Anda di halaman 1dari 6

RESUME PERMENKES NO.

28 TAHUN 2017 & PERMENKES 320 TAHUN


2020

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Komunitas


Dosen Pengampu: Ibu Anik Kurniawati, S.SiT., Bdn., M.Keb

Disusun Oleh :
SASKILA PUTRI RAHMADEWI
(P27224021090)

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN BERLANJUT PROFESI
JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2024
RESUME

A. KEWENANGAN BIDAN MENURUT PERMENKES NO. 28 TAHUN 2017

Permenkes 28 tahun 2017 tentang Izin Praktik Bidan ini mencabut dan
menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.Bidan merupakan salah satu dari
jenis tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Surat
Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Bidan sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu
yang meliputi pelayanan konseling pada masa sebelum hamil, masa hamil,
masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
Pelayanan kesehatan ibu meliputi konseling pada masa sebelum hamil,
antenatal pada kehamilan normal, persalinan normal, ibu nifas normal, ibu
menyusui normal, dan konseling pada masa antara dua kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan anak;
yang meliputi pelayanan kesehatan pada masa bayi baru lahir, bayi, balita, anak
usia sekolah, dan remaja. Pelayanan kesehatan anak meliputi pelayanan
neonatal esensial, penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan, pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah, serta konseling dan penyuluhan.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi pada perempuan usia subur,
pencegahan dan penanganan infertilitas, pencegahan dan penanganan
keguguran, pencegahan dan penanganan kanker serviks, dan pencegahan dan
penanganan penyakit menular seksual.yang meliputi pelayanan konseling dan
pelayanan kontrasepsi, pelayanan kesehatan reproduksi pada pria, dan
pelayanan kesehatan reproduksi pada pasangan yang mengalami kesulitan
dalam mendapatkan keturunan.
B. IZIN PENYLENGARAAN TPMB
Izin Penyelenggaraan Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) diperlukan
untuk menjalankan praktik kebidanan secara mandiri. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017, izin ini diberikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota kepada bidan sebagai pemberian kewenangan untuk
menjalankan praktik kebidanan. Dalam hal ini, bidan perlu memperhatikan
persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota terkait dengan
izin penyelenggaraan TPMB, meliputi:
1. Kualifikasi
Bidan paling rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan diploma tiga
kebidanan
2. STRB
STRB adalah singkatan dari (Surat Tanda Registrasi Bidan). STRB adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Setiap bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik
keprofesiannya
b. STRB diperoleh setelah bidan memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
c. STRB berlaku selama 5 tahun
d. STRB yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

3. SIPB
SIPB adalah singkatan dari (Surat Izin Praktik Bidan). SIPB adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Bidan sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan.
a. Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki SIPB
b. SIPB diberikan kepada bidan yang telah memiliki STRB
c. SIPB berlaku untuk 1 (satu) Fasilitas Pelayanan Kesehatan
d. SIPB berlaku selama STRB masih berlaku dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan
SIPB diterbitkan oleh Instansi Pemberi Izin yang ditunjuk pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Penerbitan SIPB harus ditembuskan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Jika Instansi Pemberi Izin merupakan dinas kesehatan
kabupaten/kota, Penerbitan SIPB tidak perlu ditembuskan.
RESUME

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/320/2020
TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

A. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak,
melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan bila
diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. Bidan memiliki tugas
penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya pada wanita tetapi
juga pada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas pada kesehatan
wanita, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi, dan asuhan anak (Astuti et al.,
2016).
Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas dan tanggap budaya sesuai ruang lingkup asuhan:
1) Bayi Baru Lahir (Neonatus).
2) Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
3) Remaja.
4) Masa Sebelum Hamil.
5) Masa Kehamilan.
6) Masa Persalinan.
7) Masa Pasca Keguguran.
8) Masa Nifas.
9) Masa Antara.
10) Masa Klimakterium.
11) Pelayanan Keluarga Berencana.
12) Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Perempuan.

Standar Kompetensi Bidan yang disusun ini, merupakan penyempurnaan dari


Standar Kompetensi Bidan dan ruang lingkup praktik kebidanan yang tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Standar tersebut disusun
berdasarkan body of knowledge, falsafah dan paradigma pelayanan kebidanan serta
pola hubungan kemitraan (partnership) Bidan dan perempuan yang berfokus pada
kebutuhan perempuan.

Anda mungkin juga menyukai