Anda di halaman 1dari 4

MATERI MANASIK HAJI

PERTEMUAN KE-3
Disampaikan pada Ahad, 14 Januari 2024
Oleh: H. Cecep Zainal Arifin

SYARAT-SYARAT
Ihrom Haji HAJI RUKUN HAJI WAJIB HAJI
 1.Ihrom adalah suatu keadaa di mana1.jama’ah
Ihramsudah masuk ke dalam
Islam 1. kegiatan
Ihram Umroh/Haji
dari miqat (makani
dengan
2. Baligh mengharamkan hal-hal yang dilarang selama
2. Wukuf di Arafah berihram dan zamani 1 syawal-)
 3.Ihrom diawali
Berakal dengan niyat di Miqot
sehat 3. (maktab/pondokan/hotel)
Thawaf Ifadhah 2. Mabit di Muzdalifah
 4.Mengenakan pakaian ihrom;
Merdeka (bukan 4. Sa’i 3. Mabit di Mina
- budak)
bagi laki-laki mengenakan dua 5. Tahalul
lembar kain berwarna putih yang
4. tidak berjahit
Melontar dan tidak
Jumrah Ula,
5. Istitho’ah
mengenakan penutup kepala; 6. Tertib Wustha, dan Aqobah
- (berkemampuan
bagi perempuan pakaian biasa Ket: Apabila
yang salah
menutup satu badan kecuali
semua 5. Towaf
muka Wada’ bagi yang akan
dan telapak
Ket: Apabila
tangan kelima syarat rukun tidak meninggalkan Makkah
tersebut tidak terpenuhi maka Ket: Apabila salah satu wajib
 Selama Ihrom harus menjaga/meninggalkan semua LARANGAN
terpenuhi, maka hajinya tidak sah
 Kegiatan selama
gugurlah Ihrom Haji adalah Wuquf,
kewajiban Mabit di Muzdalifah, Mabit ditersebut
atau batal
haji tidak
Mina, Jumroh
dilakukan maka hajinya
‘Aqobah, Tahallul Pertama
haji seseorang tetap sah tetapi wajib
 Ihrom berakhir setelah melaksanakan tahllul Pertama membayar Dam

:Alternatif Talaffuzh Niat

‫َلَّبْي َك الّٰلُهَّم َحًّج ا‬


‫َنَو ْيُت اْلَحَّج َو َأْح َر ْم ُت ِبٖه ِ ِهلل َتَع اىَل‬
‫َلَّبْي َك الّٰلُهَّم َحًّج ا َو َأْح َر ْم ُت ِبٖه ِ ِهلل َتَع اىَل‬
 W

Wuquf
 Wukuf adalah hadir di Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari (Zhuhur) sampai
dengan fajar (magrib) tanggal 10 Dzulhijjah dengan niat menunaikan ibadah haji
 Pelaksanaan wukuf mendapatkan sebagian siang dan sebagian malam
 Jamaah haji Indonesia diberangkatkan ke Arofah (tempat Wuquf) dengan sistem Taroddudi (antar-
jemput) tanggal 8 Dzuhijjah

Tahapan Wuquf
1. Sebelum berangkat ke ‘Arofah, kita sudah dalam keadaan ihrom dan berdo’a kemudian dijemput
menggunakan bus
2. Sampai di Arofah berdo’a lalu menempati kemah masing-masing yang disediakan oleh maktab
3. Wukuf tidak ditentukan caranya. Yang penting hadir/tinggal/diam di Arofah dari zhuhur hingga
maghrib
4. Wukuf tidak boleh diwakilkan (sebab merupakan rukun haji)
5. Sholat Dhuhur dan Ashar dijama’-Qshor, dilanjutkan mendengarkan khutbah wukuf, dan berdzikir
6. Ingat wukuf di Arofah adalah tempat ijabah untuk itu harus banyak berdo’a, berdzikir, baca qur’an
7. Waktunya longgar tetapi jangan disia-siakan walaupun 1 detik/menit yang tidak bermanfaat
8. Selama berada di ‘Arofah, kita dalam keadaan Ihrom. Karena itu, kita harus tetap menjaga
LARANGAN.
9. Pada saat Wuquf, Karom, TPIH, dan Karu akan berunding untuk membagi tugas dalam kegiatan
ibadah di Arofah/tenda (Shalat Berjama’ah, Khutbah, Dzikir Bersama dll.(
10. Setelah Maghrib, dijemput dengan bus untuk mabit di Muzdalifah

Mabit
Mabit adalah berhenti sejenak atau bermalam beberapa hari untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam
pelaksanaan melontar Jumrah yang merupakan salah satu wajib ibadah haji mabit dilakukan 2 tahap di 2
tempat yaitu di Muzdalifah dan di Mina.
Tahap Pertama : Mabit di Muzdalifah dilakukan tanggal 10 Zulhijah, yaitu lewat tengah malam sehabis
wukuf di padang Arafah. Mabit tahap pertama ini biasanya hanya beberapa saat saja,
yaitu secukup waktu untuk mengumpulkan sejumlah krikil guna melontar jumrah
Aqabah.
Tahap Kedua : Mabit ini dilakukan di Mina dalam 2 hari (11 dan 12 Zulhijah) bagi yang akan
mengambil ‘Nafar Awal’, dan 3 hari (11,12,13 Zulhijah) bagi yang akan
mengambil ‘Nafar Akhir’. Pada hari pertama sampai terakhir dari mabit di Mina ini
adalah melontar ketiga jumrah Ula, Wusta dan Aqabah.

Mabit di Muzdalifah
1. Muzdalifah adalah nama tempat singgah (mabit) setelah wuquf untuk mengambil kerikil yang akan
digunakan dalam kegiatan melempar jumroh di Mina, seperti yang dilakukan Rosululloh SAW.
2. Begitu masuk Muzdalifah, bacalah do’a
3. Mabit di Muzadalifah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, menunggu sampai tengah malam baru
berangkat ke Mina
4. Menggunakan sistem Taraddudi (antar jemput berdasarkan posisi menginap di maktab)
5. Mencari/mengambil kerikil; 7 buah untuk melempar Aqobah, 49 buah bila akan nafar awal,, 70 buah
bila akan nafar tsani.
6. Tidak ada seorang sahabat pun mengambil kerikil kecuali di Muzdalifah dan Mina
7. Banyak membaca talbiyah, dzikir, berdo’a, membaca alqur’an
8. Istirahat dan Tidur, menunggu jemputan menuju Mina
10. Disebutkan dalam surat Al Baqoroh 199 yang artinya “Kemudian bertolaklah ketempat bertolak
orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah” juga disebutkan Al Baqoroh 198
11. Setelah tengah malam, berangkatlah ke Mina menuju ke tenda yang disediakan maktab

Mabit di Mina
 Tanggal 10 Dzulhijjah, Lewat tengah malam, Secara taroddudi, berangkat menuju ke Mina untuk
mabit
 Begitu masuk Mina bacalah do’a
 Menempati kemah di Mina
 Dilanjutkan dengan pergi ke Jamarat untuk melaksanakan jumrah Aqobah, waktunya sejak Dhuha
sampai tidak terbatas
 Rasul dari Muzdalifah tidak henti-hentinya beserta para sahabat selalu membaca talbiyah
 Melempar Jumroh ‘Aqobah sesuai jadwal yang ditentukan oleh Maktab
 Tahallul Pertama, 10 Dzulhijjah, setelah selesai, dapat berganti pakaian
 Menyembelih (Hadyu)/bayar Dam 10 Dzulhijjah (dapat ditangguhkan)
 Lempar Jumroh Tasyrik 11 Dzulhijjah, Jumroh Tasyrik, 12 Dzulhijjah, sesuai jadwal bagi yang
Nafar Awal)
 Jumroh tasyrik Nafar Tsani 13 Dzulhijjah (sesuai jadwal)

Melontar Jumroh
Lempar jumrah atau lontar jumrah (Arab: ‫رمي اجلمرات‬ ramyul-jamarāt) adalah suatu kegiatan

yang merupakan bagian dari ibadah haji di Mina (bagian Timur Makkah) dengan melakukan sejumlah
lemparan batu kerikil ke arah Jamarat (Ula, Wushtho, ‘Aqobah).
Para jemaah mengumpulkan/mengambil batu-batuan tersebut dari tanah di hamparan Muzdalifah dan
meleparkannya di Jamarat.
Ini adalah pemeragaan simbolis haji Keluarga Nabi Ibrahim, di mana beliau melemparkan batu ke tiga
tiang yang merepresentasikan lemparan kepada syetan yang melakukan godaan untuk tidak mematuhi
Allah.
Cara melontar:
1. Tiap lemparan satu batu kerikil
2. Bukan batu kerikil yang sudah digunakan untuk melontar (bekas)
3. Lemparan harus dengan tangan
4. Ada gerakan tangan untuk melempar
5. Batu kerikil diyakini jatuh di Marma (sumur/ yakin kena tugu Jamarah Aqobah)
6. Lemparan menggunakan tujuh batu kerikil, setiap satu lemparan kerikil dibacakan do’a
7. Selesai lemparan seluruh jumroh, dilanjutkan berdo’a

Melontar Jumroh ‘Aqobah


 Melontar Jumroh ‘Aqobah adalah lemparan pertama yang wajib yang dilakukan oleh jamaah.
 Aqobah merupakan jamarah yang ketiga dari 3 jamarot.
 Melontar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah setelah shubuh (sebaiknya waktu dhuha). Biasanya
dilakukan sesuai jadwal Maktab, kecuali jika melakukan tanazzul (keluar/memisahkan diri dari
aturan/kesepakatan kegiatan maktab)
 Diperlukan 7 butir batu kerikil untuk melempar jumroh ‘Aqobah. Setiap satu lemparan kerikil
dibacakan do’a
 Usai jumrah ‘Aqobah (setelah tujuh kali lemparan) dilakukan berdo’a, dilanjutkan dengan tahallul
pertama.
 Bagi yang mampu dan berkuasa bisa melanjutkan melakukan Thawaf Ifadah dan Sa’I ke Makkah.
Namun, sebelum Magrib harus sudah sampai di Mina lagi
 Bagi yang keadaannya tidak memungkinkan, sebaiknya kembali ke tenda Mina setelah lempar jumrah
Aqobah

Tahallul
1. Tahallul adalah Rukun terakhir dalam Umroh, setelah Jumroh Aqobah (Tahllul Pertama pada Haji),
dan setelah Thawaf Ifadhoh dan Sa’I (Tahallul kedua pada Haji)
2. Setelah tahallul, segala larangan pada ihrom tidak lagi berpengaruh terhadap sah dan tidaknya
pelaksanaan ibadah
3. Tahalul ditandai dengan menggunting rambut kepala di Bukit Marwah paling sedikit 3 (tiga) helai
4. Yang menggunting rambut, harus yang pernah tahallul. Perempuan oleh perempuan, dan laki-laki
oleh laki-laki. Tapi jika istri bisa oleh suaminya (jika pernah tahallul), begitu pula sebaliknya.
Sunnah Tahallul
1. Diambil dari bagian kanan dan menghadap kiblat
2. Pemotongan rambut bagi wanita, rambut dikumpulkan (diruntut) dan dipotong ujungnya pendek
(Muqoshshir), bagi laki-laki disunnahkan gundul (Muhalliq)
3. Diawali dengan do’a dan diakhiri dengan do’a pula
4. Mengubur rambut yang dipotongnya
5. Melewatkan silet pada kepala yang botak

THAWAF IFADHOH
1. Tawaf Ifadhoh adalah thawaf yang dilakukan setelah dilakukannya wuquf di ‘Arofah dan merupakan
rukun haji. Oleh karena itu seorang jamaah haji tidak melaksanakan Thawaf Ifadhah maka hajinya
tidak sah
2. Thawaf Ifadah Haji Tamattu’ selalu disertai dengan Sa’i seperti pada umrah

Waktu Thawaf Ifadah:


1. Thawaf Ifadhah sebaiknya disegerakan, tanggal 10 Dzulhijjah setelah Jumroh ‘Aqobah, sebelum
Nafar, (sebelum meninggalkan Mina tanggal 12 atau 13 Dzulhijjah). Namun waktu maghrib harus
sudah berada di Mina lagi karena kewajiban mabit.
2. Thawaf Ifadhah juga dapat di lakukan setelah Nafar, yaitu setelah taggal 12 atau 13 Dzulhijjah pada
saat haji sudah meninggalkan Mina

Do’a Masuk Kota Makkah


‫َو َأْمُنَك َفَح ِّرْم َلْح ِم ْي َو َد ِم ْي َو َش ْعِرْي َو َبِرَشْي َعىَل الَّناِر َو ٰآ ِم يِّن‬ ‫َالّٰلُهَّم ٰه َذ ا َح َر ُم َك‬
‫َيْو َم َتْب َع ُث ِع َباَدَك َو اْجَع ْلْيِن ِم ْن َأْو ِلَيآِئَك َو َأْه ِل َط اَع ِتَك‬ ‫ِم ْن َعَذ اِبَك‬
Do’a Masuk Masjidil Harom
‫َالّٰلُهَّم َأْنَت الَّس َالُم َو ِم ْنَك الَّس َالُم َو َلْي َك َيُع ْو ُد الَّس َالُم َفَح ِّي َنا َر َّبَنا اِب لَّس َالِم َو َأْد ِخ ْلَنااْلَج َّنَة‬
‫ َالّٰلُهَّم اْفَتْح ْيِل َأْبَو اَب َر َمْحِتَك‬.‫َد اَر الَّس اَل ِم َتَباَر ْكَت َر َّبَنا َو َتَع اَلْي َت ِإاَي َذ ااْلَج اَل ِل َو ا ْكَر اِم‬
‫ِبْس ِم ِهللا َو اْلَح ْم ُد ِ ِهلل َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعىَل َر ُس ْوِإْلِل ِهللا‬
Do’a Melihat Ka’bah
‫َالّٰلُهَّم ِزْد ٰه َذ ا اْلَبْيَت َتِرْشْيًفا َو َتْع ِظ ًميا َو َتْك ِرًميا َو َم َهاَبًة َو ِز ْد َمْن َرَش َفُه َو َع َّظ َم ُه َو َكَّر َم ُه ِم َّم ْن َحَّج ُه َأِو‬
‫اْع َتَمَر ُه َتِرْشيًفا َو َتْع ِظ ًميا َو َتْكِرًميا َو ِبًّر ا‬

Anda mungkin juga menyukai