Anda di halaman 1dari 48

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik kerja Lapangan merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan pengetahuan keterampilan dan pengalaman bagi

peserta didik dan dengan dijadikannya sebagai Dunia Usaha (DU) / Dunia

Instansi (DI) sehingga menetapkan ilmu yang diperoleh di sekolah. Dengan

adanya penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang penyusun

tempat di berbagai bidang, tentu dengan tujuan agar penyusun memperoleh

pengetahuan yang lebih luas dan mengerti inti dari pekerjaan yang ada di

bidang tersebut sehingga dapat berguna dikemudian hari ketika sudah

memasuki dunia kerja. Setiap siswa SMK dituntut untuk mempunyai suatu

keahlian dan siap kerja karena lulusan SMK biasanya belum di akui oleh

pihak dunia usaha/industri. Oleh karena itu diadakan suatu program Praktek

Kerja Lapangan yaitu agar setiap siswa lulusan SMK mempunyai

pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki dunia usaha tersebut

secara nyata setelah lulus sekolah.

Ada dua pihak yang ikut dalam program ini yaitu, Lembaga

pendidikan dan lapangan kerja (industri/perusahaan atau instansitertentu)

yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program keahlian

kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya terlibat dan

1
2

bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap

penyelenggaraan, sampai penilaian dan penentuan kelulusan siswa.

Prakerin juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia

kerja agar dimasa mendatang para siswa dapat bersaing dalam dunia industri

yang semakin ketat seperti saat ini, untuk mempersiapkan siswa agar

memiliki kemampuan teknis dengan wawasan yang luas dan fleksibel di era

kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan mutu dalam

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan

mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing

masing terkait jurusannya. Beberapa peraturan dalam melaksanakan kegiatan

praktik kerja lapangan (PKL) beserta keputusan dari menteri adapun

peraturan praktik kerja lapangan (PKL) tersebut ada dibawah ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Tercantum pada UU. No.2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional,

yaitu untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan.

2. Peraturan pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang pendidikan

mnengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik

anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan social, budaya,

alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk

mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan.


3

3. Peraturan pemerintah No. 39 Tahun 1992 tentang peran serta

masyarakat dalam Pendidikan Nasional.

4. Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang kurikulum SMK yang

berisi bahwa“Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui

dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah dan Pendidikan diluar

sekolah”.

5. Dalam lampiran keputusan Kemendikbud tentang kurikulum 1994

SMKTA yaitu dalam dokumen landasan, program dan pembangunan

kurikulum 1994 SMKTA, disebutkan bahwa peningkatan mutu dan

relevasi diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem yang utuh

dan mantap sehingga terdapat kesinambungan antara dunia

pendidikan dan dunia kerja.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1.2.1 Tujuan Umum

Praktik kerja lapangan memiliki tujuan umum yaitu :

a. Meningkatkan pengetahuan pada aspek-aspek usaha yang

profesional dalam lapangan kerja.

b. Mengimplementasikan antara pendidikan di sekolah dan di

luar sekolah.

c. Diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan bagi

penulis untuk memperbaiki dengan mengembangkan

pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.


4

d. Melihat dan memahami secara langsung proses pengolahan

hasil pertanian di tempat PKL dengan dasar teori yang telah

diterima di bangku sekolah.

e. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat

membandingkan antara teori yang diperoleh dengan

aplikasinya di lapangan.

f. Untuk mencapai Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Pertanian Kota Serang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Dan praktik kerja lapangan memiliki tujuan khusus yaitu:

a. Mengetahui dan memahami proses pengolahan bahan hasil

pertanian yang dipraktik kan di BPTP Banten.

b. Membantu siswa memahami pengertian PKL, beradaptasi,

serta berkompetisi dengan bekerja secara maksimal, serta

membantu siswa dalam memahami etika, tata tertib, dan

variasi di BPTP Banten.

c. Memberikan latihan kepada siswa untuk sikap siap mental

dalam menghadapi tantangan dunia nyata pada lingkungan

kerja..

d. Untuk memenuhi salah satu syarat Uji Kompetensi di sekolah.

e. Mengembangkan pola pikir siswa yang lebih maju.


5

f. Dengan mengacu pada tujuan pendidikan menengah dan pasal 3

ayat (2) Peraturan Nomor 29 Tahun 1990. Pendidikan pada

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan:

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapang kerja serta

mengembangkan siap profesional.

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, maupun

berkompetensi dan mampu mengembangkan diri.

3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi

kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini

maupun masa yang akan datang.

4. Menyiapkan lulusan agar menjadi Warga Negara yang

produktif, adaptif, dan kreatif.

5. Misi pembentukan pembangunan yang mampu berperan

sebagai tenaga terampil tingkat menengah yang layak kerja

dan berbagai kemampuan kejuruan, dijabarkan secara

sistematik dan Garis-Garis Besar Program Pengajaran

(GBPP) berbagai program studi dalam kurikulum 1994

SMKTA serangkaian mata pelajaran yang mendukung

tercapainya tujuan suatu program studi dilokasikan dalam

waktu dan juga kresit yang memadai, sebagaimana tertera

dalam struktur program studi yang bersangkutan. Dalam

setiap program studi, sementara terlokasikan kredit untuk

Pengalaman Lapangan.
6

1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1.3.1 Manfaat PKL bagi Siswa

Manfaat Praktik Kerja Lapangan bagi siswa yaitu :

a. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian

profesional, dengan keterampilan, pengetahuan, serta etos

kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman.

b. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah

kejuruan ( SMK ) Negeri Pertanian Kota Serang.

c. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan – gagasan

seputar dunia usaha serta industri yang professional dan

handal.

d. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik

serta memberikan pengalaman dalam dunia Industri maupun

dunia kerja.

e. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan

terkait, baik dalam dunia usaha maupun dunia Industri.

f. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan

melatih tenaga kerja yang berkualitas.Sebagai bentuk

pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.


7

g. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa – siswi

itu sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolah

didapat didunia usaha/industri.

1.3.2 Manfaat PKL bagi DU/DI

Manfaat praktik kerja lapangan bagi instansi, yaitu :

a. Memperoleh kesempatan untuk dapat andal dalam menyiapkan

tenaga profesional.

b. Memperoleh peluang dalam mendapatkan tenaga kerja sesuai

dengan keahlian yang dibutuhkan.

c. Memperoleh peluang dalam meningkatkan produktifitas

dengan memanfaatkan kemampuan siswa.

d. Dapat mengenal  kualitas peserta didik / siswa yang berlatih di

instansi / industri..

e. Dapat berpartisipasi dalam upaya memajukan pembangunan

pendidikan pada khususnya dan pengembangan bangsa pada

umumnya

1.3.3 Manfaat PKL bagi Sekolah

Manfaat praktik kerja lapangan bagi sekolah, yaitu:

a. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) guna mendukung proses kegiatan

pembelajaran sekolah.

b. Tujuan pendidikan untuk mendapat keahlian proffesional yang

lebih mudah dicapai.


8

c. Dapat menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan

lapangan kerja.

d. Mendapat bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi

dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan

sekolah.
BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Sejarah Pembentukan Transmart Cilegon

BPTP Banten dibentuk berdasarkan SK Menteri Pertanian No.

633/Kpts/ OT.140/12/2003, tanggal 30 Desember 2003. Pembentukan

BPTP sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian di

daerah dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan penelitian kepada

pengguna serta mempercepat adopsi dan pengembangan inovasi teknologi.

Dalam mendukung pembangunan pertanian daerah, BPTP senantiasa

proaktif dan berperan dalam inovasi teknologi strategis adaptif spesifik

lokasi sekaligus menjadi mitra kerja pemerintah daerah dalam

merumuskan program dan kebijakan pengembangan pertanian di wilayah

kerjanya.

2.2 Visi dan Misi BPTP Banten

Visi dan misi BPTP Banten mengadopsi visi dan misi Kementerian

Pertanian. Visi Kementerian Pertanian adalah Pertanian yang Maju,

Mandiri dan Modern untuk Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. Makna dari

visi tersebut adalah Majunya sektor pertanian ditandai dengan

meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pangan serta mampu

mencukupi kebutuhan dalam negeri (pangan mandiri) yang pada akhirnya

9
10

mampu meningkatkan pendapatan petani. Kemajuan dan kemandirian di

sektor pertanian diwujudkan dengan peningkatan hasil pengembangan

penelitian terapan didukung oleh kualitas SDM dalam menggunakan

teknologi modern berbasis kawasan pertanian.

Misi Kementerian Pertanian adalah :

1) Mewujudkan ketahanan pangan,

2) Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Pertanian, dan

3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana

Kementerian Pertanian.

Makna dari misi tersebut adalah Ketahanan pangan merupakan

kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai perseorangan yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup ditinjau dari jumlah

maupun mutu. Selain itu, menjamin pangan yang aman, beragam,

bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan. Daya saing pertanian adalah

kemampuan di sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

sekaligus mampu menggantikan produk pesaingnya dengan nilai

tambah yang dihasilkan dalam setiap kegiatan produksi dan distribusi

komoditas pertanian.
11

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian,

maka tujuan pembangunan pertanian periode 2020 - 2024 yang ingin

dicapai yaitu :

1) Meningkatknya Pemantapan Ketahanan Pangan,

2) Meningkatnya Nilai Tambah dan Daya Saing Pertanian, dan

3) Terwujudnya Reformasi birokrasi Kementerian Pertanian.

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi BPTP Banten

Berdasarkan Permentan 19 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja BPTP dan Permentan perubahannya yaitu Permentan 11 Tahun 2019,

BPTP memiliki tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan,

pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,

sedangkan fungsinya meliputi :

(1) Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi

laporan pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi,

(2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian

tepat guna spesifik lokasi,

(3) Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian

tepat guna spesifik lokasi,

(4) Pelaksanaan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik

lokasi,
12

(5) Perakitan materi penyuluhan dan diseminasi hasil pngkajian teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi,

(6) Pelaksanaan bimbingan teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil

pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,

(7) Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan

pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi,

(8) Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan

pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi,

(9) Pendampingan penerapan teknologi mendukung pelaksanaan program

dan kegiatan strategis pertanian, dan

(10) Pelaksanaan urusan kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan

BPTP.

2.4 Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala BPTP Banten dibantu oleh

Kasubag Tata Usaha dan Sub Koordinator Kerja Sama dan Pelayanan

Pengkajian (KSPP), serta Kelompok Fungsional yang terdiri dari dari peneliti

dan penyuluh. Beberapa tenaga fungsional lainnya berada di bawah

koordinasi Sub Koordinator KSPP seperti teknisi litkayasa dan pustakawan;

dan di bawah koordinasi Kasubag TU seperti analis kepegawaian, Pranata


13

Keuangan Terampil, dan arsiparis. Selebihnya merupakan tenaga fungsional

umum.

Bagan 1. Struktur Organisasi BPTP Banten

Sesuai

dengan bidang keahlian tenaga fungsional yang ada, Kelompok Jabatan

Fungsional di BPTP Banten dibagi ke dalam 2 (dua) Kelompok Pengkaji

(Kelji) yang masingmasing dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional

sebagai Ketua Kelji. Kedua Kelji tersebut adalah Kelji Budidaya dan Kelji

Pasca Panen dan Sosial Ekonomi Pertanian. Selain merupakan wadah

pemangku jabatan fungsional, Kelji juga berperan untuk melaksanakan

pembinaan peningkatan kemampuan profesionalitas peneliti, penyuluh dan

teknisi di bidang masing-masing pejabat fungsional.


14

2.5 Pengkajian dan Diseminasi Teknologi

Sesuai dengan tusinya, sejak terbentuk BPTP Banten telah

menghasilkan berbagai teknologi spesifik lokasi antara lain: Paket teknologi

produksi benih VUB Padi spesifik lokasi, merancang usahatani padi model

PTT di lahan sawah irigasi, teknologi pemupukan pada budidaya bawang

merah, pemanfaatan feromon exi sebagai pengendali dan pemantau hama ulat

bawang, teknologi penyusunan ransum itik pedaging berbasis bahan lokal,

peta pewilayahan komoditas pertanian Provinsi Banten, teknologi Budidaya

Padi Sistem Jarwo 2:1 dan 4:1, dan berbagai teknologi olahan pangan

berbahan baku pangan lokal.

BPTP Banten juga berperan aktif melakukan diseminasi berbagai

teknologi pertanian, baik pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, maupun pada sektor peternakan. Pada sentra produksi pangan,

seperti Kab. Pandeglang, Lebak, Serang dan Tangerang, BPTP Banten

melakukan demfarm padi maupun jagung dalam rangka memberikan

percontohan budidaya untuk mencapai produktivitas yang tinggi baik melalui

kegiatan Pendampingan Komoditas Strategis Kementan maupun pada

berbagai kegiatan Pendampingan Kawasan.

Pada sub sektor hortikultura, BPTP Banten melakukan diseminasi

khususnya pada komoditas strategis nasional seperti bawang merah dan cabai.

Berbagai demplot kedua komoditas tersebut telah dilakukan khususnya pada


15

wilayah sentra dan wilayah pengembangan hortikultura seperti di Kab.

Pandeglang, Kab. Serang dan Kab. Lebak. Berbagai teknologi telah

diintroduksikan ke petani termasuk teknologi Proliga (Produksi Lipat Ganda)

Cabai dan Bawang Merah.

Pada Sub sektor perkebunan, BPTP Banten melakukan pendampingan

untuk komoditas gula aren yang tersebar khususnya di Kab. Lebak, dan juga

kegiatan Perbenihan Kelapa Dalam Cungap Merah.

Pada Sub Sektor Peternakan, diseminasi kegiatan produksi dan budidaya

Ayam KUB telah menarik minat para pihak baik peternak pemula maupun

pebisnis ayam untuk mengembangkan jenis unggas ini. Di Provinsi Banten,

peternakan Ayam KUB baik milik perorangan maupun kelompok telah

tersebar khususnya di Kab. Tangerang, Kab. Serang, Kab. Pandeglang, dan

Kab. Lebak. Hingga saat ini, permintaan terhadap bibit DOC Ayam KUB ke

BPTP Banten terus bertambah. Tingginya minat masyarakat terhadap Ayam

KUB karena jenis unggas ini memiliki keunggulan produktivitas telur lebih

tinggi daripada ayam kampung pada umumnya yaitu (130 -160

butir/ekor/tahun), Produksi telur (henday) : 50 %, Puncak produksi telur : 65

%, dan Lebih tahan terhadap penyakit.

BPTP Banten tidak hanya melakukan diseminasi untuk unggas, tetapi juga

untuk ternak ruminansia seperti sapi dan kerbau. Bahkan kerbau merupakan

ternak ruminasia yang memiliki populasi cukup besar di Provinsi Banten.

BPTP Banten melakukan diseminasi dengan mengenalkan dan


16

mensosialisasikan teknologi pembuatan pakan dan teknologi pemeliharaan,

serta teknologi Inseminasi Buatan (IB). Sosialisasi tidak hanya dilakukan

dalam bentuk pameran, tetapi juga dengan bentuk pembuatan demplot pakan

hijauan ternak, praktek pembuatan pakan, dan praktek melakukakan IB serta

manajamen perkandangan.

Dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan produksi nasional,

BPTP Banten menyediakan benih varietas unggul yang berdaya hasil tinggi

dengan mutu yang baik pada komoditas tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, dan peternakan. BPTP Banten memiliki Unit Produksi Benih

Sumber baik untuk padi maupun untuk Ayam KUB. Kedua jenis komoditi

tersebut telah tersebar luas pemasarannya di seluruh Provinsi Banten. Selain

itu, BPTP Banten secara rutin melakukan penyediaan benih komoditas

hortikultura khususnya sayuran untuk mendukung pengembangan Program

Pangan Lestari. Benih sayuran hortikultura lainnya yang telah diproduksi

oleh BPTP Banten antara lain adalah jengkol, petai, durian, rambutan,

manggis, cabai, dan bawang merah.

2.6 Kerjasama dengan Mitra

Dalam melaksanakan tupoksinya, BPTP Banten bermitra dengan

berbagai stakeholder berkerjasama berperan dalam pembangunan pertanian di

Provinsi Banten. Kerjasama dengan stakeholder dilakukan baik untuk

kegiatan pengkajian maupun dalam rangka penyebarluasan/diseminasi

teknologi pertanian. Mitra kerjasama BPTP Banten terutama dengan instansi


17

lingkup pertanian di Provinsi Banten, berkoordinasi dan bersinergi

memadukan program untuk memperkuat target yang akan dicapai. Selain itu,

mitra kerjasama lainnya adalah Bank Indonesia Kantor Perwakilan Banten,

Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, IPDN, STIE Banten, UNBAJA,

Tim Penggerak PKK Prov. Banten dan lingkup Kab./Kota, IWAPI, KPPI,

Muslimat NU, dan berbagai sekolah Menegah Kejuruan yang ada di Kab.

Lebak, Pandeglang, Kab. Tangerang, dan Kab. Serang.

2.7 IP2TP Singamerta

Instalasi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (IP2TP)

Singamerta merupakan salah satu sarana pelaksanaan tupoksi BPTP Banten,

yaitu sebagai lokasi penelitian, pengkajian, pengembangan, dan diseminasi

inovasi pertanian (show window teknologi). IP2TP Singamerta didukung

oleh berbagai sarana dalam pelaksanaan kegiatannya seperti bangunan kantor,

gudang UPBS, gudang Alsin, Screen house, rumah benih, kolam/embung,

saluran irigasi, berbagai mesin dan peralatan pertanian, dan lain-lain. Selain

itu, dalam lokasi IP2TP terdapat sarana Laboratorium Pasca panen dan

Laboratorium Pengujian benih.

2.8 Pelayanan Online---SILINCAH

“SILINCAH” (Sistem Inovasi Layanan Online, Cepat dan Hemat)

adalah sistem layanan informasi dan produk berbasis digital melalui website

BPTP Banten. Layanan dibuat untuk mempermudah pengguna dalam

memanfaatkan informasi teknologi dan produk yang tersedia di BPTP Banten


18

secara cepat dan hemat. Layanan ini terdiri dari informasi ketersediaan stok

benih sumber dan benih sebar padi dan layanan pemesanan benih; stok bibit

ayam KUB berdasarkan umur, informasi panduan pemeliharaan ayam KUB

dan layanan pemesanan bibit ayam KUB (DOC); layanan klinik pertanian;

layanan pengujian mutu benih tanaman pangan; dan layanan magang dan

kunjungan ke IP2TP.
19

BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

3.1.1 Waktu

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Tahun

Pelajaran 2021/2022 dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dimulai dari

tanggal 2 Desember 2021 sampai 2 Februari 2022.

3.1.2 Tempat

Berdasarkan pertimbangan dari pihak sekolah maka lokasi yang

ditentukan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertempat di Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten dengan beralamat: Di

Jl. Ciptayasa Km. 01 Ciruas, Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas,

Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

3.2 Kegiatan-kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang yang penulis lakukan selama Praktik Kerja

Lapangan (PKL) yaitu menyangkut pada aspek pengolahan hasil pertanian.

Kegiatan tersebut yaitu berupa sebagai berikut:

3.2.1 Pengolahan Talas Beneng

Talas Beneng (Xanthosoma Undipes K. Koch) merupakan salah

satu kekayaan sumber daya nabati lokal Banten yang memiliki potensi
20

untuk dimanfaatkan dalam penguatan ketahanan pangan melalui

strategi diversifikasi pangan. Istilah Beneng merupakan singkatan

besar dan koneng (kuning). Hal tersebut terlihat dari ukurannya yang

di atas rata-rata talas pada umunnya. Dahulu tanaman ini merupakan

tanaman yang dianggap liar dan hanya dijadikan pangan ternak.

Tanaman ini dapat diolah menjadi berbagai produk olahan

seperti tepung beneng, macaroni, mie, brownies, cookies, kerupuk

dan aneka olahan lain. Rantai pasok olahan Talas Beneng melalui

beberapa tahapan dan melibatkan berbagai pihak yang memiliki

prinsip kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Tiga hal tersebut

merupakan salah satu faktor yang menentukan produk olahan talas

dapat bertahan di pasar domestik, hal tersebut akan berdampak juga

pada peningkatan taraf hidup petani. Talas Beneng memilki

kandungan serat tinggi serta mengandung zat gizi lain seperti

karbohidrat kompleks, provitamin A, karotenoid, dan prebiotik.

Selain itu, talas beneng dapat dimanfaatkan untuk penderita diabetes

dan hipertensi, dapat mencegah penyakit jantung, memperbaiki

penglihatan.

Kementerian Pertanian memberikan bantuan Pengembangan

Talas seluas 500 Ha pada Tahun 2021 yang terpusat di Provinsi

Banten dan Jawa Barat. Pengembangan Talas Beneng sesuai dengan

arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang

tercantum dalam Cara Bertindak ke – 2 dari 5 Cara Bertindak


21

Pembangunan Pertanian 2020 – 2024 yaitu diverisifkasi konsumsi dan

produksi pangan lokal.

Tabel 1. Kandungan gizi yang terkandung pada talas beneng :

KOMPOSISI JUMLAH

Kalori 83,7 kkal

Pati 15,21 %

Protein 2,01 %

Lemak 0,27 %

Karbohidrat 18,30 %

SUMBER: LITBANG KEMENTRIAN PERTANIAN.

1. Tepung Talas Beneng

A. Bahan

1. Talas beneng 2.801 gr

2. Larutan metabisulfit 1%

3. Air 1 liter

B. Alat

1. Baskom.

2. Pisau.

3. Talenan.

4. Tampah.
22

5. Blender.

6. Oven Pengering.

7. Timbangan.

8. Ayakan.

9. Spatula.

10. Sarung Tangan.

11. Alat penyaut.

12. HunterLab Colorimeter

C. Proses pembuatan.

1. Memilih talas beneng yang sudah tua, lalu melakukan penimbangan

talas beneng sebanyak 2.801 gr.

2. Memotong talas beneng menjadi 3 bagian.

3. Mengupas kulit talas beneng yang sudah dipotong sebelumnya.

4. Melakukan penimbangan kembali pada umbi talasnya.

5. Mencuci umbi talas tersebut.

6. Melakukan pengujian warna menggunakan HunterLab Colorimeter.

7. Memotong umbi talas yang sudah di uji warna.

8. Melakukan pengecilan ukuran menggunakan alat penyaut.

9. Mencuci talas beneng menggunakan air mengalir sampai benar-benar

bersih sebanyak 5 kali, kemudian meniriskan talas beneng selama

beberapa menit di beberapa tempat.


23

10. Merendam talas beneng di larutan air yang sudah ditambahkan 1%

metabisulfit selama 2 jam untuk menurunkan kadar oksalat dan

mencegah browning.

11. Meniriskan talas beneng yang sudah direndam.

12. Melakukan pengeringan talas beneng menggunakan oven pengering.

13. Menggiling talas beneng yang sudah kering menggunakan blender

hingga halus tanpa dicampur dengan air.

14. Mengayak tepung talas beneng yang sudah diblender menggunakan

ayakan 80 mesh. untuk mendapatkan tepung yang baik.

15. Tepung talas beneng siap digunakan.

2. Kerupuk Umbi Talas Beneng

A. Bahan

1. Talas beneng 1000 gr

2. Tepung tapioka 1000 gr

3. Bawang putih 3 sdm

4. Ketumbar bubuk 2 sdm

5. Penyedap rasa secukupnya

6. Garam secukupnya

7. Air 1000 ml

B. Alat

1. Baskom.

2. Panci.

3. Spatula.
24

4. Sendok.

5. Loyang.

6. Nampan.

7. Pisau.

8. Oven pengering.

9. Talenan.

10. Pengaduk.

11. Blender.

12. Kompor.

13. Mangkok.

14. Timbangan.

15. Tampah.

16. Saringan.

17. Gunting

C. Proses pembuatan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Mengupas talas beneng hingga benar-benar bersih.

3. Memotong talas beneng menjadi beberapa bagian.

4. Mencuci talas beneng sampai bersih.

5. Merendam talas beneng dalam air yang sudah dilarutkan 5 sdm garam

selama semalaman.

6. Mencuci ulang talas beneng menggunakan air mengalir.

7. Mengukus talas beneng hingga matang kurang lebih selama 30 menit.


25

8. Mendinginkan talas beneng yang sudah dikukus selama beberapa

menit.

9. Memasukkan talas beneng dengan air kedalam blender.

Menghaluskan.

10. Menyiapkan baskom, lalu memasukkan talas beneng yang sudah

dihaluskan bersama bawang putih yang sudah dihaluskan, ketumbar

bubuk, penyedap rasa, dan garam, lalu mengaduk semuanya sampai

merata.

11. Menambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diaduk.

12. Menyiapkan air rebusan yang di tambahkan sedikit minyak hingga

mendidih.

13. Menguleni donan hingga kalis, kemudian adonan di cetak bulat

memanjang menggunakan tangan.

14. Setelah itu merebus adonan yang sudah di cetak tadi dalam air yang

sudah mendidih sampai matang.

15. Setelah matang, memindahkan adonan ke dalam nampan, didiamkan

hingga dingin.

16. Setelah dingin, memasukkan adonan kerupuk yang sudah matang tadi

kedalam kulkas bagian chiller selama semalaman, untuk memudahkan

proses pemotongan.

17. Mengeluarkan adonan kerupuk dari kulkas, lalu memotong iris tipis

adonan kerupuk tersebut.

18. Kemudian manata kerupuk tadi ke dalam loyang.


26

19. Mengeringkan kerupuk menggunakan oven pengering.

20. Setelah kerupuk kering, menggoreng kerupuk menggunakan minyak

yang panas.

21. Kerupuk talas beneng siap dinikmati.

3. Kerupuk Tepung Talas Beneng

A. Bahan

1. Tepung talas beneng 250 gr

2. Tepung tapioka 500 gr

3. Bawang putih 2 sdm

4. Ketumbar bubuk 2 sdm

5. Terasi 2 keping

6. Penyedap rasa secukupnya

7. Garam secukupnya

8. Air 400 ml

B. Alat

1. Baskom.

2. Panci.

3. Spatula.

4. Sendok.

5. Loyang.

6. Nampan.

7. Pisau.

8. Oven pengering.
27

9. Talenan.

10. Pengaduk.

11. Kompor.

12. Mangkok.

13. Gelas ukur.

14. Saringan.

15. Timbangan.

16. Gunting.

17. Ulekan.

C. Proses Pembuatan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menyiapkan baskom, kemudian memasukkan tepung talas beneng

dan tepung tapioka yang sudah diayak, lalu menambahkan

penyedap rasa dan garam secukupnya.

3. Menyiapkan air, lalu menambahkan bawang putih dan terasi yang

sudah dihaluskan, kemudian direbus hingga panas.

4. Setelah panas, mendiamkan air bawang putih dan terasi tadi hingga

tidak terlalu panas.

5. Setelah itu, memasukkan air tersebut kedalam campuran adonan

tadi sedikit demi sedikit sambil diaduk.

6. Setelah adonan tercampur dengan rata, menguleni adonan

menggunakan tangan hingga kalis, lalu mencetak adonan menjadi

bulat memanjang.
28

7. Menyiapkan air rebusan yang di tambahkan sedikit minyak hingga

mendidih.

8. Kemudian merebus adonan yang sudah di cetak tadi dalam air

yang sudah mendidih, kemudian merebus hingga matang.

9. Setelah matang, memindahkan adonan ke dalam nampan, disimpan

hingga dingin.

10. Setelah dingin, memasukan adonan kerupuk yang sudah matang

tadi kedalam kulkas bagian chiller selama semalaman, untuk

memudahkan proses pemotongan.

11. Mengeluarkan adonan kerupuk dari kulkas, lalu memotong iris

tipis adonan kerupuk tersebut.

12. Kemudian menata kerupuk tadi ke dalam loyang.

13. Mengeringkan kerupuk menggunakan oven pengering.

14. Setelah kerupuk kering, menggoreng kerupuk menggunakan

mimyak yang panas.

15. Kerupuk tepung talas beneng siap dinikmati

4. Brownies Talas Beneng

A. Bahan

1. Tepung talas beneng 200 gr

2. Gula pasir 200 gr

3. Margarin 1,5 bks

4. Susu bubuk 2 bks

5. Telur 6 butir
29

6. Coklat batang DCC 1/2 bks

7. Coklat bubuk 1,5 bks

8. Vanili 1 bks

9. Sp 1 sdt

10. Tepung terigu secukupnya

B. Alat

1. Baskom.

2. Mixer.

3. Spatula.

4. Mangkok.

5. Timbangan.

6. Sendok.

7. Garpu.

8. Pengukus.

9. Nampan.

10. Loyang.

11. Pisau.

12. Talenan.

13. Kompor.

14. Saringan.

C. Proses Pembuatan

1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


30

2.Memasukkan telur, sp dan gula ke dalam baskom lalu dimixer sampai

mengembang.

3.Menyaring semua bahan kering seperti tepung talas beneng, susu

bubuk, coklat bubuk dan vanili.

4. Melelehkan coklat batang dengan margarin secara bersamaan.

5. Memasukkan semua adonan kering tadi sedikit demi sedikit kedalam

adonan yang di mixer tadi.

6. Menambahkan lelehan coklat dan margarin yang sudah dingin sedikit

demi sedikit.

7. Kemudian mixer kembali adonan tersebut hingga tercampur secara

merata.

8. Lalu memasukkan setengah adonan tersebut ke dalam loyang yang

sudah diolesi sedikit margarin dan taburan tepung terigu.

9. Mengukus selama 20 menit.

10.Setelah kukusan pertama selesai, memasukkan potongan coklat batang

dan adonan terakhir yang tersisa, lalu kukus kembali selama 30 menit.

11.Setelah matang, mengangkat dan meniriskan Brownies.

12.Brownies talas beneng siap disajikan

3.1.1 Pengolahan Tepung Melinjo

Pemanfaatan tepung melinjo adalah sebagai produk olahan

aneka makanan ringan yang dapat meningkatkan nilai jual yang tinggi.

Biji dan kulit merupakan produk utama dari tanaman melinjo yang di

olah oleh masyarakat Pada kesempatan kali ini kmi memanfaatkan


31

tepung melinjo untuk membuat kerupuk melinjo rasa ikan dan rasa

terasi.

1. Kerupuk melinjo rasa ikan

A. Bahan

1. Tepung melinjo 250 gr

2. Tepung tapioka 750 gr

3. Bawang putih 2 sdm

4. Ketumbar bubuk 2 sdm

5. Penyedap rasa secukupnya

6. Garam secukupnya

7. Air sari ikan pindang 750 ml

B. Alat

1. Baskom.

2. Pengaduk.

3. Timbangan.

4. Sendok.

5. Panci.

6. Saringan.

7. Gelas ukur.

8. Gunting.

9. Pisau.

10. Talenan.

11. Nampan
32

12. Spatula.

13. Kompor.

14. Saringan.

15. Pengaduk.

\ C. Proses Pembuatan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengayak tepung melinjo dan tepung tapiokanya.

3. Memanaskan air sari pindan, lalu menambahkan 2 sdm

bawang putih halus.

4. Memasukkan tepung tapioka dan tepung melinjo kedalam

baskom, lalu menambahkan penyedap rasa, garam, dan

ketumbar.

5. Setelah itu, memasukkan rebusan air sari pindang sedikit

demi sedikit, sambil di aduk

6. Adonan tercampur dengan rata, adodon diuleni menggunakan

tangan hingga kalis, lalu mencetak adonan menjadi bulat

memanjang.

7. Menyiapkan air rebusan yang di tambahkan sedikit minyak

hingga mendidih.

8. Kemudian merebus adonan yang sudah di cetak tadi dalam

air yang sudah mendidih hingga matang.

9. Setelah matang, memindahkan adonan ke dalam nampan, lalu

didiamkan hingga dingin.


33

10. Setelah dingin, memasukkan adonan kerupuk yang sudah

matang tadi kedalam kulkas bagian chiller selama

semalaman, untuk memudahkan proses pemotongan.

11. Mengeluarkan adonan kerupuk dari kulkas, lalu memotong

iris tipis adonan kerupuk tersebut.

12. Menata kerupuk tadi ke dalam loloyang.

13. Mengeringkan kerupuk menggunakan oven pengering.

14. Setelah kerupuk kering, menggoreng kerupuk menggunakan

mimyak yang panas.

15. Kerupuk melinjo rasa ikan siap dinikmati

3.1.2 Pengolahan Tepung Mocaf

Tepung mocaf adalah tepung singkong yang dimodifikasi. Dalam

proses pembuatannya, tepung ini mengalami modifikasi yaitu fermentasi

mikroba atau enzimatis. Karena mengalami proses ini, ada berbagai

kandungan nutrisi tepung mokaf, seperti soluble fiber, karbohidrat,

kalsium, protein, oligasakarida, fosfor, fitoestrogen, dan glukosa. Tepung

ini pun sangat baik digunakan sebagai bahan campuran atau substitusi

pembuatan makanan yang selama ini menggunakan tepung terigu.Tepung

mocaf juga cocok sebagai tepung untuk membuat kue kering seperti

cookies, nastar, kaastengel, kue basah, bihun, dan campuran produk lain

berbahan baku gandum atau tepung beras. Perbedaan mendasar tepung

mocaf dengan tepung singkong adalah pada proses pengolahaannya.

Tepung singkong dibuat dari singkong yang dikupas dan dipotong-potong


34

menjadi sawut. Setelah menjadi sawut, olahan bahan tersebut langsung

dikeringkan, lalu dibuat menjadi tepung. Sedangkan pada proses

pembuatan tepung mocaf, singkong yang telah dipotong-potong menjadi

sawut akan difermentasi terlebih dahulu, dicuci, dikeringkan, kemudian

digiling.

1. Kue Soes Tepung Mocaf

A. Bahan

Bahan kulit soes sebagai berikut :

1. Tepung terigu protein sedang 75 gr

2. Tepung mocaf 75 gr

3. Mentega 100 gr

4. Telur 4 butir

5. Air 250 ml

6. Gula pasir 1 sdt

Bahan vla Susu sebagai berikut :

1. Susu full cream 500 ml

2. Gula pasir 150 gr

3. Kuning telur 2 butir

4. Tepung maizena 50 gr

5. Vanila esense ½ sdt

B. Alat

1. Kompor.
35

2. Panci kecil.

3. Baskom.

4. Loyang.

5. Spatula.

6. Sendok.

7. Oven listrik.

8. Mixer.

9. Gelas ukur.

10. Plastik segitiga/paping bag.

11. Gunting.

12. Timbangan.

13. Pengaduk.

14. Spuit.

C. Proses Pembuatan

a. Kulit soes

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Memasukkan 250 ml air, 100 gram margarin, 1 sdt gula pasir ke

dalam panci, masak hingga mendidih.

3. Setelah mendidih, lalu mematikan apinya.

4. Selanjutnya memasukkan 75 gram tepung terigu dan 75 gram

tepung mocaf, diaduk hingga tidak ada gumpalan.

5. Setelah tercampur dengan rata, memasak adonan dengan api kecil

sambil diaduk hingga kalis.


36

6. Setelah itu diangkat, menuangkan adonan ke dalam baskom,

diamkan hingga agak dingin.

7. Memanaskan oven nya terlebih dahulu di suhu 200 derajat celcius

api atas bawah, selama kurang lebih 10 menit.

8. Setelah adonan dingin, memasukkan 4 butir telur satu per satu

sambil di mixer dengan kecepatan sedang hingga tercampur

dengan rata.

9. Memasukkan adonan tadi kedalam plastik segitiga atau paping

bag, ujungnya di gunting, menambah satu plastik segitiga atau

paping bag lagi untuk tempat spuit nya.

10. Selanjutnya mencetak adonan di atas loyang yang sebelumnya

sudah diolesi margarin.

11. Setelah tercetak semua, memasukkan loyang ke dalam oven yang

sudah dipanaskan tadi, untuk pemanggangan yang

pertama,panggang disuhu 200 derajat celcius, api atas bawah,

selama kurang lebih 20 menit, pemanggangan ini digunakan untuk

membentuk rongga pada kue soes.

12. Setelah 20 menit, suhunya diturunkan menjadi 180 derajat celcius,

api atas bawah, selama kurang lebih 20 menit atau hingga buih

pada kue soes nya hilang.

13. Setelah matang, mengeluarkan kue soes dari oven dan ditata diatas

nampan.
37

b. Vla susu

1. Memasukkan 50 gram tepung maizena, 100 gram gula pasir, ½

sdt vanilla essens dan 500 ml susu full cream ke dalam panci.

2. Mengaduk tepung maizena nya hingga larut.

3. Setelah larut, memasukkan 2 butir kuning telur dan diaduk

kembali, menambahkan sejumput garam.

4. Setelah itu, memasak vla susu nya dengan api kecil sambil terus

di aduk agar tidak ada endapan/gumpalan.

5. Setelah matang, apinya di matikan lalu menambahkan 30 gram

margarin, aduk hingga margarinnya mencair.

6. Mengangkat adonan vla susu kedalam mangkok lalu ditutup

menggunakan plastik agar bagian atas vla susu nya tidak berkulit.

7. Diamkan beberapa menit, hingga agak dingin.

8. Memasukkan vla susu kedalam pelastik segitiga.

9. Menggunting bagian ujung plastik segitiga tersebut,

memasukkan kulit soes yang sudah dingin ke dalamnya

2. Mie Mocaf

A. Bahan

1. Tepung terigu protein tinggi 480 gr

2. Tepung mocaf 120 gr

3. Telur 1 butir

4. Air 210 ml
38

B. Alat

1. Baskom.

2. Timbangan.

3. Mangkok.

4. Sendok.

5. Penggiling mie.

6. Sarung tangan.

7. Nampan.

C. Proses Pembuatan

1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2.Menimbang terigu dengan berat 480 gram, tepung mocaf 120 gram,

air 210 gram dan telur yang sudah diaduk 10 gram.

3.Menyiampan baskom, lalu memasukkan semua bahan yang sudah

disiapkan, aduk hingga kalis.

4.Menggiling adonan mie menggunakan penggiling mie untuk

menipiskan adonan

5. Mencetak mie dengan alat penggiling mie.

6. Setelah terbentuk menjadi mie, membentuk mie menjadi gulungan,

setelah itu menata mie diatas nampan

3.1.3 Pengolahan Kacang Kedelai

kacang kedelai adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan

yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti susu,

kecap, tahu, dan tempe. Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna, karena


39

akarnya memiliki bintil pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan

tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan

sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan

lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam

fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu, tempe, tauco,

kecap, susu kedelai, tepung kedelai dan minyak (dari sini dapat dibuat

sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel).

1. Susu Kacang Kedelai

A. Bahan

1. Kacang kedelai 2 kg

2. Gula pasir 1600 gr

3. Vanili 1 bks

4. Garam secukupnya

5. Air 18 liter

6. Coklat 125 gr

7. Kopi 78 gr

8. Durian 1 buah

B. Alat

1. Baskom.

2. Belender.

3. Panci.

4. Kompor.
40

5. Pengaduk.

6. Saringan kain.

7. Mangkok.

8. Gelas ukur.

9. Sendok.

10. Pisau.

11. Gunting.

12. Botol (untuk pengemasan).

C. Proses Pembuatan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

2. Merendam kacang kedelai selama 8 jam atau semalaman.

3. Mencuci bersih kacang kedelai beserta kulitnya.

4. Menghaluskan kacang kedelai dengan tambahan air menggunakan

blender.

5. Menyaring kedelai yang sudah di haluskan sebanyak 2 kali.

6. Melarutkan coklat dan kopi.

7. Mengupas durian, diambil dagingnya saja.

8. Menyiapkan panci di atas kompor. Memasukkan kacang kedelai yang

sudah di saring, mengaduk sampai sedikit memanas, lalu memasukkan

gula, vanili, garam, coklat, kopi dan durian yang sudah dilarutkan

tadi.

9. Mengaduk terus hingga mendidih.

10. Mengangkat susu kedelai yang sudah matang.


41

11.Tunggu hingga tidak terlalu panas, memasukkan kedalam botol

keasaman.

3.1.5 Pengolahan Beras

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari

sekam. Beras terdiri dari berbagai macam yaitu beras putih, beras merah,

beras hitam, beras ketan, beras ketan hitam. Beras dimanfaatkan terutama

untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras

juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan

kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain

itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan

param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.

Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras.

Sosohan beras (lapisamn aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi,

diolah menjadi tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah

menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras.

1. Nasi Instan

A. Bahan

1. Beras 500 gr.

2. Garam natrium sitrat 50 gr.

3. Air 1 liter.

B. Alat

1. Baskom.

2. Sendok.
42

3. Timbangan.

4. Mangkok.

5. Rice cooker.

6. Centong nasi.

7. Nampan.

8. Sarung tangan.

9. Loyang.

10. Oven pengering.

11. Lemari pendingin (freezer).

12. Plastik.

C. Proses Pembuatan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Melarutkan air dengan garam natrium sitrat.

3. Memasukkan beras kedalam laruta garam natrium sitrat.

4 . Menunggu selama 2 jam.

5. Setelah itu membilas beras dengan air mengalir sampai bersih.

6. Memasak beras yang sudah bersih menggunakan rice cooker

sampai matang.

7. Mengangkat dan meniriskan nasi kedalam nampan saat sudah

matang.

8. Meratakan nasi sampai tidak ada yang menempel/menggumpal.

9. Kemudian menyimpannya kedalam freezer selama 24 jam.


43

10. Setelah itu, mengeluarkan nasi dari freezer, di diamkan selama

beberapa menit.

11.Memisahkan nasi sampai tidak ada yang

menempel/menggumpal.

12. Kemudian meratakan nasi diatas loyang yang sudah disiapkan.

13. Memasukkan kedalam oven pengering dengan suhu 50 derajat

celcius selama 8 jam.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini

sangat banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan. Jika

di sekolah kita diajarkan bermacam-macam teori kejuruan, maka ketika

PKL, teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu

kegiatan (Praktek). Pada intinya, kegiatan PKL sangat berguna untuk

penulis mengembangkan serta memperoleh pengetahuan tentang teori-teori,

praktek dan bahan-bahan atau benda yang belum pernah di pelajari

disekolah. Selain itu, yang penulis lakukan di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Banten dapat diambil simpulkan sebagai berikut:

1. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini sangat bermanfaat

bagi para siswa-siswi khususnya siswa-siswi SMK Negeri Pertanian

Kota serang. Dengan adanya kegiatan PKL siswa di tuntut untuk

mempunyai sikap mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain

sehingga siswa diharapkan dapat memiliki keterampilan serta wawasan

yang tinggi.

2. Penulis menjadi lebih banyak tahu berbagai macan pengolahan dari

hasil pertanian seperti pengolahan umbi talas beneng, kacang kedelai,

tepung mocaf, tepung melinjo, tepung talas beneng dan pembuatan nasi

44
45

instan. Dapat mengetahui bagaimana caranya melakukan penelitian

LKP di BPTP Banten.

3. PKL dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja menengah

yang ahli dan professional dalam bidangnya yang mampu memenuhi

pasar nasional atau bahkan internasional. dengan begitu siswa- siswi

akan mempunyai sikap yang akan menjadi bekal dasar

pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa

yang telah di perolehnya, dalam kehidupan sehari-hari.

4. Dengan adanya program Praktek Kerja Lapangan di BPTP Banten ini

sangat berguna dan bermanfaat serta memberikan pengetahuan dan

pengalaman yang tidak pernah diberikan di sekolah. Karena teori dan

praktikum sangat berbeda dan perbedaan itulah yang menjadikan

pengetahuan dan pengalaman yang baik sekali bagi siswa-siswi di

SMK Pertanian Kota Serang. Khususnya bagi penulis, karena penulis

jadi mengetahui bagaimana praktek kerja yang sebenamya di suatu

perusahaan, dan dengan adanya pembuatan laporan penulis mengakui

sangat berguna sekali karena di dalam laporan itu diterangkan

beberapa kegiatan yang penulis kerjakan selama PKL.

5. Dapat mengetahui dan memahami konsep-konsep non akademis dan

non teknis dalam dunia kerja, seperti menjaga hubungan dengan

sesama.
46

6. Adapun kesimpulan mengenai tempat PKL ini adalah:

a. Mempunyai banyak fasilitas yang memadai bagi para pegawai dan

siswa PKL

b. Terdapat computer yang telah tersambung dengan fasisilitas

internet sehingga dapat membantu para pegawai termasuk siswa

PKL.

Penulisan penyusunan laporan kegiatan PKL sebagai hasil praktik

kerja di BPTP Banten. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam

mengenal beberapa kegiatan yang ada di BPTP Banten. Disana dapat

mempelajari berbagai pekerjaan yang menyangkut tentang proses

pengolahan berbagai macam bahan pangan.

4.2 Saran

Bagi siswa atau siswi yang melakukan Peraktik Kerja Lapangan

(PKL) saran yang paling penting adalah Untuk adik kelas yang nantinya

akan melaksanakan kegiatan Prakerin, mungkin sedikit saran berikut ini

bisa bermanfaat

1. Jaga nama baik diri sendiri dan sekolah.

2. Utamakan keselamatan kerja.

3. Gunakan waktu sebaik-baiknya.

4. Tetap semangat dan jangan putus asa.

Sebaiknya saat siswa/siswi melaksanakan PKL harus mengetahui

akan apa yang harus dikerjakan ketika Pembimbing yang ada dilapangan

sedang ada urusan lain dan tidak memberikan tugas apapaun karena jika
47

tidak ada kegiatan apapun yang dikerjakan, waktu yang digunakan akan

terbuang sia-sia. Penulis sadar dalam melaksanakan kegiatan PKL ini

masih banyak kekurangan. Namun kami telah berusaha melaksanakannya

secara maksimal. Selain itu, laporan PKL ini juga masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran yang membangun sangat kami perlukan

guna memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini.

Bagi sekolah, beberapa hal yang penulis temukan di lapangan saat

pelaksanaan PKL yang sebagian kecil justru tidak kami temukan saat

mengikuti pembelajaran di kelas. Terkait dengan ini kami ajukan beberapa

saran antara lain:

1. sebaiknya siswa atau siswi yang akan di terjunkan ke tempat PKL

untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) dibekali terlebih

dahulu mengenai pekerjaan yang akan dilakukan di tempat PKL,

sehingga siswa atau siswi merasa siap baik secara mental maupun

fisiknya.

2. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan

yang Relevan dengan perkembangan teknologi di dunia kerja. Dengan

demikian kami peserta Prakerin dapat mengaplikasikan ilmu dan

keterampilan yang Diperoleh secara maksimal.

3. Dalam penerimaan dan penetapan para siswa yang dilaksanakan PKL,

hendaknya mempertimbangkan bidang jurusan siswa, sehingga siswa

dapat mengasah atau mengembangkan ilmu yang mereka miliki dan

juga dapat menambah pengetahuan yang belum siswa ketahui.


48

Anda mungkin juga menyukai