Anda di halaman 1dari 7

Machine Translated by Google

Jurnal Fisika: Konferensi


Seri

KERTAS • AKSES TERBUKA


Anda mungkin juga menyukainya

- STEAM dalam lingkungan dan sains


Apa saja yang dibutuhkan pelajar di masa Covid-19? Sebuah kebutuhan pendidikan: Analisis dan bibliometrik
pemetaan literatur penelitian (2013-
analisis augmented reality dengan STEAM 2020)
Kurnia Santi, Sofyan M.Sholeh, Irwandani
dkk.
lembar kerja (AR-STEAM) secara elektromagnetik - Model pembelajaran tuli STEAM berbantuan
induksi mesin rube goldberg untuk siswa tunarungu di
sekolah berkebutuhan khusus junior
A Rusilowati, ED Ulya dan I Sumpono
Mengutip artikel ini: AM Amin dkk 2021 J. Fis.: Konf. Ser. 2098 012028
- Implementasi Pendidikan STEAM ke
Meningkatkan Penguasaan Konsep
W Liliawati, H Rusnayati, Purwanto dkk.

Lihat artikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 112.215.227.165 pada 03/12/2024 pukul 15:33
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2021) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 2098 (2021) 012028 doi:10.1088/1742-6596/2098/1/012028

Apa saja yang dibutuhkan pelajar di masa Covid-19? Analisis


kebutuhan augmented reality dengan lembar kerja STEAM (AR-
STEAM) dalam induksi elektromagnetik

AM Amin1*, H Sulsilah1 , F Laurently1 , Seorang Samsudin1, A Suhandi1

1Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No.
229 Bandung 40154, Indonesia

*andimoh_amin@upi.edu

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi awal dalam perancangan LKS
Fisika berbasis Augmented Reality dengan pendekatan Science, Technology, Engineering, Art, and
Mathematical (AR-STEAM). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
mengumpulkan beberapa informasi penelitian lapangan yang dilakukan dengan berbagi sudut
pandang dari 26 orang siswa (laki-laki N=3 dan perempuan N=23) yang telah mempelajari materi
Induksi Elektromagnetik. Berdasarkan studi lapangan dengan menggunakan kuisioner diketahui
69,2% responden menikmati pembelajaran dengan menggunakan media visual, 66,3% menganggap
konsep tipe induksi sangat abstrak dan sulit diterapkan dalam kehidupan nyata, 80,8% responden
menyatakan senang jika pembelajaran fisika dijelaskan dalam bentuk animasi tiga dimensi. Oleh
karena itu, dapat dikatakan LKS STEAM-AR sangat diperlukan dalam pembelajaran fisika pada topik Induksi Elektrom

1. Pendahuluan
Kondisi pandemi saat ini membuat pembelajaran tatap muka tidak dapat dilaksanakan di sekolah akibatnya pembelajaran
dilakukan secara virtual. Padahal hasil penelitian yang dilakukan Chriyah dkk [1] menyatakan bahwa fasilitas yang dimiliki
Indonesia sudah siap untuk pembelajaran online. Namun hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa Indonesia belum
siap melakukan pembelajaran daring karena siswa belum terbiasa belajar mandiri [1,2]. Selain itu permasalahan juga dialami
oleh para pendidik yang diukur dari rendahnya kemampuan literasi mereka [1].

1.1. Realitas Tertambah

Menurut Abdusselam dan Karal [3] AR merupakan gabungan antara virtual dan realitas yang menyajikan gambar
maya dan nyata dalam bentuk 2D atau 3D secara bersamaan. visualisasi Augmented Reality (AR) berdasarkan penggambaran
objek di dunia nyata kemudian disempurnakan melalui plot data virtual sehingga membuat visualisasi objek
menjadi lebih realistis [4,5] karena kelebihan tersebut, teknologi AR dapat membantu dalam mengkonstruksi
konsep-konsep abstrak yang sulit dipahami ke dalam bentuk visual 2D atau 3D sehingga dapat menarik minat
seseorang untuk menggunakannya [6]. Teknologi AR telah banyak merambah ke berbagai bidang termasuk
pembelajaran fisika [7] karena teknologi ini memiliki beberapa keunggulan yaitu membuat pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan, menarik, antusias dan dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan [7].

Konten dari karya ini dapat digunakan berdasarkan ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut
karya ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2021) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 2098 (2021) 012028 doi:10.1088/1742-6596/2098/1/012028

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan AR dapat memberikan dampak positif
yang terlihat dari peningkatan hasil belajar, sikap, motivasi, perhatian dan memori dalam proses pembelajaran [7].
Pada dasarnya teknologi digunakan sebagai alat untuk memudahkan pengajaran. menurut Cai et al [4] (1) AR
dapat diterapkan dalam pembelajaran ketika fenomena tersebut tidak dapat disimulasikan secara langsung di
kelas, (2) konsep tersebut tidak dapat diujicobakan karena berbahaya.

1.2. UAP

Pada abad ke-21 pembelajaran dengan menggunakan sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika (STEAM)
semakin banyak digunakan terutama di negara-negara maju dan berkembang [8]. Akibat perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan menuntut penyiapan sumber daya manusia yang unggul dan mampu berinovasi agar ciri
pembelajaran abad dua satu adalah menggunakan (STEAM). Ciri-ciri pendekatan ini adalah bagaimana komponen-
komponen STEAM tidak berdiri sendiri tetapi dapat bersinergi satu sama lain dalam disiplin ilmu uap yaitu
matematika, teknologi, informatika, biologi, kimia, fisika, dan geografi yang dipadukan menjadi suatu pengajaran
yang berorientasi pada sains. dan pendidikan teknologi [9,10]. Sehingga pendekatan ini akan melatih siswa agar
terampil mengintegrasikan setiap disiplin ilmu STEAM dalam menyelesaikan masalah praktis [11].

Pembelajaran STEAM mempunyai banyak manfaat jika diterapkan dalam pembelajaran di kelas, yaitu:
pembelajaran STEAM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa [8,12], pemahaman konseptual
siswa [9,13], kemampuan berpikir logis dan sistematis [12]. Yang mana tuntutan akan keterampilan di era industri
4.0. sehingga penerapan pendekatan ini akan menghasilkan insan-insan unggul yang siap berkompeten di dunia
kerja dengan menawarkan berbagai inovasi yang dapat mereka hadirkan.

1.3. Augmented Reality dengan pendekatan STEAM

Menurut Jesionkowska dkk. [15] AR merupakan media pendukung dalam pembelajaran STEAM karena media AR
dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa lebih dari metode konvensional sehingga akan memberikan
pengajaran yang menarik dan komprehensif. Dengan melakukan inovasi pembelajaran melalui penggunaan
pendekatan STEAM dan AR akan menghasilkan sinergi pembelajaran yang menarik.
Pemanfaatan AR dalam menciptakan lingkungan virtual dalam bentuk Lembar Kerja Siswa juga sangat
memungkinkan, hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sonntag et al [16] dan Barma et al [17]
yang menulis bahwa augmented development Reality dapat dilakukan dengan berbasis data sehingga dapat
menciptakan lingkungan belajar yang nyata meskipun objek, data dan tindakan dilakukan secara virtual. Sehingga
dengan memadukan teknologi AR dengan pendekatan steam diharapkan akan tercipta produk lembar kerja yang
menarik dan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran dalam situasi pandemi ini seperti gambar 1.

Gambar 1. Kerangka

Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
awal dalam perancangan lembar kerja Fisika berbasis Augmented Reality dengan pendekatan Science,
Technology, Engineering, Art, and Mathematical (AR-STEAM). Oleh karena itu, diharapkan adanya kelanjutan penelitian ini

2
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2021) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 2098 (2021) 012028 doi:10.1088/1742-6596/2098/1/012028

dapat mengembangkan produk LKS yang dapat digunakan dalam memaksimalkan pembelajaran fisika pada materi induksi
elektromagnetik khususnya pada masa pandemi covid-19 ini.

2. Metode

2.1. Desain

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan data utama berupa angket dengan tujuan untuk
menggali kelemahan pembelajaran fisika induksi elektromagnetik pada masa pandemi dan mengumpulkan masukan
mengenai kondisi pembelajaran induksi elektromagnetik yang ideal bagi siswa di masa pandemi.
situasi seperti saat ini.

2.2. Responden

Awalnya, jumlah responden sebanyak 29 orang (berusia antara 17-19 tahun) dengan perkiraan laki-laki 8 orang (43%) dan
perempuan 21 orang (57%). Mahasiswa yang menjadi responden adalah mahasiswa yang mendaftar masuk perguruan
tinggi dengan asumsi telah mempelajari materi medan magnet dan belum belajar lagi di perguruan tinggi. Namun setelah
dilakukan penelitian lebih lanjut, terdapat data responden (3 laki-laki) yang tidak memenuhi karakteristik sehingga
dilakukan pengolahan data lebih lanjut sebanyak 26 data responden (laki-laki N=5, perempuan N=21).
Berdasarkan sebarannya, sebagian besar responden berasal dari Kota Makassar dan hanya dua responden yang berasal
dari Kota Palu namun dari segi geografi kedua wilayah tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.
Data dari google form juga menunjukkan bahwa responden berasal dari 5 sekolah berbeda, beberapa di antaranya berasal
dari sekolah unggulan di Makassar dan Palu.

2.3. Instrumen

Instrumen ini dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dengan mengacu pada kendala yang dihadapi siswa
selama proses pembelajaran daring pada materi induksi elektromagnetik. Indikator-indikator yang menjadi pusat kajian
kuesioner ditunjukkan pada gambar 2. Berdasarkan indikator-indikator tersebut kemudian dikembangkan menjadi 18 item.
Dalam analisis ini digunakan instrumen tempel yang terdiri dari 4 pilihan; sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju.

Gambar 2. Indikator pengembangan kuesioner

2.4. Analisis data

Analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman, dengan langkah-langkah sebagai berikut pada gambar 3.

3
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2021) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 2098 (2021) 012028 doi:10.1088/1742-6596/2098/1/012028

Gambar 3. Langkah-langkah analisis interaktif

3. Hasil dan Pembahasan Pada


pembahasan ini data hasil penyebaran kuesioner dalam bentuk google form akan dibahas dan dinilai berdasarkan masing-masing
indikator.

3.1. Motivasi siswa dalam belajar fisika

Pertanyaan pertama yang ditulis dalam angket untuk menganalisis kebutuhan siswa terhadap fisika berbasis AR
lembar kerja menggunakan analisis STEAM adalah minat mereka dalam belajar fisika. Sebagian besar responden menjawab
bahwa mereka tertarik untuk mempelajari fisika bahkan hanya 8% responden yang menyatakan tidak tertarik dengan mata
pelajaran tersebut. Faktor minat belajar fisika juga harus menjadi objek kajiannya karena siswa yang mempunyai minat terhadap
suatu mata pelajaran akan berusaha memahaminya [18,19]. Oleh karena itu, kemungkinan siswa tidak memahami materi yang
diajarkan bukan karena materi tersebut tidak menarik tetapi karena siswa tidak mempunyai keinginan untuk mempelajarinya.

3.2. Pandangan siswa tentang bahan magnet

Sebagian besar responden berpendapat bahwa materi induksi elektromagnetik merupakan pembahasan yang sulit yang ditandai
dengan kesulitan yang dihadapi siswa saat mempelajari materi tersebut. Selain itu, materi induksi elektromagnetik masih
dianggap abstrak oleh sebagian besar siswa karena menganggap materi tersebut sangat sulit untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jelicic dkk. [20] dengan mewawancarai beberapa siswa dan
ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dasar induksi elektromagnetik dan terutama yang
berkaitan dengan konsep fenomena induksi elektromagnetik. Sejalan dengan permasalahan tersebut, teknologi AR dapat
digunakan sebagai alat untuk memvisualisasikan fenomena dalam bentuk 3D. Teknologi ini dapat memberikan representasi
visual terhadap situasi atau fenomena yang dianggap abstrak sehingga orang yang mempelajarinya akan langsung
menghubungkan fenomena yang ada dengan konsep fisik [3,17].

3.3. Gaya belajar siswa

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa pembelajaran fisika tidak cukup dijelaskan dalam bentuk lisan atau tulisan saja tetapi harus
ada bantuan representasi gambar dalam memudahkan memvisualisasikan konsep fisika yang dipelajari. Apalagi sebagian besar
konsep merupakan fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga untuk memudahkan penjelasannya
sebaiknya fenomena tersebut disajikan dalam bentuk gambar visual kemudian dijelaskan dalam bentuk verbal atau tertulis. Selain
itu representasi visual dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman fisika karena visual yang baik dapat menjelaskan
konsep fisika secara langsung kepada siswa [21].

4
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2021) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 2098 (2021) 012028 doi:10.1088/1742-6596/2098/1/012028

Tabel 1. Gaya belajar siswa (%)

Indikator Pernyataan SA A DA SDA


Gaya Saya suka belajar fisika hanya dengan mendengarkan
11,54 30,77 53,85 3,85
belajar penjelasan guru di kelas
siswa Bentuk garis induksi magnet mudah dipahami jika
26,92 46,15 26,82 0,00
dijelaskan melalui gambar
Saya sulit memahami bentuk garis induksi magnet jika hanya
7,69 50,00 42,31 0,00
dijelaskan melalui gambar
Saya dengan mudah memahami aturan tangan kanan ketika
23,08 61,54 15,38 0,00
dijelaskan dengan gambar dua dimensi
Saya dapat dengan mudah memahami aturan tangan
23,08 73,08 3,85 0,00
kanan ketika dijelaskan dengan gambar animasi tiga dimensi
Saya dapat memahami materi fisika hanya dengan membaca 0,00 19,23 61,54 12,23

3.4. Cara mengajar guru fisika materi induksi elektromagnetik di sekolah

Untuk mengetahui gambaran dasar pembelajaran yang berlangsung pada masa pandemi ini, diajukan dua pertanyaan
kepada responden terkait penggunaan media pembelajaran yang biasa digunakan guru saat mengajar.
Diketahui sebagian besar siswa mengatakan bahwa pada saat pembelajaran fisika gurunya sudah terbiasa menggunakan
media tiga dimensi. Namun dalam pernyataan tersebut masih terdapat kesalahpahaman jika siswa disebut sebagai
media tiga dimensi, bisa berupa benda nyata maupun benda maya.
Terlebih lagi, pada masa pandemi ini sebagian besar guru melakukan praktikum secara virtual karena pada saat tersebut
kegiatan pembelajaran tatap muka pandemi tidak dapat berlangsung. Berdasarkan hasil angket diketahui 50%
menyatakan gurunya biasa menggunakan praktikum virtual dengan aplikasi yang menyajikan gambar tiga dimensi
sedangkan sebagian lainnya tidak. Oleh karena itu dari data tersebut diketahui masih banyak guru yang belum
memanfaatkan praktikum virtual berupa aplikasi yang menyajikan gambar dua dimensi sehingga dapat menjadi tantangan
bagi peneliti dalam mengembangkan aplikasi yang dapat digunakan dalam melakukan praktikum virtual. praktikum yang
tidak hanya menyajikan data 2D saja tetapi juga dapat menyajikan data. 3D.

3.5. Cara belajar fisika yang diinginkan siswa

Berdasarkan hasil angket pada gambar 4 diketahui sebagian besar peserta menyatakan bahwa pembelajaran fisika akan
lebih mudah jika dijelaskan dalam bentuk gambar tidak hanya dalam bentuk dua dimensi tetapi juga dalam bentuk tiga
dimensi. Sesuai dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa AR sangat efektif dalam pembelajaran dalam situasi
ini [22]. Selain AR dapat digunakan untuk menyajikan gambar 3D, teknologi ini juga mampu meningkatkan pengetahuan,
perhatian, dan keterampilan praktis siswa.

80.0 Saya lebih suka belajar fisika jika dijelaskan


menggunakan gambar dua dimensi
60.0

akan lebih mudah bagi saya untuk memahami fisika


40.0 materi jika dijelaskan menggunakan tiga dimensi
media animasi
20.0
Saya lebih memilih praktikum virtual dengan
menggunakan aplikasi media tiga dimensi.
0,0
SA A DA SDA

Gambar 4. Cara pembelajaran fisika materi induksi elektromagnetik yang diharapkan siswa pada masa pandemi

5
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2021) Penerbitan IOP
Jurnal Fisika: Seri Konferensi 2098 (2021) 012028 doi:10.1088/1742-6596/2098/1/012028

Oleh karena itu, pertanyaan terakhir mengenai tanggapan siswa jika AR berbasis STEAM, 38,5% sangat setuju
dan 50% setuju jika teknologi dan pendekatan tersebut diterapkan dalam pembelajaran fisika. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dan menerima jika teknologi AR diterapkan dalam pembelajaran
fisika, apalagi dalam situasi pandemi seperti saat ini.

4. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas diketahui bahwa pembelajaran fisika akan lebih baik jika pengajarannya
melibatkan media visual, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan gaya
belajar siswa dalam pembelajaran fisika, khususnya dalam situasi pandemi dimana pembelajaran tatap muka
tidak dapat berlangsung secara maksimal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS Fisika
berbasis AR dengan pendekatan STEAM sangat diperlukan pada masa pandemi ini.

5. Referensi [1]
Churiyah M, Sholikhan S, Filianti F dan Sakdiyyah DA 2020 Int. J. Multikultus. Pemahaman Multiagama.
7 491
[2] Klein P, Ivanjek L, Dahlkemper MN, Jeliÿiÿ K, Geyer MA, Küchemann S dan Susac A 2021 Belajar fisika
selama pandemi COVID-19: Penilaian siswa terhadap prestasi belajar, persepsi efektivitas pengajian
online, dan laboratorium online Fis . Putaran.
Fis. Mendidik. Res. 17
[3] Abdusselam MS dan Karal H 2020 Teknologi. Pedagog. Mendidik. 29 407
[4] Cai S, Chiang FK, Sun Y, Lin C dan Lee JJ 2017 Berinteraksi. Mempelajari. Mengepung. 25 778
[5] Church L dan Marasoiu M 2019 Apa yang dapat kita pelajari dari sistem? ACM Int. Konf. Prosiding Ser.
1–12
[6] Thees M, Kapp S, Strzys MP, Beil F, Lukowicz P dan Kuhn J 2020 Comput. Perilaku Manusia. 108
106316
[7] Fidan M dan Tuncel M 2019 Komputasi. Mendidik. 142 103635
[8] Suganda E, Latifah S, Irwandani, Sari PM, Rahmayanti H, Ichsan IZ dan Rahman M 2021 STEAM dan Lingkungan
tentang keterampilan berpikir kreatif siswa: Studi meta-analisis J. Phys. Konf.
Ser. 1796
[9] Dedetürk A, Kÿrmÿzÿgül AS dan Kaya H 2021 J. Balt. Sains. Mendidik. 20 21
[10] Hyater-Adams S, Finkelstein N dan Hinko K 2018 Pertunjukan fisika: Analisis berbasis desain
program pendidikan informal STEAM Phys. Mendidik. Res. Konf. Proses. 2018
[11] Chen X, Bai Y dan Wu X 2020 Kombinasi Konsep STEAM dan Pengajaran Realitas Virtual—
Mengambil Eksperimen Mobil Pintar Virtual sebagai Contoh 505 hal.78–82
[12] Meta-Analisis Tenti NP 2020 Pengaruh Integrasi Stem Education Dalam Berbagai Pembelajaran
Model Pada Hasil Belajar Fisika Siswa 13 hal 520
[13] Wandari GA, Wijaya AFC dan Agustin RR 2018 T J. Sci. Mempelajari. 2 26 [14]
Corlu MS, Capraro Prof. RM dan Capraro MM 2014 Egit. ve Bilim 39 74 [15] Jesionkowska
J, Wild F dan Deval Y 2020 Educ. Sains. 10 1 [16] Sonntag D,
Albuquerque G, Magnor M dan Bodensiek O 2019 Procedia Manuf. 31 32 [17] Barma S, Daniel S,
Bacon N, Gingras MA dan Fortin M 2015 Observasi dan analisis praktik belajar mengajar di kelas berbasis
augmented reality dan permainan serius pada platform seluler Int. J. Permainan Serius 2

[18] Rahardjanto A, Husamah dan Fauzi A 2019 Int. J.Instruksi. 12 179 [19]
Mustami MK dan Safitri D 2018 Int. J.Instruksi. 11 123 [20] Jelicic
K, Planinic M dan Planinsic G 2017 Menganalisis penalaran siswa SMA tentang
induksi elektromagnetik Fisika. Pdt. Fisika. Mendidik. Res. 13
[21] Chen Z dan Gladding G 2014 Fisika. Pendeta Spesifikasi. Atas. - Fis. Mendidik. Res. 10
1 [22] Faridi H, Tuli N, Mantri A, Singh G dan Gargrish S 2021 Komputasi. Aplikasi. bahasa Inggris Mendidik. 29 258

Anda mungkin juga menyukai