Anda di halaman 1dari 3

Bnbnb

No Nama Lokal Nama Latin Bagian Yang Etnis Budaya/Adat Makna Filosofis Foto
Digunakan
1 Tempat (Pu’ade) Tempat Duduk Gorontalo Pembeatan Sebagai penghargaan
Duduk (Kursi) Kemuliaan kepada
sang gadis yang
memasuki alam
keremajaan dan
berikrar untuk
menaatai ketentuan
adat dan agama

2 Meminang, Motolobalango perlengkapan adat Gorontalo Pernikahan salah satu dari tiga
mengantar (Meminang), yang dibagi atas tiga tahap terpenting
harta modutu bagian yaitu, tapahula dalam prosesi upacara
pernikahan, (mengantar hu’olo ngango yang adat pernikahan
dan harta berisi tonggu (alat Gorontalo. Dalam hal
menikahkan pernikahan), dan pembayaran adat) ini, pihak keluarga
moponika yang diletakkan di laki-laki datang
(menikahkan) atas baki beralaskan menemui pihak
lenso krawang warna keluarga perempuan
adat (merah, kuning, untuk meminang.
hijau, ungu) dan Rumah kediaman
dipayungi dengan orang tua calon
toyungo bilalalngo pengantin perempuan
(payung kebesaran (CPP) menjadi latar
adat), mama tempat untuk prosesi
ngotapahula berisi adat ini, sedangkan
pomama (tempat sirih latar waktunya adalah
pinang lengkap sore hari setelah
dengan isinya), waktu salat asar atau
tapahula mama dapat pula
lo’ongongalaa yang dilaksanakan pada
berisi sirih pinang, malam hari. prosesi
gambir, tembakau adat motolobalango
dalam jumlah yang terdiri dari pemangku
banyak adat yang berjumlah
enam orang dan
bertugas menyiapkan
dan memimpin
penyelenggaraan
upacara adat dari awal
hingga akhir; keluarga
dekat kedua calon
pengantin yang akan
menjadi saksi
keluarga mewakili
orang tua; kadhi
(imam) dan wakilnya
yang bertugas
memimpin upacara
pernikahan secara
syariat Islam; dan
pihak pemerintah (taa
tombuluwo) sebagai
pihak yang diundang
untuk memberi restu
pelaksanaan upacara
adat ini.
Prosesi adat
motobalango
bertujuan
menghubungkan
ikatan silahturahmi
keluarga kedua calon
pengantin. Prosesi ini
mengandung makna
sebuah permintaan
secara resmi dari
pihak laki-laki kepada
pihak perempuan
untuk menjadi istrinya
sehingga hal utama
yang menjadi inti
pembicaraan dalam
prosesi ini adalah
penegasan hasil
pembicaraan kedua
orang tua calon
pengantin pada tahap
sebelumnya atau
dengan kata lain untuk
merealisasikan hasil
musyawarah informal
keluarga (dulohupa)
sebelumnya. Dan
mengandung makna
budaya yang
dilantunkan dalam
bentuk puisi
tradisional yang
disebut tuja’i dan
palebohu.

Buato, Zubaeda, 2016. Makna Simbol Dalam Prosesi Adat Mome’ati Masyarakat Gorontalo. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo

Botutihe, Medi dan Farha Daulima. 2003. Tata Upacara Adat Gorontalo (Dari Upacara Adat Kelahiran, Perkawinan, Penyambutan Tamu,
Penobatan, dan Pemberian Gelar Adat Sampai Upacara Adat Pemakaman). Gorontalo

Didipu, Herman. 2011. Sastra Daerah (Konsep Dasar dan Ancangan Penelitiannya). Gorontalo: Ideas Publishing

Mantau, Mercy. 2016. Ungkapan Bermakna Budaya Dalam Upacara Adat Pernikahan Masyarakat Etnik Gorontalo. Manado: Sulawesi
Utara

Anda mungkin juga menyukai