Anda di halaman 1dari 11

AMPUTASI

Di susun Oleh :
1. Tasya Yuliana Putri ( 22613516)
2. Ariesa Surya ( 22613575)
3. Wahyu Dwi Saputra (22613587)
A. DEFINISI AMPUTASI
istilah amputasi berasal dari bahasa latin yaitu “ amputare” mengacu
di dalam teks romawi yaitu pemotongan tangan para penjahat. pada
abad ke 17 penulis dari inggris cook dan wisemen menerapkan
amputasi sebagai pengangkatan eksternitas dalam menanganin
tumor tulang ganas. sekarang amputasi diartikan sebagai
penghilangan amggota tubuh. ini mungkin terjadi sebagai akibat dari
trauma (trauma amputasi) / dalam upaya untuk mengendalikan
penyakit atau kecacatan (amputasi terapi) (timby dan smith,2010).
salah satu indikasi untuk di lakukan amputasi adalah iskemia
ireversibel yang di sebabkan suatu penyakit atau trauma ( Daniels&
Nicoll, 2012b)
KLASIFIKASI
Amputasi diklasifikasikan berdasarkan ekstremitas yang
terkena dan tingkat amputasi. Amputasi pada tangan disebut
below-the-elbow amputation (BEA), amputasi lengan bawah
dan pada lengan atas disebut above-the-elbow amputation
(AEA). Amputasi kaki bisa below-the-knee amputation (BKA)
atau above-the knee amputation (AKA). Terkadang, hanya jari
atau jari kaki yang diamputasi. Contoh dari penjelasan ini
adalah "amputasi jari pertama, tangan kanan, bawah ruas jari
kedua (Rosdahl & Kowalski, 2012).
MANIFESTASI KLINIS
Jika amputasi disebabkan penyakit kronis, Riwayat kesehatan
medis sebelumnya pasien harus diperiksa untuk mengetahui
penyebab amputasi atau amputasi yang akan terjadi.. Jika
penyebabnya adalah penyakit peripheral vascular, pasien harus
dikaji untuk riwayat klaudikasio intermiten, yang meliputi nyeri
(biasanya pada otot betis) nyeri berkurang saat istirahat Penyakit
pembuluh darah perifer menyebabkan iskemia jaringan distal
seperti tungkai dan kaki. Gangren dan amputasi bisa terjadi.
Tanda-tanda gangguan sirkulasi arteri perifer di kaki dan kaki
mungkin termasuk yang berikut (Berman, Snyder, & Frandsen,
2016):
1) Penurunan denyut nadi perifer
2) Nyeri atau parestesia
3) Warna kulit pucat
4) ekstremitas dingin
5) Penurunan Distribusi rambut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang :
1.GDS (Gula darah sewaktu)
Normal angka gula darah sewaktu pada penderita diabetes melitus
adalah < 200 (mg/dl) jika lebih dari angka tersebut maka seseorang
positif memiiki diabetes .
2. Gula Darah Puasa
Untuk gula darah puasa jika melakukan tes dan angka merujuk ke
100 mg/dl maka gula darah normal tetapi jika menunjukan > 126
maka ia positif memiliki diabetes. 3.Tes gula darah toleransi
Bila melakukan tes gula darah toleransi angkanya < 140 mg/dl maka
ia normal. Jika 140-199 mg/dl maka dikatakan prediabetes dan jika
> 200 mg/dl maka ia positif diabetes
PENATALAKSAAN
1.Kendali metabolik : kontrol keadaan metabolism semaksimal mungkin,
seperti mengontrol kadar gula darah, lipid, darah, albumin, hemoglobin.
2.Kendali infeksi : jika terlihat tanda-tanda infeksi klinis segera melakukan
pengobatan secara aktif.
3. Kendali luka : membersihkan jaringan terinfeksi dan nekrosis secara benar
dan teratur. Perawaatan luka guna mengontrol infeksi :
a) Membersihkan luka dari jaringan mati
b) Menjaga kelembaban pada luka untuk mengontrol inflamasi dan infeksi.
c) Mendekatkan tepi epitel.
4. Kendali tekanan : mengurangi tekanan pada luk post operasi, karena
tekanan menyebabkan infeksi dan harus dihindari
PENGKAJIAN
B. Konsep Askep
1. Pengkajian
a) Muka/wajah
Muka/wajahWajah terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk.
Tidak terdapat lesi, simetris, dan tidak terdapat edema.
b) Mata
Mata bisa terjadi anemis (karena terjadi pendarahan)
c) Integumen sistem
Integumen sistemTerdapatnya eritema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,edema,
nyeri tekan
d) Ekstremitas
EkstremitasTerdapat luka terbuka pada tulang paha, perbedaan ukuran
padaekstremitas bawah kiri dan kanan karena amputasi ataupun salahsatu
ekstremitas terdapat nyeri pada ekstremitas yang diamputasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Dx : Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas struktur tulang
Tujuan dan kriteria hasil :
1) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
2) Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berubah
3) Memperagakan menggunakan alat
4) Membantu untuk mobilisasi
Intervensi
1) Pantau napas vital sebelum/sesudah latihan dan lihat respons
kliensaat latihan.
2) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
sesuaidengan kebutuhan.
3) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan
mencegahterhadap cedera.
4) Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
menyediakankebutuhan.
5) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
6) Ajarkan pasien bagaimana mengubah posisi dan memberikan
bantuan jikadiperlukan.
7) Berikan alat bantu jika pasien memerlukannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
B. DX : Nyeri akut b/d agen pencedera fisik
Tujuan dan kriteria hasil :
1) Mampu mengendalikan rasa sakit
2Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakanmanajemen nyeri
3) Mampu mengenal nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tandanyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukandukungan
3) Kurangi faktor presipitas nyeri (farmakologi, non farmakologi
danantarpribadi)
4) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5) Tingkatkan istirahat
6) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
INTERVENSI
1) Pantau napas vital sebelum/sesudah latihan dan lihat respons
kliensaat latihan.
2) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
sesuaidengan kebutuhan.
3) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan
mencegahterhadap cedera.
4) Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
menyediakankebutuhan.
5) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
6) Ajarkan pasien bagaimana mengubah posisi dan memberikan
bantuan jikadiperlukan.
7) Berikan alat bantu jika pasien memerlukannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai