LINGUISTIK FORENSIK
MAHSUN
GURU BESAR BIDANG LINGUISTIK FORENSIK, GENOLINGUISTIK
UNIVERSITAS MATARAM
APAKAH TERJADI PELANGGARAN HUKUM PADA
TEKS BERIKUT?
• WUJUD DATA:
• VERBAL
• LISAN
• SUMBER DATA (SIAPA, MELAKUKAN APA, KAPAN, DI MANA)
• SIAPA: PELAKU …
• MELAKUKAN APA: BERPIDATO
• KAPAN: SELASA, 27 SEPTEMBER 2016, PUKUL 08.30-10.30
• DI MANA: TPA PULAU PRAMUKA, KELURAHAN PULAU PANGGANG,
KECAMATAN PULAU SERIBU SELATAN, KABUPATEN KEPUALAUAN SERIBU, DKI
TAHAP PENYEDIAAN/PENGUMPULAN DATA
• CAKAP SEMUKA:
• TEKNIK CATAT DAN REKAM
• TEKNIK DISTRIBUSIONAL/AGI
• SIMAK:
• TEKNIK CATAT
• METODE INTUITIF
• “<...JADI, SAYA INGIN CERITA SUPAYA BAPAK, IBU SEMANGAT. JADI NGGAK
USA PIKIRAN, AH, NANTI KALAU NGGAK KEPILIH PASTI AHOK PROGRAMNYA
BUBAR. NGGAK, SAYA SAMPAI OKTOBER 2017. JADI, JANGAN PERCAYA
SAMA ORANG, KAN BISA AJA DALAM HATI KECIL BAPAK, IBU NGGAK BISA
PILIH SAYA, YA KAN? (BAPAK, IBU) DIIBOHONGIN (OLEH ORANG DENGAN)
(MEM-) PAKAI SURAT AL MAIDAH 51 MACEM-MACEM ITU. ITU HAK
BAPAK, IBU YA. JADI KALAU BAPAK, IBU PERASAAN NGGAK BISA PILIH NIH,
KARENA SAYA TAKUT MASUK NERAKA DIBODOHIN GITU YA, NGGAK APA-
APA, KARENA INI KAN PANGGILAN PRIBADI BAPAK, IBU...>
BERBAGAI ANALISIS: SAKSI AHLI PELAPOR
• HUSNI MU’ADZ:
• SECARA FILOSOFIS, BAHASA DIPANDANG SEBAGI SUATU TINDAKAN 9SPEECH ACTS) MILIKI
STRUKTUR KONSTITUTIF: ADANYA NIAT
• NIAT TERKAIT TUJUAN DAN AKTIVITAS YANG DILAKUKAN UNTUK CAPAI TUJUAN
• TANPA NIAT TUJUAN TIDAK DAPAT DITENTUKAN DAN EFEKTIVITAS TINDAKAN TIDAK DAPAT
DIEVALUASI
• ILUSTRASI: ORANG HIDUP KENDARAAN DAN DISURUH PERGI TANPA NIAT, SETELAH SAMPAI
DIPEREMPATAN JALAN KEBINGUNAN TANPA DAPAT MENENTUKAN KE ARAH MANA YANG DITUJU
• DALAM TINDAK BERBAHASA PUN TANPA NIAT BAGAIMANA ORANG MEMILIHI PULUHAN MUNGKIN
RATUSAN RIBU BAHKAN JUTAAN KATA YANG MENJADI KEKAYAAN DAYA UNGKAP UNTUK
DITUTURKAN
• BERBICARA TANPA NIAT, TANPA TUJUAN MAKA BOLEH JADI AKAN MENGUCAPKAN KATA-KATA
YANG TIDAK BERMAKNA/TIDAK PUNYA MAKSUD
• BANDINGKAN TUTURAN YANG DIHSILKAN OLEH ORANG GILA DENGAN ORANG NORMAL
• KEJADIAN YANG DITUTURKAN ORANG GILA BUKAN BERBAHASA TETAPI HANYA BERUPA
SEBUAH KEJADIAN (EVENT) BERBAHASA
• HUSNI BERPENDAPAT ADA TIGA TINGKATAN NIAT DALAM BERBAHASA:
• EXPRESSION INTENTION: NIAT UNTUK MENGEKPRESIKAN APA YANG ADA DALAM PIKIRAN– ADA
KESESUAIAN ANTARA APA YANG DIPIKIRKAN DENGAN APA YANG DIUCAPKAN--LAHIR KEJUJURAN
BERBAHASA
• REPRESENTATION INTENTION: EKSPRESI ITU MERUPAKAN REPRESENTASI DARI REALITAS
TERTENTU
• COMMUNICATIVE INTENTION: NIAT UNTUK MEYAKINKAN PENDENGAR BAHWA EKSPRESI DAN
REPRESENTASIA ADALAH BENAR (KEDUA BUTIR DI ATAS BERSESUAIAN/BENAR
• BERDASARKAN PANDANGAN FILOSOFIS ITU HUSNI MENGANALISIS TUTURAN: “<... ya kan
dibohongin pakai Surat Al-Maidah 51 macam-macam itu...>” PELAKU PUNYA NIAT UNTUK
MENUTURKAN TUTURAN ITU
• TINGKATAN NIAT PERTAMA, PENUTUR PUNYA NIAT, SEBAB JIKA TIDAK PUNYA NIAAT BERARTI DI
BERBOHONG
• TINGKATAN NIAT KEDUA, PENUTUR PERCAYA BAHWA APA YANG DITUTURKAN ITU PUNYA MAKNA
YANG DIA YAKINI BENAR
• TIDAK MUNGKIN SESEORANG MENGATAKAN SESUATU YANG DIA SENDIRI TIDAK PERCAYA
KEBENARANNYA
• CONTOH “SEMALAM TERJADI HUJAN DENGAN HALILINTAR YANG MENGGELEGAR” SEBAGAI
FAKTA
• “DI SINI ADA HALILINTAR MENGGELEGAR TETAPI SAYA TIDAK MEMPERCAYAINYA”
• ILUSTRASI ITU GAMBARKAN, TIDAK MUNGKIN SESEORANG MENGKLAIN SESUATU
BENAR/SALAH JIKA TIDAK DILAKUKAN SECARA SADAR/SENGAJA
• DALAM HAL ITU PENUTUR PERCAYA EKSPRESI YANG DILAKUKAN DALAM PENGGALAN
KALIMAT ITU ADALAH REPRESENTASI KEBENARAN/DILAKUKAN PENUH INTENSI DAN
KESADARAN
• LALU MENGAPA ADA PIHAK YANAG MENGATAKAN PENUTUR TIDAK BERNIAT UNTUK
MENGATAKAN ITU, ADA DUA KEMUNGKINAN:
• PENGAMAT BELUM MEMILIKI PIRANTI UNTUK MENGUKUR ADANYA NIAT DALAM TUTURAN ITU
• PENGAMAT BELUM ADA NIAT UNTUK MENGATAKAN BAHWA PENUTUR PUNYA NIAT UNTUK MENUTURKAN
PENGGALAN KALIMAT ITU
• PERSOALANNYA, SEBERAPA BESAR KADAR KEBENARAN KONSEP FILOSOFIS ITU SECARA
KUALITATIF?
TANGGAPAN:
3
LINGUISTIK FORENSIK SEBAGAI "SIDIK BAHASA" DALAM ANALOGI FINGERPRINT
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA DENGAN ANALOGI DNA
➢ Pastikan bahwa teks yang menjadi sampel bukti kebahasaan itu adalah hasil
ciptaan pelaku sendiri, bukan hasil ciptaan bersama dengan pihak lain;
➢ Transkripsikan sampel bukti kebahasaan itu, jika berupa sampel bahasa lisan,
ke dalam transkripsi fonetis;
➢ Identifikasi gagasan-gagasan utama serta gagasan penjelas masing- masig
gagasan utama dalam sampel bahasa berupa teks itu;
➢ Temukan satu di antara gagasan utama (termasuk gagasan penjelasnya) yang
dapat menjadi gagasan inti atau gagasan sentral yang dapat mempertautkan
secara logis keseluruhan gagasan utama (termasuk dengan gagasan
penjelasnya), sehingga memperlihatkan satu kesatuan bangunan teks yang
memiliki pesan yang saling menopang secara logis;
➢ Mulailah mengidentifikasi satuan bahasa yang menjadi tempat ditemukan
pesan yang mengandung unsur tindak kejahatan;
➢ Analisislah satuan bahasa yang menjadi tempat terdapatnya pesan yang
mengandung unsur tindak kejahatan itu sesuai dengan hierarki linguistik
satuan itu
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
➢ Identifikasi satuan bahasa lain yang mengandung unsur gagasan yang relatif
sama dengan satuan bahasa yang mengandung gagasan tindak kejahatan untuk
menemukan replikasi, baik dalam bentuk pengulangan bentuk, anafora,
katafora, atau pengulangan semantik;
➢ Jelaskan satuan bahasa yang mengandung makna unsur tindak kejahatan
dalam bentuk pengulangan itu semacam replikasi dalam konsep DNA, yaitu
salinan untaian DNA yang sama dengan untaian asal berdasarkan salinan yang
menyimpang, misalnya untaian asal ACGT menjadi TGCA dalam salinan, maka
untaian salinan ini akan ditranskripsikan kembali menjadi ACGT dalam salinan
yang berasal dari salinan.
➢ Hubungkanlah gagasan antara satuan bahasa yang mengandung unsur gagasan
tindak kejahatan itu dengan gagasan pada satuan bahasa lainnya dalam
keseluruhan teks untuk menemukan argumentasi logis keberadaan gagasan-
gagasan itu dalam membentuk gagasan keseluruhan teks;
➢ Identifikasi pula satuan-satuan bahasa yang mengandung gagasan- gagasan
yang dimunculkan untuk mengeliminasi/mengaburkan gagasan yang
mengandung unsur tindak kejahatan.
➢ Jelaskan satuan bahasa dalam teks yang mengandung gagasan untuk
mengeliminasi/mengaburkan gagasan yang mengandung unsur tindak
kejahatan tersebut sebagai intron/selingan dalam konsep DNA.
3
CONTOH ANALISIS BUKTI BAHASA DALAM ANALOGI DNA
3
PENERAPAN LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
CONTOH TEKS DALAM ANALOGI DNA
3
PERTANYAAN HAKIM PADA SAKSI AHLI TERLAPOR
➢ (1) Apakah pengucapan kalimat itu <... dibohongin pakai Surat Al- Maidah
51 ....>, yang dipenggal dari pidato BTP di Kepulauan Seribu), mengarah pada
niat BTP menodai Surat Al-Maidah dan menista agama?
➢ (2) Surat Al-Maidah pada kalimat itu dikatakan sebagai “sumber kebohongan”?
➢ (3) PemunculanSuratAl-Maidahdisitudikait-kaitkandenganpilkada. Apakah ada
unsur kampanye dalam pidato BTP?
➢ (4) Mengapa Surat Al-Maidah di situ dikait-kaitkan dengan pilkada?
➢ (5) Apakah ketika mengucapkan<...dibohongin pakesurat Al-Maidah 51...>, BTP
beranggapan bahwa ada orang yang membohongi menggunakan surat itu?
➢ (6) Apa tema atau topik dari pidato BTP di Kepulauan Seribu dan apa kaitannya
dengan pilkada dan Surat Al-Maidah?
➢ (7) Mengapa menyebut-nyebut Surat Al-Maidah? Apa kepentingannya dimunculkan
pada pidato?
➢ (8) Apakah dalam linguistik itu,kalau digali secara perkataan,seseorang itu bisa
juga menunjukkan “niat”?
➢ (9) Topik utama dari pidato, tadi dikatakan, program budidaya hasil laut dan
hasil bumi.Bagaimana ahli dapat menganalisisnya sebagai ahli bahasa untuk
menyimpulkan ini
3
PANDANGAN AHLI TERLAPOR
3
PANDANGAN AHLI TERLAPOR
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
➢ <...Jadi saya ingin cerita nih supaya bapak ibu semangat...”Jadi jangan
percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu gak bisa pilih
saya, ya kan? Dibohongin pake Surat Al-Maidah 51 macem-macem gitu...>.
Dengan demikian, diperoleh dua konstruksi yang dapat diperbandingkan, yaitu:
➢ 1) <...Dibohongin pake surat Al-Maidah 51 macam-macam itu...>
➢ 2) <...Bapak ibu dibohongin oleh orang dengan memakai Surat Al-Maidah 51
macem-macem itu...>
➢ 3) Bapak ibu dibohongin oleh orang.
➢ 4) Bapak ibu dibohongin oleh orang dengan janji-jani manis.
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA
3
a. Identifikasi diri sama dengan
BAGAN ALIR RELASI
warga Kepulauan Seribu
ANTARGAGASAN UTAMA
DAN GAGASAN b. Program Budi daya hasil
PENDUKUNGNYA DENGAN laut, bumi, dan ternak
GAGASAN SENTRAL ISI TEKS c. Program yang dibuatnya
dikesankan berpihak pada
masyarakat
d. Pencitraan diri sebagai
sosok berintegritas: jujur,
tidak korup, sederhana
e. Pilkada DKI
f. Membuat stigma "BODOH" saat
mengomunikasikan gagasan
tentang pemilihan
g. Mempertentangkan stigma
bodoh dengan kondisi dirinya
PROSES HUKUM TEMPAT FORENSIK BERKIPRA
3
MENGAPA LINGUISTIK FORENSIK?
➢ Penyelidikan dapat berupa perdata atau pidana dan hasil dari analisis ahli
linguistik forensik pada tahap ini akan menentukan tingkat keberterimaan
bukti oleh pengadilan yang bersangkutan.
➢ Biasanya ahli linguistik forensik diminta sebelum kasus itu dilimpahkan ke
pengadilan dan kesaksiannya diberikan pada saat gelar perkara.
➢ Laporannya diserahkan kepada tim hukum, yang selanjutnya digunakan
untuk penuntutan atau penahanan, atau juga untuk
permohonan/penggugat dalam kasus sipil
➢ BANDING, yaitu tahap terpidana mengajukan banding karena ditemukannya
bukti baru
➢ pada tahap ini biasanya kesaksian ahli linguistik forensik diminta, jika
terdakwa yang telah diputuskan status hukumnya melalui pengadilan
tingkat pertama melakukan banding karena terdapat bukti-bukti baru atau
bukti-bukti yang ada harus dilihat dengan cara baru.