Anda di halaman 1dari 208

PEMBELAJARAN

STEM
TERINTEGRASI
UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan
hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan
Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat ciptaan dan/atau produk hak
terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. penggAndaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk
kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii. penggAndaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk
keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan fonogram yang
telah dilakukan pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu ciptaan dan/atau
produk hak terkait dapat digunakan tanpa izin pelaku
pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PEMBELAJARAN

STEM
TERINTEGRASI

Dr. Jaya Adi Putra, M.Pd.


PEMBELAJARAN STEM TERINTEGRASI

Penulis:
Dr. Jaya Adi Putra, M.Pd.

Editor:
Nurul Afiqah, S.Pd.

Desainer:
Tim Mafy

Sumber Gambar Cover:


www.freepik.com

Ukuran:
viii, 200 hlm., 15.5 cm x 23 cm

ISBN:
978-623-09-2795-9

Cetakan Pertama:
Maret 2023

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT PT MAFY MEDIA LITERASI INDONESIA


Kota Solok, Sumatra Barat, 27312
Kontak: 081374311814
Website: www.penerbitmafy.com
E-mail: penerbitmafy@gmail.com
Daftar Isi
Kata Pengantar__vii

Frame Work__1
Manfaat Pembelajaran STEM__(7)
Elemen Pendidikan STEM__(12)
Disiplin Ilmu STEM__(21)
Pendidikan STEM Terintegrasi__(23)
Pemberlakuan Pendidikan STEM Terintegrasi__(25)

Implementasi STEM__33
Inisiatif Pendidikan STEM Terintegrasi__(66)
Pelaksanaan Pembelajaran STEM Terintegrasi__(122)
Evaluasi Pembelajaran STEM Terintegrasi__(177)

Engineering Design Process__181


Desain Pencapaian EDP__(184)

Referensi__191
Tentang Penulis__199

Pembelajaran STEM Terintegrasi v


vi Pembelajaran STEM Terintegrasi
Kata Pengantar
Salah satu permasalah terbesar dalam pendidikan adalah tidak
mengakarnya materi pembelajaran dengan permasalahan yang
dihadapi oleh siswa setiap hari. Siswa seolah dicabut dari komu-
nitas aslinya sehingga pembelajaran jadi tidak dapat dipahami
dengan baik dan ilmu tidak dijadikan rujukan dalam menyelesai-
kan masalah yang dihadapi.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh para praktisi
pendidikan, mulai dari mengembangkan media pembelajaran,
mengembangkan model dan pendekatan pembelajaran hingga
merubah desain tempat belajar. Semua upaya tersebut diarahkan
pada satu tujuan yaitu agar ilmu pengetahuan yang didapat oleh
siswa didalam pembelajaran dapat menyelesaikan masalah yang
mereka hadapi.
Buku ini menyajikan salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat dilakukan di kelas berupa integrasi science technolo-
gy engineering and mathematic yang terintegrasi dalam pembela-
jaran di kelas. Harapannya pembelajaran dengan pendekatan ini
dapat menjadikan pembelajaran di kelas lebih diminati oleh sis-
wa karena lebih menantang dan menyenangkan
Buku ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu tentang Frame
Work STEM, Implementasi STEM, dan Enginering Desain Process
EDP. Dari ketiga bahasan tersebut buku ini berharap terjadinya
perubahan mind set tentang STEM, bagaimana mengimplemen-

Pembelajaran STEM Terintegrasi vii


tasikan STEM di sekolah dan hasil akhir yang peling relevan bagi
siswa berupa EDP.

Buku ini mustahil terwujud tanpa dukungan dari berbagai


pihak. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan ke-
pada para pihak yang telah berkontribusi pada penyelesaian buku
ini. Penulis juga mengakui akan kelemahan buku ini, kritik dan sa-
ran yang membangun sangat diharapkan.

Pekanbaru, Maret 2023

Dr. M. Jaya Adi Putra, M.Pd.

viii Pembelajaran STEM Terintegrasi


Frame Work
STEM adalah singkatan dari science, technology, engineering, and
mathematics, awalnya diusulkan oleh National Science Founda-
tion (NSF) Amerika Serikat pada 1990-an untuk menekankan
pentingnya keempat disiplin ini dalam pendidikan dan masyara-
kat pada umumnya. Secara khusus, sering digunakan oleh guru
untuk menggambarkan hubungan yang melekat antara empat
mata pelajaran yang terhubung dengan pokok bahasan, waktu
ataupun kurikulum atau kelas. Sejak awal abad kedua puluh satu,
gagasan STEM telah menarik perhatian besar secara global dan
telah dianggap sebagai salah satu fokus utama kebijakan pendi-
dikan dan kurikuler.
Namun, STEM bukanlah kurikulum utama. Artinya STEM ti-
dak akan menggantikan kerangka kurikulum nasional atau stan-
dar kurikulum lainnya, juga tidak berarti untuk memperbaiki
masalah pendidikan secara cepat. Sebaliknya, pendidikan STEM
memberikan pendekatan untuk mengajar dan belajar yang meng-
hilangkan atau mengurangi hambatan disiplin tradisional untuk
mendorong kemampuan siswa. Pembelajaran berbasis STEM me-
rupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berfungsi untuk
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik ten-
tang STEM, sehingga terbiasa untuk menyelesaikan persoalan
dalam kehidupan dengan cara yang lebih rasional dan kreatif.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 1


Perkembangan zaman yang begitu pesat mau tidak mau te-
lah merubah segala aspek dalam kehidupan. Manusia secara sa-
dar dipaksa untuk dapat berkembang dan memperbaharui kappa-
sitas dirinya untuk dapat bertahan dalam perubahan zaman. Ka-
pasitas dan keterampilan itu tentunya harus dibentuk dan dibia-
sakan dalam lapisan kehidupan, terutama dalam pendidikan. Pen-
didikan sebagai salah satu jalan untuk membentuk kualitas dan
kapasitas peserta didik sebagai generasi yang akan hidup dan
meneruskan kehidupan di masa berikutnya.
Teknologi yang terus berkembang menandakan bahwa du-
nia juga semakin berkembang, begitupun di dunia pendidikan.
Dalam pendidikan, pengembangan kemampuan peserta didik da-
lam menguasai teknologi telah diupayakan pemerintah pada se-
tiap pembaharuan kurikulum guna memperoleh peserta didik
sebagai generasi yang siap dan handal dalam menghadapi era
globalisasi. Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineer-
ing, and Mathematics) merupakan integrasi dari berbagai disiplin
ilmu yaitu sains, teknologi, teknik, seni dan matematika yang ter-
gabung dalam satu kesatuan pendekatan pembelajaran yang ter-
padu dan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di seko-
lah.
STEM merupakan inovasi pembelajaran yang dimaksudkan
untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna
sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik
secara sempurna. Pembelajaran berbasis STEM dimaknai sebagai
bentuk pendekatan pembelajaran yang dapat membantu mening-
katkan kualitas kemampuan menyelesaikan masalah peserta di-

2 Pembelajaran STEM Terintegrasi


dik dengan prinsip bahwa science, technology, engineering, art,
dan mathematics saling berhubungan satu dan lainnya. Pembela-
jaran yang berbasis STEM tidak mengisolasi suatu mata pela-
jaran, ilmu dan teknologi dapat dimaknai melalui seni dan reka-
yasa, begitupun juga matematika. Masing-masing bidang keilmu-
an memiliki keterhubungan dan berperan untuk saling menjelas-
kan antara satu dan lainnya.
Pendekatan STEM sejalan dengan pengimplementasian
pembelajaran tematik di sekolah. Di mana pembelajaran tematik
tidak didasarkan pada satu mata pelajaran melainkan diidentikan
dengan sebuah tema yang diambil dari sejumlah mata pelajaran.
Oleh karenanya, guru diharapkan mampu untuk mengintegra-
sikan STEM ke dalam pembelajaran. STEM dijadikan sebagai
sarana bagi peserta didik untuk dapat menciptakan ide berbasis
sains dan teknologi melalui kegiatan berpikir dan bereksplorasi
dalam memecahkan masalah berdasarkan pada lima disiplin ilmu
yang terintegrasi.
Pemecahan masalah yang berdasar pada 5 disiplin ilmu
akan menghasilkan solusi yang tepat yang tidak hanya diselesai-
kan melalui masalah sains dan matematika namun juga berdasar-
kan konsep ilmu lainnya sehingga kualitas dari pembelajaran
akan menjadi sangat menarik, efektif, dan efisien. STEM akan
memberikan kesempatan baru bagi peserta didik untuk melaku-
kan proses pembelajaran secara langsung untuk menghasilkan
suatu produk melalui kemampuan berpikir dalam pemecahan
masalah dan kreativitas yang dimilikinya. Kemampuan berpikir
dan kreativitas merupakan dua aspek penting yang perlu dimiliki

Pembelajaran STEM Terintegrasi 3


oleh peserta didik untuk menghadapi era globalisasi yang sema-
kin berkembang.
Ada banyak model pembelajaran terpadu, meskipun demi-
kian dusulkan pembelajaran STEM yang akan diterapkan di seko-
lah dengan menggunakan 2 model, sebagai berikut :

1. Model Keterpaduan (Integrated)

Technology Engineering
Sswdwfr
Science
g
Science
Mathematics

Gambar 1 . Model Keterpaduan STEM

Model keterpaduan merupakan model pembelajaran terpa-


du yang menggunakan pendekatan antar mata pelajaran.
Model ini memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi memiliki esensi yang sama dalam se-
buah topik tertentu. Model keterpaduan diusahakan dengan
cara menggabungkan mata pelajaran dengan menetapkan
prioritas kurikuler dan menentukan konsep, sikap, dan kete-
rampilan yang saling tumpah tindih dalam beberapa mata

4 Pembelajaran STEM Terintegrasi


pelajaran. Kelebihan model keterpaduan, yaitu (1) memu-
dahkan siswa untuk memahami keterhubungan antar mata
pelajaran; (2) memungkinkan untuk memberikan penghar-
gaan terhadap pengetahuan dan keahlian; dan (3) dapat
membangun motivasi. Kekurangan model keterpaduan, yaitu
(1) sulit untuk diterapkan secara penuh; (2) menghendaki
guru yang terampil, percaya diri, dan penguasaan terhadap
konsep, sikap, dan keterampilan; dan (3) dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran menghendaki adanya kerja
sama tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit untuk
dilakukan.

2. Model Nested/Rumah Siput


Model Rumah Siput (Nested) adalah model pembelajaran ter-
padu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dika-
itkan dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Artinya me-
madukan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan dan
emosi), psikomotorik (kemampuan yang berkaitan dengan ke-
giatan pisik atau keterampilan), sikap dan komunikasi. Model
ini masih memfokuskan keterpaduan pada beberapa aspek
dengan aspek keterampilan lainnya. Model ini dapat diguna-
kan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep
suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi
suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan
kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan terse-
but akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan

Pembelajaran STEM Terintegrasi 5


sikap melalui aktivitas yang terencana, seperti yang dapat di-
lihat pada gambar di bawah ini:

Science

Gambar 2 . Model Nested STEM

Kedua contoh model pembelajaran di atas dibuat de-


ngan menjadikan science sebagai pusat/induk dan dasar dari
pembelajaran STEM, dengan alasan bahwa science selalau
menjadi permasalahan utama yang akan dipecahkan dengan
disiplin llmu lainnya berawal dari fenomena dan kondisi alam
yang bermasalah atau diperlukan inovasi dalam memanfa-
atkan sumber daya alam yang bermanfaat dalam kehidupan
sosial dan bermasyarakat, dengan mengintegrasikan techno-
logy, engineering dan mathematics sebagai disiplin ilmu yang
dapat membantu menjadi solusi dari permasalahan yang akan
kita ajarkan dan dipelajari saat pembelajaran anak di sekolah.

6 Pembelajaran STEM Terintegrasi


A. MANFAAT PEMBELAJARAN STEM
STEM didefinisikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran
yang melibatkan peserta didik dalam memahami konsep dan
mengeksplorasi makna dari proses pembelajaran yang dilaksa-
nakan. Dalam hal ini, guru memiliki peran sebagai fasilitator
bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugas belajarnya
sehingga manfaat dari pembelajaran STEM dapat diperoleh
secara maksimal.
Pembelajaran STEM memiliki banyak manfaat dalam
pendidikan, di antaranya yaitu (1) menyiapkan generasi yang
siap menghadapi perkembangan zaman; (2) melatih peserta
didik untuk memiliki keterampilan critical thinking, creativity,
collaboration, dan communication yang lebih baik; (3) mening-
katkan kualitas problem solving siswa: (4) menumbuhkan
minat dan motivasi peserta didik terhadap pembelajaran
STEM sehingga tidak lagi mengintimidasi disiplin ilmu ( science
technology, engineering, dan math); (5) melatih kemampuan
think out of the box siswa; (6) peralihan pembelajaran dari
LOTS ke HOTS; dan (7) peserta didik memiliki kemampuan
untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam kehidupan
nyata. Lebih lanjut, berikut lima alasan mengapa STEM ber-
kembang saat ini dan sangat penting bagi proses belajar anak.
Pembelajaran STEM sangat penting dikembangkan dan
diterapkan di sekolah dengan mempertimbangkan 5 manfaat
pembelajaran seperti di bawah ini sesuai pada Gambar. 3 :

Pembelajaran STEM Terintegrasi 7


Gambar 3. Manfaat Pembelajaran STEM

1. Memiliki lima pilar penting


Dalam STEM, ada lima komponen penting yang menjadi
pilar utama, yaitu kreativitas (creativity), pemikiran kritis
(critical thinking), komunikasi (communication), kolaborasi
(collaboration) serta pembangunan karakter (character
building). Keterampilan-keterampilan tersebut memung-
kinkan anak-anak untuk memecahkan masalah dan mem-
persiapkan anak menjadi inovator di masa depan.

8 Pembelajaran STEM Terintegrasi


2. Meningkatkan skill komunikasi dan mencari solusi
Melalui metode STEM, murid-murid terlibat dalam diskusi
yang menarik perhatian mereka. Biasanya, para murid be-
kerja dalam kelompok yang mengharuskan mereka menyu-
arakan pendapat dan bersosialisasi. Kemudian, dengan
bahan diskusi yang berorientasi pada kehidupan sehari-
hari, anak-anak jadi terbiasa mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber, kemudian menganalisis dan mencoba
mencari solusinya.

3. Memotivasi anak
Fokus dari STEM adalah agar anak termotivasi dan meng-
hargai hasil kerja kerasnya. Ini karena proses pembelajaran
mereka terhubung dengan sesuatu yang nyata dan meli-
batkan keterampilan hidup. STEM meyakinkan bahwa pro-
ses belajar tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan buku
teks.

4. Proses pembelajaran yang fun


Tak ketinggalan, aspek seni pada STEM juga membuat ke-
giatan belajar lebih mudah diakses dan menarik bagi anak-
anak. Ada melukis, musik, storytelling, dan aktivitas artistik
lainnya yang dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif.

5. Evaluasi diri
Akhir pembelajaran peserta didik akan menunjukkan apa
saja yang sudah mereka pelajari. Ini menyediakan ruang ba-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 9


gi mereka untuk berbicara dan menceritakan minat dan
kemampuannya kepada guru dan teman-temannya. Setiap
anak juga bisa melakukan evaluasi diri untuk menilai per-
kembangan dan hasil belajar mereka sendiri. Sementara itu,
guru bertindak sebagai pembimbing yang akan mengarah-
kan minat dan kemampuan peserta didik dengan lebih baik.

Manfaat pembelajaran STEM terintegrasi yang berkua-


litas meliputi:
1. Pemikiran lintas disiplin—ini berharga bagi peserta didik
untuk mengenali bagaimana keterampilan STEM dapat di-
gunakan di 'dunia nyata' di luar sekolah.
2. Membangkitkan minat dalam berbagai ide dan proses
STEM.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan STEM.

Pembelajaran STEM terintegrasi mungkin sulit diterap-


kan tanpa kemampuan yang tepat, dan diperlukan lebih ba-
nyak bukti. Jika Anda berpikir untuk menggunakan pende-
katan pembelajaran STEM terintegrasi, sangat penting bagi
Anda untuk mengevaluasi yang akan dilakukan untuk me-
ngembangkan kemampuan guru di berbagai bidang STEM.
dengan cara :
1. Guru harus berkolaborasi dengan guru STEM lainnya untuk
mengintegrasikan materi/strategi.

10 Pembelajaran STEM Terintegrasi


2. Pekerjaan teoretis dasar dari satu bidang misalnya geo-
metri, dalam praktik dunia nyata lainnya, misalnya desain
teknik.
3. Jelajahi gaya pengajaran atau aktivitas baru, misalnya lebih
banyak pekerjaan berbasis proyek.

Inisiatif pendidikan STEM bertujuan untuk meningkat-


kan hasil bagi siswa. Untuk meningkatkan hasil peserta didik
STEM di Indonesia, kami perlu melakukan dua hal:
1. Membuat peserta didik lebih bersemangat dan tertarik
dengan pendidikan STEM di sekolah. Ini merupakan bagian
dari konsep keterlibatan peserta didik yang luas.
2. Tingkatkan pengetahuan dan keterampilan STEM siswa. Ini
merupakan bagian dari konsep luas prestasi siswa.

Ada hubungan yang jelas antara keterlibatan dan pres-


tasi. Seorang peserta didik harus tertarik dan terlibat dalam
STEM untuk mempelajari lebih lanjut tentang STEM. Dan jika
seorang peserta didik belajar tentang STEM, kemungkinan
besar mereka akan terlibat. Banyak faktor yang dapat mem-
pengaruhi keterlibatan dan prestasi siswa.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 11


Pada bagian ini Anda akan belajar bagaimana:

Gambar 4. Konten Materi

B. ELEMEN PENDIDIKAN STEM TERINTEGRASI


Berdasarkan tinjauan literatur tentang pendidikan STEM ter-
integrasi, ada empat karakteristik yang telah diidentifikasi
sebagai elemen penyusun pendidikan STEM terintegrasi. Beri-
kut ini adalah beberapa elemen STEM antara lain:
1. Disiplin Ilmu Pengetahuan
2. Capaian Pembelajaran
3. Strategi Pembelajaran
4. Sistem Pembelajaran

12 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Disiplin Ilmu
Pengetahuan

Elemen
Capaian Strategi
Pendidikan
Pembelajaran STEM Pembelajaran

Sistem Pembelajaran

Gambar 5. Elemen STEM

1. Disiplin Ilmu Pengetahuan


Elemen pertama dan terpenting adalah disiplin ilmu penge-
tahuan yang mencakup ruang lingkup dan intensitas. Ling-
kup mengacu pada berbagai disiplin ilmu yang terlibat
dalam integrasi (pembaruan untuk menjadi kesatuan yang
utuh) sedangkan intensitas mengacu pada sejauh mana
integrasi tersebut telah dicapai. Kurikulum integrasi me-
nurut Drake dan Burns mengacu pada keselarasan konten
dan konteks antar disiplin ilmu, dengan mempertimbang-
kan dua faktor utama yaitu kedalaman pengetahuan dalam
disiplin ilmu dan hubungan antar atau di luar disiplin ilmu
tersebut. Dalam pendekatan STEM memiliki standar mi-
nimal empat tingkat integrasi pembelajaran yaitu monodi-
sipliner, multidisipliner, interdisipliner dan transdisipliner.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 13


Integrasi yang kompleks (sempurna) terbagi menjadi
tiga tahap yaitu berkorelasi, berbagi, dan rekonstruksi.
Pada tingkat integrasi lebih lanjut dengan dua atau lebih
disiplin akan membahas beragam masalah yang akan mem-
bantu peserta didik dalam membentuk pengalaman belajar
mereka. Konteks integrasi STEM membutuhkan perenca-
naan yang matang dari guru dan waktu yang cukup untuk
melaksanakannya. Sehingga, bentuk integrasi lain yang
lebih sederhana dalam disiplin ilmu juga diadopsi dalam
praktik tersebut dikarenakan lebih familiar dengan pe-
ngelolaan sekolah saat ini, terutama memperkenalkan pen-
didikan STEM dalam kurikulum sekolah yang sudah padat.

2. Strategi Pengajaran
Strategi pengajaran dapat memberikan kontribusi besar
untuk memfasilitasi pendidikan STEM terintegrasi dalam
pembelajaran di sekolah. Strategi pengajaran dapat dije-
laskan dalam banyak cara. Dari perspektif epistemologis,
ada tiga kategori besar yaitu tradisional, konstruktivisme,
dan transformatif; sedangkan dari perspektif peran domi-
nan, ada dua jenis: teacher-centered dan student-centered.
Pendidikan STEM terintegrasi lebih mengarah kepa-
da pendekatan pembelajaran konstruktivisme dan trans-
formatif. Karena pendekatan tersebut menekankan penga-
jaran berpusat pada siswa, termasuk pembelajaran ber-
basis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pameran
sains, klub robotika, discovery, atau workshop game. Bebe-

14 Pembelajaran STEM Terintegrasi


rapa di antaranya sudah banyak digunakan dalam bidang
pendidikan karena memiliki metode, prosedur, bahkan
kriteria penilaian yang sistematis. Dalam impelementasi-
nya, strategi pengajaran ini dapat dilihat sebagai katalis
atau pelumas dalam pendidikan STEM terintegrasi karena
memiliki potensi untuk memberikan atau membangun
pengalaman otentik bagi peserta didik untuk belajar dan
mengembangkan keterampilan atau kompetensi.
Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu
bagian dari jenis strategi dalam pengajaran ini, melalui
strategi dengan pendekatan tersebut peserta didik dapat
membangun pengetahuan melalui kerja sama tim dan
pemecahan masalah dengan metode ilmiah. Hal ini sudah
dilaksanakan selama bertahun-tahun dengan melibatkan
berbagai bidang ilmiah, di mana peserta didik berkonsen-
trasi pada pembelajaran kelompok dan menyajikan berba-
gai hasil. Beberapa guru telah mencoba untuk memperke-
nalkan pendekatan ini dalam pendidikan STEM terintegrasi
untuk meningkatkan sikap peserta didik dan memperoleh
hasil yang positif setelah menerapkannya.

3. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran mengandung beberapa istilah yang
mirip seperti literasi, keterampilan, kemampuan, dan kom-
petensi. Dalam kebanyakan kasus, literasi mengacu pada
keterampilan atau kemampuan yang paling mendasar un-
tuk membaca dan menulis menggunakan kertas atau tekno-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 15


logi seperti komputer atau iPad dan keterampilan adalah
pengetahuan yang menekankan tentang bagaimana, me-
ngapa, dan kapan menerapkan pengetahuan. Sedangkan
keterampilan abad dua puluh satu dipandang sebagai
keterampilan yang dapat ditransfer atau diterapkan dalam
situasi baru; kompetensi, dan mengacu pada beberapa
campuran pengetahuan konten dan keterampilan terkait,
memiliki konsep yang paling kuat dan luas.
Capaian pembelajaran berkaitan dengan keterampil-
an dan kompetensi yang digunakan untuk menggambarkan
standar target yang akan di capai. Kedua hal tersebut ber-
sifat situasional yaitu bergantung pada materi dan produk
tugas atau latihan peserta didik yang terkait dengan pem-
belajaran. Selain itu, kedua hal ini dapat diukur dengan
kualitas hasil pembelajaran yang relevan di sekolah dan
keterampilan individu (peserta didik) atas kemampuan
dasar yang relevan terkait dengan peningkatan keteram-
pilan.
Kerangka/kriteria yang diusulkan di seluruh dunia
seperti "kompetensi utama", "literasi inti", dan "keteram-
pilan abad kedua puluh satu" berkorelasi erat dengan
capaian pembelajaran. Capaian pendidikan STEM juga
berkorelasi dengan kriteria tersebut, namun keterampilan
ataupun kompetensi yang akan diperoleh cenderung ber-
fokus pada kompetensi apa yang akan dicapai STEM.
Sehingga, kerangka kerja atau kriteria ini dikembangkan
oleh para ahli berdasarkan kajian pustaka atau data yang

16 Pembelajaran STEM Terintegrasi


dikumpulkan sebagai tuntutan kompetensi di masa depan.
Tuntutan tersebut sangat dibutuhkan di dunia pekerjaan,
yang mendorong sekolah untuk menumbuhkan peserta
didik dengan kompetensi tersebut melalui pendidikan
STEM.

4. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran merupakan elemen terakhir yang ha-
rus diintegrasikan yang mampu menyediakan lingkungan
belajar yang sistematis dan sesuai untuk pendidikan STEM.
Selama beberapa dekade, upaya untuk meningkatkan pen-
didikan STEM sebagian besar difokuskan pada sistem
pendidikan formal, yang berarti sebagian besar kegiatan
terkait STEM dilakukan di sekolah. Tetapi pendidikan
STEM terintegrasi lebih mengarah pada lingkungan belajar
yang lebih nyata, yang melewati batas pengelolaan seko-
lah.
Di beberapa negara saat ini, banyak kegiatan STEM
yang dilakukan di luar sekolah atau dalam kegiatan teror-
ganisir seperti program ekstrakurikuler dan atau kegiatan
kursus pada saat libur musim panas, di institusi seperti
museum dan kebun binatang, dari hal-hal yang ditonton
atau dibaca peserta didik di televisi dan online, dan selama
interaksi dengan teman sebaya, orang tua, dan mentor.

Pada dasarnya, keempat elemen ini membentuk pan-


dangan luas tentang pendidikan STEM terintegrasi, jika lebih
difokuskan dalam konten yang spesifik maka dapat mendo-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 17


rong keempat elemen ini untuk berintegrasi ke dalam pendi-
dikan STEM yang diinginkan. Artinya, satu pendidikan STEM
terintegrasi yang berhasil berarti keempat elemen ini saling
berhubungan atau sesuai dengan konteks yang ada.
Sebaliknya, memberlakukan tanpa berfokus pada kon-
teks tertentu dapat menyebabkan kegagalan integrasi STEM.
Secara umum, konteks ini mengacu pada berbagai budaya,
lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Dalam arti khusus
dapat dianggap dalam konteks yang mendasar seperti mem-
fokuskan dan mempertimbangkan konteks sekolah, yang
mencakup beberapa faktor seperti lingkungan sekolah, kuri-
kulum yang digunakan dan tingkatan pendidikan (dasar,
menengah atau atas). Konten yang spesifik berkaitan erat satu
sama lain dengan keempat elemen, namun harus dipertim-
bangkan dan disesuaikan dengan kepentingan objek pembel-
ajaran STEM tersebut.
Oleh karena itu, berdasarkan kombinasi dari analisis
sebelumnya, maka model ideal pendidikan STEM terintegrasi
dapat dilihat pada Gambar 6. berikut ini.
Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa terdapat keterkaitan
antara keempat elemen yang dibentuk dalam diagram dengan
setiap garis masing-masing saling interkoneksi dan semua
elemen dapat disesuaikan dengan syarat terhubung secara
stabil.

18 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Gambar 6. Model Ideal Pendidikan STEM Terintegrasi

Konteks adalah hal sangat diperlukan karena dapat


memberikan kontribusi pada hubungan yang tepat saat
menerapkan model STEM, secara umum dalam pandangan
filosofis konteks budaya, sejarah, politik, dan ekonomi harus
tertanam dalam pendidikan STEM terintegrasi. Filsuf sains
Thomas Kuhn dan Paul Feterbend sangat mendukung fungsi
sains untuk diterapkan sebagai kemashlatan dan kemakmuran
masyarakat. dalam model ini, proporsi masing-masing elemen
serta keterkaitan keempat elemen tersebut dalam sistem
sosial dan latar budaya berada pada tingkat yang berbeda-
beda.
Paradigma pendidikan STEM terintegrasi sebagian be-
sar didominasi oleh negara-negara bagian barat yang memiliki

Pembelajaran STEM Terintegrasi 19


permasalahan kurangnya sumber daya manusia dan krisis
daya saing pada bidang engineering dan teknologi, sementara
di negara asia juga harus menyesuaikan dengan masalah yang
tepat agar pendidikan STEM terintegrasi dapat memberikan
dampak pada perkembangan keilmuan di masyarakat, seperti
mekanisme pengembangan kurikulum, pengajaran, dan tradisi
pembelajaran. Pengetahuan disiplin adalah elemen paling
penting dan mendasar dari model ini, yang ditemukan di ham-
pir semua studi untuk pendidikan STEM terintegrasi. Ini juga
merupakan elemen yang cukup stabil, hampir bebas dari ken-
dala kontekstual, kecuali penekanan yang jelas pada disiplin
yang didorong oleh kebutuhan ekonomi dan masyarakat.
Elemen lain yang memiliki peran yang penting dalam
menciptakan pendidikan STEM yang lebih terintegrasi adalah
konten yang spesifik. Strategi pengajaran, dalam model ini,
terutama digunakan untuk membantu pengajaran pengeta-
huan disiplin dalam konteks tertentu. Dengan demikian, perlu
untuk mengasosiasikan disiplin ilmu pengetahuan dan capaian
pembelajaran melalui strategi pengajaran yang disesuaikan
dengan konteks. Selain itu, capaian yang dibutuhkan di seko-
lah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa depan.
Dengan kata lain, pendidikan STEM terintegrasi dapat
memberikan cara yang mungkin untuk menerjemahkan harap-
an sosial ke dalam kemampuan nyata individu, selama penge-
tahuan disiplin dan strategi pengajaran dibangun dalam kom-
binasi yang baik. Apalagi elemen terakhir, sistem pembelajar-
an, adalah untuk membangun lingkungan belajar yang siste-

20 Pembelajaran STEM Terintegrasi


matis dan sesuai dan untuk memecahkan keterbatasan kon-
teks sekolah dalam beberapa hal. Singkatnya, model ideal ini
penting karena dapat memandu eksplorasi elemen dan hu-
bungan di antara mereka. Mengikuti model ideal ini, perspektif
tentang pendidikan STEM terintegrasi dapat dijelaskan dan
dianalisis lebih lanjut.

C. DISIPLIN ILMU STEM


Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa STEM terdi-
ri atas 4 disiplin ilmu yang saling berhubungan satu dan
lainnya. Empat disiplin ilmu tersebut, yaitu

Gambar 7. Empat Disiplin Ilmu STEM

Pembelajaran STEM Terintegrasi 21


1. Science
Dalam sains (science), peserta didik disajikan konsep pe-
ngetahuan mengenai aturan, hukum, dan teori yang ber-
hubungan dengan alam semesta. Konsep sains dapat
dipelajari secara empiris dan bersifat objektif. Sains pada
konsep pembelajaran, misal dalam membelajarkan materi
mengenai rebana. Konsep sains yang dapat diajarkan yaitu
bagaimana alat musik rebana dapat menghasilkan bunyi
dan sebagainya.

2. Technology
Dalam teknologi (technology), peserta didik akan diberi
keterampilan untuk memahami suatu alat yang berguna
untuk mempermudah segala persoalan dalam kehidupan.
Selain itu, peserta didik juga akan dibekali bagaimana cara
membuat alat tersebut dan bagaimana cara memperoleh
ide untuk dapat mengerjakan sesuatu secara lebih efisien.
Teknologi pada konsep pembelajaran, contohnya dalam
mengajarkan materi mengenai rebana. Konsep teknologi
yang dapat diajarkan yaitu menjelaskan bagaimana cara
membuat alat musik rebana, jenis alat musik rebana, dan
sebagainya.

3. Engineering
Dalam teknik (engineering), peserta didik dapat diajarkan
bagaimana cara untuk merancang sebuah sistem (prosedur
dan aturan) dalam merampungkan suatu masalah. Teknik

22 Pembelajaran STEM Terintegrasi


pada konsep pembelajaran, contoh pada materi mengenai
rebana. Konsep teknik yang dapat diajarkan yaitu bagai-
mana mengatur sebuah nada/suara yang dihasilkan oleh
alat musik agar bisa pas, dan sebagainya.

4. Math
Dalam matematika (math), peserta didik akan diajarkan ba-
gaimana hubungan antara besaran, ruang, serta angka un-
tuk membuat argumen secara rasional dan logis. Matema-
tika pada konsep pembelajaran, misal dalam membela-
jarkan materi mengenai rebana. Konsep matematika yang
dapat diajarkan yaitu dengan menjelaskan bagaimana
menghitung bahan material yang dibutuhkan untuk mem-
buat rebana, mengukur panjang atau lebar rebana, dan
sebagainya.

D. PENDIDIKAN STEM TERINTEGRASI


Mengintegrasikan pendidikan STEM di sekolah biasanya me-
lalui proses dari pengembangan rencana pembelajaran. Dalam
proses ini, ada tiga langkah yang terstruktur yaitu
1. Dokumen Instruktif
Dokumen instruktif tentang pendidikan STEM di sekolah
mengacu pada standar kurikulum, kerangka kerja, atau
silabus dengan elemen STEM laten yang artinya terdapat
elemen-elemen tersembunyi tetapi mempunyai potensi
besar untuk muncul seperti dapat meningkatkan kognitif

Pembelajaran STEM Terintegrasi 23


anak melalui pemahaman konsep, kemampuan berpikir
kritis, berkolaboratif, berpikir kreatif, dll.
Pembelajaran matematika dan sains merupakan
materi wajib yang diajarkan di sekolah selama bertahun-
tahun, sementara istilah "STEM" baru lahir pada tahun
1980-an, kebanyakan orang menganggap teknologi dan
teknik sebagai ilmu terapan, sehingga belum layak diterap-
kan di lingkungan belajar. Dengan pendekatan ini. Artinya,
pendidikan STEM memperluas cakupan pembelajaran sains
dan matematika. Pembelajaran sains terintegrasi dalam
konteks sosial dan budaya serta terfokus pada proses
ilmiah peserta didik yang disusun secara terstruktur di
sekitar topik, tema, atau masalah yang memerlukan
pendekatan multidisiplin.
Dalam reformasi pendidikan sains terbaru di Amerika
Serikat, STEM dianjurkan sebagai arah reformasi pendidik-
an sains di masa kontemporer. Pengetahuan mata pelajaran
STEM ditransmisikan secara interdisipliner. Sehingga en-
gineering, teknologi dan disiplin ilmu terkait dapat dija-
dikan sebagai aplikasi dari ilmu yang terkandung dalam
gagasan inti disiplin tersebut. Selain itu, dokumen-
dokumen ini menyiratkan bahwa matematika melekat da-
lam semua ilmu; model, argumen, dan penjelasan semuanya
didasarkan pada bukti, dan bukti tersebut dapat bersifat
matematis.

24 Pembelajaran STEM Terintegrasi


2. Menggabungkan Pengetahuan Transdisipliner
Kedua, menggabungkan pengetahuan transdisipliner de-
ngan elemen utama lainnya, produk pendidikan STEM
terintegrasi adalah produk khas yang berfokus pada STEM
melalui program yang dikembangkan di luar jam sekolah
(ekstrakulikuler) sehingga pendidik dan peserta didik bebas
merancang dan menjalankan sebagian besar ide STEM
terintegrasi sedalam mungkin.

3. Kerangka Pembelajaran
Ketiga, membuat kerangka tentang bagaimana melaksana-
kan pendidikan STEM terintegrasi di kelas. Biasanya, ke-
rangka kerja ini ramah pengguna bagi guru karena mene-
kankan bahwa tingkat kognitif peserta didik (atau zona
perkembangan proksimal) dan basis pengetahuan guru
harus selaras.

E. PEMBERLAKUAN PENDIDIKAN STEM TERINTEGRASI


Komponen pembelajaran STEM sudah diajarkan di sekolah
namun mata pelajaran di sekolah biasanya diajarkan secara
terpisah, beberapa sekolah telah mencoba untuk menerapkan
STEM yang terstruktur dalam ekstrakurikuler ataupun projek
diluar pembelajaran. Konsep STEM terintegrasi ini memang
diarahkan pada kegiatan pembelajaran yang ada di dalam
kelas di mana guru sebagai pembuat skenario pembelajaran
menggabungkan mata pelajaran sains dan matematika menja-
di sebuah topik yang secara terintegrasi diajarkan dalam satu

Pembelajaran STEM Terintegrasi 25


topik/pembahasan. Sebenarnya hal ini sudah diimplementa-
sikan di kurikulum Indonesia dengan istilah pembelajaran
tematik.
Kendala terbesar adalah tergantung kepada guru yang
mengajarkan, bagaimana mereka menafsirkan,menerima atau
menolak dan bagaimana mereka menuangkan pembelajaran
ini secara terpadu di lingkungan sekolah, meskipun banyak
teori pendidikan STEM terintegrasi yang ada dalam literatur,
cara mengoperasikannya seringkali diserahkan kepada
masing-masing pihak. Dengan kata lain, setiap orang memiliki
pemahaman mereka sendiri tentang pendidikan STEM terin-
tegrasi: mereka sendiri yang menafsirkan, menerima, menolak
atau bahkan meremehkan kebijakan yang relevan.
Akibatnya, ada beberapa kesenjangan antara harapan
dan hasil yang diperoleh dari pendidikan STEM terintegrasi. Di
antara orang-orang ini, guru memainkan peran yang tak ter-
nilai dalam pembelajaran sekolah karena mereka menerapkan
praktik pengajaran STEM terintegrasi langsung di kelas,
sehingga perspektif, persiapan, dan penyampaian instruksi
STEM terintegrasi mereka dapat menciptakan kesenjangan
antara harapan dan kenyataan.
Hal ini ditegaskan oleh Roehrig, Kruse, & Kern yang
menemukan bahwa berlakunya kurikulum yang ditentukan
sangat bergantung pada keyakinan guru. Demikian pula, sikap
guru dan pemberlakuan kurikulum yang ditentukan dipenga-
ruhi oleh konteks sekolah, seperti kepemimpinan, penjadwal-
an, dan inisiatif reformasi bersamaan.

26 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Thibaut et al. telah membuktikan bahwa konteks seko-
lah adalah yang paling kuat terkait dengan sikap guru ter-
hadap pengajaran STEM terintegrasi Implementasi pendidikan
STEM terintegrasi di sekolah juga membutuhkan praktik
instruksional yang efektif dan efisien Thibaut et al. mengu-
sulkan kerangka kerja dengan lima prinsip (integrasi, berpusat
pada masalah, berbasis inkuiri, berbasis desain, dan pem-
belajaran kooperatif) dan beberapa praktik pembelajaran
terkait pendidikan STEM terintegrasi. Jelas, semua praktik
instruksional ini terkait dengan sikap guru, dan berbagai
konteks memengaruhi praktik instruksional dan sikap guru.
Namun, ada banyak hambatan untuk mengimplemen-
tasikan kurikulum STEM terintegrasi, dan khususnya, tan-
tangan dihadapi oleh guru ketika mengajar STEM terinteg-
rasi. Di sini, kami hanya fokus pada tiga tantangan substansial,
yang masing-masing terkait dengan bidang pedagogi, kurik-
ulum, dan struktur sekolah. Tantangan pertama adalah bahwa
pedagogi pengajaran STEM terintegrasi mengharuskan guru
untuk berubah dari pembelajaran yang berfokus pada guru
menjadi pembelajaran berfokus pada siswa. Tantangan kedua
datang dari bidang kurikulum. Guru mungkin merasa sulit
untuk memiliki semua pengetahuan yang relevan dengan
STEM dalam waktu singkat, dan mereka tidak mau mempel-
ajari konsep atau konten dengan cepat. Dengan kata lain, sulit
bagi mereka untuk beradaptasi dengan pendekatan STEM
terintegrasi untuk pengajaran dan pembelajaran. Tantangan
ketiga adalah struktur sekolah tradisional yang membatasi

Pembelajaran STEM Terintegrasi 27


kedalaman pendidikan STEM terpadu. Seperti yang telah kita
bahas sebelumnya, konteks sekolah merupakan faktor yang
berpengaruh dalam pendidikan STEM terintegrasi yang ideal,
dan batasannya sangat luas.
Hambatan dan tantangan ini tidak dapat diselesaikan
secara instan karena kerumitannya. Namun dapat dianalisis
dan diatasi karena pengajaran STEM terintegrasi membutuh-
kan lingkungan yang relatif santai, seperti kebebasan waktu
dan ruang, beberapa dukungan dari kepala sekolah, kolega,
dan orang tua siswa. karena dapat mempengaruhi pembela-
jaran STEM saat diimplementasikan di sekolah. Kecuali ca-
paian pembelajaran, tiga elemen lainnya juga memiliki bebe-
rapa hambatan dalam pelaksannaanya antara lain:
1. Guru kurang memiliki pengetahuan disiplin di luar bidang
yang mereka ajarkan.
2. Strategi pengajaran mereka tidak sesuai dengan kebutuhan
integrasi STEM.
3. Sistem pembelajaran yang diberikan tidak luas dan terken-
dala oleh konteks sekolah. Jelas, seperti yang disarankan
Nadelson dan Seifert.

Kesimpulan dan Implikasi


Pentingnya pembelajaran STEM terdapat pada potensi kontri-
businya terhadap sistem informasi terintegrasi untuk pendi-
dikan STEM yang ada di sekolah. Pertama, model ideal yang
kami usulkan dalam bab ini berbeda dari banyak model yang
ada dalam arti bahwa sistem pendidikan STEM tidak terbatas

28 Pembelajaran STEM Terintegrasi


pada pengintegrasian pengetahuan dari mata pelajaran. Salah
satu elemen ini fleksibel dan efektif dalam konteks yang
tepat. Artinya, setiap bagian dari model mendukung satu
sama lain. Dibandingkan dengan integrasi STEM berbasis
disiplin yang dibahas dalam literatur, model ini lebih kompre-
hensif. Dengan mengingat model ini, peneliti dapat memahami
bagian mana yang perlu diperbaiki atau dikerjakan ulang
untuk mencapai integrasi yang lebih luas dan lebih luas.
Untuk guru yang berlatih, ini dapat berfungsi sebagai
kerangka kerja untuk membantu mereka berpikir tentang
bagaimana pendidikan STEM terintegrasi dapat diterapkan di
kelas mereka. Dengan demikian, buku ini menyarankan cara
yang mungkin untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi
sebelumnya dan menjembatani kesenjangan antara teori dan
praktik dalam menerapkan pendidikan STEM terintegrasi di
sekolah. Di bawah ini kami membahas implikasi dari bab ini
dan menawarkan beberapa wawasan ke dalam pendidikan
STEM terintegrasi dan salah satu implikasi yang dapat ditarik
dari bab ini adalah diperlukan lebih banyak penelitian untuk
me-mahami dan menganalisis pendidikan STEM terintegrasi
dalam konteks tertentu.
Bagi peneliti pendidikan, model ideal ini dapat diguna-
kan sebagai kerangka teori dalam melakukan penelitian em-
piris di bidang pendidikan STEM. Misalnya, studi penelitian
dapat dilakukan untuk menguji keefektifan implementasi
program STEM terintegrasi. Saran lain adalah melakukan
penelitian dari perspektif guru praktik karena mereka adalah

Pembelajaran STEM Terintegrasi 29


orang yang paling bertanggung jawab dalam melakukan
integrasi STEM dalam praktiknya. Berdasarkan pemahaman
sikap guru praktik, kesulitan, tantangan, dan hambatan yang
mereka hadapi ketika mengintegrasikan berbagai ranah dalam
praktik.
Akhirnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, masalah
dengan pendidikan STEM terintegrasi bukanlah semakin kom-
pleks semakin baik, tetapi semakin sesuai semakin baik.
"Sesuai" berarti unsur-unsurnya sesuai dengan konteks dan
hubungan unsur-unsur itu konsisten. Dalam kebanyakan
kasus, para pelaku pendidikan STEM terintegrasi fokus pada
beberapa aspek. Misalnya, para pembuat kebijakan selalu
hampir mengintegrasikan pendidikan STEM terintegrasi,
tetapi mengabaikan masalah praktis dalam penerapannya.
Dalam kebanyakan kasus, pengembang kurikulum gagal
menemukan keseimbangan antara pengembangan keteram-
pilan dan transfer pengetahuan dalam kurikulum yang mereka
rancang, yang dapat menyebabkan guru salah memahami
pendidikan STEM terintegrasi. Peserta pelatihan guru mung-
kin menghadapi berbagai masalah praktis saat menerapkan
program atau kegiatan STEM terintegrasi dalam situasi
tertentu. Oleh karena itu, ketika berpindah di antara berbagai
aspek pendidikan STEM terintegrasi, ketidakkonsistenan
muncul yang dapat menciptakan lebih banyak hambatan dan
tantangan. Oleh karena itu, upaya gabungan dan sinergis dari
berbagai pemangku kepentingan diperlukan untuk mencip-

30 Pembelajaran STEM Terintegrasi


takan pendidikan STEM terintegrasi yang lebih efektif berda-
sarkan model yang kami usulkan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 31


“STEM bukanlah model pembelajaran,
karena tidak memiliki sintaks khusus.
STEM merupakan suatu pendekatan yang
memuat langkah untuk menemukan masalah
dan menentukan solusi, merencanakan dan
mendesain solusi permasalahan, menciptakan
dan mengembangkan suatu produk, menguji
dan mengevaluasi produk, serta
merefleksikannya.”

32 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Implementasi STEM
Perpaduan dari setiap disiplin ilmu yang ada pada STEM akan
menghasilkan proses pembelajaran yang lebih padat dan ber-
makna. Dengan demikian, guru perlu menemukan cara untuk
mengintegrasikan STEM ke dalam pembelajaran di sekolah. Ada
banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam membelajarkan
STEM.
Pembelajaran STEM tidak memiliki sintaks khusus, hal ini
disebabkan karena STEM bukanlah sebuah model dalam pembel-
ajaran. STEM merupakan suatu pendekatan, di mana alur dalam
STEM dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya PBL,
EDP, dan sebagainya. Secara garis besar, STEM memuat langkah
menemukan masalah dan menentukan solusi, merencanakan dan
mendesain solusi permasalahan, menciptakan dan mengembang-
kan suatu produk, menguji dan mengevaluasi produk, serta
merefleksikannya.
Guru sebagai pendidik harus meningkatkan kapasitas me-
reka untuk melakukan pendekatan STEM dalam pembelajaran,
guru juga bisa menggunakan berbagai referensi yang tersedia di
internet. Meskipun begitu, guru hendaknya juga bermain dan
mencoba terjun dalam perkembangan teknologi untuk dapat
menghasilkan lingkungan pembelajaran STEM di kelas. Hal ini
karena tidak mungkin guru dapat memahami STEM dengan baik

Pembelajaran STEM Terintegrasi 33


jika tidak langsung mengalami tentang bagaimana STEM mem-
berikan pengalaman belajar pada peserta didik.
Implementasi STEM dapat dilakukan dengan mulai mene-
rapkan beberapa langkah yaitu

1. Pembelajaran STEM Integrasi


Selama ini pembelajaran sains, matematika diajarkan secara
terpisah di sekolah baik tingkat dasar maupun sekolah lan-
jutan artinya STEM selama ini diajarkan dalam mata pelajaran
secara terpisah, walaupun terkadang ada yang beririsan se-
dikit pada engineering dan teknologi pada kegiatan pembel-
ajaran.
Pembelajaran STEM terpadu menggabungkan dua atau
lebih mata pelajaran STEM menjadi pengalaman belajar
bersama. Misalnya, mengajar IPA menggunakan proses reka-
yasa (pembelajaran berbasis desain). Pendekatan ini dalam
setiap mata pelajaran STEM memiliki keterampilan umum
yang tumpang tindih untuk ditawarkan. Misalnya, setiap mata
pelajaran STEM mendukung pemecahan masalah dan analisis
kritis.
Prakarsa pendidikan STEM dapat meningkatkan minat
dan keterlibatan dalam STEM. Sikap dan pandangan peserta
didik tentang STEM mempengaruhi keterlibatannya dalam
pendidikan STEM. Sikap peserta didik yang positif sa-
ngat penting untuk melibatkan mereka dalam pendidikan
STEM. Keterlibatan menginspirasi dan melibatkan siswa da-

34 Pembelajaran STEM Terintegrasi


lam pembelajaran STEM. Misalnya, membuat penemuan baru
atau inovasi dalam berbagai bidang yang sesuai.
Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran STEM
sering tercermin dalam pilihan yang mereka buat apakah akan
tetap mengikuti dan konsisten pada pendidikan STEM. Inisiatif
pendidikan STEM juga dapat berfokus pada pencapaian. Ini
bisa berarti prestasi akademik, keterampilan hidup yang lebih
luas, atau keduanya. Pencapaian akademik STEM umumnya
berarti bagaimana kinerja peserta didik dalam mata pelajaran
STEM tertentu, misalnya, nilai tes sains atau matematika.
Tetapi ada lebih banyak prestasi akademik daripada nilai
ujian. Termasuk juga meningkatkan pengetahuan siswa, misal-
nya dengan memperluas pemahaman tentang materi pelajar-
an/konten, dan bagaimana hal itu dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah dunia nyata.
Pendidikan STEM juga berkontribusi pada pengembang-
an keterampilan hidup yang lebih luas. Ada banyak keteram-
pilan hidup penting yang dibutuhkan peserta didik selama dan
setelah mereka bersekolah yang dapat ditawarkan oleh
pendidikan STEM. Ini termasuk keterampilan abad ke-21
misalnya pemecahan masalah, kerja tim, kolaborasi, tetapi
juga keterampilan kejuruan yang mungkin perlu diterapkan
dalam pendidikan/karir lebih lanjut.
Sikap dan pendapat siswa tentang mata pelajaran STEM
mempengaruhi partisipasi mereka dalam pendidikan STEM
yang bertujuan untuk mendukung kesetaraan dan keunggulan.
Inisiatif pendidikan STEM dapat berfokus pada: ekuitas yang

Pembelajaran STEM Terintegrasi 35


berarti berfokus pada siswa yang mungkin kurang beruntung
atau kurang beruntung/berprestasi. Misalnya, anak perempu-
an, siswa dari daerah terpencil dan siswa dari latar belakang
sosial ekonomi rendah. Inisiatif semacam ini bertujuan untuk
mengaktifkan atau mendorong siswa yang kurang tersebut
untuk dapat berpartisipasi dalam mata pelajaran STEM.
Keunggulan inisiatif semacam itu dapat berfokus pada
menginspirasi semua siswa untuk meningkatkan kinerja mere-
ka di STEM atau membantu siswa berkinerja tinggi mening-
katkan kinerja mereka. Ini mungkin berlaku untuk semua
siswa berprestasi atau untuk kelompok tertentu.

2. Sasaran Peserta Didik untuk Pendidikan STEM


Keterampilan STEM akan menjadi dasar untuk mendapatkan
peluang pekerjaan di masa depan seiring dengan perkem-
bangan perekonomian. Keterampilan STEM secara alami men-
dukung kemampuan kognitif siswa misalnya, berpikir kritis,
kreativitas, belajar untuk gagal, dan bereksperimen. STEM
meningkatkan kemampuan umum misalnya keterampilan
literasi dalam sains atau keterampilan numerasi dalam tek-
nologi.
Di lingkungan pembelajaran awal, peserta didik men-
dapatkan pengalaman pertama mereka tentang pendidikan
STEM. Disposisi positif terhadap STEM dikembangkan melalui
peluang bermain yang kaya dan autentik. Paparan ini men-
dukung citra diri anak sebagai pembelajar yang kompeten dan

36 Pembelajaran STEM Terintegrasi


cakap serta memfasilitasi kepercayaan diri anak terhadap
pembelajaran STEM.
Di sekolah dasar, peserta didik membangun interaksi
mereka sebelumnya dengan pendidikan STEM. Pengalaman
positif sangat penting untuk keterlibatan STEM selanjutnya
karena peserta didik dapat mulai membentuk aspirasi menuju
karir STEM yang dapat dimanfaatkan.
Di awal sekolah menengah (tahun 7-9), peserta didik
mulai membentuk pengetahuan dan pemahaman yang lebih
dalam tentang STEM. Pengalaman berbasis sekolah dapat
mempengaruhi keterlibatan mereka dengan STEM serta
gagasan dan aspirasi karir masa depan mereka.
Di sekolah menengah atas (kelas 10-12), peserta didik
membuat keputusan tentang partisipasi STEM yang dapat
mempengaruhi jalur pendidikan/karir mereka di masa depan.
Minat dan partisipasi siswa dalam penelitian STEM
berubah sepanjang tahun sekolah mereka. Berbagai hal terjadi
dalam kehidupan siswa dan dalam pendidikan STEM yang
memengaruhi keputusan mereka. Caranya dapat dilakukan
dengan:

a. Klasifikasi penargetan kelompok usia yang berbeda


Beberapa alasan untuk menargetkan kelompok usia yang
berbeda sebagai bentuk inisiatif implementasi pendidikan
STEM, seperti lampirkan pada Tabel 1 di bawah ini :
Pendidikan STEM di tahun-tahun awal juga dapat
memiliki banyak manfaat. Lingkungan prasekolah memberi

Pembelajaran STEM Terintegrasi 37


anak-anak konteks otentik untuk menjelajahi pemikiran
dan pembelajaran STEM. Intervensi dini dapat mening-
katkan kemungkinan efek jangka panjang pada siswa.
Namun, seperti yang disebutkan di tabel di bawah, perang-
kat ini berfokus pada tahun-tahun sekolah formal dan
lingkungan sekolah daripada pembelajaran awal.

Tabel 1. Target dengan pengelompokkan usia


yang berbeda

Tahun-tahun SD SMP SMA


awal (1-6) (7-9) (10-12)
Pengalaman Beberapa Peserta didik Peserta
awal peserta peserta mulai merasa didik
didik dalam didik kehi- bosan de- memilih
STEM meng- langan mi- ngan STEM, apakah
Pendidikan eksplorasi nat pada dan pelepas- mereka
STEM mengajukan usia 6 an dimulai – ingin
pertanyaan tahun. terutama di melanjut-
dan menguji antara ke- kan bela-
teori dalam lompok yang jar STEM.
konteks kurang ber-
otentik. untung.

Paparan Bias gen- Nilai STEM


STEM awal der terben- mulai turun
dapat me- tuk pada pada usia 15
nantang bias usia ~4 tahun
gender yang tahun.
tidak disa-
dari.

38 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Tahun-tahun SD SMP SMA
awal (1-6) (7-9) (10-12)
Peserta didik Peserta Titik transisi peserta
mengem- didik kritis bagi didik
bangkan ke- sangat peserta didik membuat
percayaan reseptif, yang pindah keputusa
Pendidikan diri dan tertarik dari sekolah n penting
STEM disposisi dan terli- dasar ke tentang
melalui bat. Mere- sekolah jalur di
Kehidupan bermain ka berse- menengah luar
Peserta didik mangat dan peserta didik sekolah
mengeksplor mau belajar mulai (pendidik
asi semua dan meng- membentuk an, karir).
aspek alami hal- aspirasi karir.
identitas hal baru.
melalui Beberapa
permainan bahkan
mungkin
mulai
memben-
tuk aspirasi
karir.

Peran orang Orang tua Orang tua Orang


tua memiliki memiliki memiliki tua me-
pengaruh pengaruh pengaruh miliki
besar pada besar pada besar pada pengaruh
anak keterlibat- keterlibatan besar
an dan dan pada ke-
partisipasi partisipasi terlibat-
siswa. siswa. an dan
partisipa-
si siswa.

Sekelompok besar sekolah-sekolah di Australia


menghadapi tantangan STEM di sekolah dan dalam karir
masa depan mereka. Ada kesenjangan dalam pencapaian
yang melibatkan usia siswa, jenis kelamin, lokasi, latar
belakang budaya, dan status sosial ekonomi.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 39


Kelompok siswa yang berbeda memerlukan tingkat
dukungan STEM yang berbeda. Bagian berikut memberikan
informasi tentang tantangan dan inisiatif khusus pendi-
dikan STEM, Daftar ini didasarkan pada bukti yang jelas,
tetapi mungkin tidak mencakup semua pelajar yang mung-
kin membutuhkan (atau mendapat manfaat dari) dukungan
khusus atau yang dapat menjadi kelompok sasaran inisiatif
pendidikan STEM. Klasifikasi pembelajaran STEM berda-
sarkan usia dan tingkat pendidikan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:

1) Tahun Pertama (Pendidikan dasar)


Ada banyak alasan untuk memulai inisiatif pendidikan
STEM sedini mungkin. Pendidikan pada usia dini me-
ningkatkan kemungkinan dampak jangka panjang pada
siswa. Alasan untuk menargetkan kelompok usia ini
bahwa siswa dapat mengembangkan kepercayaan pada
kemampuan mereka sebagai pembelajar STEM. Penting
untuk membangun kepercayaan dan keyakinan sejak
dini. Sebagian besar siswa mulai merumuskan aspirasi
hidup mereka sejak sekolah dasar. Studi menunjukkan
bahwa siswa cenderung membuat keputusan tentang
tujuan karir mereka sebelum mereka berusia 14 tahun.
Ini adalah waktu terbaik untuk mengurangi kesenjangan
pencapaian di antara kelompok peserta didik yang
berbeda.

40 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Pengalaman awal yang positif dari pembelajaran
STEM penting untuk keterlibatan dan kinerja selanjut-
nya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keperca-
yaan diri dan kemampuan beberapa guru di sekolah
untuk mengajar sains dan matematika menjadi pusat
perhatian. Menerapkan inisiatif berskala besar di seko-
lah dasar bisa jadi sulit karena jumlahnya banyak dan
biasanya lebih kecil dari sekolah menengah.
Ada pandangan berbeda tentang pentingnya dan
penggunaan STEM di sekolah dasar. Orang tua adalah
pemberi pengaruh utama keterlibatan dan partisipasi
siswa meskipun belum menyadari pentingnya STEM di
sekolah dasar. Kesalahpahaman adalah bahwa siswa
sekolah dasar terlalu muda untuk merumuskan tujuan
karir. Persepsi yang salah bahwa anak SD terlalu muda
untuk membentuk cita-cita karir.

 Studi Kasus: Pusat Pendidikan Ilmu Antariksa


Victoria
Victorian Space Science Education Centre menye-
lenggarakan tamasya imersif berbasis skenario ber-
dasarkan berbagai topik terkait ruang angkasa.
Dalam Ekspedisi Utama ke Pangkalan MARS, para
peserta didik diberikan pakaian terbang kemudian
menonton film yang menerbangkan mereka ke Mars
untuk misi ilmiah. Sesampai di sana, mereka terlibat
dalam kegiatan sains dan teknologi kolaboratif. Pe-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 41


serta didik mendapatkan kepercayaan diri dan in-
spirasi dari membayangkan diri mereka sebagai
ilmuwan petualang dan teknolog. Semua aktivitas
terkait dengan kurikulum, dan pengajar menerima
materi untuk membantu mereka mengajarkan konten
STEM terkait sebelum dan sesudah ekskursi. Sekitar
13.000 peserta didik sekolah dasar dan menengah
mengunjungi pusat ini setiap tahun.

2) Sekolah Menengah Pertama


Sekolah menengah pertama di sebagian besar negara
bagian dan teritori meliputi Kelas 7, 8, dan 9 . Tahun-
tahun ini merupakan titik transisi kunci dalam perjalan-
an sekolah siswa.
Alasan untuk menargetkan kelompok di usia ini
atau di fase menengah pendidikan Ini karena merupakan
waktu kritis untuk pembentukan identitas dan aspirasi.
Pengalaman menengah bawah yang positif sangat me-
mengaruhi partisipasi STEM di masa mendatang. Banyak
peserta didik mulai membangun minat pada STEM di
kurikulum saat ini, jadi ini adalah kesempatan bagus
untuk melibatkan mereka dalam STEM.
Tantangan dalam mendukung peserta didik pada
tingkat menengah yaitu transisi antara sekolah dasar
dan menengah melibatkan peserta didik menghadapi
banyak pengalaman dan mata pelajaran baru sekaligus,
sementara orang tua sebagai pemberi pengaruh utama

42 Pembelajaran STEM Terintegrasi


terhadap motivasi belajar siswa mungkin belum menge-
tahui atau kurang memiliki pengetahuan tentang pen-
tingnya pendidikan STEM dan peluang karir STEM di
masa depan.

 Studi Kasus: Sekolah Teknologi


Sekolah Teknologi adalah pusat pembelajaran lokal
yang memberikan pengalaman belajar STEM kepada
peserta didik di Victoria. Mereka berlokasi di TAFE
atau kampus universitas dan memiliki kemitraan
dengan mitra bisnis lokal dan global. Sekolah Tek-
nologi bertujuan untuk membangkitkan dan meng-
inspirasi peserta didik sekolah menengah di STEM.
Secara khusus, mereka berfokus untuk memperta-
hankan peserta didik di 'jalur STEM'. Mereka ber-
tujuan untuk membuat peserta didik tetap terlibat
dalam pendidikan STEM saat di sekolah menengah
awal. Ini akan membantu meningkatkan peluang
peserta didik memilih pendidikan dan karier STEM di
sekolah menengah dan setelah sekolah nanti. Sekolah
Teknologi menjalankan berbagai program yang
membuat peserta didik secara aktif memecahkan
masalah lokal, teknologi pemrograman, belajar ten-
tang tenaga kerja STEM, dan mengembangkan
keterampilan abad ke-21.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 43


3) Sekolah Menengah Atas
Alasan untuk menargetkan di tingkat sekolah menengah
atas adalah :
a. Kelas 10 adalah tahun yang penting karena peserta
didik membuat keputusan mata pelajaran untuk kelas
11 dan 12 yang berpotensi mengisolasi mereka dari
jalur pendidikan STEM.
b. Tahun 11 dan 12 memberikan kesempatan untuk
fokus pada perluasan prestasi peserta didik yang te-
lah memilih untuk tetap di STEM, termasuk mempro-
mosikan dan mendukung jalur menuju karir STEM
dan pembelajaran seumur hidup.

Tantangan dalam mendukung kelompok usia ini, yaitu


a. Peserta didik mungkin meninggalkan sekolah untuk
mengejar jalur lain.
b. Peserta didik telah membentuk kesan dan sikap ten-
tang STEM yang sulit diubah di sekolah menengah
atas.
c. Ada fokus yang kuat pada hasil formal misalnya men-
capai skor/kualifikasi khusus dan ruang lingkup yang
sempit dalam kurikulum untuk memasukkan inisiatif
pendidikan STEM tambahan.
d. Orang tua sebagai pemberi pengaruh utama dari ren-
cana pasca sekolah peserta didik dan mungkin kurang
pengetahuan tentang pentingnya pendidikan STEM
dalam kaitannya dengan peluang karir STEM.

44 Pembelajaran STEM Terintegrasi


 Studi Kasus: STEMship, Regional Development
Australia Hunter
STEMship adalah program pendidikan dan pelatihan
kejuruan (VET) berbasis STEM untuk peserta didik
sekolah menengah atas di wilayah Hunter di New
South Wales, yang dikelola oleh Regional Develop-
ment Australia Hunter. Program multidisiplin diran-
cang untuk membekali peserta didik dengan kete-
rampilan yang mengarah pada pekerjaan di industri
terkait STEM. Ini menampilkan kombinasi unit kom-
petensi TAFE NSW, kunjungan industri, dan penem-
patan kerja yang ditargetkan. Program ini menun-
jukkan bahwa studi di universitas bukan satu-satunya
jalan menuju karir STEM yang sukses. Program dilun-
curkan pada tahun 2016. Dua pertiga lulusan pada
tahun 2017 memulai magang dan sepertiga melan-
jutkan ke kursus VET lebih lanjut.

3. Prinsip Menerapkan Pembelajaran STEM


Terdapat sembilan prinsip yang harus selalu Anda coba terap-
kan dalam pendidikan STEM Untuk meningkatkan keterlibat-
an dan prestasi siswa, pendidikan STEM di kelas perlu mencer-
minkan apa yang terjadi di bidang menarik STEM di luar kelas.
Tidak setiap prinsip akan sesuai dalam setiap situasi, tetapi
masing-masing akan memberikan pedoman yang kuat. Banyak
prinsip yang berjalan dengan baik, misalnya membekali dan
memberdayakan guru agar percaya diri dalam menggunakan

Pembelajaran STEM Terintegrasi 45


pembelajaran berbasis inkuiri dapat dilihat pada Tabel 2 di
bawah ini:

Gambar 8. Prinsip Mengajar STEM

46 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Tabel 2. Prinsip Mengajar STEM

Prinsip Defenisi Manfaat Contoh


1. Menggunakan Pembelajaran Peserta didik Bangun pembelajaran
pembelajaran berbasis inkuiri mempelajari STEM aktif ke dalam praktik
berbasis inkuiri adalah pendekatan utama dan keterampilan pengajaran melalui
pendidikan yang hidup melalui skenario berbasis
berfokus pada pembelajaran berbasis masalah untuk
penyelidikan dan inkuiri: interaksi sosial, mendorong peserta
pemecahan masalah. eksplorasi, argumentasi, didik berpikir kritis.
keberhasilan dengan
kegagalan
2. Memecahkan Peserta didik Menunjukkan relevansi Bermitra dengan
masalah dunia menangani masalah STEM; dapat bisnis lokal dan minta
nyata STEM dunia nyata meningkatkan motivasi peserta didik untuk
dari industri dan dan minat peserta didik mengerjakan proyek
komunitas. serta menyoroti yang memecahkan
peluang karir. masalah nyata dan
melihat proyek apa
yang mereka hasilkan.
3. Pembelajaran Pembelajaran STEM Mendukung Guru dapat
STEM terintegrasi terpadu keterampilan STEM mengajarkan Sains
menggabungkan lintas disiplin; dapat menggunakan proses
materi pelajaran dari meningkatkan minat Rekayasa
dua atau lebih mata siswa. (pembelajaran
pelajaran STEM berbasis desain).
menjadi pengalaman
belajar bersama.
4. Melengkapi dan Melengkapi dan Guru memiliki pengaruh Hubungkan guru
memberdayakan memberdayakan guru terbesar pada prestasi STEM dengan mentor
guru berarti memberi dan keterlibatan di STEM dari bisnis lokal.
mereka sumber daya sekolah dalam
yang tepat (misalnya pendidikan STEM.
kesempatan belajar
profesional
berkualitas tinggi,
teknologi terkini) dan
keterampilan untuk
mengajarkan
pendidikan STEM
praktik terbaik.
5. Menciptakan Sekolah, bisnis, dan Mengekspos peserta Pilih beberapa mitra
kemitraan antara organisasi lain didik ke tempat kerja, untuk bekerja dengan
sekolah,industri membuat inisiatif menginspirasi masalah
dan masyarakat pendidikan STEM antusiasme tentang STEM. Menjangkau
untuk meningkatkan STEM dan sekolah, industri,
hasil siswa. meningkatkan serta museum, dewan lokal
melengkapi kurikulum. dan pemerintah.
6. Melibatkan orang Mendorong orang tua Meningkatkan aspirasi, Undang orang tua dan
tua dan keluarga dan wali untuk aktif pendaftaran, prestasi keluarga ke hari
dalam pendidikan dan keyakinan akan pameran STEM untuk
anak-anak mereka. pentingnya pendidikan menunjukkan kepada
STEM. mereka semua hal

Pembelajaran STEM Terintegrasi 47


Prinsip Defenisi Manfaat Contoh
menarik yang sedang
dikerjakan siswa.
7. Menggunakan Penggunaan Mempercepat Minta peserta didik
teknologi sebagai teknologi secara pembelajaran siswa, untuk memprogram
enabler selektif untuk meningkatkan rasa sebuah teknologi alih-
mendukung percaya diri dan alih menunjukkan
pengajaran dan kemampuan dalam kepada mereka apa
pembelajaran menggunakan yang dilakukan
berkualitas tinggi. teknologi. sesuatu.
8. Mengklasifikasi Pembelajaran Mendukung semua Menilai kemampuan
untuk tingkat yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, peserta didik secara
berbeda kebutuhan dan terlepas dari titik awal. formal dan informal
kemampuan masing- sehingga pelajaran
masing siswa. dapat disesuaikan.
9. Menghubungkan Pendidikan STEM Keterampilan abad 21 Dorong kerja tim dan
pendidikan STEM sengaja dikaitkan sangat berharga untuk debat yang
dengan dengan karir masa depan siswa. sehat. Biarkan peserta
pembelajaran abad pengembangan didik 'bermain' dengan
ke-21 keterampilan abad materi pelajaran STEM
ke-21 seperti mereka.
pemikiran kritis,
kreativitas, dan
kolaborasi.

Prinsip-prinsip dalam pembelajaran STEM pada tabel di


atas akan dibahas secara mendalam sebagai berikut:

a. Pembelajaran berbasis inkuiri


Pembelajaran berbasis inkuiri adalah pendekatan pendidik-
an yang berfokus pada penyelidikan dan pemecahan masa-
lah. Pembelajaran berbasis inkuiri berbeda dengan pende-
katan tradisional karena membalik urutan pembelajaran.
Pendekatan ini tidak menyajikan informasi, atau 'jawaban-
nya', di awal pembelajaran, guru memulai dengan serang-
kaian skenario, pertanyaan, dan masalah untuk dinavigasi
siswa.
Pembelajaran berbasis inkuiri mengutamakan masa-
lah yang memerlukan pemikiran kritis dan kreatif sehingga

48 Pembelajaran STEM Terintegrasi


peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya da-
lam bertanya, merancang penyelidikan, menginterpretasi-
kan bukti, membentuk penjelasan dan argumentasi, serta
mengomunikasikan temuan.
Siswa mempelajari keterampilan STEM melalui pem-
belajaran berbasis inkuiri. Pembelajaran berbasis inkuiri
juga menawarkan beberapa hal, antara lain :
1) Interaksi sosial, interaksi sosial membantu siswa untuk
mempunyai sikap perhatian dan mengembangkan kete-
rampilan berpikir. Interaksi sosial mendorong peserta
didik untuk menghasilkan ide dan kritik mereka sendiri
dalam diskusi kelompok. Hal Ini dapat mengembangkan
agensi, kepemilikan dan keterlibatan dengan pembela-
jaran peserta didik.
2) Eksplorasi, eksplorasi memungkinkan peserta didik un-
tuk menyelidiki, merancang, membayangkan, dan meng-
eksplorasi, sehingga mengembangkan rasa ingin tahu,
ketahanan, dan optimisme.
3) Argumentasi dan penalaran. Ini menciptakan lingkungan
yang aman dan mendukung bagi peserta didik untuk
terlibat dalam diskusi dan debat. Ini mempromosikan
keterlibatan dalam diskusi ilmiah dan meningkatkan
pembelajaran konsep-konsep ilmiah. Ini mendorong
peserta didik untuk menghasilkan pertanyaan , meru-
muskan posisi dan membuat keputusan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 49


Sikap positif terhadap kegagalan. Sifat berulang dan
evaluatif dari banyak masalah STEM berarti kegagalan
adalah bagian penting dari proses pemecahan masalah.
Sikap yang sehat terhadap kegagalan mendorong refleksi,
ketahanan, dan perbaikan berkelanjutan.
UNESCO merekomendasikan proses yang akan dila-
kukan dalam pengimplementasi pembelajaran berbasis
inkuiri dengan empat langkah, yaitu
1) Memberikan tantangan bagi siswa.
2) Mendorong penyelidikan aktif siswa.
3) Membuat generalisasi.
4) Mencerminkan learning to live together .

 Laporan penelitian
- STEM Education: Tinjauan tentang kontribusi disiplin
sains, teknologi, teknik, dan matematika - Science
Education International Vol. 27, Edisi 4, 2016, 530-
569.
- Membuka Jalur : Keterlibatan dalam STEM di seluruh
transisi sekolah dasar-menengah. Tinjauan literatur
tentang dukungan dan hambatan untuk keterlibatan
sains, teknologi, teknik dan matematika pada transisi
SD-SMP. Ditugaskan oleh Departemen Pendidikan,
Ketenagakerjaan dan Hubungan Tempat Kerja
Australia, Juni, 2008.

50 Pembelajaran STEM Terintegrasi


- Studies in Science Education - Volume 44, 2008 -
Edisi 1 - Pertanyaan siswa: sumber potensial untuk
mengajar dan belajar sains.
- Dari konsep ke kelas menerjemahkan penelitian
pendidikan STEM ke dalam praktik - Australian
Council for Educational Research - Juni 2016.

 Studi Kasus: Penyelesaian: Matematika dengan


Penyelidikan
Resolve: Mathematics by Inquiry adalah program nasio-
nal untuk membantu guru mengadopsi metode berbasis
inkuiri ketika mengajar matematika dasar dan mene-
ngah. Pendekatan penyelesaian mendorong peserta di-
dik untuk mengajukan pertanyaan, menguji ide, mencari
makna dan menjelaskan alasan. ReSolve menyediakan
sumber daya ruang kelas, modul pembelajaran profe-
sional, dan protokol yang mendukung pengajaran dan
pembelajaran berbasis inkuiri yang sangat baik. Hal ini
juga melatih 'ReSolve Champions': guru dan pemimpin
yang membawa pesan dan sumber penyelesaian ke
dalam komunitas pengajaran matematika yang lebih
luas. Sekitar 300 guru dan pemimpin telah menyele-
saikan atau sedang menjalani program pembelajaran
profesional selama 12 bulan untuk menjadi ReSolve
Champions. Program reSolve didanai oleh Departemen
Pendidikan Keterampilan dan Ketenagakerjaan Peme-
rintah Australia.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 51


b. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah lebih dari sekadar mendemonstrasi-
kan contoh di ruang kelas. Guru menerapkan pengetahuan
STEM kontemporer untuk membimbing peserta didik mela-
lui penyelidikan dan mengatasi tantangan atau kebutuhan
yang ada. Misalnya, merancang rumah kaca untuk taman
sekolah, bekerja sama dengan industri, atau merancang
solusi untuk masalah lokal maupun internasional.

Pemecahan masalah dapat membantu pelaksanaan


pembelajaran dengan menawarkan beberapa hal, yaitu
1) Relevansi pendidikan STEM dan hubungannya dengan
'dunia nyata' setelah sekolah misalnya karir dan peluang
pendidikan. Hal ini dapat meningkatkan minat dan ke-
terlibatan peserta didik dalam STEM.
2) Aktif berpikir kritis dalam pemecahan masalah.
3) Akses ke pakar STEM dan lingkungan kerja nyata. Seper-
ti magang, dll dapat meningkatkan pengalaman belajar
peserta didik dan memicu minat dan keterlibatan siswa.

Pendidikan STEM yang menyerupai praktik STEM


otentik di industri. Hal ini dapat membantu peserta didik
memahami realitas dunia kerja. Dengan cara :
 Bermitra dengan pakar atau profesional melalui kemit-
raan sekolah-industri untuk memberikan contoh/tan-
tangan/konteks.
 Kumpulkan contoh nyata dari masyarakat lokal.

52 Pembelajaran STEM Terintegrasi


 Laporan Penelitian
 Bermitra dengan ilmuwan meningkatkan kepercaya-
an diri peserta didik dan guru terhadap sains - The
Conversation.
 Sekolah Penguatan Kelompok Industri Australia –
Kemitraan Keterampilan STEM Industri - Laporan
Proyek Akhir (Halaman 40).

 Studi kasus: Banksia Park International High School


dan BTG Australasia
Banksia Park International High School di Australia
Selatan bermitra dengan BTG Australasia untuk proyek
STEM yang diperluas untuk peserta didik Kelas 8. Ini
melibatkan kunjungan peserta didik ke laboratorium
BTG, proyek kelompok selama empat minggu tentang
pencegahan kontaminasi di laboratorium BTG dan
presentasi di depan panel karyawan BTG dan panelis
eksternal lainnya. Proyek ini memaparkan peserta didik
tentang bagaimana keterampilan STEM dapat diterap-
kan pada masalah industri dunia nyata. Ini menantang
peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Ini juga
terkait dengan bidang pembelajaran kurikulum dalam
matematika, sains dan teknologi. Baik sekolah maupun
BTG terkesan dengan antusiasme dan pertumbuhan
peserta didik dan sangat ingin melanjutkan kemitraan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 53


c. Pembelajaran STEM terintegrasi
Pendidikan STEM secara konvensional adalah mengajar
mata pelajaran secara terpisah, misalnya kelas Sains saja,
atau Matematika sehingga kurang fokus pada Rekayasa
dan Teknologi dalam kurikulum.
Pembelajaran STEM terpadu menggabungkan materi
pelajaran dari dua atau lebih mata pelajaran STEM menjadi
pengalaman belajar bersama. Misalnya, mengajar IPA
menggunakan proses Rekayasa (pembelajaran berbasis
desain). Pendekatan ini mengakui bahwa setiap mata pela-
jaran STEM memiliki keterampilan umum yang tumpang
tindih untuk ditawarkan. Misalnya, setiap mata pelajaran
STEM mendukung pemecahan masalah yang sistematis dan
analisis kritis.
Manfaat pembelajaran STEM terintegrasi yang ber-
kualitas meliputi:
1) Pemikiran lintas disiplin—ini berharga bagi peserta didik
untuk mengenali bagaimana keterampilan STEM dapat
digunakan di 'dunia nyata' di luar sekolah.
2) Membangkitkan minat dalam berbagai ide dan proses
STEM.
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan STEM.

Pembelajaran campuran STEM bisa sulit diterapkan


tanpa keterampilan yang tepat, dan diperlukan lebih ba-
nyak persiapan. Jika Anda mempertimbangkan untuk

54 Pembelajaran STEM Terintegrasi


menggunakan pembelajaran STEM terintegrasi, penting
bagi kita untuk mengevaluasi persiapan. Dengan cara :
1) Kembangkan kemampuan guru di berbagai bidang
STEM.
2) Guru harus berkolaborasi dengan guru STEM lainnya
untuk mengintegrasikan materi/strategi.
3) Pekerjaan teoretis dasar dari satu bidang misalnya
geometri, dalam praktik dunia nyata lainnya, misalnya
desain teknik.
4) Jelajahi gaya pengajaran atau aktivitas baru, misalnya
lebih banyak pekerjaan berbasis proyek.

 Laporan Penelitian
- Integrasi STEM dalam Pendidikan K-12 : Status,
Prospek, dan Agenda Penelitian (2014)

d. Melengkapi dan memberdayakan guru


Melengkapi dan memberdayakan guru berarti memberi
mereka sumber daya yang tepat (misalnya kesempatan
belajar profesional berkualitas tinggi, teknologi terkini) dan
keterampilan untuk mengajarkan pendidikan STEM praktik
terbaik. Ini juga berarti mendukung budaya kolaborasi,
berbagi, dan umpan balik untuk menyemangati para guru.
Tenaga pengajar STEM yang dinamis dan sangat terlatih
diperlukan untuk meningkatkan pendidikan STEM bagi
siswa.Pembelajaran profesional berkualitas tinggi di STEM
sangat penting karena:

Pembelajaran STEM Terintegrasi 55


1) Guru memiliki pengaruh terbesar di sekolah terhadap
prestasi dan keterlibatan peserta didik dalam STEM.
2) Persyaratan pengajaran STEM berubah dengan cepat.
Sangat penting bahwa guru dilengkapi untuk menyam-
paikan konten terkini menggunakan pendekatan STEM
praktik terbaik.
Budaya kolaborasi guru penting karena:
1) Ini memungkinkan para guru untuk belajar dari penga-
laman dan kesuksesan satu sama lain.
2) Ini memungkinkan berbagi pendekatan STEM dan stra-
tegi pembelajaran profesional.
Upaya untuk meningkatkan hasil dan keterlibatan
STEM seringkali membutuhkan perencanaan dan pengajar-
an multidisiplin. Kesempatan belajar profesional berkuali-
tas tinggi misalnya lokakarya/seminar/kursus. Upaya untuk
meningkatkan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara,
sebaga berikut:
1) Pastikan guru dilengkapi dengan sumber daya yang di-
perlukan (misalnya, konten kurikulum terkini, fasilitas
dan teknologi).
2) Tim pembelajaran profesional/komunitas praktik.
3) Pendampingan ahli/pendampingan tim.
4) Observasi/umpan balik kelas.
5) Mentoring hubungan.
6) Kemitraan dengan bisnis/profesional STEM.

56 Pembelajaran STEM Terintegrasi


e. Kemitraan antara sekolah, dunia usaha, dan masyarakat
Sekolah, bisnis, dan organisasi lain menciptakan prakarsa
pendidikan STEM dalam kemitraan untuk meningkatkan
hasil siswa. Jelas bahwa dengan bekerja sama, kemitraan
dapat mencapai peluang dan pengalaman yang menarik
bagi siswa.
Kemitraan dapat mengambil beberapa bentuk. Misal-
nya: sekolah dan bisnis, penyedia sekolah dan VET, sekolah
dan universitas, atau sekolah dan organisasi masyarakat.
Mereka dapat mencakup kunjungan, serbuan, pendamping-
an, pengalaman kerja atau proyek STEM dunia nyata. Mulai
dari hubungan antara satu sekolah dan bisnis lokal, hingga
prakarsa pendidikan STEM nasional yang didukung oleh
perusahaan global dan universitas terkemuka.
Kemitraan memungkinkan peserta didik mengakses
peluang pembelajaran STEM yang akan sulit disediakan
sendiri oleh sekolah. Mereka membawa berbagai manfaat
bagi siswa, sekolah dan organisasi mitra.

1) Kemitraan menguntungkan siswa dengan:


a) Mempromosikan pemahaman tentang dunia kerja
yang sebenarnya.
b) Menginspirasi kegembiraan dan motivasi tentang
STEM.
c) Mendemonstrasikan relevansi pendidikan untuk ke-
hidupan setelah sekolah.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 57


d) Membekali peserta didik dengan keterampilan untuk
berhasil dalam hidup dan bekerja.
e) Meningkatkan kesadaran akan karir STEM dan pelu-
ang pendidikan lanjutan.

2) Kemitraan menguntungkan sekolah dengan:


a) Meningkatkan dan melengkapi konten kurikulum
STEM.
b) Meningkatkan akses ke sumber daya.
c) Membangun kemampuan pemimpin sekolah dan guru
dalam pengetahuan dan kemampuan STEM.

3) Kemitraan menguntungkan organisasi dengan:


a) Mengatasi kekurangan keterampilan saat ini dan di
masa mendatang dengan mempromosikan jalur
STEM.
b) Berkontribusi pada perkembangan generasi muda.
c) Menyelaraskan dengan keberlanjutan organisasi dan
tujuan tanggung jawab sosial.
d) Meningkatkan reputasi dan brand masyarakat.

f. Melibatkan orang tua dan keluarga


Keterlibatan orang tua dan keluarga mengacu pada sejauh
mana orang tua/wali/keluarga berperan aktif dalam penga-
laman pendidikan STEM anak mereka.
Strategi keterlibatan orang tua dan keluarga bertu-
juan untuk meningkatkan hasil peserta didik dengan mem-

58 Pembelajaran STEM Terintegrasi


beri tahu orang tua/keluarga tentang pentingnya pendidik-
an STEM, melibatkan mereka dalam kegiatan dan keberha-
silan STEM siswa, dan mendorong percakapan antara orang
tua dan peserta didik tentang disiplin STEM dan karier
STEM.
Orang tua, keluarga, dan wali memiliki pengaruh
besar terhadap keterlibatan dan prestasi peserta didik di
STEM. Pengalaman di rumah memiliki dampak yang lebih
besar pada prestasi peserta didik daripada pengalaman di
sekolah.

Peningkatan keterlibatan orang tua telah terbukti


memiliki dampak positif pada:
1) Nilai peserta didik dan nilai ujian
2) Pendaftaran di kelas lanjutan
3) kehadiran dan penyelesaian sekolah
4) Keterampilan dan perilaku sosial
5) Keterlibatan dalam pekerjaan sekolah
6) Keyakinan akan pentingnya pendidikan STEM oleh
orang tua dan siswa

Keterlibatan orang tua, pengasuh, dan keluarga besar


paling efektif bila berkelanjutan, berfokus pada konteks
lokal dan menggabungkan berbagai saluran komunikasi.
Libatkan orang tua dan keluarga serta promosikan kegiat-
an/program STEM melalui:
1) Memberikan informasi
2) buletin/situs web/saluran komunikasi orang tua

Pembelajaran STEM Terintegrasi 59


3) pameran

4) percakapan tatap muka

 Studi Kasus: Sekolah Dasar St Gabriel


Guru di Sekolah Dasar St Gabriel di Adelaide melibatkan
orang tua dan masyarakat sebagai bagian dari budaya
belajar mengajar di sekolah mereka. Ada penekanan
yang kuat untuk menghubungkan pembelajaran di ru-
mah dengan pembelajaran di sekolah. Para guru me-
ngembangkan hubungan dengan berbagi strategi penga-
jaran kelas dengan orang tua, misalnya dalam berhitung.
Mereka juga menjalankan 'rumah terbuka' reguler, di
mana orang tua mengunjungi kelas dan peserta didik
menunjukkan hasil karya mereka. Guru menggunakan
alat online untuk mengumpulkan umpan balik orang tua.
Orang tua juga terlibat dalam penilaian autentik.

g. Menggunakan teknologi sebagai enabler


Teknologi adalah pusat pendidikan STEM. Namun, tekno-
logi saja tidak menjamin peningkatan keterlibatan atau
pencapaian STEM. Pendidikan STEM yang efektif menggu-
nakan teknologi sebagai pendorong pengajaran dan pem-
belajaran berkualitas tinggi, bukan sebagai penggantinya,
misalnya, memprogram robot alih-alih melihat seseorang
menggunakan robot. Teknologi mencakup berbagai alat,
dan bukan hanya tentang komputer. Misalnya, mikroskop,
timbangan, komponen elektronik, peralatan kimia, dan

60 Pembelajaran STEM Terintegrasi


kamera adalah semua teknologi yang membantu menyam-
paikan pendidikan STEM.
Menggunakan teknologi sebagai enabler penting
dalam pendidikan STEM karena:
1) Ini mencerminkan perubahan dunia kerja dan memper-
siapkan peserta didik untuk masa depan mereka.
2) Ini dapat mempercepat pembelajaran peserta didik da-
lam disiplin STEM.
3) Ini dapat memfasilitasi pembelajaran individual untuk
memastikan setiap peserta didik mengalami tingkat tan-
tangan dan dukungan yang diperlukan.
4) Ini dapat memfasilitasi pengalaman belajar yang tidak
mungkin dilakukan—misalnya bereksperimen di labora-
torium virtual, berkolaborasi dengan teman jauh.
5) Ini menghubungkan komunitas regional.
6) Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kom-
petensi peserta didik dalam menggunakan teknologi.

Ada banyak model yang dapat mendukung pendidik-


an STEM secara efektif.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 61


Gambar 9. Model Pendukung Pendidikan STEM

Hal yang dapat kita lakukan sebagai guru, yaitu


1) Jika memungkinkan, izinkan peserta didik untuk meng-
gunakan teknologi langsung atau interaktif, misalnya kit
robot.
2) Jika memungkinkan, pastikan ada cukup komputer atau
perangkat yang diperlukan untuk beberapa teknologi,
misalnya menggunakan 'platform kolaborasi'.
3) Pastikan teknologi melayani tujuan dan hasil pendidikan,
bukan sekadar

62 Pembelajaran STEM Terintegrasi


h. Membedakan pembelajaran untuk tingkat yang berbeda
Pembelajaran yang berbeda terjadi ketika peserta didik
yang berbeda, baik dalam kelompok tertentu atau di kelas,
diberi kesempatan untuk belajar yang sesuai dengan kebu-
tuhan dan kemampuan masing-masing. Diferensiasi dapat
berfokus pada:

Gambar 10. Diferensiasi Pembelajaran

Klasifikasi pembelajaran penting dalam pendidikan


STEM karena kebutuhan dan kemampuan peserta didik
biasanya sangat bervariasi dalam satu kelas atau kelompok.
Memenuhi kebutuhan rata-rata peserta didik di dalam dan

Pembelajaran STEM Terintegrasi 63


di luar lingkungan sekolah itu penting. Diferensiasi yang
efektif mendukung semua peserta didik untuk mencapai
pertumbuhan pembelajaran, terlepas dari kemampuan
awal mereka, dengan mengelompokkan/membedakan
pembelajaran berdasarkan tingkatnya dapat membantu
peserta didik yang berkinerja lebih rendah untuk dapat
lebih meningkat dan peserta didik yang berkinerja lebih
tinggi untuk menjadi unggul. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan :
1) Identifikasi dan tanggapi berbagai tingkat kesiapan, mi-
nat, dan preferensi belajar siswa.
2) Tetapkan harapan yang tepat untuk kegiatan pembela-
jaran yang didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan
siswa.
3) Berikan dukungan tambahan kepada peserta didik yang
berkinerja lebih rendah dan berikan kesempatan bagi
peserta didik yang berkinerja lebih tinggi untuk me-
ngembangkan diri.

i. Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21 merupakan pengembangan sepe-
rangkat keterampilan yang sangat berharga untuk masa
depan. Keterampilan abad ke-21 ditandai sebagai hal yang
penting untuk ekonomi digital dan berkembang. Alih-alih
pengetahuan mata pelajaran khusus, keterampilan abad ke-
21 adalah cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup.

64 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Assessment & Teaching of 21st Century Skills mengka-
tegorikan beberapa keterampilan antara lain:

Gambar 11. Assessment & Teaching of 21st Century Skills

Pendidikan STEM sangat cocok dalam melengkapi


pembelajaran abad ke-21. Pada saat yang sama mengem-
bangkan keterampilan dan pengetahuan penting dalam

Pembelajaran STEM Terintegrasi 65


mata pelajaran STEM, peserta didik terlibat dalam kegiatan
dan proyek yang menuntut siswa untuk dapat mening-
katkan keterampilan abad ke-21 seperti pemikiran kritis,
kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Menghubungkan
ke pembelajaran abad ke-21 mempersiapkan peserta didik
untuk dunia kerja di masa depan, dan membekalkan mere-
ka dengan keterampilan hidup yang kritis sehingga mendu-
kung peserta didik untuk menjadi pemikir kritis dan kreatif,
komunikator dan kolaborator. Keterampilan abad 21 dapat
dimasukkan ke dalam kelas melalui:
1) Pembelajaran berbasis proyek disediakan di situs
web NSW Government Education .
2) Menciptakan pelajaran yang mendorong pemikiran
kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

A. INISIATIF PENDIDIKAN STEM TERINTEGRASI


Ada banyak jenis inisiatif pendidikan STEM untuk dipertim-
bangkan. Ada banyak pendekatan berbeda untuk meningkat-
kan hasil STEM melalui pendidikan dan kemitraan industri.
Pendekatan baru dan inovatif berkembang setiap saat. Bukti
tentang jenis inisiatif mana yang paling berhasil dan untuk apa,
terus bertambah tetapi belum sempurna.
Di bawah ini Anda dapat menemukan informasi tentang
tiga belas jenis inisiatif pendidikan STEM yang umum. Dan
dapat mencari atau memfilter agar sesuai dengan minat dan
prioritas Anda dengan mempertimbangkan manfaat, batasan,

66 Pembelajaran STEM Terintegrasi


dan implementasi. Dengan membagikan inisiatif sesuai dengan
kebutuhan sebagai berikut:

1. Kategori
a. Pembelajaran profesi guru
b. Dalam pembelajaran kelas
c. Belajar di luar sekolah

2. Usia
a. Cocok untuk primer
b. Cocok untuk sekunder

Dampak Keterangan
Positif Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak
positif pada keterlibatan atau prestasi peserta didik
STEM.
Campuran Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini memiliki dapak
yang beragam pada keterlibatan atau prestasi
peserta didik STEM.
Negatif Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak
negatif pada keterlibatan atau prestasi peserta didik
STEM.
Tidak jelas Tidak ada bukti yang cukup jelas untuk menarik
kesimpulan tentang dampak jenis inisiatif ini pada
keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM. Ini
berarti penelitian lebxih lanjut diperlukan, tetapi
bukan berarti itu tidak berhasil.

Adapun inisiatif pembelajaran STEM yang ditawarkan da-


pat dilihat dari tabel di bawah ini:

Pembelajaran STEM Terintegrasi 67


Tipe inisiatif Dampak Manfaat Keterbatasan
Tamasya – Belum jelas ● Memicu ● Tamasya
membawa kegembiraan dan terutama
peserta didik rasa ingin tahu bertujuan untuk
keluar dari kelas ● Mengekspos meningkatkan
untuk peserta didik ke keterlibatan,
pengalaman lingkungan STEM bukan secara
yang berbeda dunia nyata langsung
meningkatkan
pencapaian
Incursions – Tidak jelas ● Membangkitkan ● Serbuan
Profesional kegembiraan dan terutama
STEM dan minat pada STEM bertujuan untuk
perwakilan meningkatkan
industri keterlibatan,
mengunjungi bukan secara
ruang kelas langsung
untuk meningkatkan
memotivasi dan pencapaian
menginspirasi
Kompetisi - Positif ● Menantang ● Kompetisi harus
melibatkan peserta didik fokus pada
peserta didik berprestasi partisipasi dan
secara individu pembelajaran,
atau kelompok bukan hanya
untuk hasil
memecahkan
masalah dan
tantangan
Program Tidak jelas ● Menantang ● Biaya bisa tinggi
residensial – peserta didik
membenamkan berprestasi dalam
peserta didik bidang atau
dalam kelompok tertentu
lingkungan
pembelajaran
STEM yang
intensif
Proyek dunia Campuran ● Meningkatkan ● Implementasiny
nyata yang keterampilan a bisa rumit
diperluas – memecahkan
tantang peserta masalah

68 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Tipe inisiatif Dampak Manfaat Keterbatasan
didik untuk ● Mengembangkan
mengatasi kerjasama dan
masalah dunia kreativitas
nyata
menggunakan
STEM, dalam
jangka waktu
yang lama
Kegiatan Positif ● Pembelajaran ● Cenderung
ekstrakurikuler STEM kreatif di menarik peserta
– memperluas luar kurikulum didik yang sudah
pembelajaran di sekolah terlibat dalam
luar jam sekolah STEM atau
dengan mereka yang
kelompok dan orang tuanya
proyek yang
dapat dijalankan
oleh sekolah
atau organisasi
lain
Pengalaman Positif ● Mengekspos ● Membutuhkan
kerja – peserta didik ke beberapa
menerapkan karir STEM penjangkauan
pembelajaran kehidupan nyata dan koordinasi
STEM di dunia dengan tempat
nyata, dengan kerja
para profesional ● Persyaratan
STEM untuk hukum dan
menginspirasi peraturan harus
dan mendorong diperiksa
perencanaan
karir.
Pembelajaran Positif ● Mencapai volume● Mungkin perlu
profesional guru yang tinggi dilengkapi
online – ● Membiarkan guru dengan
tingkatkan untuk belajar pembelajaran
pengetahuan dengan kecepatan profesional tatap
dan kapasitas mereka sendiri muka/kolaborasi
guru STEM dengan teman
melalui kursus, sebaya
sumber daya,

Pembelajaran STEM Terintegrasi 69


Tipe inisiatif Dampak Manfaat Keterbatasan
dan pengalaman
online
Komunitas Positif ● Mendukung ● Hanya sekuat
pembelajaran perbaikan di komitmen guru
profesional – seluruh sekolah peserta
guru bekerja untuk praktik
sama untuk pengajaran STEM
meningkatkan
pengajaran dan
pembelajaran
STEM
Gamifikasi – Campuran ● Pembelajaran ● Dapat menjadi
tingkatkan individual pada gangguan jika
pembelajaran tingkat tidak dikaitkan
menggunakan kemampuan yang dengan baik
teknik berbeda dengan tujuan
permainan pembelajaran
seperti
perkembangan,
level,
penceritaan, dan
hadiah

Peralatan – Tidak jelas ● Pembelajaran ● Biaya bisa tinggi


penggunaan STEM yang
peralatan khusus menarik dan
mendukung praktis di kelas
pembelajaran
STEM langsung
berbasis inkuiri
Kemitraan guru Positif ● Meningkatkan ● Penting untuk
dengan kepercayaan diri menetapkan
profesional dan pengetahuan harapan dengan
STEM – guru jelas di awal
menciptakan ● Mengekspos kemitraan
relevansi melalui peserta didik ke
kolaborasi tantangan STEM
antara guru dan dunia nyata
profesional
STEM
Keterlibatan ora Positif ● Mengubah sikap ● Paling efektif
ng tua – libatkan terhadap STEM bila

70 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Tipe inisiatif Dampak Manfaat Keterbatasan
orang tua dalam dipertahankan di
pendidikan berbagai saluran
STEM anak-anak komunik
mereka

Insiatif pendidikan STEM yang dapat diimplementasikan


di sekolah antara lain sebagai berikut:

1. Study Tour STEM


Study tour STEM dapat menginspirasi minat peserta didik
dan meningkatkan kesadaran mereka akan karier STEM.
Ekskursi paling sukses membuat peserta didik merasa
bersemangat dan ingin tahu saat mereka kembali ke pem-
belajaran STEM di kelas.
Tamasya STEM bisa ke tempat kerja, museum, uni-
versitas, atau pusat pendidikan khusus. Ini dapat melibat-
kan satu kelas, beberapa kelas, atau hanya sekelompok
peserta didik yang menunjukkan minat. Contohnya terma-
suk:
a. Tamasya imersif bertema luar angkasa ke Victorian
Space Science Education Centre .
b. Program PULSE@Parkes CSIRO, di mana peserta didik
sekolah menengah atas dapat mengontrol teleskop
radio Parkes, dipandu oleh astronom profesional.
c. Kunjungan ke Pusat Pengunjung Pengisian Air Tanah
yang dijalankan oleh Water Corporation di Australia
Barat.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 71


Manfaat Keterbatasan
Peluang belajar dunia Penjadwalan dapat menimbulkan
nyata (real) tantangan
Paparan karir STEM lebih Dibutuhkan organisasi dan
terlihat perencanaan yang signifikan
Menyenangkan, Durasi yang singkat mempersulit
mengasyikkan, dan dapat peningkatan pencapaian secara
merangsang rasa ingin langsung, tetapi tentu saja dapat
tahu untuk pembelajaran memengaruhi keterlibatan
STEM lebih lanjut

Tidak ada bukti yang cukup jelas untuk menarik ke-


simpulan tentang dampak jenis inisiatif ini pada keter-
libatan atau prestasi peserta didik STEM. Tidak ada bukti
penelitian yang cukup untuk membuat klaim umum tentang
apakah ekskursi sekolah STEM itu efektif. Banyak bukti
yang dilaporkan bersifat anekdot, bukan sistematis. Ini
tidak berarti bahwa kunjungan STEM tidak berfungsi. Itu
hanya berarti bahwa ada peluang untuk penelitian lebih
lanjut. Jika merencanakan tamasya STEM, pastikan untuk
mengevaluasi keberhasilannya. Informasi lebih lanjut dapat
ditemukan di halaman saya ingin mengevaluasi inisiatif
STEM .

- Penerapan
Penerapan Tamasya STEM mengambil berbagai bentuk
yang membutuhkan berbagai tingkat persiapan dan
biaya. Jika Anda sekolah yang mencari ide tamasya

72 Pembelajaran STEM Terintegrasi


STEM, STARportal adalah tempat yang baik untuk
memulai. Adapun Kiat-kiat dalam penerapan yaitu
1) Berkomunikasi lebih awal antara sekolah dan orga-
nisasi tuan rumah sehingga semua orang yang terlibat
memahami tujuan, jadwal, dan persyaratan ekskursi.
2) Menilai risiko dan mematuhi persyaratan hukum dan
peraturan yang relevan.
3) Jika memungkinkan, hubungkan ekskursi dengan
pembelajaran STEM di kelas. Ini memperluas dampak
ekskursi ke dalam kelas.
4) Libatkan orang tua dengan informasi tentang tamasya
dan bagaimana hal itu membantu pendidikan STEM
siswa.

- Keterlibatan Industri
Menjadi tuan rumah kunjungan sekolah dapat menjadi
cara yang bagus bagi bisnis untuk mendukung pendidik-
an STEM. Peserta didik mendapat manfaat dari menga-
lami tempat kerja STEM. Mereka bertemu dengan
profesional STEM dan melihat masalah dan praktik
STEM di dunia nyata. Bisnis dan sekolah harus bekerja
sama untuk merancang program ekskursi yang mendu-
kung keterlibatan dan prestasi siswa.
Bisnis dapat bekerja dalam kemitraan dengan satu
sekolah atau merancang program ekskursi yang dapat
diakses oleh banyak sekolah.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 73


- Studi Kasus: Pusat Pendidikan Ilmu Antariksa Victoria
Victorian Space Science Education Centre menyeleng-
garakan tamasya imersif berbasis skenario tentang topik
yang berhubungan dengan ruang angkasa. Dalam
Ekspedisi Utama ke Pangkalan MARS, peserta didik
menerima pakaian terbang kemudian menonton film
yang menerbangkan mereka ke Mars untuk misi ilmiah.
Sesampai di sana, mereka melakukan berbagai kegiatan
sains dan teknologi kolaboratif. Peserta didik mendapat-
kan kepercayaan diri dan inspirasi dari membayangkan
diri mereka sebagai ilmuwan petualang dan tekno-
logi. Semua kegiatan terkait dengan kurikulum. Guru
menerima materi untuk membantu mereka mengajar-
kan konten STEM terkait sebelum dan sesudah ekskursi.
Sekitar 13.000 peserta didik sekolah dasar dan mene-
ngah mengunjungi pusat ini setiap tahun.

2. Tantangan STEM
Serbuan STEM adalah saat organisasi luar mengunjungi se-
kolah untuk menyampaikan pendidikan STEM selama jam
sekolah. Serbuan dapat menjadi cara ampuh untuk me-
nyuntikkan energi dan inspirasi ke dalam pembelajaran
STEM.
Serangan berlangsung singkat dan sering sekali. Tuju-
an mereka adalah untuk membangkitkan kegembiraan dan
minat, bukan secara langsung meningkatkan prestasi pe-
serta didik di STEM. Contohnya termasuk:

74 Pembelajaran STEM Terintegrasi


● Kids Unlimited menjalankan serbuan STEM untuk seko-

lah Victoria dalam pengkodean, teknik kelistrikan, sains,


dan banyak lagi.
● Fizzics Education menyelenggarakan lokakarya sains di
sekolah-sekolah di NSW, Victoria, Queensland, dan
ACT.
● Queensland Minerals and Energy Academy menjalankan
banyak pengalaman pendidikan STEM di sekolah mitra,
termasuk lokakarya dan kunjungan dari personel
industri.

Manfaat Keterbatasan
Bangkitkan kegembiraan dan Durasi yang singkat
minat pada STEM mempersulit untuk
memengaruhi pencapaian
secara langsung, tetapi
tentu saja dapat
memengaruhi keterlibatan
Ciptakan inspirasi seputar
karier STEM
Lebih mudah diterapkan
daripada kunjungan

Tidak ada bukti yang cukup jelas untuk menarik ke-


simpulan tentang dampak jenis inisiatif ini pada keterlibat-
an atau prestasi peserta didik STEM, terdapat beberapa
bukti yang menunjukkan tentang dampak serbuan STEM
pada keterlibatan atau prestasi peserta didik dalam pen-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 75


didikan STEM. Ini tidak berarti bahwa serangan STEM tidak
berfungsi. Itu hanya berarti ada peluang untuk penelitian
lebih lanjut. Jika merencanakan serbuan STEM, pastikan
untuk mengevaluasi keberhasilannya.

- Penerapan
Serbuan memberikan pengalaman STEM tanpa tantang-
an transportasi dan logistik dari sebuah perjalanan.
Mereka sering disediakan oleh perusahaan pendidikan
swasta yang mengunjungi sekolah sepanjang hari atau
sebagian hari. Biaya bervariasi, tetapi mungkin sekitar
$10 per peserta didik untuk sesi satu atau dua jam. Ser-
buan terkadang disampaikan sebagai bagian dari kemit-
raan sekolah-bisnis STEM. Adapun kiat-kiat dalam
penerapan yaitu
1) Atur waktu serangan dengan dimulainya unit pembe-
lajaran terkait. Ini meningkatkan antusiasme peserta
didik untuk unit.
2) Tautkan konten serbuan dengan diskusi tentang
karier STEM untuk menginspirasi siswa.

- Keterlibatan industri
Bisnis di bidang terkait STEM ditempatkan dengan baik
untuk memberikan serangan STEM ke sekolah. Misal-
nya, karyawan bisnis mungkin mengunjungi sekolah
mitra untuk berbicara dengan peserta didik tentang
aplikasi STEM di dunia nyata. Ini dapat menginspirasi

76 Pembelajaran STEM Terintegrasi


peserta didik untuk bertemu dengan seorang profesio-
nal kehidupan nyata di bidang minat STEM. Seringkali
serbuan STEM adalah salah satu bagian dari kemitraan
sekolah-industri yang lebih luas.

- Studi Kasus: Kids Unlimited


Kids Unlimited adalah perusahaan yang berbasis di
Melbourne yang menjalankan serbuan dan kegiatan
ekstrakurikuler, kebanyakan di sekolah dasar. Mereka
mencakup topik STEM termasuk pengkodean, teknik
elektro, dan sains, keahlian industri dan menyuntikkan
energi dan semangat ke dalam kelas. Tantangan meng-
gabungkan pembelajaran langsung, misalnya mengun-
dang peserta didik membongkar komputer untuk mem-
pelajari komponen-komponennya. Untuk dampak mak-
simal, tantangan sering diatur waktunya dengan dimu-
lainya unit pembelajaran kelas terkait.

3. Kompetisi
Kompetisi STEM dapat menggairahkan peserta didik ten-
tang pembelajaran STEM menantang peserta didik untuk
memperluas keterampilan dan pengetahuan mereka. Pe-
serta didik biasanya diberikan tugas atau tantangan untuk
dikerjakan secara individu atau kelompok. Mereka mengi-
rimkan karya mereka untuk dinilai oleh juri baik secara
langsung maupun online.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 77


Kompetisi STEM didukung dan dijalankan oleh in-
dustri, organisasi nirlaba, pemerintah, dan universitas.
Mereka sering gratis untuk masuk. Beberapa kompetisi
terkait dengan kurikulum sekolah. Dalam kasus lain, me-
reka dirancang untuk memperluas pemikiran di luar
kurikulum. Kompetisi STEM dapat berupa kegiatan di da-
lam kelas atau di luar sekolah. Contohnya termasuk:
● Kompetisi Young ICT Explorers (Kelas 3-12)
● Kompetisi Spaghetti Bridge oleh Engineering Link Group
(Tahun 7-12), berbasis di Queensland.
● Reengineering F1 Australia Foundation di Sekolah, 4x4
di Sekolah dan Subs di Sekolah menantang.
● Web.Comp , kompetisi desain dan pengembangan web
online oleh Grok Learning

Manfaat Keterbatasan
Menumbuhkan kreativitas Beberapa bentuk
terkait STEM, keterampilan persaingan dapat
pemecahan masalah dan menimbulkan kecemasan
kolaborasi dan ketakutan akan
kegagalan, serta dapat
merusak harga diri. Kiat:
Tekankan pembelajaran dan
eksplorasi daripada menang
atau kalah.
Tingkatkan kesadaran akan
karier STEM
Lingkungan yang kompetitif

78 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Manfaat Keterbatasan
dapat memotivasi
Terutama dapat menantang
peserta didik berprestasi
untuk memperluas
keterampilan dan
pengetahuan mereka

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM.
Penelitian telah menemukan bahwa berpartisipasi dalam
kompetisi dapat meningkatkan minat peserta didik dalam
karir STEM dan prestasi dalam matematika dan sains.

- Penerapan
Biasanya lebih mudah untuk bergabung dengan kompe-
tisi STEM yang sudah ada daripada memulai yang baru.
Banyak kompetisi gratis dan online, jadi biayanya bisa
rendah. Mungkin ada biaya peralatan untuk kompetisi
yang melibatkan desain fisik.Kiar enerapan yaitu
1) Gunakan STAR portal untuk mencari kompetisi
STEM yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
2) Putuskan apakah partisipasi akan dilakukan di kelas
atau ekstrakurikuler.
3) Fokus pada partisipasi dan belajar lebih dari menang
dan kalah, agar tidak merangsang kecemasan dan
ketakutan akan kegagalan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 79


- Keterlibatan Bisnis
Ada beberapa cara agar bisnis dapat mendukung pen-
didikan STEM melalui kompetisi.
1) Menyediakan dana atau sumber daya untuk men-
dukung kompetisi STEM yang sudah mapan. Portal
STAR memiliki informasi tentang puluhan kompetisi
yang ada.
2) Sertakan kompetisi STEM, misalnya proyek yang
dinilai oleh karyawan perusahaan, dalam kemitraan
sekolah-bisnis.
3) Buat kompetisi STEM baru yang terbuka untuk
diikuti oleh banyak sekolah di suatu wilayah atau
nasional.

- Studi Kasus: Penjelajah TIK Muda


Dibuat oleh perusahaan perangkat lunak perusahaan
SAP, Young ICT Explorers adalah kompetisi berbasis
teknologi tahunan untuk peserta didik sekolah Australia
dari Kelas 3 hingga Kelas 12. Dalam kelompok satu
hingga empat, peserta didik diundang untuk membuat
proyek terkait teknologi digital pilihan mereka. Kompe-
tisi ini bebas untuk masuk dan sejalan dengan kurikulum
sekolah di bidang ICT dan Teknologi Digital. Tim terpilih
diundang untuk mempresentasikan proyek mereka
kepada juri ahli di kota-kota besar atau melalui Skype.
Pemenang baru-baru ini termasuk dispenser tabir surya
penginderaan UV, pustakawan virtual yang diaktifkan

80 Pembelajaran STEM Terintegrasi


dengan suara, dan permainan yang mensimulasikan
dunia dari perspektif seseorang dengan Aspergers.

4. Program Residensial
Program STEM perumahan adalah pengalaman pendidikan
STEM selama beberapa hari bagi siswa, seperti perkemah-
an dan konferensi. Pengalaman imersif ini bertujuan untuk
meningkatkan minat, pengetahuan, dan keterampilan pe-
serta didik dalam STEM dan aspirasi mereka untuk karir
STEM di masa depan. Program sering menargetkan mereka
yang berprestasi tinggi di bidang tertentu atau dalam
kelompok populasi tertentu, dan masuknya bisa kompetitif.
Contohnya meliputi:
● Australian Youth Aerospace Forum , konferensi lima
hari di Brisbane untuk peserta didik Kelas 11 dan 12
yang tertarik dengan karir di industri kedirgantaraan.
● Sekolah Musim Panas Aborigin CSIRO untuk Keung-
gulan dalam Teknologi dan Sains , program sembilan hari
untuk peserta didik Kelas 10 Pribumi berprestasi tinggi,
diadakan di Adelaide, Newcastle, dan Townsville.
● Program Penjelajah STEM National Youth Science
Forum untuk peserta didik Kelas 7 dan 8 di Australia
Selatan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 81


Manfaat Keterbatasan
Sangat bagus untuk menantang Biaya bisa tinggi
peserta didik berprestasi di
bidang atau kelompok tertentu
peserta didik bertemu, bekerja Tantangan logistik yang
dengan, dan berteman dengan signifikan
rekan-rekan yang berpikiran
sama
Dapat menginspirasi aspirasi Sulit untuk menawarkan
untuk studi dan karier STEM kepada kelompok besar
lebih lanjut

Tidak ada bukti yang cukup jelas untuk menarik ke-


simpulan tentang dampak jenis inisiatif ini pada keter-
libatan atau prestasi peserta didik STEM. Beberapa pene-
litian menunjukkan bahwa program residensial dapat ber-
dampak positif terhadap sikap peserta didik terhadap
pendidikan dan karier STEM. Namun, studi ini memiliki
ukuran sampel yang relatif kecil dan didasarkan pada
tanggapan survei peserta didik atau bukti anekdot. Tidak
ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang
dampak program STEM perumahan pada keterlibatan atau
pencapaian.
Ini tidak berarti bahwa program residensial STEM
tidak berfungsi. Itu hanya berarti bahwa ada peluang untuk
penelitian lebih lanjut. Jika merencanakan program resi-
densial STEM, pastikan untuk mengevaluasi keberhasilan-
nya.

82 Pembelajaran STEM Terintegrasi


– Penerapan
Jarang ada sekolah yang menjalankan program residen-
sial STEM sendiri. Sekolah dapat mendukung peserta
didik dengan memberi tahu peserta didik dan orang tua
tentang program yang relevan (portal STAR adalah
tempat yang baik untuk mencari). Sekolah juga dapat
mempertimbangkan untuk mensubsidi biaya siswa, yang
dapat berkisar dari nol hingga beberapa ratus dolar. Kiat
penerapan:
1) Cari program jauh-jauh hari. Aplikasi dapat jatuh
tempo beberapa bulan sebelum program.
2) Perhatikan baik-baik detail program untuk mengukur
persyaratan perjalanan dan logistik.
3) Pertimbangkan opsi bantuan keuangan untuk peser-
ta didik kurang mampu, jika perlu.

- Keterlibatan Industri
Bisnis dapat mendukung program residensial STEM
dengan:
1) Mendukung program residensial STEM yang ada atau
partisipasi peserta didik di dalamnya. Misalnya, se-
buah bisnis mungkin mensponsori partisipasi peserta
didik yang kurang beruntung.
2) Bermitra dengan penyedia program yang ada untuk
meningkatkan program residensial agar lebih banyak
peserta didik dapat berpartisipasi.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 83


3) Jika ada kesenjangan yang signifikan dalam penawar-

an program residensial STEM, membuat atau men-


sponsori kamp residensial STEM baru.

- Studi Kasus: Sekolah Musim Panas Aborigin CSIRO


untuk Keunggulan dalam Teknologi dan Sains
Sekolah Musim Panas Aborigin untuk Keunggulan dalam
Teknologi dan Sains adalah program residensial sembi-
lan hari untuk peserta didik Kelas 10 Pribumi yang
berprestasi. Program ini didanai oleh Yayasan BHP
Billiton dan dikelola oleh CSIRO. Setiap sekolah musim
panas memiliki Pelindung Budaya yang bekerja dengan
peserta didik dan untuk mengeksplorasi identitas
budaya dan pengetahuan Pribumi. Para ilmuwan mem-
bagikan penelitian mereka dan mendiskusikan pilihan
studi karir dengan siswa. peserta didik bekerja sama
dalam proyek penelitian kelompok Pada tahun 2016-17,
105 peserta didik berpartisipasi dalam program sekolah
musim panas di Adelaide, Newcastle, dan Townsville.
Evaluasi awal menemukan bukti anekdot yang kuat
tentang peningkatan kepercayaan diri, aspirasi, dan
pengetahuan peserta didik tentang jalur karier STEM.

5. Proyek STEM Dunia Nyata yang Diperluas


Proyek STEM dunia nyata yang diperluas adalah proyek
berbasis inkuiri di mana peserta didik bekerja selama
periode yang diperpanjang–biasanya beberapa minggu–

84 Pembelajaran STEM Terintegrasi


untuk mengatasi masalah dunia nyata. Peserta didik diberi
pengarahan di awal periode, dipandu melalui proses peme-
cahan masalah berulang, dan mempresentasikan temuan
mereka di akhir proyek. Peserta didik umumnya bekerja
dalam kelompok kecil. Proyek dunia nyata yang diperluas
dapat bekerja dengan sangat baik sebagai bagian dari
kemitraan STEM sekolah-bisnis. Contohnya meliputi:
1) Bekerja sama dengan BTG Australasia, peserta didik
dari Banksia Park International High School di Australia
Selatan mengunjungi lokasi kerja BTG dan kemudian
menyelesaikan proyek pencegahan kontaminasi selama
empat minggu.
2) Bekerja sama dengan Mountain Range Nursery, peserta
didik sekolah dasar dari Lakelands Public School di NSW
merancang rumah kaca baru untuk taman sekolah.

Manfaat Keterbatasan
peserta didik melihat relevansi Implementasi bisa relatif
dan pentingnya pembelajaran kompleks
STEM
Mengembangkan keterampilan
abad ke-21 seperti pemecahan
masalah, kolaborasi, dan
kreativitas
menyenangkan dan bermanfaat
bagi siswa

Pembelajaran STEM Terintegrasi 85


Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini memiliki dampak
yang beragam pada keterlibatan atau prestasi peserta didik
STEM. Bukti substansial dari banyak penelitian menunjuk-
kan bahwa pembelajaran berbasis proyek dalam pendi-
dikan STEM dapat berdampak positif terhadap keterlibatan
dan prestasi siswa. Namun, sejumlah kecil penelitian telah
menemukan hasil yang beragam.

- Penerapan
Merancang dan menjalankan proyek STEM dunia nyata
membutuhkan perencanaan dan kreativitas yang signi-
fikan. Mungkin ada penjadwalan dan tantangan kuriku-
lum, karena proyek STEM mungkin tidak cocok dengan
satu disiplin STEM. Pembelajaran STEM berbasis proyek
yang diperluas dapat sangat berharga bagi peserta didik
ketika pemimpin sekolah, guru, dan organisasi mitra
bekerja sama dengan baik. Kiat penerapan:
● Sekolah dan bisnis mitra atau organisasi lain dapat
bekerja sama untuk mengidentifikasi proyek yang
sesuai. Jangan takut untuk menjadi kreatif dan ber-
jiwa petualang!
● Pikirkan tentang penjadwalan yang efektif dan ba-
gaimana proyek akan cocok dengan kurikulum STEM
yang ada.
● Bimbing peserta didik melalui proses pemecahan
masalah yang mendorong kerja tim, eksperimen, dan
penyelidikan.

86 Pembelajaran STEM Terintegrasi


● Dorong peserta didik untuk menunjukkan pemaham-

an mereka tentang konsep STEM saat melaporkan


dan mempresentasikan produk mereka.

- Keterlibatan industri
Bisnis di bidang terkait STEM memiliki posisi yang tepat
untuk bermitra dengan sekolah dalam proyek STEM
dunia nyata yang diperluas guna menciptakan penga-
laman yang unik dan berharga bagi siswa. Bisnis dapat:
● Bantu sekolah mengidentifikasi dan merencanakan
proyek STEM yang menarik dan relevan.
● Tuan rumah kunjungan situs untuk memulai proyek.
● Berikan karyawan untuk mengunjungi sekolah untuk
berbagi perspektif dunia nyata dan saran tentang
pemecahan masalah STEM.
● Menyediakan karyawan untuk 'panel ahli' di mana
peserta didik mempresentasikan pekerjaan mereka.

Bergantung pada skala keterlibatan yang diingin-


kan, bisnis dapat bermitra dengan satu sekolah atau
beberapa sekolah untuk proyek STEM dunia nyata.

- Studi Kasus: Banksia Park International High School


dan BTG Australasia
Banksia Park International High School di Australia
Selatan bermitra dengan BTG Australasia untuk proyek
STEM dunia nyata yang diperluas untuk peserta didik

Pembelajaran STEM Terintegrasi 87


Kelas 8. Ini melibatkan kunjungan peserta didik ke
laboratorium BTG, proyek kelompok selama empat
minggu tentang pencegahan kontaminasi di laborato-
rium BTG, dan presentasi kepada panel karyawan BTG
dan panelis eksternal lainnya. Proyek ini memaparkan
peserta didik tentang bagaimana keterampilan STEM
dapat diterapkan pada masalah bisnis dunia nyata. Ini
menantang peserta didik untuk berpikir kritis dan
kreatif. Ini juga terkait dengan bidang pembelajaran
kurikulum dalam matematika, sains dan teknologi. Baik
sekolah maupun BTG terkesan dengan antusiasme dan
pertumbuhan peserta didik dan sangat ingin melanjut-
kan kemitraan.

6. Kegiatan Ekstrakulikuler
Inisiatif STEM ekstrakurikuler adalah kegiatan STEM pe-
serta didik opsional yang terjadi di luar jam sekolah. Bebe-
rapa dikelola dan dijalankan oleh sekolah. Lainnya sering
dikelola dan dijalankan oleh penyedia eksternal. Contohnya
meliputi:
● CoderDojo menyediakan pengaturan klub gratis, terbu-
ka, dan tidak terstruktur di mana kaum muda mengem-
bangkan keterampilan pengkodean dan membangun
proyek kreatif, dipandu oleh Champions dan Mentor.
● Klub Code It Yourself adalah program setelah sekolah,
akhir pekan, dan liburan di mana anak-anak berusia 7

88 Pembelajaran STEM Terintegrasi


hingga 17 tahun berlatih untuk menjadi pencipta tek-
nologi.
● Kids Unlimited menjalankan program ekstrakurikuler
yang dibayar orang tua di Melbourne, dalam bidang
sains, coding, matematika, teknik elektro, dan topik
lainnya.

Manfaat Keterbatasan
Pembelajaran STEM kreatif di Cenderung menarik peserta
luar kurikulum sekolah didik yang sudah terlibat
dalam STEM atau mereka
yang orang tuanya
Kelompok yang lebih kecil Dapat memiliki tingkat
dapat memungkinkan untuk churn partisipasi peserta
instruksi individual didik yang tinggi
Kesempatan bagi peserta didik Dalam beberapa kasus,
yang berprestasi tinggi untuk biaya dapat mengecualikan
mengembangkan diri atau bagi beberapa peserta didik
peserta didik yang berprestasi untuk berpartisipasi
rendah untuk mengejar
ketinggalan

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM.
Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
STEM berkualitas tinggi dapat meningkatkan keterlibatan
dan prestasi siswa.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 89


- Sumber
Meneliti dampak program STEM setelah sekolah oleh
Afterschool Alliance. Laporan tahun 2014 ini merang-
kum sampel studi akademik dan memeriksa sebelas
studi kasus di AS tentang program ekstrakurikuler
STEM yang sangat dihormati. Ditemukan bahwa ke-
giatan ekstrakurikuler STEM dapat meningkatkan kete-
rampilan STEM siswa, kinerja akademik STEM, minat
STEM, dan pemahaman nilai STEM di masyarakat.
Mengukur Crest: Evaluasi Crest Silver Award oleh
Rosie Stock Jones, Tom Annable, Zoe Billingham dan
Cee MacDonald. Laporan tahun 2016 untuk British
Science Association oleh Pro Bono Economics ini mene-
mukan bahwa peserta didik Inggris yang berpartisipasi
dalam proyek ekstrakurikuler STEM Silver CREST
Award meraih nilai lebih tinggi di Kelas 10 sains dan
lebih mungkin mendaftar di mata pelajaran STEM di
Kelas 11, dibandingkan dengan statistik kelompok
kontrol yang serupa.
Menggunakan Kegiatan Pengayaan dan Ekstraku-
rikuler untuk Mempengaruhi Minat dan Partisipasi
peserta didik Sekolah Menengah dalam Sains oleh Peter
Eastwell dan Léonie Rennie. Studi Australia berbasis
wawancara tahun 2002 ini dengan sampel kecil 20
peserta didik sekolah menengah menemukan bahwa
berbagai kegiatan ekstrakurikuler sains meningkatkan
minat, kesenangan, dan motivasi beberapa siswa. Kegi-

90 Pembelajaran STEM Terintegrasi


atan tersebut memperluas persepsi peserta didik ten-
tang ilmuwan dan peran sains dalam masyarakat.

- Penerapan
Merancang dan mengimplementasikan inisiatif ekstra-
kurikuler STEM adalah pekerjaan yang signifikan. Jika
Anda sekolah, bisnis, atau orang tua, mulailah dengan
melihat apa yang sudah ada untuk melihat apakah ada
inisiatif yang dapat Anda ikuti atau dukung. Jika tidak
ada inisiatif yang cocok untuk bergabung, Anda dapat
mempertimbangkan untuk membuat yang baru. Kiat
penerapan:
1) Portal STAR adalah titik awal yang baik untuk men-
cari inisiatif ekstrakurikuler STEM yang ada.
2) Sekolah dapat mengiklankan peluang ekstrakurikuler
STEM kepada peserta didik dan keluarga melalui
buletin, papan pengumuman, dan saluran komunikasi
lainnya.

Jika berencana membuat inisiatif ekstrakurikuler


STEM baru, maka perlu mempertimbangkan beberapa
hal :
1) Masalah atau kebutuhan apa yang akan ditangani
oleh inisiatif ini? Bagaimana cara terbaik untuk mela-
kukan ini?
2) Bagaimana ini akan mendukung, melengkapi, atau
memperluas pembelajaran STEM di sekolah?

Pembelajaran STEM Terintegrasi 91


3) Organisasi apa yang telah melakukan ini dengan baik
yang dapat kita pelajari?
4) Organisasi mitra apa (sekolah, bisnis, atau lainnya)
yang dapat menambah nilai inisiatif dan memban-
tunya berkelanjutan?

- Keterlibatan industri
Bisnis dapat mendukung pembelajaran STEM ekstraku-
rikuler dengan:
1) Menyediakan layanan atau pendanaan untuk me-
ningkatkan atau meningkatkan inisiatif yang ada.
2) Bermitra dengan sekolah untuk menyiapkan inisiatif
baru.
3) Mendirikan inisiatif ekstrakurikuler STEM baru yang
terbuka untuk peserta didik dari banyak sekolah atau
dari seluruh wilayah. Misalnya, Microsoft mengada-
kan lokakarya dan tantangan gratis dalam keteram-
pilan terkait STEM di toko andalannya di Sydney .

- Studi Kasus: CoderDojo WA


CoderDojo adalah gerakan pendidikan sosial yang di-
pimpin sukarelawan yang berorientasi pada klub peng-
kodean sosial ('Dojos') yang menyenangkan, gratis, dan
sosial untuk anak muda berusia 7-17 tahun. Dojo
dijalankan secara independen oleh koordinator ("Juara")
di bisnis, sekolah, perpustakaan, universitas, dan pusat
komunitas di lebih dari 55 negara. Didukung oleh

92 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Fogarty Foundation, CoderDojo WA memiliki 87 Dojo
yang berlokasi di seluruh Australia Barat. Belajar di Dojo
tidak terstruktur dan kreatif. Peserta memiliki waktu
luang untuk mengerjakan proyek mereka sendiri, belajar
menggunakan platform online, dan berkolaborasi de-
ngan rekan sepemikiran. Juara dan mentor membantu
peserta didik memulai dan memberikan bimbingan bila
diperlukan.

7. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja di bidang terkait STEM membantu peser-
ta didik belajar tentang karier STEM dan mengembangkan
keterampilan di tempat kerja. Ini dapat meningkatkan mi-
nat dalam pendidikan STEM dengan membenamkan peser-
ta didik di lingkungan STEM dunia nyata.
Ada berbagai jenis pengalaman kerja/pembelajaran
berbasis kerja/pembelajaran terintegrasi kerja. Beberapa
program melibatkan penempatan jangka pendek, seperti
penempatan satu minggu untuk peserta didik Kelas 10.
Lainnya lebih berkelanjutan, seperti pembelajaran berbasis
kerja terstruktur dalam program VET.
Pembelajaran berbasis kerja adalah fitur kuat dari
kualifikasi VET Australia, yang dibangun di atas dasar kerja
sama yang erat dengan industri dan pemberi kerja. Pembe-
lajaran berbasis kerja menggunakan model pembelajaran
yang cocok untuk mengajar keterampilan di tempat kerja
nyata atau simulasi. Jalur pembelajaran berbasis kerja ,

Pembelajaran STEM Terintegrasi 93


seperti Australian School-based Apprenticeships dan kua-
lifikasi VET lainnya yang dilakukan oleh peserta didik
sekolah menengah, memaparkan peserta didik pada karir di
pekerjaan terkait STEM. Contoh inisiatif pengalaman kerja
STEM meliputi:
● Program STEM EX dari Regional Development Australia
Hunter mencocokkan peserta didik berbakat dari Wila-
yah Hunter di New South Wales dengan mitra industri
untuk penempatan pengalaman kerja.
● Pembuat gema bisnis yang berbasis di Sydney telah
menerima peserta didik sekolah menengah untuk pe-
nempatan pengalaman kerja STEM selama satu minggu.
● Portal Seluruh Negara Bagian Pembelajaran Tempat
Kerja Terstruktur Victoria menghubungkan sekolah dan
peserta didik dengan pemberi kerja tuan rumah.

Manfaat Keterbatasan
Mengembangkan keterampilan di Sumber daya intensif
tempat kerja berdasarkan per siswa
Meningkatkan pemahaman
tentang karier STEM
Dapat meningkatkan minat
terhadap pendidikan STEM

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM. Studi
skala besar yang dilakukan di Inggris menunjukkan seba-
gian besar peserta didik dan guru percaya bahwa penga-

94 Pembelajaran STEM Terintegrasi


laman kerja mengarah pada peningkatan motivasi setelah
kembali ke sekolah. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa
pengalaman kerja memiliki dampak positif terhadap pres-
tasi belajar siswa.

- Penerapan
Penempatan kerja STEM yang sukses bergantung pada
kerja sama sekolah dan bisnis untuk membangun pe-
ngalaman yang sesuai. Ada banyak panduan yang terse-
dia tentang cara mengimplementasikan program penga-
laman kerja, termasuk memenuhi persyaratan hukum
dan peraturan. Contohnya meliputi:
● Northern Territory–kebijakan dan prosedur Depar-
temen Pendidikan yang mengatur penempatan pe-
ngalaman kerja. Panduan serupa tersedia di negara
bagian dan teritori lain.

Kiat penerapan:
● Pencocokan itu penting–bertujuan untuk menghu-
bungkan peserta didik dan pemberi kerja sesuai de-
ngan minat dan kemampuan STEM.
● Pastikan program direncanakan dengan baik sebe-
lumnya, dengan masukan sekolah dan pemberi kerja
yang sesuai.
● Tetapkan seorang mentor/penyelia yang akan me-
ngawasi pengalaman siswa, termasuk induksi dan ta-
nya jawab di tempat kerja.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 95


- Keterlibatan industri
Dengan menjamu peserta didik pengalaman kerja STEM,
bisnis berkontribusi pada pengembangan kaum muda
dan meningkatkan kesadaran akan peluang karir STEM.
Pengalaman kerja dapat menjadi salah satu aspek dari
kemitraan sekolah-bisnis STEM yang lebih luas atau
dapat menjadi perjanjian yang berdiri sendiri. Beberapa
bisnis dan sekolah bermitra secara langsung. Lainnya
menemukan satu sama lain melalui hub seperti Victo-
ria's Structured Workplace Learning Portal Seluruh
Negara Bagian.

- Laporan Penelitian
Mendefinisikan 'STEM' keterampilan: review dan sinte-
sis literature.

- Studi Kasus: STEM Ex, Regional Development Austra-


lia Hunter
STEM Ex adalah program dari Regional Development
Australia Hunter untuk mendukung penempatan
pengalaman kerja STEM selama seminggu bagi peserta
didik dari Hunter Region di New South Wales. Program
ini mencocokkan peserta didik dengan pemberi kerja
tuan rumah dan memberikan dukungan administratif.
Peserta didik ditempatkan sesuai dengan minat dan
kemampuannya perusahaan tuan rumah termasuk BAE
Systems Williamtown, Obelisk Systems, Boeing Defense

96 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Williamtown dan Jet Star. Program ini didukung oleh
dana dari Departemen Pertahanan Pemerintah Austra-
lia.

8. Pembelajaran Profesional Guru Online


Pembelajaran profesional daring dapat membantu guru di
seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam menyampaikan pendidikan
STEM. Format online memungkinkan guru untuk bekerja
dengan kecepatan mereka sendiri dan berinteraksi dengan
teman jauh. Kursus yang berhasil dapat menjangkau guru
dalam skala besar dengan biaya per pengguna yang relatif
rendah.
Kursus pembelajaran profesional online memiliki du-
rasi dan format yang bervariasi, dan mungkin gratis atau
berbayar. Panjang kursus yang umum adalah sekitar 20
jam. Contohnya meliputi:
● Kursus Daring terbuka besar-Besaran University of
Adelaide dalam Teknologi Digital.
● Kursus pembelajaran profesional online dari Australian
Council for Educational Research .

Pembelajaran STEM Terintegrasi 97


Manfaat Keterbatasan
Guru dapat belajar dengan Interaksi tatap muka
kecepatan mereka sendiri lebih cocok untuk
beberapa bentuk
pembelajaran profesi
guru
Guru dapat memilih dari kursus, Tingkat penyelesaian
dan terhubung dengan teman rendah untuk beberapa
sebaya, dari seluruh negara dan MOOC
dunia
Banyak MOOC gratis untuk
pengguna

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM. Ada
bukti substansial bahwa pembelajaran profesional guru
online di STEM dapat memiliki efek positif pada penge-
tahuan dan praktik guru, dan pada prestasi siswa. Namun,
banyaknya jenis dan kualitas pembelajaran profesional
guru online di STEM membuat sulit untuk mengatakan
apakah itu lebih atau kurang efektif daripada bentuk
pembelajaran profesional guru lainnya.

- Penerapan
Pengembangan profesional online dapat terjangkau dan
relatif mudah diimplementasikan saat menggunakan
kursus berkualitas tinggi yang ada. Kiat penerapan:

98 Pembelajaran STEM Terintegrasi


● Pastikan isi, durasi, dan format kursus sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan guru.


● Pertimbangkan apakah pembelajaran online dapat
dilengkapi dengan pembelajaran tatap muka.

- Keterlibatan industri
Bisnis dapat mendukung pembelajaran profesional on-
line guru di STEM dengan:
● Mendanai partisipasi guru dalam program pembela-
jaran profesional online sebagai bagian dari kemitra-
an sekolah-bisnis STEM.
● Bermitra dengan universitas atau organisasi lain un-
tuk memperluas kursus online yang ada.

Bermitra dengan universitas atau organisasi lain


untuk mengembangkan kursus online baru.

- Studi Kasus: Massive Open Online Courses (MOOCs)


Teknologi Digital University of Adelaide
Massive Open Online Courses (MOOCs) Teknologi
Digital University of Adelaide menawarkan pengem-
bangan profesional online gratis dalam Teknologi Digital
untuk guru Australia. Mereka dirancang untuk memban-
tu para guru dalam mempersiapkan dan menerapkan
bidang pembelajaran Teknologi Digital dalam Kurikulum
Australia. Guru mempelajari konten dan diberi contoh
praktis untuk digunakan di kelas. Program ini telah di-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 99


perluas untuk mencakup beberapa pembelajaran tatap
muka dan Perpustakaan Peminjaman Nasional untuk
meningkatkan akses sekolah ke peralatan digital. Hingga
September 2019, lebih dari 32.320 guru telah terlibat
dalam program MOOC. Hal ini berdampak hingga saat
ini pada sekitar 1,3 juta siswa. MOOC didanai oleh
Departemen Pendidikan, Keterampilan, dan Ketenaga-
kerjaan Pemerintah Australia.

9. Komunitas Belajar Professional


Komunitas pembelajaran profesional STEM (PLC) adalah
kelompok guru STEM yang bekerja sama untuk mening-
katkan pendidikan STEM di sekolah mereka. Komunitas
pembelajaran profesional bertemu secara teratur untuk
membahas praktik pengajaran. Mereka fokus pada partum-
buhan guru dan siswa. Komunitas ini biasanya melibatkan
guru dari satu sekolah, tetapi juga dapat melibatkan guru
dari berbagai sekolah untuk kolaborasi yang lebih luas dan
berbagi praktik dan sumber daya yang efektif.

Manfaat Keterbatasan
Mendukung peningkatan di PLC hanya sekuat komitmen
seluruh sekolah untuk praktik guru yang berpartisipasi
pengajaran STEM
Mengembangkan rasa percaya Paling efektif jika dilengkapi
diri dan kemanjuran diri guru dengan bentuk
pembelajaran profesional

100 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Manfaat Keterbatasan
lainnya
Menanamkan pembelajaran
profesional ke dalam jadwal
reguler guru
Guru mengadopsi strategi
bersama mendukung
pengalaman belajar yang
konsisten bagi siswa

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM. Pene-
litian menunjukkan bahwa STEM PLC yang dikembangkan
dengan baik dapat meningkatkan praktik mengajar dan
prestasi siswa.

- Penerapan
PLC relatif sederhana untuk diinisiasi. Namun, keberha-
silan mereka membutuhkan upaya yang berkomitmen
dari para guru dan dukungan terus-menerus dari para
pemimpin sekolah. PLC yang sukses bertemu secara
teratur, memiliki tujuan bersama dan berkelanjutan,
berfokus pada peningkatan, dan mendorong debat dan
diskusi yang sehat.
Kiat-kiat berikut diadaptasi dari panduan satu
halaman yang berguna dari Australian Institute for
Teaching and School Leadership tentang komunitas
pembelajaran profesional. Kiat penerapan:

Pembelajaran STEM Terintegrasi 101


● Atur jadwal sekolah untuk memberikan waktu bagi

PLC untuk bertemu secara teratur, misalnya dua


minggu sekali.
● Gunakan data prestasi peserta didik dan contoh pe-
kerjaan peserta didik untuk mempertahankan fokus
pada kebutuhan siswa.
● Dorong perbedaan, ketidaksepakatan, dan debat
yang sehat. Ini sangat penting untuk perbaikan.
● Fokus pada strategi pengajaran yang dapat segera
diimplementasikan dan dievaluasi pada minggu-
minggu berikutnya. Pada saat yang sama, tetap sadar
bahwa butuh waktu untuk menjadi mahir.
● Pengamatan kelas dapat melengkapi pertemuan PLC
dengan memungkinkan guru untuk secara langsung
mengamati penerapan strategi diskusi rekan mereka.

- Keterlibatan industri
Bisnis biasanya tidak memainkan peran utama dalam
PLC guru. Namun, jika ingin mendukung PLC, bisnis da-
pat menyediakan karyawan untuk berbagi pengetahuan
industri di rapat PLC, atau mengundang PLC untuk me-
ngunjungi tempat kerja STEM mereka untuk mengajar-
kan ide dan inspirasi.

102 Pembelajaran STEM Terintegrasi


- Studi Kasus: Komunitas Belajar Profesional di Bray
Park State High School
Bray Park State High School memperkenalkan PLC ber-
sama inovasi lainnya setelah mengidentifikasi kebu-
tuhan untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Sekolah
membentuk lima PLC untuk menangani prioritas terten-
tu, beberapa di antaranya dalam pembelajaran STEM.
PLC bertemu dua minggu sekali untuk membahas data
prestasi siswa, praktik mengajar, dan hal-hal yang
terkait dengan rencana strategis sekolah. Pada bebe-
rapa pertemuan PLC, para guru mencoba strategi dalam
skenario permainan peran. Sejak PLC dan inovasi lain-
nya diimplementasikan, jumlah peserta didik dalam
rangkaian AC untuk sains dan matematika telah me-
ningkat dari 65% menjadi 85%.

10. Gamifikasi
Kategori: Pembelajaran di kelas
Usia yang cocok: Primer dan sekunder

'Gamifikasi' dalam pendidikan adalah tentang meningkat-


kan keterlibatan dan pembelajaran peserta didik dengan
memasukkan elemen seperti permainan dalam pembelajar-
an. Gamifikasi dalam STEM sering kali menggunakan
teknologi digital, misalnya software pembelajaran gamified
seperti Khan Academy (lihat studi kasus di bawah).

Pembelajaran STEM Terintegrasi 103


Game yang efektif biasanya menampilkan serangkai-
an tujuan atau perkembangan, aturan yang jelas, elemen
cerita, interaktivitas tinggi, dan umpan balik berkelanjutan
termasuk semacam hadiah. Mereka juga dapat mengga-
bungkan elemen sosial kerja sama tim dan komunikasi.
Permainan dapat meningkatkan fokus dan motivasi siswa,
serta dapat memberikan kebebasan bagi peserta didik
untuk mencoba, gagal, dan bereksplorasi.

Manfaat Keterbatasan
Mendukung rasa ingin tahu dan Tidak semua pembelajaran
eksperimen bisa digamifikasi. Gamifikasi
harus diseimbangkan
dengan pendekatan
pengajaran lainnya
Menumbuhkan sikap positif Dapat menjadi gangguan
terhadap kegagalan jika tidak dikaitkan dengan
baik dengan tujuan
pembelajaran
Memberikan pembelajaran Dapat menumbuhkan
individual yang sesuai dengan motivasi ekstrinsik daripada
tingkat dan kecepatan siswa intrinsik
Dapat memfasilitasi fokus dan
aliran

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini memiliki dampak


yang beragam pada keterlibatan atau prestasi peserta didik
STEM. Ada bukti campuran untuk dampak gamification

104 Pembelajaran STEM Terintegrasi


pada hasil siswa. Banyak studi eksperimental menemukan
dampak positif pada keterlibatan dan pembelajaran, tetapi
yang lain menemukan hasil yang beragam atau negatif.
Sebagian besar studi intervensi yang diterbitkan berfokus
pada mahasiswa, dan banyak yang berfokus pada pendi-
dikan ilmu komputer. Ada kemungkinan peserta didik usia
sekolah memiliki respon yang berbeda terhadap gamifikasi.

- Contoh
● Pengalaman Belajar Gamifikasi: Implikasi dan Hasil
Praktis oleh Adrián Domínguez, Joseba Saenz-de-
Navarrete, Luis de-Marcos, Luis Fernández-Sanz,
Carmen Pagés dan José-Javier Martínez-Herráiz.
Studi eksperimental pada mahapeserta didik yang
mengikuti kursus TIK dasar ini menemukan bahwa
pembelajaran berbasis computer meningkatkan mo-
tivasi awal dan nilai keseluruhan dibandingkan de-
ngan kelompok kontrol. Namun, itu melemahkan par-
tisipasi dan kinerja kelas dalam ujian tertulis.
● Menilai Efek Gamifikasi di Kelas: Studi Longitudinal
Tentang Motivasi Intrinsik, Perbandingan Sosial, Ke-
puasan, Usaha, dan Kinerja Akademik oleh Michael D.
Hanus dan Jesse Fox. Studi pada mahapeserta didik
ini menemukan bahwa gamifikasi dalam bentuk len-
cana dan papan pemimpin menyebabkan motivasi
intrinsik yang lebih rendah, kepuasan yang lebih
rendah, dan nilai ujian akhir yang lebih rendah.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 105


● Gamifikasi dalam Pendidikan: Dimana Kita di
2015? oleh Darina Dicheva dan Christo Dichev. Tin-
jauan penelitian tahun 2015 tentang gamifikasi da-
lam pendidikan ini menemukan peningkatan jumlah
penelitian dengan hasil yang tidak meyakinkan atau
negatif.
● Gamifikasi dalam Pendidikan Tinggi dan STEM:
Tinjauan Sastra yang Sistematis oleh M. Ortiz, K.
Chiluiza dan M. Valcke. Kajian literatur terhadap 30
kajian gamifikasi dalam STEM di perguruan tinggi ini
menemukan bahwa 14 menemukan dampak positif, 1
menemukan dampak negatif, dan 15 menemukan
dampak campuran atau netral.

- Penerapan
Banyak aplikasi perangkat lunak pendidikan gamified
berkualitas tinggi tersedia secara gratis untuk diguna-
kan. Namun, guru mungkin memerlukan pelatihan dan
dukungan untuk menggunakan perangkat lunak gami-
fied secara efektif di ruang kelas. Kepemimpinan seko-
lah harus memutuskan bagaimana, apa dan kapan pe-
rangkat lunak gamified akan dimasukkan ke dalam pem-
belajaran siswa. Diperlukan investasi yang signifikan jika
bisnis atau sekolah bertujuan untuk mengembangkan
perangkat lunak atau program gamifikasi sendiri, adapu
Kiat-kiat penerapannya yaitu

106 Pembelajaran STEM Terintegrasi


● Pastikan guru atau pengawas terbiasa dengan pe-

rangkat lunak gamified, dan dilatih serta didukung


seperlunya.
● Dekati pembelajaran gamified sebagai pelengkap
yang berharga untuk bentuk pembelajaran lainnya,
bukan istirahat, gangguan, atau pengganti.

- Keterlibatan industri
Mengembangkan perangkat lunak gamified baru berada
di luar cakupan sebagian besar kemitraan STEM bisnis
sekolah kecil atau menengah. Namun, sekolah dan bisnis
mitra dapat mempertimbangkan untuk memperkenal-
kan elemen gamifikasi ke dalam program pembelajaran
mereka. Misalnya, proyek STEM kelompok mungkin
menggabungkan narasi yang dilalui siswa, menampilkan
tujuan, aturan, penghargaan, dan umpan balik yang jelas.
Bisnis yang tertarik dengan investasi yang lebih
besar dalam pendidikan STEM dapat mempertimbang-
kan program pembelajaran terukur yang dapat
diskalakan. Untuk contoh pembelajaran berbasis perma-
inan yang inovatif, lihat Institute of Play dan sekolah
Quest to Learn terkait di New York City.

- Studi Kasus: Gamifikasi di Khan Academy


Sekolah menyediakan program pembelajaran online gra-
tis berkualitas tinggi yang mencakup banyak kurikulum
STEM sekolah. Peserta didik bekerja dengan kecepatan

Pembelajaran STEM Terintegrasi 107


mereka sendiri melalui video dan rangkaian masalah.
Peserta didik memiliki pengalaman yang disesuaikan,
berdasarkan kekuatan dan kelemahan mereka, seperti
yang ditunjukkan oleh jawaban yang benar dan salah.
Perangkat lunak ini menggunakan banyak elemen gami-
fikasi, termasuk:
● Peserta didik memilih avatar untuk mewakili mereka.
● Poin dan lencana diberikan untuk keberhasilan.
● Peserta didik bekerja melalui peta interaktif
perkembangan belajar.
● Ikon emosional melacak panjang coretan jawaban
yang benar.
● Peserta didik diberikan penghargaan/apresiasi ka-
rena menunjukkan grit atau 'hustle', yaitu bertahan
melalui tantangan dan kegagalan.

11. Peralatan STEM


Inisiatif peralatan STEM mengacu pada inisiatif STEM di
sekolah manapun di mana peralatan STEM khusus memain-
kan peran penting dalam pembelajaran. Peralatan tersebut
sering diperoleh oleh sekolah untuk tujuan tersebut–baik
dibeli, dihibahkan atau disewa. Peralatan khusus memung-
kinkan bentuk pembelajaran STEM yang menarik, tetapi
keefektifannya bergantung pada kualitas penggunaannya
dan pengajaran terkait. Ada banyak jenis peralatan STEM
khusus–alat pengukur, komponen robotika, dan sirkuit
elektronik hanyalah beberapa contoh.

108 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Contohnya adalah program STELR Akademi Tekno-
logi dan Teknik Australia. STELR (Science and Technology
Education Leveraging Relevance) memasok sekolah dengan
peralatan yang dibuat khusus untuk mendukung pembel-
ajaran STEM langsung berbasis inkuiri dan terkait kuri-
kulum.

Manfaat Keterbatasan
Meningkatkan semangat dan Biaya bisa tinggi
minat siswa
Memfasilitasi pembelajaran Peralatan dapat kurang
langsung berbasis inkuiri digunakan atau digunakan
secara tidak efektif jika guru
tidak dilatih dengan tepat
Dapat menunjukkan relevansi
STEM di dunia nyata

Tidak ada bukti yang cukup jelas untuk menarik ke-


simpulan tentang dampak jenis inisiatif ini pada keter-
libatan atau prestasi peserta didik STEM. Ada beberapa
bukti bahwa inisiatif yang melibatkan peralatan STEM
khusus dapat meningkatkan keterlibatan dan prestasi
siswa. Namun:
● Bukti seringkali didasarkan pada data yang dilaporkan
sendiri daripada ukuran objektif.
● Inisiatif peralatan sering dilaksanakan secara paralel
dengan kegiatan lain seperti pembelajaran profesional

Pembelajaran STEM Terintegrasi 109


guru atau program kesadaran karir. Hal ini dapat mem-
buat sulit untuk mengisolasi efek peralatan.
● Dampak dari peralatan yang sama dapat sangat berva-
riasi di seluruh sekolah.

Secara keseluruhan, tidak ada cukup bukti untuk me-


narik kesimpulan tentang dampak inisiatif peralatan STEM.
Ini tidak berarti inisiatif peralatan STEM tidak berfungsi. Itu
hanya berarti bahwa ada peluang untuk penelitian lebih
lanjut. Jika merencanakan program residensial STEM,
pastikan untuk mengevaluasi keberhasilannya.

- Penerapan
Inisiatif peralatan STEM yang sukses membutuhkan le-
bih dari sekadar peralatan mewah. Inisiatif yang berhasil
bergantung pada penelitian yang baik, perencanaan
yang cerdas, dan yang paling penting, guru yang siap dan
percaya diri. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat
membantu untuk memulai sesuatu:
● Apa tujuan dari inisiatif STEM ini?
● Peralatan apa yang paling cocok untuk tujuan ini, se-
suai anggaran kita?
● Bagaimana, kapan dan dimana peralatan akan digu-
nakan? Bagaimana ini akan cocok dengan kurikulum?
● Apakah peralatan tersebut didukung oleh sumber
tambahan seperti rencana pelajaran dan/atau buku
pedoman guru?

110 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Kiat penerapan:
● Inisiatif peralatan STEM yang berhasil sering meng-
gabungkan beberapa jenis pembelajaran profesional
guru. Rencanakan ini di muka dan anggap itu bagian
dari investasi.
● Jika pendanaan merupakan masalah, pertimbangkan
sumber alternatif. Misalnya, Schools Plus dapat mem-
bantu sekolah menemukan donatur untuk proyek
yang bermanfaat.

- Keterlibatan industri
Bisnis dapat mendukung inisiatif peralatan STEM
dengan:
● Mendukung inisiatif yang ada yang membantu seko-
lah mengakses peralatan STEM berkualitas tinggi.
Misalnya, Orica telah memberikan dukungan jangka
panjang untuk prakarsa STELR dari Australian
Academy of Technology and Engineering.
● Membantu masing-masing sekolah untuk memper-
oleh peralatan baru melalui dukungan barang atau
uang.
● Mengajar guru dan/atau peserta didik cara menggu-
nakan peralatan STEM khusus dan menjelaskan
penerapannya di dunia nyata.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 111


- Studi Kasus: STELR
STELR adalah prakarsa nasional dari Australian Acade-
my of Technology and Engineering yang bertujuan untuk
meningkatkan tingkat pendaftaran dalam mata pela-
jaran STEM menengah atas. Sekolah membeli paket
peralatan untuk mendukung modul pembelajaran ter-
kait kurikulum berbasis inkuiri. Topik meliputi energi
terbarukan, perumahan berkelanjutan, keamanan mobil,
dan perubahan iklim. STELR menyediakan sumber daya
dan pembelajaran profesional untuk mendukung guru.
Sponsor perusahaan membantu mensubsidi biaya seko-
lah. Modul STELR diterapkan di lebih dari 600 sekolah
Australia, dan menjangkau 100.000 peserta didik per
tahun. Dalam survei sekolah STELR tahun 2013, lebih
dari 50% guru yang menanggapi melaporkan pendaftar-
an yang lebih tinggi di Kelas 11 sains, dan 80% mela-
porkan peningkatan literasi dan pemahaman sains siswa.

12. Kemitraan Guru dengan Profesional STEM


Kemitraan antara guru dan profesional STEM dapat men-
jadi cara terbaik untuk meningkatkan antusiasme peserta
didik terhadap pembelajaran STEM, pengetahuan aplikasi
STEM di dunia nyata, dan sikap terhadap karier di STEM.
Kemitraan berpusat pada hubungan profesional antara
profesional STEM dan guru, yang bekerja sama untuk
meningkatkan kesempatan belajar STEM bagi siswa. Ini
dapat terjadi melalui:

112 Pembelajaran STEM Terintegrasi


● Pembelajaran profesi guru

● Mentoring dan one-on-one tutoring


● Pembicaraan karir dan presentasi
● Penyediaan sumber daya terkait kurikulum
● Demonstrasi langsung
● Kunjungan lapangan dan kunjungan lapangan
● Keterlibatan online.

Contoh programnya antara lain:


● CSIRO STEM Professionals in Schools, program nasional
yang memfasilitasi kemitraan antara guru dan profesio-
nal STEM.
● STEM X Academy, program pembelajaran profesional
guru residensial lima hari yang dijalankan dalam kemit-
raan dengan Australian Science Teachers Association
(ASTA), Questacon dan CSIRO. Guru mengalami bera-
gam presentasi oleh para ilmuwan dan peneliti dan
mengeksplorasi penelitian saat ini bekerja sama dengan
profesional STEM. Menyelesaikan guru menjadi anggota
jaringan STEM X yang dipimpin alumni.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 113


Manfaat Keterbatasan
Meningkatkan antusiasme Ketergantungan yang kuat
peserta didik untuk pada hubungan antara
pembelajaran STEM guru dan profesional
STEM. Pencocokan cerdas
itu penting, seperti
artikulasi peran dan
harapan yang jelas.
Menghubungkan
pembelajaran STEM dengan
tantangan dan karier dunia
nyata
Pengembangan profesional
guru yang berharga
Biaya rendah

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM. Bukti
dari program termasuk CSIRO STEM Professionals in
Schools dan STEM X Academy menunjukkan kemitraan
antara guru dan profesional STEM dapat berdampak positif
bagi keterlibatan siswa, prestasi siswa, dan praktik guru.
Ada juga bukti manfaat bagi para profesional STEM.

- Contoh
● Membangun Kemitraan Produktif untuk Pendidikan
STEM: Mengevaluasi Model & Hasil Program Ilmu-
wan dan Matematikawan di Sekolah 2015 oleh

114 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Profesor Russell Tytler dkk., Universitas Deakin.
Evaluasi independen terhadap program CSIRO STEM
Professionals in Schools (sebelumnya dikenal sebagai
Ilmuwan dan Ahli Matematika di Sekolah) menemu-
kan bahwa ini adalah cara yang hemat biaya untuk
meningkatkan antusiasme siswa, meningkatkan pe-
ngetahuan siswa, dan mengembangkan guru STEM.
Profesional STEM melaporkan bahwa mereka menik-
mati berbagi pengetahuan dan memperoleh keper-
cayaan diri yang meningkat dalam mempromosikan
pemahaman publik tentang STEM.
● STEM X Academy: Memberdayakan Pengajaran–
Edisi Dua . Guru yang telah berpartisipasi dalam
program Akademi STEM X disurvei tentang penga-
laman mereka pada tahun 2017. 95% mengatakan
STEM X telah memberikan manfaat yang signifikan
dalam praktik mengajar mereka. 87% mengatakan
STEM X benar-benar meningkatkan kapasitas mere-
ka untuk melibatkan siswa, sementara 13% sisanya
mengatakan itu meningkatkan kapasitas mereka.
95% mengatakan bahwa mereka dengan antusias
membagikan pengalaman STEM X mereka dengan
rekan-rekan.

- Penerapan
Program CSIRO STEM Professionals in Schools adalah
program kemitraan profesional guru-STEM nasional

Pembelajaran STEM Terintegrasi 115


yang berhasil dan dapat diakses. Biasanya lebih mudah
bagi sekolah dan organisasi untuk mengikuti program ini
daripada memulainya sendiri.
Sekolah atau organisasi yang tertarik dengan
program CSIRO STEM Professionals in Schools dapat
mendaftar secara online di website CSIRO. Program ini
mencocokkan guru dan profesional STEM dan mem-
berikan dukungan administratif. Ini didanai oleh Depar-
temen Pendidikan, Keterampilan, dan Ketenagakerjaan
Pemerintah Australia. Kiat penerapan:
● Perjelas peran dan harapan sejak awal. Ini memasti-
kan bahwa ruang lingkup dan tujuan kemitraan
dipahami dengan jelas.
● Fokus pada kebutuhan peserta didik dalam konteks
lokal.
● Memelihara hubungan. Para profesional dan guru
STEM yang berpartisipasi telah menekankan penting-
nya bersedia bersikap fleksibel, memahami perspek-
tif satu sama lain, dan mengembangkan pandangan
bersama tentang bagaimana kemitraan akan mela-
yani siswa.

- Keterlibatan industri
Jika Anda adalah bisnis yang tertarik untuk mendukung
kemitraan profesional guru-STEM, program CSIRO
STEM Professionals in Schools adalah tempat yang baik
untuk memulai. Profesional STEM mengatakan bahwa

116 Pembelajaran STEM Terintegrasi


dengan terlibat dalam pembelajaran STEM memberi
mereka lebih banyak antusiasme untuk pekerjaan mere-
ka dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.
Program ini membantu bisnis untuk terlibat dengan
memberikan bimbingan dan dukungan administratif.

- Studi Kasus: Profesional CSIRO STEM di Sekolah


CSIRO STEM Professionals in Schools adalah program
nasional yang memfasilitasi kemitraan antara guru dan
profesional STEM. Relawan profesional STEM dicocok-
kan dengan guru berdasarkan kebutuhan, minat, dan
lokasi mereka. Mitra bekerja sama untuk membawa
STEM dunia nyata ke dalam kelas, memanfaatkan keah-
lian profesional STEM. Kegiatan dirancang untuk kon-
teks lokal. Mereka sering kali menyertakan pengem-
bangan guru, pendampingan, bimbingan belajar satu-
satu, kunjungan lapangan, pembicaraan karier, dan
pengalaman belajar langsung. Program ini sekarang
mendukung 2.000 kemitraan di Australia, melibatkan
sekitar 300 kelompok industri dan memberi manfaat
kepada lebih dari 300.000 siswa. Ini telah terbukti
menjadi cara yang hemat biaya untuk meningkatkan
antusiasme dan pengetahuan siswa, dan untuk mengem-
bangkan guru STEM.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 117


13. Keterlibatan Orang Tua
Orang tua memiliki pengaruh besar pada keterlibatan dan
prestasi peserta didik di STEM. Inisiatif keterlibatan orang
tua bertujuan untuk meningkatkan hasil STEM peserta di-
dik dengan memberi tahu orang tua tentang pentingnya
pendidikan STEM, terus memperbarui perkembangan sis-
wa, dan mendorong mereka untuk berbicara dengan anak-
anak mereka tentang karier STEM dan STEM.
Strategi keterlibatan orang tua yang berhasil berfo-
kus pada konteks lokal dan menggunakan berbagai saluran
komunikasi. Ini mungkin termasuk brosur, situs web, email
atau komunikasi tatap muka. Pesan umum dan individual
telah terbukti efektif. Berbasis di Oakland, California,
panduan Techbridge Girls untuk orang tua dalam mendu-
kung pembelajaran STEM adalah contoh yang baik dari
jenis bahasa dan informasi yang efektif (lihat studi kasus di
bawah).

Manfaat Keterbatasan
Orang tua dapat menjadi Bukan pengganti
sumber daya yang belum pengalaman STEM sekolah
dimanfaatkan dalam berkualitas tinggi
pendidikan STEM sebagai
pemberi pengaruh utama
pilihan mata pelajaran siswa
Keterlibatan orang tua dapat Keadaan atau sikap orang
melengkapi inisiatif STEM tua dapat menghambat
keterlibatan dalam

118 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Manfaat Keterbatasan
lainnya beberapa kasus

Dapat mempererat tali


silaturahmi dalam suatu
komunitas sekolah

Ada bukti bahwa jenis inisiatif ini berdampak positif


pada keterlibatan atau prestasi peserta didik STEM.
Keterlibatan orang tua memiliki dampak yang kuat
pada hasil peserta didik dalam pendidikan sekolah. Ada
bukti kualitatif dan kuantitatif yang signifikan untuk me-
nunjukkan hal ini. Sementara beberapa penelitian berfokus
pada intervensi keterlibatan orang tua khususnya dalam
pendidikan STEM, beberapa melihat keterlibatan orang tua
dalam pendidikan sekolah secara lebih umum.

- Keterlibatan industri
Kemitraan sekolah-bisnis dapat menjadi katalis untuk
keterlibatan orang tua dalam STEM.
● Kegiatan kemitraan seperti kunjungan tempat kerja
atau proyek dunia nyata adalah cara yang bagus bagi
sekolah untuk memulai percakapan dengan orang tua
tentang manfaat STEM dan peluang masa depan bagi
anak-anak mereka.
● Bisnis dapat membantu dengan memproduksi materi
dan informasi tentang pendidikan STEM dan peluang
karir.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 119


- Penerapan
Inisiatif keterlibatan orang tua sangat bervariasi dalam
kompleksitas. Hanya sedikit sumber daya yang diperlu-
kan untuk inisiatif keterlibatan orang tua yang seder-
hana. Namun, pendekatan berkelanjutan dan multifaset
paling efektif, terutama ketika dimulai dengan tingkat
keterlibatan orang tua yang rendah. Kiat penerapan:
● Fokus pada konteks lokal. Pertimbangkan apa yang
mungkin menarik untuk diketahui orang tua tentang
pendidikan STEM dan cara terbaik untuk memberi-
kan informasi kepada mereka.
● Gunakan lebih dari satu cara untuk berkomunikasi.
Pendekatan berkelanjutan menggunakan brosur, si-
tus web, email, dan komunikasi tatap muka lebih
efektif daripada pesan satu kali.
● Manfaatkan kelompok atau jaringan yang ada di ko-
munitas sekolah. Misalnya, bantu dan dorong asosiasi
orang tua dan teman untuk mempromosikan STEM.
● Australian Institute of Teaching and School Leader-
ship (AITSL) memiliki sejumlah studi kasus praktik
terbaik tentang bagaimana sekolah dapat terlibat
dengan orang tua.

- Studi Kasus: Sekolah Dasar St Gabriel


Guru di Sekolah Dasar St Gabriel di Adelaide melibatkan
orang tua dan masyarakat sebagai bagian dari budaya
belajar mengajar di sekolah mereka. Ada penekanan

120 Pembelajaran STEM Terintegrasi


yang kuat untuk menghubungkan pembelajaran di ru-
mah dengan pembelajaran di sekolah. Para guru me-
ngembangkan hubungan dengan berbagi strategi penga-
jaran kelas dengan orang tua, misalnya dalam berhitung.
Mereka juga menjalankan 'rumah terbuka' reguler, di
mana orang tua mengunjungi kelas dan peserta didik
menunjukkan hasil karya mereka. Guru menggunakan
alat online untuk mengumpulkan umpan balik orang tua.
Orang tua juga terlibat dalam penilaian autentik. Untuk
informasi lebih lanjut, lihat studi kasus dan video
Australian Institute for Teaching and School Leadership
tentang St Gabriel's Primary School.

- Studi Kasus: Techbridge Girls, AS


Techbridge Girls menyediakan program pembelajaran
STEM gratis untuk anak perempuan dari keluarga
berpenghasilan rendah di tiga negara bagian AS tumbuh
karena Techbridge. Organisasi nirlaba ini melakukan
upaya khusus untuk melibatkan orang tua dan keluarga
serta mematahkan mitos tentang anak perempuan di
STEM. Mereka memberikan informasi tentang jalur
karir dan tips berbicara dengan anak-anak tentang
STEM. Mereka membantu orang tua mendorong 'pola
pikir berkembang' pada anak-anak mereka untuk
mendukung rasa ingin tahu dan ketekunan. Mereka juga
memberikan ide aktivitas sederhana untuk mendukung
pembelajaran STEM. Buku panduan kreatif mereka

Pembelajaran STEM Terintegrasi 121


untuk orang tua Science: It's a Family Affair tersedia
online gratis. Dalam sebuah survei, 98% orang tua
mengatakan kepercayaan putri mereka pada STEM
tumbuh karena Techbridge.

B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN STEM TERINTEGRASI


1. Racangan Pembelajaran Berbasis STEM
Komponen inti penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembel-
ajaran (RPP) yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Sedangkan,
komponen-komponen lainnya sebagaimana tertera dalam
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 bersifat sebagai peleng-
kap. Penyederhaan RPP bertujuan agar guru lebih fokus
untuk menyiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran
sehingga guru tidak menghabiskan waktu hanya untuk
menyusun RPP dengan sangat rinci. Penyusunan RPP ini
didasarkan pada prinsip efektif, efisein, dan berorientasi
pada murid. Efektif artinya penyusunan RPP bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efisien artinya
penyusunan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak menyita
banyak tenaga dan waktu guru. Berorientasi pada murid
artinya penyusunan RPP mempertimbangkan kebutuhan,
kesiapan, dan ketertarikan murid di kelas.
Berikut ini disajikan model format RPP sesuai dengan
Surat Edaran Kemendikbud No. 14 Tahun 2019.

122 Pembelajaran STEM Terintegrasi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Satuan Pendidikan :


Mata Pelajaran/Tema :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :

Tujuan Pembelajaran

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Alat dan Bahan
2. Siswa mengerjakan tugas halaman / berlatih praktik
3. Siswa mempresentasikan hasil kerja individu / kelompok

Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian kognitif
b. Penilaian psikomotorik
c. Penilaian afektif
……………, ……………2020

Mengetahui,

KepalaSekolah Guru Mata Pelajaran/Kelas

Nama Kepala Sekolah Nama Guru Mata Pelajaran

Pembelajaran STEM Terintegrasi 123


124 Pembelajaran STEM Terintegrasi
LAMPIRAN RPP & LKPD
TERINTEGRASI STEM

Pembelajaran STEM Terintegrasi 125


126 Pembelajaran STEM Terintegrasi
RPP MATA PELAJARAN IPS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Satuan Pendidikan : SD Nasional


Tema/Subtema : Aku dan Sekolahku/Temanku
Muatan Pelajaran : IPS, SBDP & Matematika
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 2 JP/ 35 Menit

1. Tujuan Pembelajaran
- Melalui lembar kerja, siswa dapat mengidentifikasi 3 kegi-
atan sehari-hari di rumah berdasarkan waktu dengan be-
nar.
- Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompok-
kan hak dan kewajibannya saat dirumah.
- Melalui kegiatan demonstrasi, siswa dapat menyebutkan 3
langkah membuat kerajinan jam dari stik es krim dengan
benar.
- Melalui kegiatan praktik, siswa dapat membuat kerajinan
jam dari stik es krim dengan rapi.

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Alat dan Bahan
1) Teks narasi tentang tata tertib di rumah, dan perbedaan
kegiatan yang merupakan hak dan kewajiban anak di
rumah.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 127


2) Papan tempel kegiatan berdasarkan waktu.
3) Lembar kerja siswa
4) Alat dan bahan kerajinan jam (stik es krim, pensil, gun-
ting, penghapus, cetakan lingkaran, lem kertas, peng-
garis, kertas karton, kertas hvs, cat air).

b. Langkah-Langkah Pembelajaran
- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan
berdoa, kemudian guru memeriksa kehadiran siswa.
- Siswa ditanya mengenai gambaran awal pembelajar-
an seperti :
“Jam berapa anak-anak bangun tidur tadi pagi?”
“Siapa yang tadi pagi membersihkan tempat tidur
setelah bangun pagi?”
- Siswa mendengar penjelasan guru untuk pembela-
jaran pada hari ini, yakni mengenai “Tata Tertib di
Rumah” “Hak dan Kewajiban di Rumah”. Peserta didik
bertanya jawab dengan guru untuk mengaitkan
dengan pengalamannya sebagai bekal pelajaran beri-
kutnya. Science

- Siswa dibagikan kedalam 5 kelompok dalam menger-


jakan lembar kerja siswa yang telah dibuat guru.
- Siswa mengerjakan tugas di lembar kerja mengatur
jadwal dan mengenai kegiatan “hak dan kewajiban”
dengan bimbingan guru. Science

128 Pembelajaran STEM Terintegrasi


- Siswa mampu merancang dan membuat kerajinan
jam dari stik es krim, serta mampu membedakan
waktu. Technology, Engineering & Mathematics

- Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pem-


belajaran apa saja yang didapatkan dalam pertemuan
ini.
- Guru merefleksi dan mengevaluasi kegiatan pem-
belajaran yang telah dilakukan.
- Siswa diberikan tugas lanjutan untuk mempel-ajari
materi selanjutnya.

3. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Kognitif
- Analisis kemampuan siswa dalam membedakan antara
hak dan kewajiban anak di rumah.
- Kemampuan mengatur jadwal menghitung berapa lama
kegiatan tersebut dilakukan siswa di rumah.
- Kesesuaian antara analisa dan kesimpulan akhir.

b. Penilaian Psikomotorik
- Keterampilan kerja sama, keaktifan, dan toleransi de-
ngan teman sekelompok.
- Keterampilan membuat jam elektronik sederhana.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 129


c. Penilaian Afektif
- Sikap tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Toleransi, saling menghargai, dan kerja sama dengan ke-
lompok diskusi.

130 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Pembelajaran STEM Terintegrasi 131
132 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 133
134 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 135
136 Pembelajaran STEM Terintegrasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Satuan Pendidikan : SD Nasional


Tema/Subtema : Peta Lingkungan Setempat
Muatan Pelajaran : IPS, SBDP & Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 2 JP/ 35 Menit

1. Tujuan Pembelajaran
- Melalui lembar kerja, siswa dapat membaca dan mengiden-
tifikasi peta melalui Google Maps.
- Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat menghitung
skala sederhana dan mengetahui letak koordinat benda.

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Alat dan Bahan
- Lembar kerja siswa
- Handphone

b. Langkah-Langkah Pembelajaran

- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan


berdoa, kemudian guru memeriksa kehadiran siswa.
- Siswa ditanya mengenai gambaran awal pembelajar-
an seperti :
“Pernah tidak, di antara kalian yang pergi ke suatu
tempat yang belum pernah kalian kunjungi? Pasti
bertanya-tanya sepanjang perjalanan ke sana kan?”

Pembelajaran STEM Terintegrasi 137


- Guru menyampaikan materi peta, simbol, dan bagai-
mana menghitung skala pada peta yang akan dipela-
jari dan tujuan yang ingin dicapai. Science

- Siswa dibagikan kedalam 5 kelompok dalam menger-


jakan lembar kerja siswa yang telah dibuat guru.
- Siswa mampu merancang dan membuat denah
berdasarkan hasil peta yang diperoleh dari Google
Maps. Technology, Engineering & Mathematics

- Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pem-


belajaran apa saja yang didapatkan dalam pertemuan
ini.
- Guru merefleksi dan mengevaluasi kegiatan pembel-
ajaran yang telah dilakukan.
- Siswa diberikan tugas lanjutan untuk mempelajari
materi selanjutnya.

3. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Kognitif
- Analisis kemampuan siswa dalam membaca peta dan
menjadikan peta tersebut kedalam bentuk denah.
- Kemampuan menganalisa posisi koordinat dan menghi-
tung skala pada peta.

138 Pembelajaran STEM Terintegrasi


b. Penilaian Psikomotorik
- Keterampilan kerja sama, keaktifan, dan toleransi de-
ngan teman sekelompok.
- Keterampilan membuat denah.

c. Penilaian Afektif
- Sikap tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Toleransi, saling menghargai, dan kerja sama dengan ke-
lompok diskusi.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 139


140 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 141
142 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 143
144 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 145
146 Pembelajaran STEM Terintegrasi
RPP MATA PELAJARAN IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Satuan Pendidikan : SD Nasional


Mata Pelajaran/Tema : IPA/Selalu Berhemat Energi
Kelas/Semester : IV/1
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya
Alokasi Waktu : 5 JP/ 35 Menit

1. Tujuan Pembelajaran
- Mengetahui sumber energi dan perubahan energi dari
parasut angin dengan menggunakan Sains, Technology,
Engineering, and Mathematics (STEM).
- Menghitung luas bidang dalam membuat mainan parasut
angin.
- Membuat mainan parasut angin dengan menggunakan
Sains, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
- Membuat bahan mainan parasut angin dengan mengguna-
kan konsep bidang datar.

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Alat dan Bahan
- Video Pembelajaran (cara membuat parasut pada link:
https://www.youtube.com/watch?v=pBnLzbXJF4s)
- PowerPoint

Pembelajaran STEM Terintegrasi 147


b. Langkah-Langkah Pembelajaran

- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan


berdoa, kemudian guru memeriksa kehadiran siswa.
- Guru melakukan apersepsi, tentang bentuk-bentuk
energi dan perubahannya (sains), teknik potong, lipat
dan sambung (teknologi dan engineering); konsep
luas permukaan bidang datar (matematika).
- Siswa mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi,
kemudian siswa mengamati sumber permasalahan
yang telah ditentukan oleh guru yang disajikan mela-
lui media LCD (tentang sebuah desa yang terisolasi
atau lockdown akibat Covid-19). Kegiatan selanjut-
nya adalah pembentukan kelompok yang dibimbing
oleh guru.
- Pada pertemuan pertama topik yang ditawarkan
untuk diselidiki adalah bagaimana cara menjatuhkan
telur di atas ketinggian 2 meter dan telur tersebut
tidak akan pecah.
- Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang
telah disediakan oleh guru. Pembelajaran STEM

- Peserta didik dengan bimbingan guru membuat sim-


pulan dan mempresentasi materi yang sudah di pela-
jari bersama mengenai energi dan perubahannya
dalam kehidupan sehari-hari.
- Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pem-
belajaran apa saja yang didapatkan dalam pertemuan
ini.

148 Pembelajaran STEM Terintegrasi


- Guru merefleksi dan mengevaluasi kegiatan pembel-
ajaran yang telah dilakukan.
- Siswa diberikan tugas lanjutan untuk mempelajari
materi selanjutnya.

3. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Kognitif
- Produk : laporan untuk kerja membuat parasut
- Tes tertulis dalam bentuk uraian

b. Penilaian Psikomotorik
- Keterampilan kerja sama, keaktifan, dan toleransi de-
ngan teman sekelompok.
- Keterampilan dalam merancang dan membuat proyek.

c. Penilaian Afektif
- Sikap tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Toleransi, saling menghargai, dan kerja sama dengan ke-
lompok diskusi.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 149


150 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 151
152 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 153
154 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 155
156 Pembelajaran STEM Terintegrasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Satuan Pendidikan : SD Nasional


Mata Pelajaran/Tema : IPA/Ekosistem Air
Kelas/Semester : V/1
Materi Pokok : Lingkungan Hidup
Alokasi Waktu : 5 JP/35 Menit

1. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat menyelidiki perubahan dan hubungan
timbal balik antar unsur dalam ekosistem perairan.
- Peserta didik dapat menganalisis perilku manusia dan
masalah dalam ekosistem perairan.
- Peserta didik dapat mengidentifikasi dampak perubahan
ekosistem terhadap keseimbangan unsur-unsurnya.

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Alat dan Bahan
- Video Pembelajaran (Ekosistem Perairan pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=PlxF9WEOJYU)
- PowerPoint

b. Langkah-Langkah Pembelajaran

- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan


berdoa, kemudian guru memeriksa kehadiran siswa.
- Guru melakukan apersepsi, tentang pengenalan awal
ekosistem air yang ada disekitar peserta didik (sains).

Pembelajaran STEM Terintegrasi 157


- Siswa mengidentifikasi topik yang akan diinvesti-
gasi, kemudian siswa mengamati sumber permasa-
lahan yang telah ditentukan oleh guru yang disaji-
kan melalui media video dan PowerPoint yang
telah disediakan terkait pencemaran air (sains).
Pembelajaran STEM

- Guru membagikan lembar kerja siswa.


- Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang
telah disediakan oleh guru.
- Peserta didik dengan bimbingan guru membuat sim-
pulan dan mempresentasi materi yang sudah di pela-
jari bersama mengenai permasalahan lingkungan hi-
dup terutama pada ekosistem air dan solusi dalam
mengatasi masalah tersebut.
- Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pem-
belajaran apa saja yang didapatkan dalam pertemuan
ini.
- Guru merefleksi dan mengevaluasi kegiatan pembel-
ajaran yang telah dilakukan.
- Siswa diberikan tugas lanjutan untuk mempelajari
materi selanjutnya.

3. Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Kognitif
- Produk : laporan untuk kerja membuat proyek
- Tes tertulis dalam bentuk uraian

158 Pembelajaran STEM Terintegrasi


b. Penilaian Psikomotorik

- Keterampilan kerja sama, keaktifan, dan toleransi de-


ngan teman sekelompok.
- Keterampilan dalam merancang dan membuat alat.

c. Penilaian Afektif
- Sikap tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Toleransi, saling menghargai, dan kerja sama dengan ke-
lompok diskusi.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 159


160 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 161
162 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 163
164 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Pembelajaran STEM Terintegrasi 165
166 Pembelajaran STEM Terintegrasi
Proyek Pembelajaran STEM Terintegrasi

Contoh Proyek STEM dalam Bidang IPA

1. Termoter Sederhana

Materi IPA Kelas V


Perbedaan Suhu dan Kalor serta Perpindahannya
Science:
Perubahan suhu rendah dan tinggi
Technology:
Cutter , lemari es, termos
Engineering:
Proses pembuatan thermometer sederhana.
Mathematics:
Konversi suhu yang dibuat dengan suhu internasional.

Gambar 1. Rancangan Thermometer Sederhana


(fisikaABC.com)

Pembelajaran STEM Terintegrasi 167


2. Termos Sederhana

Materi IPA Kelas V


Perbedaan Suhu dan Kalor serta Perpindahannya
Science:
Konsep perpindahan kalor, menentukan benda yang bersifat
konduktor dan isolator.
Technology :
Cutter/gunting, teko listrik, thermometer suhu
Engineering :
Proses pembuatan termos sederhana.
Mathematics :
Menguji kemampuan termos dalam mempertahankan panas
dengan gelas biasa dalam hitungan waktu.

Gambar 2. Rancangan termos sederhana (files1.simpkb.id)

168 Pembelajaran STEM Terintegrasi


3. AC Sederhana (Ecocooler)

Materi IPA Kelas V


Perbedaan Suhu dan Kalor serta Perpindahannya
Science:
Prinsip tekanan udara dan termodinamika
Technology :
Cutter, motor DC 12 V, baterai, dan sakelar
Engineering :
Proses pembuatan ecocooler sederhana
Mathematics :
Mempresisikan ukuran bahan yang dibuat dan mengukur
kecepatan udara yang diperoleh menggunakan anemometer
(alat untuk mengukur kecepatan angin).

Gambar 3. Pembuatan Ecocooler


(Pratiwi, N., & Arifin, S. S. (2021).

Pembelajaran STEM Terintegrasi 169


Gambar 4. Desain Pembuatan Ecocooler

170 Pembelajaran STEM Terintegrasi


4. Kincir Air Sederhana

Materi IPA Kelas IV


Sumber Energi
Science:
Sumber energi, perubahan energi, dan energi alternatif
Technology:
Lampu LED, sakelar dinamo, dan cutter.
Engineering:
Merancang dan membuat kincir air sederhana.
Mathematics:
Merancang dan mengukur ukuran bahan pembuatan oven
tenaga surya.

Gambar 5. Desain Pembuatan Kincir Air Sederhana


(diaryguru.com)

Pembelajaran STEM Terintegrasi 171


Gambar 6. Kincir Air (Kompasiana.com)

172 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Contoh Proyek STEM dalam Pembelajaran IPS

1. Pembuatan Talam Durian


Materi IPS Kelas IV
Indahnya Kebersamaan (Menganalisis Pengalaman Sikap dan
Makanan Tradisional sebagai Identitas Bangsa Indonesia)
Science:
Mengidentifikasi makanan khas daerah dan nilai gizi makanan.
Technology:
Kukusan dan blender
Engineering:
Merancang dan membuat talam durian
Mathematics:
Melakukan pengukuran bahan yang digunakan menggunakan
timbangan.

Gambar 7. Pembuatan Talam Durian (idntimes.com)

Pembelajaran STEM Terintegrasi 173


2. Miniatur Rumah Adat

Materi IPS Kelas IV


Indahnya Kebersamaan (Mengenal Keragaman Rumah Adat)
Science:
Pengetahuan tentang keragaman rumah adat, fungsi, bentuk
dan bahan yang digunakan dalam pembuatan rumah adat.
Technology:
Cutter dan lem tembak
Engineering:
Merancang dan membuat miniatur rumah adat sesuai keingin-
an.
Mathematics:
Memperhitungkan komposisi, ukuran dalam pembuatan mini-
atur rumah.

Gambar 8. Rumah Adat Daerah Kilapan

174 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Contoh Proyek STEM dalam Pembelajaran
Matematika

1. Bangun Ruang

Materi Matematika Kelas IV


Bangun Ruang
Science:
Mengetahui jenis, sifat, dan fungsi bangun ruang.
Technology:
Cutter dan lem tembak
Engineering:
Mendesain pola bangun ruang.
Mathematics:
Siswa menerapkan konsep materi tentang skala dalam mem-
buat jaring-jaring bangun ruang.

Gambar 9. Pola Bangun Ruang dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pembelajaran STEM Terintegrasi 175


Gambar 10. Proyek STEM Bangun Ruang

176 Pembelajaran STEM Terintegrasi


C. EVALUASI PEMBELAJARAN STEM TERINTEGRASI
Evaluasi pembelajaran atau penilaian hasil belajar siswa me-
rupakan proses sistematis yang terdiri dari pengumpulan in-
formasi, analisis, intepretasi informasi untuk membuat kepu-
tusan tentang hasil belajar siswa. Kegiatan evaluasi prestasi
belajar siswa didasarkan pada hasil penilaian dan pengukuran
(Sapir,2014).
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran berbasis
STEM, guru berfokus pada hal-hal apa yang telah dipelajari
oleh siswa, bagaimana cara siswa berpikir, keterampilan dan
pemahaman yang siswa peroleh sebagai hasil dari proses
pembelajaran STEM, dan beberapa hal yang perlu diuji selama
kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang harus diuji setelah proses
pembelajaran berbasis STEM, antara lain:

1. Kualitas Pembelajaran STEM


Guru dapat mengetahui apakah proses pembelajaran yang
dilakukan bisa membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuannya untuk melakukan tugas inti STEM, seperti:
identifikasi dan penyelesaian masalah, menerapkan konsep
matematika dan sains sesuai tingkatan kelasnya, menggu-
nakan engineering design process dalam menyelesaikan
masalah, dan membuat serta menguji prototipe sebagai
solusi permasalahan yang dihadapi.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 177


2. Perkembangan Keterampilan STEM
Ketika menerapkan pembelajaran berbasis STEM, siswa
diharapkan dapat memberikan solusi-solusi kreatif untuk
memecahkan suatu masalah, memadukan ide dan bahan
dengan cara yang imajinatif dan cerdas untuk menciptakan
solusi, mendesain prototipe dan menguji keefektifan proto-
tipe tersebut untuk menyelesaikan masalah, mengevaluasi
hasil uji prototipe siswa, mengidentifikasikan hal-hal yang
dapat dilakukan siswa untuk mengubah dan meningkatkan
desain prototipe, serta mengomunikasikan ide dengan cara
baru dan inovatif.

3. Kemajuan Siswa dalam Kerja Tim


Guru bisa mengevaluasi keaktifan siswa dalam bekerja tim.
Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan mengamati
kinerja siswa dalam menetapkan norma-norma untuk
kinerja tim yang produktif, rutin menilai sendiri perilaku
anggota tim, dan menanggapi bimbingan secara positif dan
berhasil saat dibutuhkan.

4. Sikap dan Pertumbuhan Kepercayaan Diri Siswa


Untuk mengetahui perkembangan sikap dan rasa percaya
diri siswa, guru dapat membuat indikator-indikator yang
menyebabkan siswa merasa percaya diri dan aman saat
mengekspresikan ide imajinatifnya dan gagal, bahkan guru
dapat memotivasi siswa untuk menggunakan kegagalan
sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya.

178 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Guru juga dapat membuat indikator di mana siswa dapat
menghasilkan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah,
tekun dan gigih mencari solusi suatu masalah, menunjuk-
kan rasa ingin tahu yang meningkat, mengajukan pertanya-
an-pertanyaan, dan mentransfer praktik STEM ke subjek
lain.

5. Pemahaman Siswa tentang Sains dan Matematika yang


Diperlukan dalam Proses Penyelesaian Masalah
Pembelajaran berbasis STEM harus mencapai tujuan
pembelajaran sains dan matematika sesuai tingkatan kelas-
nya, sehingga keberhasilan siswa harus tercermin dalam
skor penilaian sumatif dan tes. Berikut ini disajikan soal-
soal evaluasi pembelajaran berbasis STEM berbentuk tes.
Soal-soal disajikan sesuai dengan materi pokok pembela-
jaran.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 179


“Keberhasilan dalam mengimplementasi STEM
di dunia pendidikan adalah mampu merencanakan
proyek berbasis masalah dunia nyata dengan
mengidentifikasi konsep dan keterampilan dan
mengintegrasikan teknologi modern dalam
pembelajaran.”

180 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Engineering
Design Process
Istilah EDP merupakan bagian dari pendekatan Science, Techno-
logy, Engineering, and Mathematics (STEM) atau dalam konteks
Indonesianya merujuk pada 4 ilmu yaitu sains, teknologi, teknik,
dan matematika yang dikenalkan oleh NSF (National Science
Foundation) Amerika Serikat pada tahun 1990-an.
Definisi formal dari desain teknik ditemukan dalam
pedoman kurikulum Badan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi
(ABET). Definisi ABET menyatakan bahwa desain teknik adalah
proses merancang sistem, komponen, atau proses untuk bertemu
kebutuhan yang diinginkan. Ini adalah proses pengambilan kepu-
tusan (sering berulang), di mana ilmu-ilmu dasar, matematika, dan
ilmu teknik diterapkan untuk mengubah sumber daya secara
optimal untuk memenuhi tujuan yang dinyatakan.
Di antara elemen mendasar dari proses desain adalah
penetapan tujuan dan kriteria, sintesis, analisis, konstruksi,
pengujian, dan evaluasi. Komponen desain teknik kurikulum
harus mencakup sebagian besar fitur berikut: pengembangan
kreativitas siswa, penggunaan masalah terbuka, pengembangan
dan penggunaan teori dan metodologi desain modern, perumus-
an pernyataan masalah desain dan spesifikasi, proses produksi,
concurrent engineering design, dan detail sistem keterangan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 181


Selain itu, penting untuk memasukkan berbagai kendala realistis,
seperti faktor ekonomi, keamanan, keandalan, estetika, etika, dan
dampak sosial.
Engineering Design Process (EDP) merupakan proses de-
sain teknik yaitu proses pengambilan keputusan untuk mengem-
bangkan solusi optimal guna memenuhi tujuan yang telah dite-
tapkan. Di antara elemen mendasar dari proses desain adalah
mengidentifikasi masalah, menentukan solusi, merancang model,
membuat model, membuat model ulang. Beberapa ahli di bidang
pendidikan telah memberikan bukti kuat bahwa desain teknik
harus menjadi salah satu fokus utama sebuah pendidikan
(Mangold, 2013).
Engineering design process ialah pemahaman tentang
bagaimana teknologi dapat dikembangkan melalui proses desain
menggunakan tema pembelajaran berbasis proyek dengan cara
mengintegrasikan dari beberapa mata pembelajaran berbeda.
Engineering di sini maksudnya adalah teknik. Teknik dalam pem-
belajaran bertujuan untuk menciptakan produk. Jadi ketika siswa
sudah memahami dasar ilmu pengetahuan tersebut dan telah
mengikuti perkembangan teknologi yang ada, maka sebuah pro-
duk hasil dari pembelajaran tersebut dapat dibuat. Membuat
produk atau karya dalam suatu pembelajaran bertujuan agar
pembelajaran tersebut lebih bermakna dan bisa menyiapkan
peserta didik untuk lebih mandiri dalam menghadapi bencana
alam (Khandani, 2005).
Tujuan dari kemampuan engineering design process (EDP)
adalah untuk dapat menghasilkan peserta didik yang nantinya

182 Pembelajaran STEM Terintegrasi


saat mereka terjun di masyarakan, mereka mampu dapat me-
ngembangkan kompetensi yang telah dimilikinya untuk dapat
mengaplikasikannya di berbagai situasi dan permasalahan-
permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan EDP ini perlu dimiliki siswa di sekolah. Dengan
kemampuan ini akan memberikan peluang bagi siswa untuk dapat
mengembangkan dan menunjukkan keterampilannya sehingga
membantu siswa berkembang dalam masyarakat global
(Blackley, 2018).
Terdapat berbagai tahapan tingkat kesulitan dalam
mendesain, yaitu

1. Tahapan Desain adaptif


Desain yang dikembangkan, dan desain baru, desain adaptif;
pada sebagian besar contoh, karya desainer akan menjadi
berkaitan dengan adaptasi desain yang ada.

2. Tahapan Desain Pengembangan


Pelatihan ilmiah dan kemampuan desain jauh lebih banyak
diperlukan untuk desain pengembangan. Perancang mulai dari
desain yang sudah ada, tetapi hasil akhir mungkin sangat
berbeda dari produk awal.

3. Desain Baru
Hanya sejumlah kecil desain yang merupakan desain baru. Ini
mungkin yang paling banyakingkat yang sulit dalam meng-
hasilkan konsep baru melibatkan penguasaan semua keteram-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 183


pilan sebelumnya selain kreativitas dan imajinasi, wawasan,
dan pandangan ke depan.

A. DESAIN PENCAPAIAN EDP


Terdapat banyak versi dari proses desain teknik (EDP), semua-
nya berisi dua komponen utama: tahap analisis desain dan
tahap solusi. bahwa EDP adalah proses interatif, yang berarti
beberapa langkah berulang untuk mencapai solusi terbaik
(Winarno et al., 2020). Model berbasis EDP memiliki lima
tahap: “mendefinisikan masalah”, “mengumpulkan informasi”,
“menghasilkan solusi”, “mengimplementasikan solusi terbaik”,
dan “mengevaluasi solusi dan refleksi”, seperti yang dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 12. Engineering Design Process

EDP merupakan sebuah siklus yang mana tidak ada titik


mulai dan akhir secara resmi. EDP bisa mulai dari langkah
mana saja, fokus pada satu langkah, mundur dan maju diantara
langkah-langkah, atau mengulangi siklus EDP. Sebagai contoh,

184 Pembelajaran STEM Terintegrasi


setelah memodifikasi atau improve, kegiatan EDP bisa dimulai
lagi dari awal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (EIE,
2019), Tahapan-tahapan Engineering design process dalam
pembelajaran terbagi beberapa tahapan menurut para ahli,
yaitu

1. Model Engineering Design Process (Robert M. Capraro)

Pembelajaran STEM Terintegrasi 185


2. Model Engineering Design Process (Anne Jolly)

3. Model Engineering Design Process (Jeime black)

1. Identify & Define


Problem

2. Gather
Communicate
Information

EDP 3. Identify
Refine Possible
Solutions

5. Evaluate or 4. Create
test Prototype

186 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Secara garis besar, proses EDP dapat disesuaikan de-
ngan kebutuhan pembelajaran dan tingkat pendidikan dan
kemampuan siswa sehingga tahapan EDP dapat disederhana-
kan untuk pembelajaran tingkat dasar untuk siswa SD menja-
di 5 rangkaian siklus sebagai berikut. :

Think

Redesign • k Design
EDP

test create

Penerapan engineering design process dapat dilakukan


melalui beberapa siklus berikut, yaitu
1. Think yaitu memikirkan untuk apa produk dibuat, apa kegu-
naannya dan bagaimana spesifikasinya.
2. Design yaitu membuat rancangan yang sesuai dengan spe-
sifikasi termasuk menentukan alat bahannya.
3. Create yaitu membuat produk sesuai rancangan.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 187


4. Test yaitu menguji coba apakah produk yang dibuat sesuai
dengan spesifikasi atau tidak.
5. Redesign yaitu memperbaiki rancangan produk.

Tahapan-tahapan engineering design process dalam


pembelajaran terbagi beberapa tahapan menurut para ahli,
yaitu

1. Mengidentifikasi masalah
Ketika akan melakukan pembelajaran EDP yang pertama
kali dapat dilakukan adalah mengidentifikasi masalah apa
yang sedang dialami. Siswa akan mendefinisikan masalah,
mengidentifikasi kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat
merakit produk yang baik, mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber, mengajukan ide-ide kreatif yang dapat
memecahkan permasalahan. Seperti contoh mengidentifi-
kasi masalah tentang mendesain sampan dengan peralatan
yang tersedia untuk dapat mengatasi bencana banjir yang
sedang terjadi. Diberikan persyaratan dan batasan masalah
pada pembuatan sampan (misal: membuat potongan baling-
baling dengan panjang 5cm).

2. Menentukan Solusi
Siswa diminta memberikan pendapat untuk dapat menyele-
saikan permasalahan serta memilih cara yang terbaik.
Siswa menentukan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk dapat membuat produk, dan juga siswa akan
menentukan prosedur yang baik untuk menghasilkan

188 Pembelajaran STEM Terintegrasi


produk yang baik. Misalnya: bagaimana jika kita buat yang
mudah terlebih dahulu seperti. Mengidentifikasi alat dan
bahan yang disediakan (misal: apakah sterofoam yang
digunakan dapat disambungkan sebagai alas sampan dan
disambungkan dengan baling-baling, dengan cara dan alat
apa untuk menyambungkannya?)

3. Membuat Rancangan Model


Membuat rancangan model pada lembar rancangan sesuai
dengan solusi terbaik yang dipilih berdasarkan solusi yang
diambil. Siswa akan merancang model secara individu dan
menganalisis setiap desain yang dibuat berdasarkan krite-
ria yang telah ditetapkan.

4. Membuat Model
Siswa diminta membuat produk sesuai desain yang sudah
dirancang, melakukan uji coba dan mengidentifikasi kele-
bihan serta kekurangan dari produk yang dirakit.

5. Membuat Ulang Model


Merancang ulang produk dengan gambar jika dianggap
kurang optimal dengan kreativitas masing-masing siswa.

Pembelajaran STEM Terintegrasi 189


“Engineering design process adalah kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah. EDP bersifat
interatif, sehingga bisa mengulangi proses dan
langkah-langkah sesuai yang diperlukan
dan mampu mengembangkan kompetensi siswa
agar dapat mengaplikasikannya di berbagai situasi
dan permasalahan yang akan dihadapi dalam
kehidupan global.”

190 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Referensi
Sumber Bacaan:

- Hasil Publikasi QMEA Our Publications – QMEA (qmea-org-


au.translate.goog)

- Pusat pendidikan Ilmu Antariksa Victoria https://www-vssec


vic-edu au.translate.goog/?_x_ tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl
=en&_x_tr_pto=wapp

- STEMship, Regional Development Australia Hunter


https://rdahunter-org au.translate.goog/initiatives/stemship/
?_x_tr_sl=auto& _x_tr_tl=i d&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- UNESCO https://www-unesco-org.translate.goog/en/educa
tion ?_x_tr_sl=auto&_x_tr_ tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Studies in Science Education https://www-tandfonline-


com.translate.goog/action/cookieAbsent?_x_tr_sl=auto&_x_tr
_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Penyelesaian: Matematika dengan Penyelidikan https://www-


resolve-edu-au.translate.goog/?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&
_x_tr_ hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Bermitra dengan ilmuwan meningkatkan kepercayaan diri


peserta didik dan guru terhadap sains https://theconversati
on-com.translate.goog/partnering-with-scientists-boosts-
school-students-and-teachers-confidence-in-science-
58416?_x_tr _sch=http&_x_tr_sl =auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=
en&_x_tr_pto=wapp

Pembelajaran STEM Terintegrasi 191


- Pembelajaran STEM Terpadu https://stemeducationjournal-
springeropen-com.trans late.goog/articles/10.1186/s40594-
016-0046-z?_x_tr_ sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pt
o=wapp

- Program PULSE@Parkes CSIRO https://www-csiro-au.transla


te.goog/?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=w
app&_x_tr_hist=true

- Pengaruh partisipasi peserta didik dalam kompetisi STEM


terhadap minat mereka dalam karir STEM https://www-
tandfonline-com.translate.goog/act ion/cookieAbsent?_x_tr_sl
=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Menilai Dampak Kompetisi Robotika Otonom untuk Pendi-


dikan STEM https://www-proquest-com.tran slate.goog/open
view/925a968fbf6e48454653f4817209ba6e/1?pq-origsite=
gscholar&cbl=27549&_x_tr_sl=a uto&_x_tr_tl=id&_x_ tr_hl=en
&_x_tr_ pto=wapp

- Reengineering Australia Foundation https://rea-org-au.Trans


late.goog/?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=
wapp

- Dampak Program Musim Panas STEM Residensial Tingkat


Kolegiat 5 Minggu pada peserta didik Sekolah Menengah
(penelitian untuk praktik) https://monolith-asee-org.translate.
goog/public/conferences/32/pa pers/8977/view?_x_tr_sl=aut
o&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Curious Minds: Girls in Science, Technology, Engineering and


Mathematics Infografis https://www-asi-edu-au.translate.go
og/programs/curious-minds/w hat-is-curious-minds/?_x_tr_sl
=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_ hl=en&_x_tr_pto=wapp

192 Pembelajaran STEM Terintegrasi


- Laporan Evaluasi Pertama Sekolah Musim Panas Aborigin
CSIRO untuk Keunggulan dalam Teknologi dan Sains https:
//www-csiro-au.translate.goog/en/education/programs/indi
genous-stem-education-project/assets/about-assets?_x_tr_sl
=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Sekolah Musim Panas Aborigin untuk Keunggulan dalam Tek-


nologi dan Sains https://www-csiro-au.translate.goog/en/edu
cation/programs/indigenous-stem-education-project/assets/
about-assets?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_p
to=wapp

- Pembelajaran berbasis proyek https://journals-sagepub-com.


translate.goog/doi/10.1177/13654802166 59733?_x_tr_sl=a
uto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp&_x_tr_hist=tru
e

- Pengaruh proyek ilmu lingkungan terhadap pengetahuan


lingkungan dan sikap sains siswa https://www-tandfonline-
com.translate.goog/action/cookieAbsent?_x_tr_sl=auto&_x_tr
_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Hasil Tes Standar untuk peserta didik yang Terlibat dalam


Kurikulum Sains Berbasis Inkuiri dalam Konteks Reformasi
Perkotaan https://onlinelibrary-wiley-com.translate.goog/doi
/abs/10.1002/tea.20248?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=
en&_x_tr_pto=wapp&_x_tr_hist=true

- Open and Closed Mathematics: Student Experiences and


Understandings https://www-jstor-org.translate.goog/stable/
749717?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wa
pp

- Metode penilaian alternatif dalam teknologi meningkatkan


pembelajaran berbasis proyek https://www-inder scienceonl
ine-com.translate.goog/doi/abs/10.1504/IJLT.2013.057063?

Pembelajaran STEM Terintegrasi 193


journalCode=ijlt&_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_t
r_pto=wapp&_x_tr_hist=true

- Sebuah laporan oleh Education Endowment Foundation


berdasarkan studi pembelajaran berbasis proyek https://edu
cationendowmentfoundation-org-uk.translate.goog/index.ph
p?/projects-and-evaluation /projects/project-based-learning/
&_x_tr_sl=auto&_x_tr_ tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Meneliti dampak program STEM setelah sekolah https://eric-


ed-gov.translate.goog/?id=ED546628&_x_tr_sl=auto&_x_tr_
tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Mengukur Crest: Evaluasi Crest Silver Award https://www-


stem-org-uk.translate.goog/resources/eli brary/resource/191
620/quantifying-crest-crest-silver-award-evaluation-pro-bo
no?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=i d&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Menggunakan Kegiatan Pengayaan dan Ekstrakurikuler untuk


Mempengaruhi Minat dan Partisipasi peserta didik Sekolah
Menengah dalam Sains https://eric-ed-gov.translate.goog/?id
=EJ1058666&_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pt
o=wapp

- Pengaruh Pengembangan Profesional On-Line terhadap Guru


dan Siswanya: Temuan dari Empat Percobaan Acak
https://www-bc-edu.translate.goog/research/intasc/research
projects/eLearning/efe.shtml?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr
_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Laporan Akhir Evaluasi MOOC-ED https://place-fi-ncsu-


edu.translate.goog/local/catalog/section.php?id =1&_x_tr_sl=
auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Guru STEM dalam Komunitas Pembelajaran Profesional: Dari


Guru yang Baik hingga Pengajaran Hebat https://www-
wested-org.translate.goog/resources/stem-teachers-in-profe

194 Pembelajaran STEM Terintegrasi


ssional-learning-communities-from-good-teachers-to-great-
teaching/?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl =en&_x_tr_pto=
wapp

- Tinjauan penelitian tentang dampak komunitas pembelajaran


profesional terhadap praktik mengajar dan pembelajaran
siswa https://www-sciencedirect-com.translate.goog/science/
article/abs/pii/S0742051X07000066?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=
id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Menciptakan dan Mempertahankan Komunitas Pembelajaran


Profesional yang Efektif https://pdfslide-net.translate.goog/
amp/documents/creating-and-sust aining-professional-learni
ng-comunities.html?_x_tr_sl =auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_
x_tr_pto=wapp

- Pengalaman belajar gamifikasi: Implikasi dan hasil praktis


https://www-sciencedirect-com.translate.goog/science/artic
le/abs/pii/S0360131513000031?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_
x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Menilai efek gamifikasi di kelas: Studi longitudinal tentang


motivasi intrinsik, perbandingan sosial, kepuasan, usaha, dan
kinerja akademik https://www-sciencedirect-com.translate
.goog/science/article/abs /pii/S0360131514002000?_x_tr_sl=
auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Gamifikasi dalam Pendidikan https://www-learntechlib-org.


translate.goog/noaccess/152186/?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&
_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Gamifikasi dalam Pendidikan Tinggi dan STEM https://www-


researchgate-net.translate.goog/publication/305708437_ GA
MIFICATION_IN_HIGHER_EDUCATION_AND_STEM_A_SYS
TEMATIC_REVIEW_OF_LITERATURE?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl
=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp&_x_tr_hist=true

Pembelajaran STEM Terintegrasi 195


- Membangun Kemitraan Produktif untuk Pendidikan STEM:
Mengevaluasi model & hasil program Ilmuwan dan
Matematikawan di Sekolah 2015 https://www-csiro-au.tran
slate.goog/en/education/Programs/STEM-Pro fessionals-in-
Schools/Program-evaluation?_x_tr_sl =auto&_x_tr_tl=id&_x_tr
_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- STEM X Academy: Memberdayakan pengajaran–Edisi


Dua https://cloud-3dissue-com.translate.goog/1639/2126/4
345/STEMXbooklet2017/index.html?r=43&_x_tr_sl=auto&_x_
tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Membantu Orang Tua Memotivasi Remaja dalam Matematika


dan Sains https://www-semanticscholar-org.translate.goog/p
aper/Helping-Parents-to-Motivate-Adolescents-in-and-Hara
ckiewicz-Rozek/619aabc3c5 a184eb2106120c1edc46a84a8
6e600?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wap
p

- Potensi komunikasi guru-ke-orang tua yang kurang


dimanfaatkan https://www-sciencedirect-com.translate.goog/
science/article/abs/pii/S0272775715000497?_x_tr_sl=auto&
_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Melibatkan masa depan STEM https://www-voced-edu-


au.translate.goog/content/ngv%3A76008?_x_tr_sl=auto&_x_t
r_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Keterlibatan orang tua dalam pembelajaran dan sekolah:


Pelajaran dari penelitian https://www-aracy-org-au.trans
late.goog/publications-resources/area?co mmand=record&id
=10&_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

- Dampak Keterlibatan Orang Tua, Dukungan Orang Tua, dan


Pendidikan Keluarga terhadap Prestasi dan Penyesuaian
Murid https://dera-ioe-ac-uk.translate.goog/6305/?_x_tr_sl=
auto&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp

196 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Sumber Rujukan:
Guzey, S. S., Moore, T. J., & Harwell, M. (2016). Building up STEM:
An analysis of teacher-developed engineering design-based
STEM integration curricular materials. Journal of Pre-
College Engineering Education Research (J-PEER), 6(1), 2.
Handayani, S., Rachmawati, D., & Wahyono, H. (2020). Evaluasi
Pembelajaran Berbasis STEM Mata Pelajaran Ekonomi.
Haik, Y., Sivaloganathan, S., & Shahin, T. M. (2015). Engineering
design process. Cengage Learning.
Lee, I., & Perret, B. (2022, June). Preparing High School Teachers
to Integrate AI Methods into STEM Classrooms. In Procee-
dings of the AAAI Conference on Artificial Intelligence (Vol.
36, No. 11, pp. 12783-12791).
Martín‐Páez, T., Aguilera, D., Perales‐Palacios, F. J., & Vílchez‐
González, J. M. (2019). What are we talking about when we
talk about STEM education? A review of literature. Science
Education, 103(4), 799-822.
McDonald, C. V. (2016). STEM Education: A review of the
contribution of the disciplines of science, technology, engi-
neering and mathematics. Science Education International,
27(4), 530-569.
Moore, T. J., Stohlmann, M. S., Wang, H. H., Tank, K. M., Glancy, A.
W., & Roehrig, G. H. (2014). Implementation and integra-
tion of engineering in K-12 STEM education. In Engineering
in pre-college settings: Synthesizing research, policy, and
practices (pp. 35-60). Purdue University Press.
Moore, T. J., & Smith, K. A. (2014). Advancing the state of the art
of STEM integration. Journal of STEM Education: Innova-
tions and Research, 15(1), 5.
National Research Council. (2014). STEM integration in K-12
education: Status, prospects, and an agenda for research.
National Academies Press.
Ryu, M., Mentzer, N., & Knobloch, N. (2019). Preservice teachers’
experiences of STEM integration: Challenges and implicati-

Pembelajaran STEM Terintegrasi 197


ons for integrated STEM teacher preparation. International
journal of technology and design education, 29, 493-512.
Suwarma, I. R., & Kumano, Y. (2019, November). Implementation
of STEM education in Indonesia: teachers’ perception of
STEM integration into curriculum. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1280, No. 5, p. 052052). IOP
Publishing.
STEM Education: Tinjauan tentang kontribusi disiplin sains, tek-
nologi, teknik, dan matematika-Science Education Inter-
national Vol. 27, Edisi 4, 2016, 530-569

198 Pembelajaran STEM Terintegrasi


Tentang Penulis
Nama Lengkap : Dr. M. Jaya Adi Putra, S.Si., M.Pd.
Jenis Kelamin : Laki-laki
NIP 197810232010121002
NIDN : 0023107804
Tempat, Tanggal Lahir : Tanjungbatu, 23 Oktober 1978
E-mail : jaya.adiputra@lecturer.unri.ac.id
Nomor Telepon/HP : 08127608295
Institusi Tempat Kerja : Universitas Riau
Alamat Kantor : Gedung PGSD FKIP Universitas
Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R
Soebrantas Km, 12.5 Panam
Pekanbaru, Indonesia -28293
Nomor Telepon/Faks : (0761)63267 / (0761) 65804

Pembelajaran STEM Terintegrasi 199


200 Pembelajaran STEM Terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai