Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Arduinodroid

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI ARDUINODROID


PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN MIKROPROSESOR DAN MIKROKONTROLER
DI SMKN 2 SURABAYA

Latifah Damayanti Muhamad Syariffuddien Zuhrie


Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya
latifah.19020@mhs.unesa.ac.id zuhrie@unesa.ac.id

Rina Harimurti L. Endah Cahya Ningrum


Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya
rinaharimurti@unesa.ac.id endahningrum@unesa.ac.id
Abstrak
Pengembangan modul pembelajaran untuk peserta didik yang kesulitan memahami trainer arduino uno
menggunakan aplikasi arduinodroid menjadi penting seiring dengan semakin berkembangnya teknologi.
Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui validitas modul pembelajaran menggunakan aplikasi
arduinodroid, (2) mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menggunakan modul pembelajaran
menggunakan aplikasi arduinodroid di SMKN 2 Surabaya, dan (3) mengetahui respon peserta didik di
SMKN 2 Surabaya setelah menggunakan modul pembelajaran menggunakan aplikasi arduinodroid.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan langkah-langkah
instructional development cycle atau model penelitian Peter Fenrich yang mencakup analisis,
perencanaan, desain, pengembangan, penerapan, serta evaluasi dan revisi. Subjek penelitian terdiri dari 70
peserta didik kelas XI Teknik Audio Video di SMKN 2 Surabaya, dibagi menjadi kelompok eksperimen
(XI TAV 1) dan kelompok kontrol (XI TAV 2). Data dikumpulkan dengan metode kuantitatif
menggunakan tes dan angket. Hasil kelayakan modul sebesar 4,75 dengan kategori sangat baik. Respon
peserta didik terhadap modul sebesar 4,15 dengan kategori baik. Hasil dari uji wilcoxon signed ranks test
yang dilakukan di kelas eksperimen (XI TAV 1) adalah sig. memiliki nilai 0,000 yang berarti
perbedaannya signifikan. Sedangkan di kelas kontrol (XI TAV 2), hasilnya adalah sig. memiliki nilai
0,065 yang berarti perbedaannya tidak signifikan. Penggunaan modul pembelajaran dengan aplikasi
Arduinodroid lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pemrograman
mikroprosesor dan mikrokontroler di SMKN 2 Surabaya, yang menegaskan modul tersebut sebagai
alternatif layak dan efisien dalam mendukung pembelajaran mandiri serta meningkatkan kualitas
pendidikan di bidang teknik elektronika.
Kata Kunci: modul pembelajaran, arduinodroid, pemrograman

Abstract
The development of learning modules for students who have difficulty understanding the Arduino Uno
trainer using the Arduino application is important along with the development of technology. This study
aims to: (1) determine the validity of the learning module using the arduinodroid application, (2)
determine the learning outcomes of students after using the learning module using the arduinodroid
application at SMKN 2 Surabaya, and (3) find out the response of students at SMKN 2 Surabaya after
using the module learning using the arduinodroid application. This research uses a research and
development (R&D) approach with instructional development cycle steps or Peter Fenrich's research
model which includes analysis, planning, design, development, implementation, as well as evaluation and
revision. The research subjects consisted of 70 students of class XI Audio Video Engineering at SMKN 2
Surabaya, divided into an experimental group (XI TAV 1) and a control group (XI TAV 2). Data was
collected by quantitative methods using tests and questionnaires. The feasibility result of the module is
4.75 with very good category. Student response to the module is 4.15 in the good category. The results of
the Wilcoxon signed ranks test conducted in the experimental class (XI TAV 1) are sig. has a value of
0.000 which means the difference is significant. While in the control class (XI TAV 2), the results are sig.
has a value of 0.065 which means the difference is not significant. The use of learning modules with the
Arduinodroid application is better in improving student learning outcomes in microprocessor and
microcontroller programming at SMKN 2 Surabaya, which confirms the module as a feasible and
efficient alternative in supporting independent learning and improving the quality of education in the
field of electronics engineering.
Keywords: learning module, arduinodroid, programming

47
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 13 Nomor 01 Tahun 2024, 47-56

PENDAHULUAN bahwa penggabungan bahan ajar berbasis modul


Pendidikan biasanya terjadi di dalam fasilitas dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.
pendidikan resmi, seperti sekolah, ketika proses Modul memberi siswa kesempatan untuk
pembelajaran disusun ke dalam bidang atau mata berpartisipasi dalam pembelajaran mandiri, baik
pelajaran yang berbeda. Kurikulum Jurusan Teknik dengan atau tanpa bimbingan dari seorang
Audio Video SMKN 2 Surabaya meliputi mata instruktur. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk
kuliah Pemrograman Mikroprosesor dan melakukan penyelidikan di bawah judul tersebut di
Mikrokontroler (PMM). Tujuan utama dari kursus atas “Pengembangan Modul Pembelajaran
ini adalah untuk memberikan instruksi Memasukkan Aplikasi Arduinodroid Dalam
komprehensif tentang metodologi pemrograman, Rangka Mata Pelajaran Pemrograman
dengan penekanan khusus pada pemanfaatan Mikroprosesor dan Mikrokontroler di SMKN 2
mikroprosesor dan mikrokontroler. Mata kuliah Surabaya”.
khusus ini merupakan komponen wajib bagi Modul ini akan memanfaatkan
mahasiswa Jurusan Teknik Audio Video tingkat pengembangan instruksional Peter Fenrich, yang
kelas XI yang dituangkan dalam kurikulum 2013 secara khusus dikenal sebagai paradigma Siklus
berlatih dan menyampaikan informasi secara efektif Pengembangan Instruksional. Pendekatan ini
(Arsyad: 2018). memiliki beberapa tahapan, yaitu langkah analisis,
Topik di tangan para peneliti di bawah perencanaan, desain, pengembangan, implementasi,
pimpinan dosen mata kuliah PMM telah mengamati serta penilaian dan revisi. Pengembangan tersebut
implementasi trainer Arduino Uno di berbagai dilakukan dengan berpedoman pada Pedoman
setting. Ini melibatkan pemanfaatan aplikasi Penyusunan Modul Direktorat Tenaga
Arduino untuk mengeksplorasi kemampuan dan Kependidikan yang berada di bawah Direktorat
fungsinya. Menurut Kristanto (2018), Pemanfaatan Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
materi khusus ini merupakan bagian integral dari Kependidikan, salah satu bagian dari Kementerian
kurikulum, membutuhkan kepatuhan terhadap Pendidikan Nasional. Selanjutnya perlu
manual instruksional terperinci yang menguraikan diperhatikan Peraturan Menteri Pendidikan,
prosedur pengoperasian pelatih Arduino Uno. Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Status pengetahuan siswa dan pemrograman Indonesia Nomor 22 Tahun 2022 tentang Standar
otonom pelatih Arduino Uno saat ini kurang Mutu Buku, Standar Proses, Aturan Perolehan
optimal sebagai akibat dari bahan pembelajaran Naskah, dan Aturan Penerbitan Buku. Tujuan
yang tidak memadai yang mendukung upaya belajar utama mematuhi pedoman dan peraturan ini adalah
mengajar. Akibatnya, kekurangan ini berdampak untuk menjamin bahwa barang yang diproduksi
buruk pada prestasi akademik siswa dalam disiplin sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan.
ilmu tertentu.
Widiyasari, dkk., (2018) berpendapat bahwa METODE
untuk meningkatkan kemanjuran proses pedagogis Penelitian ini menggunakan teknik penelitian
dan pembelajaran, integrasi materi pendidikan dan pengembangan (R&D). Penelitian ini
tambahan sangat penting, karena berfungsi untuk menggunakan paradigma siklus pengembangan
meningkatkan kualitas pendidikan secara instruksional Peter Fenrich sebagai kerangka kerja
keseluruhan. Oleh karena itu, pemanfaatan modul untuk memfasilitasi produksi modul pembelajaran.
sebagai alat pembelajaran dipandang cocok untuk Model siklus pengembangan instruksional, seperti
mengatasi masalah tersebut di atas. Selain itu, yang disajikan oleh Peter Fenrich, umumnya
modul pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan oleh para peneliti karena penggabungan
memfasilitasi pengembangan kemandirian siswa fase evaluasi dan revisi setelah setiap tahap
dalam memanfaatkan resource trainer Arduino Uno pengembangan.
untuk tujuan memperoleh pengetahuan dalam mata Pemanfaatan pendekatan iteratif ini
pelajaran mikroprosesor dan pemrograman menjamin bahwa karya yang dihasilkan memiliki
mikrokontroler. Kemanjuran memanfaatkan modul validitas tambahan. Selanjutnya, paradigma ini
sebagai alat instruksional dalam konteks pendidikan sejalan dengan media penelitian yang dipilih,
juga dapat dinilai melalui penelitian ilmiah khususnya modul pembelajaran. Proses penelitian
sebelumnya. dan pengembangan meliputi serangkaian tahapan
Berdasarkan analisis komprehensif dari yang berbeda, yaitu: 1) tahap analisis, 2) tahap
penelitian sebelumnya, telah dipastikan bahwa perencanaan, 3) tahap desain, 4) tahap
pemanfaatan modul sebagai sumber belajar pengembangan, 5) tahap implementasi, dan 6)
menghasilkan hasil yang memperkuat proposisi penilaian dan tahap revisi. Diagram yang

48
Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Arduinodroid

digambarkan di sini menggambarkan model implementasinya. Desain awal modul terdiri dari
pengembangan siklus pengembangan instruksional garis besar yang komprehensif yang merinci isi dan
yang dibuat oleh Peter Fenrich. struktur modul. Rancangan modul ini mengikuti
struktur penulisan modul yang dituangkan dalam
pedoman penulisan modul yang diberikan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional. Desain awal
modul menggabungkan berbagai komponen, yang
telah disesuaikan dengan materi spesifik yang
sedang dipertimbangkan.
Komponen tersebut meliputi halaman judul,
kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar
tabel, peta informasi modul, pendahuluan (meliputi
deskripsi, karakteristik, prasyarat, petunjuk
Gambar 1. Model of Instructional Development penggunaan modul, tujuan pembelajaran, manfaat,
Cycle dan tes bakat awal). , RPP, kegiatan pembelajaran
(Sumber: Farochah, dkk., 2022:83) (meliputi uraian materi, latihan praktek, dan
penilaian pengetahuan dan keterampilan), dan
1. Analysis (Analisis) bagian penutup (meliputi tes evaluasi, daftar
Analisis dilakukan melalui pengamatan pustaka, glosarium, dan profil). Format modul yang
terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan dipilih adalah modul cetak berukuran A5 yang
justifikasi perlunya penciptaan sumber daya didesain menyerupai tampilan buku ajar. Keputusan
pendidikan, serta persyaratan terkait untuk untuk menggunakan format modul ini diambil
pengembangannya. Tujuan utama dari tahap setelah mengamati bahwa sebagian besar buku
analisis adalah untuk menggambarkan masalah cetak di SMKN 2 Surabaya berukuran A5 yang
yang ada secara akurat dan setelah itu memastikan dinilai praktis dan hemat biaya. Preferensi jenis
apakah masalah tersebut memerlukan penerapan buku cetak dibandingkan buku elektronik juga
solusi multimedia untuk tujuan pembelajaran. Fase dipengaruhi oleh temuan terkait kemudahan yang
analitis mencakup artikulasi singkat dari topik yang dialami siswa dan penekanannya pada proses
dibahas. pembelajaran.
Asarudin (2021) berpendapat bahwa Selama
tahap analisis, tiga komponen memerlukan 3. Design (Desain)
pemeriksaan: analisis tujuan pembelajaran, analisis Tahap desain merupakan tahap ketiga dari
kebutuhan, dan analisis kinerja. Analisis tujuan model siklus pengembangan instruksional. Hasil
pembelajaran melibatkan penilaian tujuan dari fase ini akan terwujud sebagai desain sampul,
pembelajaran yang berkaitan dengan silabus soal latihan, dan kunci jawaban yang sesuai.
pemrograman mikroprosesor dan mikrokontroler. Pengembangan desain dasar modul pembelajaran
Analisis kebutuhan mengidentifikasi kebutuhan ini dilakukan dengan kajian komprehensif literatur
siswa terhadap modul pembelajaran untuk terkait dan penggabungan modul pembelajaran
memfasilitasi pemahaman mereka tentang Arduino yang ada. Sampul menunjukkan skema warna hijau
Uno dan aplikasi Arduinoroid. Terakhir, analisis yang selaras secara harmonis dengan logo Arduino.
kinerja mengevaluasi pemenuhan persyaratan oleh Desain sampul telah dibuat dengan hati-hati untuk
siswa dari kelas XI TAV 1 dan kelas XI TAV 2, secara visual mencerminkan elemen tematik dan
memungkinkan pembagian mereka menjadi pokok bahasan modul. Bagian belakang modul
kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan latar memberikan rincian ringkas mengenai isinya.
belakang mereka. Sampul modul memuat informasi penting seperti
nama penulis, judul modul, judul kegiatan
2. Planning (Perencanaan) pembelajaran dalam modul, dan logo yang
Fase kedua dari model siklus pengembangan mewakili instansi terkait. Desainnya sengaja dibuat
instruksional disebut sebagai tahap perencanaan. untuk menciptakan pengalaman membaca yang
Selama fase ini, peneliti secara strategis menyenangkan secara visual dan estetis yang juga
menentukan persiapan yang diperlukan untuk nyaman bagi pengguna.
produksi modul pembelajaran untuk memastikan Soal-soal latihan dalam modul dibuat dengan
pelaksanaannya mulus. Selama fase perencanaan, mempertimbangkan kemampuan kognitif siswa
tujuan utamanya adalah menghasilkan desain awal kelas XI SMK. Setiap kegiatan pembelajaran
modul dan menentukan format yang sesuai untuk mencakup soal-soal latihan yang menilai baik

49
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 13 Nomor 01 Tahun 2024, 47-56

pengetahuan maupun keterampilan. Selain itu, ada pemilihan kedua kelompok ini tidak didasarkan
asesmen dan evaluasi kemampuan awal yang pada pengacakan, melainkan pada pertimbangan
dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa yang cermat. Rancangan eksperimen ini terdiri dari
sebelum dan sesudah menyelesaikan modul kelompok kontrol (disebut XI TAV 2) dan
pembelajaran. Tujuan dari kunci jawaban adalah kelompok eksperimen (disebut XI TAV 1).
untuk mempersingkat proses penilaian. Kunci Kelompok kontrol mengacu pada kohort yang
jawaban dibuat sebagai entitas yang berbeda dari memiliki pre-test dan post-test, tanpa terpapar
modul, dan disarankan agar digunakan semata-mata modul pembelajaran apa pun. Kelompok
untuk tujuan memverifikasi solusi akurat untuk eksperimen mengacu pada kohort yang menjalani
aktivitas yang diselesaikan. pre-test dan post-test, dengan intervensi modul
pembelajaran yang diberikan di antara dua
4. Development (Pengembangan) penilaian. Dalam desain quasi-experimental
Tahap development atau pengembangan menggunakan desain kelompok kontrol non-
Langkah saat ini yang sedang dipertimbangkan ekuivalen, pemilihan peserta untuk kelompok
adalah fase realisasi produk. Pada fase ini, kontrol dan eksperimen tidak didasarkan pada tugas
pembuatan modul pendidikan dilakukan sejalan acak. Sebaliknya, keputusan dibuat dengan
dengan cetak biru dan desain modul awal. mempertimbangkan hasil yang diamati, khususnya
Selanjutnya, spesialis akan mengevaluasi bahwa kapasitas kognitif kedua kelompok hampir
kepraktisan modul pembelajaran. identik. Tabel yang ditunjukkan di sini berfungsi
Profesional diminta untuk mengevaluasi untuk menjelaskan desain eksperimen.
kelayakan modul pembelajaran yang berasal dari
instrumen yang divalidasi dalam bentuk kuesioner. Tabel 1. Desain Eksperimen Tes Hasil Belajar
Mereka juga diharapkan dapat memberikan saran Pre- Perla- Post-
Model Kelompok
dan masukan terkait modul pembelajaran, yang test kuan test
selanjutnya akan digunakan untuk penyempurnaan non-
dan penyempurnaan modul-modul tersebut. equivalent Eksperimen O1 X O2
Penilaian kelayakan dilakukan sampai modul control
pembelajaran pada akhirnya dianggap layak untuk grup Kontrol O3 - O4
diimplementasikan dalam kegiatan pendidikan. design
Pada kesempatan ini peneliti melanjutkan dengan (Sumber: Sugiyono, 2020:120)
melakukan analisis data terhadap hasil penilaian Keterangan :
modul pembelajaran yang diperoleh dari para ahli. O1 = Nilai pre-test kelompok eksperimen sebelum
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan diberi perlakuan.
nilai layak modul pembelajaran. O2 = Nilai post-test kelompok eksperimen setelah
diberi perlakuan.
O3 = Nilai pre-test kelompok kontrol sebelum
5. Implementation (Penerapan) diberi perlakuan.
Fase implementasi atau aplikasi mewakili O4 = Nilai post-test kelompok kontrol setelah
tahap kelima. Penelitian dilakukan pada populasi diberi perlakuan.
tertentu, yaitu siswa kelas XI TAV SMKN 2 X = Perlakuan berupa pembelajaran dengan
Surabaya, dengan menggunakan metodologi menggunakan modul pembelajaran.
pedagogis. Proses perolehan pengetahuan - = Perlakuan berupa pembelajaran tanpa meng-
difasilitasi melalui pemanfaatan modul yang telah gunakan modul pembelajaran.
mengalami pengembangan dan validasi.
Penerapannya meliputi pemberian tes awal (pre- Penilaian dilakukan dengan membandingkan
test) dan tes akhir (post-test) yang telah diverifikasi hasil pre-test dan post-test yang diberikan pada
sebagai ukuran yang dapat diandalkan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini Setelah semua tahapan selesai, jika modul telah
menggunakan metodologi eksperimen kuasi dengan dievaluasi layak, implementasi produk ini dapat
menggunakan desain kelompok kontrol non- diupayakan dengan tujuan membantu siswa dalam
ekuivalen untuk menilai tes hasil belajar. memperoleh kemahiran dalam konsep
Sugiyono (2020: 120) berpendapat bahwa pemrograman melalui pemanfaatan aplikasi
desain eksperimen semu dengan desain kelompok Arduino. Penyebaran bahan ajar dilakukan sebagai
kontrol non-ekuivalen adalah metodologi penelitian sarana penerapan produk dalam konteks kelas XI di
yang melibatkan penggunaan kelompok eksperimen Jurusan Teknik Audio Video SMKN 2 Surabaya.
dan kelompok kontrol. Penting untuk dicatat bahwa

50
Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Arduinodroid

Pada tahap persiapan pengembangan soal tes menugaskannya ke indikator yang sesuai. Indikasi
penilaian hasil belajar perlu dibuat kisi-kisi soal tersebut di atas menjadi acuan awal penyusunan item
sebagai langkah awal sebelum penyusunan soal instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan
yang sebenarnya. Grid yang telah dibuat dan (Sugiyono, 2020: 146).
dirangkum berdasarkan materi pelatihan Arduino Para peneliti menggunakan skala likert untuk
Uno, memanfaatkan aplikasi Arduino Kelas XI menilai evaluasi peserta terhadap beberapa aspek
Semester 2. Konten yang diberikan sesuai dengan yang berkaitan dengan alat musik, mencakup
kurikulum yang ditentukan untuk kursus spektrum tanggapan mulai dari yang sangat disukai
pemrograman mikroprosesor dan mikrokontroler hingga yang sangat tidak disukai. Dalam ranah
yang dituangkan dalam silabus 2013. analisis kuantitatif, untuk memberikan skor pada
Selama fase ini, peneliti juga memberikan angket respon menggunakan:
angket jawaban kepada pengguna modul
pembelajaran, yang secara khusus menyasar siswa Tabel 2. Kriteria Penilaian
yang tergabung dalam kelompok eksperimen. Nilai Kriteria
Lembar tanggapan memuat butir-butir pernyataan 5 Sangat Valid
yang berkaitan dengan pemanfaatan modul 4 Valid
pembelajaran dalam proses pendidikan. Tujuan dari 3 Cukup Valid
penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data 2 Kurang Valid
yang berkaitan dengan tanggapan peserta siswa 1 Tidak Valid
terhadap penggunaan modul pembelajaran. Setelah (Sumber: Sugiyono, 2020:147)
fase ini selesai, pemeriksaan data dilakukan
sehubungan dengan prestasi pendidikan siswa dan Analisis deskriptif melibatkan pemeriksaan
reaksi mereka terhadap modul pembelajaran. data kuantitatif yang dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen evaluasi. Tujuan utamanya
6. Evaluation and Revision (Evaluasi dan Revisi) adalah untuk menentukan skor rata-rata, yang
Menurut model pembelajaran Peter Fenrich kemudian diubah menjadi data kualitatif dengan
tentang siklus pengembangan instruksional, tahap menggunakan skala 5 poin. Akhirnya, deskripsi
evaluasi dan revisi dilakukan setelah selesainya setiap rinci tentang data diberikan. Hasil dari uraian
tahap sebelumnya. Praktik ini diterapkan untuk tersebut menjadi landasan untuk menetapkan model
meningkatkan kualitas produk akhir dengan evaluasi yang akan dibangun bersama dengan
meningkatkan frekuensi inspeksi. Selama tahap pedoman dan perangkat yang menyertainya. Proses
analisis, perencanaan, dan desain, tahap penilaian dan transformasi data kuantitatif menjadi data kualitatif
revisi dilakukan di bawah bimbingan dan masukan dengan menggunakan skala 5 poin dicapai dengan
dari dosen pembimbing. Pada tahap pengembangan, mengikuti pedoman yang dituangkan dalam tabel
validator kelayakan modul melakukan tahap evaluasi yang diberikan oleh Widoyoko (2018: 106).
dan revisi. Pada tahap implementasi, tahap penilaian
dan revisi dilihat melalui analisis jawaban siswa dan Tabel 3. Standar Konversi Data
hasil belajar setelah mereka menggunakan modul. Rata- Kriteria Kesimpulan
Untuk menilai dan menyempurnakan secara Rata
efektif selama fase pengembangan, penting untuk Skor
menggunakan metodologi analitis untuk menganalisis
hasil validasi. Dalam penelitian ini validasi ahli
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain validasi 4,2 - 5 Sangat Dapat dijadikan contoh
instrumen, modul, dan soal tes evaluasi hasil belajar baik
(baik pretest maupun posttest). Prosedur selanjutnya 3,4 – Baik Dapat digunakan tanpa
menguraikan proses analisis data yang diperoleh 4,2 perbaikan
melalui instrumen penilaian validasi. Skala ordinal
2,6 – Cukup Dapat digunakan dengan
digunakan untuk menilai kepraktisan media ini.
3,4 sedikit perbaikan
Prosesnya melibatkan transformasi data ordinal
1,8 – Kurang Dapat digunakan dengan
menjadi skala Likert, yang direpresentasikan sebagai
2,6 banyak perbaikan
daftar periksa. Daftar periksa ini memberikan nilai
bobot 5, 4, 3, 2, atau 1 untuk setiap item, yang 0 – 1,8 Sangat Belum dapat digunakan
kurang
mencerminkan serangkaian sikap dari positif hingga
negatif. Skala Likert digunakan untuk (Sumber: Widoyoko, 2018:112)
mengoperasionalkan variabel minat dengan

51
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 13 Nomor 01 Tahun 2024, 47-56

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel Setelah normalitas data ditetapkan, pilihan uji
tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul statistik bergantung pada distribusi data. Jika data
pembelajaran dan soal tes hasil belajar dapat mengikuti distribusi normal, uji statistik parametrik,
dianggap valid untuk digunakan tanpa perlu khususnya uji-t, digunakan. Sebaliknya, jika data
penambahan apapun jika skor rata-rata yang tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik non-
dihitung melebihi 3,4. Namun, apabila hasil validasi parametrik, seperti uji peringkat bertanda
berada di bawah ambang batas 3,4, maka perlu Wilcoxon, digunakan. Setelah pelaksanaan uji
dilakukan penyempurnaan modul untuk mencapai signifikansi data dalam SPSS, sangat penting untuk
kelayakan modul tersebut. mengarahkan perhatian pada hasil yang disajikan
Evaluasi dan revisi pada tahap implementasi dalam kolom "Sig. (2-tailed)", yang memberikan
melibatkan analisis respon siswa dan hasil belajar nilai-p untuk uji-t dan uji Wilcoxon yang
setelah penggunaan modul. Prosedur analisis ditandatangani tes pangkat. Nilai p di bawah tingkat
melibatkan penilaian hasil respon menggunakan signifikansi yang telah ditentukan menunjukkan
metodologi yang sama seperti yang disebutkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara
sebelumnya untuk analisis data validasi. Tujuan statistik antara kedua kelompok.
penelitian ini adalah menganalisis penilaian hasil
belajar siswa dan mengetahui perbedaan nilai tes HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelum dan sesudah penerapan modul 1. Hasil validasi ahli
pembelajaran. Analisis ini dilakukan dalam Proses validasi dilakukan untuk menilai
kelompok eksperimen dan kontrol. kelayakan setiap komponen yang digunakan dalam
Penilaian hasil belajar dianalisis dengan penelitian. Alat penilaian yang digunakan dalam
melakukan tes untuk mengetahui normalitas data penelitian ini adalah skala Likert yang diberikan
pretest dan posttest baik kelompok eksperimen dalam bentuk checklist. Proses validasi melibatkan
maupun kelompok kontrol. Tes Shapiro-Wilk penempatan tanda centang (✓) dalam kolom yang
digunakan untuk tujuan ini. Sebagaimana ditunjuk sesuai dengan skala peringkat, seperti yang
dinyatakan oleh Setyono (2023: 108), uji normalitas diuraikan di bawah ini: (1) Tidak valid, (2) agak
Shapiro-Wilk digunakan untuk menilai distribusi kurang valid, (3) cukup valid, (4) valid, dan (5)
data acak yang berasal dari ukuran sampel yang sangat valid.
terbatas. Dua seminar makalah yang dilakukan oleh Proses validasi instrumen sangat penting
Shapiro, Wilk pada tahun 1958 dan Shapiro, Wilk, dalam menilai kelayakan suatu instrumen untuk
Chen pada tahun 1968 menggunakan simulasi data digunakan dalam upaya penelitian. Apabila
dengan ukuran sampel tidak melebihi 50. instrumen dinilai tidak layak oleh validator, maka
Dianjurkan untuk menggunakan uji Shapiro-Wilk menjadi keharusan untuk melakukan revisi terhadap
saat menganalisis sampel data yang terdiri dari instrumen tersebut hingga memenuhi kriteria yang
kurang dari 50 pengamatan (N<50). Saat dipersyaratkan untuk digunakan dalam penelitian.
melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk Proses validasi instrumen dilakukan oleh tiga
menggunakan SPSS, penting untuk mengarahkan validator ahli yang berbeda baik dari validator
perhatian ke "Sig". kolom hasil tes. Kolom ini modul maupun soal tes yang digunakan untuk
memberikan tingkat signifikansi, yang sesuai menilai hasil belajar. Proses validasi dilakukan oleh
dengan nilai p uji Shapiro-Wilk. Ketika nilai-p tiga orang ahli yang merupakan dosen bergelar
melebihi tingkat signifikansi yang telah ditentukan, sarjana pendidikan dari Fakultas Teknik Universitas
ini menunjukkan bahwa data yang diamati tidak Negeri Surabaya. Hasil ringkasan dari evaluasi
mengikuti distribusi normal. Tingkat signifikansi mereka disajikan di bawah ini.
statistik yang sering digunakan dalam SPSS adalah
0,05, yang setara dengan 5%. Ini menyiratkan 5,2
bahwa ketika nilai p dari uji statistik kurang dari
atau sama dengan 0,05, dapat disimpulkan bahwa 5
temuan uji menunjukkan signifikansi statistik. 4,8
Pemilihan ambang batas yang signifikan bukanlah 5
mandat yang kaku, melainkan konvensi umum yang 4,6
4,67 4,67
diamati di banyak disiplin ilmu penelitian. Pada
4,4
tingkat signifikansi 0,05, diakui bahwa terdapat Konsep Konstruksi Bahasa
kemungkinan 5% untuk melakukan kesalahan Tipe
I, namun terdapat tingkat kepercayaan 95% pada Gambar 2. Diagram Kelayakan Instrumen Tiap
signifikansi statistik dari data yang diperoleh. Aspek

52
Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Arduinodroid

Grafik tersebut menggambarkan tingginya skor Perlunya memvalidasi soal-soal tes (pre-test
yang diperoleh dalam validasi instrumen penelitian dan post-test) untuk menilai hasil belajar siswa
yang meliputi konsep, konstruk, dan bahasa. Rata- muncul dari kebutuhan untuk memastikan bahwa
rata nilai kelayakan seluruh instrumen penelitian yang soal-soal yang digunakan benar-benar cocok untuk
dinilai oleh ketiga validator adalah 4,73 yang mengevaluasi siswa dalam studi penelitian yang
menunjukkan tingkat kelayakan yang tinggi. Ketiga dimaksud. Kelayakan soal dinilai oleh tiga spesialis
validator mencapai konsensus bahwa instrumen yang bertepatan dengan penguji kelayakan modul.
tersebut dianggap layak untuk digunakan dalam Prosedur validasi dilakukan oleh dosen jurusan teknik
penelitian. elektro UNESA, dosen jurusan pendidikan teknik
Selama fase pengembangan, sangat penting elektro UNESA, dan guru peminatan mikroprosesor
untuk memastikan validasi modul pembelajaran oleh dan pemrograman mikrokontroler SMKN 2
ahli materi pelajaran. Tujuan validasi ini, khususnya Surabaya. Temuan-temuan yang dirangkum dari
uji kelayakan, adalah untuk menilai tingkat kelayakan validasi ini disajikan di bawah ini.
modul pembelajaran bagi mahasiswa. Dalam hal hasil
modul pembelajaran dianggap tidak dapat 5,1
dilaksanakan, maka perlu dilakukan penyesuaian agar
5
modul pembelajaran tersebut layak untuk digunakan.
Penilaian kelayakan modul pembelajaran ini 4,9
dilakukan oleh panel yang terdiri dari tiga orang ahli 4,8
5
materi. Evaluasi kesesuaian aplikasi Arduino untuk 4,7
4,84
pembuatan modul pembelajaran dilakukan oleh dosen 4,6
4,77 4,72
teknik elektro UNESA, dosen pendidikan teknik
4,5
elektro UNESA, dan guru mata kuliah pemrograman Bahasa Isi Aspek yang Tata Bahasa
mikroprosesor dan mikrokontroler SMKN. Temuan Ditelaah
evaluasi menunjukkan kemungkinan penggunaan
aplikasi Arduino untuk tujuan ini. Surabaya adalah Gambar 4. Diagram Kelayakan Soal Tiap Aspek
sebuah kota yang terletak di bagian timur Pulau Jawa,
Indonesia. Diagram yang disajikan pada gambar Grafik tersebut menggambarkan bahwa
berikut dihasilkan dengan rata-rata hasil ringkasan instrumen penelitian telah mencapai peringkat tinggi
yang diperoleh dari ketiga validator untuk setiap fase. dalam berbagai kategori validasi, antara lain bahasa,
isi, aspek yang dikaji, dan tata bahasa. Rata-rata nilai
kelayakan seluruh instrumen penelitian yang
5,1
ditentukan oleh ketiga validator adalah 4,82 yang
5
4,9 menunjukkan tingkat kelayakan yang tinggi. Ketiga
4,8 validator mencapai konsensus bahwa soal pre-test
4,7 dan post-test dianggap cocok untuk digunakan dalam
4,92 5
4,6 4,83 penelitian.
4,5 4,67 4,67 4,67
4,4 4,56
2. Hasil Belajar Peserta Didik
4,3
er
ik

a
a

si

at

Tabel 4. Hasil Pre-test dan Post-test


i

s
s
Is

rm

ov
st

ha
ha

tr
ri

C
us

Ba
Ba

Fo
te

Kelompok Kelompok
Il
ak

at
Ta
ar

Eksperimen Kontrol
K

Gambar 3. Diagram Kelayakan Modul Tiap Aspek Data (XI TAV 1) (XI TAV 2)
Pre- Post- Pre- Post-
Diagram tersebut menggambarkan bahwa hasil Test Test Test Test
validasi untuk semua aspek modul, meliputi Rata-rata 37,15 89,91 36,00 78,86
karakteristik, isi, bahasa, ilustrasi, format, sampul, Selisih 52,76 42,86
dan tata bahasa, menunjukkan nilai sangat baik. Nilai Modus 33,34 93,34 40 86,67
kelayakan keseluruhan modul yang ditentukan oleh Median 40 93,34 40 80
ketiga validator memiliki rata-rata skor 4,75 sehingga Nilai
6,67 73,34 6,67 53,34
masuk dalam kategori sangat layak. Ketiga validator Terendah
mencapai konsensus bahwa modul layak untuk Nilai
66,67 100 53,34 93,34
diimplementasikan tanpa modifikasi yang diperlukan. Tertinggi

53
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 13 Nomor 01 Tahun 2024, 47-56

Penelitian ini mengkaji hasil modul Tabel 7. Hasil Pengujian Statistik Non Parametris
pembelajaran yang dikembangkan dengan Wilcoxon Signed Rank Test XI TAV 1
menggunakan aplikasi Ardunodroid. Secara khusus, N Mean Sum of
fokusnya adalah menganalisis temuan uji normalitas Rank Ranks
Shapiro-Wilk yang dilakukan terhadap hasil belajar Negative 0 .00 .00
siswa (pre-test dan post-test) baik kelompok Ranks
eksperimen (xi tav 1) maupun kelompok kontrol (xi Positive Ranks 35 18.00 630.00
tav 2) . Ties 0 - -
Total 35 - -
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk XI
TAV 1
Jenis Tes Statistic df Sig.
Tabel 8. Hasil Pengambilan Keputusan Uji
Pre-Test .942 35 .001 Wilcoxon Signed Rank Test XI TAV 1
Post-Test .888 35 .002 Z -5.166
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Berdasarkan data keluaran SPSS yang
diperoleh dari uji normalitas yang dilakukan terhadap Menurut uji peringkat bertanda Wilcoxon, nilai
data penelitian siswa kelas XI TAV 1, ternyata p yang diperoleh adalah 0,000, menunjukkan
normalitas data dinilai dengan menggunakan uji signifikansi statistik pada tingkat signifikansi kurang
Shapiro-Wilk. Temuan yang diperoleh menunjukkan dari 0,05. Pre-test dan post-test yang diberikan di
nilai normalitas 0,001 untuk data pre-test dan 0,002 kelas XI TAV 1 menunjukkan perbedaan yang
untuk data post-test. Menurut Arikunto (2020), signifikan secara statistik.
Berdasarkan premis fundamental yaitu nilai
signifikansi yang diperoleh untuk kedua kumpulan Tabel 9. Hasil Pengujian Statistik Non Parametris
data yaitu nilai pretes dan nilai postes kurang dari Wilcoxon Signed Rank Test XI TAV 2
0,05. Keputusan normalitas data pre-test dan post-test N Mean Sum of
dapat dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro- Rank Ranks
Wilk. Keputusan ini akan menunjukkan bahwa data Negative 0 .00 .00
tidak terdistribusi secara teratur. Ranks
Positive 35 18.00 630.00
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk XI Ranks
TAV 2
Ties 0 - -
Jenis Tes Statistic df Sig.
Total 35 - -
Pre-Test .832 35 .000
Post-Test .827 35 .000 Tabel 10. Hasil Pengambilan Keputusan Uji
Wilcoxon Signed Rank Test XI TAV 2
Keluaran SPSS menunjukkan bahwa uji
Z -1.976
normalitas yang dilakukan pada data kelas XI TAV 2
Asymp. Sig. (2- .065
menghasilkan nilai Shapiro-Wilk sebesar 0,000 untuk
tailed)
data pre-test dan post-test. Berdasarkan premis
fundamental, khususnya nilai signifikansi yang
Berdasarkan uji Wilcoxon signed ranks
diperoleh untuk kedua kumpulan data yaitu nilai
diperoleh nilai p sebesar 0,065 yang berarti lebih
pretest dan posttest kurang dari 0,05. Keputusan
besar dari taraf signifikansi 0,05. Pre-test dan post-
dapat dibuat berdasarkan uji normalitas data Shapiro-
test yang diberikan di kelas XI TAV 2 menunjukkan
Wilk, yang mengarah pada kesimpulan bahwa data
perubahan yang dapat diabaikan secara statistik.
pre-test dan post-test tidak menunjukkan distribusi
normal.
3. Hasil respon siswa
Kedua temuan ini menunjukkan bahwa uji
Setelah hasil evaluasi kelayakan dan hasil
normalitas Shapiro-Wilk yang dilakukan pada nilai
belajar yang memuaskan telah dilaksanakan, maka
ujian kelas kontrol (XI TAV 2) dan kelas eksperimen
perlu dilakukan evaluasi respon kelompok
(XI TAV 1) menunjukkan distribusi yang tidak
eksperimen yang telah memanfaatkan modul
normal. Selanjutnya, tes peringkat bertanda Wilcoxon
tersebut. Tanggapan siswa sebagai pengguna modul
dilakukan untuk setiap kelas, menghasilkan hasil
ini dapat dijadikan sebagai bahan penilaian dan
berikutnya.
revisi untuk perbaikan modul pembelajaran. Dilihat

54
Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Aplikasi Arduinodroid

dari berbagai sudut dan dikumpulkan dari penilaian peringkat bertanda Wilcoxon menghasilkan nilai
semua siswa dari kelompok kontrol, diperoleh hasil signifikansi (sig.) sebesar 0,065, yang menunjukkan
sebagai berikut: nilai di atas 0,05. Hasil pre-test dan post-test yang
diberikan kepada siswa kelas XI TAV 2
4,6 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan
4,4 secara statistik. Berdasarkan informasi yang ada,
4,2
4 4,41 dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul
4,18 4,24 4,06 4,27 4,19
3,8 3,87 pembelajaran dengan aplikasi Arduino
3,6
menghasilkan peningkatan yang nyata dalam hasil
ri…

belajar siswa.
sa

sa
si

er
at
i
Is
te

ra

rm

ov
ha

ha
ak

st

C
Ba

Ba
Fo
Ilu
ar

ta
K

Sarani
Ta Solusi yang diberikan didasarkan pada
Gambar 5. Diagram Respon Tiap Aspek
temuan penelitian dan pembahasan selanjutnya
Berdasarkan diagram yang diberikan, terbukti dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di
bahwa siswa menunjukkan tingkat respons yang lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
baik. Bukti yang mendukung pernyataan ini bahwa modul pembelajaran yang memanfaatkan
diperoleh dari rata-rata skor tanggapan siswa aplikasi Arduino mencapai tingkat keefektifan yang
sebesar 4,15. Ketika mempertimbangkan berbagai patut diacungi jempol. Dengan demikian
dimensi seperti karakteristik, konten, bahasa, diharapkan modul ini dapat menjadi bahan ajar
ilustrasi, format, sampul, dan tata bahasa, karya untuk memfasilitasi pembelajaran mandiri dalam
yang dievaluasi berada dalam kisaran kualitas baik bidang pemrograman mikroprosesor dan
hingga sangat baik. mikrokontroler, khususnya terkait dengan materi
trainer Arduino Uno di lingkungan Jurusan Teknik
PENUTUP Audio Video SMKN 2 Surabaya.
Simpulan Pemanfaatan modul pembelajaran yang
Berdasarkan temuan dan analisis yang dilengkapi dengan aplikasi Arduino diharapkan
dilakukan dalam penelitian ini, banyak kesimpulan dapat memudahkan dalam pembelajaran topik
telah diperoleh. Temuan studi menunjukkan bahwa pemrograman mikroprosesor dan mikrokontroler,
pemanfaatan modul pembelajaran berbasis Arduino khususnya dalam konteks materi trainer Arduino
menunjukkan tingkat kepraktisan yang menonjol Uno, sehingga menambah pengalaman mengajar
untuk implementasi dalam pengaturan pendidikan, bagi para pendidik. Peneliti mengungkapkan
yang didukung oleh skor 4,75. Penilaian kelayakan aspirasi untuk penelitian ini untuk melayani sebagai
penelitian dilakukan oleh tiga validator modul yang dasar untuk penyelidikan masa depan di berbagai
memiliki keahlian yang signifikan dalam domain bidang. Bidang potensial untuk penelitian lebih
pendidikan teknik elektro. Validator terdiri dari lanjut ini meliputi eksplorasi modul edisi lanjutan,
dosen Universitas Negeri Surabaya yang memiliki implementasi modul di sekolah kejuruan lain, dan
pengetahuan khusus di bidang teknik elektro, serta pemanfaatan aplikasi alternatif, baik oleh peneliti
guru dari SMKN 2 Surabaya yang memiliki saat ini maupun sarjana lain di lapangan
pengalaman dalam disiplin ilmu yang berkaitan
dengan pemrograman mikroprosesor dan DAFTAR PUSTAKA
mikrokontroler. Kelas eksperimen menghasilkan Arsyad, Azhar. (2018). Media Pembelajaran.
rating 4,15 yang menunjukkan hasil pembelajaran Jakarta : Rajagrafindo Persada
yang baik berdasarkan respon siswa terhadap Asarudin, Auzan. (2021). Pengembangan Video
aplikasi Arduino yang tergabung dalam modul Pembelajaran Youtube Teknik Pengelasan
pembelajaran. SMAW Kelas XI Jurusan Teknik Pengelasan
Hasil uji Wilcoxon signed ranks test yang SMK Semen Gresik. Jurnal Pendidikan Teknik
dilakukan pada kelas eksperimen (XI TAV 1) Mesin Universitas Negeri Surabaya, 11(1), 98-
menunjukkan bahwa diperoleh tingkat signifikansi 102.
(sig.) sebesar 0,000 lebih rendah dari ambang batas Arikunto, S. (2020). Prosedur penelitian. Jakarta:
yang telah ditentukan sebesar 0,05. Pre-test dan PT Rineka Cipta.
post-test yang diberikan kepada siswa kelas XI
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
TAV 1 menunjukkan perbedaan yang signifikan
(2008). Penulisan Modul. Direktorat Tenaga
secara statistik. Pada kelas kontrol (XI TAV 2), uji

55
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 13 Nomor 01 Tahun 2024, 47-56

Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan


Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Farochah, M., Silvia, R., & Aini, S. N. (2022).
Efektifitas Sistem Informasi Manajemen Pada
Aplikasi Traveloka. Jurnal Penelitian Rumpun
Ilmu Teknik, 1(4), 78-92.
Kristanto, A. (2018). Media Pembelajaran.
Surabaya: Penerbit Bintang Surabaya.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2022 Tentang Standar Mutu Buku,
Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan
Naskah, Serta Standar Proses dan Kaidah
Penerbitan Buku. (2022).
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Program Sarjana Strata Satu (S1). (2014).
Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Widiyasari, R., Astriyani, A., & Irawan, K. V.
(2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Dengan Bantuan Media Evaluasi
Thatquiz. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Matematika, 6(2), 141-154.
Widoyoko, S. E. P. (2018). Teknik Penyusunan
Instrumen Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar.

56

Anda mungkin juga menyukai