Anda di halaman 1dari 35

ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

PENTAHAPAN RPJPK
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 20010-2014 2015 -2019 2020 -2024

UPAYA PROMOTIF, PREVENTIF


VISI:
&
MISI
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif,
preventif sesuai kondisi dan kebutuhan

Penyiapan SDMK mengikuti pengembangan upaya kesehatan


PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
RPJPN 2005-2025 (UU 17/2005)

PENGEMBANGA
N SDM
KESEHATAN
YANG
BERKUALITAS !
!!

3
ARAH KEBIJAKAN KEMENKES
2015-2019

1. Penguatan pelayanan kesehatan primer


(primary health care) di Puskesmas
2. Penerapan pendekatan keberkelanjutan
pelayanan mengikuti siklus hidup manusia
(continuum of care)
3. Intervensi berbasis resiko kesehatan (health
risk)
UU NO.36/2014 TTG TENAGA
KESEHATAN
Ketentuan Perlu dibentuk
mengenai tenaga undang-undang
kesehatan masih tersendiri yang
tersebar dalam mengatur tenaga
berbagai kesehatan secara
peraturan PerUU komprehensif

UU KESEHATAN
Pengelompokkan Nakes : 13 KELOMPOK NAKES  terdapat
perubahan nomenklatur untuk perawat gigi menjadi terapis gigi
dan mulut, serta perawat anestesi menjadi penata anestesi. Selain
itu juga masuknya tenaga kesehatan tradisional yaitu tenaga
kesehatan ramuan (ex:jamu) dan tenaga kesehatan tradisional
ketrampilan (ex:akupuntur)
UU 36/2014 TTG NAKES
Pasal 8
Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas:
A.Tenaga Kesehatan; dan
B. Asisten Tenaga Kesehatan.
Pasal 9
(1)Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus memiliki
kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi minimum Tenaga Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 10
(1)Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b harus
memiliki kualifikasi minimum pendidikan menengah di bidang kesehatan.
(2)Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
bekerja di bawah supervisi Tenaga Kesehatan.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai Asisten Tenaga Kesehatan diatur dengan Peraturan
Menteri.
Perizinan
Pasal 46
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan
praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin.
(2)Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk SIP.
(3)SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat
kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota
tempat Tenaga Kesehatan menjalankan
praktiknya
SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi administratif dapat berupa:
a.teguran lisan;
b.peringatan tertulis;
c.denda administratif; dan/atau
d.pencabutan izin.
SANKSI PIDANA
Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik
seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima)
tahun.
Pasal 84
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang
mengakibatkan Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
(2)Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan kematian, setiap Tenaga Kesehatan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja
menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
(2)Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang dengan
sengaja memberikan pelayanan kesehatan
tanpa memiliki STR Sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah
Pasal 86
(1)Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik
tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2)Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang
dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan
tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah
Arah Kebijakan Program Strategi Program
NAKES NAKES

 Penguatan perencanaan  Peningkatan distribusi tenaga yang


terintegrasi, mengikat dan lokal spesifik.
 Pengembangan jenis Nakes  Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang
bermutu
 Penyesuaian kurikulum  Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi
tenaga dengan uji kompetensi pada seluruh
 Pengembangan kapasitas SDM
nakes
Kesehatan
 Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi
 Kebijakan afirmasi pelatihan
 Pengendalian peserta pendidikan dan hasil
 Ikatan kerja pendidikan

 Strategi insentif  Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak


jauh
 Uji kompetensi (sertifikasi) untuk
 Peningkatan pelatihan yang berbasis
semua tenaga kesehatan
kompetensi dan persyaratan jabatan
 Mekanisme registrasi dan lisensi
 Peningkatan Implementasi Manajemen kinerja
 Akreditasi pelatihan
 Pengembangan insentif baik material dan non
material untuk nakes dan SDMK
Kelompok Tenaga Kesehatan
UU No 36 tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
Pasal 11

(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:


a. Tenaga Medisdokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis
b. Tenaga psikologi klinis  psikologi klinis
c. keperawatan  berbagai jenis perawat  perawat kesehatan masyarakat, perawat kesehatan anak, perawat
maternitas, perawat medikal bedah, perawat geriatri, dan perawat kesehatan jiwa
d. Tenaga Kebidanan  bidan.
e. Tenaga Kefarmasian  apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yaitu sarjana farmasi, ahli madya farmasi, dan
analis farmasi.
f. Tenaga kesehatan masyarakat  epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku,
pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan
kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga
g. Tenaga kesehatan lingkungan  sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan
h. Tenaga Gizi  nutrisionis dan dietisien
i. keterapian fisik  fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur
j. Tenaga keteknisian medis  perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi
pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan
audiologis
k. Tenaga teknik biomedika  radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medis, fisikawan medis,
radioterapis, dan ortotis prostetis
l. Tenaga kesehatan tradisional  tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional
keterampilan
m. Tenaga kesehatan lain  ditetapkan oleh Menteri

13
UU 36/2009 ttg Kesehatan, Pasal PP No 46 Tahun 2014 ttg
168: SIK
(1) Untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang efektif dan
efisien diperlukan informasi
kesehatan.
(2) Informasi kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui lintas
sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
14
Sistem Informasi SDM Kesehatan
“ Serangkaian subsistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi baik di pusat
maupun di daerah yang mampu menghasilkan
informasi terkini dan akurat guna mendukung
pengembangan dan pemberdayaan SDMK”
KEBIJAKAN BERBASIS BUKTI

ISU STRATEGIS
PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Jumlah dan Jenis SDM Distribusi SDM Mutu SDM Kesehatan
Kesehatan Belum Sesuai2 Kesehatan Belum Belum Memadai
dengan Kebutuhan Merata
PENDAYAGUNAAN SDM PEMBINAAN DAN
PENGADAAN SDM KES
KESEHATAN PENGAWASAN

 PENDIDIKAN
PENINGKATAN
SDMK  PERENCANAAN &
MUTU SDMK
 PELATIHAN PENDAYAGUNAAN SDM
SDMK KES
PELATIHAN
SDMK

DATA DAN INFORMASI SDM KESEHATAN 16


Pemetaan SDM
Kesehatan

Suatu upaya memetakan keadaan SDMK yang


didayagunakan di Fasyankes berikut variabel-
variabel yang digunakan sebagai indikator
pengembangan dan pemberdayaan SDMK
Pemetaan
SDMK

Data Dasar Data SDMK


Data SDMK
1 Data Pribadi Individu SDMK

2 Data Pekerjaan SDMK

3 Data Pendidikan SDMK

4 Peningkatan Mutu SDMK

55 Ijin dan Registrasi (untuk Tenaga Kesehatan)


Data Pribadi Individu SDMK

Kode Unit Kerja NIK, NIP, ID/NRP

Asal negara Data


Pribadi Nama Lengkap
/Visa

Status Kepegawaian Jenis kelamin


Data Pekerjaan SDMK
Sesuai
pekerjaan
faktual saat
pendataan
tua n

KODE
a
erja
l

SDMK
P ek
fak

TMT
Ker si
i
ja
Pos

Mulai dan akhir


Khususnya untuk
tenaga dengan
masa kerja
pendek
Data Pendidikan SDMK

Sekolah Program studi Tahun lulus


Data Peningkatan Mutu SDMK

Pendidikan berkelanjutan Peningkatan


Mutu SDMK

Pelatihan yang dilaksanakan


Data Izin dn registrasi

Tenaga
Kesahatan

Izin Registrasi

Surat
Tanda
Surat Izin Registrasi
Praktek (STR)
(SIP)
Jenis
Profesi
PERSYARATAN PENDIRIAN
PUSKESMAS
• Lokasi
• Bangunan
• Prasarana
• Peralatan
• Ketenagaan
• Kefarmasian
• Laboratorium
RUANG PELAYANAN DAN ALKES DI PUSKESMAS NON RAWAT INAP

NO NAMA RUANG ALKES


1. Ruangan pemeriksaan umum Set Pemeriksaan Umum
2. Ruangan tindakan Set Tindakan Medis/ Gawat Darurat
3. Ruangan KIA, KB, & Imunisasi a. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu
b. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
c. Set Pelayanan KB
d. Set Imunisasi
4. Ruangan kesehatan gigi dan mulut Set Kesehatan Gigi & Mulut
5. Ruangan ASI Set ASI
6. Ruangan Promkes Set Promosi Kesehatan
7. Ruangan Farmasi Set Farmasi
8. Ruangan persalinan a. Set Obstetri dan Ginekologi
b. Set Insersi dan Ekstraksi AKDR
c. Set Resusitasi Bayi
9. Ruangan rawat pasca persalinan Set Perawatan Pasca Persalinan
10. Laboratorium Set Laboratorium
11. Ruangan sterilisasi Set Sterilisasi
RUANG PELAYANAN DAN ALKES DI PUSKESMAS RAWAT INAP

NO NAMA RUANG ALKES


1. Ruangan pemeriksaan umum Set Pemeriksaan Umum

2. Ruangan gawat darurat Set Gawat Darurat

3. Ruangan kesehatan anak & imunisasi a. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak


b. Set Imunisasi
4. Ruangan kesehatan ibu & KB a. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu
b. Set Pelayanan KB
5. Ruangan kesehatan gigi dan mulut Set Kesehatan Gigi & Mulut

6. Ruangan ASI Set ASI

7. Ruangan Promkes Set Promosi Kesehatan

8. Ruangan Farmasi Set Farmasi

9. Ruangan persalinan a. Set Obstetri dan Ginekologi


b. Set Insersi dan Ekstraksi AKDR
c. Set Resusitasi Bayi
10. Ruangan rawat pasca persalinan Set Perawatan Pasca Persalinan

11. Ruangan tindakan Set Tindakan Medis

12. Ruangan rawat inap Set Rawat Inap

13. Laboratorium Set Laboratorium

14. Ruangan sterilisasi Set Sterilisasi


STANDAR TENAGA MINIMAL PUSKESMAS

No Jenis Tenaga Puskesmas kawasan Puskesmas kawasan Puskesmas kawasan


Perkotaan Pedesaan Terpencil dan
Sangat Terpencil
Non Rawat Rawat Non Rawat Rawat Non Rawat Rawat
Inap Inap Inap Inap Inap Inap
1. Dokter atau dokter 1 2 1 2 1 2
layanan primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga kesehatan 2 2 1 1 1 1
masyarakat
6. Tenaga kesehatan 1 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi 1 1 1 1 1 1
laboratorium medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1

10. Tenaga administrasi 3 3 2 2 2 2


11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Keterangan:
Standar ketenagaan sebagaimana tersebut diatas:
a. merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat
terselenggara dengan baik.
b. belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
KATEGORI PUSKESMAS
KATEGORI PUSKESMAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PERKOTAAN PUSKESMAS PEDESAAN PUSKESMAS T/ST


Puskesmas yang wilayah
Puskesmas yang wilayah Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
kerjanya meliputi kawasan kerjanya meliputi kawasan
dengan karakteristik sbb:
yang memenuhi paling sedikit yang memenuhi paling
• Berada di wilayah yg sulit
3 dari 4 kriteria kawasan sedikit 3 dari 4 kriteria sbb:
• Aktivitas penduduk > 50 dijangkau atau rawan
perkotaan sbb: bencana, pulau kecil,
% agraris.
• Aktivitas penduduk > 50 % non gugus pulau atau pesisir
• Memiliki fasilitas a.l:
agraris (terutama industri, sekolah radius > 2,5 km, • Akses transportasi umum
perdagangan dan jasa) pasar dan perkotaan rutin 1 kali dalam 1
• Memiliki fasilitas perkotaan a.l: (radius > 2 km), RS minggu, waktu tempuh
sekolah radius 2,5 km, pasar (radius > 5 km), tidak PP dari ibukota Kab.
radius 2 km, RS radius < 5 km, memiliki fasilitas
bioskop/hotel . memerlukan ≥ 6 jam,
bioskop atau hotel.
• Rumah tangga dengan trasportasi yg ada sewaktu-
• Rumah tangga dengan listrik ≥
listrik < 90 % waktu terhalang
90 %
• Terdapat akses jalan dan iklim/cuaca.
• Terdapat akses jalan raya dan
transportasi menuju • Kesulitan pemenuhan
transportasi menuju fasilitas fasilitas tsb.
tersebut. bahan pokok dan kondisi
keamanan

Sumber : Penggabungan Kriteria Kemen PU (Ditjen Cipta Karya & Tata Kota) dan BPS
KRITERIA KEPALA PUSKESMAS
Kepala Puskesmas merupakan seorang nakes dengan kriteria:
a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan punya
kompetensi manajemen kesmas;*
b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun;
c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

Dalam hal di Puskesmas kawasan T dan ST tidak tersedia seorang nakes


dengan tingkat pendidikan paling rendah sarjana, maka Kepala
Puskesmas merupakan nakes dengan tingkat pendidikan paling rendah
Diploma Tiga.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

Upaya Puskesmas
UKM Tingkat Pertama
 UKM Esensial
 UKM Pengembangan
UKP Tingkat Pertama

Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas harus


menyelenggarakan:
1. Manajemen (sumber daya, operasional, dan mutu);
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
4. Pelayanan laboratorium.
UKM TINGKAT PERTAMA DI PUSKESMAS
A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL meliputi:
•Pelayanan Promosi Kesehatan;
•Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
•Pelayanan KIA-KB;
•Pelayanan Gizi; dan
•Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit.

 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT esensial harus diselenggarakan oleh


setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota
bidang kesehatan.

B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN merupakan


upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai