Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGEMBANGAN MODUL KIMIA DASAR

MATERI GAS BERBASIS STEM PROBLEM BASED LEARNING

Tugas Mata Kuliah IPA Terpadu yang diampu oleh :

Fitria Fatichatul Hidayah, S.Si. M.Pd

Disusun Oleh :

1. Elsinta Aknesia Prabulingga (B2C017017)


2. Muninggar Vika Suryani (B2C017024)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan dari seorang pendidik adalah menyediakan sebuah sistem pendidikan


yang menciptakan kesempatan kepada peserta didik untuk menghubungkan antara
pengetahuan dan keterampilan sehingga menjadi familiar bagi setiap peserta didik.
Kesempatan tidak akan tercipta jika pengetahuan dan keterampilan dipisahkan dalam
suatu proses pembelajaran. Pfeiffer, Ignatov, & Poelmans (2013) menyatakan bahwa
dalam pembelajaran STEM keterampilan dan pengetahuan digunakan secara bersamaan
oleh peserta didik. Perbedaan dari aspek pada STEM akan membutuhkan sebuah garis
penghubung yang membuat seluruh aspek dapat digunakan secara bersamaan dalam
pembelajaran. Peserta didik mampu menghubungkan seluruh aspek dalam STEM
merupakan indikator yang baik bahwa ada pemahaman metakognisi yang dibangun
oleh peserta sehingga bisa merangkai 4 aspek inter disiplin dalam STEM.
Adapun ke empat ciri tersebut berdasarkan defenisi yang dijabarkan oleh Torlakson
(2014) yakni:
1. Sains adalah kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan
pengukuran, sebagai wahana untuk menjelaskan secara obyektif alam yang
selalu berubah, atau Berkaitan dengan alam untuk memahami alam semesta
yang merupakan dasar dari teknologi.
2. Teknologi adalah tentang inovasi-inovasi manusia yang digunakan untuk
memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga
membuat kehidupan lebih baik dan lebih aman, atau Modifikasi segala sesuatu
yang alamiah untuk memenuhi kebutuhan manusia.
3. Enjiniring (engineering) adalah pengetahuan dan keterampilan untuk
memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta
praktis untuk mendesain dan mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem, material,
dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah
lingkungan, atau Aplikasi kreatif dari prinsipsains untuk merancang atau
mengembangkan rangkamesin, alat-alat suatu proses fabrikasi dalam membuat
rancangan yang telah dibuat berdasarkan berbagai perkembangan seperti
ekonomi dan keselamatan.
4. Matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan, dan
menyediakan bahasa bagi teknologi, sains, dan enjiniring, atau Merupakan ilmu
yang mempelajari keteraturan pola dan hubungannya.

Pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas,


memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat
menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, investasi dibidang pendidikan tidak saja bermanfaat bagi perorangan, tetapi
juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum, sehingga muncullah STEM yang
mengintegrasikan disiplin ilmu yang berkaitan. Keempat disiplin imu tersebut sangat
dibutuhkan didunia global terutama dalam kemajuan ekonomi negara. Pembelajaran
sains bukan hanya untuk memahami konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat,
melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM secara langsung
memberikan latihan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan masing-masing
aspek sekaligus. Proses pembelajaran yang melibatkan keempat aspek akan membentuk
pengetahuan tentang subjek yang dipelajari lebih dipahami. Bybee (2010) dalah
karakter dalam pembelajaran STEM adalah kemampuan peserta didik mengenali
sebuah konsep atau pengetahuan dalam sebuah kasus. Sebagaimana dalam
pembelajaran kimia, maka STEM membantu peserta didik untuk menggunakan
teknologi dan merangkai sebuah sebuah percobaan yang dapat membuktikan sebuah
hukum atau konsep sains. Kesimpulan tersebut didukung oleh data yang telah dikelola
secara matematis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian STEM ?
2. Sejarah terbentuknya pendidikan STEM ?
3. Apa saja tujuan dan manfaat dari model pembelajaran STEM ?
4. Aplikasi metode STEM dalam pembelajaran kimia ?
5. Apa kelebihan STEM ?

1.3 Tujuan
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat bersaing dan siap untuk bekerja sesuai
bidang yang ditekuninya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian STEM

Pengertian STEM berbeda-beda tergantung dari berbagai sudut pandang masing-


masing pihak yang berkepentingan. Menurut Brown, dkk (2011) STEM adalah meta-
disiplin di tingkat sekolah dimana guru sains,teknologi, teknik,dan matematika
mengajar pendekatan terpadu dan masing-masing materi disiplin tidak dibagi-bagi tapi
ditangani dan diperlakukan sebagai satu kesatuan yang dinamis.Sanders (2009)
menjelaskan bahwa pendidikan integrasi STEM sebagai pendekatan yang
mengeksplorasi pembelajaran diantara dua atau lebih bidang subyek STEM dan atau
antara subyek STEM dengan mata pelajaran sekolah lainnya, misalnya teknologi tidak
dapat dipisahkan dengan pembelajaran sosial,seni dan humaniora.
Menurut Tsupros (2009), STEM adalah pendekatan interdisipliner untuk
mempelajari berbagai konsep akademik yang disandingkan dengan dunia nyata dengan
menerapkan prinsip-prinsip sains, matematika, rekayasa dan teknologi ; yang
menghubungkan antara sekolah, komunitas, pekerjaan, dan dunia global, memberikan
ruang untuk pengembangan STEM literasi, dan dengannya memiliki kemampuan untuk
bersaing dalam dunia ekonomi baru. Sedang menurut lifescience.com. STEM adalah
Suatu basis kurikulum yang idenya adalah mendidik Peserta didik dalam 4 disiplin
ilmu: sains, teknologi, engineering, dan matematika secara pendekatan interdisipliner,
menyajikan paradigma pembelajaran yang kohesif dengan basis aplikasi pada dunia
nyata/alam.
STEM merupakan singkatan dari sebuah pendekatan pembelajaran interdisiplin
antara Science, Technology, Engineering and Mathematics. Torlakson (2014)
menyatakan bahwa pendekatan dari keempat aspek ini merupakan pasangan yang serasi
antara masalah yang terjadi di dunia nyata dan juga pembelajaran berbasis masalah.
Pendekatan ini mampu menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara kohesif dan
pembelajaran aktif karena keempat aspek dibutuhkan secara bersamaan untuk
menyelesaikan masalah. Solusi yang diberikan menunjukkan bahwa peserta didik
mampu untuk menyatukan konsep abstrak dari setiap aspek.
2.2 Sejarah terbentuknya pendidikan STEM

Penggunaan konsep STEM telah sering diterapkan pada banyak aspek dari dunia
bisnis misalnya revolusi industri,Thomas Edison dan penemu lainnya. Penggunaan
STEM terutama digunakan di perusahaan-perusahaan rekayasa untuk menghasilkan
teknologi revolusioner seperti bola lampu, mobil, alat-alat dan mesin. Orang-orang
yang bertanggung jawab untuk inovasi ini hanya sedikit berpendidikan dan atau masih
berada dimasa belajar, misalnya Thomas Alfa Edison tidak mengenyam bangku kuliah
(Beals, 2012), begitu juga dengan Henry Ford.

Peristiwa sejarah lainnya yang mendorong tumbuh dan berkembangnya pendidikan


STEM yaitu perang dunia II, dan peluncuran sputnik UniSoviet.Teknologi yang
diciptakan dan dipakai selama Perang Dunia II hampir tak terukur banyaknya. Dari
born atom dan jenis- jenis persenjataan lainnya, serta karet sintetis untuk berbagai jenis
kendaraan transportasi (darat dan air). Para ilmuwan, matematikawan, dan insinyur
(banyak dari akademisi) bekerjasama dengan militer untuk menghasilkan produk
inovatif yang membantu memenangkan perang (Judy,2011). Pada tahun 1957, Uni
Soviet kemudian berusaha dan berhasil meluncurkan Sputnik1. Ini adalah satelit yang
berukuran bola pantai dan mengorbit bumi sekitar satu jam setengah. Ini adalah
tonggak teknologi dimulainya "kompetisi ruang angkasa" antara Amerika Serikat dan
UniSoviet (National Aero nauticsand Space Administration,2008).

Inovasi "raksasa" ini menggunakan prinsip STEM untuk menghasilkan beberapa


teknologi yang paling produktif dalam sejarah. Namun, penggunaan STEM dalam
pendidikan hampir tidak ada (Butz,dkk.,2004). Pada tahun 1990, sebuah agensi
pemerintahan Amerika Serikat yang menyokong penelitian dan pendidikan
fundamental dibidang sains dan teknik yaitu National Science Foundation (NSF), telah
menyatukan sains, teknologi, teknik dan matematika dan membuat singkatan STEM
(Science,Technology,Engineering,Mathematic).
2.3 Tujuan dan manfaat dari model pembelajaran STEM

Pembelajaran berbasis STEM menuntut siswa untuk belajar aktif dan


kreatif. Siswadiharapkan dapat berpikir kritis dalam memecahkan suatu
masalah yang ada dalampendidikan yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut harus dilakukanuntuk mewujudkan pelaksanaan
pembelajaran berbasis STEM yang efektif di sekolah.Morrison dalam (Pecen
dan Himtson, 2012:64) mengatakan bahwa dalam pembelajaran. STEM, siswa
memiliki beberapa peran yaitu 1) problem-solvers, (pemecah masalah)
2)innovators, (inovator/pembaharu) 3) inventors, (penemu) 4) self-reliant,
(mandiri) 5) logicalthinkers, (pemikir logis) 6) technologically literate, (melek
dengan teknologi).Sejalan dengan itu Barell ( dalam Abott, 2016 ) menyatakan
dalam masalah ini berdasarkanaktivitas pembelajaran (PBL) STEM, siswa
menggunakan keterampilan mereka mengandungpengetahuan dan teknik
desain-proses (EDP) untuk terlibat dalam penyelidikan PBL
mampukesempatan untuk bergulat dengan masalah dan mengatasinya siswa.
Menggabungkanmasalah dunia nyata ke dalam pembelajaran sains
memungkinkan guru untuk membimbing,penyelidikan, dan menantang siswa
berfikir. Siswa menjadi mandiri, masalah sebagaipenyelidikan mendorong
mereka untuk eksplorasi, memungkinkan mereka untuk membuathubungan
yang bermakna antara disiplin ilmu dan bidang karir.

Sebagai sebuah tren yang sedang berkembang dalam dunia pendidikan,


STEM digunakan untuk mengatasi situasi dunia nyata melalui sebuah desain
berbasis proses pemecahan masalah seperti yang digunakan oleh insinyur dan
ilmuwan (Williams, 2011). Pendidikan STEM menerapkan pembelajaran
berbasis pemecahan masalah yang sengaja menempatkan penyelidikan ilmiah
dan penerapan matematika dalam konteks merancang teknologi sebagai
bentuk pemecahan masalah. Penyelidikan ilmiah jarang terjadi dalam
pendidikan teknologi dan kegiatan mendesain teknologi jarang terjadi dalam
kelas sains. Tetapi didalam kehidupan sehari-hari, desain dan penyelidikan
ilmiah secara rutin digunakan secara bersamaan sebagai teknis solusi untuk
masalah dunia nyata (Sanders, 2009). Oleh karena pentingnya pendidikan
STEM tersebut bagi siswa dan negara,maka makalah ini berusaha untuk
mengkaji STEM dari sudut apakah STEM, mengapa pendidikan STEM
penting untuk dilakukan dan bagaimana menerapkan pendidikan STEM
dalam pembelajaran sains di sekolah.

2.4 Aplikasi metode STEM dalam pembelajaran kimia terpadu

Hidup tanpa teknologi dan enginering tak terbayangkan. Komponen teknik


pendidikan STEM tidak hanya memberikan solusi saja tapi menekankan pada
proses dan rancangan/ desain solusi. Dengan cara ini, siswa dapat mengetahui
matematika dan ilmu pengetahuan dengan caranya sendiri dan memiliki
kemampuan berpikir kritis yang dapat digunakan sepanjang hidup untuk berkarya.
Siswa dapat menggunakan teknik untuk mengekporasi, menemukan dan
memecahkan makalah. Salah satu bagian dari pendidikan STEM benar-benar
dapat membantu memahami orang lain. Itulah teknologi. Hal ini membantu siswa
menerapkan apa yang mereka pelajari, menggunakan komputer dan praktek
dengan aplikasi profesional seperti CAD, CAM, stimulasi dan software animasi.
Aplikasi seperti teknologi memberikan kesempatan siswa untuk mengekplorasi
subjek STEM dalam cara yang lebih rinci dan dalam hal praktis (Ceylan &
Ozdilek, 2015).

Murphy dan Mancini-Samuelsen (2012) menyatakan bahwa banyak


perhatian telah difokuskan pada pendidikan STEM untuk sekolah tinggi dalam
beberapa tahun terakhir. Program ilmu diselenggarakan sesuai dengan pendidikan
STEM yang memainkan peranan penting dalam memperkenalkan dan mendorong
siswa dalam bidang STEM. Namun, Brown (2012) menyatakan bahwa diperlukan
lebih banyak penelitian deskriptif yang diterapkan di kelas untuk berlatih guru
dan studi kualitatif/kuantitatif. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan STEM
diperlukan untuk mengikuti perkembangan saat ini. Untuk itu, sangat penting
untuk menyelidiki lingkup, teori, dan praktik pendidikan STEM di semua tingkat
pendidikan dan mereorganisasi program instruksional sesuai dengan pendekatan
(Turki Departemen Pendidikan Nasional, 2009). Namun, tidak ada contoh
rencana pelajaran di program pengajaran sains sekolah menengah berdasarkan
pendekatan. Untuk alasan ini, rencana sampel pelajaran dikembangkan untuk
topik asam dan basa. Itu akan menjadi contoh bagi program pengajaran ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan STEM (Ceylan & Ozdilek, 2015). Sebuah
contoh rencana pembelajaran yang dikembangkan untuk topik gas yang akan
menjadi contoh program pengajaran ilmu pengetahuan berdasarkan pendidikan
STEM yang dapat dilihat dibawah ini:

1. Tahap Awal Pada fase ini, tujuannya adalah untuk menentukan


pengetahuan awal siswa dan memotivasi mereka untuk terlibat dalam
topik pembelajaran.
Science Discipline: Peserta didik dikelompokkan ke dalam tiga kelompok.
Sebuah pertanyaan studi kasus disajikan kepada siswa agar mereka
mendiskusikan satu sama lain mengenai materi teori kinetik gas.
Kemudian, siswa diminta untuk berbagi pikiran mereka tentang kasus dan
berbagai contoh teori kinetik gas dari kehidupan sehari-hari mereka.
2. Tahap Eksplorasi Pada fase ini, setiap kelompok diharapkan untuk
mencatat pengamatan dan ide-ide mereka. Kemudian, mereka berbagi ide-
ide mereka dengan teman dan guru. Aktivitas memerlukan penggunaan
keterampilan proses sains seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasi,
menyimpulkan, meramalkan, berkomunikasi, mendefinisikan secara
operasional dan mengumpulkan data selama kegiatan.

Science Discipline: Percobaan berikut pada materi teori kinetik gas yang
diterapkan pada siswa:

 Guru memberikan beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam


percobaan ini, yaitu 1 buah gelas, piring berisi air berwarna oleh
betadin, lilin, plastisin, korek api untuk masing-masing kelompok.
Para siswa mulai mencoba untuk meakukan praktikum dengan
langkah langkah :
a. Letakkan lilin di tengah-tengah piring dengan menggunakan
platisin.
b. Isi piring dengan sedikit air berwarna dengan zat warna.
c. Nyalakan lilin dengan korek api.
d. Beberapa detik kemudian, tutuplah lilin yang menyala dengan
gelas.
e. Perhatikan apa yang terjadi dengan api pada lilin ?
f. Bagaimana air berwarna yang terdapat pada permukaan piring ?
g. Siswa memerhatikan apa yang terjadi dengan api pada lilin dan
mendiskusikan hasil percobaan tersebut.
 Siswa menunjukkan efek dari gas pada berbagai hal.

1. Tahap Penjelasan.
Pada fase ini, guru menjelaskan konsep sesuai dengan jawaban siswa yang
mereka peroleh sebelumnya. Mereka mengidentifikasi pengertian dari gas itu
sendiri, sifat-sifat gas, hukum-hukum pada gas. Selain itu, guru menyajikan
penjelasan dengan menggunakan bantuan komputer dan contoh-contoh dari
kehidupan sehari-hari untuk membuat konsep yang lebih jelas.

Technology Discipline:

Mengajak siswa ke laboratorium komputer untuk menonton animasi tentang


materi gas .

2. Tahap Elaborasi
Pada fase ini, siswa menggunakan pengetahuan baru mereka dalam situasi yang
berbeda seperti memperluas pemahaman konseptual, berlatih keterampilan yang
diinginkan, dan mencapai pemahaman yang bermakna dengan menggunakan
disiplin ilmu berikut:

Mathematic Discipline:

Studi pertanyaan tentang perhitungan gas yang diberikan kepada siswa.

Technology Discipline:

Siswa diminta untuk membuat simulasi berbasis komputer tentang gejala teori
kinetik gas.
Engineering Discipline:

Siswa bekerja dalam kelompok di laboratorium. Mereka menggunakan


pengetahuan baru yang mereka peroleh untuk merancang parameter gas buatan
dan melakukan proyek untuk melindungi benda-benda dan organisme hidup gas-
gas yang berbahaya.

3. Tahap Evaluasi
Setelah pelaksanaan, tes prestasi yang menilai hasil belajar siswa yang
diterapkan pada peserta didik dalam dalam waktu 40 menit (Ceylan & Ozdilek,
2015).

2.5 Kelebihan STEM

Permasalahan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa yang rendah bisa


diatasi dengan menggunakan berbagai altenatif atau model pembelajaran seperti
penerapan model Cooperative Learning, metode eksperimen, ingkuiri, Science,
Technology, Engineering, and Mathematic (STEM) dan masih banyak model-
model pembelajaran yang lain yang dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas
belajar siswa. Hasil belajar kimia yang rendah seringkali diatasi dengan cara
kegiatan remedial, sehingga siswa hanya paham dengan konsepnya saja tapi
belum bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu STEM
menjadi salah satu altenatif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran ini.
STEM merupakan gabungan ilmu pengetahuan yang sudah dipadu seperti ilmu
sains, teknologi, matematika serta pemilihan alat yang dipakai mudah terjangkau
(Morrison, 2006).

Ilmu pendidikan menekankan pentingnya sebuah integratif, interdisipliner


STEM (Science, Technology, Engineering, dan Matematika) pendidikan yang
mendorong siswa untuk belajar tentang alam melalui eksplorasi, penyelidikan,
dan pemecahan masalah (8). Selama beberapa dekade terakhir, telah ada minat
yang tumbuh dalam pendidikan STEM, terutama dalam strategi yang efektif untuk
mempersiapkan siswa studi lanjutan dibidang terkait STEM (Inovasi Amerika,
2008).
Sistem pendidikan yang berbasis science, technology, engineering, and
math (STEM). STEM dikenal sebagai metode pembelajaran terapan yang
menggunakan pendekatan antar-ilmu. Aplikasi STEM dibarengi dengan
pembelajaran aktif dan berbasis pemecahan masalah sehingga siswa dididik untuk
berpikir kritis, analitis, dan fokus kepada solusi. Pendekatan PBL STEM
pendidikan memiliki beberapa kelebihan berdasarkan pengajaran dan
pembelajaran :

1) Menumbuhkan pemahaman tentang hubungan antara prinsip, konsep, dan


keterampilan domain di disiplin tertentu (Jordan, 1989; Nikitina &
Mansilla, 2003);
2) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan memicu imajinasi kreatif
mereka dan berpikir kritis (Capon & Kuhn, 2004);
3) Membantu siswa untuk memahami dan mengalami proses penyelidikan
ilmiah (Biggs, 2003; Hmelo-Silver, 2004; Ramsey, Radford, & Deese,
1997; Stepien, Gal-lagher, & Workman, 1993);
4) Mendorong kolaborasi pemecahan masalah dan saling ketergantungan
dalam kerja kelompok (Biggs, 2003; Pease & Kuhn, 2008; Ward & Lee,
2002);
5) Memperluas pengetahuan siswa diantaranya pengetahuan matematika dan
ilmiah (Engel,1991; Tchudi & Lafer, 1996; Torp & Sage, 2002);
6) Membangun pengetahuan aktif dan ingatan melalui pembelajaran mandiri
(Dodds, 1997; Stepien & Gallagher, 1993; Ward & Lee, 2002);
7) Memupuk hubungan antara berpikir, melakukan, dan belajar (Goodnough
& Cashion,2006); 8.Meningkatkan minat siswa, partisipasi, dan
meningkatkan kehadiran (Lieux & Duch, 1995); dan
8) Mengembangan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan
mereka (Bound & Feletti, 1997; Torp & Sage, 2002). (8) Pendekatan ini
juga memupuk pemahaman yang lebih dalam konsep ilmu pengetahuan
dan matematika dan aplikasi mereka dalam konteks kehidupan nyata.
Khususnya, siswa yang berpartisipasi dalam STEM-PBL kegiatan
menunjukkan kinerja yang lebih baik dan sikap positif terhadap mata
pelajaran STEM (Chen, 2007; Lou, Shih, Diez & Tseng, 2001; Tsai,2007
BAB III
KESIMPULAN

Manfaat dan tujuan metode STEM dalam pembelajaran antara lain :


1) Mengasah keterampilan berpikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan
produktif.
2) Menanamkan semangat gotong royong dalam memecahkan masalah.
3) Mengenalkan perspektif dunia kerja dan mempersiapkannya.
4) Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dan mengomunikasikan
solusi yang inovatif.
5) Media untuk menumbuhkembangkan kemampuan menemukan dan
menyelesaikan masalah.
6) Media untuk merealisasikan kecakapan abad 21 dengan
menghubungkan pengalaman kedalam proses pembelajaran melalui
peningkatan kapasitas dan kecakapan peserta didik.
7) Standar Literasi Teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Pengembangan Modul Kimia Dasar Materi Termokimia Pendekatan Stem ...


PDFdownload.portalgaruda.org › article › titl...
pengaruh pembelajaran stem (science ... - Repository UIN - UIN Jakarta
PDFrepository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream
STEM - Pascasarjana Universitas Negeri ...
PDFpasca.um.ac.id › Juniaty-Winarni-976-984
Science, Technology, Engineering and Mathematics Project Based Learning ...
PDFpasca.um.ac.id › article › download

Anda mungkin juga menyukai