Anda di halaman 1dari 13

PENGAUDITAN I

PETA KONSEP RPS 14


REVIEW OPINI AUDIT

Oleh:
I Gusti Ayu Nanda Indraswari Dewi (05 / 2107531255)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
LAMPIRAN
a. Contoh Opini Wajar Tanpa Pengecualian
b. Contoh Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan
c. Contoh Opini Wajar dengan Pengecualian
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
Nomor : 25.A/ Auditama V/Ga/V/2005

Laporan Auditor Independen


Kami telah mengaudit Neraca Konsolidasian PT.Perusahaan.Listrik.Negara (Persero) –
selanjutnya disebut PLN – tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, serta laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal tersebut. Kami juga melakukan pengujian atas kepatuhan PLN terhadap peraturan
perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit kami.

Kami tidak mengaudit laporan keuangan anak-anak perusahaan PLN yaitu PT Indonesia Power,
PT Pembangkitan Jawa Bali, PT Indonesia Comnet Plus, PT PLN Batam, PLN Tarakan, dan PT
PLN Enjinering untuk tahun 2004, dan PT Indonesia Comnet Plus, PT PLN Batam, dan PT PLN
Enjinering untuk tahun 2003, yang sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan, yang laporan
keuangannya secara keseluruhan menyajikan total aktiva berturut-turut sebesar Rp93.993.542,40
juta dan Rp1.458.419,10 juta pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, dan total laba berturut-
turut sebesar Rp3.179.361,97 juta dan Rp14.415,53 juta untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali, PT
Indonesia Comnet Plus, PT PLN Batam, PLN Tarakan, dan PT PLN Enjinering diaudit oleh
auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah
diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk
anak-anak perusahaan, semata-mata hanya didasarkan atas laporan manajemen dan auditor
independen lain tersebut.

Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan PLN
terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan
serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain yang kami
sebut di atas, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PLN pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2003,
dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Seperti dijelaskan dalam Catatan 50 atas laporan keuangan konsolidasian, pada tahun 2004
Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan perubahan akuntansi imbalan kerja untuk
menyesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2004) dan
melakukan penyesuaian tahun lalu serta secara retrospektif menyajikan kembali laporan keuangan
konsolidasi tahun 2003 atas perubahan dan penyesuaian tersebut.

Catatan 2e dan 4 atas laporan keuangan konsolidasian menjelaskan bahwa pada tahun 2004
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan perubahan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva
tetap pembangkitan, jaringan transmisi dan distribusi yang diterapkan secara prospektif.
Perubahan taksiran masa manfaat ekonomis tersebut berdampak pada penurunan beban
penyusutan sebesar Rp2.567.031.824.674 dan kenaikan beban pajak tangguhan sebesar
Rp770.109.547.402 untuk tahun 2004 serta kenaikan kewajiban pajak tangguhan sebesar
Rp770.109.547.402 pada tanggal 31 Desember 2004.
Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasian menjelaskan bahwa Perusahaan dan anak
perusahaan mempunyai kewajiban bunga hutang pajak penghasilan final atas selisih penilaian
kembali aktiva tetap. Perusahaan dan anak perusahaan telah mencatat beban bunga atas hutang
pajak penghasilan final sebesar Rp2.795.630.368.785 tahun 2004 danRp1.863.753.579.191 tahun
2003. Selanjutnya, berdasarkan surat Menteri Keuangan Republik Indonesia Kepada Direktur
Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan dan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S-
445/MK.01/2004 tanggal 30 Desember 2004, kewajiban bunga atas hutang pajak penghasilan final
yang jatuh tempo tanggal 15 Desember 2004 dan 2003 sebesar Rp4.659.383.947.976 ditetapkan
ditanggung Pemerintah. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2004 Perusahaan dan anak perusahaan
mencatat bunga atas hutang pajak penghasilan final yang ditanggung Pemerintah tersebut sebagai
penghasilan lain – lain.

Catatan 49i atas laporan keuangan konsolidasian menjelaskan bahwa Perusahaan dan anak
perusahaan belum mengakui dan mencatat jumlah tagihan Pertamina sebesar Rp726.647.593.125
yang merupakan 25% harga pasar untuk pembelian BBM diatas kuota yang ditetapkan Pertamina
dalam tahun 2002. Perusahaan dan anak perusahaan tetap berpegang pada Perjanjian Payung Jual
Beli BBM No.071.PJ/060/DIR/2001 tanggal 8 Oktober 2001 dan Keputusan Presiden Republik
Indonesia (Keppres RI) No. 9 Tahun 2002 tanggal 16 Januari 2002, serta Keppres RI No.27 Tahun
2002 tanggal 30 April 2002. Permasalahan ini telah disampaikan kepada Menteri Keuangan
Republik Indonesia melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai surat
No.2082/80/SJN.K/2003 tanggal 24 Juni 2003. Dalam surat tanggal 2 Oktober 2003, Departemen
Keuangan Republik Indonesia juga meminta agar penyelesaian permasalahan tersebut
dilaksanakan sebagaimana lazimnya penyelesaian hutang piutang bisnis biasa dan tidak perlu
melibatkan Pemerintah. Sampai dengan tanggal laporan ini, belum ada penyelesaian akhir
mengenai masalah tersebut.

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan kepatuhan terhadap


pengendalian intern kami sampaikan kepada manajemen secara terpisah dalam laporan
kami Nomor 25.B/Auditama V/GA/V/2005 tanggal 30 Mei 2005.

Auditor Utama Keuangan Negara V


Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak., MA.
Register Negara No. D – 1416
Jakarta, 30 Mei 2005
d. Contoh Opini Tidak Wajar
LAPORAN AUDITOR INDEPENDENSI

No : A02II KAK/2018

Tanggal : 1 Februari 2018

Kepada Yth,

Direksi dan Dewan Komisaris

PT. Republik.Com

Jl. Nusantara No. 11, Jakarta

Kami telah mengaudit neraca PT. Republik.Com tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 serta
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melakukan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar auditing tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit
agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagaimana telah dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan equipment
pada nilai apparaisal dan menghitung depresinya berdasarkan nilai tersebut.

Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia seperti yang
telah diuraikan di atas, pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, saldo persediaan lebih tinggi
sebesar Rp150.000.000.000 dan Rp210.000.000 dengan perhitungannya biaya depresiasi ke dalam
biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap
dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi Rp111.000.000 dan
Rp222.000.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak hal yang kami uraikan dalam paragraf di atas,
laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. Republik.Com tanggal 31 Desember
2017 dan 2016, hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun berakhir pada tanggal-
tanggal tersebut

Kantor Akuntan Publik

Supry
Drs. Supriyanto, MM

Reg. Neg. D-251115

NIAP : 09.0001.08
e. Contoh Opini Tidak Menyatakan Pendapat
SA 705 (Revisi) – Modifikasi Terhadap Opini dalam
Laporan Auditor Independen

Pendahuluan dan Jenis Opini


SA ini menetapkan tiga jenis opini yang dimodifikasi, yaitu opini wajar, opin i
tidak wajar, dan opini Opini Tidak Memberikan Pendapat.

Objektifitas
Untuk mengungkapkan dengan jelas pendapat yang dimodifikasi dengan tepat di
LK yang diperlukan saat:
a) Auditor menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, bahwa LK
secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material; atau
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.

Efek pervasif pada LK adalah yang, menurut pertimbangan auditor:


a) Tidak terbatas pada elemen, akun, atau item tertentu dari LK;
b) Jika begitu terbatas, mewakili atau dapat mewakili sebagian besar LK; atau
c) Sehubungan dengan pengungkapan, sangat penting bagi pemahaman
pengguna tentang LK.
Pelaporan
Dasar untuk Modifikasi Paragraf – sebelum paragraf opini
Tanggung Jawab Auditor – Bukti audit yang diperoleh cukup dan tepat untuk
memberikan dasar bagi opini audit yang dimodifikasi oleh auditor. (untuk opini
yang memenuhi syarat dan merugikan)
Opini Wajar:
kecuali untuk dampak (dampak yang mungkin terjadi, jika tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat) dari hal-hal yang dijelaskan
dalam paragraf Basis Pendapat Dengan Kualifikasi, laporan keuangan….

Opini Tidak Wajar:

Untuk Kerangka Penyajian Wajar:


Laporan keuangan tidak disajikan secara wajar (atau memberikan pandangan
yang benar dan wajar) sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.

Untuk Kerangka Kepatuhan:


Laporan keuangan, dalam semua hal yang material, belum disusun sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

Menolak Memberikan Opini:


Auditor harus mengubah uraian tanggung jawab auditor untuk memasukkan
hanya berikut ini:
a) Pernyataan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk melakukan audit
terhadap LK entitas sesuai dengan SA dan menerbitkan laporan auditor ;
b) Pernyataan bahwa, karena hal-hal yang dijelaskan dalam bagian Dasar
Penafian Opini, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk memberikan dasar bagi opini audit; dan
c) Pernyataan tentang independensi auditor dan tanggung jawab etika lainnya.

Anda mungkin juga menyukai