2017
Abstrak
Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi.
Teknologi yang sudah ada diantaranya adalah robot. Namun, robot seringkali hanya digunkan untuk materi
perkembangan teknologi saja, padahal terdapat beberapa mata pelajaran yang dapat menggunakan robot
sebagai penyampai materi atau media pembelajarannya. Mata pelajaran tersebut antara lain Sains, Teknologi,
Teknik dan Matematika atau sering disebut dengan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematic). Level peserta didik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah level pendidikan dasar antara
umur 6 sampai dengan 12 tahun, karena pada level ini dibutuhkan penyampaian konsep dasar STEM yang
menyenangkan untuk meningkan motivasi pesera didik dalam belajar STEM. Penerapan ilmu robotika dalam
pembelajaran STEM pada pendidikan dasar dinilai dapat melibatkan peserta didik secara kognitif, tingkah
lau dan emosional, sehingga dapat mempengaruhi motivasi peserta didik.
Metode yang digunakan untuk membangun artikel ini adalah literature review pada 15 artikel internasional
yang dipublikasikan tahun 1995 sampai dengan tahun 2017 tentang robotika murni, pendidikan dan gabungan
dari robotika pendidikan. Dalam matriks konsep, pertanyaan riset yang diajukan adalah “Bagaimana robotik
dapat menjadi media pembelajaran atau simulator dalam pemelajaran STEM pada pendidikan dasar?” dan
terjawab dari informasi yang didapatkan dari partisipan, level pendidikan, robot yang dipakai, mata pelajaran,
metode penelitian, metode pengumpulan data, dan implikasi setelah adanya penelitian penerapan robotika.
memberikan manfaat bagi semua level pendidikan Learning Research atau sekitar tiga puluh persen.
(Alamisis et all., 2010). Tujuan dari robotika dalam Selain itu diambil dari SAIS 2015 Proceeding,
pendidikan sendiri adalah memungkinkan peserta Eurologo 2017 Bratislava, ElSevier – Computer and
didik untuk mengontrol pergerakan dari model nyata Education, Proceeding of 4th International
melalui lingkungan virtual (Alamisis,2012). Melalui Workshop Teaching with Robotics, WREC 1996
robotika, peserta didik dapat membangun sesuatu dan RiE 2012. Artikel – artikel diatas dipublikasikan
dengan sendirinya seperti benda nyata dan peserta antara tahun 1995 sampai dengan tahun 2017. Dari
didik bisa menyentuh langsung benda tersebut untuk artikel tersebut kemudian dibuat matriks konsep
menemukan konsep pembelajaran (Alamisis, 2009). yang mengambil sampel partisipan, level
Peneliti dan industri mengembangkan kit robot yang pendidikan, robot yang dipakai, mata pelajaran,
dapat dirangkai sendiri untuk menstimulasi konsep metode penelitian, metode pengumpulan data, dan
dan metode pemikiran dalam bidang STEM. Kit implikasi setelah adanya penelitian penerapan
robot tersebut meliputi, motor, sensor, roda, gear, robotika.
relay – apapu yang dibutuhkan untuk merangkai
sebuah robot (Miglino,Lund, Cardaci, 1999). 3. Hasil dan Pembahasan
Rangkaian dari kit dan pemrograman robot ini yang Dunia telah berubah dengan cepat. Kemajuan
digunakan untuk pengajaran STEM seperti untuk teknologi yang pesat yang disempurnakan oleh
menghitung kecepatan, jarak, berapa kali perintah internet dan sosial media mendorong kemajuan
diulang, dan lain – lain. Mengajarkan hal seperti ini bidang yang lain seperti kesehatan, pariwisata,
dalam pendidikan dasar akan memberikan industri dan pendidikan (Friedman, 2005). Robotika
pengalaman keterlibatan peserta didik secara telah berperan dalam menyelesaikan masalah seperti
kognitif, tingkah laku dan emosi sehingga konsep membantu prosedur medis yang rumit menjadi lebih
ilmu yang didapat oleh peserta didik terserap dengan mudah, membuat kinerja konstruksi bangunan
baik (Bers, 2008). menjadi lebih aman dan masih banyak lagi
Meskipun telah terdapat banyak pembahasaan manfaatnya. Kegunaan robotika sebagai teknologi
mengenai penerapan robotika dalam pembelajaran simulasi telah dikembangkan oleh banyak peneliti
STEM pada Pendidikan Dasar, sedikit pustaka yang dalam bidang pendidikan dan terbukti dapat menjadi
menguraikan secara komprehensif bagaimana media pembelajaran yang efektif. Saat diterapkan
robotik dapat menjadi media penyampai atau kepada peserta didik maka peserta didik akan
simulator dalam sebuah aktifitas pembelajaran. mengubah cara belajarnya dari hanya teoritis
Kurangnya literatur tersebut dapat membuat praktisi menjadi lebih berwawasan dengan pemahaman
dan akademisi di bidang robotika pendidikan kurang konsep lebih baik karena pernah menguji teori
memahami bagaimana penerapan ilmu robotika tersebut dengan robotika di dunia nyata. Namun
dalam pembelajaran STEM khususnya untuk sebagian besar peneitian dilakukan pada sekolah
Pendidikan Dasar. Literatur yang diulas dalam menengah dan sekolah tinggi, sehingga masih
makalah ini meliputi makalah bertema robotika, sedikit literatur yang membahas tentang penerapan
pendidikan dan penggabungan antara robotika dan robotika pada pendidikan dasar.
pendidikan. Terdapat lima belas makalah yang Berdasarkan literatur yang sudah diulas, partisipan
diulas yang dipublikasikan sejak tahun1995 sampai rata – rata berasal dari peserta didik dan guru yang
dengan tahun 2017. Untuk mendapatkan penjelasan sedang menempuh pendidikan profesi ataupun guru
yang lebih rinci mengenai masalah ini dibutuhkan yang sudah mengajar di sekolah (Alimisis & Moro,
batasan pembahasan penerapan ilmu robotika pada n.d.; Chang & Chen (2010); Alimisis (2012);
pembelajaran STEM pada Pendidikan dasar. Miglino (1999); Garg, Kandpal, & Khas, (1996);
Makalah ini tersusun sebagai berikut : pada bagian Messiaen (2000); Karim & Mondada, n.d.;
selajutnya terdapat strategi bagaimana literatur - Eguchi(2014)). Guru dituntut menggunakan robot
literatur diulas. Selanjutnya akan dijelaskan apa saja sebagai media penyampai pembelajarannya dan
yang ditemukan pada lieratur yang diulas Kemudian melibatkan peserta didik dalam pembuatan robot
pada bagian inti akan membahas secara lebih rinci untuk belajar konsep dari STEM saat pemrograman
bagaimana penerapan ilmu robotika dalam robot atau ketika robot sudah jadi. Sebagian besar
pembelajaran STEM pada pendidikan dasar. Di literatur mengadakan penelitian pada level
bagian akhir, akan disimpulkan bagaimana pendidikan sekolah menengah (Francis & Mishra
penerapan ilmu robotika dalam pembelajaran STEM (2009); Sullivan & Lin (2012); Locke, Colon, &
pada pendidikan dasar. Colon (2015); Kim et al. (2015); Karim & Mondada,
n.d.; Eguchi(2014)) karena memang pendidikan
2. Metode STEM terdapat dalam kurikulum level sekolah
Ulasan dari literatur disusun menggunakan kerangka menengah dan pada umumnya peserta didik level ini
kerja Systematic Literature Review (Okoli & sudah paham dasar – dasar STEM. Robot yang
Schabram, 2010). Telah dilakukan ulasan digunakan untuk pembelajaran mayoritas
terhadaplima belas artikel internasional yang lima menggunakan LEGO MindStorm dan Robolab
diantaranya diambil dari Journal of Interactive (Alimisis & Moro, n.d.; Alimisis (2012); Sullivan &
Lin (2012); Miglino (1999); Karim & Mondada, rendah pada pendidikan dasar dibandingkan
n.d.; Eguchi(2014)). Selain LEGO MindStorm, ada dengan sekolah menengah (Hossain &
yang menggunakan My Robot Time dan RoboRobo, Robinson, 2012). Sebagian besar
TangibleK Robotic, Artificial Organism dan Sony pendidikan dasar fokus terhadap literasi dan
AIBO (virtual pet). Robot rata – rata digunakan matematika khususnya dengan pemikiran
sebagai media pembelajaran pada Sains, Teknologi, tidak boleh ada yang tidak bisa matematika
Teknik dan Matematika atau STEM, tetapi lebih
dan literasi (Zigler & Bishop-Josef, 2006).
banyak digunakan dalam Teknologi dan
Meskipun demikian, terdapat pemberian
Matematika. Selain itu, sebagian kecil menggunakan
Robot sebagai media pembelajaran psikologi dan ilmu mengenai STEM walaupun hanya
bahasa. Metode penelitian yang digunakan terbatas (Gelman dan Brenneman, 2004).
mayoritas adalah metode kualitatif (Francis & Komponen penting dari sebuah
Mishra (2009); Sullivan & Lin (2012); Kim et al. pembelajaran antara lain adalah peserta
(2015); Karim & Mondada, n.d. ; Chang & Chen didik dan guru. Dibutuhkan keterlibatan
(2010); Alimisis (2012)), karena penelitian yang secara tingkah laku, kognitif dan emosional
diangkat lebih banyak mengenai peningkatan atau disebut dengan engagement bagi
motivasi dan keterlibatan secara kognitif, tingkah peserta didik dan guru pada pembelajaran
laku dan emosional atau disebut dengan STEM. Sementara untuk guru selain
engagement. Metode pengumpulan data yang engagement dibutuhkan rasa percaya diri
dilakukan sebagian besar menggunakan kuesioner, tinggi untuk mengajar bidang STEM. Pada
interview dan observasi ketika pembelajaran
penelitiannya, Adams, Miller, Saul, and
berlangsung.
Penerapan robotika dalam pembelajaran STEM Pegg (2014) menggunakan placed – based
memberikan pengaruh postif baik pada guru maupun learning dimana guru diletakkan pada
peserta didik baik dari segi motivasi maupun lingkungan lokal yang sudah menyatu
penguasaan materi (Messiaen (2000); Francis & dengan dirinya dan mengajarkan pada
Mishra (2009); Sullivan & Lin (2012); Chang & peserta didik yang sudah biasa mereka ajar
Chen (2010); Alimisis (2012); Eguchi(2014); Kim et untuk meningkatkan rasa percaya diri
al. (2015); Locke, Colon, & Colon (2015); Karim & dalam mengajarkan STEM.
Mondada, n.d.). Guru menjadi lebih termotivasi Guru sekolah dasar perlu disiapkan untuk
untuk menyampaikan materi dengan kreatif dan penguasaan materi STEM. Hanya 30%
dapat menerapkan student centered learning dengan guru yang mengambil jurusan sains
adanya pemelajaran STEM menggunakan robot. sebelum mengajar di sekolah dasar
Guru juga merasa mendapatkan ilmu baru bahwa
(Greenberg, McKee, & Wash,2013).
robot tidak hanya sekedar inovasi teknologi untuk
Akibatnya, guru hanya mengajarkan apa
membantu manusia namun juga dapat menjadi alat
pembelajaran yang efektif khususnya di bidang yang diajarkan saat guru menempuh
STEM. Peserta didik juga merasa termotivasi karena pendidikan dasar bahkan rata – rata
keterlibatan mereka secara kognitif, tingkah laku dan mengajar dengan apa yang mereka ingat
emosional saat membuat dan menguji robot. Peserta (Nadelson et al., 2013). Materi
didik juga lebih paham mengenai konsep dari materi pembelajaran yang digunakan berbasis
STEM setelah mereka mencoba sendiri menerapkan kurikulum lama, padahal STEM sudah
teori yang didapat dari pelajaran pada robot yang berkembang lebih modern saat ini. Riset
dibuat. juga menyarankan bahwa pembelajaran
Beberapa poin berikut ini menyimpulkan beberapa sains harusnya tidak hanya sebatas
poin yang dapat menjawab bagaimana robotik dapat pengetahuan dan keterampilan tetapi juga
menjadi media pembelajaran atau simulator dalam bagaimana peserta didik dapat
pemelajaran STEM pada pendidikan dasar, antara
mengaspirasikan dan mempersepsikan
lain :
pengetahuan tersebut dengan baik
3.1 Pembelajaran STEM dalam Pendidikan
(Aikenhead,2001). Lin dan Schwatz (2003)
Dasar
menyatakan bahwa peserta didik mungkin
Sains, Teknologi, Teknik dan Matematik
atau yang biasa disebut dengan STEM dapat menerima materi pembelajaran sains
dengan baik, namun tidak dapat menjamin
diberikan pada level sekolah menengah dan
bahwa mereka dapat memaknai atau
sekolah tinggi, karena kurikulum STEM
menerapkan teori tersebut dalam kehidupan
dimaksudkan untuk membantu peserta
nyata. Maka dari itulah dibutuhkan cara
didik untuk mengejar karier dalam bidang
tersebut (Duschl, Schweingruber, & bagaimana peserta didik dapat
mengaspirasi dan mempersepsikan teori.
Shouse, 2007). Pendidikan STEM dinilai
Kenyataan yang bertolak belakang dengan
kognitif dan intelektual peserta didik 2012). Peneliti telah banyak menguji
dengan baik (Mataric, 1999). Namun kecocokan teori dan kurikulum terhadap
kesuksesan pembelajaran robotika tidak Robotika pada Sains dan Matematika.
hanya semata – mata fokus pada robot saja. Karim dan Mondada dalam ulasannya
Robot dimaksudkan sebagai alat, masalah mengutip gambaran lingkup Penerapan
yang terpenting adalah kecocokan robotika Robotika pada Matematika dari beberapa
terhadap teori dan kurikulum (Alamisis, literatur pada tabel 3.3.1 berikut :
Tabel 3.3.1. Lingkup Penerapan Robotika pada Matematika
No Matematika Referensi
1 Bangun ruang dan Geometri Papert (1980) dan Walker & Burleson (2012)
2 Penjumlahan Bers, Flannery, Kazakoff, & Sullivan (2013)
3 Perkalian Wei et al. (2011)
4 Operasi Desimal Portsmore & Rogers (2004)
5 Pecahan dan Rasio Barker & Ansorge (2007); Norton (2004) ; Nugent et
al. (2010)
6 Sistem Koordinat Nugent et al. (2010) dan Walker & Burleson (2012)
7 Pola Bilangan Iturrizaga & Falbel (2000)
8 Operasi bilangan kompleks Iturrizaga & Falbel (2000)
9 Grafik Alamisis & Boulougaris; Mitnik, Nussbaum & Soto
(2008)
10 Sudut Mitnik, Nussbaum & Soto (2008) ; Utgaard (2014)
Sumber : Karim dan Mondada (Karim & Mondada,n.d.)
Selain Matematika, terdapat pula gambaran lingkup penerapan Robotika pada Sains pada tabel 3.3.2
berikut :
Tabel.3.3.2. Lingkup Penerapan Robotika pada Sains
No Sains Referensi
1 Jarak, Waktu dan Kecepatan Mitnik, Nussbaum & Soto (2008) dan Mikropoulos
& Bellou (2013)
2 Kecepatan konstan, Percepatan
Alamisis & Boulougaris
dan Perlambatan
3 Usaha dan Energi Saygin et al. (2012)
4 Gaya, Gravitasi dan Gesekan Williams et al. (2007)
5 Efek Doppler Ashdown & Doria (2012)
6 Listrik Tims et al. (2012)
7 Skala dan komputasi Aseba & Thymio (2015)
Sumber : Karim dan Mondada (Karim & Mondada, n.d.)
mungkin kit yang dipakai. Begitu juga keterampilan teknologi dan teknik saat
dalam pemrograman, peserta didik juga mengkonstruksikan robot. Banyaknya
harus menerapkan kode sesederhana penelitian yang berhasil di bidang yang
mungkin dan menghitung berapa kali sama, walaupun mayoritas dilakukan di
perulangan, berapa kali berputar serta sekolah menengah, tetaplah sangat
menghitung jarak tempuh robot sebagai mendukung untuk penelitian di pendidikan
penerapan dari ilmu matematika yang dasar karena materi yang diteliti sudah
didapat. diterapkan di kurikulum pembelajaran
Bers, Flannery, Kazakoff, & Sullivan STEM. Selain materi, peralatan dan
(2014) menggunakan TangibleK Robotics pendekatan pada sekolah menengah juga
untuk melatih cara berpikir teknik pernah diterapkan pada pendidikan dasar,
komputasi peserta didik pendidikan dasar sehingga penerapan robotika dalam
umur 3-6 tahun. TangibleK Robotics Pembelajaran STEM pada Pendidikan
diprogram untuk menirukan gerakan Hokey Dasar dapat memberikan dampak positif
– Pokey, peserta didik menghitung pada peserta didik dan guru.
pengulangan pada gerakan Hokey – Pokey
untuk menyederhanakan program dan
4. Kesimpulan
menerapkan ilmu matematika dalam
Penerapan robotika dalam pembelajaran STEM
penjumlahan. Untuk peserta didik 6 tahun
memberikan respon positif baik dari guru maupun
ke atas, TangibleK Robotics diprogram peserta didik menurut mayoritas literatur yang
untuk permainan “Simon Says”. Peserta diulas. Penerapan robotika pada pendidikan dasar
didik didorong untuk berpikir komputasi dibutuhkan ilmu pengetahuan STEM yang luas
kondisional robot hanya melakukan terutama untuk guru karena memang hanya sedikit
tindakan jika diberi perintah “Simon Says”. dari guru pendidikan dasar yang mengambil jurusan
Alamisis (2012) memfokuskan sains. Peserta didik pendidikan dasar harus
penelitiannya pada pelatihan guru dalam dilibatkan secara kognitif, tingkah laku dan
pembelajaran sains berbasis robotika. emosional saat menerapkan teori dalam
Materi yang digunakan adalah materi gerak. mengkonstruksi robot agar teori dapat dipahami
Guru menggunakan robot sebagai media dengan baik. Dalam pembelajarannya, dibutuhkan
untuk memperhitungkan gerak lurus bahasa pemrograman berbasis visual yang mudah
dipahami oleh peserta didik pendidikan dasar
beraturan, dipercepat maupun diperlambat.
bersamaan dalam menerapkan ilmu pengetahuan
Guru juga harus mempertimbangkan STEM yang didapatkan dari guru. Peserta didik
ukuran jari – jari dari roda untuk terlatih berpartisipasi aktif dalam penciptaan
membuktikan perbedaan kecepatan dan teknologi juga membantu menyelamatkan generasi
jumlah rotasi roda antara jari – jari roda dari gaya hidup konsumtif
besar dan kecil. Pada makalah ini lingkup yang dibahas masih sangat
Dengan memandang kurikulum pendidikan luas sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan
dasar saat ini, Robotika sudah dapat berfokus pada salah satu bidang. Kemudian,
diterapkan dalam pembelajaran STEM pada disarankan menggunakan beberapa alat robotika dan
Pendidikan Dasar. Peserta didik pada diterapkan langsung pada sekolah untuk menguji
pendidikan dasar sudah diajarkan dasar – alat robotika seperti apa yang sangat diperlukan
dasar dari seperti matematika materi peserta didik pendidikan dasar untuk keperluan
industri mengembangkan kit konstruksi robot
penjumlahan, perkalian, pecahan, bilangan
maupun untuk kemudahan sarana belajar
desimal dan rasio. Pada kurikulum sains
pendidikan.
juga sudah diajarkan dasar – dasar seperti
jarak, waktu, kecepatan, gaya, gravitasi, Daftar Pustaka
gesekan, dan listrik. Walaupun materi yang Aikenhead, G. S. (2001). Students’ ease in crossing
diajarkan pada peserta didik pendidikan cultural boundaries into school science.
dasar tidak disertai perhitungan matematis Science Education, 85, 180-188.
yang kompleks, peserta didik dapat Alimisis, D. (2012). Robotics in Education &
menggunakan robot sebagai media Education in Robotics : Shifting Focus from
pemahaman teori dasar sebagai bekal Technology to Pedagogy, 7–14.
nantinya saat kenaikan ke sekolah Alimisis, D., & Moro, M. (n.d.). Robotics &
menengah. Disamping peserta didik Constructivism in Education : the TERECoP
menerpakan teori matematika dan sains, project, 1–11.
Bers, M. U., Flannery, L., Kazakoff, E. R., &
peserta didik juga dapat mengeksplor
Sullivan, A. (2014). Computers & Education Hossain, M. M., & Robinson, M. G. (2012). How to
Computational thinking and tinkering : motivate US students to pursue STEM (Science,
Exploration of an early childhood robotics Technology, Engineering and Mathematics)
curriculum. Computers & Education, 72, 145– careers. US-China Education Review, 442–
157. 451.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2013.10.02 Karim, M. E., & Mondada, F. (n.d.). A review : Can
0 robots reshape K-12 STEM education ?
Chang, C., & Chen, G. (2010). Using a Humanoid
Robot to Develop a Dialogue-based Interactive Lin, X. D., & Schwartz, D. (2003). Reflection at the
Learning Environment for Elementary Foreign crossroad of cultures. Mind, Culture & Activities, 10
Language Classrooms, 21, 215–235. (1), 9–25.
Eguchi, A. (2014). Educational Transformation, 27– Messiaen, A. O. (2000). Micro-Robots Based
34. Learning Environments for Continued
Garg, H. P., Kandpal, T. C., & Khas, H. (1996). Education in Small and Medium Enterprises (
Wrec 1996, 1188–1193. SMEs ), 11, 435–463.
Karim, M. E., & Mondada, F. (n.d.). A review : Can Miglino, O. (1999). Robotics as an Educational
robots reshape K-12 STEM education ? Tool, 10, 25–47.
Messiaen, A. O. (2000). Micro-Robots Based Murphy, T. P., & Mancini-Samuelson, G. J. (2012).
Learning Environments for Continued Graduating STEM competent and confident
Education in Small and Medium Enterprises ( teachers: The creation of a STEM certificate
SMEs ), 11, 435–463. for elementary education majors. Journal of
Miglino, O. (1999). Robotics as an Educational College Science Teaching, 42(2), 18–23.
Tool, 10, 25–47. Nadelson, L. S., Callahan, J., Pyke, P., Hay, A.,
Duschl, R. A., Schweingruber, H. A., & Shouse, A. Dance, M., & Pfiester, J. (2013). Teacher
W. (2007). Taking science to school: Learning STEM perception and preparation: Inquiry-
and teaching science in grades K-8. based STEM professional development for
Washington, D.C. : National Academies Press, elementary teachers. Journal of Educational
c2007. Retrieved from Research, 106(2), 157–168.
http://books.nap.edu/openbook.php?record_id= Steen, K. A. (2012). Automatic Detection of Animals
11625&page=1 in Mowing Operations Using Thermal
Eguchi, A. (2014). Educational Transformation, 27– Cameras, 7587–7597.
34. https://doi.org/10.3390/s120607587
Francis, A., & Mishra, P. (2009). Is AIBO Real ? Sullivan, F. R., & Lin, X. (2012). The Ideal Science
Understanding Children ’ s Beliefs About and Student : Exploring the Relationship of
Behavioral Interactions with, 20, 405–422. Students ’ Perceptions to their Problem Solving
Friedman, T.L., The World is Flat: A Brief History Activity in a Robotics Context, 23, 273–308
of the Twenty-First Century. 2005, New York, Zigler, E. F., & Bishop-Josef, S. J. (2006). The
NY: Farrar, Straus & Giroux. cognitive child vs. the whole child: lessons
Greenberg, J., McKee, A., & Walsh, K. (2013). form 40 years of Head Start. In D. G. Singer,
Teacher prep review 2013 report. National R. M. Golinkoff, & K. Hirsh-Pasek (Eds.),
Council on Teacher Quality. Retrieved from Play ¼ learning: How play motivates and
http://www.nctq.org/dmsView/Teacher_Prep_ enhances children’s cognitive and social-
Review_2013_Report emotional growth (pp. 15–35). New York, NY:
Oxford University Press.