Anda di halaman 1dari 11

E.

Pengelolaan Pembelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL)


1. Definisi
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah pembelajaran bagi peserta didik SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK) yang dilaksanakan melalui praktik kerja di dunia kerja dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan kerja. Selanjutnya pada Kepmendikbudristek
Nomor 262/M/2022 tentang perubahan atas Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang kemudian
disebut Kurikulum Merdeka, ditetapkan bahwa PKL merupakan salah satu mata pelajaran
sebagai wahana pembelajaran di dunia kerja (termasuk īeaching facīory). Pada Kurikulum
Merdeka, PKL menjadi mata pelajaran yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik SMK
dengan ketentuan selama 6 bulan (792 jam pelajaran) di kelas XII pada SMK program 3 tahun
dan 10 bulan (1.368 jam pelajaran) di kelas XIII pada SMK program 4 tahun. PKL dilaksanakan
di satuan pendidikan dan dunia kerja.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran PKL


Pelaksanaan pembelajaran praktik kerja lapangan prinsipnya adalah bahwa peserta didik
melakukan pembelajaran di industri sesuai dengan program keahlian yang ditekuni peserta
didik. Pembelajaran di industri dalam rangka pengembanagn hardskill dan softskill peserta didik
sesuai dengan kebutuhan dan budaya kerja industri.

3. Perencanaan pembelajaran PKL


a. Perencanaan Program

SMK bersama dunia kerja mitra SMK tempat pelaksanaan pembelajaran PKL membuat
perencanaan PKL mengacu pada CP mapel PKL, selanjutnya dijabarkan menjadi dokumen
tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP), dan modul ajar (MA). TP
merupakan rumusan target kompetensi yang akan dikuasai peserta didik setelah
melaksanakan PKL. Berdasarkan TP, sekolah bersama dunia kerja mengidentifikasi potensi
pekerjaan/kompetensi yang ada di dunia kerja untuk penyusunan ATP/program PKL yang
akan dilaksanakan. Adapun MA dapat berupa informasi atau dokumen kerja sesuai kebijakan
dunia kerja tempat PKL. Dokumen TP, ATP, dan MA berfungsi sebagai dasar pelaksanaan
dan pemantauan. Perencanaan disusun berdasarkan CP PKL yang disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.9 Elemen dan Capaian Pembelajaran Mapel PKL

Elemen Capaian Pembelajaran


Internalisasi dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan:
penerapan sofī skill - etika berkomunikasi secara lisan dan tulisan,
- integritas (jujur, disiplin, komitmen, dan tanggung jawab),
- etos kerja,
- bekerja secara mandiri dan/atau secara tim,
- kepedulian sosial dan lingkungan, serta
- ketaatan terhadap norma, K3LH, juga POS yang berlaku di
dunia kerja.
Penerapan hard skill Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan kompetensi
teknis pada pekerjaan sesuai POS yang berlaku di dunia kerja.
Peningkatan dan Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan kompetensi
pengembangan hard teknis baru/atau kompetensi teknis yang belum tuntas dipelajari di
skill SMK sesuai konsentrasi keahlian.

Penyiapan kemandirian Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan analisis usaha
berwirausaha secara mandiri.

b. TP PKL

Ada dua TP mapel PKL yang disusun SMK, yaitu TP umum dan TP ATP spesifik dunia
kerja. Berdasarkan CP mapel PKL sekolah bersama dunia kerja merumuskan tujuan
pembelajaran (TP) tingkat sekolah untuk semua tempat praktik dan TP-ATP spesifik untuk
setiap tempat praktik.

TP Tingkat Sekolah

TP tingkat sekolah bersifat rumusan kompetensi umum yang melingkupi semua


kompetensi pada semua tempat PKL. Capaian pembelajaran pada setiap atau
antarelemen dirumuskan sesuai dengan tujuan pembelajarannya berupa kemampuan
peserta didik setelah menyelesaikan PKL.

TP Alur Tujuan Pembelajaran Spesifik

TP dan ATP spesifik dunia kerja dikembangkan dari rumusan TP tingkat sekolah.
Sebelum menyusun TP dan ATP spesifik dunia kerja, sekolah telah mengidentifikasi
pekerjaan yang benar-benar akan dilaksanakan selama penyelenggaraan PKL.
Identifikasi pekerjaan tersebut dipergunakan sebagai dasar menyusun TP agar sesuai
dengan pekerjaan setiap dunia kerja tempat PKL dilaksanakan. Berdasarkan tujuan yang
telah dirumuskan, selanjutnya disusun ATP berupa urutan kegiatan pelaksanaan PKL.
Dokumen program disahkan oleh kedua belah pihak.
Tabel 2.10 Contoh Analisis CP TP PKL (Umum)

Program keahlian : semua program keahlian


Konsentrasi keahlian : semua konsentrasi keahlian

N Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran


o

1 Internalisasi Pada akhir fase F, peserta didik 1.1. Memahami jenis soft skill
dan mampu menerapkan yang dibutuhkan dalam
penerapan - etika berkomunikasi secara dunia kerja di tempat
soft skill lisan dan tulisan, PKL;
- integritas (antara lain jujur, 1.2. Memahami Norma, POS
disiplin, komitmen, dan dan K3LH yang ada
tanggung jawab), pada dunia kerja tempat
- etos kerja, PKL;
- bekerja secara mandiri 1.3. Menerapkan soft skill
dan/atau secara tim, yang dibutuhkan dalam
- kepedulian sosial dan dunia kerja tempat PKL;
lingkungan, serta 1.4. Menerapkan norma,
- ketaatan terhadap norma, POS, dan K3LH yang
K3LH, dan POS yang berlaku ada pada dunia kerja
di dunia kerja. tempat PKL

2 Penerapan Pada akhir fase F peserta didik 2.1. Menerapkan kompetensi


hard skill mampu menerapkan kompetensi teknis yang sudah
teknis pada pekerjaan sesuai dipelajari di sekolah pada
POS yang berlaku di dunia kerja. dunia kerja tempat PKL

3 Peningkatan Pada akhir fase F, peserta didik 3.1.Memahami kompetensi


dan mampu menerapkan kompetensi yang benar-benar
pengembanga teknis baru/atau kompetensi dibutuhkan pada dunia
n hard skill teknis yang belum tuntas kerja tempat PKL;
dipelajari di SMK sesuai 3.2.Mengembangkan
konsentrasi keahlian. kompetensi teknis sesuai
dengan dunia kerja
tempat PKL;
3.3.Menerapkan kompetensi
teknis sesuai dengan
dunia kerja tempat PKL.

4 Penyiapan Pada akhir fase F, peserta didik 4.1. Memahami alur bisnis
kemandiria mampu melakukan analisis usaha dunia kerja tempat PKL
n secara mandiri.
berwirausa
ha

c. Program PKL

TP dan ATP pesifik dipergunakan untuk menyusun program PKL. Sekolah bersama dunia
kerja menyusun program berdasarkan TP dan ATP spesifik untuk membuat
pekerjaan/kegiatan yang akan dilaksanakan beserta jadwal waktu pelaksanaannya.
Durasi dan urutan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dunia kerja,
misalnya volume kerja dan peralatan yang dimiliki, sehingga program PKL tiap peserta
didik dapat berbeda-beda. Dokumen program disahkan oleh kedua belah pihak.

1) Perencanaan Penempatan

Sekolah melakukan identifikasi dunia kerja berdasarkan kebutuhan konsentrasi


keahlian dan potensi dunia kerja menjadi tempat PKL. Selanjutnya, sekolah
melakukan penjajakan dengan dunia kerja untuk mengetahui potensi kerja sama
untuk tempat PKL. Penempatan peserta didik pada pelaksanaan PKL disesuaikan
dengan kompetensi peserta didik serta pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sekolah
harus melakukan pemetaan untuk penempatan peserta didik serta guru pengampu.
Tempat pelaksanaan PKL, selain di dunia kerja juga dapat dilaksanakan di Tefa dan
tempat lainnya.

2) Pembekalan

Pembekalan dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu pembelajaran reguler dan


pembekalan sebelum keberangkatan. Pembelajaran reguler dipersiapkan pada
seluruh mata pelajaran intra dan kokurikuler yang dilaksanakan pada kelas X dan XI.
Adapun pembekalan sebelum keberangkatan direncanakan secara khusus oleh
sekolah dan dunia kerja.

Tabel 2.11 Tahapan dan Alur Pembelajaran PKL


Capaian Tujuan Alur Tujuan
Elemen
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

Internalisa Pada akhir fase F, 1. Memahami jenis Tahap orientasi kerja:


si dan peserta didik soft skill yang 1. memahami jenis soft skill
penerapan mampu dibutuhkan dalam yang dibutuhkan dalam
soft skill menerapkan dunia kerja di dunia kerja di tempat PKL,
- etika tempat PKL; 2. memahami norma, POS
berkomunikasi 2. Memahami dan K3LH yang ada pada
secara lisan dan norma, POS dan dunia kerja tempat PKL,
tulisan, K3LH yang ada 3. menerapkan soft skill yang
- integritas (antara pada dunia kerja dibutuhkan dalam dunia
lain jujur, disiplin, tempat PKL; kerja tempat PKL,
komitmen, dan 3. Menerapkan soft 4. menerapkan norma, POS,
tanggung jawab), skill yang dan K3LH yang ada pada
- etos kerja, dibutuhkan dalam dunia kerja tempat PK.
- bekerja secara dunia kerja
mandiri dan/atau tempat PKL;
secara tim, 4. Menerapkan
- kepedulian sosial norma, POS dan
dan lingkungan, K3LH yang ada
serta pada dunia kerja
- ketaatan terhadap tempat PKL.
norma, K3LH, dan
POS yang berlaku
di dunia kerja.
Penerapan Pada akhir fase F, Menerapkan Menerapkan kompetensi
hard skills peserta didik kompetensi teknis teknis yang sudah dipelajari di
mampu yang sudah sekolah pada dunia kerja
menerapkan dipelajari di sekolah tempat PKL
kompetensi teknis pada dunia kerja
pada pekerjaan tempat PKL
sesuai POS yang
berlaku di dunia
kerja.

Peningkata Pada akhir fase F, 1. Memahami 1. Memahami kompetensi


n dan peserta didik kompetensi yang yang benar-benar
pengemban mampu benar-benar dibutuhkan pada dunia
gan hard menerapkan dibutuhkan pada kerja tempat PKL;
skills kompetensi teknis dunia kerja tempat 2. Mengembangkan
baru/atau PKL; kompetensi teknis sesuai
kompetensi teknis 2. Mengembangkan dengan dunia kerja tempat
yang belum tuntas kompetensi teknis PKL;
dipelajari sesuai sesuai dengan 3. Menerapkan kompetensi
konsentrasi dunia kerja tempat teknis sesuai dengan dunia
keahlian PKL; kerja tempat PKL.
3. Menerapkan
kompetensi teknis
sesuai dengan
dunia kerja tempat
PKL.

Penyiapan Pada akhir fase F, Memahami alur Alur bisnis dunia kerja tempat
kemandiria peserta didik bisnis dunia kerja PKL
n mampu melakukan tempat PKL
berwirausa analisis usaha
ha secara mandiri
Tabel 2.12. Contoh Analisis CP, TP, dan ATP PKL Dunia Kerja

Dunia kerja tempat PKL :…


Nama instruktur :…
Nama guru pembimbing :…
Pekerjaan spesifik : membuat power supply

Tujuan
Elemen Capaian Pembelajaran ATP
Pembelajaran

Internalisasi Pada akhir fase F, peserta 1. Menerapkan etika Alur kegiatan di dunia
dan didik mampu menerapkan berkomunikasi; kerja:
penerapan 2. Menunjukkan
- etika berkomunikasi 1. menerapkan
soft skills integritas (antara
secara lisan dan tulisan, kompetensi teknis
- integritas (antara lain lain jujur, disiplin,
baru pada pembuat
jujur, disiplin, komitmen, komitmen, dan rancangan boks power
dan tanggung jawab), tanggung jawab); supply,
- etos kerja, 3. Memiliki etos kerja; 2. menerapkan
- bekerja secara mandiri 4. Menunjukkan kompetensi teknis
dan/atau dalam tim, kemandirian; baru pada pembuatan
- kepedulian sosial dan 5. Menunjukkan kerja rancangan rangkaian
sama; power supply, dan
lingkungan, serta
6. Menunjukkan 3. menerapkan
- ketaatan terhadap kompetensi teknis
kepedulian sosial.
norma, K3LH, dan POS pada pembuatan boks
yang berlaku di dunia power supply
kerja.

Peningkatan Pada akhir fase F, peserta 1. Menerapkan 1. Menerapkan


dan didik mampu menerapkan kompetensi teknis kompetensi teknis
pengembang kompetensi teknis baru/atau baru pada pembuat baru pada
an hard skill kompetensi teknis yang rancangan boks pembuatan
belum tuntas dipelajari power supply; rancangan rangkaian
sesuai konsentrasi keahlian. power supply;
2. Menerapkan 2. Menerapkan
kompetensi teknis kompetensi teknis
baru pada baru pada
pembuatan perhitungan
rancangan kebutuhan bahan
rangkaian power rangkaian power
supply; supply;
3. Menerapkan
3. Menerapkan kompetensi teknis
kompetensi teknis pada perakitan
baru pada komponen power
pembuatan supply;
rancangan 4. Menerapkan
rangkaian power kompetensi teknis
supply. baru pada
pengiriman barang.
Penyiapan Pada akhir fase F, peserta 1. Menerapkan Melakukan analisis usaha
kemandirian didik mampu melakukan kompetensi teknis secara mandiri.
berwirausah analisis usaha secara baru pada
a mandiri. perhitungan Catatan: TP pada 1.1
kebutuhan bahan sampai dengan 1.7
rangkaian power dibangun pada semua
supply; pekerjaan.

2. Menerapkan
kompetensi teknis
baru pada
pengiriman barang;

3. Melakukan analisis
usaha secara
mandiri

………………….., ……… 20…

Pembimbing Sekolah Pembimbing Dunia Kerja

………………………………. ……………………………….

4. Pelaksanaan PKL

Program PKL pada Kurikulum Merdeka, PKL merupakan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik di dunia kerja. Pada konsentrasi keahlian
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), PKL dapat dilaksanakan
secara daring dengan pengawasan dari dunia kerja. Adapun pada konsentrasi
keahlian lainnya, PKL dilaksanakan secara luring. Pada keadaan tertentu
seperti bencana alam, bencana nonalam, dan kondisi geografis tertentu yang
membuat PKL secara luring tidak memungkinkan, PKL dapat dilakukan secara
daring dengan kesepakatan dan persetujuan tertulis dari dunia kerja. Selain itu,
apabila PKL tidak memungkinkan dilaksanakan, SMK dapat
menyelenggarakan bentuk pembelajaran lain pengganti PKL yaitu kegiatan
kewirausahaan dan pembelajaran berbasis projek berdasarkan kebutuhan
dunia kerja yang dapat bekerja sama dengan Tefa yang ada di SMK tersebut
atau di SMK sekitarnya. Pada SMK 3 tahun, PKL dapat dilaksanakan selama
minimal 6 bulan atau memenuhi 792 JP yang dapat dilaksanakan pada
semester 5 atau semester 6, sedangkan pada SMK 4 tahun, PKL dilaksanakan
selama minimal 10 bulan atau memenuhi 1.368 JP yang dapat dilaksanakan
pada semester 7 atau semester 8. Waktu pelaksanaan PKL di dunia kerja
merupakan kesepakatan antara SMK dan dunia kerja. PKL tidak diperbolehkan
dilaksanakan pada hari libur nasional bagi dunia kerja, kecuali dunia kerja yang
berkaitan dengan pelayanan umum. Jika tempat PKL memberlakukan sistem
kerja giliran (shift), peserta didik PKL tidak diperbolehkan ditugasi pada giliran
malam. PKL dilaksanakan berdasarkan perencanaan penempatan peserta
didik dan pelaksanaannya di dunia kerja.

Pembimbing PKL adalah guru atau beberapa orang guru yang bersama-sama
bertanggung jawab atas ketercapaian kompetensi peserta didik. Instruktur PKL
merupakan pembimbing dari pihak dunia kerja yang bertindak mengarahkan
dan membimbing peserta didik dalam melakukan pekerjaannya di dunia kerja.
Guru pembimbing PKL dapat terdiri dari unsur guru mata pelajaran kejuruan
(termasuk matematika, bahasa Inggris, kewirausahaan dan mata pelajaran
pilihan) dan guru mata pelajaran umum. Jumlah guru pembimbing PKL dalam
satu periode PKL ditentukan oleh satuan pendidikan dengan alokasi sebanyak
44 JP. Jumlah JP PKL tersebut dapat diampu oleh beberapa guru sesuai situasi
dan kebijakan setiap SMK. Guru yang ditunjuk sebagai pengampu mapel PKL
(pembimbing PKL) diberikan pemahaman terkait proses PKL di dunia kerja dan
pembimbingannya.

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan terkait guru pembimbing PKL di


SMK.

a. Guru pembimbing menguasai proses kerja pada dunia kerja.


b. Pembimbingan pada satu lokasi PKL dapat dilaksanakan oleh satu orang
guru atau beberapa orang guru yang berkolaborasi.
c. Perhitungan jumlah JP bagi setiap guru pembimbing didasarkan pada
pembagian secara proporsional sesuai dengan jumlah peserta PKL.

Mekanisme pembimbingan terdapat dua pembimbing dalam pelaksanaan PKL,


yaitu guru pembimbing dari sekolah dan instruktur dari dunia kerja. Keduanya
melaksanakan tugas yang sama yaitu memfasilitasi pembelajaran PKL peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bersama.
Penting bagi keduanya untuk senantiasa berkolaborasi dalam pembelajaran
PKL peserta didik. Kolaborasi yang dimaksud antara lain penyusunan rencana
(program dan kompetensi), pelaksanaan (kehadiran dan pelaksanaan kerja),
dan asesmen PKL. Dokumen pembimbingan dirancang agar dapat diakses oleh
kedua pembimbing secara daring dan/atau luring.

Tugas guru pembimbing adalah:

a. mengidentifikasi peserta didik yang siap mengikuti PKL,


b. mendiskusikan dengan peserta didik dan orang tua terkait teknis
keberangkatan ke dunia kerja,
c. melaksanakan penyerahan peserta didik kepada institusi dunia kerja,
d. melakukan pemantauan (monitoring) PKL di dunia kerja,
e. menjemput peserta PKL di akhir masa program PKL,
f. turut menyelesaikan kasus jika terdapat kejadian tertentu di lokasi PKL, dan
g. memberikan bimbingan penulisan laporan.

Tugas instruktur adalah:

a. mengarahkan, membimbing, dan mementori peserta didik dalam


melakukan pekerjaannya di dunia kerja dan dalam kehidupan sosialnya,
b. memberikan asesmen hasil kerja, dan
c. melaporkan kepada pihak sekolah secara berkala perkembangan peserta
PKL dan jika terdapat kejadian tertentu di lokasi PKL yang perlu diketahui
pihak sekolah.

Kegiatan pengganti PKL berdasarkan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020


tentang Praktik Kerja Lapangan, dalam hal penyelenggaraan PKL tidak dapat
dilaksanakan di dunia kerja (dunia usaha/dunia industri/Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah/instansi pemerintah/lembaga lainnya), maka
PKL dapat diganti dalam bentuk pembelajaran lain, yaitu:

a. Kegiatan kewirausahaan

Kewirausahaan yang menjadi pengganti PKL terbagi menjadi dua skema


berikut.

1) Kewirausahaan yang baru akan berjalan (startup) harus sesuai


dengan konsentrasi keahlian peserta didik di SMK. Kewirausahaan ini
dibimbing oleh guru mata pelajaran projek kreatif kewirausahaan dan
praktisi kewirausahaan yang disetujui oleh kepala sekolah. Adapun
TP, ATP, dan MA mapel PKL disusun oleh guru projek kreatif
kewirausahaan bersama praktisi kewirausahaan.
2) Kewirausahaan yang sudah berjalan oleh peserta didik dapat diakui
sebagai pengganti PKL dan harus sesuai konsentrasi keahlian
peserta didik atau setidaknya sejalan dengan program keahlian.
Kewirausahaan yang dimaksud minimal telah berjalan selama satu
tahun yang dibuktikan dengan pembukuan dan bukti permintaan
(pemesanan) dari konsumen. Adapun TP, ATP, dan MA disusun oleh
guru projek kreatif kewirausahaan bersama praktisi kewirausahaan.

b. PKL di Tefa berbasis produksi

Dalam PKL di Tefa berbasis produksi, produk yang dihasilkan berupa


barang atau jasa yang benar-benar ada, digunakan, layak pakai, dan
dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya, serta sesuai dengan standar
mutu produk dan proses produksinya sebagaimana yang terjadi dan
dilakukan oleh dunia kerja. Ketentuan sebagaimana yang berlaku di dunia
kerja tersebut harus diterapkan atau diadopsi sepenuhnya di SMK yang
mengembangkan model pembelajaran Tefa.

Bentuk pembelajaran lain dapat dilakukan oleh SMK jika memenuhi kriteria
berikut.

a. Tidak terdapat dunia kerja yang relevan dengan bidang atau konsentrasi
keahlian dari peserta didik dalam lingkup satu kabupaten atau kota
(dibuktikan dengan surat keterangan dinas pendidikan provinsi).
b. Dunia kerja yang relevan di wilayah kabupaten/kota tidak dapat
menampung peserta didik untuk PKL (dibuktikan dengan surat keterangan
dari dinas pendidikan yang melampirkan surat balasan dari dunia kerja).

5. Asesmen PKL

Dilaksanakan berdasarkan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Kriteria


Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dengan mengacu pada panduan
pembelajaran dan asesmen pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Bukti pencapaian CP berupa portofolio/kumpulan
hasil peserta didik dari berbagai instrumen asesmen (awal, proses dan akhir).
Asesmen memuat komponen secara komprehensif yang meliputi
perkembangan peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dapat berupa lembar sertifikat. Hasil asesmen disampaikan
dalam rapor dengan mencantumkan keterangan industri tentang kinerja
secara keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, sertifikat atau surat keterangan
praktik kerja lapangan dari dunia kerja. Asesmen PKL dapat berupa a)
asesmen instruktur dunia kerja, b) penyusunan laporan PKL, dan b)
presentasi laporan PKL baik di sekolah/dunia kerja.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asesmen.

a. Asesmen/pengukuran terhadap capaian pembelajaran selama


melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi substansi
kompetensi ataupun budaya kerja.
b. Asesmen dilakukan oleh pembimbing/instruktur dari dunia kerja dan/atau
bersama dengan guru pendamping.
c. Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan mencantumkan
keterangan industri tentang kinerja secara keseluruhan berdasarkan
jurnal PKL, sertifikat, atau surat keterangan praktik kerja lapangan dari
dunia kerja.
d. Mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan pembelajaran
di dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada peserta didik.

Silahkan pelajari lebih lanjut tentang PKL melalui tautan berikut:


https://tinyurl.com/4xkutn5e atau dengan memindai QR code berikut ini:

Anda mungkin juga menyukai