Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang
Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki beranekaragam kebudayaan,
baik yang bersifat kesenian, tari-tarian, maupun lagu daerah yang biasa dikenal dengan lagu
batang ari. Selain itu, ada pula kebudayaan masyarakat Palembang yang berkaitan dengan upacara
pernikahan, dimana di dalamnya banyak memiliki karakteristik sehingga kebudayaan tersebut menjadi
ciri khas tersendiri baik di kalangan masyarakat Palembang maupun masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, kebudayaan yang ada di kota Palembang ini, sedikit banyak di pengaruhi oleh agama-
agama seperti Budha, Hindu dan juga pengaruh dari suku bangsa semacam Cina, Jawa serta Arab.
Sehingga kebudayaan tersebut semisal yang tertera di atas sedikit demi sedikit mulai pudar,
dengan enggannya masyarakat untuk melakukannya. Dengan kata lain, kebudayaan tersebut sudah tak
layakdilaksanakanseiringperkembanganzamanyangbegitucepat.
Di antara kebudayaan di kota Palembang yang masih dilakukan oleh masyarakatnya adalah upacara
pernikahan adat Palembang. Dimana kebudayaan ini sedikit berbeda dengan kebudayaan yang lain yang
ada di kota Palembang karena memiliki beberapa tahapan dalam prosesinya serta membutuhkan sedikit
banyaktenagasertadana.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini sedikit banyak akan dipaparkan tentang kebudayaan yang satu
inisertapengaruhnyaterhadapmasyarakatsekitar.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya ialah:
1. Bagaimana proses upacara pernikahan adat Palembang?
2. Apa saja kebutuhan yang diperlukan di dalam proses upacara pernikahan adat Palembang?

1.3Tujuan
Adapuntujuanpenulisanmakalahiniadalah:
1. Mendeskripsikan prosesupacarapernikahan adat Palembang.
2. Mendeskripsikan kebutuhan yang diperlukan di dalam proses upacara pernikahan adat Palembang.
Diposkan oleh Supandri.Sh.Shi di 04:59 0 komentar

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Upacara Pernikahan Adat Palembang


Setiap acara upara pernikahan pasti melalui beberapa tahapan yang harus dilaksankan mulai sebelum
acara sampai selesai. Begitu pula proses upacara pernikahan adat Palembang meliputi beberapa tata
cara atau tahapan yang harus dilakukan sebelum maupun sesudah akad nikah dilaksanakan.
Adapun tata cara atau tahapan sebelum akad maupun resepsi pernikahan dilangsungkan ialah:
1. Milih Calon
Pada tahapan ini, si anak akan mengajukan calon yang akan ia nikahi. Dengan kata lain, anak dapat
memberikan calon-calon yang ia kehendaki beserta identitas calon tersebut baik dari silsilah
keluarga maupun yang lainnya.
Akan tetapi, apabila si anak belum bisa mengajukan calon yang ia kehendaki untuk dinikahi maka
orang tua yang akan mengambil alih dengan mengirimkan delegasi atau orang yang dapat dipercayai
serta memiliki pengalaman dalam hal ini.
2. Madik
Tahapan berikutnya adalah madik. Istilah madik itu sendiri berasal dari bahasa Jawa Kawi yang
berarti mendekat atau pendekatan atau penyelidikan. Jelasnya madik adalah proses penyelidikan
calon (gadis) yang akan dinikahi si anak (bujang). Tujuan dari prosesi ini adalah agar si orang
tua anak dapat mengetahui secara jelas siapa calon yang akan dinikahi anaknya nanti, baik itu
dari silsilah maupun pengetahuan apakah si gadis sudah dipinang orang lain dan sebagainya.
3. Menyengguk
Setelah delegasi yang dikirim oleh orang tua si anak menyampaikan hasil penyelidikannya kepada si
gadis, maka berikutnya dilakukan tahapan menyengguk, dimana kata menyengguk itu sendiri berasal
dari bahasa Jawa Kuno yang artinya Memasang Pagar. Maksudnya, agar si gadis yang diinginkan
untuk dinikahi oleh si anak tidak diganggu serta diambil oleh bujang yang lain.
Tahapan ini dilakukan dengan diawali orang tua anak mengirimkan delegasi kembali kepada keluarga
si gadis untuk menanyakan beberapa pertanyaan dengan tidak lupa membawa tenong. Di antara
pertanyaan tersebut yaitu:
a) Apa kiranya anak gadis ibu di sini sudah dipinang orang atau belum dipinang? apabila jawaban
si ibu belum, maka pertanyaan berikutnya adalah:
b) Maukah ibu menerima, kalau sekiranya ada orang yang akan datang meminang anak gadis ibu?
4. Ngebet
Apabila proses menyengguk berhasil, maka tiga hari kemudian aka dilakukan tahapan selanjutnya
yaitu ngebet atau dengan istilah sekarang ngelamar. Tahapan ini ditandai dengan diutus kembali
delegasi dari keluarga si anak kepada keluarga si gadis untuk mengikat antara bujang dan gadis
tersebut, dalam istilah orang Palembang disebut Nemuke Kato. Dan utusan kali ini akan membawa
gegawan dan tiga tenong yang akan diberikan kepada keluarga si gadis. Khusus kain, bahan busana
ataupun barang berharga seperti cincin atau gelang akan diberikan kepada si gadis.
5. Berasan
Proses berasan ini akan dilaksanakan apabila keluarga si anak telah menyepakati atau telah
menyetujui si gadis untuk menjadi menantunya atas informasi yang telah disampaikan oleh para
delegasi tadi. Kata berasan ini berasal dari bahasa Melayu yang artinya bermusyawarah, maksudnya
bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga.
Di dalam proses berasan ini si gadis akan diperkenalkan kepada keluarga si anak sehingga tak
jarang sering terdengar pantun atau kata basa-basi di dalamnya. Selain itu, akan diputuskan
beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan perkawinan baik dari segi adat maupun agama Islam.
6. Mutuske Kato
Tahapan Mutuske Kato ini akan dilaksanakan tatkala proses berasan telah disepakati dari kedua
belah pihak atau keluarga. Dalam tahapan ini akan diputuskan atau disepakati beberapa hal yang
berkaitan dengan: Ngantarke Belanjo, Hari Pernikahan, Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten,
Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib. Setelah semuanya telah disepakati maka
tahapan ini ditutup dengan doa kemudian acara sujud si gadis (calon pengantin wanita) kepada
calon mertuanya dengan ditandai pemberian emas kepada calon pengantin wanita sebagai tanda kasih
calon mertuanya.
7. Nganterke Belanjo
Istilah Nganterke Belanjo ini dapat diartikan sebagai tahapan membeli hal-hal yang diperlukan
pada waktu proses pernikahan dilaksanakan. Biasanya proses ini dilakukan oleh kaum Hawa setengah
bulan atau beberapa hari sebelum hari Munggah.

Adapun tahapan yang dilakukan semenjak prosesi akad nikah sampai acara nganter penganten adalah:

1. Upacara Akad Nikah


Acara ini dilaksanakan di rumah pengantin pria. Dan menurut tradisi apabila acara akad nikah
dilakukan sebelum munggah maka keluarga atau utusan dari pihak gadis terlebih dahulu memberikan
keris ke kediaman pihak bujang.
2. Ngocek Bawang
Acara ini dibagi menjadi dua: Ngocek bawang kecil yang dilakukan dua hari sebelum hari munggah
serta Ngocek bawang besak yang dilakukan sehari sebelum hari munggah
3. Munggah
Acara ini merupakan puncak dari prosesi pernikahan adat Palembang. Sebelum acara ini dimulai
dibentuklah panitia yang akan berangkat ke rumah mempelai gadis, panitia tersebut yaitu: Pertama,
kumpulan rudat dan kuntau. Kedua, pengantin pria diapit kedua orang tua, dua orang pembawa
tombak, seorang pembawa payung pengantin, seorang juru bicara, pembawa bunga langsih dan pembawa
ponjen adat serta pembawa hiasan adat dan gegawan.

4. Nyanjoi
Acara ini dilakukan tepat pada malam setelah hari munggah. Dan acara ini biasanya dibagi menjadi
dua sesi yaitu malam pertama bagi muda-mudi dan malam keduanya bagi orang tua.
5. Nyemputi
Setelah acara nyanjoi selesai, maka rombongan dari pihak penganten pria siap menjemput penganten
wanita untuk di bawa ke tempat mereka.
6. Nganter Penganten
Setelah mengunjungi tempat penganten pria maka penganten wanita dibawa kembali ke tempatnya dan
pada saat itu diadakan acara mandi simburan yang ditujukan untuk menyambut malam perkenalan
antara penganten pria dengan penganten wanita.

2.2 Kebutuhan Yang Diperlukan


Selain biaya yang sudah tentu dibutuhkan dalam prosesi pernikahan. Ada beberapa kebutuhan yang
harus dipenuhi terutama oeh pihak pria, dikarenakan tatkala tahapan sebelum pernikahan pihak pria
banyak disibukkan dengan keperluan-keperluan tersebut yang mesti dipenuhi. Walaupun dalam tahapan
pelaksanaan pernikahan pihak wanita lebih dominan.
Di antara kebutuhan yang diperlukan oleh pihak pria sebelum pelaksanaan prosesi pernikahan
adalah: Utusan atau delegasi yang tugasnya dimulai dari mencari, menyelidiki sampai acara ngebet
atau ngelamar.
Kemudian kebutuhan lain yang diperlukan oleh pihak wanita tatkala proses pernikahan dan pasca-nya
adalah: Bertangas, bebedak, berpacar (berinai).
Diposkan oleh Supandri.Sh.Shi di 09:56 0 komentar

BABIV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan serta studi kasus di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa di dalam adat upacara pernikahan atau perkawinan Palembang dikenal istilah-istilah yang
beranekaragam, sehingga adat ini dapat menjadi kebudayaan yang khas bagi masyarakat Palembang.
2. Dengan tahapan yang begitu panjang dan rumit, maka adat ini sangat membutuhkan planning serta
biaya yang tidak sedikit.
3. Dengan tahapan-tahapan itu pula, adat ini memiliki nilai lebih dari adat-adat yang lain,
dimana nilai tersebut selain dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar juga kepada
keluarga serta kedua mempelai.

4.2 Saran
Setelah makalah ini dibuat, ada beberapa saran yang ingin disampaikan kepada:
1. Pelajar/Mahasiswa, untuk selalu menanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan lokal sehingga
kepunahan akan terhindarkan. Dan cinta tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai macam bentuk
baik teoritis maupun praktis.
2. Pengajar/Dosen, untuk selalu memberikan support serta arahan kepada pelajar agar dapat
mempertahankan serta mencintai kebudayaan yang kita miliki.
3. Masyarakat, agar selalu mendukung kebudayaan yang telah kita miliki dengan memberikan teguran
dan menjaga kelestariannya.

awinan sudah diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai