Anda di halaman 1dari 46

METODE DALAM KAJIAN

LINGUISTIK FORENSIK
MAHSUN
GURU BESAR BIDANG LINGUISTIK FORENSIK, GENOLINGUISTIK
UNIVERSITAS MATARAM
APAKAH TERJADI PELANGGARAN HUKUM PADA
TEKS BERIKUT?

• KONSTRUKSI YANG DIDUGA MENGANDUNG PELANGGARAN HUKUM:

• “<...JADI, SAYA INGIN CERITA SUPAYA BAPAK, IBU SEMANGAT. JADI


NGGAK USA PIKIRAN, AH, NANTI KALAU NGGAK KEPILIH PASTI
AHOK PROGRAMNYA BUBAR. NGGAK, SAYA SAMPAI OKTOBER 2017.
JADI, JANGAN PERCAYA SAMA ORANG, KAN BISA AJA DALAM HATI
KECIL BAPAK, IBU NGGAK BISA PILIH SAYA, YA KAN? (BAPAK, IBU)
DIIBOHONGIN (OLEH ORANG DENGAN) (MEM-) PAKAI SURAT AL
MAIDAH 51 MACEM-MACEM ITU. ITU HAK BAPAK, IBU YA. JADI
KALAU BAPAK, IBU PERASAAN NGGAK BISA PILIH NIH, KARENA SAYA
TAKUT MASUK NERAKA DIBODOHIN GITU YA, NGGAK APA-APA,
KARENA INI KAN PANGGILAN PRIBADI BAPAK, IBU...>
APABILA DIDUGA TERJADI PELANGGARAN
HUKUM?

• APAKAH JENIS TINDAK PELANGGARAN HUKUM/TINDAK KEJAHATAN


YANG DIDUGA TERJADI?
• SIAPA YANG MELAKUKAN TINDAK PELANGGARAN
HUKUM/KEJAHATAN TERSEBUT?
• DENGAN CARA BAGAIMANA TINDAK PELANGGARAN
HUKUM/KEJAHATAN TERSEBUT DILAKUKAN?
• TINDAK PELANGGARAN HUKUM/KEJAHATAN TERKAIT DENGAN
PRODUK HUKUM APA?
LANGKAH METODOLOGIS

• TENTUKAN WUJUD DATA


• SUMBER DATA
• TENTUKAN LANGKAH METODOLOGIS:
• TAHAP PENGUMPULAN/PENYEDIAAN DATA
• TAHAP ANALISIS DATA
• TAHAP PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA
PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH
METODOLOGIS

• WUJUD DATA:
• VERBAL
• LISAN
• SUMBER DATA (SIAPA, MELAKUKAN APA, KAPAN, DI MANA)
• SIAPA: PELAKU …
• MELAKUKAN APA: BERPIDATO
• KAPAN: SELASA, 27 SEPTEMBER 2016, PUKUL 08.30-10.30
• DI MANA: TPA PULAU PRAMUKA, KELURAHAN PULAU PANGGANG,
KECAMATAN PULAU SERIBU SELATAN, KABUPATEN KEPUALAUAN SERIBU, DKI
TAHAP PENYEDIAAN/PENGUMPULAN DATA

• CAKAP SEMUKA:
• TEKNIK CATAT DAN REKAM
• TEKNIK DISTRIBUSIONAL/AGI
• SIMAK:
• TEKNIK CATAT
• METODE INTUITIF

BAGAIMANAKAH PENERAPAN METODE DAN TEKNIK PADA TAHAP


PENYEDIAAN/PENGUMPULAN DATA?
PENERAPAN METODE CAKAP DAN TEKNIKNYA

• METODE CAKAP SEMUKA:


• TEKNIK PANCING:
• INFORMAN (YANG HADIR PADA ACARA ITU)
• INFORMAN DARI BAGIAN HUMAS YANG MENGUNGGAH VIDEO
• TEKNIK CATAT DAN REKAM
• METODE SIMAK:
• TEKNIK CATAT: MENTRANSKRIPSIKAN DATA UJARAN LISAN MENJADI UJARAN
TULIS DENGAN TRANSKRIPSI FONETIS
• TEKNIK DISTRIBUSI/AGI:
• SUBTEKNIK BAWAHAN BAGI UNSUR LANGSUNG (MENGIDENTIFIKASI UJARAN YANG
DIDUGA MENGANDUNG TINDAK PELANGGARAN HUKUM
HASIL PENERAPAN METODE PADA TAHAP
PENYEDIAAN/PENGUMPULAN DATA

• METODE CAKAP SEMUKA:


• KONFIRMASI TENTANG: KEBENARAN TERJADI PERISTIWA TUTUR, ADANYA
BAGIAN TUTURAN YANG DIDUGA MENGANDUNG UNSUR TINDAK
PELANGGARAN HUKUM, REAKSI PESERTA YANG HADIR DLL.
• DICATAT DAN/ATAU DIREKAM
• DATA BERUPA REKAMAN VIDEO ATAU WUJUD LAIN SESUAI SUMBER DAN
WUJUD DATA
• METODE SIMAK:
• TEKNIK DISTRIBUSIONAL/AGI
• TEKNIK BAWAHAN PILAH UNSUR PENENTU
STRUKTUR TEKS DESKRIPSI ISI

Salam Pembuka Assalamualaikum warahmatullahi


wabawarokatuh, salom
Salam Mengenai Yang saya hormati anggota DPR-
Penghormatan RI dari dapil DKI, juga DPRD DKI, ada pak
Bupati, atau juga kepala dinas, kepala
biro juga bapak-bapak dari kelautan
perikanan ya?
Tentu semua tokoh masyarakat yang hadir
dari tempat ini saya tidak bisa sebutkan
satu per satu semua, sekali lagi
Selamat pagi semua
STRUKT DESKRIPSI ISI
UR TEKS
isi Saya kalau ke pulau seribu saya bilang saya masih ingat kampung
saya
Oke Pak
Waktu saya turun saya liat pak lurah saya panggil pak kades,
karena taunya kades, nah,saya waktu jadi Bupati saya
memimpikan itu budi daya karena manusia ini sekarang makin
lama makin banyak, kita daratan gak cukup buat pelihara makan
manusia
Bapak Ibu yang kerja nelayan yang jadi nelayan tidak mungkin
kita terus melakukan proses penangkapan ikan juga , gak ada
cerita itu, seluruh dunia sudah berbicara budidaya dan kita
dikaruniai tempat yang begitu luas!
Saya ingat kemarin di psikotes, ngasi gambar saya gambar laut,
isi Saya bilang ini ada kekayaan yang kita lupakan, saya dulu di
Belitung gak ada org yg kerja, jauh jaraknya, Ini jaraknya ke
Jakarta gitu Deket. Orang kan suka bicara gitu ya,
“Kemana saja saya ditugaskan saya mau, asal masih bisa liat
Monas, kira2 gitu. (itu Maksudnya kerja di kantor yg mahal gitu
lho.
Ya kan? Kalau kita dulu kerja waktu sekolah lulus itu kan begitu
bilangnya, “Saya bersedia pak ditempatkan kerja di mana saja
Pak (mesti tanda tangan), asal masih bisa liat Monas ya Pak ya”
Lha kalau taruh di Papua kn repot saya pak, ini sekarang
bayangkan orang pulau seribu bisa dekat ke Jakarta.
Saya dulu punya temen kerja di pulau.
Pulau Belitung kan ada pulau-pulau kecil lagi.
Lha kalau taruh di Papua kn repot saya pak, ini sekarang
bayangkan orang pulau seribu bisa dekat ke Jakarta.
Saya dulu punya temen kerja di pulau.
Pulau Belitung kan ada pulau-pulau kecil lagi.
STRUKT DESKRIPSI ISI
UR TEKS
isi Dia punya tanaman pisang Ambon, pisang raja, pisang kepok itu sampai busuk.
Sampai dia bisa berbulan-bulan tidak makan nasi, kenapa? Sayang itu pisang, ya
makan pisang ama ikan selama kerja di sana kenapa? Karena pisangnya nggak
mungkin Carter kapal untuk dibawa ke Jakarta jual. Nah sekarang orang pulau
seribu, kita November akan datang kapal lagi yang besar seperti yang sekarang
punya ni.
(namanya Kapal apa tu?) Sabuk Nusantara.
November akan masuk lagi. Saya pengen tiap pagi dari Jakarta ke pulau seribu,
dari pulau seribu ke Jakarta. Jadi ada 2 ini bawa dst.
PENERAPAN METODE SIMAK, TEKNIK
BAWAHAN DISTRIBUSIONAL

• KONSTRUKSI YANG DIDUGA MENGANDUNG PELANGGARAN HUKUM:

• “<...JADI, SAYA INGIN CERITA SUPAYA BAPAK, IBU SEMANGAT. JADI NGGAK
USA PIKIRAN, AH, NANTI KALAU NGGAK KEPILIH PASTI AHOK PROGRAMNYA
BUBAR. NGGAK, SAYA SAMPAI OKTOBER 2017. JADI, JANGAN PERCAYA
SAMA ORANG, KAN BISA AJA DALAM HATI KECIL BAPAK, IBU NGGAK BISA
PILIH SAYA, YA KAN? (BAPAK, IBU) DIIBOHONGIN (OLEH ORANG DENGAN)
(MEM-) PAKAI SURAT AL MAIDAH 51 MACEM-MACEM ITU. ITU HAK
BAPAK, IBU YA. JADI KALAU BAPAK, IBU PERASAAN NGGAK BISA PILIH NIH,
KARENA SAYA TAKUT MASUK NERAKA DIBODOHIN GITU YA, NGGAK APA-
APA, KARENA INI KAN PANGGILAN PRIBADI BAPAK, IBU...>
BERBAGAI ANALISIS: SAKSI AHLI PELAPOR

• HUSNI MU’ADZ:
• SECARA FILOSOFIS, BAHASA DIPANDANG SEBAGI SUATU TINDAKAN 9SPEECH ACTS) MILIKI
STRUKTUR KONSTITUTIF: ADANYA NIAT
• NIAT TERKAIT TUJUAN DAN AKTIVITAS YANG DILAKUKAN UNTUK CAPAI TUJUAN
• TANPA NIAT TUJUAN TIDAK DAPAT DITENTUKAN DAN EFEKTIVITAS TINDAKAN TIDAK DAPAT
DIEVALUASI
• ILUSTRASI: ORANG HIDUP KENDARAAN DAN DISURUH PERGI TANPA NIAT, SETELAH SAMPAI
DIPEREMPATAN JALAN KEBINGUNAN TANPA DAPAT MENENTUKAN KE ARAH MANA YANG DITUJU
• DALAM TINDAK BERBAHASA PUN TANPA NIAT BAGAIMANA ORANG MEMILIHI PULUHAN MUNGKIN
RATUSAN RIBU BAHKAN JUTAAN KATA YANG MENJADI KEKAYAAN DAYA UNGKAP UNTUK
DITUTURKAN
• BERBICARA TANPA NIAT, TANPA TUJUAN MAKA BOLEH JADI AKAN MENGUCAPKAN KATA-KATA
YANG TIDAK BERMAKNA/TIDAK PUNYA MAKSUD
• BANDINGKAN TUTURAN YANG DIHSILKAN OLEH ORANG GILA DENGAN ORANG NORMAL
• KEJADIAN YANG DITUTURKAN ORANG GILA BUKAN BERBAHASA TETAPI HANYA BERUPA
SEBUAH KEJADIAN (EVENT) BERBAHASA
• HUSNI BERPENDAPAT ADA TIGA TINGKATAN NIAT DALAM BERBAHASA:
• EXPRESSION INTENTION: NIAT UNTUK MENGEKPRESIKAN APA YANG ADA DALAM PIKIRAN– ADA
KESESUAIAN ANTARA APA YANG DIPIKIRKAN DENGAN APA YANG DIUCAPKAN--LAHIR KEJUJURAN
BERBAHASA
• REPRESENTATION INTENTION: EKSPRESI ITU MERUPAKAN REPRESENTASI DARI REALITAS
TERTENTU
• COMMUNICATIVE INTENTION: NIAT UNTUK MEYAKINKAN PENDENGAR BAHWA EKSPRESI DAN
REPRESENTASIA ADALAH BENAR (KEDUA BUTIR DI ATAS BERSESUAIAN/BENAR
• BERDASARKAN PANDANGAN FILOSOFIS ITU HUSNI MENGANALISIS TUTURAN: “<... ya kan
dibohongin pakai Surat Al-Maidah 51 macam-macam itu...>” PELAKU PUNYA NIAT UNTUK
MENUTURKAN TUTURAN ITU
• TINGKATAN NIAT PERTAMA, PENUTUR PUNYA NIAT, SEBAB JIKA TIDAK PUNYA NIAAT BERARTI DI
BERBOHONG
• TINGKATAN NIAT KEDUA, PENUTUR PERCAYA BAHWA APA YANG DITUTURKAN ITU PUNYA MAKNA
YANG DIA YAKINI BENAR
• TIDAK MUNGKIN SESEORANG MENGATAKAN SESUATU YANG DIA SENDIRI TIDAK PERCAYA
KEBENARANNYA
• CONTOH “SEMALAM TERJADI HUJAN DENGAN HALILINTAR YANG MENGGELEGAR” SEBAGAI
FAKTA
• “DI SINI ADA HALILINTAR MENGGELEGAR TETAPI SAYA TIDAK MEMPERCAYAINYA”
• ILUSTRASI ITU GAMBARKAN, TIDAK MUNGKIN SESEORANG MENGKLAIN SESUATU
BENAR/SALAH JIKA TIDAK DILAKUKAN SECARA SADAR/SENGAJA
• DALAM HAL ITU PENUTUR PERCAYA EKSPRESI YANG DILAKUKAN DALAM PENGGALAN
KALIMAT ITU ADALAH REPRESENTASI KEBENARAN/DILAKUKAN PENUH INTENSI DAN
KESADARAN
• LALU MENGAPA ADA PIHAK YANAG MENGATAKAN PENUTUR TIDAK BERNIAT UNTUK
MENGATAKAN ITU, ADA DUA KEMUNGKINAN:
• PENGAMAT BELUM MEMILIKI PIRANTI UNTUK MENGUKUR ADANYA NIAT DALAM TUTURAN ITU
• PENGAMAT BELUM ADA NIAT UNTUK MENGATAKAN BAHWA PENUTUR PUNYA NIAT UNTUK MENUTURKAN
PENGGALAN KALIMAT ITU
• PERSOALANNYA, SEBERAPA BESAR KADAR KEBENARAN KONSEP FILOSOFIS ITU SECARA
KUALITATIF?
TANGGAPAN:

• MEMANG JIKA TANPA NIAT BAGAIKAN ORANG SEDANG


MENGHAFAL/RECITING
• PERSOALANNYA, BAGAIMANA MENGUKUR BAHWA TINDAKAN VERBAL
ITU PUNYA TUJUAN ATAU DINIATKAN, SEMENTARA NIAT ITU SESUATU
YAG ABSTRAK?
• SAKSI AHLI PELAPOR TIDAK MENGANALISIS TUTURAN ITU TERDAPAT
JENIS TINDAK PELANGGARAN HUKUM APA YANG DIKENAI PADA
TERLAPOR
• MUNCUL ANALISIS BAHWA YANG BOHONG ITU BUKAN AL MAIDAH 51
ITETAPI ORANG YANG MENGGUNAKANNYA YANG BERBOHONG, KAENA
KONSTRUKSI ITU TERDAPAT DALAM ANAK KALIMAT KETERANGAN
LINGUISTIK FORENSIK SEBAGAI "SIDIK BAHASA" DALAM ANALOGI FINGERPRINT

MENGEKSPLANASI PROFIL PELAKU

1) MENEMUKAN SATUAN BAHASA YANG MENUNTUN PADA


PENGAMBARAN PROFIL PELAKU:
a. ASPEK LINGUISTIK MIKRO: BUNYI/GRAFEM, SATUAN
MORFMIS, LEKSIKON, SATUAN SINTAKTIS, SEMANTIK,
TEKS/PRAGMATIK
b. ASPEK LINGUISTIK DIAKRONIS: DIALEKTOLOGI, LHK

3
LINGUISTIK FORENSIK SEBAGAI "SIDIK BAHASA" DALAM ANALOGI FINGERPRINT

MENGEKSPLANASI PROFIL PELAKU

a. LINGUISTIK ANTARBIDANG: SOSIOLINGUISTIK (ASPEK SOSIAL BAHASA:


RAGAM BAKU, NONBAKU, TERDIDIK/TIDAK TERDIDIK, JENIS KELAMIN,
PEKERJAAN, STATUS SOSIAL, IDIOLEK, IDIOGRAF DLL.
2) MEMBANDINGKAN SAMPEL BUKTI BAHASA YANG ANONIM DENGAN SAMPEL
BUKTI BAHASA CALON PELAKU
3) MEMBANDINGKAN ANTARSAMPEL BAHASA ANONIM JIKA LEBIH DARI SATU
SAMPEL
4) MELAKUKAN ANALISIS BERDASARKAN KAIDAH ILMIAH UNTUK ANALISIS
SAMPEL KEBAHASAA, MISALNYA ANALISIS BUNYI MENGGUNAKAN ANALISIS
FONETIS/AKUSTIK ATAU ANALISIS GRAFEM, ANALISIS MORFOLOGIS DENGAN
MENGGUNAKAN MENEMUKAN KECENDRUNGAN MENGGUNAKAN KAIDAH
MORFOLOGIS TERTENTU
3
LINGUISTIK FORENSIK SEBAGAI "SIDIK BAHASA" DALAM ANALOGI FINGERPRINT

MENGEKSPLANASI PROFIL PELAKU

5) MENGHUBUNGKAN FAKTA BAHASA ITU DENGAN TEORI


LINGUISTIK TERTENTU
6) MENGINTERPRETASI HASIL ANALISIS, YAITU MENGHUBUNGKAN
HASIL ANALISIS DENGAN DAFTAR CALON POTENSIAL YANG
DIDUGA
MENJADI PELAKU TINDAK KEJAHATAN

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA DENGAN ANALOGI DNA

➢ Pastikan bahwa teks yang menjadi sampel bukti kebahasaan itu adalah hasil
ciptaan pelaku sendiri, bukan hasil ciptaan bersama dengan pihak lain;
➢ Transkripsikan sampel bukti kebahasaan itu, jika berupa sampel bahasa lisan,
ke dalam transkripsi fonetis;
➢ Identifikasi gagasan-gagasan utama serta gagasan penjelas masing- masig
gagasan utama dalam sampel bahasa berupa teks itu;
➢ Temukan satu di antara gagasan utama (termasuk gagasan penjelasnya) yang
dapat menjadi gagasan inti atau gagasan sentral yang dapat mempertautkan
secara logis keseluruhan gagasan utama (termasuk dengan gagasan
penjelasnya), sehingga memperlihatkan satu kesatuan bangunan teks yang
memiliki pesan yang saling menopang secara logis;
➢ Mulailah mengidentifikasi satuan bahasa yang menjadi tempat ditemukan
pesan yang mengandung unsur tindak kejahatan;
➢ Analisislah satuan bahasa yang menjadi tempat terdapatnya pesan yang
mengandung unsur tindak kejahatan itu sesuai dengan hierarki linguistik
satuan itu

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

➢ Identifikasi satuan bahasa lain yang mengandung unsur gagasan yang relatif
sama dengan satuan bahasa yang mengandung gagasan tindak kejahatan untuk
menemukan replikasi, baik dalam bentuk pengulangan bentuk, anafora,
katafora, atau pengulangan semantik;
➢ Jelaskan satuan bahasa yang mengandung makna unsur tindak kejahatan
dalam bentuk pengulangan itu semacam replikasi dalam konsep DNA, yaitu
salinan untaian DNA yang sama dengan untaian asal berdasarkan salinan yang
menyimpang, misalnya untaian asal ACGT menjadi TGCA dalam salinan, maka
untaian salinan ini akan ditranskripsikan kembali menjadi ACGT dalam salinan
yang berasal dari salinan.
➢ Hubungkanlah gagasan antara satuan bahasa yang mengandung unsur gagasan
tindak kejahatan itu dengan gagasan pada satuan bahasa lainnya dalam
keseluruhan teks untuk menemukan argumentasi logis keberadaan gagasan-
gagasan itu dalam membentuk gagasan keseluruhan teks;
➢ Identifikasi pula satuan-satuan bahasa yang mengandung gagasan- gagasan
yang dimunculkan untuk mengeliminasi/mengaburkan gagasan yang
mengandung unsur tindak kejahatan.
➢ Jelaskan satuan bahasa dalam teks yang mengandung gagasan untuk
mengeliminasi/mengaburkan gagasan yang mengandung unsur tindak
kejahatan tersebut sebagai intron/selingan dalam konsep DNA.
3
CONTOH ANALISIS BUKTI BAHASA DALAM ANALOGI DNA

➢ KASUS PENISTAAN AGAMA


➢ AHOK MEMBUAT PERNYATAAN YANG PADA
POKOKNYA BERSIFAT PERMUSUHAN,
PENYALAHGUNAAN/PENODAAN TERHADAP
SATU AGAMA YANG DIANUT DI INDONESIA
DENGAN MENYEBUT-NYEBUT SURAT AL
MAIDAH 51:

3
PENERAPAN LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

KONSTRUKSI YANG DIDUGA MENGANDUNG PENODAAN AGAMA:

“<...JADI, SAYA INGIN CERITA SUPAYA BAPAK, IBU SEMANGAT.


JADI NGGAK USA PIKIRAN, AH, NANTI KALAU NGGAK KEPILIH
PASTI AHOK PROGRAMNYA BUBAR. NGGAK, SAYA SAMPAI
OKTOBER 2017. JADI, JANGAN PERCAYA SAMA ORANG, KAN
BISA AJA DALAM HATI KECIL BAPAK, IBU NGGAK BISA PILIH
SAYA, YA KAN? (BAPAK, IBU) DIIBOHONGIN (OLEH ORANG
DENGAN) (MEM-) PAKAI SURAT AL MAIDAH 51 MACEM-MACEM
ITU. ITU HAK BAPAK, IBU YA. JADI KALAU BAPAK, IBU
PERASAAN NGGAK BISA PILIH NIH, KARENA SAYA TAKUT
MASUK NERAKA DIBODOHIN GITU YA, NGGAK APA-APA,
KARENA INI KAN PANGGILAN PRIBADI BAPAK, IBU...>

3
CONTOH TEKS DALAM ANALOGI DNA

➢ INDIKATOR YANG DIDUGA MENISTAKAN AGAMA:


➢ PENGGUNAAN KATA KERJA "DIBOHONGIN"
➢ PERSOALAN YANG TERKAIT LINGUISTIK
FORENSIK:
1. JENIS/BENTUK TINDAK KEJAHATAN VERBAL
APAKAH YANG DAPAT DIEKSPLANASI DARI
BUKTI KEBAHASAAN ITU?
2. SIAPAKAH PELAKUNYA?
3. DENGAN CARA BAGAIMANAKAH TINDAK
KEJAHATAN ITU DILAKUKAN?

3
PERTANYAAN HAKIM PADA SAKSI AHLI TERLAPOR

➢ (1) Apakah pengucapan kalimat itu <... dibohongin pakai Surat Al- Maidah
51 ....>, yang dipenggal dari pidato BTP di Kepulauan Seribu), mengarah pada
niat BTP menodai Surat Al-Maidah dan menista agama?
➢ (2) Surat Al-Maidah pada kalimat itu dikatakan sebagai “sumber kebohongan”?
➢ (3) PemunculanSuratAl-Maidahdisitudikait-kaitkandenganpilkada. Apakah ada
unsur kampanye dalam pidato BTP?
➢ (4) Mengapa Surat Al-Maidah di situ dikait-kaitkan dengan pilkada?
➢ (5) Apakah ketika mengucapkan<...dibohongin pakesurat Al-Maidah 51...>, BTP
beranggapan bahwa ada orang yang membohongi menggunakan surat itu?
➢ (6) Apa tema atau topik dari pidato BTP di Kepulauan Seribu dan apa kaitannya
dengan pilkada dan Surat Al-Maidah?
➢ (7) Mengapa menyebut-nyebut Surat Al-Maidah? Apa kepentingannya dimunculkan
pada pidato?
➢ (8) Apakah dalam linguistik itu,kalau digali secara perkataan,seseorang itu bisa
juga menunjukkan “niat”?
➢ (9) Topik utama dari pidato, tadi dikatakan, program budidaya hasil laut dan
hasil bumi.Bagaimana ahli dapat menganalisisnya sebagai ahli bahasa untuk
menyimpulkan ini

3
PANDANGAN AHLI TERLAPOR

➢ Kalimat yang diduga mengandung maksud penodaan agama tersebut ditafsirkan


lepas dari konteksnya, baik konteks lingual yang berupa kalimat sebelumnya
maupun konteks lingual kalimat sesudahnya, atau dengan konteks lingual dari
keseluruhan kalimat dalam pidato tersebut. Mestinya, setiap usaha memaknai
kalimat itu dilakukan dengan memperhatikan konteksnya. Akibat dari pemaknaan
yang lepas konteks itu berbagai macam kemungkinan makna dapat dimunculkan,
tergantung pada daya imaginasi dan kreativitas dari yang memaknainya. Contoh
yang diberikan untuk memperjelas pandangan itu, ahli menyajikan kalimat
<...anak saya dipukul pakai tongkat pusaka...>. “Tongkat pusaka” di sini tidak
berubah menjadi negatif gara-gara dipakai untuk memukul

3
PANDANGAN AHLI TERLAPOR

➢ Menurut ahli bahwa Surat Al-Maidah 51 bukan merupakan sumber kebohongan


dengan alasan bahwa kalimat yang berupa kalimat pasif itu dapat juga dijadikan
kalimat aktif, tanpa mengubah makna, menjadi <...Orang membohongi warga
pakai Surat Al-Maidah...>. Pada kalimat hasil perubahan itu, Yang melakukan
tindakan <...membohongi...> adalah orang dan itu dilakukan dengan Surat Al-
Maidah. Makna <...membohongi...> dalam kalimat itu ‘memakai Surat Al-Maidah
secara tidak benar’. Menurut ahli, Surat Al-Maidah yang berperan sebagai alat di
situ bukan sesuatu yang negatif dan tidak mengandung makna negatif. Untuk
memperjelaskan pandangannya, ahli meminta untuk membandingkan kalimat itu
dengan kalimat berikut: <anak saya dipukul pakai tongkat pusaka>. Satuan
bahasa “Tongkat pusaka” di sini tidak berubah menjadi negatif gara- gara dipakai
untuk memukul. Berdasarkan analog pada kalimat di atas, Surat Al-Maidah, yang
merupakan salah satu kandungan dari kitab suci tentu tidak mungkin menjadi
sumber kebohongan. Selanjutnya, ahli menambahkan bahwa kitab Suci diapa-
apakan oleh siapa pun, ya, akan tetap suci, tidak mungkin berubah menjadi
negatif. Dalam konteks itu pula agama juga tidak mungkin ternodai, karena yang
membuat/ berbuat negatif adalah pelakunya, orang yang melakukan tindakan,
bukan alat atau sumbernya itu sendiri. Berdasarkan pandangannya itu, ahli
menegaskan bahwa sesungguhnya bahwa satuan bahasa yang berperan sebagai
alat, dalam hal ini “Surat Al-Maidah 51 macam-macam itu” merupakan satuan
bahasa yang berfungsi sintaksis sebagai keterangan dengan peran sebagai alat
yang bebas nilai. 3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

➢ JENIS/BENTUK TINDAK KEJAHATAN DAN PELAKU


➢ SAKSI AHLI TERLAPOR (PROF. B. KASWANTI P & PROF.
RAHAYU S. HIDAYAT)
➢ TIDAK TERJADI PENODAAN/PENISTAAN AGAMA
➢ KATA KERJA "DIBOHONGIN" BEBAS NILAI
➢ BUKAN UNSUR YANG DIPENTINGKAN KARENA BERADA
PADA ANAK KALIMAT: HASIL UJI SPEKTOGRAM:
➢ “<...Surat Al-Maidah...>” range-nya rendah, 98 Hz;
kalau dipentingkan tingginya bisa 255 Hz
➢ Mengenai anak kalimat, <ya kan dibohongin
pake ....> 149 Hz,
➢ <saya takut masuk neraka> 164 Hz,
➢ <dibodohin> 24 Hz,
➢ induk kalimat <saya ingin cerita ini supaya bapak ibu
semangat> 415 Hz. Sementara itu, Range f0 manusia
75 Hz–500 Hz
➢ PASAIF {DI-}, PELAKUNYA BUKAN AHOK: "ORANG" 3
PANDANGAN AHLI TERLAPOR

(Bapak ibu) dibohongin (oleh orang)


S1 P1 O1

(dengan) (mem-)pake surat Al-Maidah 51


K1
__________ ________________
P2 O2

PDKI: S1 + P1 + O1 + K1 (P2 + O2)


(Bapak, ibu) dibohongin (oleh orang) pake itu
S P O K

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

➢ <...Jadi saya ingin cerita nih supaya bapak ibu semangat...”Jadi jangan
percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu gak bisa pilih
saya, ya kan? Dibohongin pake Surat Al-Maidah 51 macem-macem gitu...>.
Dengan demikian, diperoleh dua konstruksi yang dapat diperbandingkan, yaitu:
➢ 1) <...Dibohongin pake surat Al-Maidah 51 macam-macam itu...>
➢ 2) <...Bapak ibu dibohongin oleh orang dengan memakai Surat Al-Maidah 51
macem-macem itu...>
➢ 3) Bapak ibu dibohongin oleh orang.
➢ 4) Bapak ibu dibohongin oleh orang dengan janji-jani manis.

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

➢ Replikasi kata pilkada dengan pemilihan


➢ Sepintas Ahok tidak meminta dirinya untuk dipilih
➢ <...kalau ada yang lebih baik...lebih terbukti dari saya, jangan pilih saya
bapak, ibu, sangat fair...> dan gagasan:
➢ <...Kalau ada yang lebih baik,...kerja lebih benar,...lebih jujur dari
saya...jangan pilih saya...Bapak, ibu ngepilih saya, bapak, ibu bodoh...>.
➢ Serta gagasan penjelas: <... Jadi kalau bapak ibu perasaan nggak bisa pilih
nih, karena saya takut masuk neraka dibodohin gitu ya, nggak apa-apa,
karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu...>”
➢ Gagasan penjelas ini sebenarnya hanya semacam selingan, dengan
meminjam istilah dalam DNA merupakan intron, karena sesungguh ada
gagasan penjelas lainnya, yaitu:
➢ <...tapi orang yang gak pengalaman cuma jual obat bapak pilih ya
bodoh...>.
➢ Sementara itu, terdapat pernyataan yang menggambarkan dirinya sebagai
orang yang berpengalaman:
➢ <...waktu jadi bupati saya memimpikan itu budidaya...>
➢ i<...pengalaman saya di Belitung...>
➢ <...hancur tuh kapal...bapak, ibu nelayan saya tau persis, saya di
Belitung nih main, namanya bantuan kapal dari pusat, udah
korupsi...kayunya jelek...luasnya jelek...>
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

➢ Selain replikasi intratekstual juga terdapat replikasi antartekstual:


➢ Ihwal penyebutan "Surat Al Maidah 51" juga dilakukan pada saat
memproduksi teks lainnya:
➢ Pidato di KPUD tanggal 21 September 2016
➢ Pidato pada acara Partai Nasdem, pada tanggal 30 Maret 2016 di Balai
Kota DKI,
➢ Dimuat dalam e-booknya "Merubah Indonesia" pada, halaman 40,
paragraf 1—3.

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

➢ JENIS/BENTUK TINDAK KEJAHATAN


➢ BUKTI DATA BAHASA: PIDATO PAK AHOK
➢ KONTEKS NON LINGUAL:
➢ Pak Ahok Gubernur DKI, yang salah satu wilayahnya Kepulauan Seribu
➢ Sudah terdaftar sebagai calon gubernur petahana
➢ Mengajukan gugatan peninjauan kembali tentang peraturan cuti kamanye
bagi pejabat petahana
➢ Pidato sambutan dalam kunjungan kerja Ahok pada hari Selasa tanggal 27
September 2016, sekitar pukul 08.30—10.30, di hadapan warga kepulauan
Pramuka, bertempat di Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Pramuka, Kelurahan
Pulau Panggang, Kecamatan Pulau Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan
Seribu, dalam rangka acara panen ikan kerapu dengan didampingi antara
lain oleh anggota DPRD DKI, Bupati Kepulauan Seribu, Kadis Kelautan,
Perikanan, dan Ketahanan Pangan DKI

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


1. Bukan pernyataan yang spontan karena diproduksi sendiri dalam satu struktur
berpikir yang lengkap
A. “Bagaimana kami mau memilih Pak Ahok, bapak kan kristiani dan
banyak menggusur bangunan ibadah/ mesjid kami?” Lalu muncullah
penggalan kalimat itu, “<...Jangan percaya sama orang. Kan bisa aja
dalam hati kecil bapak, ibu gak bisa pilih saya. Ya kan? Dibohongin pake
Surat Al-Maidah 51 macem- macem itu...>”. Sebagai bentuk pembelaan
diri dan teks itu bukan diproduksi sendiri melainkan teks yang diproduksi
bersama dengan peserta tentu bukanlah sebuah tindakan berbahasa yang
didasari niat.
2. Tersusun dalam satu struktur teks yang lengkap sesuai struktur generik teks
pidato: (a) salam pembuka, (b) ucapan penghormatan, (c) isi pidato, dan (d)
salam penutup
• Sebagai pembuka, menggunakan salam secara Islami: “Assalamu’alaikum
War.Wab” dan salam Kristiani: “Salom”; Struktur ucapan penghormatan
dimulai: “...Mengenai yang saya hormati anggota DPR, RI dari Dapil DKI juga
DPRD DKI, ada ... tidak dapat disebutkan satu per satu .., kecuali selamat
pagi ..:”,
• dan unsur kebahasaan pengisi struktur salam penutup dinyatakan: “...Saya
kira itu, ... terima kasih
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
A. Gagsan utama, Identifikasi diri Ahok sama dengan warga Kepulauan Seribu,
memiliki gagasan-gagasan penjelas:
1. <...Saya kalau ke Pulau Seribu saya pasti bilang saya ingat kampung
saya...>
2. <...waktu turun...liat Pak Lurah saya panggil kades...>
B. Gagasan utama, Program budidaya hasil laut, bumi, dan ternak, memiliki
gagasan-gagasan penjelas:
3. <...Bapak, ibu dari nelayan...tidak mungkin terus melakukan penangkapan
ikan...>
4. <...seluruh dunia sudah berbicara budidaya...>
5. <...Saya dulu punya teman kerja di pulau. Pulau Belitung ada pulau kecil-
kecil lagi...>, memiliki gagasan penjelas:
6. <...Dia punya tanaman ambon, pisang raja, pisang kepok itu sampai
busuk...>
7. <...saya bilang pulau ini... boleh piara ayam pelihara telur...Nah kita,
mesti masuk ke situ...>
8. <...Jadi budidaya ini bila perlu kalau lakinya malas, kasi ke isterinya
saja...>
3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
C. Gagasan utama, Program yang dibuatnya dikesankan berpihak pada rakyat/
masyarakat, memiliki gagasan penjelas:
1. <...jadi soal tambak sistemnya begini...bapak ibu bekerja
tidak ...berkelompok,...kelompok hanya buat pertemanan, ... masing-
masing orang harus tanggung jawab sanggup berapa, bagi hasil berapa?...>
2. <...80 bapak itu lo, kami 20 Pemda...kalau ama bos-bos kan kamu 10 saya
90 betul pa gak?...ini Anda 80 kami 20... nanti yang 20... bukan buat
kami...>
3. <...Nah ini untuk apa? Supaya bapak ibu kaya...>

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
D.Gagasan utama Pencitraan diri Ahok sebagai orang yang berintegritas:
sederhana, pekerja, jujur, tidak korupsi, tegas, memiliki gagasan penjelas:
1. <...Saya orangnya sederhana saja...kalau bapak ibu nggak rajin, nggak
mau kerja out aja nggak usa banyak ngomong...tapi yang mau kerja
harus...>
2. <...bapak ibu nelayan saya tau persis saya di Belitung ni main, namanya
bantuan kapal dari pusat...udah korupsi ...kayunya jelek...udah kacau,
saya ngerti betul makanya saya menentang itu...>
3. <...ngikuti kerja 80-20 adil kan? Kalau gak adil lu cari taoke yang mana lu
gak bakal dikasi deh, jadi taoke Ahok yang kasih 80 buat lu...>
4. <...kalau ada orang kami yang hilaf, korup, minta rente, macem-macem,
laporkan. Gak usa kuatir langsung kita berhentikan sebagai PNS... tinggal
lapor, SMS kami...udalah aku paling seneng berentiin PNS nakal...>

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
E. Gagasan utama, Pilkada atau pemilihan (Gubernur) DKI, memiliki gagasan
penjelas:
• <...Saya selalu tegaskan ama bapak, ibu jangan juga terpengaruh. Ini urusan
dengan Pilkada ya, saya mau ingatin...>, yang memiliki subgagasan penjelas:
1. Kriteria sosok tokoh yang pantas dipilih menjadi gubernur:
• <...saya mau ingatin, kalau ada yang lebih baik...kerja lebih
benar...lebih jujur dari saya, bapak ibu jangan pilih saya...ngepilih
saya bapak, ibu bodoh... >

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
• Menganalogikan pemilihan dalam kondisi alternatif seperti itu bagaikan
pilihan dalam membeli motor produksi Jepang dan Cina dengan harganya
sama, tetapi kualitasnya berbeda, gagasan penjelas:
1. <...Harganya sama beli motor Jepang atau motor Cina gua tanya?
Motor Jepang dong...>
2. <...Jadi kalau ada yang lebih bangus, lebih baik dari saya jadi
gubernur bapak, ibu pilih dia, semuanya jelas...>
3. <...tapi orang yang nggak pengalaman cuma jual obat bapak pilih, ya
bodoh juga berarti...beli kucing dalam karung juga gitu lo...>
4. <...tukang jual obat banyak, jual kecap selalu kecap nomor
satu...kampanye sama, ...saya gak pernah jual kecap nomor satu,
silakan tanding...>
5. <...kalau ada yang lebih baik...lebih terbukti dari saya, jangan pilih
saya bapak, ibu, sangat fair...>

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
• Menghubungkan kekuatan, kehebatan diri Ahok dengan keunggulan program
yang dibuatnya:, gagasan penjelas:
1. <... dan program tambak ini jalan gak? Oh jalan, saya bikin sistem
yang sangat baik...ada gak ada saya program yang saya lempar pasti
jalan...kecuali bapak, ibu temukan bupati atau gubernur yang
memang korup...>
2. <...Jadi bapak, ibu nggak usa kawatir, ini pemilihan kan dimajuin...>, memiliki
subgagasan penjelas:
A. Ahok ingin menyemangati masyarakat dengan menceritakan pengalaman
tentang ada pihak tertentu yang memanfaatkan Surat Al-Maidah 51 untuk
memengaruhi pemilih:
1. <...Jadi saya ingin cerita nih supaya bapak ibu semangat...”Jadi
jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu
gak bisa pilih saya, yak kan? Dibohongin pakai Surat Al-Maidah 51
macem- macem itu...>
B. Ahok berpandangan bahwa memilih dirinya yang non muslim akan masuk
neraka sebagai bentuk pembodohan:
2. <...Jadi kalau bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih, karena saya
takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ...> 3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
F. Gagasan utama, Ahok mencoba membangun stigma dengan menggunakan kata
“bodoh” tatkala mengomunikasikan gagasan tentang pemilihan, memiliki
gagasan penjelas:
1. <...Kalau ada yang lebih baik,...kerja lebih benar,...lebih jujur dari
saya...jangan pilih saya...Bapak, ibu ngepilih saya, bapak, ibu bodoh...>
2. <...tapi orang yang gak pengalaman cuma jual obat bapak pilih ya
bodoh...>
3. <...Jadi bapak, ibu perasaan nggak bisa pilih nih, karena takut saya masuk
neraka dibodohin gitu ya...>

3
LANGKAH ANALISIS SAMPEL BUKTI BAHASA

CARA TINDAK KEJAHATAN DILAKUKAN: TERENCANA/ADA NIAT ATAU TIDAK?


ISI TEKS:
G. Gagasan utama, Ahok mencoba mempertentangkan gagasan stigmatisasi
“bodoh” itu dengan keberadaan dirinya, memiliki gagasan penjelas:
• sebagai sosok yang baik, kerja benar, jujur, tegas:
1. <...Saya orangnya sederhana saja...kalau bapak, ibu nggak rajin, nggak
mau kerja out aja nggak usa banyak ngomong... tapi yang mau kerja ...>
2. <...bapak ibu nelayan saya tau persis saya di Belitung ni main, namanya
bantuan kapal dari pusat...udah korupsi ...kayunya jelek...udah kacau,
saya ngerti betul makanya saya menentang itu...>
• sebagai sosok yang berpengalaman, programnya berhasil, dan sukses
memimpin:
3. <...waktu jadi bupati saya memimpikan itu budidaya...>
4. <...pengalaman saya di Belitung...>
5. <...hancur tuh kapal...bapak, ibu nelayan saya tau persis, saya di Belitung
nih main, namanya bantuan kapal dari pusat, udah korupsi...kayunya
jelek...luasnya jelek...>
6. <...tapi kalau putus sekolah di Yogya itu yang SMA udah capai 14%, eh 13
deh, 13persen, di Jakarta hanya 0,4%. Kenapa, karena KJP kita jalan...>

3
a. Identifikasi diri sama dengan
BAGAN ALIR RELASI
warga Kepulauan Seribu
ANTARGAGASAN UTAMA
DAN GAGASAN b. Program Budi daya hasil
PENDUKUNGNYA DENGAN laut, bumi, dan ternak
GAGASAN SENTRAL ISI TEKS c. Program yang dibuatnya
dikesankan berpihak pada
masyarakat
d. Pencitraan diri sebagai
sosok berintegritas: jujur,
tidak korup, sederhana
e. Pilkada DKI
f. Membuat stigma "BODOH" saat
mengomunikasikan gagasan
tentang pemilihan
g. Mempertentangkan stigma
bodoh dengan kondisi dirinya
PROSES HUKUM TEMPAT FORENSIK BERKIPRA

PROSES HUKUM TEMPAT LINGUISTIK FORENSIK BERKIPRAH

➢ TAHAP proses hukum yang sering memunculkan aduan:


➢ INVESTIGASI/INTELIJEN, merupakan tahap terpenting untuk
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan dugaan terjadinya
tindak kejahatan/melawan hukum.
➢ Pada tahap ini permintaan pada ahli linguistik forensik biasanya
datang dari istitusi penegak hukum atau dari hakim investigasi
➢ PERCOBAAN, yaitu tahap penyelidikan, ahli linguistik forensik dapat saja
diminta untuk menganalisis apakah sebuah teks lisan atau tulisan
mengandung makna penistaan agama atau tidak, siapakah yang
memproduksi teks itu?
➢ Apakah sebuah teks mengandung makna ancaman atau mengandung
makna memecah belah kesatuan bangsa?
➢ Lalu siapakah yang memproduksi teks itu?
➢ Apakah teks itu diproduksi melalui media lisan atau tulisan?

3
MENGAPA LINGUISTIK FORENSIK?

PROSES HUKUM TEMPAT LINGUISTIK FORENSIK BERKIPRAH

➢ Penyelidikan dapat berupa perdata atau pidana dan hasil dari analisis ahli
linguistik forensik pada tahap ini akan menentukan tingkat keberterimaan
bukti oleh pengadilan yang bersangkutan.
➢ Biasanya ahli linguistik forensik diminta sebelum kasus itu dilimpahkan ke
pengadilan dan kesaksiannya diberikan pada saat gelar perkara.
➢ Laporannya diserahkan kepada tim hukum, yang selanjutnya digunakan
untuk penuntutan atau penahanan, atau juga untuk
permohonan/penggugat dalam kasus sipil
➢ BANDING, yaitu tahap terpidana mengajukan banding karena ditemukannya
bukti baru
➢ pada tahap ini biasanya kesaksian ahli linguistik forensik diminta, jika
terdakwa yang telah diputuskan status hukumnya melalui pengadilan
tingkat pertama melakukan banding karena terdapat bukti-bukti baru atau
bukti-bukti yang ada harus dilihat dengan cara baru.

Anda mungkin juga menyukai