Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa Dwi Lestari

Kelas : HKI 20142

NIM : 2020101031

UTS : Islam dan Peradaban Melayu

ESSAY :

PENGARUH ISLAM TERHADAP BUDAYA MELAYU

( TRADISI UPACARA PERKAWINAN ADAT )

Annisa Dwi Lestari ( 2020101031 )

 ISLAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP BUDAYA MELAYU

Istilah peradaban atau civilization (dalam bahasa Inggris) atau tamadun (bahasa
Melayu) sudah sering kita dengar diberbagai diskusi baik resmi maupun tidak resmi.
Nah berbicara tentang peradaban memang sangat menarik dan tidak akan ada habisnya,
terkhusus peradaban Islam. Topik peradaban ini selalu relevan untuk diperbincangkan di
sepanjang zaman. Hal ini karenamanusia selalu bersinggungan dengan peradaban. Tak
akan ada sebuah peradaban tanpa manusia, karena manusia merupakan pelaku utama
peradaban itu sendiri.

Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.


Perkembangan peradaban tersebut tidak saja terjadi dalam ranah fisiknya saja, namun
juga terjadi dalam ranah substansi. Sebagai contoh, pemahaman akan istilah peradaban saja
sampai mengalami fase-fase yang cukup signifikan. Terlebih lagi jika terjadi
persinggungan antara peradaban satu dengan yang lainnya.Seiring dengan perjalanan hidup
manusia yang sudah begitu panjang di muka bumi ini, maka berbagai macam peradaban
pun telah terbentuk.

Banyak peradaban yang telah mewarnai kehidupan manusia. Setiap peradaban


tentu saja memiliki konsep tersendiri yang nantinya akan membedakan peradaban
tersebut dengan peradaban lainnyadan akan tampil dengan keberbedaan satu-sama lain.
Begitu juga dengan peradaban Islam Melayu.

 TRADISI PERKAWINAN ADAT PALEMBANG


Kali ini saya akan meriview sedikit terkait tradisi upacara pada perkawinan adat salah
satunya pada perkawinan adat di Palembang. Palembang merupakan salah satu kota yang
memiliki sejarah yang panjang, mulaidari kejayaan Kerajaan Sriwijaya sampai Kesultanan
Palembang Darussalam.Keberadaan kain songket Palembang merupakan salah satu
bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Gemerlap warna dan kilauan emas yang terpancar
pada kainsongket, memberikan nilai tersendiri dan menunjukkan sebuah kebesaran
dariorang-orang yang membuat kain songket. Katasongketberasal dari istilahsungkitdalam
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti“mengait”atau“mencungkil“. Hal ini
berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan danmengambil sejumput kain tenun,
dan kemudian menyelipkan benang emas.Songket adalah kain tenun mewah yang
biasanya dikenakan saatkenduri,perayaan atau pesta.Songket Palembang sebagai busana
pernikahan adat di antaranya, aesan gede dan pak sangkong. Aesan Gede dan Pak
sangkong dipakai oleh pengantin ketika acara resepsi pernikahan di Palembang.
Pakaian ini dipakai saat upacara adat perkawinan di Palembang, yaitu “penganten
munggah”. Pakaian adat pernikahan Palembang, yakni aesan gede dan pak sangkong terdapat
bagian bagian mulai dari yang pokok sampai aksesoris pelengkapnya. Yang
kesemuanya memiliki pesan tersirat atau memiliki makna-makna simbol dari tiap-tiap
bagian dari pakaian adat pernikahan Palembang.

Selanjutnya ada beberapa Rangkaian pernikahan adat yang biasanya memiliki prosesi
yang panjang dan penuh aturan. Begitu pula dengan prosesi pernikahan adat Palembang.
Pernikahan adat Palembang bisa dibilang mendapat pengaruh dari budaya Melayu dan Jawa.
Sama seperti pernikahan adat lainnya, prosesi pernikahan Palembang dimulai jauh hari
sebelum hari H pernikahan. Orang-orang yang terlibat pun tidak hanya kedua calon
mempelai, namun sebagian besar keluarga dari kedua belah pihak ikut serta dalam prosesi
pernikahan tersebut. Lalu, ada beberapa susunan adat atau ritual dalam perkawinan adat
Palembang, Yaitu :

1. Madik dan bobot sang wanita, juga memastikan


sang wanita belum menjadi tunangan atau
Prosesi pertama pada pernikahan
calon istri orang lain. Namun seiring
adat Palembang adalah tahap pendekatan
perkembangan zaman, prosesi Madik ini
atau disebut dengan Madik. Pada tahap ini,
tidak lagi dilakukan karena jangankan
pihak keluarga pria akan mengutus
sebelum menikah, tahap ini sudah pasti
seseorang untuk mengetahui bibit, bebet,
dilakukan oleh kedua belah pihak sebelum
berpacaran. Tidak seperti zaman dahulu penentuan mahar atau mas
yang kental akan perjodohan. kawin. Sementara, secara adat perlu
ditentukan apakah mengikuti Adat
2. Menyengguk
Berangkat Tigo Turun, Adat Berangkat
Tahap ke dua pada prosesi Duo Penyeneng, Adat Berangkat Adat
pernikahan adat Palembang adalah Mudo, Adat Tebas, atau Adat Buntel
Menyengguk. Jika sudah terjadi Kadut. Sebab masing-masing memiliki
kesepakatan antar dua pihak pada prosesi persyaratan yang berbeda.
Madik, maka utusan dari keluarga pria
4. Mutuske Kato
akan membawa tenong atau sangkek,
anyaman bambu berbentuk lingkaran atau Pada tahap ini, keluarga
persegi yang dibungkus dengan kain memutuskan kapan prosesi-prosesi
batik bersulam benang emas, ke rumah selanjutnya akan dilangsungkan. Pihak
sang wanita. Tenong berisikan aneka keluarga laki-laki membawa tujuh tenong
bahan makanan berisi gula pasir, tepung terigu, telur itik,
seperti telur, mentega, terigu, dan lain emping, pisang, dan buah-
sebagainya. Tenong ini juga sebagai tanda buahan.Beberapa perlengkapan lain yang
pengikat bahwa sang wanita tidak akan perlu dibawa adalah persyaratan secara
diambil laki-laki lain. Hanya saja, sama adat yang perlu dipenuhi. Saat menjelang
seperti Madik, prosesi Menyengguk juga pulang, tenong dikembalikan dalam
tak lagi banyak dilakukan pada pernikahan keadaan terisi aneka jajanan khas
adat Palembang modern. Sudah tidak Palembang.
banyak campur tangan keluarga dalam
5. Nganterke Belanjo
proses pendekatan dan pengikatan pada
masa kini. Prosesi Nganterke Belanjo ini
mirip seserahan pada pernikahan adat Jawa
3. Berasan
dan dilaksanakan sebulan sampai beberapa
Kata Berasan berasal dari bahasa hari sebelum akad nikah. Prosesi ini lebih
Melayu yang berarti musyawarah. Pada banyak dilakukan oleh kaum wanita,
prosesi ini, kedua belah pihak keluarga sementara kaum pria hanya mengiringi
bermusyawarah membicarakan persyaratan saja. Duit belanjo (uang belanja)
pernikahan, baik secara adat maupun dimasukkan dalam ponjen warna kuning
agama. Persyaratan pernikahan secara dilengkapi 12 nampan pengiring berisi
agama yang perlu dibicarakan adalah kebutuhan pesta. Selain itu, diantar pula
enjukan atau permintaan atas persyaratan 7. Akad Nikah
adat yang telah disepakati saat Mutuske
Akad nikah menurut tradisi
Kato.
Palembang dilakukan di kediaman calon
6. Persiapan Menjelang Akad Nikah mempelai pria. Namun tak jarang
dilakukan di kediaman calon mempelai
Menjelang akad nikah, biasanya
wanita, kalau seperti itu maka akan disebut
ada beberapa ritual yang dilakukan calon
numpang kawin.
mempelai wanita yang dipercaya
berkhasiat untuk kesehatan dan 8. Ngocek Bawang
kecantikan.
Ngocek bawang menjadi bagian
 Betangas dari persiapan hari Munggah yang
merupakan prosesi pernikahan adat
Betangas merupakan mandi uap
Palembang selanjutnya. Di awal persiapan
ramuan rempah-rempah. Rebusan rempah-
hari Munggah ini, dilakukan pemasangan
rempah ini diletakkan di bawah kursi
tapup, persiapan bumbu-bumbu masak,
tempat mempelai duduk. Prosesi Betangas
dan sebagainya. Ngocek bawang dibagi
ini bertujuan mengeluarkan keringat dan
menjadi dua hari, ngocek bawang kecik
membersihkan pori-pori agar pada saat
dilakukan dua hari sebelum hari Munggah,
hari H tidak banyak mengeluarkan
sedangkan ngocek bawang besak akan
keringat dan bau.
dilakukan sehari sebelum Munggah.
 Bebedak Seluruh persiapan besar dan perapian, serta
persiapan yang belum rampung dikerjakan
Seperti namanya, bebedak
pada tahap ini.
merupakan istilah untuk mempercantik
calon mempelai wanita dari ujung kepala 9. Munggah
sampai ujung kaki.
Munggah merupakan puncak dari
 Bepacar prosesi pernikahan adat Palembang. Acara
puncak ini dimulai dengan kedatangan
Berpacar adalah prosesi dimana
rombongan keluarga mempelai pria yang
daun pacar (daun inai) dilekatkan pada
membawa 12 macam barang antaran,
seluruh kuku tangan dan kaki serta telapak
antara lain tiga set kain songket, kain batik
tangan dan kaki. Pacar ini sebai pertanda
Palembang, kain jumputan, kosmetik,
bahwa kedua pasangan akan memasuki
buah-buahan, hasil bumi, aneka kue, uang
kehidupan baru sebagai suami istri.
dan perhiasan sambil diiringi dengan bunyi 11. Nyanjoi
rebana. Sesampainya di rumah mempelai
Nyanjoi dilakukan saat malam
wanita, ibu dari mempelai wanita
sesudah Munggah dan Nyemputi. Pada
menyambut mempelai pria dengan
malam pertama Nyanjoi, dilakukan oleh
membalutkan kain songket motif lepus
muda-mudi pihak wanita datang ke
pada punggung mempelai pria lalu
kediaman mempelai pria, lalu disambut
menggiringnya ke kamar mempelai
muda-mudi dari pihak pria. Pada malam
wanita. Ketika sampai di depan pintu
kedua Nyanjoi, digantikan oleh orang tua.
kamar, mempelai pria mengetuk tiga kali.
Setelah pintu dibuka, mempelai pria 12. Nganter Penganten
membuka kain yang menutupi wajah
Selanjutnya, pihak besan laki-laki
mempelai wanita, disebut buka langse.
mengantar sang mempelai pria ke rumah
Kemudian orang tua mempelai wanita
besan perempuan. Di rumah pihak
menyuapi nasi ketan kunyit dan ayam
mempelai wanita telah disiapkan segala
panggang ke mempelai. Dilanjutkan
yang diperlukan untuk acara Mandi
dengan prosesi cacap-cacapan di mana
Simburan. Acara Mandi Simburan ini
orang tua mempelai pria mengusap ubun-
dilakukan untuk menyambut malam
ubun kedua pengantin dengan air bunga
perkenalan pengantin laki-laki dan
setaman sebagai simbol pemberian nafkah
perempuan. Setelah acara ini barulah
yang terakhir kalinya. Lalu rangkaian
kedua pasangan baru ini bisa melakukan
terakhir acara Munggah akan ditutup
hubungan suami istri.
dengan sang istri memberi sirih kepada
suami sebagai lambang hidup saling 13. Tarian Pagar Pengantin
memberi dan menerima. Serta menimbang
Tarian Pagar Pengantin biasanya
topi suami menyimbolkan hidup seia
ditampilkan oleh pengantin perempuan
sekata menjalani kehidupan rumah tangga.
beserta tiga orang lainnya pada saat resepsi
10. Nyemputi pernikahan. Para penari melakukan tarian
di atas nampan bunga mawar di hadapan
Dua hari setelah acara Munggah,
pengantin laki-laki. Ini menggambarkan
rombongan pihak laki-laki menjemput
setelah menikah, sang perempuan hanya
mempelai wanita beserta rombongannya
akan bertindak di dalam lingkaran atau
untuk mengikuti perayaan yang telah
ruang gerak yang lebih terbatas. Setelah
disiapkan di rumah mempelai pria.
semua prosesi pernikahan adat Palembang
ini selesai, biasanya pihak laki-laki akan
mengadakan syukuran atas terlaksananya
semua rangkaian prosesi tersebut,
dinamakan acara beratib. Pada pernikahan
adat Palembang, peran wanita memang
lebih dominan dibandingkan dengan pria.
Wanita lebih banyak melakukan peran
pada setiap prosesi pernikahan. Namun
tidak ada yang merasa lebih dibebankan
sebab pada akhirnya kedua keluarga pun
berbahagia.

Anda mungkin juga menyukai