Anda di halaman 1dari 30

KONSEP MUTU DALAM

PELAYANAN KESEHATAN
Bd. St. Surya Indah Nurdin, S.ST., M.Keb
MENGAPA PELAYANAN
KESEHATAN HARUS BERMUTU ?
 Antara 5,7 dan 8,4 juta kematian akibat pelayanan kesehatan
berkualitas buruk setiap tahun di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah, yang meliputi hingga 15% dari
keseluruhan kematian di negara-negara ini.
 Enam puluh persen dari kematian di negara berpenghasilan
rendah dan menengah terjadi karena perawatan Kesehatan yang
berkualitas buruk, sisanya disebabkan tidak mendapatkan
pelayanan Kesehatan.
 Kualitas pelayanan kesehatan yang tidak memadai membebani
negara2 low middle income biaya sebesar US$ 1,4-1,6 triliun
setiap tahun karena kehilangan produktivitas.
 Di negara-negara berpenghasilan tinggi, 1 dari 10
pasien mengalami dampak buruk saat menerima
perawatan rumah sakit, dan 7 dari setiap 100 pasien
yang dirawat di rumah sakit memperoleh infeksi
terkait perawatan kesehatan.
 Diperkirakan bahwa sistem kesehatan berkualitas
tinggi dapat mencegah 2,5 juta kematian akibat
penyakit kardiovaskular, 900.000 kematian akibat
TBC, 1 juta kematian bayi baru lahir dan setengah
dari semua kematian ibu setiap tahun.
MENGAPA TUNTUTAN TERHADAP MUTU
PELAYANAN MENINGKAT?

• Peningkatan kesejahteraan masyarakat, menyebabkan peningkatan


demand masyarakat untuk pelayanan lebih baik
• Peningkatan kesadaran akan hak-hak masyarakat, - amandemen UUD
45 mengangkat pasal-pasal untuk menjamin hak azasi rakyat.
• Transparansi dan digitalisasi teknologi informasi, meningkatkan
keterbukaan akses penyampaian aspirasi masyarakat.
• Peningkatan jumlah penyedia pelayanan dan kemudahan mobilitas
transportasi menyebabkan meningkatnya Persaingan antar penyedia
pelayanan.
PRINSIP
BIOETIKA
• RESPECT FOR PERSON (PENGHARGAAN PADA INDIVIDU): setiap
individu harus diperlakukan sebagai seorang yang otonom, dan
orang yang terkurangi otonominya harus dilindungi
• BENEFICENCE (mashlahat), setiap orang harus dilayani berlandaskan
pada prinsip kebaikan, dengan mengusahakan manfaat yang
maksimal (maximal benefits) dan menghindari kerugian.
• NON MALEFICENCE, tidak memberikan mudharat atau kerugian
pada setiap pasien.
• JUSTICE, memperlakukan semua individu secara adil.
DEFINISI MUTU
1.Mutu adalah lingkar kesempurnaan dari penampilan
sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956).
2.Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program
(Donabedian, 1980).
3.Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau
jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau
pemenuhn kebutuhan para pengguna (ISO 8402, 1986).
4.Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang
dipertemukan kebutuhan dari pelanggan dan oleh karena itu
memberikan kepuasan (J.M Juran: Juran's Quality Control
Handbook, 1988).
MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
• Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai
dengan standart dan kode etik profesi (Azrul Azwar, 1996).
• Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan
standart) dari suatu intervensi yang diketahui aman, dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk mengurangi angka kematian,
kesakitan, ketidak mampuan dan kekurangan gizi (Roemer dan Aquilar,
WHO, 1988).
• Donabedian, 1980: kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang
diharapkan dapat memaksimalkan standar kesehatan klien, yang
mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan
kerugian, yang semua itu merupakan penyelesaian proses dan hasil dari
pelayanan secara keseluruhan.
• Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah
derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif serta
diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika,
hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat
konsumen.
14 Langkah Untuk
Perbaikan Kualitas
Menurut Philip B.
Crosby :
DIMENSI MUTU
Cakupan dan kualitas kesehatan universal dalam komitmen global sebagai Universal Health
Coverage

• Tujuan menyeluruh UHC adalah agar semua orang yang membutuhkan


layanan kesehatan menerima perawatan berkualitas tinggi tanpa
kesulitan keuangan.
• Layanan kesehatan yang berkualitas meliputi promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan paliatif.
• Deklarasi Politik PBB tentang UHC yang diadopsi oleh para pemimpin
dunia pada September 2019 menegaskan kembali komitmen untuk secara
progresif mencakup satu miliar orang tambahan pada tahun 2023 dengan
layanan kesehatan esensial yang berkualitas, dengan tujuan untuk
mencakup semua orang di dunia pada tahun 2030.
1. AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN.

5. PENGUATAN TATA KELOLA,


2. KETERSEDIAAN & STRUKTUR ORGANISASI MUTU
KEPATUHAN TERHADAP & SISTEM KESEHATAN
STANDAR MUTU KLINIS & LAINNYA
KESELAMATAN PASIEN
6. KOMITMEN PEMERINTAH
3. BUDAYA MUTU DI PUSAT, DAERAH &
FASKES & PROGRAM. PEMANGKU KEBIJAKAN

4. PERAN DAN 7. DATA, INDIKATOR, SISTEM


PEMBERDAYAAN PASIEN, INFORMASI &
KELUARGA PENGEMBANGAN
DAN MASYARAKAT. PEMANFAATANNYA
STRATEGI PENINGKATAN MUTU 2020 - 2024
STRATEGI SASARAN

•Pemerataan Fasyankes dasar dan


rujukan yang bermutu melalui
intervensi peningkatan mutu
Meningkatkan
Terlaksananya
pemerataan •Penyempurnaan sistem akreditasi perbaikan dan
pelayanan (Standar dan Instrumen
Akreditasi, Sistem Informasi,
peningkatan
kesehatan dasar
dan rujukan yang
Penyelenggaraan Survei) mutu
bermutu bagi •PERBAIKAN TATA KELOLA MUTU pelayanan
(TKM)
masyarakat kesehatan di
•pengukuran indikator mutu
fasyankes
• Monitoring dan evaluasi
SASARAN & STRATEGI ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 – 2024
Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan menuju Cakupan Kesehatan Semesta

100

PENYEMPURNAAN SISTEM AKREDITASI


100 PELAYANAN KESEHATAN PEMERITAH DAN
SWASTA
Regulas
i
• Mutu, Keselamatan Pasien, PPI & K3
UU 36 /2009 TENTANG KESEHATAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DILAKSANAKAN SECARA BERTANGGUNG JAWAB, AMAN, BERMUTU, SERTA MERATA & NONDISKRIMINATIF (PS 19)
PEMERINTAH WAJIB MENETAPKAN STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN (PS 55 AY 1)
STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH (PS 55 AY 2)

MUTU KESELAMATAN PPI K3 di FASYANKES


PASIEN
PERMENKES NO PERMENKES NO 11 PERMENKES NO PERMENKES NO
46 TAHUN 2015 TAHUN 2017 27 TAHUN 2017 52 TAHUN 2019
PASAL 39 (1) PASAL 5 (1&2) PASAL 2 & 3 PASAL 3 & 11

AYAT 1.
PASAL 2 PASAL 3 (1)
Setiap faskes wajib menyelenggarakan
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini Setiap Fasyankes wajib
Dalam Upaya Peningkatan keselamatan pasien
meliputi pelaksanaanPPI di menyelenggarakan K3 di
Mutu Pelayanan, Puskesmas
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasyankes
Wajib Diakreditasi Secara AYAT 2.
berupa rumah sakit, PASAL 11 (4)
Berkala Paling Sedikit 3 Pembentukan sistem pelayanan yang
puskesmas,klinik, dan praktik Penilaian eksternal K3 di Fasyankes
(Tiga) Tahun Sekali. menerapkan:
mandiri tenaga kesehatan. sebagaimana dimaksud pada ayat
a.Standar keselamatan pasien
PASAL 3 (1) (2) dilaksanakan melalui akreditasi
b.Sasaran keselamatan pasien
Setiap Fasilitas Pelayanan Fasyankes sesuai dengan ketentuan
c.Tujuh langkah menuju keselamatan
Kesehatanharus melaksanakan PPI. peraturan perundang-undangan.
pasien
Mutu pelayanan
Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN Mengukur -Struktur
Memonitor -Proses
MUTU Mengendalikan
Memelihara -Outcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses

1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


Mengukur Indikator

Memonitor

Standar/
Mengendalikan
SPO

Ringkas, Rapih, Resik,


Memelihara Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan Siklus PDCA
PROFIL INDIKATOR

Judul Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa


yang akan diukur
Dasar Pemikiran Dasar pemilihan diukur
Dimensi Mutu meliputi efektif (effective), keselamatan pasien (safe),
berorientasi kepada pasien (people-centred), tepat-
waktu (timely), efisien (efficient), adil (Equitable) dan
terintegrasi (Integrated)
Tujuan Hasil yang ingin dicapai
DO Batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam
melakukan pengukuran indikator untuk menghindari
kerancuan
Tipe Indikator Struktur/ Input, Proses, Output, Outcome
Satuan Pengukuran Satuan atau dasar yang digunakan
Numerator Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam
populasi atau sampel yang memiliki karakteristik
Tertentu
Denumerator Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi
PROFIL INDIKATOR

Kriteria Inklusi, Eksklusi


Formula Rumus untuk menghasilkan nilai indikator
Dasar pemilihan diukur
Desain Pengumpulan Retrospektif , survei harian
Data
Sumber Data Data Primer, Data Sekunder
Besar Sampel Sesuai dengan kaidah statistik
Fre kuensi Kekerapan pengumpulan data
Pengumpulan Data
Periode Waktu Kurun waktu yang ditetapkan untuk melaporkan data
Pelaporan Data
Periode Analisa Data Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan
analisis
Penyajian Data Cara menampilkan data
Instrumen Tools yang digunakan
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Petugas di unit
TUGAS KELOMPOK UNTUK DISKUSI
DI BUAT DALAM BENTUK MAKALAH DAN PPT
• EVALUASI KEBIJAKAN KESEHATAN
• REFORMASI SISTEM KESEHATAN
• PERBANDINGAN SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA DAN NEGARA
LAINNYA (NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG)
• KEBIJAKAN DI INDONESIA TENTANG PELAYANAN KEBIDANAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai