Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN VII

PROVINSI JAMBI TAHUN 2023

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN


DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

TUGAS INDIVIDU

Oleh:
Dr. Yosi Rulianto, S.Kep, Ns, MPH
NIP. 198209202006041008

Fasilitator :

Dr. Dra. Hj. Ena Darlita, MKM


Said Pariq, SE, MH

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah


Pemerintah Provinsi Jambi
2023
1. Pendahuluan
a) Latar Belakang
Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta
pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan. Hal tersebut dilakukan dalam
upaya memenuhi kebutuhan SDM Kesehatan guna memberikan akses layanan
kesehatan yang berkualitas di seluruh Indonesia. Kondisi saat ini masih ditemukan
adanya kesenjangan dan ketidaksesuaian antara perencanaan mutu SDM Kesehatan.
Padahal, dalam mengelola SDM Kesehatan secara terpadu dan menyeluruh,
diperlukan perencanaan SDM Kesehatan yang adekuat, akurat dan mantap
sebagai dasar pertimbangan dan rujukan utama dalam pengadaan,
pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan,
termasuk dalam pengembangan karir, peningkatan kompetensi dan pemberian
rewards bagi SDM Kesehatan, sehingga pengelolaan SDM Kesehatan tersebut dapar
berjalan tepat sasaran, efektif dan efisien.
Dalam UU Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terdapat perbedaan
yang signifikan dalam upaya pengelolaan SDM Kesehatan, yang semula merupakan
kewenangan mutlak Pemerintah Pusat, bergeser menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah untuk mengelola SDM Kesehatan di wilayahnya. Pada satu
sisi, kebijakan ini diharapkan dapat memacu daerah untuk berkembang dengan
pelimpahan kewenangan yang besar dalam pelaksanaan dan pemerataan
pembangunan kesehatan di wilayahnya, termasuk dalam mengelola SDM
Kesehatannya secara mandiri. Sementara pada sisi lain, kebijakan desentralisasi
juga memerlukan komitmen tinggi dan penguatan di seluruh sektor penggerak
pembangunan di daerah.
Tenaga Kesehatan menjadi salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang
sangat strategis. Kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan
distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan berkualitas. Ketersediaan, penyebaran dan
kualitas Tenaga Kesehatan yang belum optimal menjadi isu dalam pengelolaan
SDM Kesehatan. Dengan demikian tantangan Tenaga Kesehatan saat ini dan masa
depan adalah persebaran penempatan, peningkatan kualitas Tenaga Kesehatan,
termasuk didalamnya pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan tenaga
kesehatan, pengembangan sistem insentif tenaga kesehatan, serta meningkatkan
sinkronisasi antara produksi dengan kebutuhan.
Di Provinsi Jambi dari 207 Puskesmas yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota
sampai dengan Februari 2022 kesesuaian ketersediaan tenaga kesehatan dengan
standar yang harus dimiliki oleh setiap puskesmas dapat dilihat pada tabel 1.1
berikut;
Tabel 1.1

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2019


Berdasarkan Jenis SDM Kesehatan Tahun 2022

BELUM SESUAI STANDAR (Puskesmas


SESUAI Valid)
JENIS JUMLAH STANDAR
JML PUSK <
TENAGA TENAGA (Puskesmas KEKURANGAN
STANDAR
KESEHATAN KESEHATAN Valid ) NAKES (Orang)
(Puskesmas Valid)
JUMLAH % JUMLAH %
Perawat 3,522 203 98% 4 2% 5
Dokter dan/atau
Dokter Layanan
Primer 553 199 96% 8 4% 8
Dokter Gigi 173 144 70% 63 30% 63
Bidan 5,335 207 100% 0 0% 0
Tenaga Apoteker
dan/atau Tenaga
Teknis Kefarmasian 446 199 96% 8 4% 8
Tenaga Promosi
Kesehatan dan Ilmu
Perilaku 163 79 38% 128 62% 171
Tenaga Sanitasi
Lingkungan 305 187 90% 20 10% 20
Nutrisionis 323 172 83% 35 17% 38
Ahli Teknologi
Laboratorium Medik 332 192 93% 15 7% 15
Tenaga Administrasi
Keuangan 160 144 70% 63 30% 63
Tenaga Sistem
Informasi Kesehatan 13 24 12% 183 88% 183
Jumlah Puskesmas yang telah melengkapi data
(Puskesmas Valid): 207 dari 207
* Data diatas diambil dari puskesmas yang telah melengkapi data tingkatan dan jenis
fasyankes (Puskesmas Valid)

Pada tabel 1.1 terlihat ketersediaan tenaga yang paling tinggi di


Puskesmas adalah tenaga bidan sebanyak 100 %, diikuti oleh tenaga Perawat 98
%, tenaga dokter sebanyak 96 %, tenaga apoteker dan atau kefarmasian 95 % serta
tenaga dokter gigi sebanyak 70 %. Sementara untuk tenaga yang mendukung
promotif dan preventif tenaga promosi Kesehatan dan ilmu perilaku sebanyak 38
%, Ahli Teknologi Laboratorium Medik mempunyai tingkat ketersediaan sebanyak
70 %, diikuti oleh tenaga Sanitasi lingkungan sebanyak 90 %, tenaga nutrisionis
sebanyak 83 %.
Penyiapan Tenaga Kesehatan mengikuti pengembangan upaya kesehatan
yaitu arah pengembangan upaya kesehatan bergerak dari arah kuratif ke promotif
dan preventif sesuai kondisi dan kebutuhan. Implementasi hal tersebut
membutuhkan ketersediaan SDMK dalam jumlah, jenis dan mutu yang memadai
serta penyebaran sesuai dengan kebutuhan.
Diperlukan upaya-upaya serta strategi pemenuhan sumberdaya manusia
kesehatan bukan hanya pada jumlah tetapi terutama upaya pemenuhan dari sisi
jenis tenaga, terutama untuk tenaga dokter gigi, ahli teknik laboratorium medik,
tenaga gizi, serta tenaga kesmas dan sanitarian serta adanya mal distribusi
terhadap beberapa jenis tenaga yaitu tenaga perawat dan bidan dimana untuk
tenaga tersebut masih terpusat di daerah perkotaan serta rendahnya retensi
tenaga di daerah pedesaan.
Untuk itu Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi/kabupaten/ kota
bertanggung jawab dan berwenang dalam perencanaan, pengadaan, dan
pendayagunaan SDMK. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam Pasal 16 berbunyi Pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil
dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Selanjutnya pada Pasal 21 ayat (1) dinyatakan bahwa
Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayaagunaan, pembinaan,
dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
Presiden Joko Widodo pada pidato pelantikan periode kedua semakin
memberi perhatian terhadap penguatan JF di dalam birokrasi. Salah satu filosofi
dari 5 (lima) agenda kerja kabinet yaitu penyederhanaan birokrasi yang dilakukan
besar-besaran untuk memangkas prosedur birokrasi yang panjang dan
menyederhanakan sistem eselon birokrasi. Presiden Joko Widodo meminta
penyederhanaan eselon menjadi 2 (dua) level dan menggantinya dengan jabatan
fungsional yang menghargai keahlian dan kompetensi. Semangatnya adalah
untuk meningkatkan kualitas jabatan fungsional di dalam birokrasi dan
mendorong ASN untuk masuk ke dalam jabatan fugsional dengan mekanisme yang
lebih sederhana.
Adanya dinamika kebijakan dalam tata kelola jabatan fungsional ini dapat
menjadi tantangan sekaligus peluang bagi seluruh instansi pembina jabatan
fungsional. Kementerian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan, mulai tahun 2015, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Provinsi telah melakukan perhitungan dan analisis
kebutuhan SDM Kesehatan serta menuangkan hasilnya kedalam Dokumen Rencana
Kebutuhan SDM Kesehatan sebagai bentuk rekomendasi kebijakan bagi Kepala
Daerah dan pemangku kepentingan terkait dalam menentukan arah kebijakan
pengelolaan dan ketersediaan SDM Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Provinsi
setempat.
Untuk itu perencanaan kebutuhan SDMK yang mengawali aspek manajemen
SDK secara keseluruhan harus disusun sebagai acuan dalam menentukan
pengadaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan SDMK, pendayagunaan SDMK,
termasuk peningkatan kesejahteraan, dan pembinaan serta pengawasan mutu
SDMK. Pentingnya menyusun rencana kebutuhan SDMK merupakan langkah
strategis yang perlu dilaksanakan dalam upaya mendukung pembangunan
kesehatan. Perencanaan kebutuhan SDMK bertujuan untuk menghasilkan rencana
kebutuhan SDMK yang tepat meliputi jenis, jumlah dan kualifikasi yang
dubutuhkan sesuai kondisi suatu wilayah dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan Kesehatan.
Dokumen Rencana Kebutuhan dan Rencana Pemenuhan Tenaga JF
Kesehatan Tahun 2023 ini menyajikan berbagai hal yang terkait proses
perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan yang
meliputi Dinas Kesehatan Provinsi, dengan menggunakan metode Analisis Beban
Kerja berbasis aplikasi online terutama lebih difokuskan kepada perencanaan
kebutuhan bagi jabatan fungsional yang relevan dengan kebutuhan pada Dinas
Kesehatan Provinsi.
b) Tujuan
• Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan menurut
jenis dan jumlahnya di Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
• Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan
dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan SDMK dengan
menggunakan metode ABK kesehatan dan Standar Minimal Ketenagaan
• Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan melalui
PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian kewenangan kepada tenaga
dengan kualifikasi lebih rendah (task shifting), atau model pendayagunaan
lainnya.
• Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan.
• Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
• Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga kesehatan.

2. Rekapitulasi jumlah tenaga kesehatan saat ini (existing) dan hasil perhitungan
kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2023

Pada bagian ini jumlah tenaga yang disajikan adalah jumlah tenaga fungsional
Kesehatan yang tersedia dengan status kepegawaian ASN dilengkapi dengan jumlah
kebutuhan serta kesenjangan SDM Kesehatan yang terdapat di masing-masing
fasilitas Kesehatan, yakni Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Rumah
Sakit Provinsi, Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota, Puskesmas yang
disajikan berdasarkan jenis tenaga kesehatan serta jenis tenaga yang dihitung pada
UPTD baik Laboratorium maupun Instalasi Farmasi.

a) Dinas Kesehatan
Rekapitulasi jumlah tenaga Kesehatan saat ini dan hasil perhitungan kebutuhan
tenaga Kesehatan berdasarkan Analisis Beban Kerja pada Dinas Kesehatan
Provinsi yang disajikan merupakan jenis jabatan fungsional kesehatan sebagai
berikut;
1) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Hasil perhitungan ketersediaan dan kebutuhan jenis jabatan fungsional
tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dapat dilihat pada tabel 1.2
berikut;
Tabel 2.1
Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kesehatan dan Hasil Perhitungan Kebutuhan
Tenaga Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban Kerja Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi Tahun 2022

Eksisting

No Jabatan Jenjang

Kesenjangan

Keterangan
Non ASN

Kebutuhan
ASN
1.1 ADMINISTRATOR KESEHATAN Ahli Muda 7 0 13 -6 K
1.2 ADMINISTRATOR KESEHATAN Ahli Madya 0 0 4 -4 K
1.3 ADMINISTRATOR KESEHATAN Ahli Pertama 1 0 10 -9 K
2.1 NUTRISIONIS Ahli Madya 0 0 2 -2 K
2.2 NUTRISIONIS Ahli Muda 2 0 2 0 S
2.3 NUTRISIONIS Ahli Pertama 0 0 1 -1 K
PENYULUH KESEHATAN
3.1 MASYARAKAT Ahli Muda 2 0 10 -8 K
PENYULUH KESEHATAN
3.2 MASYARAKAT Ahli Pertama 2 0 7 -5 K
PENYULUH KESEHATAN
3.3 MASYARAKAT Ahli Madya 1 0 4 -3 K
4.1 EPIDEMIOLOG KESEHATAN Ahli Pertama 1 0 9 -8 K
4.2 EPIDEMIOLOG KESEHATAN Ahli Muda 3 0 8 -5 K
4.3 EPIDEMIOLOG KESEHATAN Ahli Madya 2 0 5 -3 K
5.1 SANITARIAN Ahli Pertama 0 0 2 -2 K
5.2 SANITARIAN Ahli Muda 1 0 3 -2 K
5.3 SANITARIAN Ahli Madya 2 0 3 -1 K
6.1 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA Ahli Pertama 0 0 2 -2 K
6.2 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA Ahli Muda 1 0 3 -2 K
6.3 PEMBIMBING KESEHATAN KERJA Ahli Madya 1 0 2 -1 K
7.1 ENTOMOLOG KESEHATAN Ahli Pertama 0 0 2 -2 K
7.2 ENTOMOLOG KESEHATAN Ahli Muda 1 0 3 -2 K
7.3 ENTOMOLOG KESEHATAN Ahli Madya 1 0 1 0 S
8.1 APOTEKER Ahli Madya 1 0 2 -1 K
8.2 APOTEKER Ahli Muda 1 0 2 -1 K
8.3 APOTEKER Ahli Pertama 1 0 1 0 S
PENGAWAS FARMASI DAN
9.1 MAKANAN Terampil 0 0 0 0 S
10.1 ASISTEN APOTEKER Pelaksana 0 0 1 -1 K
10.2 ASISTEN APOTEKER Penyelia 1 0 1 0 S
10.3 ASISTEN APOTEKER Pelaksana 1 0 1 0 S
Lanjutan
Pada tabel 2.1 terdapat 10 jenis jabatan fungsional kesehatan yang
dibutuhkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jambi berikut dengan jenjang
jabatan fungsionalnya. Dari 10 jenis jabatan fungsional kesehatan yang
dibutuhkan, terdapat 8 jenis tenaga yang membutuhkan jenjang pertama baik
untuk jenjang keterampilan maupun jenjang keahlian dan jenjang ini
merupakan peluang untuk didukai oleh CASN baik melalui CPNS maupun PPPk.

Pemenuhan tenaga kesehatan tahun 2022 melalui:


Formasi ASN (CPNS dan PPPK)

Pada tahun 2022 belum terjadi pemenuhan tenaga Kesehatan khususnya


jabatan fungsional Kesehatan melalui formasi Aparatur Sipil Negara baik melalui
Calon Pegawai Negeri Sipil maupun melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja di tingkat Pemerintah Provinsi.

Analisis/kajian kebutuhan tenaga Kesehatan hasil perhitungan Standar Ketenagaan


Minimal (SKM)
Data dari laporan metode SKM aplikasi renbut (www.renbut.kemkes.go.id)

Metode Standar Ketenagaan Minimal dapat digunakan menyusun perencanaan


kebutuhan SDMK bagi Faskes di wilayah pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota (Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik) , serta beberapa UPT Pusat

Rekomendasi Pemenuhan Tenaga Kesehatan Tahun 2023

Berikut disajikan kebutuhan tenaga kesehatan pada Organisasi Perangkat Daerah


Pemerintah Provinsi Jambi beserta dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi sebagai panduan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
Kesehatan pada tahun 2023.
Tabel 3.1
Kebutuhan Tenaga Kesehatan Melalui Penerimaan CPNS atau PPPK Berdasarkan
Jenis Jabatan Fungsional, Kategori Keahlian dan Ketrampilan di Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2023

Eksisting
No Jabatan Jenjang Non Kebutuhan Kesenjangan Keterangan
ASN
ASN
1. NUTRISIONIS Ahli Pertama 0 0 1 -1 K
2. SANITARIAN Ahli Pertama 0 0 2 -2 K
PEMBIMBING KESEHATAN
3. KERJA Ahli Pertama 0 0 2 -2 K
4. ENTOMOLOG KESEHATAN Ahli Pertama 0 0 2 -2 K

Pada tabel 3.1 terlihat jumlah kekurangan tenaga jabatan fungsional berdasarkan
kategori keahlian sebanyak 7 orang dari 4 jenis jabatan fungsional yang dibutuhkan.
Kebutuhan tenaga Kesehatan yang disajikan diharapkan dapat dipenuhi melalui
mekanisme CPNS dan PPPK pada tahun 2023.

Untuk pemenuhan tenaga Kesehatan yang memungkinkan bagi tenaga Kesehatan


yang bekerja di Dinas Kesehatan adalah melalui mekanisme CPNS dan atau PPPK
serta honor kontrak daerah menunggu kebijakan penundaan penerimaan honor
sesuai dengan UU ASN No 5 Tahun 2014, bahwa terhitung bulan November 2023
pegawai yang ada di instansi pemerintah hanyalah dengan status PNS dan atau PPPK.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan


Provinsi, dapat disimpulkan Tenaga Promotif dan preventif masih terlihat
kekurangan di setiap fasilitas Kesehatan dan lebih khusus kekurangan terjadi di
Puskesmas dalam Provinsi Jambi

Anda mungkin juga menyukai