Anda di halaman 1dari 64

MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

ARAH KEBIJAKAN DAN


STRATEGI PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif
dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi

Peningkatan Kesehatan Peningkatan Pembudayaan Gerakan Peningkatan


Percepatan
Ibu, Anak, KB, dan Pengendalian Masyarakat Hidup Sehat Pelayanan Kesehatan
Perbaikan Gizi
Kesehatan Reproduksi Penyakit (Germas) dan Pengawasan
Masyarakat
Obat dan Makanan
STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

REGISTRASI

LISENSI AKREDITASI

PENINGKATAN
PELAYANAN STATUS
PELAYANA BUDAY KESEHATAN
N A KESEHATAN &
KESEHATAN MUTU YANG KEPUASAN
AUDIT KLINIS SERTIFIKASI
BERMUTU PASIEN

PENGUKURAN
PELAPORAN IKP
MUTU “Tingkat Pelayanan yang dapat meningkatkan
outcome yang diharapkan, sesuai standar
pelayanan, perkembangan ilmu, hak pasien dan
keterlibatan pasien dan masyarakat”
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

5
STRATEGI PENINGKATAN MUTU
• TAHUN 2020 - 2024

Pemerataan Fasyankes dasar dan


rujukan yang bermutu melalui Terlaksananya akreditasi
intervensi peningkatan mutu
Fasyankes yang merata
Meningkatkan
pemerataan
pelayanan Penyempurnaan sistem akreditasi (Standar
kesehatan dan Instrumen Akreditasi, Sistem Informasi,
Penyelenggaraan Survei)
dasar dan Terlaksananya
rujukan yang pengukuran mutu
bermutu pelayanan kesehatan di
bagi fasyankes
Penguatan Sistem Manajemen Mutu
masyarakat (registrasi, lisensi, sertifikasi)
REGULASI
Mutu, Keselamatan Pasien, PPI & K3
UU 36 /2009 TENTANG KESEHATAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DILAKSANAKAN SECARA BERTANGGUNG JAWAB, AMAN, BERMUTU, SERTA MERATA & NONDISKRIMINATIF (PS 19)
PEMERINTAH WAJIB MENETAPKAN STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN (PS 55 AY 1)
STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH (PS 55 AY 2)

PERMENKES NO PERMENKES NO 30 PERMENKES NO PERMENKES NO 27 PERMENKES NO


34 TAHUN 2022 TAHUN 2022 11 TAHUN 2017 TAHUN 2017 52 TAHUN 2018
PASAL 3, 4, 5 PASAL 3 PASAL 2 & 3 PASAL 3 & 11
PASAL 5 (1&2)

AYAT 1. PASAL 3 (1)


PASAL 2
Faskes harus Setiap faskes wajib Ruang lingkup Peraturan
Setiap Fasyankes wajib
Ps 3 (1) menyelenggarakan K3 di
melakukan menyelenggarakan keselamatan Menteri ini meliputi
Fasyankes
Setiap FKTP wajib pasien pelaksanaanPPI di Fasilitas
akreditasi pengukuran AYAT 2. Pelayanan Kesehatan berupa PASAL 11 (4)
Ps 4 (1) dan evaluasi Pembentukan sistem pelayanan rumah sakit, Penilaian eksternal K3 di
Akreditasi berkala 5 yang menerapkan: puskesmas,klinik, dan praktik Fasyankes sebagaimana
tahun mutu sesuai a. Standar keselamatan pasien mandiri tenaga kesehatan. dimaksud pada ayat (2)
Ps 5 indikator b. Sasaran keselamatan pasien PASAL 3 (1) dilaksanakan melalui
Akreditasi sesuai standar c. Tujuh langkah Setiap Fasilitas Pelayanan akreditasi Fasyankes sesuai
mutu menuju Kesehatanharus melaksanakan dengan ketentuan peraturan
keselamatan pasien PPI. perundang-undangan.
MUTU
QUALITY
• Karakteristik (produk/servis) yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan/outcome yang diharapkan
• Bebas dari kesalahan/defisiensi
• Nyaman digunakan
• Pemenuhan terhadap persyaratan (pengguna)
PENILAIAN (JUDGMENT) TERHADAP MUTU
• Pada umumnya orang menilai sesuatu itu bermutu, dengan suatu gradasi:
• Terbaik (the best)
• Lumayan baik (better)
• Baik (OK….lah)
• Kurang bermutu
• Tidak bermutu

Maka perlu indikator untuk menilai apakah sesuatu itu bermutu


(indikator yang merepresentasikan mutu produk/layanan)
Quality Improvement

Pengguna menginginkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan/standar bahkan lebih

Maka Penyedia barang/jasa berupaya untuk memenuhi


standar dan mengupayakan perbaikan/peningkatan

Maka Penyedia barang/jasa perlu mengukur


kesesuaian terhadap kebutuhan/standar dan mengukur
keberhasilan suatu perbaikan/peningkatan
Kerangka
Kerja
Mutu
Pelayana
n
Mutu
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah
tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat
yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan,
dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.
(PMK 30/2022, Ps 1 ay 2)
PMK 30/2022 sebagai
Dasar Hukum pengukuran
INM
• Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
disebut Indikator Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk
menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di
praktik mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan unit
transfusi darah.
• Indikator Mutu digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan UTD
dalam pelaksanaan pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan Indikator Mutu yang ditetapkan. (pasal 2)
• Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan, dan UTD harus melakukan pengukuran
dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator
Mutu. (pasal 3)
• Present state
• Compare to standard
• Compare to competitors
(benchmarking)
• Monitor:
• Stability
• Improvement
• Deterioration
• Opportunity for
improvement

Source: Stamatis (1996)


TAHAPAN PENGUKURAN INDIKATOR MUTU

• a. pengumpulan data;
• b. validasi data;
• c. analisis data; dan
• d. pelaporan dan komunikasi.
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU FKTP

Konsep Peningkatan mutu FKTP sebagai sebuah sistem yang disebut Peningkatan dan
Penilaian Mutu (PPM) yang terdiri dari 2 sub, yaitu:
1. Peningkatan dan Penilaian Mutu Internal (PPMI)
2. Peningkatan dan Penilaian Mutu Eksternal (PPME)

Peningkatan dan Penilaian Mutu Internal (PPMI) merupakan kegiatan


sistemik dalam membangun budaya mutu yang dilakukan oleh
faskes difasilitasi oleh Tim Pembina Mutu Dinas Kesehatan
PPM Kabupaten/Kota yang berkoordinasi dengan Tim Pembina Mutu
Dinas Kesehatan Provinsi.

Peningkatan dan Penilaian Mutu Eksternal (PPME) merupakan


kegiatan penilaian mutu melalui akreditasi oleh Tim
Peningkatan dan Penilaian Mutu Eksternal (TPPME)
STRATEGI PENINGKATAN MUTU FASYANKES

6 INDIKATOR DI PKM

REGISTRASI &
LISENSI
PELAPORAN
INDIKATOR
IKP
MUTU
FASYANKE
S
Sarana

Prasarana AKREDITASI
TATA KELOLA
Alat Kesehatan
MUTU
Sumber Daya
Kesehatan

Continuous
Quality
Improvement
Indikator generik INM :
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan
b. APD
c. Identifikasi Pasien
d. Kepuasan pasien

Standar Keselamatan Pasien :


a. 7 Standar keselamatan pasien
Nilai wajib
b. 7 Langkah keselamatan pasien
> 80%
c. 6 Sasaran keselamatan pasien AKREDITASI

Continuous
Quality
Improvement
KESELAMATAN PASIEN
PERMENKES NO.11 TAHUN 2017 TENTANG
KESELAMATAN PASIEN Setiap fasilitas pelayanan
PASAL 1 kesehatan harus melakukan
pelaporan insiden kepada
KNKP (Permenkes nomor 11
tahun 2017 pasal 19 ayat
Suatu system yang membuat asuhan pasien lebih aman 1).
meliputi :

• ASSESMENT RESIKO
1

• IDENTIFIKASI & PENGELOLAAN RESIKO PASIEN


2

• PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN


3

• KEMAMPUAN BELAJAR DARI INSIDEN & TINDAK LANJUTNYA


4

• IMPLEMENTASI SOLUSI
5

14
7 standar, 7 langkah,6 sasarn
DEFINISI INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
(IKP)
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP): kejadian tidak
disengaja ketika memberikan yang asuhan kepada
DEFINISI (care
management problem (CMP) atau pasien
kondisi yang berhubungan
INSIDEN dengan
lingkungan di fasyankes termasuk infrastruktur, sarana prasarana
KESELAMATAN
(service delivery problem (SDP), yang dapat berpotensi atau telah
PASIEN (IKP)
menyebabkan bahaya bagi pasien.

Definisi kejadian sentinel dapat meliputi kejadian lainnya seperti


yang disyaratkan dalam peraturan atau dianggap sesuai oleh Klinik
untuk ditambahkan ke dalam daftar kejadian sentinel.

Tidak semua kesalahan menyebabkan kejadian sentinel, dan


tidak semua kejadian sentinelakibat suatu kesalahan.
6
DEFINISI JENIS INSIDEN

a. Kejadian Sentinel suatu kejadian


tidak berhubungan yangdengan
Sentinel
perjalanan
penyakit pasien atau
DEFINIS
yang mendasarinya yang terjadi pada
penyakit

pasien. I JENIS
b. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden
KPCS KTD INSIDEN
keselamatan pasien yang menyebabkan cedera pada
pasien.
c. Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden
keselamatan pasien yang sudah terpapar pada pasien
JENIS IKP namun tidak menyebabkan cedera.
d. Kejadian nyaris cedera (KNC) insiden keselamatan
pasien yang belum terpapar pada pasien.

KNC KTC e. Kondisi potensial cedera signifikan (KPCS)


adalah kondisi (selain dari proses penyakit atau
kondisi pasien itu sendiri) yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kejadian sentinel tapi
belum terjadi
Insiden

Pasien • Keluarga Pasien


• Pengunjung
• Karyawan
Laporan Insiden (Internal) ke atasan (max 48 jam)
Jenis Insiden : Sentinel, KTD, KNC,KTC, KPC

Grading Matriks Risiko Laporan Insiden


ke Komite K3
Investigasi (Sederhana /
Komprehensif (RCA)
(Lembar kerja
Investigasi)
Laporan Insiden Eksternal (e-report) ke KNKP
Jenis Insiden : Sentinel, KTD
2
ALUR PELAPORAN
ALUR PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) PASIEN (IKP)

P S C IN
UNIT
ATASAN PJ Mutu
H O S P I TA L Kepala
C E OKlinik
IHPSC
KNKP
PERSI
LINE M AN AG E R

INCIDENT
ADVERSE REPORT
INSIDEN
EVENT /
NEARMISS
48 HOUR

LINE
MANAGER A
Grading

TANGANI
TA K E
ACTION
PASIEN
BLUE / YELLOW/
GREEN RED

INVESTIGASI
SIMPLE
I N V E S SEDERHANA
T I G A T I O N (SIMPLE RCA
INCIDENT
REPORT & /
A+ B =C
B
SIMPLE
I N V E S T I G AT I O N

REKOMENDASI
RE COME NDATI ON

Analysis /
Regrading

RCA

EXTERNAL
Feed LEARNING / REPORT LAPORAN
REPEKSTERNAL
ORT
back (RE COMENDATION)

15
ALUR INVESTIGASI INSIDEN

1 : Lengkapi laporan Kejadian

Reporting
2 : Ka Unit memeriksa laporan Insiden dan membuat Grading Awal

3a Low 3b Moderate 3c High 3d Extreme


Ka Bgn / Unit

4a 4b
Investigasi Sederhana Investigasi Sederhana
1 2
minggu minggu
4c Investigasi
Investigasi & Analisa
5 PJ Mutu Komprehensif / AAM
• Menerima Insiden report yg lengkap diisi (RCA)
• Menganalisa Grading / Regrading Max : 45 hari (1,5 bln)

Pembelajaran
Feedback bulanan ke Unit terkait :
Lap Triwulan 6 Membuat Materi (Improve)
(Insiden yg sdh diupdate untuk
Ke Kepala Klinik untuk Pembelajaran membuat Trend Analisis)

Semua unit pelayanan


RISIKO
POTENSI
MASALAH TERJADI
ADA WAKTU UNTUK
RISIKO DITANGANI
SEDANG / SUDAH PREVENTIF
TERJADI
MASALAH
HARUS SEGERA
DI TANGANI

KOREKTIF
RISIKO KLINIS
(KESELAMATAN PASIEN)
MATRIKS GRADING RISIKO
SKOR RISIKO. : PROBABILITAS / FREKUENSI / LIKELIHOOD X
DAMPAK / SEVERITY / CONSEQUENCES
• Untuk memetakan risiko terhadap Probabilitas / Frekuensi dan Dampak / Konsekuensi
• Sebaiknya digunakan bersama-sama oleh pihak klinisi dan manajemen untuk menilai
insiden / risiko

Risk Matrix efektif :


• Mudah digunakan dan dimengerti
• Mempunyai deskripsi detil dan definisi
• Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada tingkat yang bisa ditoleransi
RISK GRADING MATRIX

 Untuk memetakan risiko terhadap Probabilitas / Frekuensi


dan Dampak / Konsekuensi

Risk Matrix efektif :


 Mudah digunakan dan dimengerti
 Mempunyai deskripsi detil dan definisi
SKOR RISIKO:
PROBABILITAS (FREKUENSI / LIKELIHOOD) X DAMPAK (SEVERITY /
CONSEQUENCES)

17
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan :
• untuk mengetahui data IKP berdasarkan laporan dan
pembelajaran keselamatan pasien di tingkat nasional
• Insiden yang dilaporkan ke SP2KN untuk mendukung
pembelajaran dan perbaikan secara Nasional
• Hasil kajian insiden akan memberikan informasi prioritas
nasional untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien Pelaporan IKP melalui
aplikasi mutu pelayanan
kesehatan
Apa yang dilaporkan ?
Internal : semua kejadian (5) Sentinel dan KTD, KNC, KTC,
KPCS 
dianalisis dan ditindaklanjuti oleh Puskesmas
Eksternal : ke KNKP : Sentinel, KTD, KNC, KTC
SISTEM PELAPORAN & PEMBELAJARAN KESELAMATAN
PASIEN NASIONAL (SP2KPN)

• SP2KPN adalah pusat data laporan insiden


keselamatan pasien yang merupakan bagian
dari Pasien (KNKP).
Komite Nasional Keselamatan
• Kemampuan mencegah dan melindungi pasien
terhadap insiden tergantung pada budaya
keselamatan pasien, salah satunya adalah pelaporan
insiden keselamatan pasien.
• Agar budaya keselamatan pasien dapat terwujud
maka perlu didukung Sistem Pelaporan dan
oleh
Pembelajaran Keselamatan Pasien di Puskesmas

16
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) DI PUSKESMAS
o Penggunaan Laporan
Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
mulai 1 Januari 2022.
Diharapkan seluruh
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan mengirimkan
laporan IKP, baik ada
ataupun nihil secara
periodik pada tiap akhir
bulan berjalan.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan o Laporan IKP dilakukan


nomor HK.02.02/I/4254/2021 tanggal 30 November 2021 melalui aplikasi e-report
tentang Penggunaan Aplikasi Laporan Insiden melalui alamat http://mutu
Keselamatan Pasien, Rumah Sakit, Laboratorium fasyankes.kemk es.go.id
Kesehatan dan Unit Transfusi Darah. kepada KNKP.

o Dinas Kesehatan Daerah


Provinsi dan
Kabupaten/Kota
diharapkan dapat
melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap e-
report di masing-masing
wilayah kerjanya.
MANAJEMEN RISIKO DALAM
PELAYANAN DI FKTP
KONSEP MANAJEMEN RISIKO
DAN KESELAMATAN PASIEN
 Risiko adalah kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa yang berdampak negatif
terhadap pencapaian sasaran organisasi
(PMK Nomor 25 thn 2019)

 Risiko adalah dampak


ketidakpastian mencapai tujuan
(ISO 31000)

DEFINISI Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif dan


kontinu meliputi identifikasi, analisis, evaluasi,
pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan, dan
pelaporan Risiko, termasuk berbagai strategi yang
dijalankan untuk mengelola Risiko dan potensinya. (PMK
25 thn 2019)

Manajemen Risiko adalah Kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi


untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan,
pengunjung dan organisasinya sendiRI (JCAHO)
SEBAB vs RISIKO vs AKIBAT
• SEBAB adalah fakta / masalah yang sudah SEBAB
Fakta

terjadi, / sedang terjadi tapi bukan risiko karena


bukan ketidakpastian.

• RISIKO adalah ketidakpastian yang mungkin


RISIKO Ketidakpastian
terjadi dan mungkin saja tidak terjadi yang negatif

• AKIBAT adalah alasan mengapa itu


Hasil yang mungkin
berdampak penting terhadap tujuan. AKIBAT terjadi

Risiko berada di antara sebab dan akibat.


Kita tidak bisa mengelola SEBAB karena itu FAKTA dan AKIBAT karena
MUNGKIN BELUM TERJADI.
YANG BISA KITA KELOLA ADALAH “RISIKO”
Penjelasan terstruktur dari sebuah risiko
memisahkan antara SEBAB, RISIKO, DAN
AKIBAT.
Karena petugas tidak mengidentifikasi pasien menggunakan
minimal 2 ID, mungkin saja sampel bisa tertukar, sehingga
hasil laboratorium terjadi kesalahan mengakibatkan kesalahan
diagnosis / tindakan

Karena Laboratorium belum menetapkan hasil kritis,


mungkin saja hasil lab terlambat dilaporkan sehingga
dapat terjadi keterlambatan penanganan pada pasien

Karena eye wash tidak tersedia di Laboratorium, mungkin


saja petugas tidak dapat segera membersihkan mata
saat terpercik sampel infeksius, sehingga dapat
mengakibatkan cedera pada petugas
Pendekatan dalam manajemen risiko
 Reaktif:
 Ada kejadian  dilakukan severity assessment  derajat risiko  dianalisis
(RCA)  ditindaklanjuti

 Proaktif:
 Tidak ada kejadian  lakukan identifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi
 dilakukan analisis (severity assessment)  upaya meminimalkan 
disusun register risiko
 Suatu proses yang berpotensi banyak risiko  dilakukan disain ulang
(FMEA)  proses yang sudah didisain ulang
Identifikasi risiko
Adalah pemeriksaan apa yang ada di dalam organisasi,
yang dapat mengakibatkan cedera pada individu,
sehingga bisa ditentukan apakah organisasi sudah
mengambil tindakan pencegahan (prevent), mitigate,
mendeteksi error yang dapat menyebabkan cedera
(harm)
Dapat diidentifikasi dari Hasil Audit, Komplain, Klaim,
Incidents, Brainstorming
ANALISIS RISIKO
DILAKUKAN
DENGAN ALAT SBB:
Severity assessment
Risk Register
HVA
PHRAT
RCA
FMEA
SEVERITY
ASSESSMENT
Menentukan derajat risiko:
Variabel yang digunakan untuk menilai
severity:
• Dampak risiko

• Probabilitas
RISK MATRIX GRADING

PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian aktual


1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun


3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan


RISK MATRIX GRADING

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil


2 Minor Dapat DA
diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate  Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau
M
intelektual secara semipermanent / reversibel / tidak
berhubungan dengan penyakit
 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Major Cedera luas P
Kehilangan fungsi utama permanent (motorik, sensorik,
A
psikologis, intelektual), permanen / irreversibel/ tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Cathastropic Kematian yangtidak
perjalanan penyakit. K
berhubungan dengan
Potencial Concequences
Frekuensi/
Likelihood Insignificant Minor Moderate Major 4 Catastropic
1 2 3 5

Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Tiap mgg /bln)
5

Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Bebrp x /thn) 4

Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme


(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x)
2

Sangat jarang sekali (>5 Low Low Moderate High Extreme


thn/x) 1

Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & urgent Immediate review &
Clinician should assess the treatment should be action required at Board
consequences againts cost of undertaken by senior level. Director must be
(Tindak lanjut treating the risk management informed
(Manajer analisa dampak yg (Analisa detail & urget (RCA) (Analisa segera (RCA) di
sesuai SPO) akan timbul terkait cost) oleh Manajemen senior) BOD. Dirut di
20 informasikan
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(SANGAT TINGGI) membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai
ke Pimpinan Faskes
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(TINGGI) kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta
membutuhkan tindakan Pimpinan Faskes

MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana


(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis/unit
kerja sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya
& kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana
(RENDAH) paling lama 1 minggu diselesaikan dng prosedur
rutin
Dampak terhadap pencapaian tujuan program

Level dampak Nilai Penjelasan

Sangat rendah 1 Tidak berdampak pada pencapaian tujuan

Rendah 2 Mengganggu pencapaian tujuan


Sedang 3 Mengganggu pencapaian tujuan secara signifikan
Tinggi 4 Sebagian tujuan gagal dilaksanakan
Sangat tinggi 5 Sebagian besar tujuan gagal dilaksanakan
     

Sumber PMK 25/2019


Dampak terhadap pelayanan
Level dampak Nilai Penjelasan

Dampak
Sangat rendah 1 Agak mengganggu pelayanan

Rendah terhadap
2 Cukup mengganggu pelayanan
Sedang

Tinggi
pelayanan
3

4
Mengganggu pelayanan secara
signifikan
Mengganggu pelayanan lebih dari 2
hari, tetapi kurang dari 1 minggu

Sangat tinggi 5 Mengganggu pelayanan lebih dari 1


minggu
     

Sumber PMK 25/2019


Dampak kerugian
Level dampak Nilai Penjelasan

Sangat rendah Dampak


1 Kerugian material sedikit tidak mempengaruhi
proses kerja organisasi
Rendah kerugian
2 Kerugian material sedikit mempengaruhi proses
kerja organisasi
Sedang 3 Kerugian keuangan cukup besar
Tinggi 4 Kerugian besar bagi organisasi baik keuangan
maupun non keuangan
Sangat tinggi 5 Kerugian sangat besar bagi organisasi baik
keuangan maupun non keuangan

Sumber PMK 25/2019


Derajat Risiko

Derajat Risiko
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Reduksi/ Eliminasi Potensial Mitigasi dampak saat
Menghindari / tidak risiko
terlibat dalam kegiatan yang Kerugian: pertama kejadian dan
menawarkan lebih banyak • Inspeksi fasilitas reduksi kerugian
risiko daripada peluang • SOP Hasil kritis selanjtnya :
• Orientasi & edukasi
Splrinkler System
• Survey kepuasan pasien
Manajemen risiko dalam pelayanan klinis
Clinical risk
Clinical Risk Management adalah meminimalkan risiko terhadap
pasien :
management
 dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama
mendapat asuhan klinis,
 mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi
kesalahan/risiko,
 belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event,
 memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi
kesalahan/risiko, dan
 membangun sistem untuk mengurangi terjadinya risiko.
Elemen struktur dari manajemen risiko

 Authority : siapa yang


bertanggung jawab
 Visibility: manager maupun
program-programnya
 Communication
 Coordination
 Accountability
Lingkup program manajemen risiko
(McCaffrey & Hagg-Rickert,2003)

 Patient care related risk: risiko yang terkait dengan pelayanan pasien
 Clinical staff related risk: risiko yang terkait dengan staf klinis dalam
bekerja
 Employee related risk: risiko yang terkait dengan staf yang lain
dalam bekerja
 Property related risk: risiko akibat kondisi prasarana dan sarana
 Financial risk: penyalahgunaan asset, penyalahgunaan laporan
keuangan, ketidak disiplinan dalam pencatatan keuangan
 Other risk: risiko lain yang tidak termasuk di atas, misalnya ambulans
mengalami kecelakaan.
MENYUSUN REGISTER
RISIKO
RISIKO YANG MUNGKIN
TERJADI AKIBAT
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN OLEH FKTP
CONTOH DI PUSKESMAS:
RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN UKM
RISIKO YANG TERKAIT
DENGAN KONDISI SARANA,
PRASARANA, DAN
PERALATAN YANG ADA DI
PUSKEMAS
REGISTER RISIKO
A tool for documenting risks, and actions to manage each risk. (alat untuk
mendokumentasikan risiko-risiko dan tindakan untuk mengelola tiap risiko
tersebut)
The Risk Register is essential to the successful management of risk. (register risiko
merupakan kunci keberhasilan dalam mengelola risiko)
As risks are identified they are logged on the register and actions are taken to
respond to the risk. (risiko-risiko yang diidentifikasi dicatat dan disusun tindakan
untuk merespons risiko-risiko tersebut)
Source: Risk Register Definition | How to use a Risk Register with sample
Template https://www.stakeholdermap.com/risk/risk-register.html
ISI REGISTER RISIKO
UNIT KERJA/KEGIATAN PELAYANAN
RISIKO-RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI
ISI REGISTER
TINGKAT RISIKO (DIHITUNG DENGAN MEMPERHATIKAN DAMPAK RISIKO DAN
KEMUNGKINAN TERJADINYA)
RISIKO
PENYEBAB TERJADINYA
AKIBAT JIKA TERPAPAR
UPAYA PENANGANAN YANG PERNAH DILAKUKAN
PENCEGAHAN AGAR TIDAK TERJADI LAGI
PENANGGUNG JAWAB
PELAPORAN
CONTOH REGISTER RISIKO

Anda mungkin juga menyukai