Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN MEDIA AUGMENTED REALITY BERBASIS STEM DALAM

PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN

MITIGASI BENCANA SMP TAHUN

(Adha Hujatulatif/ 19702851033)

A. Latar Belakang

Literasi sains merupakan pengetahuan dan kecakapan ilmiah seseorang untuk

mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena

ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran

bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta

kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016).

Peserta didik yang memiliki literasi sains adalah peserta didik yang memiliki

pengetahuan ilmiah dan menjelaskan fenomena alam dan mendapatkan pengetahuan baru

melalui penyelidikan ilmiah serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah. Literasi

sains merupakan keterampilan peserta didik dalam mendapatkan dan mengubah informasi

yang mereka peroleh serta mengkomunikasikan hasil analisis kedalam bentuk pengetahuan

yang baru (Katherin Wright,2016). Dengan kemampuan literasi sains yang baik maka

peserta didik akan dapat memaknai pembelajaran IPA, mudah mengkontruksi pengetahuan

baru, membuat inferensi secara up to date dan relevan dengan perkembangan sains dan

teknologi.

Selain literasi sains secara umum dan global, peserta didik khususnya yang berada di

Indonesia juga dituntut untuk memiliki pengatahuan tentang cabang literasi sains yaitu

mitigasi bencana. Hal ini dikarenanakan, kondisi geografis Indonesia yang berada dalam
kawasan cincin api, sehingga banyak gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu dapat

menimbulkan bencana gunung meletus. Kemudian, kondisi geografis Indonesia sebagai

negara kepulauan dengan banyak pulau serta pantainya yang berada diatas pertemuan

lempeng (kurang data Indonesia) juga mengakibatkan potensi bencana gempa bumi tektonis,

bahkan sangat dimungkinkan terjadinya tsunami. Kebutuhan akan pengetahuan mitigasi

bencana di Indonesia menjadi hal yang tak bisa ditawar lagi.

Kegiatan belajar mengajar membutuhkan adanya media sebagai perantara

penyampaian suatu informasi. Dalam pembelajaran IPA, media yang sering digunakan yaitu

LKPD, Presentasi, Ensiklopedia dan lain lain. Akan tetapi saat ini pembelajaran berbasis

teknologi menjadi salah satu inovasi bagi beberapa peneliti pendidikan. Hal ini didasarkan

pada perkembangan teknologi yang semakin berkembang serta penggunaan teknologi yang

tidak lagi menjadi sesuatu yang aneh bagi peserta didik SMP. Sehingga diperlukan adanya

suatu media yang dapat menjadi penunjang peserta didik SMP.

Augmented Reality (AR) atau dalam bahasa Indonesia disebut realitas tertambah

adalah salah satu teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi ataupun tiga

dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata, lalu memproyeksikan benda-benda maya

tersebut dalam waktu nyata. Benda-benda maya berfungsi menampilkan informasi yang

tidak dapat diterima oleh manusia secara langsung. Hal ini membuat Augmented Reality

berguna sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia

nyata. Menurut Ronald T. Azuma (1997:1), ada tiga prinsip dari Augmented Reality.

Yang pertama yaitu Augmented Reality merupakan penggabungan dunia nyata dan virtual,

yang kedua berjalan secara interaktif dalam waktu nyata (realtime), dan terdapat integrasi

antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Fitur
Augmented Reality dapat dimanfaatkan dalam menampilkan objek 3D simulasi

kebencanaan dengan dilengkapi informasi-informasi yang berhubungan dengan

kebencanaan.

Penggunaan media pembelajaran dengan pendekatan yang baik akan lebih

meningktakan kualitas media tersebut. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran adalah

STEM. Lilia (2012 : 9) mengungkapkan bahwa STEM education adalah penglibatan aktif

dari peserta didik. Sehingga, dapat diketahui bahwa penerapan STEM dalam pembelajaran

IPA dapat meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga peserta didik lebih paham

mengenai konsep yang diajarkan. Pembelajaran IPA yang dikaitkan dengan teknologi dan

engineering dapat melatih peserta didik untuk meengikuti perkembangan jaman dan melek

teknologi.Rustaman (2016) menyebutkan bahwa pada kurikulum konvensional/lama, mata

pelajaran tentang teknologi dan rekayasa (engineering) hanya sedikit diajarkan dan bahkan

hampir tidak ada dalam kurikulum. Perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran untuk

mengajarkan IPA yang diintegrasikan dengan pelajaran mengenai teknologi dan

engineering. Firman (2015 : 3) menyatakan bahwa pendidikan STEM memberikan peluang

kepada guru untuk memperlihatkan kepada peserta didik betapa konsep, prinsip, dan teknik

dari sains, teknologi, engineering, dan matematika digunakan secara terintegrasi dalam

pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

mereka. Lilia (2012 : 9) mengungkapkan bahwa ciri aplikasi STEM education adalah

penglibatan aktif dari peserta didik. Sehingga, dapat diketahui bahwa penerapan STEM

dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga peserta didik

lebih paham mengenai konsep yang diajarkan. Becker (2011 : 31), “with the integration of

science and technology, technology seemed to be integrated as a process that introduced


students to the problem solving/design process so that students could understand scientific

knowledge in the integrated context. The types of integration may be the key factor that

impact the effects of the integrative approaches among STEM subjects”. Pembelajaran IPA

berbasis STEM tersebut juga memperkenalkan peserta didik pada proses pemecahan

masalah sehingga secara otomatis peserta didik memahami konsep materi dengan

menghubungkan sains dengan teknologi. Morrison (2006 : 2), several benefits of STEM

education include making students better problem solvers, innovators, inventors, self-

reliant, logical thinkers, and technologically literate. Selain pemecahan masalah dan

keaktifan peserta didik, STEM juga membentuk peserta didik untuk menjadi seorang

inovator dan penemu yang berpengaruh bagi masa depan bangsa, seorang yang mampu

berpikir logis dan melek teknologi. Jadi, dengan menggunakan SSP berbasis STEM ini,

proses pembelajaran mengintegrasikan 4 disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, engineering

dan matematika sehingga dapat mengasah keterampilan berpikir kreatif peserta didik untuk

memecahkan permasalahan yang ada dan memacu inovasi peserta didik untuk mendesain

teknologi terkini secara sederhana. Menurut Jauhariyyah,dkk (2017) pembelajaran PjBL

berpendekatan STEM merupakan pembelajaran berbasis projek dengan mengintegrasikan

bidang STEM yang dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar kontekstual

melalui kegiatan yang kompleks seperti bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar,

melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan suatu hasil

produk. Sedangkan menurut Tseng,dkk (2013), STEM-PjBL memberikan pengalaman

peserta didik menyelesaikan masalah nyata dengan kegiatan praktikum, sehingga dapat

meningkatkan efektifitas, pembelajaran bermakna, dan menunjang karir di masa depan.


Dengan kombinasi media AR dan STEM diharapkan akan menarik minat peserta

didik, memudahkan memahami mitigasi bencana serta meningkatkan kemampuan litreasi

sains.

Berdasarkan orbservasi di …………………….., belum ada pengembangan media

AUGMENTED REALITY BERBASIS STEM DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK

MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN MITIGASI BENCANA SMP. Oleh karena

itu, peneliti kemudian mencoba mengembangan media tersebut bersarkan standar

kelayakan media dan …………………

Anda mungkin juga menyukai