Anda di halaman 1dari 6

PROSES KEPERAWATAN SISTEM

HEMATOLOGI

Oleh :
Adinda Natasya Henstridge
22221701040
S1 Keperawatan

Dosen :
Heni Maryati, S,Kep., Ns.,M,kes.

STIKES PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

A. Definisi sistem hematologi

Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah dan bagian penyusun darah.
Hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu yang mempelajari mengenai sel darah, organ
pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar yaitu plasma darah dan
bagian korpuskuli. Pemeriksaan pada sistem hematologi meliputi pemeriksaan eritrosit (sel darah
merah), trombosit (platelet keping darah), leukosit (sel darah putih), LED (laju endap darah), Hb
(hemoglobin), hematokrit dan masih banyak lagi.

Sistem hematologi memiliki tiga fungsi umum, yakni transportasi, regulasi, dan perlindungan. Fungsi
ini meliputi pengiriman nutrisi dan oksigen ke sel, pembuangan limbah, regulasi volume darah,
produksi sel darah dan antibodi, serta koagulasi darah. Sistem limfatik mengangkut lemak, menguras
cairan interstisial, dan memberi keke- balan untuk membantu melindungi tubuh dari infeksi. Sistem
ini juga mendaur ulang dan mengembalikan kelebihan protein yang bisa terlepas dari pembuluh
darah ke sirkulasi sistemik.

B. Komponen sistem hematologi

A). Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit adalah komponen krusial dalam sistem peredaran darah yang bertanggung jawab
memastikan setiap sel-sel, jaringan, serta organ tubuh mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Eritrosit dapat bertahan hingga 120 hari atau empat bulan. Setelahnya, sel darah ini akan mengalami
kerusakan kemudian dipecah di organ limfa untuk digantikan dengan eritrosit baru. Biasanya, di
dalam eritrosit, terdapat 1–2% kandungan retikulosit (eritrosit yang belum matang). Eritrosit juga
memiliki kandungan hemoglobin yang berperan penting untuk mengikat oksigen, memberi warna
merah pada darah, dan membentuk bulatan pada keping darah. Jika sudah sempurna, eritrosit akan
mengalir ke seluruh tubuh untuk menyalurkan oksigen.

Fungsi utama eritrosit adalah mengikat oksigen (melalui hemoglobin) dari paru-paru lalu
mengedarkannya ke seluruh tubuh. Jumlah eritrosit normal pada pria dewasa adalah 4,7–6,1 juta per
mikroliter darah, 4,2–5,4 juta per mikroliter darah pada wanita dewasa, dan anak-anak normalnya
memiliki 4–5,5 juta per mikroliter darah eritrosit di dalam tubuhnya.

B). Leukosit (Sel darah putih)

Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis
bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear),
berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi (Sutedjo, 2006). Leukosit paling sedikit
dalam tubuh jumlahnya sekitar 4.000-11.000/mm3. Eritrosit berfungsi untuk melindungi tubuh dari
infeksi.

C). Trombosit (keping darah)


Trombosit merupakan jenis sel darah yang membantu proses pembekuan saat terjadi perdarahan.
Sel ini bekerja dengan cara menggumpal di area luka guna menghentikan aliran darah. Jumlah
normal trombosit dalam tubuh berkisar 150 ribu hingga 450 ribu per mikroliter darah. Jika jumlahnya
terlalu rendah atau terlalu tinggi, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Jumlah
trombosit yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan penurunan fungsi dalam proses pembekuan
darah. Akhirnya, seseorang bisa kehilangan banyak darah saat terluka.

Fungsi utama trombosit adalah membentuk gumpalan saat terjadi kebocoran darah melalui
pembuluh halus. Fungsi lainnya adalah perlekatan (adhesi) dan reaksi pelepasan. Trombosit bekerja
dengan berkumpul di titik pembuluh darah yang mengalami kebocoran. Kemudian, sel ini saling
melekatkan diri guna menutup luka.

C. Gangguan pada hematologi

1. Anemia: Anemia merupakan salah satu jenis kelainan pada sel darah merah. Salah satu penyebab
anemia adalah karena kurangnya mineral besi dalam darah Anda. Tubuh memerlukan zat besi untuk
memproduksi protein hemoglobin, yang membantu sel darah merah melakukan fungsi utamanya,
yaitu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

2. Thalassemia: Gangguan yang disebabkan oleh mutasi genetik memiliki sedikit hemoglobin yang
normal. Jadi, ketika sel darah merah tidak memiliki cukup hemoglobin, oksigen tidak akan sampai ke
seluruh bagian tubuh. Akibatnya organ tidak dapat berfungsi dengan baik.

3. Polycythemia vera: Kanker darah disebabkan oleh mutasi gen. Merupakan salah satu jenis sumsum
tulang penderita memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Hal ini menyebabkan darah jadi
mengenatal dan mengalir lebih lambat. Kondisi ini membuat organ tubuh tidak mendapat pasokan
oksigen yang cukup. Salah satu komplikasi yang serius di antaranya serangan jantung atau stroke.

4. Limfoma: Kanker darah yang terjadi pada sistem limfatik tubuh. Sel kanker menyerang limfosit
yang memiliki fungsi melawan infeksi. Jenis utama limfoma adalah limfoma hodgkin dan limfoma non
hodgkin.

5. Leukemia: Kanker darah yang terjadi karena sel darah putih berkembang biak dengan ganas dalam
sumsum tulang tubuh. Penyakit ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada leukemia kronis
perkembangannya terjadi cenderung lebih lambat daripada yang akut.

6. Sindrom mielodisplazic (MDS): Tubuh menghasilkan terlalu banyak sel belum matang Dan sampai
suatu keadaan dimana sel abnormal lebih banyak dari sel matang atau normal, terjadi ketika sumsum
tulang menghasilkan sel darah abnormal.

7. Penyakit von willebrand: Ini merupakan jenis kelainan perdarahan bawaan yang paling umum.
Penyakit ini disebabkan kurangnya protein yang membantu proses pembekuan darah, protein ini
disebut faktor von willebrand (VWF).

8. Hemofilia: Gangguan pembekuan darah yang paling banyak dikenal masyarakat. Paling banyak
diderita pria, gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami pendarahan berlebih dan
berkepanjangan. Pendarahan bisa terjadi di luar atau dalam tubuh tanpa alasan yang jelas.

9. Trombositemia primer: Kelainan darah langka yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
pembekuan darah. Kondisi ini menempatkan penderitanya dalam risiko tinggi terkena stroke dan
serangan jantung. Gangguan ini dapat terjadi ketika sumsum tulang memproduksi banyak trombosit.
D. Asuhan Keperawatan Sistem Hematologi (Leukimia)

a). Kasus

Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas,demam,sakit kepala,lemah,nyeri tulang,dan
sendi. Saat pemeriksaan fisik didapatkan : menggunakan otot bantu napas, CRT>3detik, konjungtiva
anemis, akral dingin, BB klien turun, mual, muntah. Selain itu terdapat pembesaran limfa
(splenomegali) dan hati (hepatomegali). Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh : TD =
80/50mmHg, Nadi=80x/menit, RR:37x/menit, Suhu 38,6°C. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil lab : Hb=6,7gr/dl, leukosit=70.500ml3, trombosit=44.000ml3.

b). Pengkajian

 Identitas klien

Nama : Ny. V

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Alamat : Surabaya

No RM : 001234

Tanggal MRS : 04 Agustus 2023

Sumber informasi : klien dan keluarga

Diagnosa medis : Leukimia Limpostik Akut

c). Pengkajian Fisik

Keadaan umum = klien mengalami demam

Kesadaran= composmetis

 TTV

TD: 80/50mmHg

S : 38,6°C

Nadi : 80x/menit

RR : 37x/menit
d). Analisa data

Tanggal/ Data Penunjang Etiologi Masalah


Jam
04 Agustus DS (Data Subjektif) Diameter thoraks Pola nafas tidak efektif
2023 Klien mengeluh : anterior-posterior
Sesak napas meningkat
13.24 WIB DO (Data Obejektif)
RR=37x/menit

13.56 WIB DS (Data Subjektif) Imunosupresi Resiko Infeksi


Klien mengeluh :
Demam

Pusing

DO (Data Objektif)
S= 38,6°C

Leukosit=70.500ml3

Trombosit=44.000ml3

HB= 6,7gr/dl

TD=80/50mmHg
14.15 WIB DS (Data Subjektif) Inflamasi Nyeri Akut
Nyeri Tulang dan Sendi

Sakit Kepala

DO (Data Objektif)
Akral Dingin

Tekanan Darah menurun


(TD = 80/50mmHg)

Frekuensi Nadi Meningkat


(N=80x/menit)

Pola nafas berubah


(RR=37x/menit)

S=38,6°C

e). Diagnosa keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif dibuktikan dengan Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
2. Resiko infeksi dibuktikan dengan imunosupresi
3. Nyeri akut dibuktikan dengan inflamasi

f). Luaran Utama

Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan :

a) Nafas teratur
b) Respirasi rate normal

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan :

a) Suhu turun

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan :

a) nyeri tulang dan sendi berkurang


b) Sakit kepala berkurang

g). Intervensi

1) Observasi
Monitor hasil laboratorium
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan lemas dan pusing
Monitor berat badan pasien
2) Terapeutik
Memberikan tempat yang nyaman
Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktifitas
3) Edukasi
Anjurkan untuk istirahat yang cukup
Anjurkan makan makanan yang rendah lemak
Berikan edukasi kepada keluarga mengenai penyakitnya
Anjurkan untuk terapi imun
Anjurkan untuk melakukan kemoterapi
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter specialist hematologi dan onkologi untuk penanganan lebih lanjut

h). Evaluasi

Pada waktu dilaksanakan evaluasi ketidak seimbangan Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis,
Kebutuhan pasien belum terpenuhi selama 2 x 24 jam karena tindakan yang tepat dan telah berhasil
dilaksanakan dan masalah teratasi sebagian , intervensi masih dilanjutkan karena nyeri .

Anda mungkin juga menyukai