Judul: Efektivitas Pemberian Oksigen Posisi Semi Fowler Dan Fowler Terhadap Perubahan Saturasi Pada Pasien Asma Bronkial Persisten Ringan Penulis: Syamsul Firdaus, Misbachul Munirul Ehwan, Agus Rachmadi Latar Belakang Penulisan: Asma bronkial persisten ringan merupakan inflamasi kronik jalan napas yang menyebabkan rendahnya nilai saturasi oksigen (91-95%). Pemberian terapi oksigen, pengaturan posisi semi fowler dengan fowler dapat mengurangi risiko penurunan pengembangan dinding dada. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan menilai perbedaan efektivitas pemberian oksigen pada posisi semi fowler dengan fowler terhadap perubahan saturasi pada pasien asma bronkial persisten ringan di RSUD Ratu Zalecha Martapura Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan Quasy Experiment Outcome Jurnal: Hasil Jurnal : Hasil penelitian pada posisi semi fowler rata-rata saturasi oksigen sebelum sebesar 93.10 %, setelah pemberian terapi oksigen dengan posisi semi fowler sebesar 98.00 %. Pada posisi fowler rata-rata saturasi oksigen sebelum 92.60 %, setelah pemberian terapi oksigen dengan posisi fowler sebesar 98.00 % Kesimpulan Jurnal : Hasil uji T Independen menunjukkan tidak ada perbedaan efektivitas pemberian oksigen pada posisi semi fowler dengan fowler terhadap perubahan saturasi pada pasien asma bronkial Persisten Ringan di IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura. Pasien yang mengalami asma bronkial persisten ringan dapat diberikan kedua posisi. No P I C O (Patient/Problem) (Intervention) (Comparative (Outcome) Intervention)
Sampel yang diteliti Intervensi yang Intervensi Hasil penelitian
sebanyak 20 pasien diberikan posisi pembanding posisi menunjukkan asma bronkial semi fowler . fowler. tidak ada persisten ringan yang Instrumen yang - rata-rata perbedaan berobat ke IGD digunakan pada saturasi efektivitas Rumah Sakit Umum penelitian ini oksigen dari antara Daerah Ratu Zalecha adalah observasi, 10 responden pemberian Martapura. dalam tabel saat datang oksigen pada Pemilihan kelompok tersebut tercatat ke IGD posisi semi intervensi adalah 10 karakteristik sekitar 93.10 fowler dengan pasien pertama yang responden dan %, setelah fowler terhadap datang ke IGD saturasi oksigen pemberian Perubahan sedangkan kelompok sebelum dan terapi Saturasi pada kontrol adalah 10 sesudah pemberian oksigen pasien Asma pasien berikutnya yang posisi semi fowler dengan Bronkial di IGD datang ke IGD. dengan fowler posisi semi RSUD Ratu pada pemberian fowler nilai Zalecha terapi oksigen rata-rata Martapura. Pada nasal kanul, untuk saturasi prinsipnya pengukuran nilai meningkat oksigen saturasi oksigen menjadi dipengaruhi oleh menggunakan 98.00 %. Hal beberapa faktor, pulse oximetry. ini yaitu faktor usia, menunjukkan jenis kelamin, adanya nutrisi, ekspansi peningkatan paru serta cara nilai saturasi pemberian oksigen pada oksigen. setiap responden pada saat sebelum dan sesudah diberikan terapi oksigen dengan pengaturan posisi semi fowler. - Rata-rata saturasi oksigen dari 10 responden saat datang ke IGD sekitar 92.60 %, setelah pemberian terapi oksigen dengan posisi fowler nilai rata-rata saturasi meningkat menjadi 98.00 % yang menunjukkan adanya peningkatan nilai saturasi oksigen pada setiap responden pada saat sebelum dan sesudah diberikan terapi oksigen dengan pengaturan posisi fowler. OUT LINE JURNAL PENELITIAN 2
Metode Penelusuran Jurnal:
Judul: Pengaruh Teknik Pursed Lips Breathing Dan Posisi Semi Fowler Dalam Mengurangi Sesak Napas Pada Pasien Dengan Gangguan Respirasi Di Rsud Dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi Tahun 2019 Penulis: Iwan Maulana Latar Belakang Penulisan Pada pasien gangguan respirasi akan mengalami sesak nafas, sesak nafas pada penderita gangguan respirasi disebabkan oleh berbagai faktor. Sesak nafas merupakan kondisi yang sangat tidak nyaman dan butuh penanganan segera karena dapat membahayakan pasien, untuk mengatasi sesak nafas harus membutuhkan penanganan yang tepat untuk mengatasinya, tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru meliputi tindakan invasif dan non invasif. Tindakan invasif meliputi dengan pemberian obat OAT dengan kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Tindakan non invasif meliputi dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigenasi, pengaturan posisi semi fowler, latihan pernafasan dan batuk efektif (Price & Wilson 2006). Metode yang paling sederhana dan efektif untuk mengurangi risiko penurunan pengembangan dinding dada yaitu dengan pengaturan posisi saat istirahat. Posisi yang paling efektif bagi pasien dengan penyakit kardiopulmonari adalah diberikannya posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 30-45° (Yulia, 2008). Metode selanjutnya bisa menggunakan teknik pernafasan bibir (pursed lips breathing). Menurut Smeltzer & Bare, 2013 pursed lips breathing adalah latihan pernafasan menggunakan bibir yang dirapatkan bertujuan melambatkan ekspirasi, mencegah kolap paru, mengendalikan frekuensi nafas ke dalam pernafasan dan meningkatkan oksigen dalam hemoglobin. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan berjudul “Pengaruh teknik pursed lips breathing dan posisi semi fowler dalam mengurangi sesak nafas pada pasien gangguan respirasi di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi”. Tujuan peneilitian: untuk mengetahui ada pengaruh atau tidaknya teknik pursed lips breathing dan posisi semi fowler dalam mengurangi sesak napas pada pasien dengan gangguan respirasi di RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi tahun 2019. Metode Penelitian: Metode dalam penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan desain two group pre test and post test. Outcome Jurnal: Hasil Jurnal : Hasil penelitian didapatkan pre test pada teknik pursed lips breathing mean 24,95 dan didapatkan hasil post test mean 22,77 dan uji statistik P Value = 0,000. Artinya adanya pengaruh teknik pursed lips breathing terhadap penuruan respiratory rate. Dan pada pre test teknik posis semi fowler mean 24,73 dan didapatkan hasil post test mean 22,68 dan uji statistik P Value = 0,000. Artinya adanya pengaruh teknik posisi semi fowler terhadap penuruan respiratory rate. Kesimpulan Jurnal : - Didapatkan bahwa pasien sesak napas lebih banyak pada usia dewasa akhir (lansia) di bandingkan usia dewasa awal dan dewasa pertengahan. Pada jenis kelamin diperoleh lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, dan pada status pekerjaannya lebih banyak pada pekerja buruh di bandingkan yang lainnya. - Sebelum dilakukan teknik pursed lips breathing pada pasien yan5rrg mengalami sesak napas rata-rata frekuensi pernapasan pasien yaitu 24 kali dalam satu menit dan skala borg 3 (sesak sedang) dan setelah dilakukan teknik pursed lips breathing sesak napas pasien mengalami penurunan dengan rata-rata 22 kali dalam 1 menit dan skala borg 2 (sesak ringan). Hal ini menunjukkan teknik pursed lips breathing ada pengaruh dalam penurunan sesak napas. - Sebelum dilakukan posisi semi fowler pasien mengalami sesak napas dengan kategori sedang dengan rata-rata frekuensi pernapasan 24 kali per menit dan skala borg 3 (sesak sedang) dan setelah dilakukan teknik tersebut sesak napas pasien menjadi ringan dengan frekuensi pernapasan pasien rata-rata 22 kali per menit dan skala borg 2 (sesak ringan). Hal ini menunjukkan teknik posisi semi fowler ada pengaruh dalam penurunan sesak napas. No P I C O (Patient/Problem) (Intervention) (Comparative (Outcome) Intervention)
Jumlah sampel Intervensi yang Tidak terdapat Adanya
terdapat 44 responden diberikan yaitu intervensi pengaruh dalam pasien gangguan teknik Pursed Lips pembanding dalam teknik pursed respirasi yang Breathing Posisi penelitian ini lips breathing mengalami sesak. Semi Fowler dan semi fowler dalam mengurangi sesak napas pada pasien dengan gangguan respirasi di RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi Tahun 2019 OUT LINE JURNAL PENELITIAN 3
Metode Penelusuran Jurnal:
Judul: Efektivitas Latihan Relaksasi Dalam Kualitas Hidup dan Kecemasan Pasien Asma The Effectiveness Of Relaxation Training In The Quality Of Life And Anxiety Of Patients With Asthma Penulis: Guitti Pourdowlat, Roghyeh Hejrati, Somayeh Lookzadeh Latar Belakang dan Tujuan Penulisan: Dengan prevalensi global 5-10%, asma sebagai kondisi kronis yang sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien dan pemberi perawatan memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk pengobatan dan teknik psikologis, untuk mendapatkan pengendalian yang optimal. Inilah sebabnya mengapa penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas pelatihan relaksasi metode Papworth di antara pasien asma, dengan mempertimbangkan penurunan kecemasan dan peningkatan kualitas hidup.Tujuan penelitian untuk mengidentifikasikan efektifitas intervensi thermotherapy terhadap nyeri dada dan perubahan status fisiologis. Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini, yaitu Randomized Controlled Trial Outcome Jurnal: Hasil : Skor kuesioner kecemasan (STAI) sebelum dan sesudah intervensi berbeda secara signifikan, dan skor rata-rata berkurang setelah pelatihan relaksasi antara 102,6 menjadi 79,5. Skor kualtas hidup (QOL) meningkat dengan jelas setelah pelatihan relaksasi pada kelompok kasus dari 308,07 menjadi 546,6.. Kesimpulan : Sebagai aksesori perawatan yang bermanfaat, metode pelatihan relaksasi Papworth terdengar sangat mampu mengontrol kondisi stres pada pasien asma untuk mencegah serangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. Jadi, tim psikologis dapat disarankan untuk mengunjungi pusat rujukan asma di klinik terkait untuk membantu orang mendapatkan pelatihan mengenai hal ini. No P I C O (Patient/Problem) (Intervention) (Comparative (Outcome) Intervention)
Sebanyak 30 pasien Intervensi dalam Tidak terdapat Studi saat ini
asma usia 20-45 tahun penelitian ini intervensi menemukan Kelompok intevensi adalah metode pembanding dalam dampak (n=15) dan kelompok relaksasi Papworth penelitian ini sempurna dari kontrol (n=15) pasien yang dilakukan pelatihan asma usia 20-45 tahun dalam 6 sesi pernapasan selama 6 minggu. dengan teknik Partisipan dinilai Papworth pada sebelum dan pengurangan sesudah setiap sesi kecemasan dan dengan kuesioner peningkatan kecemasan (STAI) kualitas hidup dan kuesioner yang hampir kualitas hidup. utuh selama fase Setelah minggu ke tindak lanjut enam program selama 12 relaksasi dan di minggu. akhir minggu ke dua belas, skor kuesioner kuesioner akan kecemasan diperksa sebagai (STAI) sebelum tindak lanjut dan sesudah intervensi berbeda secara signifikan, dan skor rata-rata berkurang setelah pelatihan relaksasi antara kasus 102,6 menjadi 79,5 (P- value <0,001). Skor tersebut konstan untuk kasus melalui fase tindak lanjut (3, 5 atau 12 minggu). Skor kualitas hidup meningkat jelas setelah pelatihan relaksasi dalam kelompok intervensi dari 308,07 menjadi 546,6 (P <0,001). Hasil tindak lanjut menunjukkan temuan serupa dengan post-test dalam kasus. Kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan skor yang signifikan untuk tes QOL seperti yang diharapkan.