MODUL
PENJINAKAN BOM (JIBOM)
untuk
Penyusun :
Editor :
Diterbitkan oleh:
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................. i
Sambutan Kalemdiklat Polri ............................................................................... ii
Kep Kalemdiklat Polri ......................................................................................... iv
Lembar Identitas Buku ....................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................ vii
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
Standar Kompetensi .......................................................................................... 2
Pengantar....................................................................................... 3
Kompetensi Dasar ......................................................................... 3
Materi Pelajaran ............................................................................. 5
Metode Pembelajaran ................................................................... 6
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ......................................... 7
Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 8
Tagihan / Tugas ............................................................................ 9
Lembar Kegiatan ........................................................................... 9
Bahan Bacaan ............................................................................... 10
1. Pengertian Binmas Pioneer ..................................................
2. Tujuan dan Sasaran Kegiatan Binmas Pioneer ....................
3. Kegiatan Binmas Pioneer .....................................................
4. Permasalahan yang Dihadapi Dalam Kegiatan Binmas
Pioneer .................................................................................
Rangkuman .................................................................................. 9
Latihan ......................................................................................... 10
Rangkuman .................................................................................. 45
Latihan ......................................................................................... 47
MODUL
PENJINAKAN BOM (JIBOM)
22 JP (990 menit)
Pendahuluan
Kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat, selain
mempunyai dampak positif untuk kesejahteraan umat manusia,
ternyata membawa juga dampak negatif - berupa peningkatan dan
jumlah kriminalitas kejahatan yang merupakan fenomena sosial yang
“As old as Man Kind if Self” dan ternyata teknologi menyebabkan
kejahatan “As Modern as Man Kind if Self”.
Tidak ada alternatif lain, bahwa kejahatan berkadar tinggi yang
menggunakan modus operandi teknologi harus ditangkal secara taktik
dan teknik khusus.
Kejahatan berkadar tinggi yang cenderung mengarah ke
“Terorisme” seringkali menggunakan dan memanfaatkan hasil-hasil
teknologi, yang menggunakan bahan peledak dan dirakit menjadi
Bom untuk mencapai tujuan dan kehendak tanpa menghiraukan
keselamatan orang banyak.
Agar peserta didik memahami dan mampu menerapkan pengetahuan
tentang penjinakan Bom, maka diberikan materi pengertian-
pengertian yang berkaitan dengan Bom dan dasar hukum bahan
peledak, sejarah dan pengetahuan dasar tentang bahan peledak,
sifat – sifat bahan peledak, Bom dan alat pelengkap peledakan,
pengertian switching, macam-macam switching, prinsip kerja
switching, dasar hukum tindakan penjinakan Bom, kategori dampak
ancaman Bom, pengorganisasian dan pembagian tugas unit
Jihandak, peralatan penjinakan Bom, prosedur sterilisasi, serta
prosedur penanganan TKP ancaman Bom.
PENJINAKAN BOM
1
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Standar Kompetensi
Memahami dan mampu menerapkan pengetahuan tentang penjinakan
Bom.
PENJINAKAN BOM
2
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan Bom, dasar hukum bahan peledak, peraturan
perijinan bahan peledak, sejarah bahan peledak, Bahan peledak
secara umum, sifat bahan peledak serta Bom dan alat pelengkap
peledakan.
Tujuan diberikannya modul ini yaitu agar peserta didik memahami
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Bom dasar hukum bahan
peledak dan peraturan perijinan bahan peledak, sejarah dan
pengetahuan dasar tentang bahan peledak, sifat – sifat bahan peledak
serta Bom dan alat pelengkap peledakan.
Kompetensi Dasar
PENJINAKAN BOM
3
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
4
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
1. Pokok Bahasan :
Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Bom, dasar hukum
bahan peledak dan peraturan perijinan bahan peledak.
Subpokok Bahasan :
a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Bom.
b. Dasar hukum bahan peledak.
c. Peraturan perijinan bahan peledak.
2. Pokok Bahasan :
Sejarah dan pengetahuan dasar tentang bahan peledak.
Subpokok Bahasan
a. Sejarah bahan peledak.
b. Bahan peledak secara umum.
3. Pokok Bahasan
Sifat – sifat bahan peledak, Bom dan alat pelengkap peledakan.
Subpokok Bahasan :
a. Sifat bahan peledak.
b. Bom dan alat pelengkap peledakan.
PENJINAKAN BOM
5
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan pendidik untuk menjelaskan materi tentang
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Bom dan dasar hukum
bahan peledak, sejarah dan pengetahuan dasar tentang bahan
peledak serta sifat – sifat bahan peledak, Bom dan alat pelengkap
peledakan.
2. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan pendidik untuk melakukan tanya jawab dengan
peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
3. Metode Penugasan.
Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta
didik yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.
PENJINAKAN BOM
6
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2. Bahan :
a. Alat tulis.
b. kertas flipchart.
c. Bahan peledak tradisional.
d. Bahan peledak komersial.
e. Bahan peledak militer.
3. Sumber Belajar :
a. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penanganan
Penjinakan Bom.
b. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/114/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang Buku
Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Brimob Polri.
c. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/115/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang Buku
Pedoman Pelaksanaan Operasional Brimob Polri.
PENJINAKAN BOM
7
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap Awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan :
a. Membuka kelas dan memberikan salam.
b. Perkenalan.
c. Menyampaikan tujuan dan materi.
PENJINAKAN BOM
8
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan/Tugas
Peserta didik mengumpulkan hasil resume dari materi yang telah
diberikan kepada pendidik.
Lembar kegiatan
Peserta didik membuat resume dari materi yang disampaikan.
PENJINAKAN BOM
9
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN I
HAKIKAT PENJINAKAN BOM
1. Pengertian – Pengertian.
a. Bom adalah seperangkat alat berisi bahan peledak dan
dilengkapi dengan sistem penyalaan yang dikemas
dalam suatu wadah tertentu.
Secara umum sebuah Bom memiliki 4 (empat) komponen
utama yaitu sumber daya (Power), Pencetus (Initiator),
Bahan Peledak (Explosive) dan Saklar (Switch ).
b. Sterilisasi Bom adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan pada suatu tempat atau objek oleh unit
Jibom dalam rangka mencari dan menemukan Bom.
c. Deteksi Bom adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
rangka menentukan jenis system rangkaian dan letak
komponen Bom.
d. Ancaman Bom adalah suatu kesan/berita yang
menggelisahkan disampaikan secara langsung atau tidak
langsung baik melalui telpon, surat dan alat komunikasi
lainnya oleh seseorang atau kelompok/organisasi tentang
keberadaan Bom di suatu tempat.
e. Temuan Bom adalah suatu benda yang ditemukan
dengan atau tanpa alat deteksi khusus, yang memiliki ciri
dan tanda tertentu sehingga diduga sebagai Bom.
f. Power/sumber daya adalah kekuatan berupa energi, baik
energi listrik maupun mekanis untuk mengaktifkan
detonator. Untuk energi listrik dapat dari AC/DC,
sedangkan energi mekanis biasanya diambil dari kinerja
system pegas/per ataupun pukulan dan ini biasanya
banyak digunakan dalam sistem kerja Bom-Bom Militer.
g. Detonator merupakan unsur yang menginisiasi ledakan
atau alat yang mengawali rentetan ledakan/detonasi,
sering juga kita sebut sebagai pernicu awal. Contohnya
adalah Detonator, sedangkan untuk detonator yang
beredar dilapangan ada 3 (tiga) jenis antara lain :
PENJINAKAN BOM
10
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
11
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
12
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Industri ( Komersial ).
b. P.T. Multi Nitrotama Kimia ( MNK ), untuk produksi,
pengadaan dan pendistribusian bahan peledak Industri
( Komersial ).
c. P.T. Tri Daya Esta, untuk produksi, pengadaan dan
pendistribusian bahan peledak Industri
( Komersial ).
d. P.T. Pindad, untuk produksi, pengadaan dan
pendistribusian bahan peledak militer.
e. P.T. Armindo Prima, untuk produksi, pengadaan dan
pendistribusian bahan peledak industri ( Komersial ).
PENJINAKAN BOM
13
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
POKOK BAHASAN II
SEJARAH DAN PENGETAHUAN DASAR TENTANG
BAHAN PELEDAK
b. Zaman Modern.
1) Henry Braconnot, ahli kimia Prancis menemukan
Ester Nitrate dari Starch/Kanji tahun 1833.
2) Swiss Christian F. Schonbein, ahli kimia Jerman
menemukan Nitro Cellulos tahun 1846.
3) Ascanio Sobrero, ahli kimia Italia menemukan Nitro
Glyserine pada tahun 1846 - belum dapat
dimanfaatkan karena terkena goncangan bahan
tersebut meledak.
4) Alfred B. Nobel, ahli kimia Swedia menciptakan
Bahan peledak campuran antara Nitro dan
Diatomae tahun 1867, sehingga bahan peledak
tersebut kurang peka terhadap guncangan dan
dapat dimanfaatkan sebagai campuran pokok
Dynamite.
5) Alfred B. Noel, ahli kimia Swedia menemukan
Blasting Gelatine tahun 1875.
6) Piere Wolfe merupakan Asam Pikrat warna kuning
dari riset bahan-bahan cat tahun 1771.
7) Herman Sprengel, ahli kimia Jerman menemukan
PENJINAKAN BOM
14
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
15
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
16
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
17
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
18
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Contoh :
(1) Mercury Fulminate (Slaghwik).
(2) Lead Azide.
(3) Lead Stypnate.
(4) Tetragenae.
(5) Lazo Dinitro Phenol.
Contoh :
PENJINAKAN BOM
19
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
(1) TNT.
(2) Bimary Explosive ( Campuran TNT
dengan Bahan peledak lain/bahan bukan
Bahan peledak ).
(3) Plastic Explosive.
(4) C 4.
(5) Dasheet.
(6) ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).
(7) Nitro Glyserine.
(8) Dynamit.
PENJINAKAN BOM
20
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
21
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
22
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Slakwi Kawat
k wolfram/
nikelin
Serbuk TNT
Selongsong/
badan/tabung
2) Sumbu
Adalah sejenis bahan peledak/bahan penyala sebagai
alat pengumpan/pengantar dan penguat ledakan
terhadap sejumlah bahan peledak lainnya.
PENJINAKAN BOM
23
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Macam-macam Sumbu :
a) Sumbu api/sumbu waktu/safety fuze (Kecepatan
Rambat 1 cm/detik).
Jalinan
Buskrut benang
Kain
Salpiter
katun
(BS)
Jalinan
Lapisan benang
Plastik
Penjelasan :
Isian pokoknya adalah Buskruit Salpiter (BS)
yang mempunyai kecepatan 300 m/ detik,
dengan adanya jalinan benang dan kain katun
yang dibuat sedemikian rupa, sehingga
kecepatan rambat sumbu api menjadi 1 cm/detik.
Cara Penyalaan :
Untuk memudahkan pembakaran, maka ujung
sumbu api dipotong serong untuk mendapatkan
bidang pembakaran yang lebar kemudian siap
dibakar.
Kegunaan Sumbu Api
Untuk menyalakan bahan pendorong,
mengaktifkan detonator biasa dan mambakar
bahan bakar.
PENJINAKAN BOM
24
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Jalinan
benang
Lapisan plastik
Penjelasan :
Isian pokoknya adalah PETN yang mempunyai
kecepatan rambat 8.100 m/detik, sehingga
sumbu ledak ini merupakan bahan peledak
penghancur/High Explosive.
Cara Penyalaan :
Untuk mengaktifkan sumbu ledak ini harus
menggunakan detonator. (tidak dapat dibakar).
Kegunaan Sumbu Ledak
Sebagai pengantar/penguat ledakan, penambah
daya detonasi dan meledakkan terhadap
sejumlah bahan peledak lainnya.
PENJINAKAN BOM
25
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
3) Blasting Machine
Pengunci
Badan
PENJINAKAN BOM
26
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
27
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Bom mengandung 5 (lima) unsur, yaitu power, initiator,
explosive, Switch ing dan container. Apabila ada seseorang
atau teroris pada saat dipersidangan mengatakan bahwa bahan
yang dirakit adalah mercon, maka kita bisa berpedoman 5 (lima)
unsur dari Bom tersebut.
2. Ada 3 (tiga) jenis bahan peledak yang digunakan sebagai
bahan untuk membuat Bom, yaitu :
a. Bahan peledak komersial,
b. Bahan peledak militer, dan
c. Bahan peledak tradisional.
PENJINAKAN BOM
28
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Latihan
PENJINAKAN BOM
29
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SWITCHING
MODUL
02 6 JP (270 MENIT)
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang pengertian switching,
macam-macam switching, prinsip kerja switching,
Tujuan diberikan materi ini yaitu agar peserta didik memahami dan
menerapkan pengertian, macam-macam dan prinsip kerja switching
Kompetensi Dasar
Memahami dan menerapkan switching.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian switching.
2. Menjelaskan macam-macam switching.
3. Menjelaskan prinsip kerja switching.
4. Mempraktikkan switching.
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
switching.
Subpokok Bahasan :
1. Pengertian switching.
2. Macam-macam switching.
3. Prinsip kerja switching.
PENJINAKAN BOM 1
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan pendidik untuk menjelaskan materi
tentang pengertian, macam-macam dan prinsip kerja switching.
2. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan pendidik untuk melakukan tanya jawab
dengan peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Metode Demonstrasi.
Metode ini digunakan untuk mendemonstrasikan satu kegiatan
untuk memperjelas materi yang diperlihatkan secara langsung
agar peserta didik lebih jelas dan lebih mudah menyerapnya.
4. Metode Penugasan.
Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada
peserta didik yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.
5. Metode Drill/Praktek.
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan switching
PENJINAKAN BOM 2
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2. Bahan :
a. Alat tulis.
b. Kertas flipchart.
3. Sumber Belajar :
a. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Penanganan Penjinakan Bom.
b. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/114/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang
Buku Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Brimob Polri.
c. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/115/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang
Buku Pedoman Pelaksanaan Operasional Brimob Polri.
PENJINAKAN BOM 3
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kegiatan Pembelajaran
Tagihan
Peserta didik mengumpulkan hasil resume dari materi yang telah
disampaikan.
Lembar kegiatan
1. Peserta didik membuat resume dari materi yang telah diberikan.
2. Peserta didik melaksanakan praktik switching.
PENJINAKAN BOM 5
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
SWITCHING
1. Pengertian Switching.
Switching adalah suatu alat / pesawat yang dapat memindahkan
satu posisi ke posisi yang lain dan dapat digunakan untuk
menghasilkan arus listrik, pembakaran maupun ledakan. Dalam
mempelajari Switching; anggota Jibom harus menguasai tentang dasar-
dasar listrik AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current) serta
pengetahuan elektronika.
2. Macam-macam Switching.
Macam-macam Switching, sebagai berikut :
a. Switching Mekanik ( Mechanical Switching ).
Contoh : Anti Tarik; Anti Buka; Anti Tekan; Anti Goncang
dan lain-lain.
b. Switching Elektronik ( Electrical Switching ).
Contoh : Anti Cahaya; Anti Gelap; Anti Putus; Anti Suhu (
Panas / Dingin ); Anti Sentuh; Anti Suara;
Pengatur Jarak Jauh ( Remote Controller );
Pengatur Waktu ( Timer ); Pengatur Frekwensi /
Pulsa dan lain-lain.
c. Switching Kimia ( Chemical Switching ).
Contoh : Percampuran PK dan Gliserine; Reaksi Asam
Pikrat dengan Udara Bebas dan lain-lain.
d. Switching Gabungan ( Inflagmation Switching ).
Contoh : Gabungan Switch Mekanik dan Switch Elektronik;
Gabungan Switch Mekanik dan Switch Kimia;
Gabungan Switch Elektronik dan Switch Kimia;
Gabungan Switch Mekanik - Switch Elektronik -
Switch Kimia.
Firing Switch
Saklar pemicu
Battery
Arming switch
b. Tujuan Switching.
Bagi pembuat / teroris ; Switching merupakan suatu
kerahasiaan yang disembunyikan dengan maksud untuk
menghancurkan lawan.
Bagi anggota Penjinakan Bom merupakan kerahasiaan yang
harus dicari, diselidiki serta dianalisa prinsip kerjanya untuk
langkah-langkah penjinakan dan pengamanan.
Syarat-syarat anggota penjinakan Bom dalam menangani
Switching :
1) Untuk mengetahui prinsip kerja Switching, setiap
anggota penjinakan Bom harus :
a) Mengetahui bekerjanya alat-alat / pesawat listrik
secara mendalam.
b) Memahami peristiwa kelistrikan (yang
menyebabkan bekerjanya alat-alat Switching)
dapat terjadi, karena bermacam-macam pengaruh.
2) Untuk langkah penjinakan (pengamanan), setiap
anggota penjinakan bahan peledak harus memiliki:
a) Ketelitian yang tinggi.
b) Ketabahan yang memadai.
c) Keberanian menghadapi tantangan.
d) Ketepatan dalam bertindak.
3) Konstruksi Switching.
Konstruksi Switching sangat sulit dideteksi karena
pembuatnya dapat merencanakan sesuai keinginannya.
Pemasangan Switching dapat disesuaikan /
berdasarkan :
a) Sasaran yang diinginkan ( manusia, mobil,
gedung, jembatan dan lain-lain ).
b) Tempat Switching itu diledakan ( ruangan, kantor,
PENJINAKAN BOM 7
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM 8
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Switching adalah suatu alat/pesawat yang dapat memindahkan
satu posisi ke posisi yang lain dan dapat digunakan untuk
menghasilkan arus listrik, pembakaran maupun ledakan.
2. Dari Switching, Bom dapat meledak karena reaksi anti angkat,
anti suara, anti panas, anti dingin, anti putus, anti sambung, anti
grafitasi dan lain sebagainya; semakin pandai perakit Switching
semakin sulit Bom itu dijinakkan.
3. Ada 4 (empat) jenis Switching, yaitu :
a. Switching mekanik.
b. Switching elektronik.
c. Switching kimia.
d. Switching gabungan.
Latihan
PENJINAKAN BOM 9
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang dasar hukum tindakan
penjinakan Bom, kategori dampak ancaman Bom, pengorganisasian
dan pembagian tugas unit Jihandak serta penggunaan peralatan
penjinakan Bom.
Tujuan diberikan materi ini yaitu agar peserta didik memahami dan
menerapkan prosedur tetap, tugas dan tanggung jawab Polri dalam
penanganan TKP kasus Bom.
Kompetensi Dasar
Memahami dan menerapkan prosedur tetap, tugas dan tanggung
jawab Polri dalam penanganan TKP kasus Bom.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan dasar hukum tindakan penjinakan Bom.
2. Menjelaskan kategori dampak ancaman Bom.
3. Menjelaskan pengorganisasian dan pembagian tugas unit
Jihandak.
4. Mempraktikkan penggunaan peralatan penjinakan Bom.
PENJINAKAN BOM 1
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
Prosedur tetap, tugas dan tanggung jawab Polri dalam penanganan
TKP kasus Bom.
Subpokok Bahasan:
1. Dasar hukum tindakan penjinakan Bom.
2. Kategori dampak ancaman Bom.
3. Pengorganisasian dan pembagian tugas unit Jihandak.
4. Penggunaan peralatan penjinakan Bom.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan pendidik untuk menjelaskan materi
tentang prosedur tetap, tugas dan tanggung jawab Polri dalam
penanganan TKP kasus Bom.
2. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan pendidik untuk melakukan tanya jawab
dengan peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Metode Demonstrasi.
Metode ini digunakan untuk mendemonstrasikan satu kegiatan
untuk memperjelas materi yang diperlihatkan secara langsung
agar peserta didik lebih jelas dan lebih mudah menyerapnya.
4. Metode Penugasan.
Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada
peserta didik yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.
5. Metode Drill/Praktek.
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan penggunaan
peralatan penjinakan Bom.
PENJINAKAN BOM 2
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2. Bahan :
a. Alat tulis.
b. Kertas flipchart.
3. Sumber Belajar :
a. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Penanganan Penjinakan Bom.
b. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/114/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang
Buku Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Brimob Polri.
c. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/115/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang
Buku Pedoman Pelaksanaan Operasional Brimob Polri.
PENJINAKAN BOM 3
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kegiatan Pembelajaran
PENJINAKAN BOM 4
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan
Peserta didik mengumpulkan resume dari materi yang telah
disampaikan.
Lembar kegiatan
1. Peserta didik membuat resume dari materi yang telah diberikan.
2. Peserta didik mempraktikkan penggunaan peralatan penjinakan
Bom.
PENJINAKAN BOM 5
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan Bacaan
PENJINAKAN BOM 6
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
b. Kategori B
Adalah ancaman Bom yang tidak langsung menimbulkan
bahaya bagi keselamatan jiwa, melainkan ditujukan kepada
materiil atau Instalasi penting.
Operasi Penjinakan Bom bagi Kategori B, dilakukan setelah
terlebih dahulu memberikan waktu endap, guna memperkecil
resiko bagi personel Penjinakan Bom; khususnya terhadap
kemungkinan Bom waktu (waktu endap adalah waktu yang
harus diberikan bagi team Penjinakan Bom untuk
menghindari kemungkinan Bom waktu).
Contoh : Ancaman Bom di sebuah Gedung / Instansi.
c. Kategori C
Adalah ancaman Bom yang kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan sangat kecil, karena kondisi Bom yang kecil,
tidak sempurna atau lokasi yang jauh dari objek rawan.
Operasi Penjinakan Bom bagi Kategori C, dilakukan
penjinakan disposal dengan mengutamakan keselamatan
Team Penjinakan Bom.
Contoh :
a) Ancaman bahan peledak yang berada di lapangan /
persawahan.
b) Penemuan Bom Militer dan lain-lain.
PENJINAKAN BOM 8
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM 10
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
b. Peralatan Deteksi :
1) Explosive Detector (Hand Held / Portable).
2) Metal and Mine Detector (Hand Held / Portable / Gate).
3) Mirror Set (Hand Held /Trolley).
4) Electronic Stethoscope.
5) Wire and Cable Locator.
PENJINAKAN BOM 11
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
6) Mail Inspector.
7) X-ray Inspector (Portable W / Processor).
8) Non Magnetic Mine Prodder.
9) Search Rool Kit.
c. Peralatan Penjinak :
1) Robot EOD.
2) EOD Stick.
3) Disruptor / Injector Set ( W/Mounting ; Cable Reel;
Inititor / Mini Shrike ).
4) Demilitian Set (Sumbu Ledak/Detonator; Main Charge).
5) Blasting / Ohm Meter.
6) EOD Tool Kit.
7) Tali Pengait ( Hook and Line Set ).
8) Roket Wrench (Penjepit dengan Roket Pemutar).
9) Esco Kit.
d. Peralatan Pendukung :
1) Peralatan Instan Polaroid.
2) Camera Video.
3) Lampu Sorot ( Hand Held / Dragon / Floodlight / Roof
Mounted ).
4) Multi Tester.
5) Pita Perekat / Lakban.
6) Radio Komlek.
7) Tali / Pita Kuning Pembatas TKP.
8) Kantong Udara Pengangkat ( Lifting Set ).
9) Kompresor Udara.
10) Generator Listrik.
11) Kantong Plastik / Kertas Pengumpul Barang Bukti.
12) Trolley atau Papan beroda pengangkut peralatan.
PENJINAKAN BOM 12
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Dalam pengorganisasian unit Jibom yang boleh menyentuh
langsung obyek yang dicurigai sebagai Bom adalah operator 1
dan yang menjinakkan Bom secara remote atau semi remote
adalah operator 2.
2. Setiap ada ancaman Bom, Unit Jibom dalam menanganinya
diawali dari melihat kategori ancaman Bom tersebut baru
menentukan bagaimana cara bertindak, apakah ditangani
secara manual, dengan remote action atau semi remot action.
3. Unit Jibom disusun dalam organisasi yang disesuaikan dengan
tantangan tugas yang terdiri dari satu orang Kanit, satu orang
Panit, satu orang operator satu, satu orang operator dua, satu
orang pembantu operator satu, satu orang pembantu operator
dua, satu orang juru kamera dan pam area tiga orang.
4. Setiap ditemukan benda yang dicurigai sebagai Bom, sambil
menunggu Unit Jibom datang di lokasi, untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan ada kosinyes yang harus dipatuhi, yaitu:
jangan menyentuh, jangan menggoncang, jangan memindah
dan jangan membuka benda tersebut.
5. Barang bukti yang diserahkan kepada penyidik : detonator
dipotong kabelnya dan kabel disatukan, pisahkan dg batrey,
Handak diserahkan max 30 gram, swicth dirusak.
6. Peralatan Jibom terdiri dari peralatan proteksi, deteksi, penjinak,
dan pendukung.
PENJINAKAN BOM 13
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Latihan
PENJINAKAN BOM 14
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang prosedur sterilisasi serta
prosedur penanganan TKP ancaman Bom.
Tujuan diberikannya modul ini yaitu agar peserta didik Memahami
dan menerapkan prosedur sterilisasi dan penanganan tempat
kejadian perkara ancaman Bom.
Kompetensi Dasar
Memahami dan menerapkan prosedur sterilisasi dan penanganan
tempat kejadian perkara ancaman Bom.
Indikator Hasil Belajar :
1. Menjelaskan prosedur sterilisasi.
2. Menjelaskan prosedur penanganan TKP ancaman Bom.
3. Mempraktikkan sterilisasi.
PENJINAKAN BOM
1
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
Prosedur sterilisasi dan penanganan tempat kejadian perkara
ancaman Bom.
Subpokok Bahasan :
1. Prosedur sterilisasi.
2. Prosedur penanganan TKP ancaman Bom.
PENJINAKAN BOM
2
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan pendidik untuk menjelaskan materi tentang
prosedur sterilisasi dan penanganan tempat kejadian perkara
ancaman Bom.
2. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan pendidik untuk melakukan tanya jawab
dengan peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Metode Demonstrasi.
Metode ini digunakan untuk mendemonstrasikan satu kegiatan
untuk memperjelas materi yang diperlihatkan secara langsung
agar peserta didik lebih jelas dan lebih mudah menyerapnya.
4. Metode Penugasan.
Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada
peserta didik yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.
5. Metode Drill/Praktek.
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan sterilisasi.
PENJINAKAN BOM
3
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2. Bahan :
a. Alat tulis.
b. Kertas flipchart.
3. Sumber Belajar :
a. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Penanganan Penjinakan Bom.
b. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/114/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang
Buku Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Brimob Polri.
c. Surat Keputusan Kakorbrimob Polri No. Pol. :
Skep/115/XI/2006 tanggal 14 November 2006 tentang
Buku Pedoman Pelaksanaan Operasional Brimob Polri.
PENJINAKAN BOM
4
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap Awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi dengan kegiatan :
a. Peserta didik melaksanakan refleksi yang ditugaskan oleh
pendidik.
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan
dengan materi yang akan disampaikan.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada modul ini.
2. Tahap Inti : 340 menit
a. Pendidik menyampaikan materi tentang prosedur
sterilisasi dan penanganan tempat kejadian perkara
ancaman Bom.
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang
penting, bertanya jika ada materi yang belum
dimengerti/dipahami.
c. Pendidik dan peserta didik melaksanakan tanya jawab
materi yang telah diberikan.
d. Pendidik mendemonstrasikan prosedur sterilisasi dan
penanganan tempat kejadian perkara ancaman Bom.
e. Pendidik menugaskan peserta didik untuk melaksanakan
praktik sterilisasi.
f. Peserta didik melaksanakan praktik kegiatan sterilisasi.
g. Pendidik membimbing, mengarahkan dan memfasiltasi
pelaksanaan praktik.
h. Pendidik menyimpulkan hasil praktik.
3. Tahap Akhir : 10 menit.
a. Cek Penguatan materi
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi
secara umum.
b. Cek penguasaan materi
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi
yang telah disampaikan.
4. Ujian Akhir : 90 Menit
PENJINAKAN BOM
5
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan/Tugas
1. Peserta didik mengumpulkan meresume materi yang telah
diberikan secara kelompok .
2. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil praktik.
Lembar kegiatan
1. Peserta didik membuat resume dari materi yang telah diberikan.
2. Peserta didk mempraktikkan sterilisasi sesuai dengan skenario
di bawah ini :
SKENARIO I
SKENARIO II
PENJINAKAN BOM
6
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SKENARIO III
PENJINAKAN BOM
7
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Bahan bacaan
1. Prosedur Sterilisasi.
a. Persiapan
1) Kepala Unit (Kanit); berkoordinasi dengan komandan
komplek untuk menentukan batas areal yang akan di
sterilisasi dari kemungkinan ancaman Bom.
2) Gunakan gambar rencana/cetak biru bangunan
yang akan disterilisasi sebagai rujukan dalam
merencanakan tindakan.
3) Kepala unit (Kanit) merencanakan sterilisasi
meliputi : pola pemeriksaan, pembagian tugas,
peralatan yang akan digunakan dan batas waktu
pelaksanaan kegiatan.
4) Personil unit penjinakan Bom dibagi 2 (dua) atau 3
(tiga) pasangan yaitu : Nomor : 1 dan Nomor : 3 serta
Nomor : 2 dan Nomor : 4 dan apabila diperlukan
Kanit berpasangan dengan petugas setempat untuk
membentuk pasangan ketiga, masing-masing
dilengkapi dengan peralatan detektor yang tersedia
pada unitnya.
5) Kepala Unit (Kanit) menjelaskan rencana
pelaksanaan sterilisasi kepada masing-masing
pasangan dan memberikan petunjuk serta konsinyasi
yang harus diikuti.
b. Pelaksanaan.
1) Lakukan pemerikasaan lokasi secara berurutan
sesuai rencana, gunakan pola pemeriksaan (Spiral,
Paralel, Blok) yang sesuai dengan kondisi dan situasi
areal sterilisasi. Selama melakukan pemeriksaan
agar petugas penanggung jawab gedung/bangunan
dan petugas Pam komplek ikut menyaksikan
sekaligus membantu memberikan keterangan
tentang seluk-beluk bangunan dan perangkatnya.
2) Pemeriksaan utamanya dilakukan secara fisual
menggunakan indra penglihatan, bila terdapat
kecurigaan baru digunakan peralatan detektor sesuai
PENJINAKAN BOM
8
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
kebutuhan.
3) Semua barang yang berongga harus diperiksa
isinya, misalnya : lemari dinding, laci-laci meja,
tempat sampah, pot bunga/tanaman hias, radio, TV,
salon pengeras suara, kap lampu dan benda lain
yang diperkirakan untuk menyembunyikan Bom.
4) Semua kabel dan tombol-tombol elektronik harus
diperiksa dan dites, kabel-kabel diperiksa sampai
dengan ujungnya, yakinkan tidak merupakan bagian
dari Bom.
5) Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setelah kegiatan
penyiapan ruangan/lokasi selesai dan tidak ada lagi
petugas/pekerja yang masih menyiapkan sound
system, lampu, dekosrasi dan lain-lain. Apabila
waktunya tidak memumgkinkan pemeriksaan
dilakukan secara bertahap dari tempat-tempat yang
telah disiapkan, kemudian dilanjutkan dengan tempat
lain yang sebelumnya masih dipersiapkan.
6) Setiap benda yang dimasukkan ke lokasi setelah
dilakukan sterilisasi, harus diperiksa secara cermat
dan dicatat tersendiri mengenai bentuk dan jumlah
barang, petugas yang membawa masuk/penanggung
jawab dan waktunya (tanggal dan jam).
7) Periksa kendaraan yang akan digunakan oleh
Pejabat VVIP, pada bagasi, ruang mesin, bawah
tempat duduk, bawah kendaraan dan bagian lain
yang berongga. Hidupkan mesin dan test semua
tombol pada panel kemudi kendaraan.
8) Pemeriksaan dilakukan secara berulang oleh
pasangan yang berbeda; artinya semua area/objek
yang telah diperiksa oleh pasangan ke-1 (pertama),
diperiksa ulang oleh pasangan ke-2 (kedua) dan
sebaliknya. Apabila terdapat kecurigaan atau
informasi yang patut dipercaya, dapat dilakukan
pemeriksaan ulang secara bersama oleh seluruh
anggota Unit Penjinakan Bom.
9) Setelah pemeriksaan ulang selesai dilakukan dan
tidak ditemukan ancaman Bom; Komandan Unit
dapat menyerahkan Pam Lokasi/Objek kepada
Komandan Pamplek dengan Berita Acara yang
ditanda-tangani bersama oleh keduanya. Apabila
ditemukan barang yang dicurigai sebagai Bom,
lakukan tindakan penjinakan secara prosedur dan
hasilnya dimuat dalam Berita Acara tersebut.
PENJINAKAN BOM
9
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c. Konsolidasi.
1) Kepala Unit memeriksa perlengkapan personil dan
peralatan Unit Penjinakan Bom setelah
melaksanakan tugas. Yakinkan tidak ada personil
atau peralatan yang tertinggal di lokasi sebelum ke
pangkalan.
2) Kepala Unit memberikan evaluasi atas hasil
pelaksanaan sterilisasi, berikan koreksi dan arahan
untuk tugas selanjutnya.
3) Setiba di pangkalan, Kanit memimpin anggotanya
untuk membersihkan peralatan yang telah
digunakan, mengisi ulang semua baterai dan
memeriksa kelengkapan peralatan sebelum disimpan
di tempat penyimpanan yang ditetapkan.
PENJINAKAN BOM
10
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
11
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1) Keharusan
a) Dalam menentukan cara bertindak (CB), harus
di utamakan penggunaan peralatan yang
memungkinkan penanganan Bom/bahan
peledak dari jarak jauh dengan cara sebagai
berikut :
(1) Remote action adalah tindakan yang
sepenuhnya menggunakan robot EOD
sehingga personil sama sekali tidak perlu
mendekat ke obyek Bom/bahan peledak
yang di tangani.
(2) Semi Remote action adalah tindakan
dimana personil mendekat ke obyek
Bom/bahan peledak untuk memasang
peralatan (tali pengait, X-ray atau
disruptor), kemudian mengoperasikan dari
jauh.
b) Tindakan secara manual dengan menyentuh
langsung obyek Bom/bahan peledak (hand on
action) hanya boleh dilakukan terhadap obyek
Bom/bahan peledak yang telah dilumpuhkan
atau yang telah diketahui pasti mekanisme
penjinakannya, atau bila cara Remote atau
semi Remote action tidak dapat dilakukan
secara efektif karena membahayakan.
c) Hanya operator 1 (Nomor 1) yang dibenarkan
mendekati obyek Bom /bahan peledak untuk
melakukan tindakan semi Remote atau manual
dan setiap mendekati obyek Bom/bahan
peledak harus menggunakan EOD suit lengkap.
d) Pada waktu melakukan pencarian Bom/bahan
peledak, baik dalam rangka sterilisasi maupun
karena adanya ancaman Bom, semua personil
harus menggunakan pakaian pelindung (Body
vest).
e) Pada setiap penanganan Bom/bahan peledak
harus selalu diberlakukan waktu endap, waktu
endap (Soak time) adalah tenggang waktu yang
harus di berlakukan demi keamanan personil
unit penjinakan Bom yang meliputi :
(1) Waktu endap primer (Primery soak time)
lamanya 30 menit di berlakukan apabila:
(a) Tindakan secara Remote tidak dapat
dilakukan sehingga harus ditempu
dengan cara semi Remote ataupun
PENJINAKAN BOM
12
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
manual.
(b) Obyek Bom/bahan peledak
dimungkinkan merupakan Bom
waktu bukan jebakan (Booby trap).
(c) Diperoleh petunjuk kuat bahwa di
TKP terdapat lebih dari satu obyek
Bom diperlukan waktu untuk
mengidentifikasi obyek tersebut.
(2) Waktu endap sekunder (secondary soak
time) lamanya 10 menit diberlakukan
setelah pelaksanaan tindakan positif
terhadap obyek Bom khususnya setelah
penembakan disruptor.
f) Bila menemukan obyek Bom/bahan peledak
baik dalam rangka sterilisasi maupun dalam
menangani ancaman Bom harus selalu di
waspadai kemungkinan adanya lebih dari satu
Bom yang di tempatkan di TKP oleh pelaku,
untuk itu harus dilakukan
pemeriksaan/pencarian ulang.
g) Bila menangani lebih dari satu Bom/bahan
peledak pada suatu lokasi, tindakan penjinakan
harus dilakukan secara serentak/bersamaan.
Bila hal tersebut tidak memungkinkan,
penjinakan dimulai dari Bom/bahan peledak
yang dapat menimbulkan bahaya yang paling
besar. Untuk penanganan di tentukan oleh
Kanit Jibom berdasarkan saran dari operator 1
(Nomor 1).
h) Pada setiap penanganan ancaman Bom, kaint
Jibom harus memperhitungkan bahaya
sekunder yang dapat timbul bila terjadi ledakan,
khususnya terhadap obyek rawan dalam radius
100 m dari obyek, misalnya gudang amunisi,
pompa bensin, instansi militer, jalur kereta api
dsb. Dalam hal ini Kanit Jibom dapat
berkordinasi dengan Kasat serse selaku ketua
tim selaku penanganan TKP untuk menyiapkan
kekuatan pendukung seperti : pemadam
kebakaran, ambulance, mobilderek, petugas
PLN, PDAM, dan sebagainya sesuai situasi
yang dihadapi.
2) Larangan
a) Dilarang menggunakan penjinakan secara
manual atau semi Remote apabila tindakan
PENJINAKAN BOM
13
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PENJINAKAN BOM
14
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
Latihan
1. Jelaskan prosedur sterilisasi !
2. Jelaskan prosedur penanganan TKP ancaman Bom !
PENJINAKAN BOM
15
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI