستشارا ألكثر من شركة‬
mereka dan masyarakat.
‫مث أصبح عضوا من ىف جمالس إدارة أربع من ىذه‬
2.3 Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri ‫ مث أصبح شخصية اقتصادية ىامة يتحدث‬،‫الشركات‬
Dengan bantuan Yulanda, „Ūdu aṣ-Ṣubbār .‫ مث أصبح قريبا جدا من مقعد الوزارة‬،‫عنها الناس‬
terus meningkatkan kemampuannya. Ia terus („Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:101)
belajar cara bergaul dengan orang-orang besar „Dalam waktu singkat, dia semakin
di Mesir yang akan membantunya menuju menanjak cepat menuju kesuksesan.
kesuksesan. „Ūdu aṣ-Ṣubbār tidak lagi ragu Dia menjadi penasehat untuk lebih dari
dan takut mengambil keputusan-keputusan satu perusahaan. Kemudian dia
besar untuk menuju kesuksesan yang lebih menjadi pemegang saham. Setelahnya,
tinggi lagi. dia juga menjadi anggota parlemen
‫وكان يفرغ طاقتو البشرية كلها ىف شحذ ذكائو للوصول‬ pada empat perusahaan. Dia menjadi
‫ وقد خطا خطوة أخرى‬..‫إىل النجاح الذى تريده لو‬ tokoh ekonomi penting yang selalu
dibicarakan oleh masyarakat.
..‫كبرية حنو ىذا النجاح‬ Kemudian dia hampir menduduki
‫ والتحق مستشارا إلحدى‬،‫استقال من احلكومة‬ posisi menteri.‟
..‫الشركات الكربى‬
‘Ūdu aṣ-Ṣubbār tak lantas puas dengan
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:92)
„Dia mengeluarkan semua apa yang telah dicapainya. Masyarakat masih
kemampuannya untuk mengasah memandang buruk dirinya dan Yūlanda yang
kepintarannya untuk mencapai tinggal bersama dalam satu rumah tanpa ikatan
kesuksesan yang diinginkan Yūlanda pernikahan. Hal ini akan merusak reputasinya
untuknya. Dia telah melangkahkan satu dan menggagalkannya untuk mencapai posisi
langkah lagi yang lebih besar menuju
yang lebih tinggi. Karena itu,‘Ūdu aṣ-Ṣubbār
kesuksesan ini.
Dia mengundurkan diri dari kantor mulai melarang Yūlanda untuk muncul
pemerintah dan menjadi penasehat di bersamanya di hadapan masyarakat seperti di
sebuah perusahaan besar.‟ acara pesta dan pertemuan-pertemuan dengan
relasi bisnisnya. Hal ini memicu kemarahan

19
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
Yūlanda dan membuat mereka bertengkar. kebutuhan rasa cinta dan memiliki. Dalam
Pertengkaran keduanya akhirnya membuat novel ini terlihat bahwa tokoh utama
Yūlanda berselingkuh dengan lelaki tampan membutuhkan rasa cinta dan memiliki yang
dan kekar. Yūlanda kemudian pergi akan membantunya untuk memenuhi
meninggalkan Ūdu aṣ-Ṣubbār. kebutuhan-kebutuhan lainnya. Akan tetapi,
ketika kehilangan rasa cinta, ia tidak mampu
3. Pencapaian Kebutuhan Bertingkat setelah berkembang menjadi pribadi yang sehat dan
Yūlanda Pergi sempurna.
Setelah Yūlanda pergi,‘Ūdu aṣ-Ṣubbār ‫ وترى صورتو وتقرأ احباثو ىف‬..‫إن الناس كلها تعرفو‬
mengalami kemunduran dalam pencapaian
kebutuhan bertingkat. Ia tidak berhasil ‫ وسيكون حتما‬،‫ سيصبح أكرب مما ىو‬..‫الصحف‬
memenuhi kebutuhan rasa cinta dan memiliki. ‫ ولكن أحدا ال يدري أنو يبيع كل ذلك لو وجد‬..‫وزيرا‬
Ia juga tidak berhasil memenuhi kebutuhan ‫ يبيعو ليصبح رجال كامال وسيما متسق‬،‫امرأة حتبو‬
penghargaan dari Yūlanda karena wanita itu
menghinanya dan berselingkuh dengan laki-
..‫العضالت يستحق احلب‬
laki yang tampan. Kegagalan dalam („Abd al-Quddūs, Tanpa Tahun:124)
„Semua orang pasti mengenalnya.
pencapaian kebutuhan ini, membuat tokoh
Mereka melihat fotonya dan membaca
utama frustasi dan kesepian. Ia artikelnya di surat-surat kabar. Dia
menenggelamkan diri dalam pekerjaan dan akan menjadi orang yang lebih hebat
menjadi semakin sukses. Namun kesuksesan dari sebelumnya. Dia juga pasti akan
itu tidak membuatnya bahagia melainkan menjadi seorang menteri. Namun tidak
semakin hampa seperti yang terlihat dalam ada seorang pun yang tahu bahwa dia
kutipan berikut. rela menjual semua itu jika dia bertemu
dengan seorang wanita yang
‫ اسرتاح على فراش من‬..‫ أياما طويال‬..‫واسرتاح‬ mencintainya. Dia akan menjualnya
‫ وكان يعمل كأنو يريد‬..‫ مث عاد إىل عملو‬..‫العذاب‬ demi menjadi seorang laki-laki
sempurna, tampan, dan berotot yang
‫ وكان يزداد‬..‫ مل يكن يكف عن العمل‬..‫االنتحار‬ berhak mendapatkan cinta.‟
‫ ويصمت‬،‫ وكان ينفر دائما من الناس‬..‫حنوال واصفرارا‬
Dari kutipan di atas, terlihat bahwa tokoh
‫ ومل يستطيع أن يرفع عينيو إىل‬..‫دائما عن احلديث‬ „Ūdu aṣ-Ṣubbār tidak mampu mencapai
.‫إمرأة‬ kebutuhan tertinggi, yakni kebutuhan
(„Abdu al-Quddūs, Tanpa Tahun:124) aktualisasi diri, karena menurut Maslow,
„Kemudian dia beristirahat sehari kebutuhan tertinggi ini akan tercapai jika
penuh. Dia beristirahat di atas kasur seseorang telah berhasil melewati masa-masa
karena terlalu tersiksa. Kemudian dia sulit, ketakutan, ragu-ragu, malu, dan berbagai
kembali bekerja. Dia bekerja seakan-
hambatan lainnya. Selain itu, „Ūdu aṣ-Ṣubbār
akan dia ingin bunuh diri. Dia tidak
berhenti bekerja hingga dia semakin juga tidak mampu memenuhi kebutuhan yang
kurus dan pucat. Dia melarikan diri ketiga, yaitu kebutuhan rasa cinta karena
dari orang-orang. Dia juga selalu Yūlanda meninggalkan dirinya. Kegagalan
menghindari percakapan. Dia pun tidak dalam pencapaian kebutuhan rasa cinta
mampu menatap ke arah wanita.‟ membuat seseorang merasa defensif dan
canggung dalam kehidupan sosial. Hal ini
Dalam kutipan di atas, dapat dilihat bahwa terlihat dari perilaku „Ūdu aṣ-Ṣubbār setelah
tokoh utama mengalami perasaan kesepian dan kehilangan Yūlanda.
keterasingan karena tidak mampu memenuhi

20
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
KESIMPULAN Salemba Humanika. (Penerjemah: Alya
Berdasarkan uraian di atas dapat Tusyani, dkk).
disimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel Endraswara, Suwardi. (2008). Metode
al-Khaitu ar-Rafī‘u karya Iḥsān „Abdu al- Penelitian Psikologi Sastra.
Yogyakarta: MedPress.
Quddūs melewati tiga fase dalam pemenuhan
-------, (2013). Metodologi Penelitian Sastra:
kebutuhan bertingkat menurut teori psikologi Epistimologi, Model, Teori, dan
Humanistik Abraham Maslow. Tiga fase itu Aplikasi. Yogyakarta: CAPS.
ditandai dengan kehadiran tokoh wanita Fathoni, Achmad Atho‟illah. (2007). Leksikon
bernama Yūlanda. Sebelum kehadiran Sastrawan Arab Modern. Yogyakarta:
Yūlanda, tokoh utama telah memenuhi Datamedia.
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2010). Teori
Kepribadian Edisi 7. Jakarta Selatan:
kebutuhan harga diri/penghargaan, dan Salemba Humanika (Penerjemah:
kebutuhan aktualisasi diri. Akan tetapi, Handriatno).
kebutuhan aktualisasi diri tidak sempurna jika Goble, Frank G. (2006). Mazhab Ketiga:
kebutuhan-kebutuhan di bawahnya belum Psikologi Humanistik Abraham
terpenuhi atau sedikit tercukupi. Maslow. Cetakan Keempatbelas.
Setelah bertemu dengan tokoh Yūlanda, Yogyakarta: Penerbit Kanisius
(Penerjemah: Drs. A. Supratinya).
tokoh utama berusaha memenuhi kebutuhan
Maslow, Abraham H. (1994). Motivasi dan
ketiga, kebutuhan rasa cinta dan memiliki. Kepribadian 1: Teori Motivasi Dengan
Setelah kebutuhan ini terpenuhi, tokoh utama, Pendekatan Hierarki Kebutuhan
dibantu oleh Yūlanda, berusaha memenuhi Manusia. Cetakan kelima. Bandung:
kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan rasa Pustaka Binaman Pressindo.
harga diri/penghargaan dan kebutuhan (Penerjemah: Nurul Imam).
aktualisasi diri. Tokoh utama berhasil Minderop, Albertine. (2013). Psikologi Sastra:
Karya Sastra, Metode, Teori, dan
mencapai seluruh kebutuhan bertingkat ini.
Contoh Kasus. Cetakan Ketiga.
Namun tidak bertahan lama, karena Yūlanda Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
meninggalkan tokoh utama. Kehilangan rasa Indonesia.
cinta membuat tokoh utama merasa kesepian -------,----------------, (2013). Metode
dan hampa. Di akhir cerita, tokoh utama tidak Karakterisasi Telaah Fiksi. Cetakan
mampu memenuhi kebutuhan rasa cinta dan Ketiga. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
memiliki dan tidak sempurna dalam memenuhi Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Teori
kebutuhan aktualisasi diri.
Pengkajian Fiksi. Cetakan Kesembilan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
DAFTAR PUSTAKA
Press.
Abdu al-Quddūs, Iḥsān . Tanpa Tahun. Al- Ratna, Nyoman Kutha. (2013). Teori, Metode,
Khaitu Ar-Rafī‘u. Mesir: Dār Akhbār dan Teknik Penelitian Sastra. Cetakan
al-Yaum. Keduabelas. Yogyakarta: Pustaka
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Pelajar.
Cetakan Pertama. Malang: UMM Sangidu. (2004). Penelitian Sastra:
Press. Pendekatan, Teori, Metode, Teknik,
Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian. dan Kiat. Yogyakarta: Unit Penerbitan
Cetakan Keempatbelas. Malang: UMM Sastra Asia Barat.
Press. Siswantoro. (2005). Metode Penelitian Sastra:
Cervone, Daniel dan Lawrence A. Pervin. Analisis Psikologis. Surakarta:
(2011). Kepribadian: Teori dan Muhammadiyah University Press.
Penelitian 1. Edisi Sepuluh. Jakarta:

21
BAHTRA: Jurnal Pendidikan Bahasan dan Sastra Vol. 01 No. 01. November 2020
https://jurnal.habi.ac.id/index.php/Bahtra p-ISSN: 2775-7633 e-ISSN: 2775-7625
Wiyatmi. (2011). Psikologi Sastra: Teori dan Nasihin. (2008). Riwāyah Lā Tatrukūnī Hunā
Aplikasinya. Yogyakarta: Kanwa. Waḥdīy li Iḥsān ‘Abd al-Quddūs
Diwan Nur Ridwan, Irwan. (2011). Musykilāt Dirosah Naqdīyah Adabiyyah
al-Takafū’ Fi Tarjamah Riwayah al- Nisāiyyah. Diakses tanggal 21 Juli
Khaiti ar-Rafī’i li Iḥsān ‘Abd al- 2014 dari www.digilib.uin-
Quddūs. Diakses tanggal 06 November suka.ac.id/1212/
2014 pukul 12.15 dari
www.digilib.uin-suka.ac.id/5894/

22

Anda mungkin juga menyukai