A1C02310121 - Lingkungan Perusahaan - E
A1C02310121 - Lingkungan Perusahaan - E
Material/Method/Pr Implication/Recommend
No Author Year Title Objective Finding/Result/Lesson Learnt
ocedure ation/Conclusion
1 Sri Mulyani 2007 Faktor-Faktor - Tujuan dari penelitian - - Hasil penelitian Hasil penelitian ini
Nur Fadjrih Asyik Yang ini adalah untuk menguji menunjukkan bahwa mendukung semua
Andayani Mempengaruhi faktor-faktor yang seluruh faktor (persistensi hipotesis yang
Earnings mempengaruhi koefisien laba, struktur modal, risiko diajukan kecuali pada
hipotesis keenam yang
Response respon laba yang terdiri sistematik (beta),
menyatakan bahwa
Coefficient dari persistensi laba, pertumbuhan laba, dan kualitas auditor
Pada struktur modal, risiko ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap
Perusahaan sistematik (beta), berpengaruh terhadap earn ings response
Yang Terdaftar pertumbuhan laba, dan koefisien respons laba, coefficient. Hasil
Di Bursa Efek ukuran perusahaan (Scott, kecuali kualitas audit tidak penelitian ini
Jakarta 2000). berpengaruh signifikan menyatakan bahwa
secara statistik terhadap kualitas auditor tidak
koefisien respons laba. berpengaruh terhadap
earnings response
coefficient. Hasil
penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh
Sandra dan Wijaya
(2004) yang menunjuk
kan bahwa kualitas
auditor tidak mem
pengaruhi reaksi pasar
pada saat peng
umuman laporan
keuangan.
2
2 Muhammad 2001 Analisis Analisis ketepatan Penelitian ini telah Dari hasil analisis
Akhyar Adnan ketepatan prediksi metode altman membuktikan bahwa yang dilakukan
Muhammad Imam prediksi metode terhadap terjadinya Metode Altman juga dapat terhadap laporan
Taufiq altman terhadap likuidasi pada lembaga diimplementasikan pada keuangan tiap
terjadinya perbankan (kasus industri perbankan untuk kelompok bank, baik
likuidasi pada likuidasi perbankan di memprediksi terjadinya kelompok bank yang
lembaga Indonesia) likuidasi pada bank tersebut terlikuidasi maupun
perbankan ke lompok bank
(kasus likuidasi yang masuk kategori
perbankan di A atau tidak
Indonesia) terlikuidasi, terlihat
adanya perbedaan
yang cukup
signifikan.
Perbedaan tersebut
dapat kita lihat pada
nilai dari rasio-rasio
keuangan maupun
nilai Z-score dari
metode Altman.
Berdasarkan hasil
analisis tersebut,
maka dalam
penelitian ini dapat
diambil kesimpulan,
yaitu : 1. Metode
Altman yang dikenal
dengan beberapa
rasio dalam Z
scorenya dan sering
digunakan untuk
memprediksi
terjadinya ke
bangkrutan pada
3
sebuah perusahaan,
terbukti dapat juga
diimple mentasikan
dalam memprediksi
kemungkinan
terjadinya likuidasi
pada lembaga
perbankan. 2. Hasil
analisis juga
memperlihatkan
bahwa rata-rata rasio
keuangan setiap
bank, baik kelompok
bank terlikuidasi
maupun yang tidak
terlikuidasi, dapat
dipakai untuk
memprediksi
kemungkinan ter
jadinya likuidasi
maupun tidak
terjadinya likuidasi
pada setiap ke
lompok bank
tersebut.
4
5
No Author Year Title Populasi /Sample/ Theory Variable/Definition Hypothesis
1 Sri Mulyani 2007 Faktor-Faktor - Sampel yang - Persistensi laba, - Variabel dependen - Penelitian ini menguji
Nur Fadjrih Asyik Yang digunakan dalam struktur modal, 1). Cumulative abnormal return hipotesis dengan
(CAR).
Andayani Mempengaruhi penelitian ini adalah risiko sistematik 2). Unexpected Earnings (UE) menggunakan model analisis
Earnings 255 perusahaan (beta), - Variabel Independen regresi berganda.
Response yang terdaftar di pertumbuhan 1). Persistensi Laba (PL)
Coefficient Pada Bursa Efek Jakarta laba, dan ukuran 2). Struktur Modal (SM)
3). Risiko ()
Perusahaan Yang (BEJ) pada tahun perusahaan 4). Kesempatan bertumbuh
Terdaftar Di 20012005. (MB)
Bursa Efek 5). Ukuran Perusahaan (UP)
Jakarta 6). Kualitas Auditor (KA).
2 Muhammad 2001 Analisis Dari hasil analisis Penelitian ini Variabel-veriabel yang terdapat -
Akhyar Adnan ketepatan data terhadap dua tidak hanya dalam persamaan metode
Altman yaitu variabel Working
Muhammad Imam prediksi metode kelompok sampel memperkuat Capital / Total Assets, Retained
Taufiq altman terhadap penelitian, yaitu 25 teori yang Earning / Total As sets, Earning
terjadinya sampel bank ditemukan oleh Before Interest and Taxes /
likuidasi pada terlikuidasi dan 25 Altman, tetapi Total Assets, Market Value
Equity / Book Value Of Total
lembaga sampel bank yang sekaligus Debt dan variabel Sales / Total
perbankan tidak terlikuidasi memberikan Assets.
(kasus likuidasi terlihat bahwa nilai perluasan konsep
perbankan di Zscore dari kedua dalam hal ruang
Indonesia) kelompok sampel lingkup
bank tersebut penggunaan dari
menunjukkan teori Altman
perbedaan yang tersebut.
cukup signifikan.
6
BAB I
FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
James C. van Horne, mendefinisikan manajemen keuangan adalah segala aktivitas
yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa
tujuan menyeluruh.
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan adalah
berkutat sekitar :
1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usahanya
2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai
3. Bagaimana perusahaan mengelola asset yang dimiliki secara efisien dan efektif
Sedangkan fungsi dari pembuatan keputusan manajemen keuangan menurut beliau dibagi
ke dalam :
Sementara itu Brigham mengatakan manajemen keuangan adalah seni (art) dan ilmu
(science), untuk me-manage uang, yang meliputi proses, institusi/Lembaga, pasar, dan
instrument yang terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu, bisnis, dan
pemerintah.
Ruang lingkup kajian manajemen keuangan yaitu:
1. Jasa Keuangan (Financial Service)
2. Managerial Finance.
8
BAB II
PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
A. Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahan faktor –
faktor produksi, untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikannya,
serta melakukan upaya – upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan
memuaskan kebutuhan masyarakat.
9
Dalam hal ini perusahaan menjalankan aktivitasnya di suatu daerah tertentu
karena alasan yang hanya dapat dijelaskan berdasarkan sejarah. Sebagai contoh,
perusahaan batik banyak didirikan di Yogyakarta, karena pada mulanya batik
dikerjakan para Wanita keraton untuk mengisi waktu senggangnya. Seni
kerajinan ini kemudian menyebar luas kesekitarnya dan pada umumnya
dikerjakan masyarakat untuk mengisi waktu karena tidak ada pekerjaan di sawah.
3) Letak perusahaan yang ditetapkan oleh pemerintah
Dalam hal ini letak perusahaan ditentukan pemerintah atas dasar pertimbangan
keamanan, politik, Kesehatan, dan sebagainya.
4) Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor - faktor ekonomi
Faktor – factor yang berpengaruh penting dalam kaitannya dengan pemilihan
letak perusahaan yang bersifat industry adalah :
a) Kedekatan dan ketersediaan bahan mentah
b) Ketersediaan tenaga air
c) Ketersediaan tenaga kerja
d) Ketersediaan modal
e) Ketersediaan transportasi
f) Kedekatan pasar
g) Kesesuaian iklim
10
berbagai tujuan lain seperti memberi kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran,
prestise, pertimbangan politik, upaya pengabdian kepada masyarakat, dan sebagainya.
Secara umum tujuan pendirian perusahaan dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis
dan tujuan sosial. Tujuan ekonomis berkenaan dengan upaya perusahaan untuk
mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini perusahaan berupaya menciptakan laba,
menciptakan pelanggan, dan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan
perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga,
kuantitas, waktu pelayanan, kegunaan produk dan sebagainya. Untuk keperluan tersebut
dibutuhkan upaya inovatif yang berkesinambungan sehingga perusahaan mampu mencapai
competitive advantage dan comparative advantage (berdaya saing tinggi) dalam jangka
panjang. Sedangkan untuk tujuan sosial, perusahaan diharapkan untuk memperhatikan
keinginan investor, karyawan, penyedia faktor-faktor produksi, maupun masyarakat luas.
Kedua tujuan perusahaan tersebut saling mendukung untuk mencapai tujuan utama
perusahaan, yaitu memberikan kepuasan kepada keinginan konsumen ataupun pelanggan.
Dengan demikian yang membedakan perusahaan dengan lembaga sosial terletak pada
penekanan/prioritas perusahaan terhadap laba, kelangsungan hidup dan tanggung jawab
social. Lembaga sosial lebih menitikberatkan prioritasnya pada tanggung jawab sosial
(dalam hal ini laba tidak menjadi tolok ukur keberhasilan). Sebaliknya, perusahaan yang
berorientasi pada perolehan keuntungan, umumnya akan memfokuskan kegiatannya untuk
meningkatkan nilai perusahaan hingga mencapai maksimum (laba merupakan tolok ukur
keberhasilan). Dalam hal ini, nilai perusahaan merupakan harga jual perusahaan yang di
anggap layak oleh investor sehingga ia mau membayarnya, jika suatu perusahaan akan di
jual. Bagi perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat (go public), indikator
nilai perusahaan adalah harga saham yang diperjualbelikan di bursa efek. Pendapat ini
didasarkan atas pemikiran bahwa peningkatan harga saham identik dengan peningkatan
11
kemakmuran para pemegang saham dan peningkatan harga saham identik dengan
peningkatan nilai perusahaan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa nilai perusahaan
sama dengan harga saham. Nilai perusahaam sama dengan nilai saham (yaitu jumlah
lembar saham dikalikan dengan nilai pasar perlembar) di tambah dengan nilai pasar
utangnya. Tetapi bila besar nilai utang di pegang konstan, maka setiap peningkatan nilai
saham dengan sendirinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal inilah
peningkatan nilai perusahaan identik dengan peningkatan harga saham.
Sistem adalah suatu kesatuan atau unit yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling
bekerjasama atau saling mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung untuk
mencapai tujuan tertentu.
Perusahaan sebagai suatu sistem, berarti merupakan kombinasi dari berbagai sumber-
sumber ekonomi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses produksi
dan distribusi barang dan atau jasa untuk mencapai tujuan tertentu antara lain keuntungan
dan pemenuhan masyarakat.
Pada gambar 2.1 dapat di lihat dua aspek dalam sistem perusahaan yaitu yang langsung
berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan yang tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan perusahaan.
Apabila di tinjau lebih lanjut, maka pada dasarnya sistem perusahaan mempunyai sifat.
Sifat-sifat tersebut, diantaranya :
LINGKUNGAN UMUM
Gambar 1.3 : Hubungan langsung dan tidak langsung dalam system perusahaan
a. Sifat Kompleks
Pada gambar 1.3 dapat di lihat hubungan langsung dan tidak langsung dalam sistem
perusahaan. Hubungan tersebut sangat kompleks sifatnya apabila masing-masing
bagian diperinci menjadi sub-sub bagian. Sebagai suatu keseluruhan, maka sub-sub
bagian itu akan saling bekerjasama dan saling mempengaruhi sehingga
sifatnya kompleks.
b. Sebagai suatu kesatuan/unit
Pada gambar 1.3 dapat di lihat kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memproses dan
menghasilkan barang/jasa. Tentunya di dalam proses kegiatan tersebut tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri, melainkan menuju ke satu tujuan yaitu antara lain mencapai
keuntungan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain seluruh kegiatan
perusahaan itu sebagai suatu kesatuan/unit.
c. Sifatnya berjenis-jenis
Dalam kehidupan sehari-hari dapat di lihat tidak ada perusahaan yang sama persis,
baik dalam ukuran, bentuk maupun jenis usahanya. Selain itu perusahaanpun banyak
yang mengarah pada diversifikasi hasil produksinya. Maksudnya, perusahaan
membuat produknya secara bermacam- macam agar jika terdapat kerugian dari
produk yang satu dapat di tutup dengan keuntungan dari penjualan produk yang lain.
Dengan kata lain memiliki sifat berjenis-jenis.
d. Sifat saling bergantung
Umumnya perusahaan yang kecil menjalankan seluruh fungsi operasionalnya di
dalam suatu manajemen perusahaan, tetapi walaupun demikian, dia bergantung pada
perusahaan yang menjadi pemasok bahan bakunya. Lain halnya dengan perusahaan
yang hanya menjalankan satu atau beberapa kegiatan saja (spesialisasi), maka dia
sangat tergantung pada perusahaan lainnya. Perusahaan mebel tergantung pada
perusahaan penggergajian kayu. Lebih-lebih dalam intern perusahaan, bidang yang
satu saling berkaitan dengan bidang lainnya (bidang produksi, bagian keuangan, dan
lain-lain).
e. Sifat dinamis
Perubahan selalu terjadi, baik perubahan intern maupun perubahan ekstern
perusahaan. Kekuatan- kekuatan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya
13
pertambahan jumlah karyawan, jumlah bahan baku, jumlah produksi, metode baru
dan berbagai penemuan baru, akan membutuhkan penyesuaian kebijakan dan
pelaksanaan. Demikian juga kekuatan-kekuatan dari luar perusahaan seperti politik,
peraturan pemerintah, jumlah penduduk, pendapatan konsumen, pendidikan,
teknologi dan sebagainya, juga mempengaruhi perusahaan. Agar perusahaan tetap
hidup berkembang, maka harus menyesuaikan diri (dalam pengertian dinamis).
Dalam mencapai tujuan di kenal dua fungsi perusahaan, yaitu fungsi operasi dan
fungsi manajemen. Bila kedua fungsi tersebut dapat berjalan baik, perusahaan akan dapat
menjalankan operasinya dengan lancar, terkoordinasi, terintegrasi, dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan.
Dari kesepuluh fungsi operasi tersebut, fungsi pembelian dan produksi, pemasaran,
personalia dan keuangan merupakan fungsi utama perusahaan. Fungsi- fungsi lainnya
merupakan fungsi operasi penunjang. Termasuk dalam fungsi manajemen adalah :
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengendalian
1.5 Ciri-ciri Perusahaan
14
Terdapat ciri-ciri perusahaan sehingga mencerminkan kekhasan yang membuat
perusahaan bersangkutan mudah dikenali, diantaranya:
a. Operatif
Dalam hal ini, pada sebuah perusahaan dijumpai adanya aktivitas ekonomi yang
berkenaan dengan kegiatan produksi, penyediaan, pendistribusian barang dan jasa,
ataupun pendistribusian barang dan jasa.
b. Koordinatif
c. Regular
d. Dinamis
Lingkungan selalu berubah. Agar dapat bertahan terus, perusahaan harus mampu
mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.
e. Formal
Untuk memenuhi keadaan ini, perusahaan selaku pelaku kegiatan ekonomi harus
merupakan lembaga resmi yang terdaftar di pemerintah serta tunduk kepada peraturan
yang berlaku setelah memenuhi persyaratan pendiriannya
f. Lokasi
Dalam hal ini perusahaan didirikan pada suatu tempat tertentu dalam suatu kawasan
yang secara geografis jelas.
g. Pelayanan Bersyarat
Dalam menghasilkan barang dan jasa, perusahaan terkait dengan visi dan misinya.
Dalam hal ini perusahaan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang memerlukannya dan bersedia serta mampu membelinya, sehingga
perusahaan bisa memperoleh laba agar dapat tetap bertahan dan berkembang.
15
D. BERBAGAI MACAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PERUSAHAAN
Secara umum lingkungan perusahaaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Politik
Dalam hal ini menyangkut tingkat pemusatan kekuatan politik, sifat organisasi poltik,
sistem partai, kesadaran dalam bermasyarakat. Perusahaan merupakan lembaga sosial
yang selalu berhubungan dengan masyarakat, maka kehidupan operasi perusahaan
sangat terpengaruh oleh politik negara di mana perusahaan berada.
b. Hukum
Lingkungan ini meliputi sifat dari sistem hukum, sistem hukum yang berlaku
khususnya yang berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, masalah peraturan
perundangan.
c. Sosial
Di sini meliputi struktur golongan yang ada dalam masyarakat yang dapat
mempengaruhi perkembangan perusahaan, termasuk didalamnya
d. Perekonomian
e. Kebudayaan
Hal ini menyangkut latar belakang sejarah dari suatu masyarakat di mana perusahaan
berada yaitu yang berhubungan dengan hasil produksi perusahaan. Juga tercakup
didalamnya norma- norma masyarakat setempat, adat istiadat dan kebiasaan mereka.
f. Pendidikan
16
Lingkungan ini adalah keseluruhan dari tingkat pendidikan paling rendah sampai
dengan pendidikan tertinggi secara formal serta tingkat pendidikan non formal yang
akan mempengaruhi tingkat keahlian khusus dari masyarakat tersebut.
g. Teknologi
h. Demografi
Lingkungan ini meliputi sumber tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat,
angkatan kerja, tingkat kelahiran, tingkat kematian, penyebaran penduduk, umur, jenis
kelamin dan lain-lain. Khusus untuk perusahaan yang sangat tergantung pada tenaga
kerja maka urbanisasi sering menjadi masalah dalam masyarakat industri.
a. Penyedia
Di sini termasuk penyedia bahan baku, alat-alat produksi, tenaga kerja, atau
singkatnya pemasok faktor-faktor produksi yang dibutuhkan perusahaan. Perusahaan
harus membina hubungan baik dengan penyedia ini sebab, jika tidak maka operasi
perusahaan akan terganggu. Semakin luas perusahaan maka tentunya semakin besar
kebutuhan akan faktor-faktor produksi tersebut.
b. Pelanggan
Termasuk dalam lingkungn ini adalah semua pembeli produksi perusahaan, baik yang
membeli untuk di jual lagi maupun membeli untuk keperluan sendiri (konsumen akhir).
Jadi tercakup di sini para pedagang perantara, baik pedagang besar maupun pengecer.
c. Pesaing
Dalam hal ini meliputi perusahaan-perusahaan yang membuat produk sejenis maupun
yang membuat barang-barang pengganti (substitusi). Agar perusahaan tetap bertahan
dalam persaingan maka diperlukan suatu strategi untuk menghadapi para pesaing
17
tersebut atau kalau memungkinkan justru perusahaan harus dapat mengubah tantangan
pesaing itu menjadi suatu kesempatan.
d. Teknologi
Inti dari operasi perusahaan adalah proses produksi. Untuk itu selalu diperlukan
pengembangan teknik berproduksi secara kualitatif dan kuantitatif yaitu berproduksi
pada jumlah optimal yang dapat memenuhi selera langganan dengan memuaskan.
e. Sosio Politik
Baik lingkungan umum maupun lingkungan khusus setiap saat dapat berubah-ubah
sejalan dengan perkembangan waktu, oleh sebab itu pengaruh faktor yang satu dengan
yang lain terhadap perkembangan perusahaan juga berbeda-beda. Dapat dikatakan
bahwa, lingkungan khusus lebih tajam pengaruhnya terhadap perkembangan
perusahaan dibandingkan dengan pengaruh lingkungan umum. Maka perusahaan harus
lebih peka untuk mengikuti faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan khusus
tersebut tanpa melupakan adanya faktor-faktor dalam lingkungan umum.
18
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, S., Asyik, N., & Andayani, A. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response
Coeficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Akuntansi dan Auditing
Indonesia, 37-38.
Adnan, M., & Taufiq, M. I. (2001). Analisis ketepatan prediksi metode altman terhadap terjadinya
likuidasi pada lembaga perbankan [ kasus likuidasi perbankan di Indonesia ]. Akuntansi dan
Auditing Indonesia, 181.
19