Anda di halaman 1dari 8

Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)

Untuk memenauhi tugas Model Pembelajaran Inovatif


Dibimbing :
Ibu Lia Yuliati

Oleh:
Offering A
Ari Ratna Kusuma Wardani (120321419991)
Nurul Ilmiati (120321419978)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
NOVEMBER 2015

1. Apa itu STEM Education


STEM adalah integrasi antara empat disiplin ilmu yaitu ilmu pengetahuan, teknologi,
rekayasa dan matematika dalam pendekatan interdisipliner dan diterapkan dengan
berdasarkan konteks dunia nyata dan pembelajaran berbasis masalah. STEM education
mengintegrasikan empat disiplin ilmu melalui pengajaran dan pembelajaran dengan
pendekatan kohesif dan aktif.
Defining STEM Education for California:
K-12 STEM Education meliputi proses berpikir kritis, analisis, dan kolaborasi dimana
siswa mengintegrasikan proses dan konsep dalam konteks dunia nyata dari ilmu
pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika, mendorong pengembangan
keterampilan dan kompetensi untuk kuliah, karir, dan kehidupan.
Empat Disiplin ilmu dari STEM
a. Science : Science adalah penelitian tentang alam, termasuk hukum alam yang
berhubungan dengan fisika, kimia, dan biologi dan pengobatan atau aplikasi dari
fakta, prinsip, konsep, dan konvensi terkait dengan disiplin ilmu tersebut.
Scientifically literate : Kemampuan yang digunakan dalam hal ini dengan
menggunakan pengetahuan ilmiah dan proses untuk memahami alam, kemajuan
teknologi bagaimana kemajuan baru dalam pemahaman ilmiah dapat direkayasa, dan
bagaimana matematika digunakan untuk dalam pemecahkan masalah.
b. Technology : Produk dari ilmu pengetahuan dan teknik
Technologically literate : Pengetahuan bagaimana siswa menggunakan teknologi
baru, inovasi sumber daya untuk menciptakan dan memenuhi kebutuhan manusia
serta belajar bagaimana perkembangan teknologi dan mendapatkan, serta mengelola
alat-alat teknologi untuk memecahkan masalah sains, matematika, dan rekayasa.
c. Engineering : Rekayasa dengan memanfaatkan konsep-konsep dari ilmu dan
matematika serta alat-alat teknologi.
Engineering literate : Pemahaman tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan
matematika yang digunakan dalam penciptaan teknologi.
d. Mathematic : Studi tentang pola dan hubungan antara jumlah, nomor, dan ruang.
Mathematically literate : Kemampuan siswa tidak hanya tahu bagaimana
menganalisis, dan mengkomunikasikan ide-ide efektif merumuskan, memecahkan,

dan menafsirkan pertanyaan dan solusi dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan
rekayasa.

2. Apa peran STEM Education dalam masyarakat?


a. Pengetahuan dan keterampilan STEM penting untuk berbagai bidang seperti
perawatan kesehatan dan bioteknologi, manufaktur dan pengembangan produk,
transportasi, dan pemanfaatan energi
b. STEM education menjadikan siswa aktif, kolaboratif, terampil dan pembelajaran
bermakna, sehingga memperluas cakrawala
c. Mempersiapkan siswa dalam berkarir

3. Bagaimana prospek STEM di Indonesia?


Menurut kami, STEM memiliki prospek yang baik di Indonesia. Pengintegrasian antara
sains, teknologi, engineering, dan matematika sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yakni
kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Untuk dapat bersaing dengan negara- negara lain yang
sudah maju, para siswa perlu menggabungkan antara materi di sekolah (sains) dengan
teknologi dan engineering, tentunya dalam mempelajari hal tersebut tidak terlepas dari
matematika. Pengintegrasian keempat elemen tersebut cocok untuk siswa siswa atau
sekolah- sekolah di Indonesia. Hanya saja konteks yang dipelajari disesuaikan untuk setiap
level kelas dengan melibatkan aspek- aspek STEM.
Aspek science, technology, engineering and math (STEM) merupakan pondasi
pengembangan berbagai teknologi maju terkini. Pendidikan berbasis STEM bisa
digunakan di bidang keilmuan lainnya dengan memanfaatkan kaidah sains, teknologi,
engineering (rekayasa) dan matematika sebagai basis pembelajaran dan pengembangan
potensi siswa. Hal ini diperlukan oleh pendidikan yang ada di Indonesia agar smemiliki
sumber daya manusia yang dapat bersaing tidak hanya didalam negeri saja tetapi hingga
ranah luar negeri. Individu yang dididik dengan pendekatan STEM diharapkan memiliki
hard skills yang diimbangi dengan soft skills, karena dalam proses pembelajarannya

dilakukan dengan metode active learning yang meliputi komunikasi, kolaborasi, problem
solving, dan kreativitas.

4. Bagaimana Kurikulum dan pembelajaran STEM?


-

Kurikulum STEM dan pengajaran dengan mengutamakan aktif, kolaboratif, dan


pembelajaran bermakna, yang mendukung penguasaan keterampilan dan memperluas
pemahaman.

Menurut Dewan Riset Nasional (2011), kurikulum dan pengajaran di pendidikan


dasar menunjukkan aplikasi yang menarik, membangun apa yang mereka ketahui dan
apa yang mereka cari.

Setiap anak terlibat dalam penyelidikan untuk menyelesaikan masalah yang autentik
dan penyelesaian secara matematika. Teknologi harus menjadi alat pemersatu di
sekolah untuk mendukung pembelajaran seperti meneliti, pemodelan, berkomunikasi,
menafsirkan, dan menampilkan.

Pembelajaran sekolah menengah yang ideal melibatkan siswa dalam kerja


interdisipliner dan pembelajaran berbasis proyek dengan menggunakan konteks dunia
nyata (Larmer dan Mergendoller, 2012).

CURRICULUM AND INSTRUCTION : KEY RECOMMENDATIONS:


a. Identifikasi urutan kerangka STEM dalam pembelajaran yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dikembangkan untuk karir dan persiapan kuliah, serta
menggabungkan CCSS, NGSS, dan kerangka kerja kurikulum yang terkait.
b. Menyusun rubrik untuk menentukan kualitas bahan pembelajaran STEM.
c. Menyusun jumlah minimum yang direkomendasikan waktu pembelajaran per minggu
untuk topik STEM. Sebagian dari waktu pembelajaran ini harus fokus pada ilmu
pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika.
d. Menyusun kerangka kerja untuk integrasi pengalaman belajar selama disekolah dan
perluasan peluang belajar.

5. Bagaimana penilaian dalam STEM?


Penilaian yang efektif menggabungkan antara alat penilaian sumatif dan formatif.
Penilaian sumatif dengan tes yang hasilnya dapat sebagai bukti tercapainya tujuan
pembelajaran dan berguna untuk pertanggunggjawaban sistem yang lebih luas. Sedangkan
penilaian formatif berkaitan dengan guru, siswa, dan orang tua tentang informasi kemajuan
pembelajaran secara terus- meneus. Penilaian ini meliputi kuis, obsevasi, diskusi kelas, dan
proyek. Dengan mengintegrasikan penilaian formatif dan sumatif, penilaian menjadi lebih
terintegrasi dengan proses belajar- mengajar dengan menyediakan wawasan yang relevan
dan tepat waktu dalam proses pembelajaran serta bukti ketercapaian siswa.
Guru California mendesain penilaian formatif kreatif yakni untuk mengukur kemampuan
siswa mengaplikasikan konsep STEM . Para guru lebih mengharapkan proses penilaian
seperti pengalaman pembelajaran berbasis projek. Guru meminta siswanya menggunakan
media sosial untuk terhubung ke siswa lain dan komunitas yang lebih besar professional
STEM. Siswa merancang dan membangun proyek dunia nyata yang otentik dan dapat
memecahkan masalah berbasis komunitas, sering bersama insinyur lokal yang memberi
mereka perspektif berbasis karir .Guru meminta siswanya membuat presentasi yang tidak
hanya menggabungkan konsep STEM dalam pendekatan terpadu, tetapi juga meminta
siswa menunjukkan kemampuannya untuk mengekspresikan inovasi, kreativitas, dan
individualitas.

6. Bagaimana efektifitas STEM pada pembelajaran di SMA?


Pembelajaran STEM yang efektif secara aktif mampu melibatkan siswa dalam ilmu sains,
matematika, dan praktek tehnik selama sekolah mereka.Sedangkan guru yang efektif
mampu menggunakan apa yang mereka tahu tentang pemahaman siswa untuk menerapkan
praktik tersebut. Ada beberapa elemen kunci yang mampu membimbing guru dalam
melakukan pembelajaran STEM yang efektif, yakni :

Set koheren standart dan kurikulum

Guru dengan kecakapan tinggi untuk mengajar dalam pembelajaran

Sistem yang mendukung penilaian dan pertanggungjawaban

Waktu pembelajaran yang cukup

Akses yang sama untuk pembelajaran STEM berkualitas tinggi

Pembelajaran STEM akan efektif jika dilakukan di sekolah yang telah berfokus pada
STEM. Namun, jika sekolah tersebut tdak terfokus pada STEM serta guru- gurunya juga
tidak mengenal STEM, maka pembelajaran dengan STEM menjadi menyulitkan dan tidak
efektif.
Untuk meningkatkan efektivitas STEM pada pembelajaran, maka :

Pemerintah mencari cara untuk meningkatkan hasil STEM melebihi sekolah yang
komprehensif, misalnya dengan mempertimbangkan 3 model sekolah yang berfokus
pada STEM.

Pemerintah seharusnya menyediakan waktu pembelajaran yang memadai

Pemerintah harus memastikan bahwa kurikulum STEM terfokus pada topik yang
paling penting dalam setiap mata pelajaran, yang ketat, dan diartikulasikan sebagai
urutan topik dan keterampilan.

Pemerintah perlu meningkatkan kecakapan guru

Pemerintah harus menyediakan pemimpin pembelajaran dengan pengembangan


professional yang membantu mereka untuk menciptakan kondisi sekolah yang muncul
untuk mendukung ketercapaian siswa

7. Apa kriteria keberhasilan STEM?


Ada 3 kriteria untuk mengidentifikasi kesuksesan STEM, yakni kriteria yang
berhubungan dengan hasil STEM, kriteria yang berhubungan dengan sekolah yang
berfokus STEM, dan kriteria yang berhubungan pembelajaran STEM dan praktik tingkat
sekolah.
a. Kriteria yang Berhubungan dengan Hasil STEM
Kesuksesan sering diukur melalui hasil meskipun hasil dari tes tidak sepenuhnya
menunjukkan kesuksesan siswa. Kesuksesan dapat diukur melalui hasil tes dan juga hasil
yang dikaitkan dengan mata pelajaran, karir, dan membuat pilihan yang baik sebagai warga
negara dan konsumen yang juga membutuhkan penerapan dan penggunaan pengetahuan
konten STEM dalam bidang lain.
b. Kriteria yang Berhubungan dengan Sekolah yang Berfokus pada STEM

Ada beberapa sekolah yang dipandang paling efektif dalam meningkatkan pendidikan
STEM. Ciri khusus yang menunjukkan sekolah berfokus pada STEM adalah kurikulum
yang ketat memperdalam pembelajaran STEM dari waktu ke waktu, lebih banyak waktu
pembelajaran dikhususkan untuk STEM, lebih banyak sumber daya yang tersedia untuk
mengajar STEM, dan guru yang lebih siap mengajar dalam pembelajaran STEM.
Ada beberapa kategori sekolah yang berfokus STEM, yaitu sekolah STEM yang selektif,
sekolah STEM yang inklusif, sekolah dan program dengan pendidikan tehnik dan karir
yang berfokus pada STEM, dan STEM dalam sekolah komprehensif

Sekolah STEM yang Selektif


Sekolah stem yang selektif yaitu organisasi sekitar satu atau lebih mata pelajaran
STEM dan memiliki kriteia perijinan yang selektif. Ada 4 tipe sekolah STEM, yaitu
: sekolah perumahan negara, sekolah yang berdiri sendiri, sekolah dalam sebuah
sekolah dan daerah pusat dengan pembelajaran setengah hari.

Sekolah STEM yang Inklusif


Sekolah stem yang inklusif yaitu organisasi sekitar satu atau lebih mata pelajaran
STEM dan tidak memiliki kriteia perijinan yang selektif. Sekolah STEM yang
inklusif menjalankan dua pemikian yakni kompetensi matematika dan sains dapat
dikembangkan, dan bahwa siswa dari posulasi tradisional memerlukan akses
peluang untuk mengembangkan kompetensi tersebut untuk menjadi peserta penuh
dalam bidang pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran.

Sekolah dan Program dengan Pendidikan Tehnik dan Karir yang befokus pada
STEM
STEM yang terkait dengan karir dan pendidikan tehnik melayani terutama siswa
SMA dan dapat berlangsung di pusat-pusat daerah, kari dan pendidikan tehnik
terfokus pada sekolah tinggi/ SMA, program di sekolah-sekolah tinggi yang
komprehensif, dan karir akademik.
Tujuan penting dari STEM berfokus pada karir dan pendidikan tehnik adalah untuk
mempersiapkan siswa untuk karir yang terkait dengan STEM, dan sering dengan
tujuan yang lebih luas untuk meningkatkan keterlibatan untuk mencegah siswa dari
putus sekolah. Akibatnya, siswa mengeksplorasi pilihan karir yang terkait STEM

dan mempelajari aplikasi praktis pelajaran STEM melalui berbagai mekanisme


penyampaian.

STEM dalam Sekolah yang Komprehensif


Tujuan pendidikan STEM pada sekolah yang komprehensif bervariasi dan
mencakup dalam membantu mempersiapkan generasi berikutnya para ilmuwan dan
inovator, memperluas jumlah kemampuan siswa untuk tenaga kerja STEM,
meningkatkan literasi sains untuk semua, dan umumnya mempersiapkan siswa
untuk kesuksesannya.

c. Kriteria yang Berhubungan Pembelajaran STEM dan Praktik Tingkat Sekolah


Pembelajaran efektif secara aktif mampu melibatkan siswa dalam ilmu sains, matematika,
dan praktek tehnik selama sekolah mereka.Sedangkan guru yang efektif mampu
menggunakan apa yang mereka tahu tentang pemahaman siswa untuk menerapkan praktik
tersebut. Ada beberapa elemen kunci yang mampu membimbing guru dalam melakukan
pembelajaran STEM, yakni :

Set koheren standart dan kurikulum

Guru dengan kecakapan tinggi untuk mengajar dalam pembelajaran

Sistem yang mendukung penilaian dan pertanggungjawaban

Waktu pembelajaran yang cukup

Akses yang sama untuk pembelajaran STEM berkualitas tinggi

Anda mungkin juga menyukai