Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gadar dan Kritis
Pada Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu keperawatan Stikes Sukabumi
Disusun Oleh :
Dido Royadi
C1AC20022
2. KATA KUNCI
Suction, Saturasi Oksigen
B. Saturasi Oksigen
Saturasi oksigen merupakan presentasi hemoglobin terhadap oksigen
dalam arteri. Penurunan nilai dari saturasi oksigen dapat diartikan adanya
gangguan pada sistem pernapasan seperti hipoksia dan obstrusi saluran napas.
Batas normal saturasi oksigen < 95 - 100 (Andarmoyo, 2012). Menurut
Kaunang, dkk (2015), saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak
oksigen yang mampu dibawa oleh hemoglobin.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa dapat disimpulkan teknik relaksasi
nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam,
nafas dalam (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas
nyeri, tehnik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah.
C. Efektivitas Tindakan Suction Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen
Menurut hasil penelitian Sari (2019) yang melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Tindakan Suction Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pada
Pasien Penurunan Kesadaran Diruangan Icu Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Padang Tahun 2019” diketahui hasilnya menunjukan bahwa rata rata saturasi
oksigen sebelum dan sesudah tindakan suction pada kelompok Intervensi nilai
mean perbedaan antara saturasi sebelum dan sesudah tindakan suction adalah
5,47 dengan stnadar deviasi 0,85. Hasil uji statistik didapakan nilai 0,000
maka dapat di simpulkan ada pengaruh antara saturasi oksigen sebelum dan
sesudah pemberian tindakan suction. Rata rata saturasi oksigen sebelum dan
sesudah tindakan suction pada kelompok Kontrol nilai mean perbedaan antara
saturasi sebelum dan sesudah tindakan suction adalah 3,82 dengan standar
deviasi 0,65. Hasil uji statistik didapakan nilai 0,000 maka dapat di simpulkan
ada pengaruh antara saturasi oksigen sebelum dan sesudah pemberian tindakan
suction.
Berdasarkan penelitian Kitong & Malara (2013) yang meneliti penelitian
tentang “Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir Endotrakeal Tube (Ett)
Terhadap Kadar Saturasi Oksigen Pada Pasien Yang Dirawat Di Ruang Icu
Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado” yang dalam hasil penelitiannya
menunjukkan menunjukkan adanya perbedaan kadar saturasi oksigen sebelum
dan sesudah diberikan tindakan penghisapan lendir. Hasil menunjukkan terjadi
penurunan kadar saturasi oksigen dari responden yaitu adanya selisih nilai
kadar saturasi oksigen sebesar 5,174 %. Selain itu dari hasil uji statistik t-Test
pada responden yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dimana nilai p-value
=0,000 (α< 0.05).
Penelitian yang dilakukan oleh Hammad, dkk (2020) dengan melakukan
penelitian tentang “Perubahan Kadar Saturasi Oksigen pada Pasien Dewasa
yang Dilakukan Tindakan Suction Endotrakeal Tube di Ruang ICU RSUD
Ulin Banjarmasin” yang hasil penelitiannya menggunakan analisis sampel T
berpasangan atau berpasangan - sampel T test di pasien yang dilakukan
tindakan sedot tabung endotrakeal sebelum juga setelah (25 ") di ruang ICU
RSUD Ulin Banjarmasin mengambarkan ada perbedaan kadar saturasi oksigen
di pasien dewasa ygdilakukan tindakan sot endotrakeal tube. Nilai t
hitungberdasarkan uji Paired - sample T test yaitu -9,532, sedangkan nilai t
tabel sebanyak doa, 063, sebagai akibatnya bisa disimpulkan Jika nilai t hitung
< doa, 063) dan Nilai P (0,000 <0,05) maka ada perbedaan kadar saturasi
oksigen di pasien dewasa yg dilakukan tindakan sot endotrakeal tube.
Berdasarkan penelitian diatas, maka Tindakan Suction Terhadap
Perubahan Saturasi Oksigen sangat penting, hal ini didukung oleh penelitian
Septimar & Novita (2018) yang melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Tindakan Penghisapan Lendir (Suction) terhadap Perubahan Kadar Saturasi
Oksigen pada Pasien kritis di ICU” yang dalam hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai mean
yang didapat adalah 1,475 dengan standar deviasi sebesar 1,358 dan standar
error mean sebesar 0,215. Nilai P value yang didapat dalam penelitian ini
adalah 0,000 (≤ 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh tindakan
penghisapan lendir (suction) terhadap perubahan kadar saturasi oksigen pada
pasien kritis yang dirawat di ruang ICU rumah Sakit An- Nisa Tangerang.
DAFTAR PUSTAKA