KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................6
DAFTAR ISI..................................................................................................................................7
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................9
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................11
A. LATAR BELAKANG........................................................................................11
B. PENGERTIAN...................................................................................................11
C. MAKSUD DAN TUJUAN...............................................................................11
D. DASAR HUKUM..............................................................................................12
E. PERUBAHAN...................................................................................................13
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH......................................14
A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah............14
1. Tugas...........................................................................................................14
2. Fungsi.........................................................................................................14
3. Struktur Organisasi BLUD Perangkat Daerah.............................15
B. Sumber Daya BLUD......................................................................................19
C. Kinerja Pelayanan BLUD.............................................................................22
1. Kinerja Keuangan...................................................................................22
2. Kinerja Pelayanan Rumah Sakit........................................................25
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS RUMAH SAKIT.........................29
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan BLUD............................................................................................29
B. Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur
Terpilih..............................................................................................................38
1. Visi...............................................................................................................38
2. Misi..............................................................................................................38
3. Program......................................................................................................41
C. Telaahan Renstra Kementrian Kesehatan 2020 -2024 dan Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018-2023...............41
D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis...............................................................................................44
E. Penentuan Isu-isu Strategis.......................................................................44
F. Rencana Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit.............................45
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN.....................................................................................47
A. Tujuan...............................................................................................................47
B. Sasaran.............................................................................................................47
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN................................................................49
A. Strategi..............................................................................................................49
B. Arah Kebijakan...............................................................................................49
BAB VI RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, STANDAR PELAYANAN MINIMAL
SERTA PENDANAAN............................................................................................51
-8-
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rencana Strategis Perangkat Daerah yang kemudian disebut Renstra
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk
periode 5 (lima) Tahun. Fungsi Renstra Perangkat Daerah adalah sebagai
pedoman setiap unit kerja yang ada di Perangkat Daerah dalam
pelaksanaan program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun berdasarkan
tugas pokok dan fungsi pelayanan Perangkat Daerah.
Penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2023–2027 dilaksanakan oleh TIM
penyusun Renstra Perangkat Daerah. Tim bekerja dengan merujuk kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara
transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur,
berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Perencanaan pembangunan
daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan
wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Kedudukan Renstra Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2023–2027 adalah merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018–2023 dengan peranan sebagai pelaksana program
dan kegiatan dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kepala
Daerah/Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara
B. PENGERTIAN
Berdasarkan Pasal 41 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 79 tahun 2018, Rencana Strategis pada Badan Layanan
Umum Daerah adalah perencanaan 5 (lima) tahunan yang disusun untuk
menjelaskan strategi pengelolaan BLUD dengan mempertimbangkan
alokasi sumber daya dan kinerja dengan menggunakan teknik analisis
bisnis.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Renstra tahun 2023-2027 adalah untuk
menentukan arah kebijakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
berdasarkan tugas pokok dan fungsi dalam rangka mendukung
perwujudan tujuan dan sasaran RPJMD tahun 2018-2023.
-12-
E. PERUBAHAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017, perubahan renstra mengikuti perubahan RPJMD, sehubungan
dengan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara akan berakhir tahun 2023
yang merupakan tahun pertama Renstra Rumah Sakit Jiwa maka akan
dilakukan perubahan sesuai dengan RPJMD 2024–2029. Tahapan
Perubahan Renstra berlaku mutatis mutandis penyusunan renstra.
-14-
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB.
SUB. BAGIAN
BAGIAN SUB. BAGIAN
UMUM DAN PENCATATAN DAN
KEUANGAN
KEPEGAWAIAN PROGRAM
BIDANG
PENUNJANG
PELAYANAN
PERAWATAN
MEDIK
MEDIK
SUBAG
SUBAG
SUBAG
SUBAG
SUBAG SUBAG
MEDIS
PENINGKATAN
RAWAT
RAWAT UMUM
KESEHATAN
RAWAT
LABORATORIUM
PSRS
KHUSUS
JIWA
JALAN
INAP PENDIDIKAN DAN
DAN DAN
FARMASI
RUJUKAN
DAN PENGEMBANGAN
PENCEGAHAN
GIZI PROFESI
Tabel 2.1.
Perkembangan Jumlah SDM / Tenaga Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Jumlah/Tahun
No Pendidikan
2016 2017 2018 2019 2020
1. S3 0 0 0 0 0
2. S2 10 11 11 19 19
3. S1 40 53 105 115 116
4. D IV 2 2 4 10 8
5. D III 40 32 48 59 57
6. DI 2 2 1 0 0
7. SLTA 78 94 49 33 34
Jumlah Total 172 194 218 236 234
-20-
Tabel 2.2.
Jumlah Tenaga Pejabat Struktural dan Fungsional
No Urai an Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Ket.
1 TENAGA
MEDIS
Dokter Umum Orang 5 3 4 2 3 3
Dokter Gigi Orang 8 8 8 7 7 7
Dokter Ahli Orang 0 0 0 0 0 0
Pathologi
Klinik
Dokter Ahli Orang 2 2 2 2 2 2
Ahli Jiwa
Dokter Ahli Orang 1 1 0 0 0 0
Syaraf
Jumlah 16 14 14 11 12 12
2 TENAGA
KEPERAWATA
N
NERS Orang 4 2 0 0 11 15
Perawat Orang 73 63 67 70 57 52
Bidan Orang 5 3 3 2 0 0
Jumlah 82 68 70 72 68 67
3 TENAGA
KEFARMASIAN
Apoteker Orang 4 4 5 5 7 9
Asisten Orang 7 8 8 8 5 5
Apoteker
Calon Asisten Orang - 2 2 2 0 0
Apoteker
Jumlah 11 14 15 15 15 16
4 TENAGA
KESEHATAN
MASYARAKAT
Epideomolog Orang 1 1 1 2 2 2
Kesehatan
Penyuluh Orang 1 1 1 2 2 2
Kesehatan
Administrasi Orang 9 7 7 12 16 12
Kesehatan
Sanitarian Orang 9 9 7 8 7 7
Jumlah 20 18 16 24 25 23
5 TENAGA GIZI
Nutrisionis dan Orang 15 14 14 16 15 15
Dietisien
Jumlah 15 14 14 16 15 15
6 TENAGA
KETERAPIAN
FISIK
Fisioterapis Orang 1 1 1 1 1 2
Jumlah 1 1 1 1 1 2
-21-
Retribusi Pemakaian
Kekayaan daerah-
9,456,000 9,456,000 0 9,001,000 0 0 95.19% 0.00% 0.00% - -25.00% -25.00%
Penyewaan tanah dan
bangunan
Retribusi Pemakaian
Kekayaan daerah- 20,000,000 20,000,000 12,000,000 30,345,000 12,765,000 6,575,000 151.73% 63.83% 54.79% 12,000,000 -10.00% -26.61%
Laboratorium
Retribusi Pemakaian
9,000,00
Kekayaan daerah- 9,000,000 9,000,000 9,000,000 26,416,500 12,250,000 14,056,000 293.52% 136.11% 156.18%
0
0.00% -9.72%
Ruangan
Retribusi Pemakaian
Kekayaan daerah- 500,000 500,000 500,000 150,000 500,000 0.00% 30.00% 100.00% 500,000 0.00% 58.33%
Kendaraan Bermotor
BELANJA DAERAH 34,801,917,450 31,691,772,564 34,670,757,780 30,350,979,400 28,765,011,774 30,123,639,854 87.21% 90.76% 34,334,734,100 0.12% -0.13%
-Belanja Tidak langsung 20,826,892,200 20,398,332,050 0 17,518,482,865 19,539,466,224 0 84.11% 95.79% 0.00% 0 -25.51% -22.12%
Belanja Pegawai 20,826,892,200 20,398,332,050 0 17,518,482,865 19,539,466,224 0 84.11% 95.79% 0.00% 0 -25.51% -22.12%
Rasio antara realisasi anggaran Rata rata
Anggaran pada tahun ke realisasi pada anggaran tahun ke
uraian tahun ke (%) pertumbuhan
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2022 anggaran realisasi
-Belanja Langsung 13,975,025,250 11,293,440,514 34,670,757,780 12,832,496,535 9,225,545,550 30,123,639,854 91.82% 81.69% 86.88% 34,334,734,100 46.95% 49.60%
24,517,368,10
Belanja pengawai 475,600,000 1,708,500,000 20,701,397,670 449,700,000 1,207,931,792 20,051,513,157 94.55% 70.70% 96.86%
0
342.73% 432.15%
9,622,930,71
Belanja barang jasa 4,584,889,320 5,746,057,637 9,301,682,217 4,025,583,925 5,039,483,908 6,480,156,077 87.80% 87.70% 69.67%
6
21.80% 13.44%
194,435,28
Belanja modal 8,914,535,930 3,838,882,877 4,667,677,893 8,357,212,610 2,978,129,850 3,591,970,620 93.75% 77.58% 76.95%
4
-8.84% -10.94%
Tabel 2.5.
Hasil Pencapaian Indikator Pelayanan Rawat Inap
1. Kekuatan (Strenght)
2. Kelemahan (Weakness)
4) Masih kurangnya jumlah dokter spesialis jiwa dan perawat jiwa yang
mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan.
3. Peluang (Opportunity)
4. Tantangan (Threat)
1) Era pasar bebas Asia Tenggara dan China (Asean China Free Trade
Area = ACFTA), masuknya modal dan fasilitas kesehatan swasta luar
negeri.
2) Munculnya Rumah Sakit Umum daerah yang memberikan pelayanan
kesehatan jiwa menjadi pesaing dalam memberikan pelayanan,
menjadi tantangan untuk bersaing meningkatkan mutu pelayanan
3) Diberlakukannya kebijakan Universal Health Coverage bagi semua
p enduduk Indonesia. Salah satu road map pelayanan kesehatan di
Indonesia tahun 2019 adalah pemberlakuan sistem pelayanan
kesehatan universal health coverage. Pada sistem ini
pelayanan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia akan
dibiayai oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. Jika tahun 2019 hal tersebut terealisasi, maka
tingkat kunjungan Rumah Sakit diperkirakan akan meningkat.
Menyongsong road map tersebut merupakan tantangan bagi
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
mempersiapkan diri agar tetap dapat memberikan pelayanan
dengan baik
4) Adanya ancaman tuntutan oleh konsumen terhadap pelayanan
kesehatan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan
masyarakat sangat berkorelasi dengan tingginya pemahaman dan
kesadaranakan hak-haknya termasuk haknya dalam tata hukum.
Hal ini berdampak pada kesadaran terhadap haknya untuk
menuntut secara hukum jika diperlakukan kurang atau tidak
proporsional dalam hal pelayanan kesehatan
5) Indikator mutu pelayanan yang masih rendah dari uraian data
tentang kinerja pelayanan di atas diketahui bahwa Indikator-
indikator mutu layananan masih belum seperti yang diharapkan.
BOR cenderung turun dibawah nilai ideal, AvLOS masih tinggi, dan
GDR cenderung meningkat.
6) Masih Tingginya Stigma tentang kesehatan jiwa secara sosial di
masyarakat, sehingga keluarga menyembunyikan keberadaan
anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Hal ini
menyebabkan terbatasnya akses ODMK dan ODGJ terhadap layanan
kesehatan. Selain itu masyarakat umum masih enggan untuk
memanfaatkan fisilitas pelayanan yang ada pada rumah sakit jiwa
seperti poli gigi, kedokteran umum, fisioterapi, karena stigma
tersebut.
Tabel 3.1.
Penilaian Analisa SWOT
Analisa Lingkungan Internal (Strength dan Weakness)
Kekuatan (Strength)
No. Obyek yg dianalisa
1 2 3
1. Tersedianya Pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat khususnya pelayanan kesehatan jiwa baik rawat jalan, rawat inap dan
X
rehabilitasi serta kesehatan jiwa masyarakat
2. Tersedianya lahan yang memadai milik pemerintah daerah untuk pengembangan dan pembangunan X
3. Sudah adanya sebahagian bangunan-bangunan utama untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan (rawat inap, poliklinik,
X
penunjang dan administrasi).
4. Telah terakreditasi oleh badan akreditasi Rumah Sakit KARS predikat bintang 4 (empat). X
5. Telah tersedia sebagian tenaga medis, keperawatan, non medis yang cukup kompeten dan siap dalam mendidik tenaga kesehatan
X
serta pengembangan pelayanan Rumah Sakit
6. Adanya Tarif pelayanan yang proporsional INA CBGs X
7. Telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang melayani pasien BPJS PBI dan Mandiri X
8. Lokasi Rumah Sakit Jiwa di tengah ibu kota provinsi dapat diakses dengan mudah akses jalan sangat baik dan lancar sangat
X
strategis
Jumlah : 0 8 12
SCORE 20
Kelemahan (Weaknesess)
No. Obyek yg dianalisa
1 2 3
1. Sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar sarana kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia X
2 Belum optimalnya kepedulian dan pengetahuan dari SDM khususnya tenaga profesional dan tingginya tuntutan masyarakat yang
X
mengharuskan SDM selalu mengembangkan diri
3 Masih Kurangnya Jumlah dokter spesialis jiwa dan perawat jiwa yang mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan X
4 Belum ada dokter penanggung jawab pelayanan tertentu sehingga tidak maksimalnya utilitas yang dimiliki rumah sakit seperti
X
dokter ahli syaraf untuk fisioterpi, dokter ahli gigi dan mulut untuk poli gigi, dokter patologi klinik untuk laboratorium
5. Belum adanya sarana dan prasarana untuk mendukung dalam pelayanan kesehatan jiwa dan Napza X
6. Masih rendahnya pendapatan dan anggaran rumah sakit X
7. Tarif berdasarkan peraturan daerah sudah tidak menguntungkan untuk Rumah Sakit X
Jumlah : 0 -8 -9
SCORE -17
TOTAL SCORE ALI : 3
Analisa Lingkungan Eksternal (Opportunity dan Threat)
Peluang (Opportunity)
No. Obyek yg dianalisa
1 2 3
1. Adanya dukungan anggaran dari pemerintah darah berupa dana operasional kegiatan meskipun belum sesuai dengan harapan
dan adanya dukungan anggaran pemerintah pusat berupa dana alokasi khusus ( DAK) untuk pengadaan sarana dan prasarana X
rumah sakit
2. Kebijakan pemerintah pusat tentang perumahsakitan, yang menjadikan Rumah Sakit merupakan bidang prioritas X
3. Ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) pecandu narkotika dan rehabilitasi Napza, yang selalu memberikan
X
laporan kegiatan bulanan kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Masih tingginya prosentase gangguan jiwa berat yang belum mendapatkan pelayanan Kesehatan di Sulawesi Tenggara 54%. X
5 Meningkatnya permintaan pemeriksaan kesehatan jiwa bagi calon peserta didik, calon karyawan dan profesi lainnya X
6 Merupakan satu-satunya rumah sakit jiwa di Provinsi Sulawesi Tenggara X
7. Masih Terbatasnya Fasyankes yang memberikan pelayanan terkait tugas dan fungsi layanan Rumah Sakit Jiwa seperti pelayanan
X
anak berkebutuhan khusus.
Jumlah : 4
SCORE 17
Ancaman (Threats)
No. Obyek yg dianalisa
1 2 3
1 Era pasar bebas Asia Tenggara dan China (Asean China Free Trade Area = ACFTA), masuknya modal dan fasilitas kesehatan
X
swasta luar negeri
2 Diberlakukannya kebljakan Universal Health Coverage bagi semua p enduduk Indonesia X
3 Munculnya Rumah Sakit Umum daerah yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa menjadi pesaing dalam memberikan
X
pelayanan, menjadi tantangan untuk bersaing meningkatkan mutu pelayanan
4 Adanya ancaman tuntutan oleh konsumen terhadap pelayanan kesehatan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan
masyarakat sangat berkorelasi dengan tingginya pemahamandan kesadaranakan hak-haknya termasuk haknya dalam tata X
hukum.
5 Indikator mutu pelayanan yang masih rendah X
6 Masih Tingginya Stigma tentang kesehatan jiwa Secara sosial masih terdapat stigma di masyarakat sehingga keluarga
X
menyembunyikan keberadaan anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa
Jumlah : -1 -6 -6
SCORE -13
TOTAL SCORE ALE : 4
Peta posisi kekuatan organisasi dapat digambarkan pada grafik berikut:
Strength
I
IV
Offensive/Agressive
Deffensive
3
Threats Opportunity
4
III II
Liquidation Reconsiliation
Weaknesess
Strengths Weaknesses.
1. Tersedianya Pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat 1. Sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar
khususnya pelayanan kesehatan jiwa baik rawat jalan, rawat inap dan sarana kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik
Faktor internal rehabilitasi serta kesehatan jiwa masyarakat. Indonesia.
2. Tersedianya lahan yang memadai milik pemerintah daerah untuk 2. Belum optimalnya kepedulian dan pengetahuan dari SDM
pengembangan dan pembangunan. khususnya tenaga profesional dan tingginya tuntutan
3. Sudah adanya sebahagian bangunan-bangunan utama untuk masyarakat yang mengharuskan SDM selalu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan (rawat inap, poliklinik, mengembangkan diri.
penunjang dan administrasi). 3. Masih Kurangnya Jumlah dokter spesialis jiwa dan perawat
4. Telah terakreditasi oleh badan akreditasi Rumah Sakit KARS predikat jiwa yang mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan.
bintang 4 (empat). 4. Belum ada dokter penanggung jawab pelayanan tertentu
Faktor eksternal 5. Telah tersedia sebagian tenaga medis, keperawatan, non medis yang sehingga tidak maksimalnya utilitas yang dimiliki rumah
cukup kompeten dan siap dalam mendidik tenaga kesehatan serta sakit seperti dokter ahli syaraf untuk fisioterpi, dokter ahli
pengembangan pelayanan Rumah Sakit. gigi dan mulut untuk poli gigi, dokter patologi klinik untuk
6. Adanya Tarif pelayanan yang proporsional INA CBGs laboratorium.
7. Telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 5. Belum adanya sarana dan prasarana untuk mendukung
(BPJS) Kesehatan yang melayani pasien BPJS PBI dan Mandiri. dalam pelayanan kesehatan jiwa dan Napza.
8. Lokasi Rumah Sakit Jiwa di tengah ibu kota provinsi dapat diakses 6. Masih rendahnya pendapatan dan anggaran rumah sakit .
dengan mudah akses jalan sangat baik dan lancar sangat strategis 7. Tarif berdasarkan peraturan daerah sudah tidak
menguntungkan untuk Rumah Sakit.
Opportunity
1. Adanya dukungan anggaran dari pemerintah darah Optimalkan semua sumber daya ( tenaga, sarana prasarana, peraturan- Tingkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana, SDM
berupa dana operasional kegiatan meskipun belum peraturan ) untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan / dan jenis layanan untuk menangkap peluang pasar (masyarakat)
sesuai dengan harapan dan adanya dukungan anggaran konsumen kelas menengah atas potensial dengan pemberian pelayanan jasa
pemerintah pusat berupa dana alokasi khusus ( DAK) lebih dari standar
untuk pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit.
2. Kebijakan pemerintah pusat tentang perumahsakitan,
yang menjadikan Rumah Sakit merupakan bidang
prioritas.
3. Ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
pecandu narkotika dan rehabilitasi Napza, yang selalu
memberikan laporan kegiatan bulanan kepada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Masih tingginya prosentase gangguan jiwa berat yang
belum mendapatkan pelayanan Kesehatan di Sulawesi
Tenggara 54%
5. Meningkatnya permintaan pemeriksaan kesehatan jiwa
bagi calon peserta didik, calon karyawan dan profesi
lainnya.
6. Merupakan satu-satunya rumah sakit jiwa di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
7. Masih Terbatasnya Fasyankes yang memberikan
pelayanan terkait tugas dan fungsi layanan Rumah Sakit
Jiwa seperti pelayanan anak berkebutuhan khusus
Threats Jalin kerjasama pelayanan kesehatan sesuai dengan Rumah Perbaiki dan lengkapi sumber daya dengan sistem dan prosedur
1. Era pasar bebas Asia Tenggara dan China (Asean China Sakit/Institusi pesaing dengan memanfaatkan semua sumber daya yang yang mengutamakan kepentingan pasien / pelanggan/
Free Trade Area = ACFTA), masuknya modal dan dimilki serta peraturan dan ketentuan yang mendasari untuk peningkatan konsumen
fasilitas kesehatan swasta luar negeri. produktivitas pelayanan
2. Diberlakukannya kebljakan Universal Health
Coverage bagi semua p enduduk Indonesia. Salah satu
road map pelayanan kesehatan diIndonesla tahun
2019 adalah pemberlakuan sistem pelayanan
kesehatan universal health coverage. Pada slstem
Inl pelayanan kesehatan seluruh masvarakat
Indonesia akan di cover oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Jika
tahun 2019 hal tersebut terelisasl, maka tingkat
kunjungan rumah sakit diperklrakan akan
meningkat. Menyongsong road map tersebut
merupakan tantangan bagl Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Sulawesi Tenggara untuk mempersiapkan diri agar
tetap dapat memberikan pelayanan dengan baik
3. Munculnya Rumah Sakit Umum daerah yang
memberikan pelayanan kesehatan jiwa menjadi pesaing
dalam memberikan pelayanan, menjadi tantangan
untuk bersaing meningkatkan mutu pelayanan
4. Adanya ancaman tuntutan oleh konsumen terhadap
pelayanan kesehatan. Dengan semakin tingginya
tingkat pendidika masyarakat sangat berkorelasi
dengan tingginya pemahamandan kesadaranakan hak-
haknya termasuk haknya dalam tata hukum. Hal ini
berdampak pada kesadaran terhadap haknya untuk
menuntut secara hukum jika diperlakukan kurang
atau tidak proporsional dalam hal pelayanan kesehatan
5. Indikator mutu pelayanan yang m a s i h r e n d a h Dari
uraian data tentang kinerja pelayanan di atas
diketahui bahwa Indikator-indlkator mutu layananan
masih belum seperti yang diharapkan. BOR
cenderung turun dibawah nilai ideal, AvLOS masih
tinggi, dan GDR cenderung meningkat.
6. Masih Tingginya Stigma tentang kesehatan jiwa Secara
sosial masih terdapat stigma di masyarakat sehingga
keluarga menyembunyikan keberadaan anggota
keluarga yang menderita gangguan jiwa. Hal ini
menyebabkan terbatasnya akses ODMK dan ODGJ
terhadap layanan kesehatan. Selain itu masyarakat
umum masih enggan untuk memanfaatkan fisilitas
pelayanan yang ada pada rumah sakit jiwa seperti poli
gigi, kedokteran umum, fisioterapi, karena stigma
tersebut.
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara permasalahan yang dihadapi
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yaitu:
1. Permasalahan Internal :
a. Masih terbatasnya sarana/prasarana dan
peralatan kesehatan sehingga menghambat kelancaran pelayanan
yang diberikan, kondisi sarana dan prasarana yang didak
sebanding dengan tuntutan pengembangan pelayanan
mengharuskan Rumah Sakit Jiwa untuk mengoptimalkan
sarana/prasarana dan alat kesehatan yang ada dan perlu
pengembangan dan pengadaan sarana/ prasarana dan alat
kesehatan yang baru.
b. Masih kurangnya kinerja dan motivasi
kerja pegawai yang berdampak kepada capain kinerja dan
pengembangan kualitas pelayanan Rumah Sakit Pengembangan
SDM yang belum optimal sangat perlu dilakukan baik melalui
pendidikan maupun pelatihan dan pengembangan budaya kerja di
lingkungan internal Rumah Sakit.
c. Belum terintegrasi dan optimalnya SIM
Rumah Sakit yang dapat menyediakan seluruh data pelayanan
dengan cepat dan akurat yang berakibat kurang optimalnya
pelayanan, pelaporan, transparansi, akuntanbilitas serta
responsibilitas.
d. Tarif berdasarkan peraturan daerah
sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
2. Permasalahan Eksternal:
a. Aturan dari BPJS Kesehatan untuk
pelayanan dasar Rumah Sakit Jiwa tidak dapat melayani secara
langsung hal ini mengurangi pendapatan Rumah Sakit Jiwa.
b. Tantangan adanya regulasi yang
mengatur Rumah Sakit khusus dapat menampung pasien 40%
dari Tempat Tidur diluar kekhususannya.
c. Tuntutan masyarakat terhadap
peningkatan pelayanan publik yang semakin meningkat.
d. Adanya tuntutan regulasi yang
mengharuskan badan publik menerapkan tata kelola yang bersih,
akuntable dan berkualitas.
B. Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih
1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan, cita dan citra yang ingin
diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali
dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders.
Berdasarkan kondisi masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini,
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan, serta
dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh
masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah, maka
dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode
2018-2023, dicanangkan Visi Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera dan
Bermartabat”
2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu
gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen
penyelenggara program dan kegiatan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya. Adapun misi pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara
untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
1) Meningkatan kualitas Hidup Masyarakat agar dapat
berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan,
kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa
2) Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi
lokal dan peningkatan investasi
3) Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang medern,
tata kelola pemerintahan desa yang baik (GOOD Village Gevernance)
serta memberikan bantuan kepada kecamatan dan kelurahan
sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
4) Meningkatkan konektifitas dan kemitraan antara
pemerintahan, swasta dan masyarakat dalam rangka peningkatan
daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan insfra
struktur dan aspek-aspek sosial ekonomi
Adapun program prioritas pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara
selama lima tahun kedepan adalah “Program Sulawesi Tenggara Emas”
yang dilaksanakan melalui pendekatan “Gerakan Percepatan
Pembangunan Terpadu dan Merata di Wilayah Daratan dan
Lautan/Kepulauan (GARBARATA).” Pendekatan GARBARATA ini akan
menjadi gerbong program prioritas daerah yang akan menuju ke seluruh
wilayah daratan dan lautan/kepulauan. Untuk mewujudkan program
prioritas dimaksud didukung dengan 5 pilar pembangunan Sulawesi
Tenggara, yaitu :
1. Pilar Sultra Cerdas
Merupakan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yaitu menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, terampil dalam mengimplementasikan
pengetahuannya serta mampu mengembangkan inovasi-inovasi
melalui rekayasa teknologi pada berbagai bidang ilmu pengetahuan,
dandilandasi kualitas iman dan taqwa. Salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan tersebut melalui pemberian jaminan pendidikan
kepada masyarakat usia sekolah agar dapat mengenyam Pendidikan
paling rendah pada pendidikan menengah dan menyediakan sarana
Pendidikan yang memadai serta guru yang berkualitas.
2. Pilar Sultra Sehat
Kebijakan ini bertujuan untuk membangun generasi yang
memiliki kualitas jasmani dan rohani yang baik, berprestasi dalam
segala bidang dengan cara menyediakan fasilitas pelayanan
Kesehatan yang memadai, mempersiapkan tenaga kesehatan yang
terampil dan ahli, serta membangun infrastruktur kesehatan yang
berkualitas.
3. Pilar Sultra Peduli Kemiskinan
Program/Kegiatan prioritas ini adalah bentuk nyata
kepedulian Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalm
mengangkat harkat danmartabat masyarakat miskin di Sulawesi
Tenggaran untuk terlepas darijurang kemiskinan.
4. Pilar Sultra Berbudaya dan Beriman
Sulawesi Tenggara berbudaya dan beriman merupakan
kebijakan yang bertujuanuntuk mengaktualisasikan nilai-nilai
budaya, dan kearifan lokal,menghargai adat istiadat serta
melariskan warisan budaya berupa situs– situs budaya kesenian dan
situs lainnya.
Mewujudkan Sulawesi Tenggara Berimandengan membentuk
sumberdaya Manusia menjadi “Insan Kamil” yangmemiliki kualitas
iman dan taqwa dan yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai
ketaqwaan dalam ehidupan sehari-hari, terutama bagi Aparatur Sipil
Negara dalam memberikan pelayanankepada masyarakat.
5. Pilar Sultra Produktif
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
disegala bidang, pengembangan kelembagaan, sistem permodalan
untuk pengembangan usaha,pengembangan tenaga terampil,
pembangunan infrastruktur dalam rangka pemberian pelayanan
dasar diberbagai sektor produksi dan mempersiapkan regulasi untuk
mendukung kegiatan peningkatan produktivitas diberbagai
bidangusaha serta meningkatkan pelayanan perizinan prima
(pelayananterpadu satu pintu
Untuk mewujudkan Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju,
Sejahtera dan Bermartabat, maka Dinas Kesehatan mengemban misi
pertama Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yaitu:
❖ Misi I : “Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat
berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan,
kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa”
Tujuan 1 : Mewujudkan rasa aman pada berbagai
aspek kehidupan untuk mencapai kualitas
hidup masyarakat yang baik
Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas layanan kesehatan dan
Pendidikan
Keterkaitan Organisasi Perangkat daerah (OPD) Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan kontribusi
terhadap pembangunan daerah melalui Visi Misi Gubernur terpilih
periode 2018-2023 adalah pada misi pertama meningkatkan
kualiatas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam
bidang kesehatan.
Indikator kinerja utama IKU Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara yang ke 2 angka usia harapan hidup (UHH) satuan tahun,
Rumah sakit jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai salah satu
institusi pelayanan kesehatan yang memiliki pengaruh sangat erat
terhadap meningkatnya UHH. Hasil Riskesdas tahun 2018 sekitar
74% penderita depresi dalam usia produktif, sehingga berpotensi
terhadap capaian indikator kinerja utama IKU pemerintah daerah.
3. Program
Program Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
merupakan penjabaran dari program Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara yang ada di dalam RPJMD dan dikembangkan menjadi
rencana kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang
dijabarkan dalam Renstra Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2023– 2027.
Program tersebut termaktub dalam Perubahan RPJMD Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2018-2023 adalah :
1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi
2. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kesehatan
4. Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Luas lahan milik rumah sakit ±14 HA, sedang yang termanfaatkan 6
HA hingga memungkinkan untuk pengembangan tanpa perluasan lahan
sekitarnya.
A. Tujuan
B. Sasaran
A. Strategi
B. Arah Kebijakan
Visi :“Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtra dan Bermartabat”
Misi 1 : Meningkatan kualitas Hidup Masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan,
kesehatan, lingkungan, politik, serta iman dan taqwa
Program, kegiatan dan sub kegiatan tahun 2023 hingga tahun 2027
dapat dirinci sebagai berikut :
Tabel 6.1.
Program, Kegiatan, dan Sub Kegiatan
N Estimasi Pendapatan
Sumber Pendapatan Baseline
o 2023 2024 2025 2026 2027
100,935,104,89 35,083,321,9 36,328,803,
1 Dana Pemerintah 28,072,369,100 103,429,295,905 120,883,738,215 0 21 626
30,935,104,89 32,083,321,9 33,328,803,
a. Pendapatan Operasional 28,072,369,100 28,929,295,905 29,883,738,215 0 21 626
28,278,183,47 29,692,092,6 31,176,697,
1). Dana Alokasi Umum (DAU) 24,427,758,100 25,649,146,005 26,931,603,305 1 44 276
2). Anggaran Pendapatan Belanja 2,656,921,41 2,391,229,2 2,152,106,
Daerah (APBD) 3,644,611,000 3,280,149,900 2,952,134,910 9 77 349
70,000,000,00 3,000,000,0 3,000,000,
b. Pendapatan Investasi - 74,500,000,000 91,000,000,000 0 00 000
1). Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) - 4,500,000,000 1,000,000,000 - - -
70,000,000,00 3,000,000,0 3,000,000,
2). Dana Alokasi Khusus (DAK) - 70,000,000,000 90,000,000,000 0 00 000
12,729,476,22 17,841,266,7 23,191,762,
2 Pendapatan BLUD 6,262,365,000 7,529,838,000 9,790,289,400 0 08 720
a. Pendapatan jasa layanan 12,700,076,22 17,780,106,7 23,114,138,
umum 6,262,365,000 7,514,838,000 9,769,289,400 0 08 720
29,400,00 41,160,0 57,624,
b. Pendapatan BLU Lainnya - 15,000,000 21,000,000 0 00 000
20,000,0 20,000,
c. Pendapatan Kerjasama BLU - - - - 00 000
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
4 Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Cakupan Pemberdayaan 50% 55% 60% 70% 75%
Kesehatan Masyarakat di Bidang Kesehatan
BAB VIII
PENUTUP