MODUL
Penyusun :
Editor :
Diterbitkan oleh:
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................... i
Pendahuluan ........................................................................................................ 1
Pengantar ................................................................................................
3
Metode Pembelajaran.........................................................................................
5
Rangkuman .................................................................................. 39
Latihan .......................................................................................... 40
Pengantar ................................................................................................
41
Metode Pembelajaran.........................................................................................
42
Rangkuman .................................................................................. 79
Latihan .......................................................................................... 80
Pengantar ................................................................................................
81
Metode Pembelajaran.........................................................................................
83
Pendahuluan
Standar Kompetensi
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya, Dasar
hukum yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif
berbahaya, Sejarah kejadian bahan kimia berbahaya, Sejarah kejadian
dengan mengunakan agen biologi berbahaya, Sejarah kejadian bahan
radioaktif berbahaya, Standarisasi, pembagian tugas dan tanggung
jawab serta kemampuan personel yang menangani kimia, biologi dan
radioaktif, Alsus kimia, biologi dan radioaktif, Kelebihan dan
kekurangan baju pelindung level A, B, C dan D, Administrasi,
persiapan, pelaksanaan dan konsolidasi penganan ancaman kimia,
biologi dan radioaktif, Jenis dan kriteria rangkaian kimia, biologi dan
radioaktif, Penanganan rangkaian, yang mengandung bahan kimia,
biologi dan radioaktif, Prosedur penanganan kecelakaan bahan kimia,
biologi dan radioaktif, Teknik dekontaminasi, Kegiatan yang dilakukan
dalam konsolidasi.
Tujuannya agar peserta didik memahami pengertian, dasar hukum,
sejarah kejadian, peralatan bahan kimia, biologi, dan radioaktif
berbahaya.
Kompetensi Dasar
1. Memahami pengertian, dasar hukum dan sejarah kejadian bahan
kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.
Indikator Hasil Belajar :
a. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.
b. Menyebutkan dasar hukum yang berkaitan dengan bahan
kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.
c. Menjelaskan sejarah kejadian bahan kimia berbahaya.
d. Menjelaskan sejarah kejadian dengan mengunakan agen
biologi berbahaya.
e. Menjelaskan sejarah kejadian bahan radioaktif berbahaya.
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
1. Pengertian, dasar hukum dan sejarah kejadian bahan kimia,
biologi dan radioaktif berbahaya.
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan bahan kimia,
biologi dan radioaktif berbahaya.
b. Dasar hukum yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi
dan radioaktif berbahaya.
c. Sejarah kejadian bahan kimia berbahaya.
d. Sejarah kejadian dengan mengunakan agen biologi
berbahaya.
e. Sejarah kejadian bahan radioaktif berbahaya.
2. Peralatan kimia, biologi dan radioaktif serta kegunaannya
Sub Pokok Bahasan
a. standarisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab serta
kemampuan personel yang menangani kimia, biologi dan
radioaktif.
b. Alsus kimia, biologi dan radioaktif.
c. Kelebihan dan kekurangan baju pelindung level A, B, C dan
D.
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 4
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang sejarah
kejadian dan peralatan KBR berbahaya.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengemukakan pendapat tentang materi yang
disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta didik membuat
resume materi yang disampaikan.
1. Alat/Media :
a. Komputer / Laptop.
b. LCD / proyektor.
c. Whiteboard.
d. Papan Flipchart.
e. Slide.
2. Bahan :
a. Kertas Flipchart.
b. Penghapus.
c. Alat Tulis.
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 5
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
3. Sumber Belajar :
a. Hanjar Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Detasemen E
Sat 1 Gegana Korbrimob Polri tahun 2010.
b. Perkap nomor 14 tahun 2010 tentang Penanganan
Ancaman Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR).
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 Menit.
a. Pendidik memperkenalkan diri kepada peserta didik.
b. Peserta didik memperkenalkan diri secara singkat kepada
Pendidik dan peserta lainnya.
c. Pendidik melakukan pencairan suasana kelas agar tercipta
interaksi antara pendidik dan peserta didik.
d. Pendidik melakukan apersepsi tentang materi yang akan
disampaikan.
2. Tahap inti : 70 Menit.
a. Pendidik menjelaskan materi tentang sejarah kejadian dan
peralatan KBR berbahaya.
b. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Peserta didik merespon secara aktif kegiatan pembelajaran
dengan metode tanya jawab.
d. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau menanggapi materi.
e. Pendidik menugaskan peserta didik untuk meresume materi
yang telah diberikan.
f. Peserta didik melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pendidik dan mengumpulkannya kepada pendidik.
g. Peserta didik memberikan penguatan kepada peserta didik
untuk memotivasi semangat belajar.
h. Pendidik menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan kepada peserta didik.
3. Tahap akhir : 10 Menit.
a. Cek penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN I
PENGERTIAN, DASAR HUKUM DAN SEJARAH
KEJADIAN BAHAN KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF
BERBAHAYA
ancaman KBR.
POKOK BAHASAN II
PERALATAN KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF SERTA
KEGUNAANNYA
a. Standarisasi
1) Satu Unit Kimia, Biologi dan Radioaktif Gegana
berjumlah 15 orang dan diorganisasikan dengan
susunan sebagai berikut :
a) Kepala Unit Kimia,
Biologi dan Radioaktif (Kanit : 1 orang
b) Petugas Safety : 1 orang.
c) Spesialis Teknis : 1 orang.
d) Tim Entri dan operator : 4 orang.
e) Petugas Akses kontrol : 2 orang.
f) Tim Dekontaminasi : 4 orang.
g) Petugas Logistik : 1 orang.
h) Petugas Medis : 1 orang.
2) Satu Subden kimia, biologi dan radioaktif terdiri dari 3
unit berjumlah 48 orang dan diorganisasikan dengan
sususan sebagai berikut
a) Kasubden : 1 orang.
b) Pamin : 1 orang.
c) Bamin : 1 orang.
d) Unit 1 : 15 orang.
e) Unit 2 : 15 orang.
f) Unit 3 : 15 orang.
b. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab
1) Kepala Unit kimia, biologi dan radioaktif (Kanit)
a) Memimpin penanganan kimia, biologi dan
radioaktif dan bertanggung jawab menentukan
kategori ancaman kimia, biologi dan radioaktif
serta pilihan cara bertindak dengan
mempertimbangkan situasi lingkungan, ancaman
dan resiko yang dihadapi.
7) Logistik
a) Petugas yang bertanggung jawab atas semua
peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh
tim penanggap, tim medis, tim dekontaminasi
serta petugas lainnya.
b) Petugas Logistik berjumlah 1 (satu) orang.
8) Tim Medis
a) Petugas yang mengecek kesehatan dari semua
tim penanggap baik sebelum masuk atau
sesudah keluar dari zona panas.
b) Mengevaluasi dan memprioritaskan perawatan
korban serta mencegah menyebarnya
kontaminasi dari korban serta mengumpulkan
informasi dari korban dengan cara pelacakan,
pengumpulan dan pengelompokan korban.
c) Melakukan koordinasi dengan tim penanggap dan
tim dekontaminasi serta melaporkan langsung
kejadian ke Kepala unit kimia, biologi dan
radioaktif.
d) Mengurutkan dan mengkategorikan berdasarkan
parahnya cidera korban, melakukan perawatan
pasien dan disiapkan untuk dipindah.
e) Dalam hal transportasi dipastikan pergerakan
cepat dari titik pengumpulan ke Unit udara dan
darat dan koordinasi dengan sarana yang
menerima.
f) Jumlah petugas Medis dapat 1 (satu) atau lebih
disesuaikan dengan kebutuhan dari kejadian.
c. Kemampuan personel kimia, biologi dan radioaktif.
1) Pengetahuan bahan peledak.
2) Pengetahuan tentang bom.
3) Pengetahuan Switching.
4) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom.
5) Pengetahuan Prosedur Penjinakan Bom.
6) Pengetahuan TPTKP Teror Bom.
7) Pengetahuan tentang zat-zat berbahaya kimia, biologi
dan radioaktif.
8) Pengetahuan Prosedur Penjinakan Bom kimia, biologi
dan radioaktif.
9) Pengetahuan peralatan khusus kimia, biologi dan
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 21
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
radioaktif.
10) Pengetahuan teknik dan taktik dasar sterilisasi.
11) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom kimia,
biologi dan radioaktif.
12) Pengetahuan taktik dan teknik dekontaminasi.
13) Pengetahuan taktik dan teknik penanganan kasus bom
kimia, biologi dan radioaktif.
14) Pengetahuan Harwat alsus kimia, biologi dan
radioaktif.
15) Pengembangan dan penelitian tentang kimia, biologi
dan radioaktif.
16) Pengembangan dan penelitian teknik dan taktik
penjinakan bom kimia, biologi dan radioaktif.
17) Pengembangan dan penelitian Taktik dan teknik
pemusnahan zat-zat berbahaya kimia, biologi dan
radioaktif.
18) Penelitian dan Pengembangan alsus kimia, biologi dan
radioaktif.
c) Kertas pH
Dapat digunakan untuk menentukan ke korosifan
cairan dan gas.
(1) Satu strip kertas yang telah diberi indicator
yang dapat berubah warna ketika terkena
zat korosif cair.
(2) Iindicator adalah zat kimia yang berubah
warna pada ph tertentu
Merah = Asam Kuat = Ph < 5
Orange= Asam Lemah = Ph 6-7
Hijau = Basa Lemah = Ph 7-8
Biru = Basa Kuat = Ph > 8.
d) Meteran gas segi empat.
Yaitu alat deteksi yang digunakan untuk
mengukur atmosfer yang mudah terbakar, level
oxygen, level carbon monoksida, dan hydrogen
sulfida. Alat ini biasa digunakan untuk
pengambilan sampel suatu titik/tempat udara
sekitar.
Kelemahan Meteran Gas Segi Empat:
(1) Untuk Sensor Oxygen Harus Diganti Setiap
Tahun.
(2) Untuk Sensor EX, CO, HS, Harus Diganti
Setiap 2 Tahun.
Kelebihan Meteran Gas Segi Empat
(1) Mudah digunakan .
(2) Membaca keseluruhan dari keempat
pengaturan secara simultan.
(3) Kokoh dan informasi dapat dimasukkan
kedalam komputer.
e) Saw mini cad
Yaitu peralatan deteksi kimia yang dapat
digunakan untuk mengetahui adanya zat-zat yang
berbahaya seperti zat syaraf yang menguap
(1) Ga : tabun - zat pelepuh.
(2) Gb : sarin - hd mustard.
(3) Gd : soman - l lewisite.
Alat ini menggunakan detektor gelombang akustik
yang terdiri dari kristal-kristal piozoelektrik
berlapiskan film yang menyerap zat kimia dari
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 24
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
dekontaminasi.
Level B melindungi diri dari :
1) Cipratan yang tidak di harapkan
2) Konsentrasi bahan kimia di udara yang berjumlah
rendah.
Perlindungan Level B
1) Menyediakan perlindungan kulit yang terbatas
terhadap cipratan
2) Perlindungan pernafasan yang sama dengan level a.
Keterbatasan Level B
1) Tidak memberikan perlindungan maksimum terhadap
kulit
2) Pakaian terusan berkualitas baik dengan pergelangan
tangan dan kaki yang tertutup yang menyediakan
perlindungan yang cukup.
Baju pelindung level B terdiri dari:
1) Peralatan pernafasan mandiri (SCBA ), berada diluar
baju
2) Pakaian tahan kimia bertudung kepala
3) Sarung tangan dalam dan luar yang tahan kimia
4) Sepatu boot tahan kimia dengan baja pelindung pada
jari kaki dan tulang kering
c. Kelebihan dan kekurangan baju pelindung level C.
Baju level c tidak tepat untuk pekerjaan di lingkungan yang
ada senjata racun kimia dalam bentuk cair dengan padat
menyediakan perlindungan kulit terbatas terhadap cipratan
sama dengan level B untuk perlindungan pernafasan lebih
rendah dari level A dan B
Perlindungan Level C
1) Melindungi diri dari bahaya cipratan yang tak di duga
2) Tidak akan digunakan dalam atmosfer yang tidak
diketahui atau dengan oksigen yang tidak mencukupi (
kurang dari 19,55 % oksigen )
3) Jenis zat yang ada di udara di ketahui
4) Kemungkinan besar kerja yang dilakukan tidak akan
menimbulkan konsentrasi tinggi uap, gas, atau cipratan
dari bahan yang akan mempengaruhi kulit.
Baju Level C Terdiri Dari
1) respirator pemurni udara yang menutup muka penuh
kedap udara
6) Tidak sesuai untuk memadamkan api.
Perawatan Respirator
1) Sebaiknya masker di bersihkan setiap habis pakai.
2) Semprot dengan air bersih.
3) Semprot bagian mika bagian dalam dan luar dengan
disinfektan.
4) Biarkan sepuluh menit.
5) Semprotkan lagi dengan air dan bersihkan dengan
tissue.
Hal yang harus di perhatikan
1) Periksa bagian-bagian usang atau termakan usia
sebelum pemakaian atau penyimpanan.
2) Simpan dalam kotak atau wadah yang telah di
sediakan.
d. Kelebihan dan kekurangan baju pelindung level D.
PPE level D tidak tepat digunakan bila bekerja dalam
lingkungan dengan uap senjata racun kimia, untuk
lingkungan yang sudah diketahui. Tidak dianggap sebagai
pakaian perlindungan senjata racun kimia. Baju ini di
kenakan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan di tingkat D berasumsi atmosfer
tidak mengandung bahaya kimia, biologi dan radioaktif yang
di kenal atau tidak adanya potensi atau kontak dengan
racun kimia, biologi dan radioaktif dalam tingkat berbahaya.
Tingkat D Terdiri
1) Pakaian Pelindung.
2) Sarung Tangan Pilihan.
3) Topi Keras.
4) Kaca Pelindung.
5) Pelindung Wajah/Masker.
6) Sepatu Boot/Anti Bahan Kimia, Pelindung Jari Dan
Tulanh Kering dari Baja
8. Teknik Dekontaminasi
a. Pelarutan.
Teknik pelarutan dilakukan sebagai berikut
1) Dengan cara menyebarkan pencemar (contaminant)
ke dalam suatu larutan dengan menggunakan air
sebagai bahan pelarut.
2) Hal tersebut dilakukan agar dapat mengurangi
konsentrasi unsur kimia namun tidak merusak pakaian.
b. Penyerapan
Teknik penyerapan dilakukan sebagai berikut
1) Dengan menggunakan bahan/materi (pasir atau tanah)
untuk menyerap bahaya cairan yang ada kemudian
bahan kimia diserap ke dalam bahan/materi kering
untuk mempertahankan sifat kimia aslinya.
2) Hal tersebut dilakukan untuk mencegah meluasnya
kebocoran / tumpahan.
c. Degradasi kimia.
Teknik degradasi dilakukan sebagai berikut
1) Dengan mengubah struktur vahan kimia tersebut
menjadi lebih netral menggunakan vahan peluruh.
2) Hal tersebut dilakukan untuk dekontaminasi peralatan
bukan untuk dekontaminasi orang.
d. Isolasi dan pemusnahan.
Teknik isolasi dilakukan sebagai berikut
1) Dengan menyingkirkan vahan berbahaya dan
membatasi keterbukaan terhadap publik dan personel
unit kimia, biologi dan radioaktif.
2) Hal tersebut mencakup penyerapan dan
pembungkusan materi di TKP kemudian diangkut
kefasilitas pemusnahan.
Rangkuman
1. Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam
jumlah kecil menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Pada
umumnya masuknya bahan kimia tersebut melalui pernafasan
atau kulit, kemudian beredar keseluruh tubuh (organ – organ
tertentu).
2. Senjata kimia adalah penggunaan sifat-sifat racun dari zat
kimia sebagai senjata untuk membunuh, mencederai atau
melumpuhkan lawan.
3. Agen biologi adalah mikroorganisme (bakteri, virus, rickettsia)
dan toksin yang dihasilkannya dapat menyebabkan penyakit
pada manusia, hewan dan tuumbuhan serta menyebabkan
kerusakan amterial.
4. Bioterorisme adalah penggunaan dengan senjata bakteri, virus
dan toksin dari makhluk hidup dengan tujuan mengancam,
melukai atau mematikan dan membuat kepanikan penyakit
pada manusia, hewan dan tumbuhan yang bertujuan untuk
melemahkan perekonomian dan ketahanan kehidupan suatu
masyarakat atau negara yang disebarkan melalui udara, sumber
air dan makanan.
5. Sejarah menunjukkan bahwa KBR dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan-kepentingan negatif seperti penggunaan bom atom
oleh tentara sekutu untuk membombardir Hiroshima dan
Nagasaki, penggunaan bom fosfor putih oleh tentara Zionis Israel
untuk menyerang Palestina, penggunaan anthrax oleh teroris dll.
Namun apabila digunakan untuk kepentingan kesejahteraan
maka sangat luar biasa pula hasilnya seperti penggunaan sinar
radioaktif di lingkungan kedokteran, pertanian, keamanan dan
sebagainya.
6. Setiap petugas Unit KBR harus dapat memilih dan menggunakan
peralatan KBR dengan tepat dan teliti, sehingga tidak akan terjadi
kebocoran yang mengakibatkan kecelakaan bagi petugas itu
sendiri, lebih-lebih bagi masyarakat yang dilayaninya.
Latihan
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan bahan
kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.
2. Sebutkan dasar hukum yang berkaitan dengan bahan kimia,
biologi dan radioaktif berbahaya.
3. Jelaskan sejarah kejadian bahan kimia berbahaya, agen biologi
berbahaya, bahan radioaktif berbahaya.
4. Jelaskan standarisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab
serta kemampuan personel yang menangani kimia, biologi dan
radioaktif.
5. Jelaskan alsus kimia, biologi dan radioaktif.
6. Jelaskan kelebihan dan kekurangan baju pelindung level A, B, C
dan D.
7. Jelaskan administrasi, persiapan, pelaksanaan dan konsolidasi
penganan ancaman kimia, biologi dan radioaktif.
8. Jelaskan jenis dan kriteria rangkaian kimia, biologi dan radioaktif.
9. Jelaskan penanganan rangkaian, yang mengandung bahan
kimia, biologi dan radioaktif.
10. Jelaskan prosedur penanganan kecelakaan bahan kimia, biologi
dan radioaktif.
11. Jelaskan teknik dekontaminasi.
12. Jelaskan kegiatan yang dilakukan dalam konsolidasi
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang pengertian bahan kimia,
biologi dan radioaktif, lambang-lambang yang digunakan untuk bahan
kimia, biologi dan radioaktif, Klasifikasi senjata kimia, biologi dan
radioaktif, Diseminasi / penyebaran senjata kimia, Faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap penyebaran agen biologi, Karakteristik agen
biologi, Pencegahan dan pengendalian agen biologi, Jenis-jenis,
karakteristik, dan daya tembus sinar radiasi radioaktif, Peluruhan dan
waktu paruh zat radioaktif, Contoh bahan radioaktif, Cara penyebaran
zat radioaktif, Bahaya radiasi radioaktif dan manfaatnya.
Tujuannya agar peserta didik memahami penggolongan, klasifikasi,
tanda-tanda korban dan penyebaran senjata kimia, biologi dan
radioaktif.
Kompetensi Dasar
Memahami penggolongan, klasifikasi, tanda-tanda korban dan
penyebaran senjata kimia, biologi dan radioaktif.
Indikator Hasil Belajar :
1. Menyebutkan secara umum pengertian bahan kimia, biologi dan
radioaktif.
2. Menjelaskan lambang-lambang yang digunakan untuk bahan
kimia, biologi dan radioaktif.
3. Menjelaskan klasifikasi senjata kimia, biologi dan radioaktif.
4. Menjelaskan diseminasi / penyebaran senjata kimia.
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
penyebaran agen biologi.
6. Menyebutkan karakteristik agen biologi.
7. Menjelaskan pencegahan dan pengendalian agen biologi.
8. Menyebutkan jenis-jenis, karakteristik, dan daya tembus sinar
radiasi radioaktif.
9. Menjelaskan peluruhan dan waktu paruh zat radioaktif.
10. Menyebutkan contoh bahan radioaktif.
11. Menjelaskan cara penyebaran zat radioaktif.
12. Menjelaskan bahaya radiasi radioaktif dan manfaatnya.
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
Penggolongan, klasifikasi, tanda-tanda korban dan penyebaran
senjata kimia, biologi dan radioaktif.
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian bahan kimia, biologi dan radioaktif.
2. Lambang-lambang yang digunakan untuk bahan kimia, biologi
dan radioaktif.
3. Klasifikasi senjata kimia, biologi dan radioaktif.
4. Diseminasi / penyebaran senjata kimia.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap penyebaran agen
biologi.
6. Karakteristik agen biologi.
7. Pencegahan dan pengendalian agen biologi.
8. Jenis-jenis, karakteristik, dan daya tembus sinar radiasi radioaktif.
9. Peluruhan dan waktu paruh zat radioaktif.
10. Contoh bahan radioaktif.
11. Cara penyebaran zat radioaktif.
12. Bahaya radiasi radioaktif dan manfaatnya.
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
pengetahuan bahan kimia, biologi dan radioaktif.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengemukakan pendapat tentang materi yang
disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta didik membuat
resume materi yang disampaikan.
1. Alat/Media :
a. Komputer / Laptop.
b. LCD / proyektor.
c. Whiteboard.
d. Papan Flipchart.
e. Slide.
2. Bahan :
a. Kertas Flipchart.
b. Penghapus.
c. Alat Tulis.
3. Sumber Belajar :
a. Hanjar Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Detasemen E
Sat 1 Gegana Korbrimob Polri tahun 2010.
b. Perkap nomor 14 tahun 2010 tentang Penanganan
Ancaman Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR).
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 Menit.
Pendidik melaksanakan apersepsi :
a. Mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk merefleksikan materi yang diberikan sebelumnya.
c. Pendidik memberikan gambaran umum tentang materi yang
akan dibahas.
2. Tahap inti : 70 Menit.
a. Pendidik menjelaskan materi tentang pengetahuan bahan
kimia, biologi dan radioaktif.
b. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Peserta didik merespon secara aktif kegiatan pembelajaran
dengan metode tanya jawab.
d. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
Bahan Bacaan
b. Definisi Biologi
Biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Yang
dibahas dalam kajian ini adalah yang masih berkaitan
dengan makhluk hidup dan potensinya sebagai agen
senjata pemusnah massal. Mikroorganisme atau sering
disebut dengan mikroba adalah organisme atau makhluk
hidup yang berukuran sangat kecil, sehingga untuk
melihatnya perlu menggunakan alat bantu mikroskop.
Mikroorganisme meliputi bakteri, virus, rickettsia, jamur
mikroskopis. Toksin adalah bahan beracun yang
dihasilkan sebagai produk sampingan dari bakteri, virus,
tumbuhan dan beberapa binatang (ular berbisa) yang
bersifat pathogen. Pengertian biologi menurut Perkap
nomor 14 Tahun 2010 tentang Penanganan Ancaman
Kimia, Biologi dan Radioaktif Pasal 1 butir 3, biologi
adalah mikroorganisme hidup atau bahan yang diambil
dari organisme hidup berupa racun biologi, tetesan
cairan, aerosol, atau serbuk kering yang dapat merusak
dan/atau menyebabkan penyakit bagi manusia atau
makhluk hidup lainnya .
Agen biologi adalah mikroorganisme (bakteri, virus,
rickettsia) dan toksin yang dihasilkannya dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan
tuumbuhan serta menyebabkan kerusakan amterial.
Agen biologis yang dipilih untuk bioterorisme umumnya
dapat menimbulkan kesakitan maupun kematian massal,
seperti kuman anthrax, cacar, demam berdarah, ebola dan
botanium. Senjata biologi (biological weapon) adalah
senjata yang menggunakan organisme patogen penghasil
penyakit (bakteri, virus, atau organisme lainnya) sebagai
alat untuk membunuh, melukai atau melumpuhkan
musuh. Dalam pengertian yang lebih luas, senjata biologi
tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi juga
toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme
tertentu. Dalam kenyataanya senjata biologi tidak hanya
menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.
Bioterorisme adalah penggunaan dengan senjata bakteri,
virus dan toksin dari makhluk hidup dengan tujuan
mengancam, melukai atau mematikan dan membuat
kepanikan penyakit pada manusia, hewan dan
tumbuhan yang bertujuan untuk melemahkan
perekonomian dan ketahanan kehidupan suatu
masyarakat atau negara yang disebarkan melalui udara,
sumber air dan makanan.
c. Definisi Radioaktif
Adalah kemampuan suatu inti atom tidak stabil untuk
KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR) 47
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Pengoksidasi Pengiritasian
b. Lambang Biologi
Agen biologi berbahaya dilambangkan dengan nama
Biohazard. Lambang tersebut untuk menunjukkan bahwa
barang atau material tersebut mengandung atau berisi
agen-agen biologi berbahaya. Biasanya dipasang pada
tempat-tempat untuk penyimpanan termasuk kontainer
limbah, tas bukti, lemari pembeku, lemari es, atau di pintu
masuk ke suatu daerah dengan resiko biologis.
c. Lambang Radioaktif
Lambang dan Satuan Zat Radioaktif oleh IAEA
(International Atomic Energy Agency – Badan Energi Atom
Internasional) dilambangkan dengan nama treefooil, seperti
gambar 4.1. Sejak tanggal 15 Februari 2007 lambang
tersebut diubah menjadi gambar 4.2, agar memberikan
pengertian yang lebih baik tentang bahaya radiasi zat
Radioaktif.
3) Racun pelepuh
Racun pelepuh adalah racun yang bertahan lama
dan bereaksi pada mata, paru-paru dan kuit. Racun
ini membakar dan melepuh kulit atau bagian lain dari
tubuh yang terkena kontak langsung. Biasanya
berwujud cairan berminyak berwarna coklat gelap
dengan titik beku 14,5º C. Efek awal dari agen pelepuh
a) Mustrad : tidak berefek dalam beberapa jam.
b) Lewisite, phosgene oxime : iritasi, sakit, tidak
menjadi lebih baik di udara terbuka dan semakin
lama akan semakin memburuk.
4) Agen Pencekik
Agen pencekik adalah agen kimia yang didesain untuk
menghambat nafas, beroperasi dengan membuat
timbunan cairan di paru-paru yang menyebabkan
mati lemas. Bila terkena mata dapat menyebabkan
iritasi, pandangan kabur dan luka bakar. Efek Agen
pencekik :
a) Dyspenea (nafas pendek)
b) Batuk : pada awalnya batuk biasa, selanjutnya
menjadi batuk berdahak
c) Efek dari 2 – 24 jam setelah paparan.
5) Agen pelepuh
Bahan kimia yang menghasilkan efek fisiologis
atau mental sementara atau keduanya. Contoh :
Agen 15, DHMP.
b. Klasifikasi Biologi
Klasifikasi atau pengelompokan senjata biologi dapat
dilakukan berdasarkan taksonomi, inang, sindrom yang
ditimbulkan, efek yang dihasilkan, cara penyebarannya
dan respon praktis atau menurut sifat funsionalnya.
Salah satu klasifikasi yang digunakan, klasifikasi funsional
yang dibuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (Centers for Disease Controle and Preventionatau
CDC), meliputi :
1) Kategori A
Penyebarannya dapat dilakukan dengan mudah dan
ditularkan dari manusia yang satu ke manusia yang
lain. Menyebabkan tingkat kematian yang tinggi dan
berpotensi mempengaruhi kesehatan publik, serta
dapat menyebabkan kepanikan dan gangguan sosial;
Memerlukan penanganan khusus untuk persiapan
kesehatan masyarakat. Contoh kategori A adalah :
cacar, antrax, botulisme dll.
2) Kategori B
Kemampuan penyebaran bersifat moderat
Menimbulkan tingkat kesakitan yang moderat dan
tingkat kematian yang rendah; Memerlukan
peningkatan kapasitas diagnostik yang spesifik dan
peningkatan pengawasan penyakit. Contoh kategori B :
Brocellosis, Demam Q, Glanders dll.
3) Kategori C
Ketersediaan memadai.
Mudah diproduksi dan disebarkan.
Berpotensi menyebabkan tingkat kematian dan
kesakitan yang tinggi, serta mampu mempengaruhi
kesehatan publik. Contoh dari kategori B : Virus Hanta,
Virus Nipah, Demam Kuning dll.
a. Jenis Radiasi
Radiasi Zat Radioaktif dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1) Radiasi ionik (pengion)
b) Partikel Beta
Pemancaran elektron (ß -) atau positron (ß +),
atau penangkapan elektron pada orbit terluar
oleh inti induk (tangkapan elektron), disebut
pemancar radiasi ß. Pada pemancaran radiasi
ß-, meskipun jumlah muatan inti tidak berubah,
tetapi nomor atomnya bertambah 1, sedang pada
pemancaran radiasi ß+ dan penangkapan
elektron, nomor atomnya berkurang 1. Energi
elektron yang dipancarkan secara kontinu tidak
berubah. Radiasi ß seringkali disertai oleh
radiasi
Gb. 4.5
Peluruhan Beta
positif
c) Partikel Gamma
Sinar Gamma adalah radiasi elektromagnetik
berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan
notasi º y. Peluruhan Gamma (γ) o merupakan
radiasi gelombang elektromagnetik dengan
energi sangat tinggi sehingga memiliki daya
tembus yang sangat kuat. Sinar Gamma
dihasilkan oleh transisi energi inti atom dari
suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat
transisi berlangsung, terjadi radiasi energi
tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Sinar gamma
bukanlah partikel sehingga tidak memiliki
nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan
sinar tidak dihasilkan inti atom baru.
d) Sinar - X
Timbul karena ada perbedaan potensial arus
searah yang besar diantara kedua elektroda
dalam sebuah tabung hampa, berkas elektron
akan dipancarkan dari katoda ke anoda.
Sifat sinar-x :
(1) Menghitampak pelat film.
(2) Mengionisasi gas.
(3) Menembus berbagai zat.
(4) Menimbulkan flourosensi.
(5) Merusak jaringan tubuh.
KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR) 60
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
e) Neutron
Merupakan partikel tidak bermuatan listrik
yang dihasilkan dalam reaktor nuklir, tidak
menimbuklan ionosasi, namun menghasilkan
energi. Penguraian energi neutron melalui
interaksi dengan inti atom :
Peristiwa hamburan (scattering). Reaksi inti
(masuknya neutron ke dalam inti sehingga
terbentuk sebuah inti yang berisotop). Reaksi fisi
(neutron diserap inti, sehingga terbentuk 2 inti
menengah dan beberapa neutron serta energi).
Peluruhan inti (inti yang berbentuk akan
melepaskan salah satu partikel alfa, proton,
deutron atau triton). Untuk pengobatan tumor
dengan cairan Boron yang ditembak dengan
neutron.
2) Radiasi Non Ionik (bukan pengion)
Radiasi non ionik merupakan kebalikan dari radiasi
ionik, pada radiasi non ionik tidak terbentuk ion
negatif maupun ion positif dan tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila bereaksi dengan
materi. Radiasi non ionik dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari seperti radiasi gelombang
radio, handy tolky (HT), Televisi, cahaya tampak
dan sinar ultraviolet (cahaya matahari).
3) Sifat Radiasi
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan
untuk menditeksi keberadaan suatu sumber radiasi
di suatu tempat atau bahan, sebagai berikut :
Radiasi tidak dapat dideteksi oleh panca indera
manusia, sehingga untuk mengenalinya dibutuhkan
alat bantu yaitu detektor radiasi. Ada beberapa jenis
detektor yang secara spesifik dapat melacak
keberadaan jenis radiasi tertentu, yaitu detektor
alpha, detektor beta, detektor neutron dan detector
gamma. Radiasi dapat berinteraksi dengan materi
yang dilaluinya dengan proses ionisasi, aksitasi dll.
Melalui proses itulah kemudian dijadikan prinsip
dasar detektor radiasi.
b. Karakteristik Radioaktif
1) Sinar Alpha
Partikel yang terdiri dari 4 buah nukleon contohnya 2
proton dan 2 neutron disebut juga dengan inti Helium.
Sifat :
Daya tembus di udara 4 cm, tidak tembus kertas.
KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR) 61
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Simbol Α β γ
Massa 4 sma m 0
Sifat Ya Ya Ya
Flouresensi
a. Cesium – 137
Cesium – 137 memancarkan sinar beta dan gamma,
aktivitasnya rendah, memiliki waktu paruh 30,2 tahun
dihasilkan dalam bentuk garam klorida dan keramik.
Biasanya digunakan dalam peralatan ukur di industri dan
mengukur kepadatan lapisan tanah.
Gb. 4.8.
1) Alat ukur industri yang menggunakan isotop Cesium –
137.
2) Cesium – 137 dalam bentuk serbuk.
b. Americium - 241
Memancarkan partikel alpha dan gamma dengan lemah,
memiliki waktu paruh 432,7 tahun dihasilkan dalam bentuk
bubuk oksida, keramik atau oksida pada kerak logam.
Digunakan untuk detektor asap, mengukur kelembapan
tanah.
Gb 4.9.
Amerisium – 241 dalam container
c. Cobalt – 60
Cobalt – 60 memancarkan partikel beta dan gamma,
memiliki waktu paruh 5,27 tahun, dihasilkan dalam
bentuk butiran logam dan padatan. Dipakai untuk
mensterilkan peralatan medis, terapi medis, pasturisasi
d. Iridium – 92
Memancarkan partikel alfa dan gamma, waktu paruhnya
72 hari, dihasilkan dalam bentuk logam, digunakan
dalam industri radiogr afi dan terapi radiasi medis,
aktifitasnya tinggi.
f. Uranium
Uranium dihasilkan dalam bentuk serbuk oksida, butiran
oksida dan dalam bentuk logam. Digunakan untuk
senjata nuklir dan bahan baku PLTN, waktu paruhnya
bermacam-macam, uranium–234 waktu paruhnya 246.000
tahun, uranium–237 selama 703,4 juta tahun, uranium–238
selama 4,468 milyar tahun.
Gambar 4. 13.
1) Yellow cake bahan baku hasil pengayaan Uranium.
2) Uranium yang digunakan sebagai hulu ledak senjata
nuklir.
g. Plutonium
Memancarkan partikel alpha, dihasilkan dalam bentuk
logam, umumnya digunakan sebagai bahan baku PLTN /
generator, senjata nuklir dan pembangkit listrik (radioisotope
thermoelectric generator). Memiliki waktu paruh berbeda
pada isotop-isotopnya. Untuk isotop Plutonium – 238
selama 87,7 tahun, kemudian Plutonium – 239 selama
24.100 tahun.
Gambar 4.14.
1) Hulu ledak senjata nuklir dari isotop Plutonium
2) Proses pengayaan Plutonium
Gambar 4.15.
Gambar 4.16.
Rangkaian alat penyebar radioaktif (RDD)
c. Senjata Nuklir
Umumnya senjata yang dikembangkan oleh militer untuk
peperangan dan mampu membunuh banyak orang dan
menimbulkan kerugian yang besar.
Gambar 4.17.
MK 17, bom dengan hulu ledak nuklir.
d. Racun Radioaktif
Racun radioaktif sangat ampuh untuk membunuh
seseorang atau sekelompok yang dianggap
membahayakan, target VVIP ataupun pejabat negara.
Gejala terhadap racun radioaktif sangat sulit untuk dideteksi
karena melalui penyebaran internal ke dalam tubuh
manusia.
Gambar 4.18.
Gambar 4.19.
1) Fasilitas reaktor nuklir untuk penelitian.
2) Reaktor nuklir yang mengalami kebocoran di kota
Chernobyl, Ukraina.
a. Bahaya Radiasi
Radiasi radioaktif dapat bersifat berbahaya dan dapat juga
menguntungkan bagi manusia. Penggunaan radiasi yang
KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR) 70
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Gambar 4.21.
Contoh :
Tingkat dosis yang terukur pada jarak 10
meter adalah 2 mSv/h. Berapa tingkat dosis
pada jarak 5 meter ?
I d2
2
i D
2
Jawab : I 10
2
2 5
100
I x2
25
I 6 mSv / h
c. Perlindungan (Shielding),
Bahan-bahan yang dianggap sebagai
perlindungan dapat juga ditempatkan diantara
petugas tanggap darurat dengan bahan
radioaktif sebagai langkah proteksi, misalnya
penghalang dan pakaian perlindungan. Ketika
terjadi radiasi sinar Gamma maka dibutuhkan
timah hitam sebagai proteksi. Hal ini diperlukan
agar gelombang sinar Gamma dilemahkan
sehingga kehilangan banyak energi ketika
membentur struktur padat di dalam timah. Bila
menghadapi radiasi neutron maka penting untuk
menggunakan materi yang mengandung banyak
atom Hidrogen seperti air atau parafin. Atom
hidrogen memperlambat neutron supaya lebih
mudah diserap oleh bahan-bahan.
Gambar 4.22.
Pelindung (tameng) yang mampu mengurangi dosis
radiasi
2) Bahaya Radiasi Internal
Sumber radiasi dapat berbentuk padat, serbuk, debu,
aerosol, cairan, gas, uap dan larutan. Zat tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara
seperti inhalasi (pernafasan), pencernaan, injeksi
ataupun penyerapan. Inhalasi merupakan
penyebaran kontaminasi zat radioaktif melalui
saluran pernaf asan karena zat radioaktif berbentuk
partikel ataupun gas sehingga dapat terhirup
KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR) 73
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Gambar 4.23.
Penyebaran radiasi internal, (kiri - kanan) pernafasan
(inhalation), pencernaan (ingestion), penyerapan
(absorbtion), suntikan (injection).
Paparan terhadap sumber radiasi internal dapat
dicegah dengan menjaga kontaminan tidak masuk ke
dalam tubuh dengan memakai PPE yang tepat. Untuk
melindungi dari bahaya radiasi internal, maka
digunakan metode pencegahan yang digunakan
bersamaan dengan penambahan lapisan pelindung
bagi pekerja, metode tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
1) Respirator
Banyak kontaminan yang berada diudara dapat
dicegah masuk ke dalam tubuh dengan cara
menyaring udara yang dihirup atau dengan
menggunakan sistem suplai udara seperti
peralatan pernafasan tersendiri. Sistem suplai
udara ini beroperasi dengan tekanan positip
yang memastikan jika terjadi kebocoran akan
keluar, bukan masuk kedalam masker.
2) Pakaian Perlindungan,
Pakaian akan memberikan perlindungan antara
kulit dengan kontaminan radioaktif. Partikel-
KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR) 74
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Gambar 4.24.
Penggunaan radioaktif dalam terapi medis.
2) Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian, zat radioaktif digunakan
untuk memutasi gen sehingga menghasilkan sel
baru yang menguntungkan. Pada umumnya tujuan
dari mutasi genetika untuk menciptakan bibit unggul,
bahkan akhir - akhir ini digunakan dalam kloning gen.
Gambar 4. 25.
Rekayasa genetika dengan radiasi radioaktif.
3) Bidang Pertanian
Dibidang pertanian digunakan dalam menciptakan /
merekayasa genetika bibit-bibit unggul yang memiliki
sifat tahan penyakit dan cepat berbuah sehingga
menguntungkan petani dalam produksi. Contoh
bibit unggul misalnya jagung hibrida, padi IR dsb.
Gambar 4. 26.
Bibit unggul hasil rekayasa genetika.
4) PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan
pemanfaatan radioaktif yang menguntungkan, karena
dapat menghasilkan listrik sampai dengan 30 MW.
Reaktor nuklir umumnya menggunakan bahan
radioaktif Uranium – 238 yang telah diperkaya,
kemudian ditembak dengan neutron dan
menghasilkan panas. Panas tersebut digunakan untuk
mengger akkan turbin atau generator sehingga
menghasilkan arus listrik.
Gambar 4.27.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (reaktor nuklir)
5) Industri dan Peralatan Rumah Tangga
Bahan radioaktif bahkan dipergunakan didalam
membuat peralatan rumah tangga, contohnya
detektor asap di gedung-gedung, peralatan
elektronika seterti lampu yang memiliki kandungan
gas didalamnya seperti lampu neon. Dalam industri
misalnya pada pabrik kertas pancaran sinar beta
digunakan untuk mengatur ketebalan dari kertas.
Dalam dunia perminyakan digunakan pula pancaran
radioaktif untuk mengatahui ketebalan lapisan
minyak serta kandungan minyak dan di dalam lapisan
lapisan batuan pasir melalui metode spektroskopi.
Gambar 4.28.
Peralatan rumah tangga (detector asap) menggunakan
bahan radioaktif.
Rangkuman
1. Perlu dipahami bahwa bahan kimia ada yang menguntungkan dan
ada yang merugikan. Ketika ada penyebaran bahan kimia yang
beracun maka unit KBR yang berwanang untuk menangani, jangan
sampai orang yang akan membantu untuk menolong korban yang
keracunan kimia malah menambah korban.
2. Kita harus pahami gambar dari lambang-lambang yang digunakan
untuk bahan kimia berbahaya, dengan demikian kita dapat
mencegah orang yang masuk ke areal/wilayah yang tercemar
bahan kimia berbahaya.
3. Ketika mengetahui tanda-tanda orang yang terkontaminasi bahan-
bahan kimia berbahaya, segera mengantisipasi agar bahan kimia
berbahaya tersebut tidak menyebar kemana-mana.
4. Biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan. Yang dibahas
dalam kajian ini adalah yang masih berkaitan dengan makhluk
hidup dan potensinya sebagai agen senjata pemusnah massal.
Mikroorganisme atau sering disebut dengan mikroba adalah
organisme atau makhluk hidup yang berukuran sangat kecil,
sehingga untuk melihatnya perlu menggunakan alat bantu
mikroskop. Mikroorganisme meliputi bakteri, virus, rickettsia,
jamur mikroskopis.
5. Disamping kita harus mengetahui lambang-lambang dari agen
biologi, juga jenis-jenis agen biologi yang ada guna memberikan
peringatan kepada masyarakat apabila ada peristiwa yang
berkaitan dengan agen biologi.
6. Agen biologi memiliki kategori A, B dan C yang tentunya hal ini
agar dimengerti karena hal tersebut memiliki karakteristik berbeda
mulai dari tingkat penyebaran yang cepat, dampak kepada
kesehatan yang ekstrim, hingga pengobatannya yang bervariasi.
Untuk itu kita akan dapat memberikan saran guna pencegahan dan
pengendalian agen biologi tersebut.
7. Ada beberapa jenis radiasi radioaktif, yaitu alfa, beta, gama dan
neutron. Dari keempat radiasi radioaktif tersebut yang paling lemah
adalah sinar alfa dan yang paling kuat adalah sinar neutron.
8. Bahaya radiasi radioaktif bila mengenai tubuh secara langsung
dalam waktu yang lama akan merusak jaringan tubuh dan bila
dilakukan dengan terusmenerus bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
9. Manfaat radiasi radioaktif dapat digunakan dalam teknologi
pertanian, kesehatan, peralatan rumah tangga hingga industri.
Latihan
1. Sebutkan secara umum pengertian bahan kimia, biologi dan
radioaktif !
2. Jelaskan lambang-lambang yang digunakan untuk bahan kimia,
biologi dan radioaktif !
3. Jelaskan klasifikasi senjata kimia, biologi dan radioaktif !
4. Jelaskan diseminasi / penyebaran senjata kimia !
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap penyebaran
agen biologi !
6. Jelaskan karakteristik agen biologi !
7. Jelaskan pencegahan dan pengendalian agen biologi !
8. Jelaskan jenis-jenis, karakteristik, dan daya tembus sinar radiasi
radioaktif !
9. Jelaskan peluruhan dan waktu paruh zat radioaktif !
10. Sebutkan contoh bahan radioaktif !
11. Jelaskan cara penyebaran zat radioaktif !
12. Jelaskan bahaya radiasi radioaktif dan manfaatnya !
Pengantar
Dalam modul ini dibahas materi tentang tanda-tanda dan gejala racun
kimia, perbedaan penting antara terorisme kimia dan biologi, efek dari
racun-racun biologi, pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan
pribadi, tindakan sterilisasi untuk racun-racun biologi,
pencemaran/kontaminasi internal oleh radiasi, dampak kejadian
radiologis pada masyarakat, pengawasan terhadap infeksi dan
perlindungan pribadi, efek radiasi ion terhadap tubuh, jenis-jenis
dampak kesehatan, cara menangani pasien potensi kontaminasi,
pengertian triage (memilah), 4 (empat) tugas utama paramedis di TKP
kimia, biologi dan radioaktif, beberapa langkah yang dilaksanakan
pada triage, dukungan medis tim tanggap darurat, tanggungjawab
dukungan medis kepada tim penanggap.
Tujuannya agar peserta didik memahami tanda-tanda dan gejala bahan
kimia, biologi, radioaktif, triage (memilah) dan dukungan medis tim
tanggap darurat.
Kompetensi Dasar
Memahami tanda-tanda dan gejala bahan kimia, biologi, radioaktif,
triage (memilah) dan dukungan medis tim tanggap darurat.
Indikator Hasil Belajar :
1. Menjelaskan tanda-tanda dan gejala racun kimia.
2. Menjelaskan perbedaan penting antara terorisme kimia dan
biologi.
3. Menjelaskan efek dari racun-racun biologi.
4. Menjelaskan pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan
pribadi
5. Menjelaskan tindakan sterilisasi untuk racun-racun biologi.
6. Menjelaskan pencemaran/kontaminasi internal oleh radiasi.
7. Menjelaskan dampak kejadian radiologis pada masyarakat.
8. Menjelaskan pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan
pribadi.
9. Menjelaskan efek radiasi ion terhadap tubuh.
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 81
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
Tanda-tanda dan gejala bahan kimia, biologi, radioaktif, triage
(memilah) dan dukungan medis tim tanggap darurat.
Sub Pokok Bahasan :
1. Tanda-tanda dan gejala racun kimia.
2. Perbedaan penting antara terorisme kimia dan biologi.
3. Efek dari racun-racun biologi.
4. Pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan pribadi
5. Tindakan sterilisasi untuk racun-racun biologi.
6. Pencemaran/kontaminasi internal oleh radiasi.
7. Dampak kejadian radiologis pada masyarakat.
8. Pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan pribadi.
9. Efek radiasi ion terhadap tubuh.
10. Jenis-jenis dampak kesehatan.
11. Cara menangani pasien potensi kontaminasi.
12. Pengertian triage (memilah).
13. 4 (empat) tugas utama paramedis di TKP kimia, biologi dan
radioaktif.
14. beberapa langkah yang dilaksanakan pada triage.
15. dukungan medis tim tanggap darurat.
16. tanggungjawab dukungan medis kepada tim penanggap.
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
pengetahuan medis kimia, biologi dan radioaktif.
2. Metode tanya jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengemukakan pendapat tentang materi yang
disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta didik membuat
resume materi yang disampaikan.
1. Alat/Media :
a. Komputer / Laptop.
b. LCD / proyektor.
c. Whiteboard.
d. Papan Flipchart.
e. Slide.
2. Bahan :
a. Kertas Flipchart.
b. Penghapus.
c. Alat Tulis.
3. Sumber Belajar :
a. Hanjar Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Detasemen E
Sat 1 Gegana Korbrimob Polri tahun 2010.
b. Perkap nomor 14 tahun 2010 tentang Penanganan
Ancaman Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR).
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 Menit.
Pendidik melaksanakan apersepsi :
a. Mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk merefleksikan materi yang diberikan sebelumnya.
c. Pendidik memberikan gambaran umum tentang materi yang
akan dibahas.
2. Tahap inti : 70 Menit.
a. Pendidik menjelaskan materi tentang pengetahuan medis
kimia, biologi dan radioaktif.
b. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Peserta didik merespon secara aktif kegiatan pembelajaran
dengan metode tanya jawab.
d. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya atau menanggapi materi.
e. Pendidik menugaskan peserta didik untuk meresume materi
yang telah diberikan.
f. Peserta didik melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pendidik dan mengumpulkannya kepada pendidik.
g. Peserta didik memberikan penguatan kepada peserta didik
untuk memotivasi semangat belajar.
h. Pendidik menyimpulkan materi pelajaran yang telah
disampaikan kepada peserta didik.
3. Tahap akhir : 10 Menit.
a. Cek penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pendidik dengan
bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi
pelajaran.
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
Peserta didik membuat resume mengenai materi pelajaran yang telah
diterima.
Bahan Bacaan
a. Racun Kimia
1) Racun Syaraf
a) Tanda – tanda dan gejala
Semua petugas tanggap darurat harus mengenali
efek fisik dari keracunan racun syaraf agar anda
mengetahui bilamana perlu menggunakan
penawar atau auto-injector. Tanda-tanda dan
gejala-gejala keracunan racun syaraf baik dari
paparan cairan atau uap dapat berubah dengan
cepat (dalam hitungan menit) atau dapat tertunda
selama satu jam setelah paparan. Berikut daftar
dari gejala-gejala umum yang dikaitkan dengan
paparan racun syaraf :
(1) Hidung yang berair, air ludah keluar
berlebihan.
(2) Merasakan dada sesak.
(3) Otot lemas.
(4) Kram usus dan diare.
(5) Kesulitan bernapas.
(6) Kejang-kejang.
b) Penanganan Awal
Jika memungkinkan, mintalah korban untuk
mengevakuasi diri sendiri ke daerah yang aman.
Hindari memegang korban atau hindari mereka
memegang anda dan waspadalah akan masalah
kontaminasi silang (sekunder).
Jika para korban sedang berjalan dan berbicara, tidak
ada bahaya langsung. Pasien-pasien yang
diperkirakan terkontaminasi sebaiknya tidak
dipindahkan menjauh dari TKP atau rumah sakit
karena mereka mungkin masih menjadi bahaya bagi
diri mereka sendiri atau orang lain seperti petugas
ruang gawat darurat.
Pengobatan:
Bersihkan mustard secepatnya dari kulit dengan
segala upaya yang tersedia (membilas atau
menghindar). Obati lepuhan sebagaimana luka
bakar dan tutupi luka di kulit dengan perban steril.
d) Reactive Skin Decontamination Lotion (RSDL)
RSDL adalah losion yang dianggap sebaga
dekontaminan dan RSDL mendekontaminasi
senjata racun kimia dan juga efektif melawan
racun biologi.
3) Racun Darah (Sianida)
Sianida digunakan secara luas pada percetakan,
pertanian, fotografi, kertas, pembuatan plastik dan
pertambangan. Ini juga hasil sampingan pembakaran
bahan sintetis dan asap tembakau.
Sianida menyatu dengan enzim cytochrome oxidase
dan memblokir sistem transportasi elektron, yang
mengakibatkan kerusakan penggunaan okigen selular.
Sianida mengikat zat besi, membatasi oksidasi
mitokondria, yang mencegah sel mengikat dengan
oksigen. Metabolisme anaerobik terjadi dan
mengakibatkan kematian sel di otak dan jantung.
Darah balik vena berwarna merah terang karena
jaringan-jaringan tidak dapat menyerap oksigen yang
ada di dalamnya. Tergantung dari jenis sianida yang
digunakan, efeknya sangat sedikit hingga tidak ada jika
terpapar dalam jumlah yang kecil.
Dosis ringan Dosis Dosis Tinggi:
Menengah
Iritasi pada Sakit kepala Kesulitan
mata bernafas
Saluran Pusing Kejang-kejang
pernapasan Mual dan Napas berhenti
muntah
merasa Hilang
lemah dan kesadaran
kegelisahan Bercak-bercak
merah di kulit
Kegagalan
bernapas dan
diikuti kematian
Tabel 5.2. Tanda-tanda dan Gejala-gejala
Dengan dosis tinggi pasien dapat terlihat mengalami :
a) 15 detik, tachypnea (nafas yang cepat)
b) 30 detik, kejang-kejang
c) 2 hingga 4 menit, apnea
d) 4 hingga 8 menit, tidak ada denyut.
Pengobatan:
Pisahkan sumber dari pasien atau pindahkan pasien
dari sumber. Lepaskan pakaian pasien, mandi dengan
sabun dan air atau hypochlorite yang dilarutkan.
Pasien mungkin memerlukan farmakologi untuk
pengobatan definitif.
Kotak sianida didalamnya terdapat obat-obatan berikut
yang hanya boleh digunakan oleh paramedis atau
personel medis lainnya.
a) Amyl Nitrite yang harus diberikan secepatnya
setelah terpapar.
b) Sodium Nitrite (pasien yang berdiri tidak
memerlukan pengobatan ini).
c) Sodium Thiosulfate.
4) Racun Pencekik
Racun pencekik atau pulmonary adalah bahan kimia
industri yang digunakan di Perang Dunia I. Dua produk
utama yang digunakan di PD I adalah chlorine dan
phosgene. Chlorine digunakan secara luas di industri
sebagai sebuah disinfektan, untuk pemurnian air,
sintesis dari bahan-bahan lain seperti karet sintetis,
plastik dan hidrokarbon berklorin. Sebagai gas, berat
jenisnya lebih berat dari air, berwarna kuning
kehijauan, tidak bertahan lama, dan menimbulkan
iritasi yang kuat.
Chlorine merusak selaput alveoli. Plasma dari darah
bocor ke dalam alveoli, membuatnya penuh dan
mencegah terjadinya pertukaran oksigen. Akan
memerlukan beberapa jam sebelum tanda-tanda dan
gejalanya muncul. Pasien akan pendek nafas akibat
kerja yang ringan dan kemudian lama kelamaan akan
menjadi semakin parah. Kehilangan cairan parah juga
dapat terjadi sehingga mengakibatkan hypotension
dan hypovolemia.
Pengobatan
pendukung saja
Kimia Biologi
Kecepatan Cepat tertunda
Distribusi downwind meluas
Petugas Tanggap Petugas medis, Medis, Kesehatan
Darurat kebakaran, Masyarakat
kepolisian
TKP Pelepasan Identifikasi, pasang ? identifikasi,
garis kordon tidak ada kordon
Dekontaminasi Penting ? tidak perlu
Langkah Medis Penawar kimiawi Vaksin, antibiotik
Isolasi Karantina Tidak perlu setelah Penting jika dapat
dilakukan dikomunikasikan
dekontaminasi
a. Racun-racun bakteri
1) Antraks
Spora Antaks sifatnya stabil dan kuat. Spora ini dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan,
saluran makanan ataupun luka di kulit. Antraks tidak
menular
a) Tanda-tanda dan gejala-gejala Inhalansi : pada
tingkat awal pasien memiliki tanda-tanda seperti
gejala flu dan setelah 2-4 hari memiliki tiba-tiba
terjadi kegagalan fungsi pernafasan, demam,
shock, dan kemungkinan pasien dapat
meninggal. Jika tidak di tangani 90% dari pasien
akan meninggal. Bagi pasien yang mendapat
perawatan 60% dari mereka kemungkinan akan
meninggal untuk mendiaknosis terhirupnya
antraks sukar dilakukan karena tidak ada tanda-
tanda khusus. Penyinaran dengan sinar X
menunjukan tanda-tanda klasik adanya penyakit
tersebut tetapi sudah dalam tingkat akhir.
b) Kutan : Cara biasa terjadinya infeksi adalah
adanya kontak langsung dengan kulit yang
terinfeksi, pada awalnya di kulit pasien akan
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 91
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
V major 4 4
B anthracis 3 3
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 98
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Y pestis 3 3
C botulinum 2 2
F tularensis 3 3
Filo/Arena 4 4
a. Dampak psikologis
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak terasa, dan tidak terlihat.
b. Korban massal
Hanya berkaitan dengan ledaknya bom nuklir.
c. Keadaan darurat medis
Rumah sakit mungkin tiba-tiba memiliki pasien dalam jumlah
yang besar dengan luka yang nyata atau yang diperkirakan.
d. Pertimbangan kontaminasi
Pengendalian makanan dan air harus dipertimbangkan.
e. Pertimbangan evakuasi
Pengosongan orang-orang dari area untuk mengurangi atau
menghindari tingkat bahaya jangka pendek baik dari radiasi
yang terpancar atau dari jejak ledakan.
a. Waktu
Orang yang berada didekat sumber radiasi harus
membatasi waktu mereka disana dan harus meninggalkan
area tersebut secepat mungkin.
b. Buatlah jarak sejauh mungkin antara anda dengan sumber
radiasi.
c. Penghalang/Tameng
Letakan pelindung sebanyak mungkin diantara sumber
radiasi dan anda.
No
R < 10
Open or Immediate
Airway 0 Respiratory
Rate? > 30
10-30
P
Breathing? Yes Pulse? No Immediate
Yes
No
M Confused
Mental or Immediate
Deceased or Status?
Immediate Unconscious
Expectant
Alert
Delayed
b. Label Triage
Dalam triage, ‘label’ digunakan untuk menunjukkan status
dari korban. Label triage terdapat berbagai bentuk dan jenis.
Kebanyakan mengikuti prinsip START dan mudah
digunakan. Pastikan anda mengenali label-label yang biasa
digunakan di tempat anda.
1) Hitam Atau Biru
Korban-korban ini sudah meninggal atau diperkirakan
akan meninggal. Mereka memiliki luka yang
sedemikian parah sehingga tidak diharapkan dapat
bertahan hidup. Ini akan menjadi keputusan yang
sangat sulit, tapi disinilah berlaku perkataan “tangani
yang paling banyak untuk kebaikan yang paling besar”.
2) Merah
Pasien-pasien ini kritis, namun memiliki luka yang
masih mungkin bertahan hidup. Mereka memerlukan
intervensi dan pengobatan secepatnya atau mereka
akan meninggal.
3) Kuning
Pasien-pasien ini memerlukan perhatian medis dan
mungkin memiliki gejala-gejala / simptomatis tapi tidak
parah atau kritis. Mereka tidak akan meninggal jika
pengobatan terlambat tapi mereka harus diawasi untuk
memastikan keadaan mereka tidak menurun.
4) Hijau
Pasien-pasien dalam kategori ini tidak memiliki luka
yang kritis dan dapat berjalan serta mengurus diri
mereka sendiri. Mereka tidak akan memerlukan tandu
dan faktanya mereka tidak akan perlu ke rumah sakit,
tapi perlu diawasi. Pertimbangkan untuk memindahkan
pasien-pasien jenis ini ke sebuah Pusat Masyarakat
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 105
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
a. Perencanaan untuk :
1) Menangani korban tim yang terkontaminasi .
2) Perawatan medis tambahan bagi anggota tim:
a) Mengidentifikasi Rumah sakit yang menerima
korban tim.
b) Memantau semua korban tim yang dikirim ke
fasilitas perawatan medis.
b. Penyaringan medis sebelum masuk lokasi
1) Perlengkapan pelindung perorangan level A atau
level B.
2) Tanda-tanda fital dasar / awal.
3) Pemeriksaan fisik.
4) Sejarah Kesehatan.
5) Kriteria pengecualian.
c. Tanda-Tanda Fital Dasar Sebelum Masuk
1) Nadi dengan denyut nadi normal 60-80x/menit.
2) Tekanan Darah dengan batas atas 110-130 dan batas
bawah 70-85.
3) Laju Pernafasan dengan batas normal 22x/menit.
4) Suhu tubuh dengan batas normal 36-370C.
5) Mata dengan melihat reflex pupil bila terkena cahaya,
isotornya (hitamnya) harus sama antara kanan dan kiri
KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 106
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
mata.
6) Berat Badan sesuai berat awal masuk zona panas.
7) Kejenuhan oksigen.
8) Keseriusan urine secara spesifik.
d. Evaluasi Fisik Pra Masuk
1) Dengarkan paru-paru.
2) Kulit.
3) Evaluasi keadaan mental.
e. Sejarah Personel Tim Pra Masuk
1) Sejarah medis yang signifikan.
2) Penyakit baru-baru ini
a) Pernafasan.
b) Pengobatan.
c) Konsumsi alcohol baru-baru ini.
d) Kontak dengan bahan-bahan kimia baru-baru ini.
Rangkuman
1. Setiap anggota Brimob harus mengetahui tanda-tanda dan gejala
racun kimia, agen biologi dan radiasi radioaktif, untuk segera
mengambil tindakan dalam rangka perlindungan, pengayoman dan
pelayanan terhadap masyarakat.
2. Dampak kejadian radiologis pada masyarakat sangat luas, yaitu
dampak psikologis, korban massal, keadaan darurat medis,
pertimbangan kontaminasi dan pertimbangan evakuasi. Untuk itu
apabila ada peristiwa yang berkaitan dengan radiologis kita harus
segera mengambil tindakan cepat.
3. Bagi seluruh anggota Unit KBR harus selalu memahami efek radiasi
ion terhadap tubuh, dengan demikian akan selalu mengikuti
prosedur dalam menangai kasus-kasus KBR
Latihan
1. Jelaskan tanda-tanda dan gejala racun kimia !
2. Jelaskan perbedaan penting antara terorisme kimia dan biologi !
3. Jelaskan efek dari racun-racun biologi !
4. Jelaskan pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan pribadi !
5. Jelaskan tindakan sterilisasi untuk racun-racun biologi !
6. Jelaskan pencemaran/kontaminasi internal oleh radiasi !
7. Jelaskan dampak kejadian radiologis pada masyarakat !
8. Jelaskan pengawasan terhadap infeksi dan perlindungan pribadi !
9. Jelaskan efek radiasi ion terhadap tubuh !
10. Jelaskan jenis-jenis dampak kesehatan !
11. Jelaskan cara menangani pasien potensi kontaminasi !
12. Jelaskan pengertian triage (memilah) !
13. Jelaskan 4 (empat) tugas utama paramedis di TKP kimia, biologi
dan radioaktif !
14. Jelaskan beberapa langkah yang dilaksanakan pada triage !
15. Jelaskan dukungan medis tim tanggap darurat !
16. Jelaskan tanggungjawab dukungan medis kepada tim penanggap!