Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Qalbi

NIM : H0322318
Kelas : Pendidikan. Biologi A

SISTEMATIKA TUMBUHAN
Konsep dasar sitematika, taksonomi, klasifikasi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi.
Pengertian taksonomi dan sistematika sering dianggap sebagai sinonim (Shukla & Misra, 1979).
Lawrence (1964) menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian dengan pengertian yang sama.
Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari identifikasi, tatanama, dan klasifikasi suatu obyek, dan biasanya
terbatas pada obyek-obyek asal mula biologis. Bila obyek terbatas pada tumbuhan sering disebut botani
sistematika (Lawrence, 1964). De Candolle (1813) dalam bukunya Theori elementaire de la Botanique
menyatakan bahwa taksonomi merupakan bagian dari Botani Sistematika yang mempelajari tentang azas-
azas, tata cara, hukum-hukum, peraturanperaturan, dan dasar-dasar klasifikasi. Bahkan Simpson (1961)
menyatakan bahwa taksonomi sering disebut sebagai teori dan praktik klasifikasi, dan bukan hasil akhirnya,
yaitu sistem klasifikasi. Identifikasi, klasifikasi, tatanama, semuanya termasuk dalam kegiatan sistematika.
Sistematika didefinisikan sebagai ilmu yang secara ilmiah mempelajari tentang macam-macam dan
keanekaragaman organisme serta hubungan kekerabatan diantara mereka (Davis & Heywood, 1963).
Berdasarkan batasan-batasan yang diuraikan di atas seharusnya diakui bahwa kedua batasan tersebut tidak
tepat diperlakukan sebagai sinonim. Sistematika tumbuhan pada dasarnya mencakup tiga aspek yaitu
taksonomi, studi proses evolusi, dan studi filogeni. Sehingga berdasarkan aspek-aspek di atas: Sistematika
= Taksonomi + Evolusi, kemudian disebut taksonomi eksperimental. Dengan demikian sistematika
memiliki cakupan yang lebih luas daripada taksonomi. Ahli sistematika adalah seorang ahli ilmu alam yang
berusaha memahami, dan menyederhanakan gejala alam secara kontinu.
Pengertian taksonomi tidak setara, dan sistematika tumbuhan menurut pengertian baru yang banyak
dipergunakan orang adalah seperti diuraikan oleh Rivai (1980) yaitu sebagai ilmu tentang teori-teori
klasifikasi, pencirian, dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang, dasar-dasar
pencirian, tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan, asas-asas pengaturan tumbuhan dalam
golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal. Berlainan dengan klasifikasi, taksonomi sering diartikan
sebagai teori dan praktik klasifikasi, dan bukan hasil akhirnya yaitu sistem klasifikasi, atau diartikan sebagai
pengetahuan tentang seluk beluk penamaan, pencirian, dan penggolongan. Jadi taksonomi semata-mata
belum dapat menerangkan sebab-sebab dan asal usul sampai terjadinya suatu pengaturan seperti
diterangkan dalam suatu sistem klasifikasi.
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada
di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang
dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi
dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson
(kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada
tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson
yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang
ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson
sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori). Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi
tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik. Sistem
Artifisial atau Buatan, para peneliti mengelompokkan sistem berdasarkan persamaan ciri seperti, ukuran,
bentuk, dan habitat makhluk hidup sistem ini di anut diantaranya oleh Aristoteles dan Theophratus (370
SM), Sistem Natural atau Alami, makhluk hidup dikelompokkan secara alamiah berdasarkan persamaan
dari ciri struktur tubuh baik secara eksternal (morfologi) atau internal (anatomi) sistem ini dianut oleh
Carolus Linnaeus (abad ke-18), Linnaeus berpendapat jika setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk
yang berbeda, dalam arti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya jika sejumlah makhluk hidup tersebut
memiliki sejumlah ciri yang sama. Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dengan cara ini, dan
4.000 jenis hewan, Sistem Filogenetik atau Model, sistem modern atau filogenetik ini mengklasifikasikan
makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner, parameter yang dipakai dalam
klasifikasi ini beberapa diantaranya dengan cara eksternal dan internal.
Berdasarkan Kalsifiksainya dibagi menjadi,Kingdom, Divisi, Kelas, Ordo, Family, Genus, Species
KINGDOM
Dalam plant kingdom, divisi yang paling penting adalah Thallophites, Bryophytes, Pteriophytes,
Spermatophytes
Taksonomi Tumbuhan Rendah (Cryptogamae = tumbuhan spora)
Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta.
Ciri:
 Sel telah berinti, tetapi belum berdeferensiasi (belum punya berkas pengangkut)
 Sporangia dan gametagianya belum diselubungi oleh dinding sel.
 Thallophyta (tumbuhan talus): terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari
Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta
perkembangan zigotnya.
Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan
penggunaan mikroskop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada
pigmentasi, hasil fotointesis, flagelasi, sifat fisik dan kimia dinding sel, ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith (1955) membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta,
Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan
Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera Algae mempunyai
bermacam-macam bentuk tubuh:
Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
Bentuk multiseluler.
Reproduksi
Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
DIVISI
Chlorophyta,
Phaeophyta,
Rhodophyta,
Chrysophyta,
Cyanophyta.
Divisi: Chlorophyta
Ciri-ciri
Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga
ganggang ini berwarna hijau, Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas, khloroplas
berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral, Sel mempunyai 2 atau 4
flagela sama panja5g, dinding sel mengandung selulose.
Perkembangbiakan: aseksual dengan Zoospora dan seksual dengan anisogami
Tempat hidup: Sebagian besar (± 90%) merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding
tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun).
Divisi Phaeophyta
Ciri-ciri: Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai
semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah
beriklim dingin, bersel banyak dan berwarna pirang (fikosantin), kromatofora mengandung klorofila,
karotin dan xantofil, fikosantin.
Tempat hidup: Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.
Divisi Rhodophyta (ganggang merah)
Ciri-ciri: Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose. Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-
sel berflagela. Pigmen Khlorofil: terdiri dari khlorofil a, karotenoid, fikoeritrin dan fikosianin yang sering
disebut pigmen aksesoris. – karoten Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas Cadangan makanan
berupa tepung floride (hasil polimerase dari glukosa) dan terdapat diluar khloroplas. Talus Hampir
semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen
silinder ataupun helaian. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat.
Habitat: laut yang dalam
Divisi:Chrysophyta
Ciri-ciri: Bersifat uniselular, dindin sel terdiri atas pektin yang lunak, Selnya berinti, kromatofora
mengandung klorofil a, karotin, santofil dan sutu karotenoid yang menyerupai fikosantin. Sebagian besar
bersifat autotrof, kecuali yang tidak berwarna: heterotrof. Tempat hidup: air laut dan air tawar (sering
melekat pada tumbuhan air).
FUNGI (jamur, cendawan)
Ciri-ciri: Tidak berklorofil: tidak berfotosintesis, Tubuhnya mempunyai benang-benang hifa
Perkembangbiakan:vegetatif : dengan spora, generatif, dengan isogami, anisogami, oogami,
gametangiogami dan somatogami. Hidup secara heterotrof sebagai saprofit atau parasite. Jarang hidup di
air, kebanyakan di daratan. Tumbuhan lumut (Bryophyta)merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang
termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, “lumut”). Tumbuhan ini tingkatannya lebih
tinggi dari Thallophyta dengan habitus yang ber-macam2. Warna hijau 9klorofil a dan b), Selnya berdinding
terdiri dari selulosa, Alat kelamin terdiri atas anteridium dan arkegonium, Terdiri dari lumut daun (musci)
dan lumut hati (hepaticae), organ penyerap haranya adalah rizoid (: “serupa akar”). Daun tumbuhan lumut
dapat berfotosintesis.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang
anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium
(archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai
media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang
tumbuh menjadi tumbuhan paku Setelah terjadi pembuahan (zigot berkembang), protalium hilang
Morfologi: Akar yang tumbuh pertama tidak dominan, disusul akar lain yang tumbuh dari batang.Batang
bercabang, menggarpu. Dapat berbentuk semak, pohon sampai beberapa meter. Ukuran daun bervariasi
sampai 6 m;pada umumnya berdaun majemuk;” tipe daun kecil, tidak bertangkai dan hanya mempunyai
satu tulang daun, tersusun rapat menurut garis spiral (Lycopsida=paku kawat)”.
Perkembangbiakan: vegetatif: spora. Sporangium dan spora terdapat pada daun-daun khusus: sporofil
(sering terkumpul membentuk alat yang menyerupai bunga pada Spermatophyta). Berdasarkan klasifikasi
baru (Smith et al., 2006), tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut: Divisio: Lycophyta dengan
satu kelas: Lycopsida. Divisio: Pteridophyta dengan empat kelas:Psilotopsida, mencakup
Ophioglossales.Equisetopsida Marattiopsida Polypodiopsida (=Pteridopsida, Filicopsida)
Kelas Psilotopsida
Bangsa Ophioglossales
Suku Ophioglossaceae (termasuk Botrychiaceae, Helminthostachyaceae)
Bangsa Psilotales
Suku Psilotaceae (termasuk Tmesipteridaceae)
Kelas Equisetopsida [=Sphenopsida]
Bangsa Equisetales
Suku Equisetaceae
Kelas Marattiopsida
Bangsa Marattiales
Suku Marattiaceae (termasuk Angiopteridaceae, Christenseniaceae, Danaeaceae, Kaulfussiaceae)
Kelas Polypodiopsida
Bangsa Osmundales, Suku Osmundaceae, Bangsa Hymenophyllales, Suku Hymenophyllaceae (termasuk,
Trichomanaceae), Bangsa Gleicheniales, Suku Gleicheniaceae (termasuk Dicranopteridaceae,
Stromatopteridaceae), Suku Dipteridaceae (termasuk Cheiropleuriaceae), Suku Matoniaceae, Bangsa
Schizaeales, Suku Lygodiaceae, Suku Anemiaceae (termasuk Mohriaceae), Suku Schizaeaceae
Spermatophyta
Tingkat perkembangan yang paling tinggi, Telah menghasilkan biji: tumbuhan berbiji (Spermatophyta) Biji
berasal dari bunga: tumbuhan berbunga (Anthophyta), Dibagi menjadi 2 sub divisi: tumbuhan berbiji
telanjang (Gymnospermae) dan berbiji tertutup = bakal biji terbungkus oleh karpela/daun buah
(Angiospermae) Angiospermae terdiri dari dua kelas: Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah/memiliki dua
daun lembaga) dan Monocotyledoneae (mempunyai satu daun lembaga).
KELAS
Setiap devisi Anggota pada takson dikelompokkan kembali berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu dengan
menggunakan akhiran yang berbeda-beda pada setiap nama kelas pada tumbuhan, nama itu
mengkategorikan tumbuhan berdasarkan kelasnya, seperti contoh sebagai berikut: Tumbuhan berbiji
tertutup (edoneae), Lumut (opsida), Alga (phyceae) dan yang lainnya.
Sebagai contohnya ialah sebagai berikut:
a.Divisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
Kelas Monocotyledone
Kelas Dicotyledoneae;
b. Divisi Bryophyta dibagj menjadi 3 kelas, yaitu:
Hepaticosida (lumut hati),
Anthocerotopsida (lumut tandak)
Bryopsida (lumut daun)
c. Filum Chrysophya (ganggang keemasan) dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Xanthophyceae,Bacillariophyceae
ORDO(BANGSA)
Urutan Taksonomi berikutnya adalah ordo yang dikelompokkan menjadi beberapa ordo berdasarkan ciri-
ciri persamaan yang lebih khusus. Ordo sebagai unit yang bersifat natural merupakan kategori yang semakin
sukar dikenali namun sebagai unit klasifikasi tetap memperlihatkan keseragaman sifat-sifat tertentu yang
sangat karakteristik. Nama ordo pada takson tumbuhan tersebut biasanya memakai akhiran –ales contohnya
seperti pada kelas Dicotylesoneae yang dibagi menjadi beberapa ordonya, yaitu, Ordo Solanales,
Cucurbitales, Malvales, Rosales, Asterales
FAMILY
Setiap anggota pada ordo tokson tersebut dikelompokkan kembali menjadi beberapa famili berdasarkan
suatu persamaan ciri-ciri tertentu. Tiap suku lebih mudah dikenal karena anggota menunjukkan ciri-ciri
yang memberikan indikasi adanya pertalian yang erat dan dapat mencakup satu marga atau lebih. Pada
umumnya suku mempunyai anggota yang bersifat monofiletik yang terdiri atas anggota-anggota yang
berasal dari nenek moyang yang sama. Nama pada famili terhadap tumbuhan tersebut biasanya memakai
akhiran aceace seperti contoh: Famili Solanaceace, Cucurbitaceace, Malvaceace, Rosaceae Asteraceae
Namun ada juga beberapa yang tidak memakai akhiran kata- aceae, seperti berikut, Compasitae (nama lain
dari Asteraceae) dan Graminae (nama lain Poaceace).
GENUS/MARGA
Setiap anggota pada urutan Taksonomi familia tersebut kemudian dikelompokkan kembali menjadi
beberapa genus.Kelompok tersebut dibedakan berdasarkan suatu persamaan ciri tertentu yang lebih khusus.
Marga (genus) adalah merupakan kelompok spesies yang yang lebih dekat satu sama lain daripada yang
berada dalam kelompok spesies lain dari kesamaanya penampakkan hubungan.
Pada FamiliPoaceae terdiri atas genus sebagai berikut: Zea (jagung), Saccharum (tebu), Triticum (gandum),
Oryza (padi-padian).
SPESIES
Tingkatan pada takson paling dasar atau paling terendah pada tumbuhan adalah Spesies. Pada anggota
takson spesies tersebut memiliki paling banyak persamaan ciri dan terdiri dari organisme dan akan dapat
menghasilkan suatu keturunan yang fertil (subur) jika melakukan suatu perkawinan secara alamiah. Pada
spesies ini namanya tersebut terdiri dari 2(dua) kata, yaitu kata pertama mengarah pada nama genusnya dan
kata kedua mengarah pada nama spesifiknya, seperti contoh nama spesies pada genus rosa, yaitu Rosa
canina, Rosa gigantea, Rosa multiflora, Rosa alba, Rosa rugosa dan Rosa dumalis.

Anda mungkin juga menyukai