Anda di halaman 1dari 62

DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA TIMUR

Sinergi Dinas Kesehatan dalam


Mewujudkan Pelayanan Kesehatan
yang Adil, Merata dan Bermutu
di Jawa Timur
Prof. Dr. ERWIN ASTHA TRIYONO, dr., Sp.PD., K-PTI
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

Dalam Rangka Pertemuan Koordinasi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Provinsi Jawa Timur
OUTLINE
1. Pendahuluan

2. Tantangan UHC di Jawa Timur

3. Peran Clinical Guidelines dalam Peningkatan


Mutu dan Penataan Sistem Rujukan

4. Roadmap Program Prioritas yang


Dikembangkan oleh Dinas Kesehatan

5. Sinergitas Dinas Kesehatan

6. Penutup
PENDAHULUAN
PENDEKATAN POLITIK Pendekatan yang
Masuk dalam RPJMD
NAWA BHAKTI SATYA & RKPD 2022

JATIM JATIM AKSES


SEJAHTERA JATIM BERDAYA
Membangun Infrastuktur
Mengentaskan Pengembangan Wilayah Ekonomi Kerakyatan dengan
kemiskinan Menuju Terpadu dan Berkeadilan basis UMKM, Koperasi, MUM
Keadilan dan Desa dan Mendorong
Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan Pemerintahan
Desa

JATIM BERKAH JATIM AMANAH


JATIM KERJA Membangun Karakter Menyelenggarakan pemerintahan
Memperluas Lapangan Masyarakat yang Berbasis yang Bersih, Efektif dan Anti
Pekerjaan dan nilai-nilai Kesalehan Sosial, Korupsi dengan menerapkan
Membangun Budi Pekerti Luhur dan Pemerintahan yang CETTAR (Cepat,
keunggulan Ekonomi Berintegritas Efektif, Tanggap, Transparan dan
Responsif)

JATIM AGRO
JATIM CERDAS JATIM HARMONI
& SEHAT
Jawa Timur Cerdas dan Memajukan Sektor
Sehat, Pelayanan Dasar Pertanian, Peternakan, Menjaga Harmoni Sosial dan
berkualitas Perikanan, Kehutanan, Alam dengan Melestarikan
perkebunan berbasis Kebudayaan dan Lingkungan
Kerakyatan Hidup
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DI JAWA TIMUR TAHUN 2023

JENIS RS KEPEMILIKAN RS
420
Rumah Sakit 350
302
83, 20% 300

250

200
337, 80%
150

100 71
25 14
50 3 1 4
RSU RSK
0

AKREDITASI RS
TINGKAT AKREDITASI RS
*Note :
23, 6% 1. Perhitungan exclude RS KELAS RS
Baru Paripurna 304

2. RS baru ada 13 RS baru


belum terakreditasi dan 210
diberikan waktu Utama 18
melakukan Akreditasi 142
382, 94% paling lambat 2 tahun
sejak beroperasi 62
Madya 2
6
Sudah Terakreditasi Belum Terakreditasi
0 200 400
Sumber : Aplikasi SIRS Jatim (November 2023) Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
PELAYANAN PADA PENYAKIT YANG MENJADI LAYANAN
PRIORITAS
Jantung
Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi selama 10 Stroke
tahun terakhir

Uronefrologi Kanker

Penyakit Katastrofik

Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Layanan Prioritas Kesehatan Ibu
Infeksi & Anak
Kelompok penyakit tersebut menimbulkan beban pembiayaan Emerging
terbesar (80% dari seluruh biaya katastrofik pada KJSU)
Jumlah pembiayaan berdasarkan penyakit, IDR miliar

Gastro- Tuberkulosis
hepatologi

Diabetes
Kesehatan Mellitus
Jiwa

Sumber: BPJS Kesehatan, 2021


UU KESEHATAN

Metode Omnibus 11 Undang-Undang Dicabut


Law PS 64 UU 13/2022 1. UU No 419/1949 tentang Ordonansi Obat Keras 7. UU No 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa
2. UU No 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular 8. UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
Memuat materi muatan baru;
3. UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran 9. UU No 38/2014 tentang Keperawatan
Mengubah materi muatan yang memiliki
keterkaitan dan/atau kebutuhan hukum 4. UU No 36/2009 tentang Kesehatan 10. UU No 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
yang diatur dalam berbagai UU; dan 5. UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit 11. UU No 4/2019 tentang Kebidanan

Mencabut UU yang jenis dan hierarkinya 6. UU No 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran


sama, dengan menggabungkannya ke PUU. 7. UU No 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa

BAB X Teknologi Kesehatan


BAB I Ketentuan Umum
Sistematika BAB XI Sistem Informasi Kesehatan
BAB II Hak dan Kewajiban
BAB XII Kejadian Luar Biasa dan Wabah
Tanggung Jawab Pemerintah
BAB III
Pusat dan Pemerintah Daerah BAB XIII Pendanaan Kesehatan
20 458
BAB IV Penyelenggaraan Kesehatan Kordinasi dan Sinkronisasi Penguatan
BAB Pasal BAB XIV
Sistem Ketahanan Kesehatan
BAB V Upaya Kesehatan
BAB XV Partisipasi Masyarakat
BAB VI Fasilitas Pelayanan Kesehatan
BAB XVI Pembinaan dan Pengawasan
Sumber Daya Manusia
BAB VII BAB XVII Penyidikan
Kesehatan
BAB VIII Perbekalan Kesehatan BAB XVIII Ketentuan Pidana

Ketahanan Kefarmasian dan BAB XIX Ketentuan Peralihan


BAB IX
Alat Kesehatan Bab XX Ketentuan Penutup
DAMPAK UU NO. 17 TAHUN 2023 - KESEHATAN

Perlu Strategi
yang Tepat Maknakan
Sebagai
TRANFORMASI Kesempatan
KESEHATAN dan Peluang
SEMUA Untuk:
MERASAKAN 1. Berkembang;
2. Citra Positif;
dan
3. Kesejahteraan.
PENDANAAN KESEHATAN PEMANFAATAN PENDANAAN PEMANTAUAN
PENDANAAN
❖ Upaya Kesehatan; ▪ Pemerintah Pusat melakukan pemantauan RUMAH SAKIT
❖ Penanggulangan bencana, KLB dan pendanaan Kesehatan secara nasional dan
regional. Dapat bersumber dari
Wabah;
▪ Pengembangan sistem informasi pendanaan penerimaan Rumah
❖ penguatan Sumber Daya Kesehatan Sakit, anggaran
dan pemberdayaan masyarakat; Kesehatan yang terintegrasi dengan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional.
Pemerintah Pusat,
❖ penguatan pengelolaan Kesehatan; anggaran Pemerintah
▪ Fasyankes, instansi pemerintah, BPJS, BUMN, Daerah, dan/ atau
❖ penelitian, pengembangan, &
BUMD, Lembaga swasta dan mitra sumber lain yang sah
inovasi bidang Kesehatan; dan
pembangunan yang menjalankan fungsi sesuai dengan
❖ Program Kesehatan strategis lainnya Kesehatan melaporkan realisasi belanja ketentuan peraturan
Unsur: sesuai dgn prioritas pembangunan
nasional di sektor kesehatan.
Kesehatan dan hasil capaian setiap tahun perundang-undangan.
melalui sistem informasi pendanaan
1 Tujuan Pendanaan Kesehatan.
▪ Mendanai pembangunan Kesehatan
secara berkesinambungan dengan jumlah ANGARAN BERBASIS KINERJA
yang mencukupi, teralokasi secara adil,
dan termanfaatkan secara berhasil guna
dan berdaya guna. Kelebihan SISTEM anggaran
berbasi kinerja
▪ Meningkatkan derajat Kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya. Berdasarkan Kinerja;
Dihitung sesuai dengan kebutuhan;
2 Sumber Pendanaan Alokasi anggaran di lakukan dengan
❖ APBN tepat.
❖ APBD
Penganggaran Berbasis Kinerja:
❖ Sumber lain
Penganggaran yg memperhatikan
3 Alokasi Pendanaan keterkaitan antara pendanaan dgn hasil
kinerja berupa keluaran (output) & hasil
(outcome) dr program & kegiatan yg
dilakukan.
Alokasi anggaran disesuaikan dgn
Mandatory Spending digeser menjadi kebutuhan prioritas, value for money
sehingga menimbulkan efisensi, efektivitas &
Commitment Spending berbasis rasionalitas dalam penganggaran.
Perencanaan dan Kinerja Dalam perumusan bersarnya alokasi
anggaran diperlukan: input, program dan
kegiatan, output, dan outcome.
TANTANGAN UHC DI
JAWA TIMUR
UHC Jawa Timur – Per 1 NOPEMBER 2023
JUMLAH CAPAIAN
NO KABUPATEN/KOTA UHC
PENDUDUK PESERTA
1 2 3 4 5
1 KOTA MALANG 871.123 946.268 108,63%
2 BANGKALAN 1.039.288 1.094.276 105,29%
3 SAMPANG 972.961 1.013.385 104,15%
4 KOTA KEDIRI 294.692 301.470 102,30%
5 KOTA MOJOKERTO 140.730 143.725 102,13%
6 KOTA PROBOLINGGO 243.088 247.634 101,87%
7 SIDOARJO 1.975.036 2.009.601 101,75%
8 GRESIK 1.291.518 1.311.922 101,58%
9 BOJONEGORO 1.350.650 1.371.566 101,55%
10 KOTA PASURUAN 211.372 214.239 101,36%
11 KOTA BATU 217.871 220.298 101,11%
12 KOTA MADIUN 201.760 203.782 101,00%
13 KOTA BLITAR 158.558 160.136 101,00%
14 KOTA SURABAYA 2.987.863 3.009.667 100,73%
15 PASURUAN 1.616.190 1.602.040 99,12%
16 PROBOLINGGO 1.167.509 1.157.093 99,11%
17 MALANG 2.681.530 2.657.305 99,10%
18 PAMEKASAN 869.711 860.178 98,90%
19 SUMENEP 1.135.903 1.123.329 98,89%
20 BONDOWOSO 802.864 789.390 98,32%
21 MOJOKERTO 1.134.913 1.102.446 97,14%
22 MADIUN 755.733 732.920 96,98%
23 JOMBANG 1.359.332 1.315.056 96,74%
24 KEDIRI 1.674.818 1.615.886 96,48%
25 NGANJUK 1.135.075 1.088.774 95,92%
26 NGAWI 898.330 825.442 91,89%
27 SITUBONDO 673.102 581.182 86,34%
28 LAMONGAN 1.381.414 1.137.696 82,36%
29 MAGETAN 690.245 564.041 81,72%
30 TUBAN 1.244.636 1.013.456 81,43%
31 PACITAN 599.182 484.710 80,90%
32 LUMAJANG 1.097.504 883.411 80,49%
33 TRENGGALEK 751.079 559.443 74,49%
34 PONOROGO 970.493 708.818 73,04%
35 BANYUWANGI 1.762.181 1.275.796 72,40%
36 BLITAR 1.239.565 887.471 71,60%
37 TULUNGAGUNG 1.128.087 804.862 71,35%
38 JEMBER 2.585.275 1.806.503 69,88%
JAWA TIMUR 41.311.181 37.825.217 91,56%

DARI 38 KABUPATEN/KOTA MASIH TERDAPAT


13 KABUPATEN YANG BELUM UHC
14
CAPAIAN KAB/KOTA UHC PROVINSI JAWA TIMUR
30
25 Komitmen Pemerintah Provinsi
KAB/KOTA

20 Jawa Timur mewujudkan


15
10 23 25 perlindungan kesehatan kepada
18
5 9 masyarakat tercermin dalam
3 4 7
0 1 upaya mendorong Kab/kota
Agust' Nop'2 mencapai UHC (Universal
2017 2018 2019 2020 2021 2022
23 3
Health Coverage). Hal ini dapat
Series1 1 3 4 7 9 18 23 25 dilihat dari capaian jumlah
kabupaten/kota UHC yang
ROADMAP KABUPATEN/KOTA DI meningkat secara signifikan
JAWA TIMUR MENCAPAI UHC
2024 mulai tahun 2017- Nop 2023,
diharapkan perlindungan
2023 98%
91,56% 38
optimal 95% penduduk
25 KAB/KOTA tercover program JKN di tahun
2022
KAB/KOTA 2023 dapat segera tercapai
84,52%
18 KAB/KOTA
STATUS KEAKTIFAN KEPESERTAAN JKN PROV JATIM PER NOPEMBER 2023
JUMLAH JUMLAH % KEAKTIFAN % KEAKTIFAN
NO KABUPATEN/KOTA AKTIF NON AKTIF % UHC
PENDUDUK PESERTA PESERTA PENDUDUK
1
1 KOTA MALANG
2 3
871.123
4
946.268
5
837.020
6
109.248
7=4/3
108,63%
8=5/4
88,45%
9=5/3
96,09%
STATUS KEPESERTAAN :
2
3
BANGKALAN
SAMPANG
1.039.288
972.961
1.094.276
1.013.385
837.554
928.882
256.722
84.503
105,29%
104,15%
76,54%
91,66%
80,59%
95,47% 1. UNTUK JAWA TIMUR
STATUS AKTIF 71,72%
4 KOTA KEDIRI 294.692 301.470 260.570 40.900 102,30% 86,43% 88,42%
5 KOTA MOJOKERTO 140.730 143.725 125.357 18.368 102,13% 87,22% 89,08%
6 KOTA PROBOLINGGO 243.088 247.634 215.132 32.502 101,87% 86,87% 88,50%
7
8
SIDOARJO
GRESIK
1.975.036
1.291.518
2.009.601
1.311.922
1.403.258
1.136.807
606.343
175.115
101,75%
101,58%
69,83%
86,65%
71,05%
88,02%
2. STATUS NON AKTIF
9
10
BOJONEGORO
KOTA PASURUAN
1.350.650
211.372
1.371.566
214.239
1.196.930
189.824
174.636
24.415
101,55%
101,36%
87,27%
88,60%
88,62%
89,81% TERBESAR PADA
PBPU MANDIRI
11 KOTA BATU 217.871 220.298 186.430 33.868 101,11% 84,63% 85,57%
12 KOTA MADIUN 201.760 203.782 176.378 27.404 101,00% 86,55% 87,42%
13 KOTA BLITAR 158.558 160.136 151.128 9.008 101,00% 94,37% 95,31%
14
15
KOTA SURABAYA
PASURUAN
2.987.863
1.616.190
3.009.667
1.602.040
2.418.734
1.303.891
590.933
298.150
100,73%
99,12%
80,37%
81,39%
80,95%
80,68%
SEBESAR 49,06%
16
17
PROBOLINGGO
MALANG
1.167.509
2.681.530
1.157.093
2.657.305
901.363
1.603.354
255.730
1.053.951
99,11%
99,10%
77,90%
60,34%
77,20%
59,79% 3. KEPESERTAAN NON
AKTIF JUGA
18 PAMEKASAN 869.711 860.178 743.567 116.611 98,90% 86,44% 85,50%
19 SUMENEP 1.135.903 1.123.329 935.299 188.030 98,89% 83,26% 82,34%
20 BONDOWOSO 802.864 789.390 609.055 180.335 98,32% 77,16% 75,86%
21
22
MOJOKERTO
MADIUN
1.134.913
755.733
1.102.446
732.920
762.952
614.750
339.494
118.170
97,14%
96,98%
69,21%
83,88%
67,23%
81,34% TERDAPAT PADA PBI
JK DAN PBPU PEMDA
23 JOMBANG 1.359.332 1.315.056 916.059 398.997 96,74% 69,66% 67,39%
24 KEDIRI 1.674.818 1.615.886 1.278.937 336.997 96,48% 79,15% 76,36%
25 NGANJUK 1.135.075 1.088.774 905.191 183.583 95,92% 83,14% 79,75%
26
27
NGAWI
SITUBONDO
898.330
673.102
825.442
581.182
685.595
444.501
139.847
136.681
91,89%
86,34%
83,06%
76,48%
76,32%
66,04%
→ SEHINGGA
28
29
LAMONGAN
MAGETAN
1.381.414
690.245
1.137.696
564.041
896.955
439.752
240.741
124.289
82,36%
81,72%
78,84%
77,96%
64,93%
63,71% TERDAPAT KENDALA
AKSES PELAYANAN
30 TUBAN 1.244.636 1.013.456 848.347 165.109 81,43% 83,71% 68,16%
31 PACITAN 599.182 484.710 394.965 89.745 80,90% 81,48% 65,92%
32 LUMAJANG 1.097.504 883.411 653.842 229.569 80,49% 74,01% 59,58%
33
34
TRENGGALEK
PONOROGO
751.079
970.493
559.443
708.818
451.093
588.200
108.350
120.618
74,49%
73,04%
80,63%
82,98%
60,06%
60,61%
KESEHATAN
35 BANYUWANGI 1.762.181 1.275.796 895.236 380.560 72,40% 70,17% 50,80%
36 BLITAR 1.239.565 887.471 717.234 170.237 71,60% 80,82% 57,86%
37 TULUNGAGUNG 1.128.087 804.862 617.475 187.387 71,35% 76,72% 54,74%
38 JEMBER 2.585.275 1.806.503 1.358.345 448.158 69,88% 75,19% 52,54%
JAWA TIMUR 41.311.181 37.825.217 29.629.962 8.195.304 91,56% 78,33% 71,72%
PERAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM PROGRAM JKN SESUAI
REGULASI

 1) Target UHC 98 % Tahun


PERMENKES 53 TAHUN 2017  PERPRES NO 64 TAHUN 2020 2024
 PERMENKEU 128/PMK.02/2018  PERMENKEU 78 TAHUN 2020 2) Penyediaaan anggaran
Untuk Kontribusi Iuran PBI
JKN
 ALOKASI PAJAK ROKOK 37,5%  DUKUNGAN PEMPROV DALAM 3) Mendorong daerah untuk
UNTUK DUKUNGAN JKN JKN → KONTRIBUSI PBI – JK Pemenuhan Kuota PBIJK
 → INTEGRASI MASY KAB/KOTA 4) Advokasi komitmen daerah
KE JKN PADA TAHUN 2020 penyediaan anggaran
untuk percepatan UHC
melalui Optimalisasi Pajak
rokok, DBHCHT, APBD,
Kemitraan Swasta
 PERGUB Nomor 87 Tahun 2020
5) Sinergitas antara BPJS,
Pemprov dan Pemda untuk
Optimalisasi Inpres 1/ th/
2022
KETERSEDIAAN ANGGARAN UNTUK
KONTRIBUSI IURAN PBI JK PROVINSI
JAWA TIMUR
UHC DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF

Positif Negatif

1. Memberikan kemudahan akses pembiayaan kesehatan 1. Masing-masing Daerah tidak memiliki kesamaan
bagi yang sudah terdaftar. kemampuan finasnsial untuk penyediaan anggaran.
2. Manfaat yang didapatkan relatif luas dan hampir 2. Proses Verifikasi dan Validasi data perlu dilakukan secara
mengcover seluruh penyakit dengan tidak ada terus menerus dan berkesinambungan untuk
perbedaan iur (selain kelas). memastikan kemudahan program (PBI) diberikan
3. Sebuah prestasi bagi Pemerintah Daerah apabila dapat kepada orang yang tepat.
mewujudkan dan mempertahankan UHC. 3. Terdapat kuota PBI JK yang dibiayai pusat untuk setiap
4. Sebagian besar Fasyankes telah bekerja sama dengan daerah.
BPJS Kesehatan. 4. Arus informasi yang kurang jelas dan transparan dalam
5. Tarif paket relatif transparan. kepesertaan dan kemanfaatan.
6. Mendukung beberapa Program Pemerintah dalam upaya 5. Belum mampu menjamin keadilan akan akses dan
deteksi dini dan kuratif. kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat yang
wilayahnya sama-sama UHC.
TANTANGAN PENCAPAIAN UHC

01 02 03
Pemetaan penduduk dalam Mobilitas kepesertaan sesuai Update data kependudukan
kepesertaan sesuai dengan dengan segmen lain belum sesuai harapan (pindah,
segmen meninggal, dll)

04 05 06
Penonaktifan PBI JK Pemanfaatan dana dari Dana untuk program JKN
berbagai sumber pembiayaan masih belum bisa memenuhi
program JKN belum optimal kebutuhan kab/kota untuk
(Di Provinsi) UHC
UPAYA UNTUK MENCAPAI UHC

1. Kabupaten / kota melakukan pemetaan penduduk dalam kepesertaan sesuai dengan


segmen dan update data dengan melakukan verifikasi dan validasi data.
2. Feedback dari BPJS Kesehatan terkait dengan mobilitas kepesertaan penduduk dari
satu segmen ke segmen lain.
3. Update data kependudukan oleh Dispendukcapil (Pindah, meninggal, dll).
4. Informasi penonaktifan PBI JK dapat diterima segera di daerah dan dilakukan verifikasi
& validasi data → penduduk masih DKTS direaktivasi → penduduk non DTKS dialihkan ke
PBPU BP Pemda.
5. Optimalisasi pemanfaatan dana dari berbagai sumber pembiayaan program JKN yang
ada di Pemerintah Daerah.
6. Sharing pendanaan antara Provinsi dan Kabupaten belum UHC untuk pencapaian UHC
(98% total penduduk dengan status aktif 75%).
PROGRAM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI
MASYARAKAT MISKIN (BIAKES MASKIN) PROVINSI JAWA TIMUR
Definisi : Program pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Provinsi Jawa Timur yang
tidak memiliki jaminan apa pun

KONSEP PELAYANAN BIAKES MASKIN

JARING I JARING II JARING III Jaring ke-2 : Jaring ke-1 :


PBI D / SPM PBI N
Kab/Kota
Pembiayaan
Pembiayaan Pemerintah Pemerintah Kab./Kota Pembiayaan Jaring
Pusat Melalui Program Pemerintah ke-3 :
Melalui Program Jaminan Jaminan Kesehatan Provinsi Jawa Timur Biakes
Kesehatan Nasional → Nasional → Melalui Program Maskin
PBI Pusat PBI Daerah / Biakes Maskin
SPM
PERLINDUNGAN KESEHATAN
BAGI MASYARAKAT MISKIN
PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

PEMBIAYAAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN (BIAKES MASKIN)

Definisi : Program pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Provinsi Jawa Timur yang tidak
memiliki jaminan kesehatan

Dasar : Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 37 Tahun 2023

SASARAN PENERIMA RS Pemberi Pelayanan Kesehatan


1. ODGJ Tanpa NIK
2. PMKS Tanpa NIK 1. RSUD Dr. Soetomo
3. Terdampak bencana/wabah dalam 2. RSUD Dr. Saiful Anwar
15. RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
skala provinsi 16. RSUD Kab. Sidoarjo
3. RSUD Haji Provinsi Jawa Timur
4. Telah menjadi peserta JKN, tetapi 4. RSUD Dr. Soedono
17.
18.
RSUD Kab. Jombang
RSUD Dr. Iskak Tulungagung
manfaat pelayanan Kesehatan tidak 5. RSJ Menur 19. RSUD Gambiran Kediri
ditangung 6. RSUD Husada Prima 20. RSUD Dr. R. Koesma Tuban
5. Dalam proses integrasi JKN, sehingga 7. RSUD Sumberglagah 21. RSUD Blambangan Banyuwangi
belum menerima manfaat pelayanan 8. RSUD Karsa Husada 22. RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso
6. Penerima Biakes maskin atas 9. RSUD Daha Husada 23. RSUD Bangil Pasuruan
persetujuan Gubernur 10. RSUD Dungus 24. RSUD Dr. Soebandi Jember
11. RSUD Mohammad Noer 25. RSUD Dr. Darsono Pacitan
12. RS Mata Masyarakat Jawa Timur
13. RS Paru Manguharjo
14. RS Paru Jember

Tidak Termasuk Skema Ganda → Tujuan untuk menjamin ketersediaan layanan bagi masyarakat
miskin dengan tetap mengintergrasikan ke dalam JKN
AKSES LAYANAN RUJUKAN DI JAWA TIMUR

Akses layanan rujukan dapat dilihat dari


01 rasio jumlah Tempat Tidur dibandingkan
jumlah penduduk (bed to population ratio).

Rerata akses layanan rujukan di Jawa Timur


sudah tercukupi, namun distribusi
02 pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan tidak merata dan terpusat di
beberapa daerah.

Terdapat 4 Daerah yang memiliki akses


03 layanan rujukan terbatas yaitu Kab.
Probolinggo, Kab. Bangkalan, Kab.
Sampang dan Kab. Sumenep.

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2023 Pemerataan akses layanan rujukan juga
04 menjadi isu prioritas.
= 1 TT : < 1000 PENDUDUK (cukup)
JUMLAH PENDUDUK = 40.348.441
= 1 TT : 1000 - 1500 PENDUDUK (kurang) JUMLAH TEMPAT TIDUR = 51.391 Isu Keadilan dalam Akses dan
RASIO = 1: 785,1
= 1 TT : > 1500 PENDUDUK (terbatas)
Mutu Layanan Kesehatan bagi
UHC Jawa Timur
STANDAR → 1 TT : 1.000 PENDUDUK
PERAN CLINICAL
GUIDELINES DALAM
PENINGKATAN MUTU
DAN PENATAAN
SISTEM RUJUKAN
INDIKATOR DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN YANG
BERKUALITAS
• Kebijakan, PPK, Protap, SPO, CP’s,
Formularium;
INPUT • SDM, LO, dan Budaya Organisasi;
F • Alkes, Obat, BMHP; dan
E • Sis-Dur Manajemen, SIM-RS, dan Indikator.
E
D
PROSES B • Kepatuhan, Ketelitian, dan Kesabaran;
A • Pengarahan, Pembimbingan, Penilaian Kinerja.
C
K
• Efektivitas, Keamanan dan Keselamatan,
OUTPUT Kecepatan, Standar, Efisiensi, dan Terintegrasi.

KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA


1. Kasus Emergency? Berjenjang? Atau langsung bisa melompat? Ke RS
mana yang mampu?

Sistem 2.

3.
Kasus Elektif yang Khusus/Spesial? Berjenjang? Atau langsung bisa
melompat ke RS dengan kompetensi cukup?
Apakah Sistem sudah mendukung? HFIS → SDM dan SarPras saja?
Rujukan RS 4.
Standarnya? Unit Cost nya? Antriannya?
Perlu diatur Sistem Rujukan yang baik secara vertical, horizontal,
dengan arah rujukan yang fleksibel (Bisa Men”delegasi”kan Kasus ke
RS di bawahnya) sesuai dengan kebutuhan pasien, kompetensi RS
dan ketersediaan layanan (antrian operasi, dsb)

Saat ini Berdasar Kelas RS

RS Kelas D RS Kelas C RS Kelas B RS Kelas A

KEDEPAN Berdasar Kompetensi RS


Perubahan Sistem Rujukan Berjenjang Menjadi Berbasis Kompetensi dengan Sistem Rujukan
Terintegrasi (Sisrute)
Penyusunan
Saat ini berjenjang Menjadi berbasis Standar of Care
(PMK 001/2012) kompetensi dan digital
(RPMK) (CG) yang Baik
Rujukan antar
fasilitas kesehatan
Berjenjang mengikuti Kebutuhan medis
tingkat kelas fasyankes pasien
Clinical Guidelines
Sistem Rujukan Provinsi
Terintegrasi (SISRUTE)
FKTP Sisrute aplikasi rujukan pasien
(Layanan Dasar) secara online milik
Yankes Kemenkes

RS Kelas D/C Clinical Guidelines


(Spesialistik) Jarak dan waktu
Daya tampung Kompetensi Terstandar di tiap
tempuh
RS
RS Kelas B/A
(subspesialistik)
Hindari : • Jenis pelayanan kesehatan - RS Online
MERUJUK • Jenis tenaga kesehatan - SISDMK
KARENA FAKTOR
BIAYA • Bangunan dan prasarana alat kesehatan – Rujukan Berbasis
ASPAK Kompetensi
ANAK TANGGA MENCAPAI
TATA KELOLA KLINIS YANG BAIK
(Good Clinical Governace)

PPK

CLINICAL
GUIDELINE
Starkes

CP RM

H.C QUALITY DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU LAYANAN KESEHATAN


MELALUI INTEGRASI CLINICAL GUIDELINES SEBAGAI STANDAR
ASSURANCE DENGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK DAN SATU SEHAT UNTUK
MODALITAS DIGITALISASINYA
TATA KELOLA YANG BAIK SEBAGAI KEBUTUHAN RUMAH SAKIT

TATA KELOLA
KLINIK YANG
BAIK
• Mutu pelayanan
• Keselamatan
pasien Kepuasan
TATA KELOLA • Cost efektif pasien
ORGANISASI • Produktifitas
YANG BAIK
CLINICAL GUIDELINE
“Systematically develop statements to assist
practitioner and patient decisions about
appropriate heath care for specific clinical
circumstances.

The aim CG is to improve Patient Outcome

Best Clinical
Quality

So, the CG are a tool to assist in the art of decision


making, do not constrain practitioners.
RS PENGAMPU LAYANAN PRIORITAS

BANTUAN
SARANA
PRASARANA Menerima pengampuan
DAN dari rumah sakit pengampu
dan melaksanakan
PERALATAN pelayanan penyakit
KESEHATAN prioritas secara
komprehensif.
Mempunyai tugas
PENGUATAN
SDM
(PROCTHORS
HIP, FGD,
MONEV) Menyusun Clinical
Guidelines rumah Melakukan penguatan
sakit dengan sistem pengembangan
PELAYANAN rujukan yang pelayanan prioritas
KESEHATAN merupakan kolaborasi
dari jejaring fasilitas
termasuk bidang
manajemen,
pelayanan kesehatan pelayanan, pendidikan
di kabupaten/kota

Peran Besar Dinas Kesehatan Sebagai Pembina, Pengawas dan Pengendali Program Tersebut
RS Provinsi dan RS Rujukan Regional di dorong membangun kerjasama dengan 8 RS
Vertikal sebagai RS Pengampu Nasional 10 layanan prioritas
BUPATI/WALIKOTA
RSCM sebagai Pengampu Layanan * RSAB dan RSCM DINKES KAB/KOTA
DM, Ginjal, Hepar, dan KIA* menjadi Pengampu
Nasional bersama pada
Layanan KIA
RS Kanker Dharmais sebagai
Pengampu Layanan Kanker
GUBERNUR/
NOTA
RS PON sebagai Pengampu KESEPAKATAN DINKES PROV NOTA
KESEPAKATAN
Layanan Stroke

RSJPD Harapan Kita sebagai


Pengampu Layanan Jantung

RSAB Harapan Kita sebagai


Pengampu Layanan KIA*

RSUP Persahabatan sebagai RS PENGAMPU RS PENGAMPU


Pengampu Layanan TB PARIPURNA UTAMA

RSPI Sulianti Saroso sebagai


Pengampu Layanan PIE RS PENGAMPU
MADYA
RSJ Marzoeki Mahdi sebagai
Pengampu Layanan Kesehatan
Jiwa
PENGAMPU REGIONAL PENGAMPU KAB/KOTA
8
PENGAMPU NASIONAL (KOORDINATOR)
ROADMAP PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY TERINTEGRASI
RS PROVINSI JAWA TIMUR
TAMBAHAN TEMPLATE :
- INDIKASI MERUJUK 2024
- INDIKASI MENERIMA RUJUKAN

PPK/CP TINGKAT Kualitas


PROVINSI
Layanan dan
Workshop Integrasi CP ke Efisiensi dapat
2023 Evaluasi Audit medik dalam IT RS
Kepatuhan Optimal
Penerapan
Workshop Clinical
Penyusunan Pathway
Evaluasi Clinical
Penyusunan Pathway
Clinical Integrasi ke
Guidelines SATU SEHAT
Workshop
Penyusunan
Clinical MENGUKUR KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN CG : (Pilih variabel apa yg dipakai),
Guidelines - INDIKATOR PROSES : Misal PE Tensi turun dalam 24 jam
- INDIKATOR HASIL : Jumlah kematian kasus PE
ROADMAP PROGRAM
PRIORITAS YANG
DIKEMBANGKAN OLEH
DINAS KESEHATAN
PROGRAM PENURUNAN
AKI-AKB DAN STUNTING
KERANGKA KONSEP PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
ANC Sesuai Standar

INTERVENSI KB STRATEGI INTERVENSI


SPESIFIK Tingkat Masyarakat
PONED & PONEK
• Kelas Ibu dengan buku KIA
Sistem Rujukan berbasis kompetensi • Rumah Tunggu Kelahiran
Tingkat FKTP
UTD & Bank Darah 1. Penguatan Pelayanan Antenatal sesuai standar
2. Pelayanan imunisasi, suplementasi TTD, vit A
Ketersediaan SDM, Sarpras, obat dan vaksin
3. Penanganan Kegawatdaruratan pada ibu dan bayi
ASI eksklusif, Imunisasi Dasar lengkap 4. Tatalaksana bayi sakit
5. AMPSR
JKN Tingkat FKRTL
1. RS mampu PONEK dan tatalaksana bayi sakit berat
2. Penguatan sistem rujukan
3. Implementasi Clinical Guideline
Wajib belajar 12 tahun 4. AMPSR
Kolaborasi Lintas Sektor
INTERVENSI Pencegahan Pernikahan Anak 1. Kemenag, KUA
SENSITIF 2. Kemendikbud, Sekolah/Madrasah
Peningkatan Peran Perempuan dalam Ekonomi
3. Kemen PUPR, Unit Pemukiman
Kespro remaja dan Catin 4. Kemenkominfo, Unit Jaringan Informasi
5. BKKBN, KB Kespro
Peran tokoh masyarakat, tokoh agama dan public figure 6. Organisasi kesehatan, IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI, PERSAGI,
ASOSIASI KLINIK, RUMAH SAKIT
Pengasuhan anak 7. Organisasi masyarakat TP PKK
Air bersih, udara bersih dan jamban keluarga
AUDIT KASUS STUNTING
INTEGRASI LAYANAN
PRIMER
PEMETAAN POTENSI “MAMPU ILP” DI JATIM
Ketersediaan SPA Ketersediaan
(Sarana Prasaran dan Faskes
Sarpras Pustu Nakes di Pustu
Alkes)

❖ Pemetaan Sarana ➢ Terdapat 95 % desa yg • Persentase Kondisi Terdapat 74 % Pustu yg


dan Prasaran & Alkes sudah mempunyai bangunan pustu mempunyai lengkap 1
di Puskesmas → 98 Faskes (Pustu, dalam kondisi baik bidan dan perawat
% Puskesmas sudah Ponkesdes, Poskesdes, sebanyak 46 % (54 Terdapat 95 %
memenuhi ( > 60 %) Polindes) % kondisi rusak Ponkesdes dengan
sesuai PMK 43 tahun ringan , sedang Pelayanan Perawat
2019 hingga berat)

Jatim Istimewa • 13 % Set persalinan


dan bayi baru lahir
lengkap
• 51 % lengkap set
MEMILIKI PONKESDES SEBAGAI imunisasi
POTENSI FASKES DENGAN • 26 % set
TENAGA KESEHATAN : pemeriksaan umum,
1 PERAWAT & 1 BIDAN KIA dan KB lengkap
PENURUNAN HIV / AIDS
INVENTARIS MASALAH HIV-AIDS DI
METHOD JAWA TIMUR
MATERIAL MAN

Belum optimalnya strategi Belum optimalnya kuantitas dan Rendahnya pengetahuan Masyarakat
S-T-O-P kualitas Media Promkes HIV mengenai HIV & IMS
- Suluh
Belum Semua layanan Belum optimalnya kuantitas dan
- Temukan
Kesehatan bisa melayani kualitas Petugas layanan HIV & IMS
- Obati
- Pertahankan pengobatan HIV & IMS
Adanya pergantian Petugas yang
Belum optimalnya Logistik tinggi
Program HIV Belum optimalnya kuantitas
Belum adanya modul dan kualitas petugas
pelatihan HIV&IMS jarak Belum optimal nya penjangkau dan pendamping
pelaporan SIHA Belum
jauh ODHIV
tercapainya
eliminasi HIV (3
Belum Optimalnya Masih tingginya stigma & diskriminasi
dukungan dana APBD zero)
untuk penanggulangan HIV Belum Optimalnya dukungan lintas sektor
& IMS & Lintas Program

Belum semua ODHIV Kendala geografis akses layanan tes dan


masuk kepesertaan JKN pengobatan HIV

MONEY ENVIRONTMENT
ROAD MAP PENANGGULANGAN HIV & IMS MENUJU
ELIMINASI HIV & IMS TAHUN 2030

• ODHIV • ODHIV • ODHIV


• ODHIV mengetahui mengetahui mengetahui
mengetahui status HIV. status HIV. status HIV.
status HIV. Target 100% Target 100% Target 100%
Target 94% • ODHIV dapat • ODHIV dapat • ODHIV dapat
• ODHIV dapat
pengobatan pengobatan pengobatan
pengobatan
ARV. Target ARV. Target ARV. Target ARV. Target
46% 68% 88% 100%
• ODHIV • ODHIV • ODHIV • ODHIV
tersupresi VL. tersupresi tersupresi tersupresi
Target 63%
VL. Target VL. Target VL. Target
73% 83% 93%

2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

• ODHIV • ODHIV • ODHIV • ODHIV


mengetahui mengetahui mengetahui mengetahui
status HIV. status HIV. status HIV. status HIV.
Target 97%. Target 100% Target 100% Target 100%
• ODHIV dapat • ODHIV dapat • ODHIV dapat • ODHIV dapat
pengobatan pengobatan pengobatan pengobatan
ARV. Target ARV. Target ARV. Target ARV. Target
56% 78% 98% 100%
• ODHIV • ODHIV • ODHIV • ODHIV
tersupresi tersupresi tersupresi tersupresi
VL. Target VL. Target VL. Target VL. Target
68% 78% 88% 100%
RENCANA AKSI PROGRAM HIV-AIDS & IMS DI PROV. JAWA TIMUR
2024

• Penemuan kasus HIV sesuai SPM • Penemuan kasus HIV sesuai SPM

2025

2026
• Penemuan kasus HIV sesuai SPM 100%
• Penyusunan Media Sosialisasi, Media Cetak 100% 100%
dan Media Informasi 1 kali • Pelaksanaan Sosialisasi Secara • Penyusunan Media Sosialisasi 1
• Pelaksanaan Sosialisasi Secara Masif tiap Masif tiap tahun dgn sasaran
tahun dgn sasaran berbeda kali
• Koordinasi Dengan Asosiasi Perguruan berbeda • Pelaksanaan Sosialisasi Secara
Tinggi 2 kali • Koordinasi Dengan Asosiasi Masif tiap tahun dgn sasaran
• Koordinasi TKPHA Dalam Penurunan Stigma Perguruan Tinggi 2 kali berbeda
Dan Diskriminasi 2 kali
• Koordinasi TKPHA Dalam • Koordinasi Dengan Asosiasi
• Workshop penambahan layanan PrEP 9 Kab
• OJT HIV IMS Komprehensif sejumlah 519
Penurunan Stigma Dan Perguruan Tinggi 2 kali
layanan Diskriminasi 2 kali • Koordinasi TKPHA Dalam
• Penambahan layanan PDP sejumlah 519 • Workshop penambahan layanan Penurunan Stigma Dan
layanan PrEP 6 Kab Diskriminasi 2 kali
• Pelaksanaan Monev HIV & IMS 38 Kab / Ko
• Pelaksanaan Monev HIV & IMS 38 • Workshop penambahan layanan
• Pelatihan Penjangkauan populasi kunci,
popsus dan pop rentan 1 kali Kab/ Ko PrEP 5 Kab
• Pelatihan HIV & IMS komprehensif bagi para • Pelatihan Penjangkauan populasi • Pelaksanaan Monev HIV & IMS 38
pendamping 1 kali kunci, popsus dan pop rentan 1 Kab/ Ko
• Penambahan layanan TCM sejumlah 6 Kab/ kali
Ko • Pelatihan Penjangkauan populasi
• Penguatan TKPHA 1 kali • Pelatihan HIV & IMS komprehensif kunci, popsus dan pop rentan 1 kali
• Advokasi penyusunan anggaran APBD 2 kali bagi para pendamping 1 kali • Pelatihan HIV & IMS komprehensif
• Penguatan SIHA 2.1 85 % layanan • Penambahan layanan TCM bagi para pendamping 1 kali
sejumlah 6 Kab/ Ko • Penambahan layanan TCM
• Penguatan TKPHA 1 kali sejumlah 6 Kab/ Ko
• Advokasi penyusunan anggaran • Penguatan SIHA 2.1 95 % layanan
APBD 1 kali
• Penguatan SIHA 2.1 90% layanan
RENCANA AKSI PROGRAM HIV-AIDS & IMS DI PROV. JAWA TIMUR

• Penemuan kasus HIV

2029
2028
2027

2030
1. Penemuan kasus HIV • Penemuan kasus HIV sesuai SPM 100% • Pelaksanaan
sesuai SPM 100% sesuai SPM 100% • Pelaksanaan Sosialisasi Kampanye
•Pelaksanaan Sosialisasi • Pelaksanaan Secara Masif tiap tahun Eliminasi HIV-
Secara Masif tiap tahun Sosialisasi Secara dgn sasaran berbeda
dgn sasaran berbeda Masif tiap tahun dgn • Koordinasi Dengan AIDS
•Koordinasi Dengan sasaran berbeda Asosiasi Perguruan • Pelaksanaan
Asosiasi Perguruan • Koordinasi Dengan Tinggi 2 kali
Asosiasi Perguruan • Koordinasi TKPHA
Monev HIV &
Tinggi 2 kali
•Koordinasi TKPHA Tinggi 2 kali Dalam Penurunan IMS 38 kab / ko
Dalam Penurunan • Koordinasi TKPHA Stigma Dan Diskriminasi
Dalam Penurunan 2 kali
Stigma Dan Diskriminasi
2 kali Stigma dan Diskriminasi • Workshop penambahan
2 kali layanan PrEP 4 Kab
•Workshop penambahan • Workshop penambahan
layanan PrEP 4 Kab • Penambahan layanan
layanan Pelaksanaan TCM sejumlah 6 Kab/ Ko
•Penambahan layanan Monev HIV & IMS 38 • Pelaksanaan Monev HIV
TCM sejumlah 6 Kab/ Ko Kab/ Ko & IMS 38 Kab/ Ko
•Pelaksanaan Monev HIV • Workshop penambahan • Penguatan SIHA 2.1 100
& IMS 38 Kab/ Ko layanan PrEP 4 Kab % layanan
•Penguatan SIHA 2.1 100 • Penguatan SIHA 2.1
% layanan 100 % layanan
DISTRIBUSI SDM
KESEHATAN
KONDISI PEMENUHAN SDMK PRIORITAS
DI JAWA TIMUR
Ketersediaan Jumlah 9 Jenis Kelengkapan 7 Dokter
Puskesmas Tanpa Tenaga Kesehatan di Spesialis di RSUD Provinsi
Dokter Puskesmas Belum Jawa Timur
Tanpa Lengkap Lengkap Belum
Dokter 672 (300) Lengkap
Lengkap
4… (69%) 31% 54 (76%)
17 (24%)
Denga
n
Dokter
968
(99.…
KAB
PROBOLINGGO Terdapat kekurangan 47 Dokter Spesialis
Terdapat Kekurangan 519
yang belum terpenuhi di RSUD Provinsi Jawa
Tenaga Kesehatan untuk Timur
mengisi di Puskesmas 15 10 11
10 6 7
4 4 5
141 204 5
0 0 4 33 37 50 50
0
PENYEBAB UPAYA
Puskesmas Tanpa Dokter di Kabupaten Probolinggo Saat Ini:

Puskesmas DOKTER
Penempatan Dokter
Curah Tulis PENSIUN
Internsip (PIDI)

Puskesmas DOKTER
Krucil MUTASI
Puskesmas Puskesmas
Puskesmas Sumber Glagah
Sumber TIDAK ADA
PENDAFTAR
Puskesmas PPPK SEJAK
2021
3
Dokter
0
Dokter
4 4
Glagah Dokter Dokter

2022-2023 2023-2024 2022-2023 2023-2024


UPAYA PEMENUHAN DOKTER SPESIALIS DASAR DAN
LAINNYA MELALUI PROGRAM PENDAYAGUNAAN
DOKTER SPESIALIS (PDGS)
2023 2023

2022 2 Dokter 1 Dokter


(Dokter Spesialis

5
(Dokter Sp. Obgyn,
Bedah
Radiologi) 2022
Dokter 2023

2
RSUD RSUD

5
(Dokter Sp. ASEMBAGUS
NGIMBANG
Anak Bedah, Dokter
Obgyn, Dokter
(Dokter Sp. (Dokter Sp.
Penyakit 2023
Anak Bedah, Obgyn,

3
Dalam,
Obgyn, Penyakit
Anaestesi)
RSUD UMAR
MAS’UD Penyakit Dalam ) Dokter
Dalam, (Dokter Sp.
RSUD
Anaestesi) BESUKI Obgyn, Bedah,
Penyakit Dalam)
2022

1
2022 2023
Dokter
(Dokter Sp.
Patologi Klinik)
2023
2 Dokter 1 Dokter
(Dokter Sp.

1
(Dokter Sp.
RSUD RSUD Dr. Obgyn, Bedah) Obgyn)
PLOSO Dokter SOEDOMO
JOMBANG (Dokter Sp. RSUD
Penyakit Dalam) Sumber: Laporan Seksi SDMK Th 2022 & 2023 BALUNG
PROGRAM KUNJUNGAN DOKTER SPESIALIS
KE KEPULAUAN DAN KORIDOR MADURA
Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Rumah Sakit yang
menyediakan dokter spesialis, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, BPJS dan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) untuk kemudian menunjuk dokter yang ditempatkan sesuai dengan kebutuhan

1,2
Tujuan :
Sasaran Tahun 2023 :
1) Mendekatkan pelayanan 1. RS Umar Masud Bawean (Sp.
spesialistik kepada Obgyn, Sp. Penyakit Dalam,
masyarakat di kepulauan Sp. Anestesi, Sp. Anak )
dan koridor madura 2. RS Waru Pamekasan (Sp.
“Pemenuhan redistribusi
2) Menurunkan Angka Anak, Sp. Anestesi)
tenaga kesehatan terutama 3. RS Ketapang Sampang (Sp.
Kematian Ibu dan Angka
di wilayah terpencil dan Kematian Bayi di daerah Obgyn, Sp. Bedah)
kepulauan dan koridor 4. RS Abuya Kangean, Kab
MILYAR
tertinggal”
madura Sumenep (Sp. Obgyn, Sp.
Bedah, Sp. Anak, Sp. Anestesi)
IMPLEMENTASI SATU
SEHAT
KONEKSI FASYANKES DI JAWA TIMUR
TERDAFTAR
TERKONEKSI
SATUSEHAT
NO FASYANKES JUMLAH TERINTEGRASI (MENGIRIM DATA
(MEMILIKI RME
KE SATUSEHAT)
DI DFO)

1. RUMAH SAKIT 420 397 209 133


2. PUSKESMAS 972 619 534 177
3. KLINIK 1.949 973 588 18

4. LAB. KESEHATAN 135 24 11 0

5. PRAKTIK MANDIRI 5.018 412 200 4

JUMLAH 332
ROADMAP PERCEPATAN KONEKSI SATU SEHAT DAN
INTEGRASI CENTER VIEW DENGAN SATU SEHAT TAHUN 2024-2026

2023 2025
BASELINE : - Puskesmas yang terkoneksi ke Center
- Puskesmas yang terkoneksi ke View 972 Puskesmas (100 %)
Center View 644 Puskesmas (66,26 - Puskesmas yang terkoneksi ke Satu
%) Sehat 800 Puskesmas (82 %)
- Puskesmas yang terkoneksi ke Satu
Sehat 47 Puskesmas (4,84 %)
- Center View belum terintegrasi
dengan Satu Sehat

2024 2026
- Puskesmas yang terkoneksi ke
Center View 972 Puskesmas - Puskesmas yang terkoneksi
(100 %) ke Satu Sehat 972
- Puskesmas yang terkoneksi ke Puskesmas (100 %)
Satu Sehat 600 Puskesmas
(62 %)
- Integrasi Center View ke Satu
Sehat
SINERGITAS DINAS
KESEHATAN
SINERGITAS DINAS KESEHATAN

- Fasyankes
- Perguruan Tinggi Kesehatan
- Sekretariat Daerah
- OPD Lain
- Kementerian
- BPJS AKADEMISI

INSTANSI LAIN
PEMERINTAHAN/ DINAS MEDIA DAN
NON SWASTA
PEMERINTAHAN
KESEHATAN

MASYARAKAT - Perusahaan
- Pemilik Modal
- Organisasi Masyarakat - Media
- LSM
- Lingkup Masyarakat Terkecil
CONTOH SINERGITAS DINAS KESEHATAN

UHC yang
Adil dan
Menyeluruh

Meningkatkan
Upaya Menuju UHC Akses dan Mutu
Layanan

Usulan dari
Biro Kesra, BPKAD, Pemberi Kerja, Pemilik
BPJS DP3AK Dinas Sosial Bappeda
Masyarakat, Ormas,
Modal
LSM

Pembiaya
Sinkronisa Identifikasi Pengangg Usulan
Penduduk
DTKS an non Kebijakan DTKS BPJS TK BPJS Kes CSR
si Data aran PBI
JKN
CONTOH SINERGITAS DINAS KESEHATAN

UHC yang
Adil dan
Menyeluruh

Meningkatkan
Upaya Menuju
Akses dan Mutu
UHC
Layanan

Penyusunan
Pemenuhan SDM, Program Jejaring Percepatan Penyelesaian
Fasyankes Clinical
SPA, Standar Pengampuan Akreditasi Komplain
Guidelines

Organisas Masyarakat,
FKTP FKRTL Pemda CSR Akademisi Pemda RS Pengampu Akademisi
Profesi
Fasyankes Pemilik RS
Media
Pelaku Usaha Instansi lain
SINERGITAS HUBUNGAN DINAS KESEHATAN DAN RUMAH
SAKIT DAERAH

TATA HUBUNGAN DINKES – RSD


❑ Secara operasional (Keuangan, SDM, BMD, tata Kelola klinis, upaya
mutu, keselamatan pasien dan kewajiban RS lainnya) RSD memiliki
otonom dan kewenangan penuh. Dalam hal ini tidak ada hubungan
”atasan-bawahan” dengan Dinkes;
❑ Secara kebijakan (kesda) dan pelaksanaan prognas, RSD di bawah
koordinasi Dinkes. Dalam hal ini terdapat hubungan koordinatif dan
fungsional dengan Dinkes.
SINERGITAS HUBUNGAN DINAS KESEHATAN DAN RUMAH
SAKIT DAERAH

1. Kelembagaan RSD berdasarkan PP No. 72/2019 relatif tidak


mengalami perubahan dalam otonomi dan kewenangan
pengelolaan, baik tata kelola operasional maupun tata kelola klinis.
2. Tata hubungan Dinkes – RSD bukan merupakan hubungan “atasan –
bawahan” dalam hal penyelenggaraan operasional di RSD (keuangan,
SDM, tata Kelola klinis, dll).
3. Dalam pelaksanaan program nasional atau
perumusan/pelaksanaan kebijakan Kesda, RSD berada dalam
koordinasi Dinkes.
4. Tata hubungan Dinkes – RSD secara umum tetap bersifat koordinatif,
fungsional, sinergis dan kolaboratif dalam rangka pencapaian tujuan
nasional bidang kesehatan.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Dinas Kesehatan memiliki kewajiban untuk memahami dan
melaksanakan perannya dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang adil, merata dan bermutu bagi masyarakat.

2. Mutu pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan melalui


penerapan rujukan berbasis kompetensi dan berdasarkan
Clinical Guidelines terstandar.

3. Sharing Best Practice menjadi salah satu upaya kolaborasi


yang baik antar Dinas Kesehatan di Jawa Timur,
menunjukkan kesolidan, dan semangat berbagi dalam
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat di
Tengah tantangan pemenuhan UHC.

4. Sinergi dan kolaborasi yang baik oleh Dinas Kesehatan


dengan stakeholder terkait, Fasyankes, OPD, Swasta,
Media, Masyarakat dan Akademisi akan mempercepat dan
mempermudah tercapainya harapan akan pemerataan
akses dan mutu layanan kesehatan di Jawa Timur.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai