Anda di halaman 1dari 15

REPRESENTASI FEMINISME DAN MASKULINISME

DALAM NOVEL TUHAN IJINKAN AKU MENJADI


PELACUR KARYA MUHIDIN M. DAHLAN
1 2 3
Mahcmuddah Arif Viani , Wahyu Budi Nugroho , I Nengah Punia
123)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1 2
Email: mahcmuddaharif@gmail.com , wahyubudinug@yahoo.com ,
3
nengah_puniah@yahoo.com

ABSTRACT

The results of the novel discourse analysis are in the subject's position, Kiran is placed in a
position that using men in retaliation for his disappointment with God, rejecting the concept of
marriage. At the position of the object, Kiran was shown as the sexual object. In the position of
the author, Muhidin uses a single first person pronoun to describe the Kiran’s figure in a more
dominating subject position. In the position of the writer, Kiran is more to the position of the
subject related to her actions which try to rebel from the social order which is considered to
have restrained her. The representation of feminism and masculinity in terms of theory of
gender performativity and deconstruction theory, Kiran’s figure are a resistance as well as a
critique of law and social values which he considers impartial to women and community stigma
related to gender-based actions.

Keywords; Feminist Discourse Analysis, Kiran, Gender Performativity, Deconstruction

1. PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan bentuk karya seni kehidupan, meliputi tragedi, kebahagiaan,
yang dituangkan dalam bentuk bahasa. Karya kekecewaan, kesedihan bahkan komedi.
sastra terbentuk dalam karya imajinatif yang Wawasan pembaca bisa bertambah atau
dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari diperluas melalui membaca novel. Tidak dapat
segi kreativitas sebagai karya seni (Yanuar, dipungkiri, semua orang, apa pun jenis
2011: 6). Oleh sebab itu, konsepsi dari karya profesinya, pasti akan melakukan aktivitas
sastra ini merupakan suatu seni yang didasari membaca,dan bisa jadi membaca novel.
oleh imajinasi atau pemikiran seorang penulis Pada penelitian ini, penulis memilih salah
yang kemudian direfleksikan kedalam bentuk satu novel karya Muhidin M. Dahlan bertajuk
bahasa dan dapat dipertanggungjawabkan. Tuhan, Ijinkan Aku Menjadi Pelacur!: Memoar
Novel merupakan sebuah cerita fiksi Luka Seorang Muslimah. Pria kelahiran
yang mengangkat permasalahan yang Donggala, Sulawesi Tengah ini memulai
kompleks tentang kehidupan dan tersusun atas karyanya dengan menulis sebuah novel
unsur intrinsik dan ekstrinsik yang padu dan berjudul Mencari Cinta yang terbit pertama kali
saling terikat dalam mengungkapkan setiap pada tahun 2002. Sekian banyak karya yang
jalinan peristiwa yang diceritakan (Syahrizal, dituliskannya, novel keempat dari Muhidin M.
2013: 23). Menurut Ardiyansyah (2017: 4), Dahlan yang berjudul Tuhan, Ijinkan Aku
novel dapat memvisualkan banyak aspek Menjadi Pelacur!: Memoar Luka Seorang

1
Muslimah merupakan satu-satunya novel yang Mills untuk menunjukkan bagaimana posisi
menuai banyak kontroversi diberbagai tokoh utama, Nidah Kirani yang ditampilkan
kalangan, khususnya di kalangan pemuka dalam cerita, serta melihat keberadaan sosok
agama. Novel tersebut mengisahkan tentang “perempuan” dalam segi feminisme dan
perjalanan hidup seorang mahasiswi mantan maskulinisme untuk menunjukkan dimensi-
aktivis sebuah organisasi gerakan Islam dimensi perlawanan terhadap patriarki yang
bernama Nidah Kirani, seorang muslimah yang termuat dalam novel ini. Selain itu, meskipun
mengaku telah dikecewakan oleh Tuhannya. tokoh utama yang ditampilkan adalah
Selain itu, kisah yang terdapat dalam perempuan, namun di bagian-bagian tertentu ia
novel ini sangat jelas menegaskan bahwa kini menjelma menjadi sosok maskulin. Selain
sebuah pernikahan hanyalah sebuah legalitas mengkaji melalui analisis wacana feminis,
dalam melakukan hubungan seks, seperti yang penulis menggunakan kajian feminisme
sudah dijelaskan penulis sebelumnya. Hal inilah posmodern Judith Butler dan dekonstruksi
yang menyebabkan penulis tertarik mengkaji sebagai pisau bedah analisis.
lebih jauh melalui analisis wacana feminis Sara

2. Kajian Pustaka
perspektif penulis novel, dan posisi dalam
Kajian mengenai novel Tuhan, Ijinkan
perspektif pembaca berdasarkan metode
Aku Menjadi Pelacur!: Memoar Luka Seorang
analisis wacana feminis Sara Mills.
Muslimah karya Muhidin M. Dahlan
Penelitian selanjutnya yakni
sebelumnya pernah menjadi bahan kajian
Representasi Feminisme dalam Karya Sastra
dalam skripsi milik Yanuar Dwi Vardana
(Kajian Semiotika Sosial Novel “Eks Parasit
(2011). Skripsi yang diangkat berjudul Analisis
Lajang” Karya Ayu Utami) milik Radita Gora
Unsur Intrinsik dalam Novel “Tuhan Izinkan
(2015). Penelitian tersebut meneliti dari sisi
Aku Menjadi Pelacur” Karya Muhidin M
representasi feminisme yang diangkat dengan
Dahlan. Substansi skripsi tersebut membahas
sisi penggambaran pribadi dalam melawan
mengenai analisis unsur intrinsik yang terkait
nilai-nilai adat, agama, dan hukum yang
meliputi tema, alur, latar, penokohan dan
patriarkal.
perwatakan, serta konflik yang terkandung
Via Rahmawati (2016),dalam
dalam novel tersebut.
penelitianya Kritik Sosial dalam Novel Tuhan,
Skripsi berikutnya yaitu Elisa Linda
Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Muhidin
Yulia (2017) dengan judul penelitian Analisis
M Dahlan (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra),
Wacana Feminis Tokoh Srintil dalam Trilogi
berfokus pada kritik sosial yang terkandung
Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari
dalam novel tersebut. Terdapat lima kritik
merupakan penelitian kualitatif dan
sosial yang terdapat dalam penelitian ini,
menggunakan metode analisis wacana
yaitu; kritik sosial terhadap pemberontakan
feminis dari Sara Mills. Penelitian tersebut
yang dilakukan oleh Jemaat Daulah Islamiyah,
berusaha menjelaskan tokoh Srintil terkait
kemudian kritik sosial berikutnya mengenai
posisinya sebagai subjek, objek, posisi dalam

2
pilihan hidup tokoh utama untuk menjadi pemahaman mengenai seks dan gender, baik
pelacur, permasalahan gender dan sebagai perempuan maupun laki-laki.
pelanggaran norma masyarakat, serta kritik Penerapan teori peformativitas
sosial terhadap ssikap tokoh agama. gender dalam sosok Kiran tergambar pada
Tesis yang ditulis oleh beberapa perilaku Kiran yang menentang
Purnamaningsih Handayani pada tahun 2013 batasan-batasan gender yang telah dibangun
dengan judul Novel Cerita Cinta Enrico Karya pada pola pikir masyarakat. Hal tersebut
Ayu Utami: Kajian Feminisme dan Pendidikan. dibuktikan dengan adanya perilaku Kiran yang
Penelitian ini menggunakan model kajian terkadang menindas kaum laki-laki maupun
feminisme yang digunakan sebagai salah satu perilaku merokok yang dilakukan Kiran, yang
model pembelajaran apresiasi sastra dan dimana merokok merupakan representasi
berfokus pada penjelasan eksistensi kemaskulinan dari seorang laki-laki.
perempuan dalam novel Cerita Cinta Enrico
dalam perspektif feminisme. DEKONSTRUKSI (JACQUES

Menilik dari beberapa penelitian DERRIDA)


sebelumnya, terdapat beberapa persamaan Teori atau metode dekonstruksi
dan perbedaan. Persamaan penelitian mengambil sikap kritis terhadap segala
sebelumnya dengan penelitian ini adalah sesuatu yang dianggap baik, benar, dan indah
menjadikan novel sebagai objek dalam kajian oleh masyarakat, serta menyiratkan
serta sosok perempuan yang menjadi fokus kemungkinan adanya sesuatu yang lebih baik
utama dalam penelitian. Sedangkan, letak lagi bagi seorang individu untuk menjadi
perbedaan dari penelitian ini adalah “buruk” atau “semu”. Derrida (dalam Tong,
menggunakan teknik analisis wacana kritis 2011: 290), bahasa tidak memberikan makna
feminis dari Sara Mills, dengan analisis pada ataupun esensi dari objek, atau manusia yang
tokoh Nidah Kirani terkait posisinya sebagai berada di luar bahasa. Bahasa justru
subyek, obyek, posisi dalam perspektif menciptakan sebuah makna, dan hal tersebut
penulis dan posisi dalam perspektif pembaca. menjadi satu-satunya makna yang dapat
diacunya. Bila kita membebaskan pikiran dari
LANDASAN TEORI oposisi biner fundamental (ada-ketiadaan),
FEMINISME POSMODERN (JUDITH maka kita tidak lagi dipaksa untuk secara
BUTLER) jelas melawan pemikiran antara satu dan
Fokus utama dari teori feminisme lainnya.
posmodern milik Judith Butler, yaitu Derrida memberikan istilah difference
performativitas gender. Teori peformativitas (liyan) untuk mendeskripsikan ketimpangan
gender menunjukkan bahwa bagaimana antara realitas dan bahasa yang selama ini
sebuah diskursus maupun tindakan yang membingungkan. Bagi Derrida, makna di
dilakukan secara terus-menerus dilakukan bentuk melalui permainan penanda tanpa
oleh masyarakat sehingga menimbulkan mengacu pada objek independen dan
kedudukannya tidak stabil. Bahasa memiliki

3
sifat non-presentasional atau tidak memiliki sangat menarik untuk dikaji. Sebab, kisah
makna yang tetap. Sehingga, makna dari dalam novel tersebut menampilkan sosok
bahasa sewaktu-waktu dapat dipelesetkan tokoh utama perempuan−Kiran−yang sangat
(Barker, 2009: 79). berbeda jauh dari stereotipe perempuan ideal
Sedangkan penerapan teori pada umumnya dalam lingkungan masyarakat.
dekonstruksi dalam sosok Kiran dalam novel Adapun stereotipe perempuan ideal yang
Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur!: Memoar dimaksudkanadalah seperti tidak merokok,
Luka Seorang Muslimah adalah berupa tidak menggunakan obat-obatan terlarang,
perlawanan yang dinilai salah dalam tidak melakukan seks bebas, tidak
pandangan masyarakat, namun dalam dirinya melacurkan diri, penurut, dan lain sebagainya.
terdapat kebenaran yang melandasi dirinya Sebagai penulis, Muhidin M. Dahlan
melakukan perlawanan terhadap hukum yang memberikan penggambaran menarik
dinilai tidak memihak kaum perempuan. terhadap diri Kiran, dalam kisah novel
tersebut sosok Kiran ditampilkan ke dalam
3. METODE PENELITIAN dua posisi yang berbeda. Sebagai tokoh
Penelitian ini bersifat library research utama, sosok Kiran oleh Muhidin M. Dahlan
atau kepustakaan dengan menggunakan ditampilkan sebagai pihak yang
pendekatan kualitatif. Jenis dan sumber data termarginalkan atau pihak yang disebut
terbagi menjadi dua; yaitu data primer dan sebagai objek. Namun disamping sebagai
sekunder. Data primer yang digunakan adalah objek, Kiran juga ditampilkan sebagai sosok
novel, sedangkan data sekunder atau data yang dapat memengaruhi serta
pendukung yang digunakan seperti jurnal, menggerakkan pihak lain disekitarnya,
buku, internet, dan penelitian sebelumnya mampu bangkit dari keterpurukan, dan
yang memiliki pembahasan serupa. Teknik membentuk diri sesuai dengan keinginannya
analisis data menggunakan metode analisis yang disebut sebagai subjek.
wacana feminis milik Sara Mills, yang terbagi
dalam pembagian posisi subjek-objek, posisi 4.2. MENENTUKAN POSISI SUBJEK-
penulis, posisi pembaca, dan penarikan OBJEK
kesimpulan. 4.2.1. POSISI SUBJEK
4.2.1.1. HUBUNGAN ANTARA KIRAN
DENGAN TUHANNYA
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.1.1.a. USAHA KIRAN MENCINTAI
4.1. POSISI TOKOH KIRAN DALAM TUHAN
NOVEL TUHAN IJINKAN AKU
MENJADI PELACUR DALAM Perjalanan Kiran dalam mencapai
ANALISIS SARA MILLS kecintaan terhadap Tuhannya bermula dari

Pada bab pendahuluan, penulis telah keinginannya untuk merubah jalan hidupnya

menjelaskan bahwa dalam novel Tuhan yang dinilai kurang bermakna dan ingin

Ijinkan Aku Menjadi Pelacur: Memoar Luka mendalami ilmu agama yang ia miliki untuk

Seorang Muslimah merupakan novel yang mencapai keridaan dari Tuhannya. Seluruh

4
keinginan tersebut timbul akibat hadirnya utama yang memantapkan hati seorang Kiran
sosok Rahmi, yaitu salah seorang temannya untuk turut serta dalam pergerakan tersebut,
di asrama putri Pondok Ki Ageng yang juga sebagai kewajiban seorang hamba-Nya
perlahan-lahan membuka pemikiran Kiran untuk tetap berjuang untuk menegakkan
bahwa kehidupan yang berlangsung tidak perintah Tuhan dan sebagai wujud
hanya soal masalah duniawi dan bersenang- penyerahan diri secara total kepada
senang belaka. Namun, kehidupan yang Tuhannya.
sedang berlangsung saat ini semata-mata
Ah, aku rasakan seolah-olah semua
hanya sebagai tempat untuk mencari bekal pengabdian yang telah kuberi dibuang
begitu saja oleh-Nya. Sungguh, aku sangat
untuk menghadapi kehidupan kelak di akhirat. kecewa−tidak hanya kecewa, tapi patah hati.
Patah hati dengan kuasa Tuhan yang
Hampir seluruh waktuku kuhabiskan untuk mempermainkanku. Aku dengan semena-
salat. Bukan cuma yang wajib, tapi juga mena dijadikannya pion permainan-Nya
yang sunat, seperti rawatib dan lain (halaman 101).
sebagainya. Paginya aku dipastikan
menghadap Allah dalam salat dhuha sambil
menunggu dzuhur menjelang. Malamnya Dari beberapa wacana di atas, sosok
kuberdirikan tulang-tulangku dalam tahajud
kepada-Nya. Bermalam-malam begitu yang Kiran merasakan segala perbuatan yang ia
membuat mataku sembab oleh tangis
ibadah dan kerinduan kepada Allah lakukan belakangan ini menjadi sebuah
(halaman 43). pengorbanan. yang sia-sia dihadapan-Nya.
Bukan hanya perasaan kecewa yang ia
Kecintaan Kiran kepada Tuhannya
rasakan, bahkan sakit hati yang sangat
semakin terlihat jelas pada penggalan teks di
mendalam terhadap Tuhannya telah
atas. Seluruh waktunya ia habiskan untuk
menyelemuti hati Kiran.
beribadah kepada-Nya. Tidak hanya ibadah
yang bersifat wajib, namun ibadah yang 4.2.1.1.c. KEKECEWAAN KIRAN
sifatnya sunnah pun turut ia jalani sebagai TERHADAP TUHAN
salah satu langkah untuk mendekatkan Kekecewaan Kiran semakin
dirinya kepada Tuhan. memuncak saat mulai menyadari beberapa
kejanggalan dalam gerakan Daulah Islamiyah
4.2.1.1.b. PERGOLAKAN HATI KIRAN
yang diikutinya. Mulai dari ketidakjelasan arah
DENGAN TUHAN DAN KEYAKINANNYA
pergerakan, orang-orang yang berada di Pos
Keraguan perlahan mendekati sosok pergerakan yang tidak mencerminkan
Kiran yang sedang berada dalam puncak semangat dan tujuan Daulah Islamiyah, dan
penyerahan dirinya kepada Tuhannya. banyaknya tentangan dari masyarakat
Perasaan tersebut muncul ketika Kiran mengenai pergerakan tersebut yang dapat
memantapkan hatinya untuk bergabung mengancam keutuhan negara. Kekecewaan
dalam pergerakan Daulah Islamiyah. tersebut semakin membuat Kiran merasa
Pergerakan yang memiliki tujuan dan cita-cita dirinya melakukan hal yang sia-sia sepanjang
untuk menegakkan syariat Islam di negara perjalanan hidupnya.
Indonesia. Hal tersebut menjadi satu hal

5
Ya, aku memang kecewa dengan Tuhan, sebuah pemberontakan terbesar yang
dengan agama, dengan semua konsep
cinta, lelaki, terutama orang yang dilakukan seorang manusia terhadap takdir
bersembunyi di balik sucinya firman-firman yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
tapi sebetulnya tidak lebih baik dari susilaku
sendiri. Aku sangat kecewa dengan semua Pemberontakan atas ketidakterimaan seorang
itu.dan aku merasa bahwa semua-mua itu
telah menghancurkanku. Aku merasa telah manusia atas perlakuan tidak adil yang
tertolak, terutama tertolak oleh-Nya. Aku dilakukan oleh Tuhan, sebuah pelecehan atas
merasa Ia menghinaku (halaman 257).
segala yang Tuhan ciptakan.
Paragraf di atas menggambarkan
betapa Kiran merasa kecewa terhadap Tuhan, 4.2.1.2. KIRAN DAN LAKI-LAKI
agama, cinta, laki-laki dan orang-orang 4.2.1.2.a. KEKECEWAAN DAN
munafik, yaitu orang-orang yang PEMBALASAN DENDAM KIRAN
TERHADAP SOSOK LAKI-LAKI
sesungguhnya memiliki tabiat lebih buruk
Perasaan kecewa Kiran
darinya yang kemudian bersembunyi di balik
menghantarkannya pada sebuah tekad untuk
ayat-ayat Al-Quran. Kekecewaan tersebut
membalaskan perbuatan Daӓrul Rachim
yang kemudian menghatarkan Kiran kepada
kepada seluruh laki-laki yang mencoba untuk
perasaan hancur dalam dirinya. Kiran merasa
mendekatinya. Diajaknya mereka bercinta,
bahwa Tuhan sedang menolaknya, kemudian
kemudian ia tinggalkan begitu saja tanpa
menghinanya dengan cara memberikan
memberi alasan yang jelas. Setelah puas
cobaan yang berat untuknya.
membalaskan dendamnya kepada semua
4.2.1.1.d. PEMBERONTAKAN KIRAN laki-laki yang mendekatinya, Kiran menjajaki
TERHADAP TUHAN
dunia pelacuran untuk lebih lebih jauh
Adapun bentuk-bentuk pemberontakan membuktikan sampai di manakah kelemahan
Kiran atas Tuhannya yaitu seperti berusaha laki-laki bila dihadapkan dengan kemolekan
untuk melupakan-Nya, melakukan percobaan tubuh seorang perempuan.
bunuh diri untuk melawan takdir yang telah
Kamu pun akan merasakan getirnya berada
ditentukan-Nya, merubah jalan hidupnya di sampingku. Aku bukan perempuan biasa
kedalam dunia pelacuran, dan menggunakan saja dan gampang dikendalikan
sebagaimana engkau kerap memandang
laki-laki sebagai alat untuk memberontak atas perempuan yang ideal (halaman 151).
ketidakadilan yang diberikan Tuhan
Dari penggalan wacana di atas,
kepadanya.
penggambaran sosok Kiran untuk
Kupikir bunuh diri adalah pemberontakan membalaskan dendamnya terhadap laki-laki
terpuncak dari seorang manusia,
pemberontakan atas takdir Tuhan karena ia
yang mendekatinya tampak terlihat. Kiran
tidak menerima hasil karya-Nya, karena dia menegaskan bahwa dirinya tidak seperti
tak terima mengapa dia diperlakukan secara
semena-mena seperti ini. Maka bunuh diri perempuan pada umumnya yang mudah
adalah pelecehan terbesar atas penciptaan
Tuhan. Dan aku ingin melakukan itu. Ya,
dikendalikan oleh para laki-laki.
aku ingin itu: melecehkan takdir yang sudah
Tuhan susun atasku (halaman 185). Salahkah aku mencobai jalan hidup dengan
menjadi pelacur, aku bisa mendapatkan
kembali kekuatanku yang sudah diporak-
Pada kutipan paragraf di atas, Kiran porandakan oleh Tuhan dan kaum lelaki
menganggap bahwa bunuh diri merupakan maniak, kaum lelaki munafik. Kurasa-rasai

6
betapa aku sudah berbeda dengan Nidah Penggalan paragraf di atas
Kirani yang lalu-lalu. Sekarang aku lebih
percaya diri bahwa aku memiliki kekuatan mendeskripsikan pemikiran Kiran yang
untuk menaklukan banyak hal, terutama menolak sangat keras konsep pernikahan.
lelaki (halaman 231).
Wacana di atas menggambarkan Menurutnya, pernikahan merupakan ide
perasaan Kiran yang mulai mendapatkan teraneh yang pernah ia ketahui, yaitu sebuah
kembali kepercayaan dirinya untuk menjalani pembirokrasian ego dari sebuah konsep cinta.
hidup, setelah dirinya merasa hancur karena Pernikahan baginya merupakan sebuah
perasaan kecewanya terhadap Tuhan, laki- pemerkosaan perasaan cinta yang dimiliki
laki yang sangat candu akan seks dan oleh seseorang, sebuah penguasaan total
munafik. Kiran merasa lebih percaya diri ego atas kepemilikan yang semua itu
setelah dirinya memilih jalan untuk menjadi tersusun sempurna dalam sebuah konsep.
pelacur.Karena dengan menjadi pelacur,
4.2.1.3. KESIMPULAN POSISI SUBJEK
dirinya merasa memiliki kekuatan untuk
Keputusannya untuk menjadi pelacur
menaklukan segalanya, terutama menaklukan
adalah sebagai pembuktian pula, bahwa
laki-laki.
pernikahan hanyalah seks yang
4.2.1.2.b. SOSOK KIRAN YANG dilembagakan. Sehingga, menimbulkan
MENENTANG KONSEP PERNIKAHAN pandangan bahwa perempuan yang
melakukan hubungan seks diluar lembaga
Menurutnya, pernikahan akan membuat
tersebut adalah perempuan yang
dirinya merasa terkekang, suatu hal yang
moralitasnya sudah rusak dan sangat tidak
sangat membatasi ruang gerak seorang
pantas untuk memiliki harga diri. Akibatnya,
perempuan untuk menunjukkan eksistensi diri.
istilah pelacur dan anak haram muncul dan
Nikah katanya. Huh, nikah adalah ide paling keberadaannya dalam masyarakat menjadi
aneh yang pernah kutahu. Tidak, nikah
bagiku tak lain adalah pembirokrasian ego termarjinalkan.
negatif dari cinta, yakni ego kepemilikan
total yang berarti sebuah pemerkosaan dan 4.2.2. POSISI OBJEK
pemenjaraan sumber energi cinta yang
dimiliki seseorang. Jujur kukatakan, setelah 4.2.2.1. KIRAN DAN PERJALANAN
rasa penasaran diputuskan, sumber-sumber
HIJRAHNYA
energi ini akan terus memroduksi energi
baru untuk sebuah keinginan yang semakin Sosok Kiran yang memiliki sikap
menguat akan suatu sensasi baru. Juga
menuntut untuk dituntaskan sebagaimana keingintahuan yang tinggi, membuatnya
konsep perulangan dalam kehidupan ini.
Kata Tuhan, hidup seperti gelembung-
selalu ingin tahu apa yang akan ia jalani.
gelembung sabun. Itulah alasanku mengapa Dalam perjalanan hijrahnya, tentu tidak
aku menolak pernikahan. Karena
merupakan pemenjaraan energi-energi cinta terlepas dari beberapa pihak yang mendorong
seorang manusia di sisi lain akan tumbuh
sepanjang ia hidup. Pernikahan dengan
dirinya mendalami pengetahuan mengenai
konsep kepemilikan selalu menjadi dinding agama yang dipeluknya.
penghalang dan senjata pembunuh semua
energi cinta. Pernikahan adalah sebuah
“Tuhan, kenapa aku Kau perlakukan seperti
superioritas ego atas kepemilikan yang
ini. Kamu tahu betapa aku bersungguh-
meledak-ledak. Sebuah ego mati yang
sungguh berniat untuk menjadi hamba.
dibirokrasikan dengan sangat sempurna
Lihatlah Kau apa yang kulakukan selama ini.
(halaman 203).
Aku telah berinfak sedemikian banyak.

7
Bahkan lebih besar dari yang lain-lain di merasakan ketidaksanggupannya dalam
jalan yang Kau ridai. Kalau malam aku
dirikan salat. Itu semua kutunjukkan untuk menghadapi larangan Tuhan yang telah
mengabdi kepada-Mu semata. Tapi menjelma menjadi hukum sosial dalam
mengapa itu semua harus berujung dengan
kekecewaan” (halaman 101). masyarakat.

Pada wacana yang telah disebutkan di


4.2.3. KESIMPULAN POSISI OBJEK
atas, Kiran sebagai objek yang telah
Penulis memposisikan Kiran sebagai
dikecewakan oleh Tuhannya. Dirinya merasa
objek ke dalam dua situasi, yaitu situasi saat
telah dipermainkan oleh Tuhan, segala
ia menjalani masa hijrahnya dan situasi
pengorbanan yang pernah ia lakukan sia-sia
dimana ia menjadi objek seksual oleh setiap
di mata-Nya. Segala perintah dan larangan-
laki-laki yang mendekatinya. Namun, posisi
Nya telah ia lakukan dengan sebaik mungkin,
Kiran sebagai objek seksual laki-laki lebih
namun yang ia dapatkan hanyalah
mendominasi bila dibandingkan dengan
pembalasan yang mengecewakan.
dirinya pada posisi objek dalam perjalanan
4.2.2.2. KIRAN SEBAGAI OBJEK SEKS hijrahnya.
PARA LAKI-LAKI
4.3. POSISI PENULIS
Ditengah perjalanannya dalam
membalaskan rasa kecewanya terhadap 4.3.1. LATAR BELAKANG MUHIDIN M.
DAHLAN
Tuhan, Kiran memanfaatkan kedekatannya
Dari karyanya yang sangat
dengan para laki-laki. Namun, dibalik itu
mengguncang tersebut menimbulkan
semua, Kiran pun tidak terlepas dari posisinya
berbagai spekulasi, mulai dari banyaknya
sebagai objek seks dari setiap laki-laki yang
komentar yang bermunculan, timbulya kritikan
mendekatinya. Dengan dalih rasa cinta, para
dan juga bantahan, dan bahkan banyak orang
laki-laki itu mengajak Kiran untuk
yang mengecam dan mengutuknya, hanya
berhubungan seks. Akibat dari itu semua,
karena sebuah karya sastra yang ia ciptakan.
kepercayaan Kiran terhadap laki-laki pun
Bahkan dalam salah satu diskusinya, Muhidin
meluntur. Dirinya merasakan kekecewaan
sempat di hadiahi gelar “Nabi Kegelapan”.
yang mendalam, sehingga menjadi pelacur
Namun dalam segala kontroversi yang
adalah jalan yang ia pilih untuk membuktikan
dihasilkan dari karya yang telah ia ciptakan,
kebusukan yang dimiliki oleh para laki-laki.
kehadiran Muhidin layak mendapatkan
Aku tak sanggup lagi hadapi larangan- apresiasi di tengah keadaan masyarakat yang
larangan yang sudah Kau pancangkan
dalam hukum sosial masyarakatku. sudah terlanjur nyaman dengan keberadaan
Salahkah aku bila kuleburkan diriku dalam
dunia pelacuran yang hitam, yang kelam. sebuah “kaca buram” sebagai cermin untuk
Aku tak punya lagi tujuan hidup yang kau menilai diri dan kehadiran Muhidin adalah
katakan. Aku hanya butuh candu untuk bisa
bertahan hidup. Dan canduku adalah di sebagai “air sastra” yang dipakai sebagai
sana: kekelaman (halaman 259).
media untuk mengkritisi diri.
Pada penggalan wacana di atas,
mendeskripsikan perasaan Kiran yang

8
4.3.1.1. POSISI KIRAN DITAMPILKAN
MUHIDIN M. DAHLAN DALAM TEKS 4.4. POSISI PEMBACA
Muhidin menggunakan kata ganti orang 4.4.1. POSISI PENULIS SEBAGAI
pertama tunggal untuk menegaskan bahwa PEMBACA NOVEL TUHAN IJINKAN
AKU MENJADI PELACUR: MEMOAR
tokoh utama dalam novel ini menceritakan
LUKA SEORANG MUSLIMAH
kisah hidupnya secara langsung kepada
4.4.1.a. POSISI PEMBACA
pembaca. Sehingga, secara tersurat Muhidin DITAMPILKAN DALAM TEKS
membuat cerita dalam novel ini seolah Nidah
Muhidin M. Dahlan menciptakan
Kirani-lah yang bercerita tentang
sebuah jalan cerita yang seolah-olah seorang
kehidupannya, seperti pada potongan
Nidah Kirani-lah yang secara langsung
paragraf di bawah ini:
menceritakan kisah hidupnya kepada
Tapi atas segala kehambaan itu aku pun pembaca. Selain itu, tokoh Kiran yang
digunjingi hanya karena jilbabku besar.
Bahkan ada yang bilang: “Tuh liat, tekstil ditampilkan dalam teks berusaha untuk
berjalan.” Tapi aku menunduk saja, mengajak pembaca untuk berpikir mengenai
sebagaimana Rasul pernah mengajakan.
Salahkah aku berpakaian demikian? pertanyaan yang ia lontarkan. Seperti pada
Bukankah aku hanya menuruti perintah
Allah dalam Alquran surah An-Nuur ayat beberapa wacana berikut ini:
315 yang memerintahkan agar menutup
aurat serapat-rapatnya. Salahkah aku “Ya! Pemahaman beragama kita yang keliru.
berpakaian yang demikian dan mengurangi Termasuk kamu barangkali.” Mendengar
aktivitas keduniawian? (Halaman 45). kata-katanya yang langsung menonjok
demikian, aku terhenyak. Salahkah cara
Wacana di atas menunjukkan bahwa beragamaku? Bukankah seperti ini yang
kudapati ketika berada dalam pengajian
Muhidin M. Dahlan secara langsung
Tarbiyah, berkumpul dengan ukhti-ukhti
memberikan informasi kepada pembaca yang saleh dan berparas teduh itu?
(Halaman 36).
mengenai posisi Kiran yang menjadi subjek
Teks di atas merupakan contoh
dalam jalan cerita. Melalui teks yang
bagaimana Muhidin M. Dahlan seolah secara
ditampilkan, pembaca dapat secara langsung
langsung mengajak pembaca untuk berpikir
memahami keseluruhan jalan cerita dan
mengenai pemahaman beragama kita yang
posisi-posisi yang ditampilkan oleh Muhidin
dirasa masih keliru. Pertanyaan Kiran tentang
dalam novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi
apakah cara ia beragama masih salah
Pelacur: Memoar Luka Seorang Muslimah.
merupakan pertanyaan yang diajukan untuk
4.3.2. SIMPULAN POSISI PENULIS dirinya sendiri. Namun, ketika para pembaca
DALAM MENAMPILKAN TOKOH
membaca penggalan wacana tersebut,
KIRAN
Struktur bahasa yang ditampilkan oleh terdapat pertanyaan yang serupa terpintas
Muhidin M. Dahlan menggunakan kata ganti dalam pikiran para pembaca.
orang pertama tunggal yang semakin
4.4.1.b. PEMBACA MEMPOSISIKAN
memperjelas posisi Kiran dalam jalan cerita
DIRINYA DALAM TEKS YANG
novel ini. Sehingga, dapat penulis simpulkan
DITAMPILKAN
bahwa Kiran lebih banyak menceritakan
dirinya jalan hidupnya.

9
Melalui struktur teks yang ditampilkan Terlihat dari jumlah halaman pada
oleh Muhidin M. Dahlan yang mampu posisi subjek maupun objek, terlihat sangat
menggiring para pembaca untuk berada pada jelas bahwa posisi subjek atas tokoh Kiran
posisi Kiran, penulis juga dapat secara lebih mendominasi dibandingkan dengan
langsung merasakan posisi dan juga karakter posisi objek. Hal tersebut dapat dibuktikan
Kiran yang telah ditampilkan dalam teks. dengan wacana dibawah ini:
Kiran sebagai sosok yang dominan
Dan tentang duniaku yang baru, dunia
menjadikan pembaca dari novel ini pelacuran, aku sudah berkali-kali pamit
baik-baik dengan Tuhan, tapi jawabannya
merasakan empati, sehingga pembaca lebih tak juga bersahut. Suara Tuhan seakan
leluasa mendalami posisi Kiran. Sesuai fokus lenyap dalam cakrawala kesadaranku.
Malah yang kudapatkan aku seperti bayi
penulis yang berfokus pada sosiologi gender, yang berada dalam rimba belantara bumi.
Yang tersesat di jurang-jurang kelam tak
perhatian penulis terpusat pada sosok Kiran berdasar. Seperti bayi, hati seperti tidak
yang lebih bayak ditampilkan pada posisi mendapat keagungan apa pun. Seperti
tokoh-tokoh masa lalu yang mengharum
subjek karena posisinya yang menentang bermekaran sepanjang masa. Aku tak
punya apa-apa yang bisa kupersembahkan
beberapa hal yang berhubungan dengan kepada Tuhan. Bukan karena kehendakku
ketidakadilan yang dirasakannya dengan semata aku seperti ini. Aku hanya ingin
menangkap saripati kehidupan dengan
Tuhannya maupun dengan laki-laki yang bilahan-bilahan kejujuran, meski kejujuran
itu dikitari oleh nergi-energi negatif
mendekatinya. kehidupan yang menyumbat. Dan
keinginanku menjadi pelacur adalah salah
4.4.1.C PENGIDENTIFIKASIAN satu keinginan terjujur yang bisa
PEMBACA DALAM BAGIAN kuberitahukan kepada-Nya (halaman 240).
NOVEL TERHADAP TOKOH
KIRAN Penggalan teks di atas
menggambarkan posisi subjek pada tokoh
Berdasarkan pada keseluruhan jalan Kiran yang dimana ia melakukan berbagai
cerita dalam novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi pemberontakan atas Tuhannya maupun
dengan para laki-laki yang mendekatinya
Pelacur!: Memoar Luka Seorang Muslimah dengan mengambil keputusan untuk menjadi
yang telah pembaca baca dan analisis, dapat pelacur. Kiran tidak akan membiarkan kembali
para lelaki untuk mengajaknya bermain seks
diidentifikasikan bahwa sosok Kiran sebagai secara percuma, terlebih dengan alsan cinta.
subjek sangat mendominasi seluruh jalan
4.4.2 SIMPULAN POSISI PEMBACA
cerita dalam novel tersebut. Hal tersebut
DALAM NOVEL TUHAN IJINKAN AKU
dapat pembaca buktikan pada bagian MENJADI PELACUR: MEMOAR LUKA
sebelumnya yaitu penyaringan teks yang SEORANG MUSLIMAH
diidentifikasi mengandung unsur subjek Adapun kesimpulan yang penulis
maupun objek, dan posisi subjek terhadap dapatkan adalah tokoh Kiran dalam novel
tokoh Kiran lebih banyak ditampilkan oleh Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur!: Memoar
Muhidin. Berangkat dari keseluruhan teks Luka Seorang Muslimah lebih ditampilkan
yang ditampilkan, terdapat 78 halaman yang dalam posisi subjek daripada posisi objek. Hal
menampilkan tokoh Kiran sebagai posisi tersebut telah didukung oleh jenis kelamin
subjek, dan 28 halaman yang menampilkan peneliti yang juga seorang perempuan, serta
tokoh Kiran pada posisi objek. memiliki latar belakang permasalahan yang

10
sama dengan tokoh Kiran, dan juga latar Feminisme Maskulinisme

belakang penulis yang pernah memberontak “Islam itu agama yang


menginginkan perubahan
akibat beberapa tatanan sosial yang revolusioner
sebagaimana Marx
mengimani itu. Adalah
mengekang menjadikan penulis yang sangat susah
menyusupkan asas Islam
memposisikan dirinya sebagai peneliti dan 1 yang asasnya adalah
nasionalisme seperti
P1

sekarang ini. Perangkat


sekaligus pembaca novel tersebut hukum pun mengikuti
asas itu. Dan satu-
mengidentifikasi dirinya sebagai tokoh Kiran satunya cara adalah
revolusi” (halaman 85-
86).
dalam novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Kulepaskan jilbabku,
kuinjak dia yang
Pelacur!: Memoar Luka Seorang Muslimah. sudah tengkurap.
Aku tidak tahu entah
dari mana datangnya
keberanian dan
pikiran nakal itu.
Hanya satu pikiran
yang ada dalam
benakku: sangat
mengasyikkan ini
cowok buat
pelampiasan
ketimbang
2 P2
memikirkan Tuhan
yang sudah
mengecewakanku
dan membayangkan
takut yang berlebihan
akan dibunuh sekuriti
4.5 REPRESENTASI FEMINISME DAN Jemaah seperti
dialami oleh teman-
MASKULINISME DITINJAU DARI TEORI teman kakakku. Aku
capek. Aku capek
FEMINISME POSMODERN DAN Tuhan
semua
dengan
permainan
DEKONSTRUKSI yang Kau sutradarai
ini! (halaman 123).
Ah, akan kubalas
melalui analisis menggunakan analisis kekecewaan itu
dengan melupakan-
wacana feminis milik Sara Mills untuk Nya. Dan
memiliki permainan
aku

baru untuk itu.


menganalis posisi tokoh utama pada posisi Seonggok tubuh di
3 depanku sedang P3
subjek-objek, posisi penulis dan posisi tengkurap.
lupakan Tuhan, injak
Ya,

lelaki itu. Kiran, ia


pembaca,peneliti akan melakukan identifikasi objek yang luar biasa
untuk pelampiasan
terhadap representasi feminisme dan sakitmu
124).
(halaman

Ku injak lelaki itu


maskulinisme melalui teori feminisme sambil mulutku tetap
menghembuskan
posmodern yaitu performativitas gender asap
Kunikmati
rokok.
saja
4 suasananya karena P4
Judith Butler dan dekonstruksi Derrida yang memang aku berniat
untuk pelampiasan
ditampilkan oleh seorang Nidah Kirani dalam kekesalanku,
kegundahanku
(halaman 124).
cerita novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Dan ia pun
mengajakku
Pelacur: Memoar Luka Seorang Muslimah. berpetualang
dengan
seks
sangat
garangnya. Tapi
Adapun keterkaitan teori peformativitas hanya tiga kali aku
5 naik ranjang P5
gender dan dekonstruksi dengan representasi dengannya
sekuel
dalam
waktu
seminggu. Dan
feminisme dan maskulinisme terhadap tokoh setelah itu ia
kutinggalkan
utama dalam novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi (halaman 145).
Dari situ janjiku dalam
hati: akan kubongkar dan
Pelacur: Memoar Luka Seorang Muslimah kululuhkan harga diri
6 lelaki ini. Dia sudah terjun P6
adalah sebagai berikut: bebas dan setengah dari
harga dirinya telah
kukuak (halaman 168).
Tabel 4.1 Representasi Feminisme dan
Kategori
No Keterangan
Maskulinisme

11
P1: Pada teks tersebut mengambarkan sosok Derrida, tindakan Kiran merupakan sebuah
Kiran yang menginginkan sebuah perubahan perbuatan pembalasan dendam terhadap
yang sifatnya revolusioner dalam menjalani kaum laki-laki yang dinilai telah semena-mena
agama Islam. Bila dikaitkan dengan teori terhadap dirinya. Dengan cara membiarkan
performasitivitas gender, tindakan Kiran yang tubuhnya dijadikan sebagai objek seksualitas
menginginkan perubahan adalah sebuah oleh para lelaki yang mendekatinya, Kiran
gebrakan yang dilakukan oleh seorang menggunakan kesempatan tersebut untuk
perempuan. Melalui ketegasannya tersebut, melihat sisi balik yang dimiliki oleh para lelaki
sosok Kiran menegaskan bahwa sifat tegas tersebut sekaligus menguji sampai dimanakah
maupun menjadi seorang pionir tidak hanya tingkat keimanan seorang lelaki yang oleh
dimiliki oleh sosok laki-laki saja. Sedangkan masyarakat dipandang mulia.
bila dikaitkan dengan teori dekonstruksi,
sosok Kiran dalam kategori feminisme ini 5. KESIMPULAN
mencoba untuk merubah asas negara yang
Adapun kesimpulan yang dapat penulis
dimiliki Indonesia yang berasaskan
paparkan terkait posisi tokoh Kiran dalam
Nasionalisme menuju asas Islam. Hal
novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur
tersebut sangat bertentangan dengan konsep
adalah sebagai berikut:
kenegaraan yang dimana asas Islam sangat
tidak mungkin dijalankan sepenuhnya dalam 1) Melalui metode analisis wacana feminis
negara Indonesia. Sehingga, sikap Kiran pada Sara Mills yang telah penulis gunakan untuk
teks ini digambarkan telah mengkhianati menentukan posisi dominan tokoh utama
kedaulatan negara dan menginginkan novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur!:
perubahan pada ideologi negara. Memoar Luka Seorang Muslimah, adapun inti
sari yang dapat penulis rangkum adalah
P6: Penggalan teks yang telah disebutkan
sebagai berikut:
dalam tabel menggambarkan sebuah tekad
yang dimiliki Kiran untuk membongkar segala a) Posisi Subjek
keburukan dan berusaha untuk menurunkan
Penempatan posisi subjek pada posisi Kiran
harga diri yang dimiliki oleh setiap laki-laki
antara lain yaitu usahanya dalam mencintai
melalui tubuhnya yang dijadikan sebagai
Tuhannya, yang dimana ia tergabung dalam
objek seksualitas laki-laki yang mendekatinya.
organisasi Daulah Islamiyah dan berjuang
Ditinjau dari performativitas gender, tindakan
secara total mewujdkan cita-cita dalam
yang dilakukan oleh Kiran merupakan sebuah
pergerakan tersebut, kemudian terdapat
dobrakan yang dilakukan oleh seorang
bagian dimana ia melakukan pemberontakan
perempuan yang menentang bahwa apa yang
atas kekecewaannya terhadap Tuhan melalui
telah dilakukan olehnya adalah sebuah hal
laki-laki yang mendekatinya dan sosok Kiran
yang dapat dilakukan pula oleh seorang
yang menolak sebuah konsep pernikahan
perempuan untuk menjatuhkan harga diri laki-
yang dianggap telah membatasi eksistensi
laki. Dan bila dikaitkan dengan dekonstruksi
dari seorang perempuan dalam

12
lingkungannya, yang juga sebagai bentuk d) Posisi Pembaca
rasa kecewanya terhadap laki-laki. Sehingga,
Terkait posisi pembaca, Muhidin M. Dahlan
posisi subjek pada tokoh Kiran sangat
yang berlaku sebagai penulis novel ini telah
mendominasi dalam alur penceritaan novel
berhasil membawa para pembaca untuk turut
Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur.
merasakan melalui susunan struktur bahasa
b) Posisi Objek yang ia ciptakan. Sehingga, penulis yang
sekaligus pembaca dan peneliti novel tersebut
Posisi objek terkait tokoh Kiran terbagi dalam
dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa
dua fase, yaitu saat Kiran menjalani
sosok Kiran merupakan tokoh yang
perjalanan hijrahnya dan menjadi objek
diposisikan sebagai subjek dalam jalan cerita,
seksual oleh setiap laki-laki yang
dan penulis sendiri dengan mudah
mendekatinya. Pada fase hijrah, Kiran
menempatkan diri dalam posisi Kiran.
menjadi objek terhadap orang-orang yang
berada dalam pergerakan Daulah Islamiyah 2) Terkait dengan representasi feminisme dan
yang dimana ia dimanfaatkan dalam segi maskulinisme ditinjau dari teori feminisme
materi maupun menggalang massa posmodern Judith Butler yaitu performativitas
pergerakan. Sedangkan dalam fase menjadi gender dan toeri dekonstruksi Jacques
objek seksual terhadap laki-laki, Kiran Derrida, tindakan yang dilakukan oleh tokoh
menjadi seorang objek seksual oleh laki-laki Kiran merupakan sebuah perlawanan atas
hanya pada saat ia menyangupi berbagai hukum, nilai dan aturan sosial yang
ajakan yang mereka tujukan kepada Kiran dianggapnya tidak memihak kepada kaum
untuk berhubungan seks. perempuan. Selain itu, melalui tindakan yang
dilakukan oleh Kiran adalah sebagai kritik
c) Posisi Penulis
atas stigma dalam masyarakat yang
Dalam posisi penulis, tokoh Kiran sebagai menggolongkan tindakan maupun segala
subjek lebih banyak mendominasi dalam alur kegiatan yang dilakukan berdasarkan gender.
penceritaan. Hal tersebut dibuktikan dengan
penggunaan kata ganti orang pertama tunggal
dalam struktur bahasa yang digunakan oleh DAFTAR PUSTAKA
Muhidin M. Dahlan untuk menegaskan posisi Sumber Primer:
Kiran terkait posisinya sebagai subjek pada Novel;
novel Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur!:
Dahlan, Muhidin. M. 2016. Tuhan, Ijinkan Aku
Memoar Luka Seorang Muslimah. Selain itu,
Menjadi Pelacur: Memoar Luka
tujuan yang dimiliki oleh Muhidin M. Dahlan
Seorang Muslimah. Yogyakarta:
telah tercapai dalam mengungkap keburukan-
ScriptaManent.
keburukan organisasi serupa dengan Daulah
Islamiyah melalui karyanya yang dapat
Sumber Sekunder:
membangun autokritik dalam masyarakat. Buku;

13
Bordieu, Pierre. 2010. Dominasi Maskulin. feminis/gender-dan-seks-dalam-konstruksi-
Yogyakarta: Jalasutra sosial (Diakses 5 April 2019)

Barker, Chris. 2009. Cultural Studies: Teori Jurnal, Skripsi, Tesis;


dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi
Arifin, Muchamad Zaenal. 2016. Tinjauan
Wacana.
Sosiologis Redefenisi Subjek dalam
Bungin, Burhan. 2014. Penelitian Kualitatif: Pemikiran Slavoj Žižek. Skripsi.
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Jakarta: Kencana. Udayana.

Eriyanto. 2011. Analisis Wacana: Pengantar Ardiyansyah, Bagus. 2017. Citra “Ayah”
Analisis Teks Media. Yogyakarta: dalam Novel Sabtu Bersama Bapak
LKiS. Karya Adhitya Mulya. Skripsi.
Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu
Fakih, Mansour. 2008. Analisis Gender dan
Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Udayana.
INSISTPress.
Darwin, Muhadjir. 1999. Maskulinitas: Posisi
Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi
Laki-Laki dalam Masyarakat
Modern: Edisi Ketujuh. Jakarta:
Patriarkis. Jurnal Pusat Studi
Kencana.
Kependudukan dan Kebijakan
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Universitas Gajah Mada. Vol.5 No.2
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Dermatoto, Argyo. 2010. Konsep
Bandung.: Alfabeta.
Maskulinitas dari Jaman ke Jaman
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode
dan Citranya dalam Media. Jurnal
Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Pendektan Edisi Ketiga. Jakarta:
Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Kencana.
Sebelas Maret. Vol 1 No.1
Tong, Rosemarie Putnam. 2006. Feminist
Handayani, Purnamaningsih. 2013. Novel
Thought. Yogyakarta: Jalasutra.
Cerita Cinta Enrico Karya Ayu Utami:
Internet; Kajian Feminisme dan Pendidikan.
Tesis. Program Studi Pendidikan
Dahlan, Muhidin M. Biografi Muhidin M.
Bahasa Indonesia, Program
Dahlan,
Pascasarjana Universitas Sebelas
https://muhidindahlan.radiobuku.com/tentang/
Maret.
(Diakses 14 Juli 2018)
Nurdiansyah, Fandi Akhmad. Menyingkap
Jauhariyah, Witriyatul. Gender dan Seks
Pemikiran Feminisme dalam Novel
dalam Konstruksi Sosial,
Zuqa: Q Al Mida: Q Karya Naguib
https://www.jurnalperempuan.org/wacana-

14
Mahfouz. Skripsi. Universitas Yulia, Elisa Linda. 2017. Analisis Wacana
Indonesia. Feminis Tokoh Srintil dalam Trilogi
Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad
Nurfaidah, Resti. 2016. Dominasi
Tohari. Skripsi. Jurusan Sosiologi.
Maskulinitas dalam Cerpen
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Indonesia. Jurnal MetaSastra. Vol.9
Universitas Udayana.
No.2.

Omara, Andy. 2004. Perempuan, Budaya


Patriarki Dan Representasi. Jurnal
Mimbar Hukum. Vol.3 No. 46.

Pranowo, Yogie. 2013. Identitas Perempuan


dalam Budaya Patriarkis: Sebuah
Kajian tentang Feminisme
Eksistensialis Nawal El Sa'adawi dalam
Novel “Perempuan di Titik Nol”. Jurnal
Melintas. Vol.29 No.1.

Radita, Gora. 2015. Representasi Feminisme


dalam Karya Sastra (Kajian Semiotika
Sosial Novel “Eks Parasit Lajang”
Karya Ayu Utami). Skripsi. Program
Studi Hubungan Masyarakat, Akademi
Komunikasi BSI Jakarta.

Rahmawati, Via. 2016. Kritik Sosial dalam


Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi
Pelacur! Karya Muhidin M Dahlan
(sebuah tinjauan sosiologi sastra.
Skripsi. Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Diponegoro.

Vardana, Yanuar Dwi. 2011. Analisis Unsur


Intrinsik dalam Novel “Tuhan Izinkan
Aku Menjadi Pelacur” Karya Muhidin M
Dahlan. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Bahasa Daerah, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Jember.

15

Anda mungkin juga menyukai