RENCANA STRATEGIS
DINAS PANGAN
KATA PENGANTAR
Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, maka setiap Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) baik di provinsi maupun kabupaten/kota berkewajiban menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan rencana operasional jangka menengah sebagai
penjabaran dari RPJMD.
Perubahan yang dilaksanakan dalam Renstra ini adalah mulai tahun 2021 – 2026 yaitu
penyempurnaan tujuan dan sasaran terkait kinerja internal organisasi sesuai dengan pohon
kinerja. Namun demikian kami menyadari bahwa Rencana Strategis Dinas Pangan Provinsi
Sumatera Barat 2016 – 2021 ini masih terdapat kekurangan dan memerlukan penjabaran lebih
lanjut, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaannya.
Dengan selesainya perubahan Renstra ini dapat dijadikan acuan dan panduan bagi
seluruh pemangku kepentingan, baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan program dan kegiatan pembangunan dibidang pangan untuk mewujudkan
ketahanan pangan sampai tingkat perseorangan yang berlandaskan kedaulatan pangan dan
kemandirian pangan secara berkesinambungan.
Ir. E F E N D I , MP
Pembina Utama Madya
NIP. 19630515 199003 1 006
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum ............................................................................................... 8
1.3. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 12
1.4. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel 25. Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan dan Sasaran Pembangunan Daerah ..... 77
Tabel 26. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Pangan terhadap
Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ... 81
Tabel 27. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pertanian
Tahun 2020-2024 .................................................................................................... 83
Tabel 28. Permasalahan Pelayanan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat berdasarkan
Sasaran Renstra Kementerian Pertanian beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya .............................................................. 84
Tabel 29. Hasil Analisis terhadap Dokumen RTRW .............................................................. 87
Tabel 27. Indikasi Pusat Kegiatan Pengembangan Pertanian Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2009-2029 ................................................................................................... 88
Tabel 28. Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Provinsi ................................................. 89
Tabel 29. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pangan
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 ........................................................... 92
Tabel 30. Definisi Operasional ............................................................................................... 93
Tabel 31. Manajemen Resiko Terhadap Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Pelayanan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2020 ................... 97
Tabel 32. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan .............................................................. 102
Tabel 33. Rencana, Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah Dinas Pangan
Provinsi Sumatera Barat ...................................................................................... 108
Tabel 34. Indikator Kinerja Utama Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 – 2026 ............... 119
Tabel 35. Indikator Kinerja Dinas Pangan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD .................................................................................................................. 120
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat ..................... 16
Gambar 4. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi (FSVA) Sumatera Barat ......... 38
DAFTAR GRAFIK
BAB I.
PENDAHULUAN
Renstra tersebut merupakan penjabaran visi, misi tujuan, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 – 2026, Renstra Kementerian Pertanian
Pertanian RI (khususnya Badan Ketahanan Pangan) serta memperhatikan kondisi pada
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dalam rangka meningkatkan aspek keselarasan
rencana pembangunan di bidang ketahanan pangan. Selanjutnya Renstra ini dijadikan acuan
dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) yang menjadi pedoman dalam penyusunan anggaran
setiap tahunnya.
Pokok pembahasan pada dokumen Renstra ini adalah upaya penyelarasan antara visi
dan misi Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat dengan Rencana Strategis Dinas Pangan
Povinsi Sumatera Barat yang dijabarkan menjadi tujuan dan sasaran strategis serta mencakup
penjelasan mengenai panduan penyusunan program dan kegiatan yang dilaksanakan selama
periode tersebut.
Untuk lebih jelasnya Rencana Strategis Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat ini
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat dalam jangka 5 (lima) tahun ke depan pada masa kepemimpinan Kepala Daerah;
2. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Pangan Provinsi
Sumatera Barat;
3. Sebagai instrumen pengendalian dan evaluasi kinerja Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat;
4. Merupakan Kontrak Kinerja Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat dengan Kepala
Daerah.
Proses penyusunan Renstra Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 –
2026 dilakukan melalui beberapa tahapan yang tergambar dalam Bagan Alir pada Gambar 1:
Gambar 1
Bagan Alir Proses Penyusunan Renstra
Berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
Penyusunan Rencana Strategis OPD ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan
transparan agar menghasilkan dokumen perencanaan yang berkesinambungan. Pendekatan ini
dilakukan karena mengingat peran dan fungsi Strategis Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat
yang sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat. Pendekatan partisipatif yang dilakukan
disini adalah melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD), sehingga semua stakeholder
dapat ikut serta dan berpartisipasi dalam memberikan masukan (input) penting untuk
percepatan pembangunan.
Untuk selanjutnya Rencana Strategis Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat ini
dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat yang
menjadi pedoman penyusunan anggaran setiap tahunnya. Selain sebagai dokumen perencanaan
formal, Rencana Strategis ini merupakan salah satu perangkat dasar pengukuran kinerja atas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat di bidang pangan di Provinsi Sumatera Barat,
yang dievaluasi dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap
akhir tahun.
Dalam penyusunan Renstra, seluruh OPD termasuk Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat harus berpedoman kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat. Adapun keterkaitan antara
Renstra dengan RPJMD yakni pada Renstra BAB II yang berisi gambaran pelayanan perangkat
daerah, berpedoman pada BAB II RPJMD. BAB III Renstra yang berisi tentang permasalahan
dan isu strategis perangkat daerah disesuaikan dengan BAB IV RPJMD yang berisi tentang
permasalahan dan isu strategis daerah. Begitu juga dalam penetapan tujuan dan sasaran pada
Bab IV Renstra juga harus dikaitkan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang berada pada
Bab V RPJMD. Berikutnya penyusunan rencana program dan kegiatan serta pendanaan Dinas
Pangan Provinsi Sumatera Barat pada Bab VI Renstra mengacu kepada BAB VI dan VII
RPJMD yang berisi tentang strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah serta
kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah.
Selanjutnya, Renstra Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat ini merupakan acuan bagi
Dinas Pangan yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat dalam
menyusun Renstra mereka masing-masing.
Gambar 2
Keterkaitan antara RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja PD
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pangan
Provinsi Sumatera Barat ini, berpedoman kepada peraturan dan perundangan yang berlaku
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1646);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4286), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka
Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PANGAN
Tugas :
Tugas pokok Dinas Pangan adalah Membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang ketahanan pangan.
Fungsi :
Fungsi Dinas Pangan adalah sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan,
distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan,
distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;
c. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang ketersediaan pangan,
kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi
dan keamanan pangan;
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketersediaan pangan, kerawanan
pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan;
e. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang
ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan,
penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan;
f. Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur.
Bagan struktur organisasi Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada
Gambar 3 di bawah ini :
Penjabaran Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja pada Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat sebagai berikut:
1. Sekretariat
a. Tugas:
Melakukan pemberian pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi
di lingkup Dinas Pangan.
b. Fungsi:
1. Koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di bidang ketahanan pangan;
2. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi;
3. Pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana;
4. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
b. Fungsi:
1. Penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang ketersediaan pangan, penyediaan infra
struktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya serta
penanganan kerawanan pangan;
2. Penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan
pangan, penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan
pangan lainnya serta penanganan kerawanan pangan;
3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan pangan, penyediaan
infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainya serta
penanganan kerawanan pangan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan pangan,
penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan
lainya serta penanganan kerawanan pangan;
5. Penyiapan pemantapan program dibidang ketersediaan pangan,penyediaan
infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainya serta
penanganan kerawanan pangan;
6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang ketersediaan
infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya serta
penanganan kerawanan pangan; dan
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
b. Fungsi:
1. Penyiapan pelaksanaan koordinasi dibidang distribusi pangan, harga pangan, dan
cadangan pangan;
2. Penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah dibidang distribusi pangan,
harga pangan, dan cadangan pangan;
3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan dibidang distribusi pangan, harga pangan, dan
cadangan pangan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervise dibidang distribusi pangan, harga
pangan, dan cadangan pangan;
5. Penyiapan pemantapan program dibidang distribusi pangan, harga pangan, dan
cadangan pangan;
6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang distribusi
pangan, harga pangan, dan cadangan pangan;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
b. Fungsi:
1. Penyiapan pelaksanaan koordinasi dibidang konsumsi pangan, promosi,
penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan lokal;
2. Penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah dibidang konsumsi pangan,
promosi penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan lokal;
3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan dibidang konsumsi pangan, promosi
penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan lokal;
4. Pemberiaan bimbingan teknis dan supervise kebijakan dibidang konsumsi pangan,
promosi penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan lokal;
5. Penyiapan pemantapan program dibidang konsumsi pangan, promosi
penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan lokal;
6. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang konsumsi
pangan, promosi penganekaragaman konsumsi pangan, dan pengembangan pangan
lokal;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Keamanan Pangan dilakukan oleh
seorang Kepala Bidang, dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi
Kelembagaan Keamanan Pangan, Kepala Seksi Pengawasan Keamanan Pangan dan
Kepala Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan.
b. Fungsi:
1. Pelayanan Sertiikasi Pangan Hasil Pertanian ( Prima 2 dan Prima 3, Good arming
Practices ( GP ) , Good Handling Practices GHP ), Good Manuacturing Practices
( GMP ) dan Registrasi Pangan segar asal Tumbuhan ( PSAT ).
2. Audit lapangan dalam rangka penerbitan sertifikat Prima I oleh Otoritas
Kompetensi Keamanan Pangan Pusat ( OKKP- Pusat ).
3. Pengawasan pangan segar yang beredar, beresiko tinggi dan/ atau yang dikemas
dan berlabel.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi UPTD BPSMP dilakukan oleh seorang
Kepala UPTD, dibantu oleh 3 orang Kepala yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala
Seksi Pelayanan Teknis dan Kepala Seksi Pengujian dan Sertifikasi.
b. Fungsi:
1. Pelaksanaan perencanaan pengadaan, mengkoordinasikan, pengkajiaan,
Pengendalian dan evaluasi pengadaan bahan pokok secara efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan perencanaan penyaluran, mengkoordinasikan, pengkajiaan,
Pengendalian dan evaluasi pengadaan bahan pokok secara efektif dan efisien.
3. Pelaksanaan kegiataan yang meliputi pengkoordinasikan perencanaan dan
pembuatan laporan di bidang pergudangan.
4. Pelaksanaan pengelolaan yang meliputi penyiapan bahan, koordinasi dan
penyusunan laporan di bidang mutu, dan
5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pemimpin.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi UPTD Distribusi, Pasokan dan Akses Pangan
dilakukan oleh seorang Kepala UPTD, dibantu oleh 3 orang Kepala yaitu Kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pengadaan dan Kepala Seksi Penyaluran.
b. Jabatan Fungsional pengawas mutu hasil pertanian mempunyai tugas antara lain:
1. Melakukan pengawasan mutu hasil pertanian;
2. Melakukan pengujian untuk hasil pertanian; dan
3. Melakukan kegiatan lain sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-
masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Jabatan fungsional analis pasar hasil pertanian mempunyai tugas antara lain:
1. Melakukan pengumpulan data harga komoditi, saprodi, dan biaya usaha lain;
2. Melakukan analisis data harga komoditi, saprodi, dan biaya usaha tani;
3. Melakukan penyebar luasan data harga komoditi, saprodi dan biaya usaha tani;
4. Melakukan kegiatan lain sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-
masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tabel 1
Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon Jabatan
Eselon Eselon Eselon Jabatan
No Uraian Staf Jumlah
II III IV Fungsional
1. Kepala Dinas 1 1
2. Sekretariat 1 2 17 20
Bidang Ketersediaan dan 5
3. 3 4 12
Kerawanan Pangan
Bidang Distribusi dan 4
4. 3 4 11
Cadangan Pangan
Bidang Konsumsi dan 1
5. 1 3 9 14
Penganekaragaman Pangan
6. Bidang Keamanan Pangan
7. UPTB BPSMP 1 3 6 1 11
UPTD Distribusi, Pasokan 1
8. 1 3 5 10
dan Akses Pangan
Total 1 4 17 17 40 79
Keadaan per Desember 2020
Pada Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat terdapat 22 jabatan struktural, yaitu:
a. 1 Jabatan Kepala Badan, Eselon II/a
b. 1 Jabatan Sekretaris dan 2 Jabatan Kepala Bidang Eselon III a
c. 2 Jabatan Kepala UPTD Eselon III/a
d. 17 Jabatan Kepala Sub Bagian/Sub Bidang, eselon IV a
e. 17 Jabatan Fungsional Tertentu
Tabel 2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Jumlah Menurut kelamin
No. Tingkat Pendidikan Total
Laki-laki Perempuan
1. Strata 3 1 - 1
2. Strata 2 9 9 18
3. Strata 1 11 28 39
4. Sarjana muda/D3 - 1 1
5. SLTA 13 6 19
6. SLTP 1 - 1
7. SD - - -
Jumlah 35 44 79
Keadaan per Desember 2020
Dari tabel di atas terlihat bahwa kualifikasi pendidikan Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat telah sesuai dengan formasi persyaratan
atau secara kuantitatif telah sesuai dengan tuntutan pekerjaan pada Dinas Pangan Provinsi
Sumatera Barat yaitu dari jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan)
orang, dengan latar belakang pendidikan Strata 2 adalah sebanyak 18 (delapan belas) orang
dan Strata 1 sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) orang.
Ditinjau dari golongannya, komposisi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas
Pangan Provinsi Sumatera Barat, yang terbanyak adalah Golongan III, dengan rincian
komposisi per golongan adalah sebagai berikut:
Dari sisi jumlah, sumber daya manusia (SDM) Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat terus berkurang setiap tahunnya sedangkan kebutuhan akan SDM yang berkualitas
terus meningkat seiring dengan tuntutan untuk meningkatkan pencapaian target kinerja
organisasi sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas. Ke depan diharapkan adanya
penambahan jumlah pegawai, baik melalui penerimaan PNS baru maupun penerimaan
pegawai pindah tugas paling tidak sama dengan jumlah pegawai yang pensiun setiap
tahunnya, sehingga pencapaian target kinerja Dinas Pangan di tahun 2021 – 2026 dapat
terlaksana dan tercapai dengan baik.
Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dan digunakan dalam
mendukung pelaksanaan kinerja Dinas Pangan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4.
Rincian Aset Tetap Dinas Pangan
Kode Jumlah Barang Nilai Perubahan
No.
Golongan Bidang Nama Bidang Barang
Urut Persil Jumlah (Rp)
Barang
1 2 3 4 5 6 7
1 01 GOLONGAN TANAH 16.800.000.000,00
01 TANAH 3 16.993 16.800.000.000,00
2 02 GOLONGAN PERALATAN DAN MESIN 3.510.542.553,08
02 ALAT-ALAT BESAR - 9 426.120.071,43
03 ALAT-ALAT ANGKUTAN - 37 1.342.298.991,25
04 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR - 2 3.694.900,00
06 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA - 826 1.708.958.590,40
09 ALAT LABORATORIUM - 7 29.470.000,00
3 03 GOLONGAN GEDUNG DAN BANGUNAN 36.708.011.204,94
11 BANGUNAN GEDUNG 7 3.029 36.708.011.204,94
4 05 GOLONGAN ASET TETAP LAINNYA 10.180.250,00
17 BUKU PERPUSTAKAAN - 110 10.180.250,00
TOTAL HARGA 57.028.734.008,02
DIBULATKAN 57.028.734.008,00
Kinerja pelayanan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat secara umum telah tercapai.
Rata-rata pencapaian kinerja selama 5 (lima) tahun melebihi 100%, seperti yang terlihat pada
pencapaian indikator sasaran. Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan
dari tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan energi penduduk minimal sebesar 2.400 Kkal/kapita/hari dan ketersediaan
protein minimal sebesar 63 gram/kapita/hari dapat dicapai dan dipertahankan. Rata-rata
ketersediaan setiap tahun terhadap ketersediaan energi sebesar 3.652 Kkal/kapita/hari,
begitu juga terhadap ketersediaan protein bagi penduduk telah dipenuhi dengan rata-rata
ketersediaan energi protein sebesar 106,33 gram/kapita/hari.
2. Cadangan pangan pemerintah provinsi, sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang
ketahanan pangan cadangan pangan pemerintah provinsi sebesar 200 ton. Dari hasil
analisis kinerja ketahanan pangan, menunjukkan bahwa penyediaan cadangan pangan
pemerintah yang diamanatkan sebesar 200 ton yang dimulai sejak tahun 2010 telah
terpenuhi dimana sampai dengan tahun 2021 telah terealisasi cadangan pangan sebesar
734,800 ton dan telah disalurkan 228,140 ton sehingga stock saat ini 506,660 ton.
3. Penanganan daerah rawan pangan, berdasarkan standar pelayanan minimal, persentase
penangan daerah rawan pangan sebesar 60 %, berdasarkan FSVA tahun 2016, terdapat
176 nagari/desa/kelurahan yang mengalami rawan pangan, sampai dengan tahun 2021
telah dilakukan pemberdayaan terhadap 98 nagari/desa/kelurahan 2021. Sedangkan
untuk penanganan daerah rawan pangan yang bersifat sementara akibat bencana telah
dialokasikan pada 14 kabupaten/kota yang meliputu 46 kecamatan
4. Persentase ketersediaan infomasi pasokan dan harga pangan. Dari hasil analisis
menunjukkan penyediaan informasi telah terealisasi sebesar 100 % dan penyediaan data
informasi tersebut secara berkesinambungan.
5. Stabilisasi Harga Bahan Pangan Pokok di tingkat Produsen (> HPP) serta di tingkat
konsumen < 10% untuk beras dan < 25% untuk cabe merah . Dari hasil analisis kinerja
yang dilakukan selama kurun waktu tersebut terlihat bahwa coefisien variasi (CV)
terhadap bahan pangan pokok ditingkat produsen dan konsumen sudah terpenuhi
sehingga tercipta stabilisasi harga di daerah.
6. Angka konsumsi energi dan protein penduduk Sumatera Barat, Dari hasil analisis
terhadap indikator kinerja Dinas Pangan, konsumsi energi bagi penduduk sebesar 2.000
Kkal/kapita/hari telah terpenuhi dengan capaian setiap tahun dengan rata-rata konsumsi
energi sebesar 2.242 Kkal/kapita/hari, begitu juga terhadap konsumsi protein bagi
penduduk telah dipenuhi dengan rata-rata konsumsi protein sebesar 61, 576
gram/kapita/hari. Dengan demikian dilihat dari konsumsi terhadap energi dan protein
penduduk Sumatera Barat telah dapat dipenuhi.
7. Skor pola pangan harapan (PPH). Dari hasil analisis kinerja terhadap indicator ini terlihat
rata-rata PPH terealisasi sebesar 85,94%, ini menggambarkan bahwa pola pangan
masyarakat Sumatera Barat masih belum memenuhi SPM yaitu 90 %, dan dengan
demikian masih perlu ditingkatkan agar tercipta pola pangan yang beragam, bergizi dan
seimbang.
8. Persentase Penanganan Keamanan Pangan Segar, dari hasil pelaksanaan ketahanan
pangan terlihat bahwa rata-rata persentase penanganan keamanan pangan segar tercapai
sebesar 80 %, hal ini menunjukkan pembinaan keamanan pangan segar terhadap
peredaran pangan segar hasil pertanian yang beredar telah terpenuhi sesuai dengan
amanat SPM Ketahanan pangan.
b. Cabe Merah CV CV≤25 CV≤25 CV≤25 CV≤25 23,42 23,36 8,05 100 100 100
6 Stabilitas harga ≥ ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP 100 100 100 100 100
bahan pangan pokok HPP
(gabah dan beras) di
tingkat produsen
(HPP)
Belanja
9.999 9.287 9.427 13.836 9.388 8.864 9.053 9.185 13.227 9.090 88,64 97,48 97,43 95,59 96,82 2,25 4,08
Langsung
Rata-rata Serapan
Total 18.117 17.865 18.041 23.504 18.302 16.794 17.150 17.649 22.731 17.967 92,69 95,99 97,83 96,71 98,17
96,278
Selama lima tahun terakhir, Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat telah
melakukan upaya-upaya peningkatan ketahanan pangan melalui beberapa
kegiatan strategis baik dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta
analisis-analisis dalam rangka menghasilkan rumusan-rumusan dan kebijakan
peningkatan ketahanan pangan baik dalam bentuk himbauan, edaran, bahan
bacaan, keputusan dan peraturan gubernur terutama dalam hal sinkronisasi dan
koordinasi dengan instansi/lembaga yang terkait.
Pembangunan Ketahanan Pangan dilaksanakan melalui 3 (tiga) sub
sistem ketahanan pangan, yaitu ; 1) Sub Sistem Ketersediaan Pangan, 2) Sub
Sistem Distribusi Pangan, dan 3) Sub Sistem Konsumsi Pangan. Seluruh
kegiatan pembangunan ketahanan pangan dimaksudkan untuk mendukung
ketiga sub sistem tersebut.
Ketersediaan pangan adalah tersedianya pangan secara fisik di suatu
wilayah dari segala sumber, baik itu produksi pangan domestik, perdagangan
pangan dan bantuan pangan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi
pangan di wilayah, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah,
stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah, dan bantuan pangan
dari pemerintah atau organisasi lainnya. Sub sistem ketersediaan pangan
berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk, baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya.
Dilihat dari produksi bahan pangan di Provinsi Sumatera Barat, Produksi
Komoditi Pangan Pokok, Strategis dan Unggul Lokal di Sumatera Barat selama
Tahun 2016 – 2020 terjadi peningkatan di beberapa komoditi pangan. Berikut
dapat dipaparkan perkembangan produksi perjenis komoditi pangan Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2016 – 2020 seperti tabel 7 berikut :
Tahun Pertumbuhan
Jenis Komoditi
2016 2017 2018 2019 2020 ( 16-20 )%
7. Kc. Hijau 336 286 312 341 305 (1,76)
8. Sayur-sayuran 639.384 720.981 849.017 1.011.850 1.017.741 12,57
9. Buah-buahan 538.000 584.234 494.829 532.593 526.708 (0,05)
1. Daging ternak besar 29.018 22.740 22.531 23.754 101.452 77,49
2. Telur 74.593 79.885 91.100 130.579 141.171 18,15
3. Susu 2.543 2.372 1.870 1.857 1.063 (17,84)
4. Ikan 487.921 492.442 493.886 226.252 375.645 3,26
Sumber : Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat
* ARAM Tahun 2020
1 2 3 4 5 6
1. Padi-padian/cereals 2.823 2.824 2.815 3.045 3.013
2. Makanan Berpati/Starchy Food 26 35 41 29 33
3. Gula/Sugar 113 103 104 86 86
4. Buah/Biji Berminyak/Fruits/Oil Seed 214 204 146 144 137
5. Buah-buahan/Fruits 57 57 60 67 66
6. Sayur-sayuran/Vegetables 64 67 95 98 97
7. Daging/Meat 85 85 63 83 80
8. Telur/Eggs 32 35 57 81 85
9. Susu/Milk 4 4 5 4 4
10. Ikan/Fish 118 114 128 122 121
11. Minyak dan Lemak/Oil and fat 352 361 377 301 318
1. Padi-padian/cereals
66,11 66,12 68,37 73,95 73,18
3. Gula/Sugar
0,03 0,02 0,02 0,01 0,01
5. Buah-buahan/Fruits
0,99 0,96 1,00 1,07 1,05
8. Telur/Eggs
2,49 2,75 4,53 6,41 6,74
9. Susu/Milk
0,20 0,22 0,24 0,20 0,20
10. Ikan/Fish
20,88 19,92 25,02 24,05 23,80
Jumlah
109,51 109,27 116,39 124,12 122,64
* ARAM 2020
Target Konsumsi
Kelompok
No Pangan s/d 2020 Skor PPH
Pangan
(Kkal/kap/hr)
1 Padi-padian 1000 25,00
2 Umbi-umbian 120 2,50
3 Pangan Hewani 240 24,00
4 Minyak & Lemak 200 5,00
Buah/Biji
5 Berminyak 60 1,00
6 Kacang-kacangan 100 10,00
7 Gula 100 2,50
8 Sayur dan Buah 120 30,00
9 Lain-Lain 60 -
Total 2.000 100,00
Tabel 11 Pola Konsumsi Energi dan Protein Penduduk Sumatera Barat Tahun 2016-2020
Dari tabel 11 tersebut terlihat bahwa realisasi konsumsi energi dan protein
mengalami fluktuasi, seiring dengan fuktuasi skor Pola Pangan Harapan.
Dari tahun 2012 s/d tahun 2015 melalui dana APBN, kelompok
Lumbung Pangan yang telah melalui tahap mandiri adalah sebanyak 53
kelompok dengan total dana sebesar Rp.1.800.000.000,- yang tersebar di 11
kabupaten / kota di Provinsi Sumatera Barat.
Untuk tahun 2015, lumbung pangan tahap mandiri dialokasikan untuk 16
kelompok tahap mandiri yang tersebar di 8 kabupaten/kota dan 44 kelompok
tahap pengembangan yang tersebar di 8 Kabupaten di Sumatera Barat.
Sedangkan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 bantuan pemerintah
untuk lumbung pangan mengalami moratorium dan dilanjutkan kembali pada
tahun 2019 dan 2020.
Tabel 13
Lokasi Penduduk dengan Resiko Ringan, Resiko Sedang dan Resiko Berat
Terjadinya Rawan Pangan Berdasarkan peta FSVA di Provinsi Sumatera Barat
Kecamatan
No Kabupaten/Kota
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3
Siberut Barat Daya Pagai Selatan Sikakap
Siberut Tengah Pagai Utara Sipora Selatan
1 Kepulauan Mentawai
Siberut Utara Siberut Selatan Silaut
Siberut Barat
Sungai Rumbai
2 Dharmasraya
Koto Besar
Pariaman Timur
3 Pariaman
Pariaman Utara
Sumber : Data FSVA Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2020
Ket : Merah tua : Prioritas 1
Merah : Prioritas 2
Merah Muda : Prioritas 3
Jumlah Bantuan
No. Kabupaten/Kota Kecamatan Tahun
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
2016
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Agam Tanjung Raya 4.884.750
Palupuh 21.550.000
Matur 19.700.000
2 Pesisir Selatan IV Nagari Bayang Utara
Koto XI Tarusan
Air Pura
44.279.840
IV Jurai
IV Nagari Bayang Utara
3 Pasaman Rao Utara
Tigo Nagari
Panti 13.000.000
Rao Selatan 21.850.000 49.700.000
4 Kota Padang Lubuk Kilangan 17.917.000
5 Pasaman Barat Sasak Ranah Pasisia
Talamau
Ranah Batahan 50.704.040
Kecamatan Pasaman 17.750.000
Kecamatan Kinali
32.140.200
Jumlah Bantuan
No. Kabupaten/Kota Kecamatan Tahun
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
2016
1 2 3 4 5 6 7 8
6 Tanah Datar Lintau Buo 5.000.000
Lintau Buo Utara 14.200.000
Batipuh Selatan 14.200.000 34.084.200
7 Padang Pariaman Lubuk Alung 10.000.000
2x11 Kayu Tanam 28.214.000
8 Sijunjung Tanjung Gadang 23.550.000
Kamang Baru
46.700.000
Lubuk Tarok
21.949.000
Sumpur Kudus
6.600.000
9 Kota solok Lb. Sikarah
21.550.000
Lb. Sikarah
10 Limapuluh Kota Harau
32.340.000
11 Dharmasraya Koto Besar dan Pulau
Punjung 47.167.000
Sitiung dan Timpeh
6.600.000
Padang Laweh 34.085.920
12 Kab. Solok Lembang Jaya, Danau 21.560.000
Kembar, Sungai Lasi, X
Koto Singkarak dan
Payung Sekaki
Nagari Kinari dan Nagari 108.452.500
Muaro Paneh
Jumlah
38.000.000 404.361.520 286.462.500 161.735.796 991.062.494
Tabel 17 Perkembangan harga rata-rata komoditi pangan tingkat produsen dan konsumen
Tahun 2016-2020
Harga Konsumen Harga Produsen
Jenis Komoditi
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
Beras Kwalitas
I/Premium 12.495 12.881 13.022 13.175 13.544 9.597 11.742 11.975 12.225 12.074
Beras Kwalitas
II/Medium 10.090 10.966 11.847 11.985 11.008 8.517 10.622 10.869 10.935 11.008
Cabe Merah 45.773 33.703 35.369 43.635 32.318 30.502 29.492 30.786 40.335 28.520
2016 2017
2018 2019
2020 2016
2017 2018
Harga Konsumen 2019 2020
Harga Produsen
Tabel
Tabel 2.3.1618
Rekap Toko
Rekap TokoTani
TaniIndonesia Provinsi
Indonesia Prov.Sumatera Barat
Sumatera Tahun
Barat 2016 2016
Tahun
1 Agam 1 2 200.000.000
2 Pesisir Selatan 1 2 200.000.000
3 Sijunjung 1 2 200.000.000
4 Pasaman Barat 1 2 200.000.000
5 Solok 1 2 200.000.000
6 Dharmasraya 1 2 200.000.000
7 Ko. Padang 2 4 400.000.000
8 Ko. Bukittinggi 1 2 200.000.000
9 Ko. Payakumbuh 1 2 200.000.000
10 Ko. Solok 1 2 200.000.000
11 Ko. Sawahlunto 1 2 200.000.000
12 Ko. Padang Panjang 1 2 200.000.000
13 Ko. Pariaman 1 2 200.000.000
TOTAL 14 28 2.800.000.000
sasaran dan capaian yang terus berkembang. Kegiatan Utama P2KP adalah;
Pemberdayaan Kelompok Wanita melalui Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan,
Pengembangan Usaha Pangan Lokal (Bisnis Pangan) berbasis Tepung-Tepungan dan
Pengembangan P2KP bagi Siswa SD / MI.
Tabel 20 Rekapitulasi hasil uji laboratorium terhadap sampel produk pangan segar
Kegiatan sertifikasi keamanan pangan segar (Sertifikat Prima) Tahun 2017-2019
1 Kab. Agam
a. Sayuran
1 Gusrial (Wortel) Dimetoat (-) Siflutrin (-) Permetrin (-) Aman
2 Idrus Arianto Dimetoat (-) Siflutrin (-) Permetrin (-) Aman
(Wortel)
3 Salmeri (Terung) Klorfirifos (-) Siflutrin (-) Sipermetrin (-) Aman
4 Gusrial (B. Dimetoat (-) Siflutrin (-) Permetrin (-) Aman
Daun)
5 Harmein. S (B. Deltametrin (-) Sipermetrin (-) Permetrin (-) Aman
Daun)
6 Gusrial (Cabe Alfasipermetrin Siflutrin(-) (Profenofos(-) Aman
Merah)
b Jeruk Siam
1 A.M. Jamil Dimetoat (-) Methidathion (-) Sipermetrin (-) Aman
2 Zainal Azmi Dimetoat (-) Methidathion (-) Sipermetrin (-) Aman
3 Zulnawilis Dimetoat (-) Methidathion (-) Sipermetrin (-) Aman
4 Efdi Firman Dimetoat (-) Methidathion (-) Sipermetrin (-) Aman
5 Jeni Perdison Dimetoat (-) Methidathion (-) Sipermetrin (-) Aman
2 Kab. Padang Pariaman
a. Pepaya
1 Ali Umar Sipermetrin (-) Endosulfan (-) Deltametrin (-) Aman
2 Syafrizal Sipermetrin (-) Endosulfan (-) Deltametrin (-) Aman
3 Taufik Ismail Sipermetrin (-) Endosulfan (-) Deltametrin (-) Aman
3 Kab. Pesisir Selatan
a. Bawang Merah
1 Busril Deltametrin (-) Methiadation (-) Klorfirifos (-) Aman
4 Kab. Limapuluh Kota
a. Jeruk Siam
1 Firdawati Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
2 M. Firdaus Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
3 Ermawati Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
4 Sutrimah Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
5 Dalmizal Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
6 Nazar Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
7 Iget Tarius Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
8 Donita Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
9 Hendrizal Sipermetrin (-) Dimetoat (-) Methidathion (-) Aman
TABEL 21 REKAPITULASI HASIL UJI LABORATORIUM TERHADAP SAMPEL PRODUK PANGAN SEGAR
KEGIATAN SERTIFIKASI KEAMANAN PANGAN SEGAR(SERTIFIKAT PRIMA)
TAHUN 2020
1 Kab. Agam
a. Cabe
1 Syafrudin profenofos (-) methidathion (-) klorfirifos (-) Aman
k. Bunga Kol
1 Endano klorfirifos (-) dimethoate (-) diazinon (-) Aman
l. Kubis Bunga
1 Resmiwati diazinon (-) malathion (-) dimethoate (-) Aman
2 Dafimar diazinon (-) malathion (-) dimethoate (-) Aman
3 Bahrizal diazinon (-) malathion (-) dimethoate (-) Aman
4 Irman diazinon (-) malathion (-) dimethoate (-) Aman
m. Jeruk
1 Ardianto Lius klorfirifos (-) methidathion (-) dimethoate (-) Aman
2 Novawita klorfirifos (-) methidathion (-) dimethoate (-) Aman
2 Kab. Lima Puluh Kota
a. Jeruk
1 Wernita dimethoate (-) methidathion (-) klorfirifos (-) Aman
2 Sutarno dimethoate (-) methidathion (-) klorfirifos (-) Aman
3 Maizar dimethoate (-) methidathion (-) klorfirifos (-) Aman
Methidathion
2 Rada Kusuma profenofos (-) klorfirifos (-) Aman
(-)
methidathion
3 M. Nur profenofos (0.079) klorfirifos (-)
(-)
methidathion
4 Marlis profenofos (-) klorfirifos (-) Aman
(-)
methidathion
5 Mulyadi profenofos (1.443) klorfirifos (-)
(-)
b. Pepaya
Keltan Ndeso
1 klorfirifos (-) dimethoate (-) diazinon (-) Aman
Padang Lawas
Kabupaten/ Komoditi /
No. Hasil Uji Laboratorium Terhadap Bahan Aktif Pestifida Ket.
Nama PUA
Kab.
5
Sijunjung
a. Jeruk
1 Firman Arif klorfirifos (-) dimethoate (-) methomyl (-) Aman
2 Agus Nardi klorfirifos (-) dimethoate (-) methomyl (-) Aman
Sumber: Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat
Sasaran strategis :
1. Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri
2. Terjaminnya keamanan dan mutu pangan strategis nasional
3. Terselenggaranya birokrasi Kementerian Pertanian yang efektif, efisien, dan
berorientasi pada layanan prima
Dari uraian Visi dan Misi sebagai mana di atas, maka Dinas Pangan dan
Perikanan berkontribusi dalam pencapaian atas misi 3 yaitu: “Meningkatkan potensi
ekonomi daerah yang berdaya saing “. dengan sasaran “Mengurangi Kemiskinan”
untuk sektor Pangan dan “Meningkatkan pendapatan masyarakat untuk sektor
Perikanan.
Misi:
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Padang yang inklusif.
Merujuk pada misi tersebut, tujuan pembangunan ketahanan pangan sangat
berkaitan dengan pencapaian tujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui
kedaulatan pangan dengan sasaran terjaminnya kedaulatan pangan melalui ketersediaan
(produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta
keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal.
Berdasarkan visi dan misi di atas, Dinas Pangan Kota Padang menetapkan tujuan
strategis yang merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang
ingin dicapai atau dihasilkan Dinas Pangan Kota Padang dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun kedepan.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran yang dilakukan oleh Dinas Pangan
untuk mencapai tujuan itu adalah :
a. Tercapainya ketersediaan dan keterjangkauan pangan dengan memperkuat
peningkatan sumber daya pangan, produksi dan pengolahan pangan, serta
penanganan kerawanan pangan.
b. Tercapainya peningkatan distribusi dan stasbilitas harga pangan melalui sistem
distribusi dan keterjangkauan pangan.
c. Tercapainya peningkatan pola konsumsi dan keamanan pangan melalui peningkatan
penganekaragaman dan diversifikasi pangan serta meningkatkan pengetahuan akan
gizi dan keamanan pangan.
Misi:
Meningkatkan peluang dan akses ekonomi masyarakat yang lebih luas, didukung
oleh sarana dan infrasarana infrastruktur yang memadai.
Sasaran:
a. Meningkatnya produksi perikanan.
b. Meningkatnya daya saing usaha perikanan.
c. Terjaganya ketersediaan pangan.
Visi :
“ Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan
menuju masyarakat sehat dan sejahtera”
Tabel 23
Kesesuaian Sasaran Renstra Dinas Pangan Provinsi terhadap Sasaran Renstra Dinas
Pangan Kabupaten/Kota*) dan Renstra K/L
Sasaran Renstra Dinas Sasaran pada Renstra
No Sasaran pada Renstra K/L
Pangan Provinsi Kabupaten/Kota*)
1 Meningkatnya ketersediaan Meningkatnya ketersediaan Meningkatnya ketersediaan
pangan pangan pangan strategis dalam negeri
2 Meningkatnya jumlah pangan Terkendalinya harga pangan Terjaminnya keamanan dan
segar yang aman dikonsumsi utama di masyarakat mutu pangan strategis nasional
3 Meningkatnya stabilitas harga Tersedianya bahan pangan
pangan pokok dan strategis segar yang aman dikonsumsi
masyarakat
4 Meningkatnya ketangguhan Peningkatan diversifikasi
kawasan dalam menghadapi pangan
bencana
Tabel 24.
PERUMUSAN ARAH KEBIJAKAN DAN INDIKASI PROGRAM UNTUK INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(TPB/SDGs) KLHS DINAS PANGAN PROVINSI SUMATERA
BARAT
SINKRONISASI KETERANGAN
NO INDIKATOR SDGs/TPB ARAH KEBIJAKAN INDIKASI PROGRAM
PERMENDAGRI 90/2019
BAB III
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pangan
Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global
yang akan berpengaruh kepada produksi sehingga akan berdampak pada ketersediaan
pangan dan dikhawatirkan dalam jangka panjang akan mengakibatkan krisis pangan dan
energi dunia sehingga mengakibatkan harga pangan dan energi meningkat.
Isu strategis lainnya adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk yang masih
tinggi, pola pangan penduduk khususnya Provinsi Sumatera Barat yang masih
bergantung pada beras, pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan
aman yang belum memenuhi angka ideal, fluktuasi harga pangan yang dipengaruhi oleh
faktor produksi/ketersediaan, permintaan dan distribusi.
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang mencakup empat sub sistem
yaitu ketersediaan, keterjangkauan, konsumsi, dan keamanan pangan. a) Ketersediaan
pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk; b) Keterjangkauan
pangan yang lancar dan merata; c) Konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi
kecukupan gizi dan kaidah kesehatan; dan d) Keamanan Pangan yang terjamin dan
berkualitas.
Dengan melihat tantangan yang semakin berat pada 2021 - 2026, maka
inventarisasi permasalahan yang dihadapi Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat
adalah sebagai berikut :
Bahaya cemaran biologis dapat dideteksi dan mungkin akan muncul dalam waktu
singkat berupa gejala keracunan seperti pusing-pusing, diare dan sebagainya, namun
berbeda dengan bahaya cemaran kimia baru dapat dirasakan setelah terakumulasi
beberapa tahun kemudian. Berbagai penelitian telah menunjukkan hal tersebut.
Dampak mengkonsumsi pangan yang mengandung residu pestisida, residu antibiotik
dan bahan berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus dan dalam jangka waktu
yang lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang bersifat kronis seperti
memicu timbulnya penyakit kanker (karsinogenik), menyebabkan gangguan saraf
(parkinson), kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang (mutagenik), cacat
lahir dari ibu yang terpapar secara rutin bahan kimia tersebut (teratogenik). Disamping
itu dapat mengganggu sistim hormonal (hormonediscruptor) dimana terjadinya
perubahan seksual pada anak laki-laki dengan hilangnya sifat maskulin (maskulinisasi)
dan pada anak perempuan disebut defeminisasi.
daerah yang terisolir, khususnya pada periode tertentu seperti pada saat kekeringan,
ombak tinggi dan kebanjiran.
Dari seluruh kecamatan (179 kecamatan) yang ada di Provinsi Sumatera Barat,
faktor utama yang menyebabkan tingginya kerentanan terhadap kerawanan pangan
(prioritas 1-3) adalah : (1) Rendahnya ketersediaan pangan utama (18 kecamatan
wilayah kabupaten): (2) Tingginya angka kesakitan (104 kecamatan); (3) Tingginya
jumlah lama perempuan bersekolah umur diatas 15 tahun (46 kecamatan); (4) tingginya
angka proporsi pengeluaran rumah tangga >65% terhadap pangan (43 kecamatan); (5)
tingginya jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air bersih (28 kecamatan);
(6) tingginya angka stunting (prioritas 1-2) sebanyak 23 kecamatan; (7) tingginya
jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses ke listrik (40 kecamatan); serta (8)
kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk ( 25 Kecamatan).
Faktor penentu utama kerentanan terhadap kerawanan pangan pada Prioritas 1-3
berturut-turut adalah tingginya angka kesakitan, Tingginya jumlah lama perempuan
bersekolah umur diatas 15 tahun, tingginya jumlah rumah tangga dengan proporsi
pengeluaran untuk pangan >65%, tingginya jumlah rumah tangga yang tidak memiliki
akses ke listrik, tingginya jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air bersih,
masih kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, tingginya
angka stunting, rendahnya ketersediaan bahan pangan.
Sampai saat ini konsumsi beras per kapita masih tergolong tinggi, yaitu sekitar
102 kg/kapita/tahun. Dengan jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah, serta
persaingan pemanfaatan sumberdaya yang semakin ketat, maka dominasi beras dalam
pola konsumsi pangan ini cukup memberatkan upaya pemantapan ketahanan pangan
berkelanjutan yang tertumpu pada sumberdaya wilayah (lokal). Permasalahan dan
tantangan yang perlu diatasi dan diantisipasi dalam mewujudkan pola konsumsi pangan
yang beragam bergizi seimbang dan aman adalah : (1) keterbatasan kemampuan
ekonomi; (2) Kurangnya kesadaran, peran dan partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan pola konsumsi pangan B2SA; (3) Kurangnya pengetahuan akan
pentingnya konsumsi pangan B2SA; (4) Kurangnya sosialisasi tentang B2SA sampai
ke tingkat keluarga; (5) pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak selaras
dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman; serta (6)
pengelolaan konsumsi dalam rumah tangga yang kurang diperhatikan kebutuhan gizi
setiap individu anggotanya
e. Peran kelembagaan pangan dalam menyangga kestabilan distribusi dan harga pangan
belum maksimal yang menyebabkan tidak stabilnya harga dan rendahnya efisiensi
sistem pemasaran hasil-hasil pangan. Hal ini disebabkan karena ; (1) Pembinaan
kelembagaan dan pelaku usaha distribusi pangan belum berjalan secara maksimal dan
berkelanjutan ; (2) belum adanya data atau informasi distribusi pangan yang akurat
sehingga tidak tersedianya hasil analisis dan peta distribusi pangan, (3) belum
terpolanya distribusi bahan pangan antar kabupaten/kota dimana arus keluar masuk
bahan pangan melalui banyak pintu-pintu masuk yang tersebar pada kabupaten/kota
yang berada pada daerah perbatasan dengan Provinsi tetangga, sehingga menyulitkan
dalam pemantauan distribusi bahan pangan tersebut, hal ini mengakibatkan fluktuasi
harga pangan; (4) belum ada jaminan dan pengaturan harga produk pangan yang wajar
dari pemerintah kecuali gabah/ beras; (5) Bervariasinya kemampuan distribusi pangan
antar wilayah, antar musim yang menuntut kecermatan dalam mengelola sistem
distribusi pangan agar tersedia sepanjang waktu di konsumen.
Tabel 25 (T-B.35)
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
kabupaten/kota dengan
Provinsi tetangga
4. Belum ada jaminan dan
pengaturan harga produk
pangan yang wajar dari
pemerintah kecuali gabah/
beras
5. Bervariasinya kemampuan
distribusi pangan antar
wilayah dan antar musim
6 Pengembangan 1. Ketergantungan konsumsi 1. Teknologi pengolahan &
pangan alternatif masyarakat tehadap pangan promosi pangan berbasis
dan teknologi bersumber beras masih tinggi non beras non terigu
industri pengolahan 2. Konsumsi makanan siap saji (pangan lokal) masih
pangan berbasis yang berbasis bahan-bahan terbatas
sumberdaya lokal pangan impor masih tinggi 2. Teknologi yang digunakan
belum optimal masih terbatas dan
sederhana (tradisional),
sehingga produk yang
dihasilkan masih dianggap
sebagai produk inferior
3. Inovasi dalam menghasilkan
produk-produk olahan
pangan lokal yang digemari
masyarakat masih terbatas,
pada umumnya masih
berupa produk pendamping
pangan pokok
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 - 2026 sebagaimana
yang telah dijabarkan dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat 2021-2026 adalah :
“Terwujudnya Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan”.
Sumatera Barat Madani adalah suatu masyarakat yang berperadaban tinggi dan
maju yang berbasis pada nilai-nilai, norma hukum, moral yang ditopang oleh keimanan.
Masyarakat madani menghormati pluralistis, bersikap terbuka dan demokratis serta
selalu bergotong royong menjaga kedaulatan negara. Dengan demikian, masyarakat
madani tersebut pada dasarnya adalah masyarakat yang agamais yang ditandai oleh
adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan
batin serta material dan sipiritual.
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut, juga telah dijabarkan misi
pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat tahun 2021-2026 yaitu : 1. Meningkatkan
Sumberdaya Manusia yang Berakhlak Mulia, Sehat Berpengetahuan, Terampil dan
Berdaya Saing; 2. Meningkatkan Tata Kehidupan Sosial Kemasyarakatan berdasarkan
falsafah Adat Basandi Syara’, Syara, Basandi Kitabullah; 3. Meningkatkan Nilai Tambah
dan Produktifitas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan; 4. Meningkatkan
Usaha Perdagangan dan Industri Kecil/Menengah serta Ekonomi Digital;
5.Meningkatkan Ekonomi Kreatif dan Daya Saing Kepariwisataan; 6. Meningkatkan
Pembangunan Infrastrutur yang Berkeadilan dan Berkelanjutan; 7. Mewujudkan tata
Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik yang Bersih, Akuntabel serta Berkualitas.
Misi yang terkait dengan urusan pangan adalah misi ketiga, yaitu “Meningkatkan
Nilai Tambah dan Produktifitas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan”
dengan tujuan Meningkatkan Pendapatan Petani, dengan sasaran Meningkatnya
Ketahanan dan Keamanan Pangan Masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan Misi dan tujuan pembangunan tersebut Program yang
akan dilaksanakan adalah :
1) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan;
2) Program Penanganan Kerawanan Pangan;
3) Program Pengawasan Keamanan Pangan.
Tugas dan fungsi Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat yang terkait dengan hal
dimaksud adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Ketahanan
Pangan, dengan fungsi :
1. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang Pangan yang menjadi
kewenangan daerah;
2. penyelenggaraan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Pangan;
3. penyelenggaraan administrasi Dinas Pangan;
4. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan di bidang Pangan;dan
5. penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.
Sesuai dengan tugas dan fungsi tersebut, maka Dinas Pangan Provinsi Sumatera
Barat dalam lima tahun kedepan berusaha mendukung pencapaian visi dan misi Gubernur
Sumatera Barat. Dalam mendukung pencapaian visi dan misi gubernur, akan ditemui faktor-
faktor penghambat serta faktor-faktor pendorong yang akan mempengaruhinya sebagaimana
terlihat pada tabel berikut :
1 2 3 4 5
1. Belum adanya
Misi Meningkatkan 1. Belum optimalnya payung hukum 1. Sudah terdapat
3 nilai tambah pengawasan dalam penanganan regulasi berupa
dan terhadap keamanan keamanan pangan Perda
produktifitas pangan di daerah dalam Kemandirian
pertanian, 2. Masih belum mengaplikasikan Pangan
perkebunan terpenuhinya aturan keamanan 2. Sudah terdapat
pemenuhan pangan di regulasi Perda
cadangan pangan lapangan tentang
oleh pemerintah 2. Belum kuatnya Penyelenggaraan
kabupaten/ kota regulasi CPPD di Cadangan Pangan
sesuai dengan Kab/Kota di Provinsi
proporsi yang 3. Adanya kondisi 3. Adanya dukungan
ditetapkan iklim yang tidak dari Pemerintah
3. Masih ditemuinya menentu serta Provinsi (baik
daerah rawan sering timbulnya SDA maupun
pangan bencana yang SDM) dalam hal
4. Masih rendahnya tidak terduga penanggulangan
pengetahuan dan (banjir, longsor, rawan pangan dan
kesadaran kekeringan, stunting
masyarakat untuk gempa) yang 4. Terdapat berbagai
mengkonsumsi berpotensi kelembagaan di
pangan yang menimbulkan tingkat lokal, baik
Beragam, Bergizi, rawanpangan tingkat kecamatan
Seimbang dan 4. Terbatas dan maupun
Aman (B2SA) minimnya desa/nagari yang
5. Peran sosialisasi, dapat menjadi
kelembagaan pelatihan- mitra kerja
pangan dalam pelatihan serta pemerintah
menyangga gerakan kampanye maupun lembaga
kestabilan tentang swadaya
distribusi dan pentingnya masyarakat dalam
harga pangan konsumsi pangan rangka gerakan
belum maksimal B2SA penganekaragaman
6. Pengembangan 5. Kurangnya konsumsi pangan
pangan alternatif motivasi pengurus 5. Adanya jaminan
dan teknologi kelembagaan pasar dari hasil
industri dalam kelembagaan
Untuk mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden tersebut, maka
Kementerian Pertanian menetapkan visi jangka menengah tahun 2020-2024 yakni:
“Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern untuk Terwujudnya Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Kementerian Pertanian mendukung misi Presiden dan Wakil Presiden yaitu: Struktur
ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, melalui misi Kementerian
Pertanian yaitu:
1. Mewujudkan ketahanan pangan;
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, serta
3. Meningkatkan kualitas SDM dan prasarana Kementerian Pertanian.
Tabel 27.
1 2 3 4 5
1. Belum kuatnya
1 Meningkatnya 1. Masih belum regulasi CPPD di 1. Sudah terdapat
ketersediaan terpenuhinya Kab/Kota regulasi Perda
pangan strategis pemenuhan 2. Adanya kondisi tentang
dalam negeri cadangan iklim yang tidak Penyelenggaraan
pangan oleh menentu serta Cadangan Pangan
pemerintah sering timbulnya di Provinsi
kabupaten/ kota bencana yang
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS)
Tabel 29
Hasil Analisis terhadap Dokumen RTRW
Rencana Tata Ruang
Rencana
Wilayah terkait
No Pengembangan Lokasi
Tugas dan Fungsi
Kawasan
Perangkat Daerah
1 Kawasan peruntukkan pertanian Kawasan pertanian Kabupaten Pasaman (Irigasi Panti Rao),
lahan sawah Kabupaten Dharmasraya (Irigasi Batang
Hari), Kabupaten Pasaman Barat
(Irigasi Batang Tongar dan Irigasi Batang
Batahan), Kabupaten Pesisir
Selatan (Irigasi Inderapura), Kabupaten
Padang Pariaman (Irigasi Batang
Anai II), Kabupaten Lima Puluh Kota dan
Kabupaten Sijunjung (Irigasi
Batang Sinamar)
Kawasan pertanian
lahan kering
a. Komoditi Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar,
sayuran (seperti Kabupaten Solok,
kubis, kentang, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten
bawang merah, Pasaman Barat, dan Kota
cabe) Pariaman.
b. Buah-buahan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
(seperti : Pasaman, Kabupaten
manggis, pisang, Limapuluh Kota, Kabupaten Agam,
jeruk, melinjo, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
markisah, Padang Pariaman, Kabupaten Solok,
alpokat, salak) Kabupaten Solok Selatan,
Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Kepulauan
Mentawai, dan Kota Pariaman.
c. Tanaman hias Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang,
dan obat-obatan Kota Padang, Kota
Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota,
Kabupaten Tanah Datar.
d. Kawasan Kawasan IV Angkat Canduang (Kabupaten
agropolitan Agam), Kawasan Lembah
Gumanti (Kabupaten Solok), Kawasan Koto
Baru (Kabupaten Tanah Datar),
Kawasan Lengayang (Kabupaten Pesisir
Selatan), Kawasan VII Koto Sungai
Sarik (Kabupaten Padang Pariaman),
Kawasan Mungka (Kabupaten Limapuluh
Kota), Kawasan Rao (Kecamatan Pasaman),
Kawasan Bonjol (Kecamatan
Pasaman).
Dari tabel tersebut terlihat bahwa ruang lingkup ketahanan pangan termasuk pada
Program Pengembangan Kawasan Pertanian dan Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Pengembangan Pertanian, dapat dijadikan salah satu upaya pengembangan
ketahanan pangan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola kawasan
sebagai sentra pengembangan produk pangan olahan berbasis sumberdaya lokal, sehingga
dapat memberikan dampak kepada masyarakat melalui peningkatan nilai tambah serta
memberikan peningkatan pendapatan masyarakat.
Tabel 28
Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS
Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang
signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak,
berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dimasa yang akan datang. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD
adalah kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang.
Dari hasil review terhadap faktor-faktor dari pelayanan Dinas Pangan yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas Pangan ditinjau dari Gambaran
pelayanan Dinas Pangan; Sasaran jangka menengah pada Renstra K/L; Sasaran
jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota; Implikasi RTRW bagi
pelayanan Dinas Pangan; dan Implikasi KLHS bagi pelayanan Dinas Pangan, maka
dalam pembangunan ketahanan pangan pada umumnya, dan di Sumatera Barat
khususnya terdapat isu-isu strategis yang berkembang saat ini, isu-isu tersebut antara
lain :
a. Peningkatan kualitas hasil pertanian dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian
melalui pengembangan agroindustri skala kecil pada sentra hasil-hasil pertanian
membutuhkan perhatian yang memadai
b. Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah rawan bencana sehingga perlu
ditingkatkan ketersediaan, distribusi dan akses pangan agar tidak mengakibatkan
kerawanan pangan
c. Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi pangan lokal yang beragam untuk
dikembangkan dalam rangka peningkatan kualitas konsumsi pangan dan
peningkatan pendapatan kelompok pengolahan pangan lokal.
d. Tuntutan masyarakat terhadap pangan segar yang sehat dan aman untuk
dikonsumsi cukup tinggi
e. Masih belum idealnya diversifikasi konsumsi pangan masyarakat dan tidak
terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta belum berkembangnya
industri pangan lokal.
f. Masih terbatasnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pola konsumsi
pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman.
g. Perubahan iklim global, konversi dan degradasi sumber daya lahan dan air
sehingga terjadinya ancaman kelaparan global dan ketergantungan pangan dari
luar negeri.
90
Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.2. Sasaran
Berdasarkan hasil analisis maka tujuan diturunkan menjadi sasaran yang ingin
dicapai oleh Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya Ketersediaan Pangan
2. Meningkatnya Diversifikasi Konsumsi Masyarakat
3. Meningkatnya Keamanan Pangan
4. Meningkatnya Stabilisasi Harga Pangan Pokok dan Strategis
5. Meningkatnya Organisasi yang akuntabel dan melayani
Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh Dinas Pangan Provinsi
Sumatera Barat adalah sebagai berikut :
4 Meningkatnya 4 CV harga
Stabilisasi bahan
Harga Pangan pangan
Pokok dan pokok dan
Strategis strategis
- Beras CV ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10
- Cabe merah CV ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25
- Bawang CV ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 ≤ 25
Merah
2 Meningkatnya a. Nilai BB BB BB A A A
Organisasi Akuntabilitas (72) (75) (78) (80) (81) (82)
yang Kinerja
akuntabel dan
melayani b Tingkat % 75 75 75 75 75 75
Kepuasan
terhadap
Pelayanan
Organisasi
Definisi Operasional
Dalam menghitung kinerja sasaran strategis, indikator kinerja dihitung dengan formula
sebagai berikut :
Tabel 30
Definisi Operasional
Perhitungan Pola
Konsumsi Masyarakat
berdasarkan olahan
data Susenas
Nilai Akuntabilitas
Kinerja OPD merupakan
nilai hasil evaluasi
penerapan SAKIP di
OPD yang evaluasinya
dilakukan oleh
Inspektorat Daerah setiap
tahun. Range nilai
evaluasi mengacu pada
Permenpan 12 tahun 2015
dengan rincian sebagai
berikut:
Nilai AA (>90 -100), A
(>80-90), BB (>70-80), B
(>60 -70), CC (>50 -60),
C (>40 -50)
10 Tingkat tingkat kepuasan ini Cara menetapkan Nilai Penimbang
Kepuasan untuk menilai tingkat
terhadap kepuasan ASN di OPD 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = = =𝑁
layanan terhadap layanan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑥
organisasi umum, aset dan
N : Bobot Nilai Unsur
pengelolaan
kepegawaian pada Penilaian Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) dengan cara :
OPD.
- Layanan umum 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟
meliputi : urusan rumah 𝑆𝐾𝑀 = 𝑋 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖
tangga, keamanan,
kebersihan lingkungan Ket:
kantor dan Persuratan. - Nilai penimbang = 25
- Layanan aset meliputi
: pengadaan,
penyaluran,
pemeliharaan,
Metode pengukurannya
melalui survey dengan
kuesioner.
(pedoman : Permenpan
14 Tahun 2017)
Meningkatkan Cadangan Meningkatkan Cadangan Belum semua daerah Mendorong percepatan pengadaan CPPD
Kesiapsiagaan Pangan Ketangguhan Pangan memiliki CPPD kabupaten/kota
Menghadapi Pemerintah Kawasan dalam Pemerintah (Cadangan Pangan
Bencana Daerah Menghadapi Daerah Pemerintah Daerah)
Bencana
Terlambatnya pengiriman data jumlah penerima bantuan
penyaluran CPPD dan secepatnya oleh kabupaten/kota
bahan pangan lainnya
ke lokasi
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan pencapaian program atau
implementasinya. Strategi merupakan alat metode penghubung antara visi, misi, tujuan dan
arah kebijakan. Dalam perencanaan strategis yang merupakan proses yang dilakukan
Dinas Pangan untuk menentukan strategi atau arah, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia).
Strategi yang akan ditempuh dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah
dikemukakan diatas, maka strategi Dinas Pangan adalah:
1) Meningkatkan pengelolaan panen, pasca panen komoditi pangan pokok;
2) Meningkatkan jumlah cadangan pangan pemerintah Provinsi Sumatera Barat;
3) Meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan pangan lokal;
4) Pemberdayaan daerah rentan pangan;
5) Peningkatan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar ditingkat
produsen dan konsumen;
6) Peningkatan Distribusi dan akses pangan masyarakat yang berkualitas dengan harga
terjangkau;
Untuk mencapai berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Dinas
Pangan menetapkan arah kebijakan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan sebagai berikut:
1) Peningkatan Distribusi dan akses pangan masyarakat yang berkualitas dengan harga
terjangkau;
2) Subsidi harga terhadap pangan pokok dan strategis
3) Penyediaan cadangan pangan pemerintah provinsi Sumatera Barat;
4) Pemberdayaan KWT untuk mengembangkan potensi lahan pekarangan dalam
rangka penyediaan dan diversifikasi pangan;
5) Pemberdayaan kelompok-kelompok pengolahan pangan lokal;
6) Pemberdayaan kelompok-kelompok tani/KWT di Nagari/desa/kelurahan yang
terindikasi rentan pangan untuk mengembangkan potensinya agar mandiri pangan;
Rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang,
sebagaimana Tabel 32 di bawah ini.
2.2. Pemberdayaan
kelompok-kelompok
pengolahan pangan
lokal
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
P R OVIN SI SUM A T ER A B A R A T
Target
Indikato r Kinerja T ujuan, Ko ndisi Kinerja P ada A khir
D ata C apaian P erio de R enstra SKP D
Sasaran, P ro gram
No T ujuan Sasaran Ko de P ro gram dan Kegiatan P ada T ahun A wal T ahun - 1 (2022) T ahun - 2 (2023) T ahun - 3 (2024) T ahun - 4 (2025) T ahun - 5 (2026) P enanggung Lo kasi
(Outco me) dan kegiatan
P erencanaan jawab
(Output)
T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p Juta T arget R p (juta)
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 M EN IN GKA T N YA Indeks Ketahanan 78,64 79,13 59.150 80,21 59.904 81,60 61.376 81,60 63.547 83,22 66.592 83,22 309.715
KEA M A N A N D A N P angan (IKP )
KET A H A N A N
P A N GA N
M eningkatnya A. P R OGR A M Ketersediaan P angan 820.798 833.110 9.557 845.607 9.679 858.291 9.917 871.165 10.268 884.233 10.760 884.233 50.181
Ketersediaan P EN IN GKA T A N P o ko k (T o n)
P angan D IVER SIF IKA SI D A N
KET A H A N A N P A N GA N
M A SYA R A KA T
M eningkatnya Sko r P o la P angan 82,00% 82,50% 83,00% 84,00% 84,50% 85,00% 85,00% 19 Kab/ Ko ta
D iversifikasi H arapan (P P H )
Ko nsumsi
M asyarakat
A .1 Kegiatan P enyediaan Jenis bahan pangan 2 (beras, cabe) 3 (beras, cabe 3.800 3 (beras, 4.180 3 (beras, 4.500 3 (beras, 4.890 3 (beras, 5.089 3 (beras, 22.459
dan P enyaluran P angan po ko k yang & bawang cabe & cabe & cabe & cabe & cabe &
P o ko k atau P angan dikendalikan merah) bawang bawang bawang bawang bawang
Lainnya sesuai dengan stabilitas harga merah) merah) merah) merah) merah)
Kebutuhan D aerah (kenaikan dan
P ro vinsi dalam rangka penurunan harga < 25
Stabilisasi P aso kan dan %)
H arga P angan
A.1.2 Penyediaan Pangan Berbasis 3.000 3.300 3.600 3.900 4.000 17.800
Sumber Daya Lokal
1. Jumlah Lomba Cipta M enu 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 5 kali
Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman
(B2SA) berbasis
sumberdaya lokal yang
terlaksana
2. Jumlah Kelompok Wanita 248 KWT 100 KWT 100 KWT 100 KWT 100 KWT 100 KWT 500 KWT
Tani di Sumatera Barat
dalam pemanfaatan lahan
pekarangan dan lahan
sekitar dengan berbagai
usaha tani (tanaman
sayuran, buah, ikan dan
ternak kecil) yang
diberdayakan
3. Jumlah pelatihan/Bimtek 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 10 kali
pengolahan, manajemen
usaha dan pemasaran yang
terlaksana
4. Jumlah pembinaan, 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 5 kali
pameran produk olahan
pangan lokal dan
pertemuan koordinasi
dengan Stakeholder terkait
yang terlaksana
5. Jumlah kelompok pangan 12 Kelompok 12 kelompok 12 kelompok 12 kelompok 12 kelompok 12 kelompok 60 kelompok
lokal yang dibina
A.1.5 Pengembangan Kelembagaan 800 880 900 990 1.089 4.659 19 Kab/Kota
dan Jaringan Distribusi
Pangan
1. Jumlah kelompok lembaga 32 Gapoktan 32 Gapoktan - 32 Gapoktan - 32 Gapoktan 32 Gapoktan 32 Gapoktan 32 Gapoktan
distribusi pangan
masyarakat yang dibina
2 Jumlah kegiatan promosi 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
produk kelompok tani dan
pelaku usaha yang
dilaksanakan
3 Jumlah kategori penilaian 3 katergori 7 kategori 7 kategori 7 kategori 7 kategori 7 kategori 7 kategori
penghargaan Adhikarya
Pangan Nusantara yang
dilaksanakan
A .3 P ro mo si P encapaian M eningkatnya Sko r 82% 82,50% 682 83 750 84,00% 793 84,50% 872 85,00% 959 85,00% 4.056
T arget Ko nsumsi P o la P angan H arapan
P angan (P P H ) masyarakat
P erkapita/ T ahun Sesuai Sumatera B arat
dengan A ngka
A.3.1 Promosi Penganekaragaman 440 484 500 550 605 2.579
Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal
Jumlah media cetak untuk 1dokumen 1Dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 5 dokumen
promosi Percepatan
Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP)
yang tersedia
Jumlah penyaluran bantuan 1kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 15 kali
bahan pangan alternatif
pengganti beras yang
dilaksanakan
Jumlah peringatan Hari 0 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
Pangan Sedunia Tingkat
Nasional yang diikuti
Jumlah peringatan Hari 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
Pangan Sedunia Tingkat
Provinsi dilaksanakan
A.3.2 Koordinasi dan Sinkronisasi 132 145 160 176 193 806 19 Kab/Kota
Pelaksanaan Advokasi,
Edukasi dan Sosialisasi
Konsumsi Pangan Beragam,
Bergizi, Seimbang, dan Aman
(B2SA)
1. Jumlah media cetak untuk 2 Dokumen 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen 10 dokumen
Pemasyarakatan M enu
Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman
(B2SA) yang disediakan
2. Jumlah rapat koordinasi 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
dan sosialisasi, rapat
koordinasi Konsumsi
Pangan Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman
(B2SA) yang dilaksanakan
A.3.3 Koordinasi dan Sinkronisasi 110 121 133 146 161 672
Pemantauan dan Evaluasi
Konsumsi Per Kapita Per
Tahun
1. Jumlah dokumen analisa 1dokumen 1Dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen
konsumsi pangan
masyarakat yang tersedia
2. Jumlah sosialisasi, rapat 0 kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
koordinasi dan
pembahasan Pola Pangan
Harapan (PPH) yang
dilaksanakan
B. P R OGR A M P resentanse 21% 22% 23.014 24% 23.307 27% 23.880 28% 24.725 30% 25.909 30% 120.836 19 kab/ Ko ta
P EN A N GA N A N penanganan daerah
KER A WA N A N P A N GA N rentan rawan pangan
B .1 P enyusunan P eta T ersedianya peta 1 do kumen 1 do kumen 242 1 do kumen 266 1 do kumen 293 1 do kumen 322 1 do kumen 354 1 do kumen 1.477
Kerentanan dan kerentanan pangan
Ketahanan P angan
Kewenangan P ro vinsi
B.1.1 Penyusunan, Pemutakhiran 242 266 293 322 354 1.477 19 Kab/kota
dan Analisis Peta ketahanan
dan Kerentanan Pangan
Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Jumlah peta ketahanan dan 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 5 dokumen 19 Kab/kota
kerentanan pangan tingkat
provinsi yang disusun
3. Jumlah Peningkatan 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 19 kab/kota
Kompetensi
SDM /Aparatur
Kabupaten/Kota Dalam
Penyusunan Peta SKPG
Pada 19 Kabupaten/kota
yang dilaksanakan
4. Jumlah pemetaan situasi - 1Dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 5 dokumen 19 Kab/kota
pangan dan gizi di
Sumatera Barat yang
dilaksanakan
5. Jumlah sumber daya 20 orang 28 orang 32 orang 36 orang 40 orang 44 orang 180 orang 19 kab/kota
manusia Analis Ketahanan
Pangan dan masyarakat
yang ditingkatkan
kapasitasnya (Fungsional
AKP, PM PH dan APHP)
6. Jumlah pelatihan/Bimtek - 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 10 kali
Fungsional, aparatur dan
masyarakat
7. Jumlah data/informasi data - 19 dokumen 19 dokumen 19 dokumen 19 dokumen 19 dokumen 19 kab/kota
komditi, lokasi, tanggal kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota
tanam, jadwal panen dan
jumlah produksi
B .2 P enanganan Kerawanan B erkurangnya 19 Kab/ ko ta 19 Kab/ ko ta 22.772 19 Kab/ Ko ta 23.041 19 Kab/ Ko ta 23.587 19 Kab/ Ko ta 24.403 19 Kab/ Ko ta 25.555 19 Kab/ Ko ta 119.358 19 Kab/ Ko ta
P angan Kewenangan kerawanan pangan
P ro vinsi masyarakat
B.2.1 Koordinasi dan Sinkronisasi 11.000 11.041 11.355 11.933 12.844 58.174 Nagari/Desa/kelu
Penanganan kerawanan rahan M adiri
Pangan Provinsi Pangan
1. Jumlah Nagari yang 98 Nagari 110 Nagari 125 Nagari 135 Nagari 150 Nagari 150 Nagari 150 Nagari
difasilitasi
sarana/prasarana/ Bimtek
iptek pada nagari mandiri
pangan yang dilaksanakan
2. Jumlah Nagari yang 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
dilakukan pembinaan dan
M onev di Nagari M andiri
Pangan
3. Jumlah Koordinasi Pokja 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali
Ahli Ketahanan Pangan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang
dilaksanakan
4. Jumlah data/ informasi - 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota
data sumberdaya pangan
strategis
5. Jumlah Pengembangan - 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota 19 Kab/Kota
Sumberdaya Pangan
Strategis
B.2.2 Pelaksanaan Pengadaan, 11.772 12.000 12.232 12.469 12.711 61.185 19 Kab/Kota
Pengelolaan, dan Penyaluran
Cadangan Pangan Pada
Kerawanan Pangan yang
M encakup Lebih Dari 1(satu)
Daerah Kabupaten/Kota
Dalam 1(satu) Daerah
Provinsi
1 Jumlah masyarakat yang 495 KK 1.000 KK 4.150 KK 4.150 KK 4.150 KK 4.150 KK 20.750 KK
terdampak dan beresiko
rawan pangan dan gizi serta
stunting yang dibantu
2 Jumlah pembinaan, - 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 19 Kab/Kota
sosialisasi dalam rangka
antisipasi dan penanganan
kejadian rawan pangan
yang dilaksanakan
M eningkatnya C. P R OGR A M M eningkatnya 82% 83% 10.195 83,50% 10.325 84% 10.579 84,50% 10.953 85% 11.477 85% 53.528 19 Kab/ ko ta
Keamanan P angan P EN GA WA SA N keamanan pangan
KEA M A N A N P A N GA N masyarakat
C .1 P elaksanaan T erlaksananya 100% 100% 10.195 100% 10.325 100% 10.579 100% 10.953 100% 11.477 100% 53.528 19 Kab/ ko ta
P engawasan Keamanan pemasyarakatan
P angan Segar D istribusi sistem mutu,
Lintas D aerah Kab/ Ko ta pengawasan
keamanan pangan
segar di tingkat
pro dusen (premarket)
dan pangan yang
beredar di masyarakat
(po st market) melalui
uji labo rato rium dan
penerbitan sertifikat
P rima, register P SA T
dan register rumah
kemas
C.1.1 Penguatan Kelembagaan 3.000 4.000 3.621 4.000 4.000 18.621 19 kab/Kota
Keamanan Pangan Segar
Provinsi
1. Jumlah hasil uji 50 sampel 250 sampel 250 sampel 250 sampel 250 sampel 250 sampel 1.250 sampel
laboratorium pangan yang
beredar
2. Jumlah pengawasan - 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 20 kali
keamanan pangan terpadu
yang dilaksanakan
3. Jumlah Kab/Kota yang 19 Kab/kota 19 Kab/kota 19 Kab/kota 19 Kab/kota 19 Kab/kota 19 Kab/kota 19 Kab/Kota
mengikuti KIE keamanan
pangan
C.1.2 Sertifikasi Keamanan Pangan 1. Jumlah Sertifikat Prima 100 sertifikat 1.000 845 929 1.022 1.124 4.920
Segar Asal Tumbuhan Lintas yang diterbitkan
Daerah Kabupaten/Kota
1. Terbitnya sertifikat Prima 100 sertifikat 86 sertifikat 86 sertifikat 86 sertifikat 86 sertifikat 86 sertifikat 86 sertifikat
2. Jumlah hasil uji 50 buah 55 buah 60 buah 65 buah 70 buah 75 buah 325 buah
laboratorium ditingkat
produsen
3. Jumlah pelaku usaha 60 PUA 60 PUA 65 PUA 70 PUA 75 PUA 80 PUA 80 PUA
pangan segar hasil
pertanian yang telah
memiliki sertifikat prima
yang disurvei
C.1.3 Registrasi Keamanan Pangan Jumlah registrasi PSAT 40 Registrasi PSAT & 45 Registrasi 300 45 Registrasi 330 45 Registrasi 363 45 Registrasi 399 45 Registrasi 439 225 Registrasi 1.832 19 Kab/Kota
Segar Asal Tumbuhan Lintas dan registrasi Rumah Rumah Kemas PSAT, 5 PSAT, 5 PSAT, 5 PSAT, 5 PSAT, 5 PSAT, 25
Daerah Kabupaten/Kota Kemas yang diterbitkan Registrasi rumah Registrasi rumah Registrasi rumah Registrasi rumah Registrasi rumah Registrasi
kemas kemas kemas kemas kemas Rumah Kemas
C.1.4 Rekomendasi Keamanan 136 150 165 182 200 833 19 Kab/Kota
Pangan Segar Asal
Tumbuhan Lintas Daerah
Kabupaten/Kota
1. Jumlah 4 kali 5 kali 6 kali 7 kali 8 kali 9 kali 35 kali
koordinasi/sosialisasi
sistem jaminan mutu dan
keamanan pangan di
tingkat Kabupaten/Kota
yang dilaksanakan
2. Jumlah rekomendasi 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 1kali 19 Kab/Kota
keamanan pangan segar
asal tumbuhan yang
diterbitkan
C.1.5 Penyediaan Sarana dan Jumlah sarana dan 1paket 1paket 5.758 1paket 5.000 1paket 5.500 1paket 5.350 1paket 5.714 1paket 27.322
Prasarana Pengujian Mutu prasarana laboratorium
dan Keamanan Pangan Segar keamanan pangan Provinsi
Asal Tumbuhan Sumatera Barat yang
disediakan
M eningkatnya A. P R OGR A M Sko r P o la P angan 82,00% 82,50% 5.075 83,00% 4.749 84,00% 4.624 84,50% 4.506 85,00% 4.712 85,00% 23.666 19 Kab/ Ko ta
Stabilisasi H arga P EN IN GKA T A N H arapan (P P H )
P angan P o ko k D IVER SIF IKA SI D A N
dan Strategis KET A H A N A N P A N GA N
M A SYA R A KA T
Sko r P o la P angan 82,00% 82,50% 83,00% 84,00% 84,50% 85,00% 85,00% 19 Kab/ Ko ta
H arapan (P P H )
A .1 P enyediaan dan T erkendalinya 2 (beras, cabe) 3 (beras, cabe 3.587 3 (beras, 3.452 3 (beras, 3.224 3 (beras, 2.996 3 (beras, 3.051 3 (beras, 16.310
P enyaluran P angan stabilitas harga & bawang cabe & cabe & cabe & cabe & cabe &
P o ko k atau P angan (kenaikan dan merah) bawang bawang bawang bawang bawang
Lainnya sesuai dengan penurunan harga < 50 merah) merah) merah) merah) merah)
Kebutuhan D aerah %)
P ro vinsi dalam rangka
Stabilisasi P aso kan dan
H arga P angan
A.1.1 Penyediaan Informasi Harga 319 300 330 363 399 1.712 19 Kab/Kota
Pangan dan Neraca Bahan
makanan
1. Jumlah data/informasi 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 1dokumen 5 dokumen
harga pangan pada 19
kab/kota yang tersedia
2. Jumlah buku neraca bahan 1Dokumen 1buku 1buku 1buku 1buku 1buku 5 buku
makanan (NBM ) yang
tersedia
3. Jumlah sosialisasi, rapat 2 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 20 kali
koordinasi dan
pembahasan harga pangan
dan neraca bahan makanan
yang terlaksana
A.1.3 Koordinasi, Sinkronisasi dan 2.100 - 1.967 - 1.691 - 1.409 - 1.405 8.573 19 Kab/Kota
Pelaksanaan Distribusi
Pangan Pokok dan Pangan
Lainnya
1. Jenis Bahan Pangan dalam 10 bahan pangan 10 bahan pangan 10 bahan pangan 10 bahan pangan 10 bahan pangan 10 bahan pangan 10 bahan pangan
rangka operasi pasar, gelar pokok dan strategis pokok dan pokok dan pokok dan pokok dan pokok dan pokok dan
pangan murah yang strategis strategis strategis strategis strategis strategis
didistribusikan
1. Jumlah bazar/pasar murah 78 kali 150 kali 150 kali 150 kali 150 kali 150 kali 150 kali
bahan pangan yang
dilaksanakan
A .2 P engelo laan dan T ertanggulanginya 100% 100% 1.488 100% 1.297 100% 1.400 100% 1.510 100% 1.661 100% 7.356
Keseimbangan permasalahan rentan
C adangan P angan pangan akibat
P ro vinsi bencana alam/ so sial/
gejo lak
harga/ keadaan
darurat
A.2.1 Koordinasi dan Sinkronisasi Jumlah kelompok 22 kelompok 33 Kelompok 88 38 Kelompok 90 43 Kelompok 100 48 Kelompok 110 48 Kelompok 121 48 kelompok 509 19 Kab/Kota
Pengendalian Cadangan Lumbung Pangan
Pangan Provinsi M asyarakat Provinsi
Sumatera Barat yang
dilakukan pembinaan dan
pengawasan
A.2.2 Koordinasi, Sinkronisasi dan Jumlah Cadangan Pangan 0 Ton 100 Ton 1400 100 ton 1.207 100 ton 1.300 100 ton 1.400 100 ton 1.540 600 Ton 6.847 19 Kab/Kota
Pengadaan Cadangan Pemerintah Daerah
Pangan Pemerintah Provinsi Provinsi Sumatera Barat
yang disediakan
b T ingkat Kepuasan 75 75 75 75 75 75 75
terhadap P elayanan
Organisasi
M eningkatnya a Nilai Akuntabilitas Kinerja 72 75 16.384 78 16.593 80 17.001 81 17.602 82 18.445 82 85.170
A kuntabilitas OPD
Kinerja Organisasi
D. P R OGR A M P ersentase 100% 100% 16.384 100% 16.593 100% 17.001 100% 17.602 100% 18.445 100% 85.170
P EN UN JA N G UR USA N ketercapaian
P EM ER IN T A H A N penunjang urusan
D A ER A H P R OVIN SI pemerintahan daerah
pro vinsi
D .1 P erencanaan, P ersentase 85% 85% 390 85% 649 85% 714 85% 785 85% 864 85% 3.402
P enganggaran, dan sinkro nisasi
Evaluasi Kinerja perencanaan dan
P erangkat D aerah pelaksanaan kinerja
perangkat daerah
D.1.1 Penyusunan Dokumen Jumlah Dokumen 9 Dokumen 9 Dokumen 100 9 Dokumen 250 9 Dokumen 275 9 Dokumen 303 9 Dokumen 333 9 Dokumen 1.260 Kota Padang
Perencanaan Perangkat perencanaan perangkat
Daerah daerah yang disusun
D.1.2 Koordinasi dan Penyusunan Jumlah laporan capaian 7 Dokumen 7 Dokumen 90 7 Dokumen 99 7 Dokumen 109 7 Dokumen 120 7 Dokumen 132 7 Dokumen 549 Kota Padang
Laporan Capaian Kinerja dan kinerja dan ikhtisar realisasi
Ikhtisar Realisasi Kinerja kinerja SKPD yang disusun
SKPD
D.1.3 Evaluasi Kinerja Perangkat Jumlah dokumen evaluasi 1dokumen 1dokumen 200 1dokumen 300 1dokumen 330 1dokumen 363 1dokumen 399 1dokumen 1.592 19 Kab/Kota
Daerah kinerja triwulanan
D .2 A dministrasi Keuangan P ersentase T ertib 12 bulan 12 bulan 8.428 12 bulan 10.506 12 bulan 11.556 12 bulan 11.634 12 bulan 12.797 12 bulan 54.427
P erangkat D aerah A dministrasi
Keuangan
D.2.1 Penyediaan Gaji dan Jumlah ASN dan calon 12 bulan 12 bulan 8.000 12 bulan 10.000 12 bulan 11.000 12 bulan 11.022 12 bulan 12.123 12 bulan 52.145 Kota Padang
Tunjangan ASN Kantor ASN yang dibayarkan gaji
dan tunjangannya
D.2.2 Penyediaan Administrasi Jasa administrasi 12 bulan 12 bulan 318 12 bulan 385 12 bulan 424 12 bulan 466 12 bulan 512 12 bulan 2.105 Kota Padang
Pelaksanaan Tugas ASN keuangan (pengelola
keuangan, pengelola
barang milik daerah,
pengelola sistem
informasi, petugas
PPHPK, pengelola
Simbangda, Pejabat
Pengadaan)
D.2.3 Koordinasi dan Penyusunan Jumlah Laporan keuangan 12 bulan 12 bulan 110 12 bulan 121 12 bulan 133 12 bulan 146 12 bulan 161 12 bulan 177 Kota Padang
Laporan Keuangan bulanan/triwulanan/semest
Bulanan/Triwulanan/Semeste eran yang disiapkan
ran SKPD
D .3 A dministrasi B arang P ersentase T ertib 12 bulan 12 bulan 145 12 bulan 160 12 bulan 165 12 bulan 182 12 bulan 200 12 bulan 851
M ilik D aerah pada A dministrasi B arang
P erangkat D aerah M ilik D aerah
D.3.1 Pengamanan Barang M ilik Jasa jaminan barang milik 1Tahun 1Tahun 145 12 bulan 160 12 bulan 165 12 bulan 182 12 bulan 200 12 bulan 851 Kota Padang
Daerah SKPD daerah (gedung)
- Kendaraan dinas
operasional (Roda 4)
D .4 A dministrasi P ersentase T ertib 60% 60% 100 60% 253 60% 278 60% 306 60% 337 60% 915
Kepegawaian P erangkat A dministrasi
D aerah Kepegawaian
P erangkat D aerah
D.4.1 Pengadaan Pakaian Dinas Jumlah Pakaian dinas 1Tahun 1Tahun 80 1Tahun 88 1Tahun 97 1Tahun 106 1Tahun 117 1Tahun 129 Kota Padang
Beserta Atribut beserta kelengkapannnya
Kelengkapannya yang disediakan
D.4.2 Bimbingan Teknis Jumlah aparatur mengikuti 5 orang 3 orang 20 5 orang 165 5 orang 182 5 orang 200 5 orang 220 5 orang 786 19 Kab/Kota &
Implementasi Peraturan sosialisasi/bimtek Luar Daerah
Perundang-Undangan
D .5 A dministrasi Umum P ersentase T ertib 12 bulan 12 bulan 983 12 bulan 1.473 12 bulan 1.082 12 bulan 1.190 12 bulan 1.309 12 bulan 6.038
P erangkat D aerah A dministrasi Umum
P erangkat D aerah
D.5.1 Penyediaan Komponen Jumlah komponen 12 bulan 12 bulan 24 12 bulan 27 12 bulan 29 12 bulan 32 12 bulan 35 12 bulan 148 D inas P angan
Instalasi Listrik/Penerangan instalasi listrik kantor yang
Bangunan Kantor tersedia
D.5.1 Penyediaan Komponen Jumlah komponen 12 bulan 12 bulan 7 12 bulan 10 12 bulan 11 12 bulan 12 12 bulan 13 12 bulan 53 UP T D B P SM P
Instalasi Listrik/Penerangan instalasi listrik kantor yang
Bangunan Kantor tersedia
D.5.1 Penyediaan Komponen Jumlah komponen 12 bulan 12 bulan 20 12 bulan 22 12 bulan 24 12 bulan 27 12 bulan 29 12 bulan 122 UP T D D P A P
Instalasi Listrik/Penerangan instalasi listrik kantor yang
Bangunan Kantor tersedia
D.5.2 Penyediaan Peralatan dan Jumlah Komputer PC, 3 unit PC, 5 unit printer 10 unit 100 10 unit 300 - - - - - - 20 unit 400 D inas P angan Kota Padang
Perlengkapan Kantor Laptop, Printer 3 unit 3 unit 6 unit
13 unit 13 unit 26 unit
D.5.2 Penyediaan Peralatan dan Jumlah Komputer PC, 1unit 1unit 40 1unit 50 - - - - - - 2 unit 90 UP T D B P SM P Kota Padang
Perlengkapan Kantor Laptop, Printer 1unit 1unit 1unit 2 unit
1unit 1unit 1unit 2 unit
D.5.2 Penyediaan Peralatan dan Jumlah Komputer PC, 1unit 1unit 50 1unit 60 - - - - - - 2 unit 110 UP T D D P A P Kota Padang
Perlengkapan Kantor Laptop, Printer 1unit 1unit 1unit 2 unit
3 unit 3 unit 3 unit 6 unit
D.5.3 Penyediaan Bahan Logistik - Jumlah M akanan dan 12 bulan 12 bulan 120 12 bulan 120 12 bulan 120 12 bulan 132 12 bulan 145 12 bulan 637 Dinas Pangan Kota Padang
Kantor minuman yang disediakan
untuk pertemuan dan tamu
- Jumlah penyediaan alat
tulis kantor yang tersedia
D.5.3 Penyediaan Bahan Logistik - Jumlah M akanan dan 12 bulan 12 bulan 20 12 bulan 22 12 bulan 24 12 bulan 27 12 bulan 29 12 bulan 122 UPTD BPSM P Kota Padang
Kantor minuman yang disediakan
untuk pertemuan dan tamu
- Jumlah penyediaan alat
tulis kantor yang tersedia
D.5.3 Penyediaan Bahan Logistik - Jumlah M akanan dan 12 bulan 12 bulan 25 12 bulan 28 12 bulan 30 12 bulan 33 12 bulan 37 12 bulan 153 UPTD DPAP Kota Padang
Kantor minuman yang disediakan
untuk pertemuan dan tamu
- Jumlah penyediaan alat
tulis kantor yang tersedia
D.5.4 Penyediaan Barang Jumlah barang cetak dan 12 bulan 12 bulan 30 12 bulan 33 12 bulan 36 12 bulan 40 12 bulan 44 12 bulan 183 Dinas Pangan Kota Padang
Cetakan dan Penggandaan penggandaan yang tersedia
D.5.4 Penyediaan Barang Jumlah barang cetak dan 12 bulan 12 bulan 10 12 bulan 11 12 bulan 12 12 bulan 13 12 bulan 15 12 bulan 61 UPTD BPSM P Kota Padang
Cetakan dan Penggandaan penggandaan yang tersedia
D.5.4 Penyediaan Barang Jumlah barang cetak dan 12 bulan 12 bulan 13 12 bulan 14 12 bulan 16 12 bulan 17 12 bulan 19 12 bulan 79 UPTD DPAP Kota Padang
Cetakan dan Penggandaan penggandaan yang tersedia
D.5.5 Penyediaan Bahan Bacaan Jumlah bahan bacaan surat 12 Bulan 12 Bulan 20 12 Bulan 22 12 Bulan 24 12 Bulan 27 12 Bulan 29 12 Bulan 122 Dinas Pangan Kota Padang
dan Peraturan Perundang- kabar Kompas, Singgalang,
undangan Haluan dan Padang
Ekspress yang tersedia
D.5.5 Penyediaan Bahan Bacaan Jumlah bahan bacaan surat 12 Bulan 12 Bulan 2 12 Bulan 2 12 Bulan 2 12 Bulan 3 12 Bulan 3 12 Bulan 12 UPTD BPSM P Kota Padang
dan Peraturan Perundang- kabar Kompas, Singgalang,
undangan Haluan dan Padang
Ekspress yang tersedia
D.5.5 Penyediaan Bahan Bacaan Jumlah bahan bacaan surat 12 Bulan 12 Bulan 2 12 Bulan 2 12 Bulan 2 12 Bulan 3 12 Bulan 3 12 Bulan 12 UPTD DPAP Kota Padang
dan Peraturan Perundang- kabar Kompas, Singgalang,
undangan Haluan dan Padang
Ekspress yang tersedia
D.5.6 Penyelenggaraan Rapat Jumlah rapat-rapat 12 bulan 12 bulan 500 12 bulan 750 12 bulan 750 12 bulan 825 12 bulan 908 12 bulan 3.733 Kota Padang
Koordinasi dan Konsultasi Koordinasi dan Konsultasi
SKPD ke dalam dan keluar daerah
yang dilaksanakan
Target
Indikato r Kinerja T ujuan, Ko ndisi Kinerja P ada A khir
D ata C apaian P erio de R enstra SKP D
Sasaran, P ro gram
No T ujuan Sasaran Ko de P ro gram dan Kegiatan P ada T ahun A wal T ahun - 1 (2022) T ahun - 2 (2023) T ahun - 3 (2024) T ahun - 4 (2025) T ahun - 5 (2026) P enanggung Lo kasi
(Outco me) dan kegiatan
P erencanaan jawab
(Output)
T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p Juta T arget R p (juta)
D .6 P engadaan B arang P ersentase 12 bulan 12 bulan 4.378 12 bulan 1.293 12 bulan 720 12 bulan 771 12 bulan 116 12 bulan 7.278 Kota Padang
M ilik D aerah P enunjang ketersediaan B arang
Urusan P emerintah M ilik D aerah sesuai
D aerah dengan perencanaan
D.6.1 Pengadaan Kendaraan Dinas Jumlah Kendaraan dinas - 6 unit, 4unit mobil 4.000 1unit 656 4 unit (mobil box) 4.656 Kota Padang
Operasional atau Lapangan operasional atau lapangan box)
baru
D.6.2 Pengadaan M ebel Jumlah mobiler yang 1Tahun 1Tahun 300 1Tahun 550 1Tahun 624 1Tahun 665 - 1Tahun 2.139 Dinas Pangan, Kota Padang
diadakan UPTD-BPSM P,
UPTD-DPAP
D.6.3 Pengadaan Sarana dan Jumlah perlengkapan 12 bulan 12 bulan 60 12 bulan 66 12 bulan 73 12 bulan 80 12 bulan 88 12 bulan 366 Dinas Pangan Kota Padang
Prasarana Pendukung gedung kantor yang
Gedung Kantor atau diadakan
Bangunan Lainnya
D.6.3 Pengadaan Sarana dan Jumlah perlengkapan 12 bulan 12 bulan 6 12 bulan 8 12 bulan 9 12 bulan 10 12 bulan 11 12 bulan 43 UPTD BPSM P Kota Padang
Prasarana Pendukung gedung kantor yang
Gedung Kantor atau diadakan
Bangunan Lainnya
D.6.3 Pengadaan Sarana dan Jumlah perlengkapan 12 bulan 12 bulan 12 12 bulan 13 12 bulan 15 12 bulan 16 12 bulan 18 12 bulan 73 UPTD DPAP Kota Padang
Prasarana Pendukung gedung kantor yang
Gedung Kantor atau diadakan
Bangunan Lainnya
D .7 P enyediaan Jasa P ersentase 12 bulan 12 bulan 1.624 12 bulan 1.889 12 bulan 2.078 12 bulan 2.286 12 bulan 2.344 12 bulan 10.220
P enunjang Urusan ketersediaan Jasa
P emerintahan D aerah P enunjang Urusan
P emerintahan D aerah
D.7.1 Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat yang 12 bulan 12 bulan 30 12 bulan 33 12 bulan 36 12 bulan 40 12 bulan 44 12 bulan 183 Dinas Pangan
M enyurat didistribusikan
D.7.1 Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat yang 12 bulan 12 bulan 8 12 bulan 9 12 bulan 10 12 bulan 11 12 bulan 12 12 bulan 49 UPTD BPSM P
M enyurat didistribusikan
D.7.1 Penyediaan Jasa Surat Jumlah surat yang 12 bulan 12 bulan 9 12 bulan 9 12 bulan 10 12 bulan 11 12 bulan 12 12 bulan 52 UPTD DPAP
M enyurat didistribusikan
D.7.2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Jumlah jasa komunikasi, 12 bulan 12 bulan 300 12 bulan 430 12 bulan 473 12 bulan 520 12 bulan 519 12 bulan 2.243 Dinas Pangan
Sumber Daya Air dan Listrik air dan listrik yang
disediakan
D.7.2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Jumlah jasa komunikasi, 12 bulan 12 bulan 85 12 bulan 94 12 bulan 103 12 bulan 113 12 bulan 124 12 bulan 519 UPTD BPSM P
Sumber Daya Air dan Listrik air dan listrik yang
disediakan
D.7.2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Jumlah jasa komunikasi, 12 bulan 12 bulan 295 12 bulan 325 12 bulan 357 12 bulan 393 12 bulan 432 12 bulan 1.801 UPTD DPAP
Sumber Daya Air dan Listrik air dan listrik yang
disediakan
D.7.3 Penyediaan Jasa Pelayanan Jumlah jasa kebersihan 12 bulan 12 bulan 897 12 bulan 990 12 bulan 1.089 12 bulan 1.198 12 bulan 1.200 12 bulan 5.374
Umum Kantor kantor; Jasa pengamanan
kantor; jasa sopir kantor;
honor PTT; Jasa
kesehatan rohani (wirid
mingguan, program
ramadhan)
Target
Indikato r Kinerja T ujuan, Ko ndisi Kinerja P ada A khir
D ata C apaian P erio de R enstra SKP D
Sasaran, P ro gram
No T ujuan Sasaran Ko de P ro gram dan Kegiatan P ada T ahun A wal T ahun - 1 (2022) T ahun - 2 (2023) T ahun - 3 (2024) T ahun - 4 (2025) T ahun - 5 (2026) P enanggung Lo kasi
(Outco me) dan kegiatan
P erencanaan jawab
(Output)
T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p (juta) T arget R p Juta T arget R p (juta)
D .8 P emeliharaan B arang P ersentase B arang 12 bulan 12 bulan 336 12 bulan 370 12 bulan 407 12 bulan 448 12 bulan 479 12 bulan 2.040
M ilik D aerah P enunjang M ilik D aerah yang
Urusan P emerintahan berko ndisi baik
D aerah
D.8.1 Penyediaan Jasa Jumlah pemeliharaan 1Tahun 1Tahun 187 1Tahun 206 1Tahun 226 1Tahun 249 1Tahun 260 1Tahun 1.128
Pemeliharaan, Biaya dinas operasional secara
Pemeliharaan, Pajak dan berkala yang dilaksanakan
Perizinan Kendaraan Dinas
Operasional atau
Lapangan
D.8.2 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah gedung kantor yang 1tahun 1tahun 35 1tahun 39 1tahun 42 1tahun 47 1tahun 51 1tahun 214 Dinas Pangan
Gedung Kantor dan Bangunan dipelihara
Lainnya
D.8.2 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah gedung kantor yang 1tahun 1tahun 15 1tahun 17 1tahun 18 1tahun 20 1tahun 22 1tahun 92 UPTD BPSM P
Gedung Kantor dan Bangunan dipelihara
Lainnya
D.8.2 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah gedung kantor yang 1tahun 1tahun 20 1tahun 22 1tahun 24 1tahun 27 1tahun 29 1tahun 122 UPTD DPAP
Gedung Kantor dan Bangunan dipelihara
Lainnya
D.8.3 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah perlengkapan 12 bulan 12 bulan 66 12 bulan 73 12 bulan 80 12 bulan 88 12 bulan 97 12 bulan 403 Dinas Pangan
Sarana dan Prasarana gedung kantor yang
Pendukung Gedung Kantor dipelihara
atau Bangunan Lainnya
D.8.3 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah perlengkapan 12 bulan 12 bulan 5 12 bulan 6 12 bulan 7 12 bulan 7 12 bulan 8 12 bulan 33 UPTD BPSM P
Sarana dan Prasarana gedung kantor yang
Pendukung Gedung Kantor dipelihara
atau Bangunan Lainnya
D.8.3 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah perlengkapan 12 bulan 12 bulan 8 12 bulan 9 12 bulan 10 12 bulan 11 12 bulan 12 12 bulan 49 UPTD DPAP
Sarana dan Prasarana gedung kantor yang
Pendukung Gedung Kantor dipelihara
atau Bangunan Lainnya
BAB VII
INDIKATOR KINERJA DINAS PANGAN YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Dinas Pangan Pangan Provinsi Sumatera Barat yang mengacu
pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas Pangan Pangan Provinsi Sumatera
Barat dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja ini juga berhubungan
dengan strategi dan kebijakan dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-
2026 yang diamanatkan khususnya kepada Dinas Pangan dalam upaya mewujudkan
visi dan misi Kepala daerah serta Wakil Kepala Daerah periode 2021 - 2026.
Sebagaimana telah diuraikan pada bab III, misi Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat yang terkait dengan Bidang Pangan pada Misi ke 3 yaitu “Meningkatkan nilai
tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan”. Dari
misi ke 3 ini yang menjadi tujuan Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat adalah
Meningkatnya ketahanan dan keamanan pangan.
Tabel 34
Indikator Kinerja Utama Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026
TARGET
No INDIKATOR
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Misi 3 : Meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan
1 Indeks Ketahanan Pangan 78,64 79,13 80,21 81,60 82,05 83,22
Tabel 35
Indikator Kinerja Dinas Pangan yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah merupakan panduan kerja bagi SKPD
selama 5 (lima) tahun ke depan. Renstra disusun berdasarkan kebijakan Kepala Daerah Terpilih
untuk dapat digunakan dalam mendukung pencapaian visi, misi dan sasaran serta program
Kepala Daerah. Berdasarkan pada hal tersebut, pelaksanaan Renstra Dinas Pangan Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2021 - 2026 mendukung pencapaian dalam perencanaan pembangunan
dalam 5 (lima) tahun ke depan. Penyusunan perencanaan pembangunan yang berkualitas akan
menopang dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas.
Renstra Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 ini akan menjadi
acuan dalam menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan yang berorientasi pada
peningkatan ketahanan dan keamanan pangan masyarakat. Renstra ini disusun dengan
mengakomodir Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 khususnya dibidang
ketahanan pangan, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat dan dokumen hasil
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Provinsi Sumatera Barat.
Renstra Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur dan Wakil Gubernur hasil Pemilihan Kepala
Daerah yang dilaksanakan pada Tahun 2019 dan telah dituangkan dalam dokumen RPJMD
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 – 2026. Dokumen renstra ini merupakan pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahunan.
Renstra yang disusun ini merupakan pedoman bagi unit kerja di lingkup Dinas Pangan
Provinsi Sumatera Barat dalam menyusun rencana kerja, program dan kegiatan serta anggaran
yang dibutuhkan dalam mendukung terlaksananya Renstra Tahun 2021 - 2026 dan merupakan
pedoman pula bagi kabupaten/kota lingkup Dinas Pangan/menangani ketahanan pangan dalam
menyusun Renstra sehingga perencanaan pembangunan ketahanan pangan mulai dari pusat,
provinsi dan kabupaten/kota bersinergi dan berkesinambungan.
Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat berkewajiban untuk melaksanakan program-
program dalam Renstra Tahun 2016 – 2021 dengan sebaik-baiknya;
2. Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat berkewajiban untuk menyusun rencana kerja sesuai
dengan tugas dan fungsi dengan berpedoman pada Renstra dan RPJMD Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2021 – 2026 sehingga dapat dijabarkan dalam bentuk program, kegiatan,
rencana anggaran tahunan;
3. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Renstra Dinas Pangan Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2021 – 2026, diwajibkan menjabarkannya ke dalam Rencana Kerja
Tahunan serta melakukan pemantauan terhadap pelaksanaannya, mengakomodir
permasalahan dan memberikan masukan dalam rapat pimpinan lingkup Dinas Pangan
khususnya di Sekretariat ;
4. Renstra Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 – 2026 merupakan indikator
dalam proses evaluasi laporan pelaksanaan atas kinerja lima tahunan dan tahunan, sehingga
dapat meminimalisir pelaksanaan kegiatan yang menyimpang dari visi dan misi Gubernur
dan Wakil Gubernur periode 2021 – 2026 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pangan Provinsi Sumatera Barat.
5. Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat tetap mempunyai ruang gerak yang luas
untuk menyempurnakan Renstra ini bila diperlukan guna mendukung dan tercapainya
pembangunan ketahanan pangan yang lebih baik.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, adalah sebuah kewajiban bagi seluruh
individu lingkup Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan Renstra ini, dimana monitoring dan evaluasi secara berkala perlu dilakukan dalam
rangka meminimalisir permasalahan yang dihadapi .